Anda di halaman 1dari 29

SGD 11 LBM 1 TROPIS

Step 1

Step 2

1. Bagaimana morfologi, siklus hidup dari masing-masing nyamuk, sifat, dan


jenis?
2. Bagaimana cara transmisi virus dari nyamuk ke pasien?
3. Mengapa mengalami pusing, pegal-pegal, tidak mau makan dan minum?
4. Mengapa sudah diberi obat penurun panas tetapi tidak berubah?
5. Mengapa pasien mengeluhkan demam mendadak dan tinggi sejak 4 hari
yang lalu?
6. Sebutkan macam macam demam?
7. Mengapa pasien mengeluh perut sakit dan muntah jika makan?
8. Apa hubungan keluhan penderita dengan riwayat tetangga yang juga
mengalami keluhan seperti ini?
9. Apa etiologi dari skenario?
10.Apa faktor resiko dari skenario?
11.Bagaimana alur penegakkan diagnosis dan pemeriksaan fisik?
12.Bagaimana pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan pada skenario ini?
13.Apa manifestasi klinis selain yang di skenario?
14.Apa diagnosis dan DD dari skenario?
15.Bagaimana pencegahan dari skenario?
16.Bagaimana edukasi yang diberikan pada kasus di skenario?
17.Apa penatalaksaan dari skenario?

Step 3

1. Bagaimana morfologi, siklus hidup dari masing-masing nyamuk, sifat, dan


jenis?
Kepala : probosis (saat menempel)
Insecta : anopelini, culex, aides

Anopelini Culex Aedes


Siklus hidup : telur (100-
300 telur)jentik (di
air) larva (pertumbuhan
4 tahap)pupa
(kepompong/fase istirahat
untuk membentuk
bagian-bagian
tubuh)keluar dari
kepompong jika nyamuk
bersentuhan dengan
udara
Nyamuk jantan dan Terdapat 4 serotipe :
betina siklus hidupnya DEN-1, DEN-2, DEN-3
hampir sama (paling banyak), DEN-4.
Adanya kombinasi ini
akan menghasilkan
berbagai penyakit seperti
cikungunya, yellow fever,
dll
Tidak ada perbedaan Proboscis nya lebih Sayap dan badan belang-
panjang antara probosis panjang dari aedes. belang, di air jernih
dengan palpus maxillaris Antena berambut lebat
(jantan), berambut
sedikit (betina), palpus
maxillaris lebih panjang
dari pada proboscis
Jarak terbang sekitar 100
m
Sering menghisap pada Tahan terhadap suhu
malam hari, saat panas, kelembapan. Saat
menghisap kepala culex menghisap kepala aedes
menghadap ke atas menghadap ke bawah
Nyamuk betina aedes biasanya menghisap darah karena untuk
mematangkan telur
Sporozoa : plasmodium (parasit) transmisi dengan nyamuk, malaria,
falciform, vivax
2. Bagaimana cara transmisi virus dari nyamuk ke pasien?
Malaria : Sporozoid manusi hepatosit schizont gametosit
makrogametosit ookinate oosit sporozoid nyamuk
Aedes : virus dengue dibawa oleh aedes albopictus manusia virus
bereplikasi di nodus limfatikus regional menyebar ke jaringan lain
terutama retikuloendothelial dan kulit kompleks virus antibodi dalam
sirkulsi darah mengaktivasi sistem komplemen melepas anafilatoksin
C3a dan C5a (polipeptida seperti sitokin, dimiliki sel mieloid pada
CD4,CD8) sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat
peningkatan permebilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor 5
merangsang faktor hageman (faktor XII) pembentukan intravaskuler
yang meluas peningkatan permeabilitas darah
Berkembang dalam 8-10 hari dengan air liur, 4-6 hari demam

Proses virion di dalam sel


Pengikatan endositosis fusi membran endosom-virion pelepasan
selubung translasi dan proses poliprotein replikasi virus morfoginasi
virion transfer virion matur pelepasan virion menginfeksi sel lainnya.
Mengapa sporozoid tidak langsung ke eritrosit?

3. Mengapa mengalami pusing, pegal-pegal, tidak mau makan dan minum?


Pegal pegal peningkatan permeabilitas pembuluh darah kebocoran
plasma penurunan cairan intravaskuler tetapi terjadi peningkatan
viskositas pembuluh darah aliran terhambat suplay oksigen tidak
adekuat metabolisme anaerob penimbunan asam laktat di jaringan
iritasi ujung-ujung saraf oleh asam laktat nyeri
Metabolisme anaerob menghasilkan energi kurang dari pada
metabolisme aerob terjadi penurunan energi pada pasien
Virus dapat menyerang ke sutul supresi sutul hemopoiesis terganggu
TNF alfa melalui hormon leptin leptin meningkat tidak ingin makan dan
minum
Kebutuhan oksigen meningkat di otak pusing, shock
Gangguan hemodinamik, kesadaran menurun
4. Mengapa sudah diberi obat penurun panas tetapi tidak berubah?
5. Mengapa pasien mengeluhkan demam mendadak dan tinggi sejak 4 hari
yang lalu?
6. Sebutkan macam macam demam?
7. Mengapa pasien mengeluh perut sakit dan muntah jika makan?
8. Apa hubungan keluhan penderita dengan riwayat tetangga yang juga
mengalami keluhan seperti ini?
9. Apa etiologi dari skenario?
10.Apa faktor resiko dari skenario?
11.Bagaimana alur penegakkan diagnosis dan pemeriksaan fisik?
12.Bagaimana pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan pada skenario ini?
13.Apa manifestasi klinis selain yang di skenario?
14.Apa diagnosis dan DD dari skenario? (dalam bentuk tabel)
15.Bagaimana pencegahan dari skenario?
16.Bagaimana edukasi yang diberikan pada kasus di skenario?
17.Apa penatalaksaan dari skenario? (kapan dirawat inap dan kapan tidak
dirawat inap)

Demam 4 hari curiga


infeksi oleh virus yang
dibawa oleh nyamuk

DBD : ZIKA : Cikungunya :


morfologi morfologi, morfologi,
sifat, siklus sifat, siklus sifat, siklus

Bentuk Vektor Host


ukuran
STEP 7

1. Bagaimana morfologi, siklus hidup dari masing-masing nyamuk, sifat, dan


jenis?
a. Anopheles
Morfologi
Larva

Insektor mempunyai satu pasang antena dan tiga pasang kaki. Dalam
daur hidupnya terjadi beberapa perubahan yaitu perubahan bentuk,
perubahan sifat hidup dan perubahan struktur bagian dalam insekta atau
juga metamorfosis.
Klasifikasi
Pylum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Diptera
Genus : Anopheles
Ciri-ciri nyamuk Anopheles
1) Kepala anophelni jantan memiliki antena yang berambut lebat
(plumose), palpus terdiri atas probosis dengan ujung agak bulat.
2) Kepala betina memiliki venasi sayap kosta dan subkosta.
3) Bentuk tubuh kecil dan pendek
4) Antara palpi dan proboscis sama panjang
5) Menyebabkan penyakit malaria
6) Pada saat hinggap membentu sudut 90
7) Warna tubunya coklat kehitaman
8) Bentuk sayap simetris,bercak dan sisik gelap terang.
9) Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah
Siklus Hidup

Anopheles mengalami metamorfosis sempurna yaitu stadium telur,


larva, kepompong, dan dewasa yang berlangsung selama 7-14 hari.
Tahapan ini dibagi ke dalam 2 (dua) perbedaan habitatnya yaitu
lingkungan air (aquatik) dan di daratan (terrestrial). Nyamuk
dewasa muncul dari lingkungan aquatik ke lingkungan terresterial
setelah menyelesaikan daur hidupnya. Oleh sebab itu, keberadaan
air sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup nyamuk, terutama
masa larva dan pupa. Nyamuk Anopheles betina dewasa
meletakkan 50-200 telur satu persatu di dalam air atau
bergerombol tetapi saling lepas. Telur Anopheles mempunyai alat
pengapung dan untuk menjadi larva dibutuhkan waktu selama 2
sampai 3 hari, atau 2 sampai 3 minggu pada iklim-iklim lebih dingin.
Pertumbuhan larva dipengaruhi faktor suhu, nutrien, ada tidaknya
binatang predator yang berlangsung sekitar 7 sampai 20 hari
bergantung pada suhu. Kepompong 9 (pupa) merupakan stadium
terakhir di lingkungan aquatik dan tidak memerlukan makanan.
Pada stadium ini terjadi proses pembentukan alatalat tubuh nyamuk
seperti alat kelamin, sayap dan kaki. Lama stadium pupa pada
nyamuk jantan antara 1 sampai 2 jam lebih pendek dari pupa
nyamuk betina, karenanya nyamuk jantan akan muncul kira-kira
satu hari lebih awal daripada nyamuk betina yang berasal dari satu
kelompok telur. Stadium pupa ini memakan waktu lebih kurang 2
sampai dengan 4 hari.

Transmisi Virus dari Nyamuk ke Host


Biasanya 20-30 sporozoit ditransmisikan ke host oleh gigitan nyamuk tunggal
dan beberapa sporozoit cepat mencapai hati dari tuan rumah melalui sirkulasi
darah dan dengan demikian menyerang hepatosit. Sekali di dalam hepatosit,
parasit mengalami divisi aseksual dan berkembang menjadi skizon hati dalam
hepatosit yang terinfeksi selama periode sekitar 1-2 minggu, tergantung pada
spesies Plasmodium.
Tahap awal pembangunan dalam hati terjadi di luar aliran darah, Tahap hati
umumnya disebut sebagai tahap exo-erythrocytic. Pada akhir tahap hati
pembangunan, sporozoite tunggal dapat berkembang menjadi skizon yang berisi
ribuan parasit putri yang mengisi hepatosit. Terinfeksi hepatosit meledak dan
melepaskan banyak merozoit ke dalam aliran darah.
P. falciparum dapat menyelesaikan tahap hati ini dalam waktu 7 hari dan masing-
masing dari sporozoit nya memproduksi sekitar 40.000 parasit putri; P. vivax, 6-8
hari dan 10.000 merozoit; P. malariae, 12-16 hari dan 2000 merozoit; P. ovale, 9
hari dan 15.000 merozoit.
Tahap pembangunan selanjutnya, disebut tahap erythrocytic atau darah, dimulai
ketika exo-erythrocytic merozoit dari hati menyerang sel-sel darah merah (sel
darah merah). Merozoit dari P. falciparum dapat menginfeksi sel darah merah
dari segala usia, sedangkan yang dari P. Vivax dan P. ovale menginfeksi
retikulosit dan orang-orang dari P. malariae menyerang sel darah merah hanya
lebih tua. Tak lama belakang merozoit dilepaskan dari hepatosit, mereka
menyerang sel darah merah dan selama 2 atau 3 hari, mengembangkan secara
aseksual. Tahap-tahap perkembangan aseksual termasuk cincin (trofozoit awal),
trofozoit dan tahap skizon.
Diagnosis malaria dapat dibuat pada kation identifi parasit dalam eritrosit pada
pap darah Giemsa bernoda. Penampilan yang berbeda dari tahap-tahap
pengembangan Giemsa bernoda pap darah tipis, memungkinkan seseorang
untuk menentukan spesies tertentu menginfeksi host. Tahap cincin namanya
berasal dari penampilan cincin seperti meterai, dengan inti biru bernoda dan
cincin merah muda bernoda sitoplasma. Trofozoit adalah tahap makan parasit
dan berisi inti tunggal dengan pigmen butiran, disebut hemozoin (produk
hemoglobin pencernaan), yang terletak di dalam sitoplasma parasit. Tahap
skizon diprakarsai oleh pembagian inti trofozoit. divisi nuklir lebih lanjut
mengarah ke pembesaran parasit. Setiap inti individu maka menjadi dikelilingi
oleh parasit sitoplasma untuk membentuk merozoit .Pada pematangan,
semburan skizon dan melepaskan merozoit ke dalam darah sirkulasi. Sebagian
besar merozoit dirilis kembali menginvasi eritrosit baru, sehingga mengulangi
siklus hidup aseksual mereka (siklus tahap darah).

Proses di Dalam Tubuh Nyamuk


Invasi eritrosit oleh merozoit memprakarsai perkembangan seksual bukan
pengembangan aseksual. Dengan demikian, merozoit dapat berkembang
menjadi gametosit jantan (microgametocytes) atau gametosit betina
(macrogametocytes). gametosit ini dapat mengembangkan lebih lanjut hanya
ketika mereka diambil oleh spesies yang tepat Nyamuk Anopheles selama makan
darah, kemudian
kawin dalam usus nyamuk , tuan rumah definitif. Parasit akhirnya menjadi
sporozoit, yang mencapai kelenjar ludah nyamuk. Dengan gigitan berikutnya,
terinfeksi nyamuk melepaskan sporozoit ke dalam host, sehingga melengkapi
siklus hidup.

Perilaku Nyamuk Anopheles sp. Nyamuk betina merupakan nyamuk yang


aktif menggigit karena memerlukan darah untuk perkembangan telurnya.
Pada saat nyamuk aktif mencari darah maka nyamuk akan terbang
berkeliling untuk mencari rangsangan dari hospes yang cocok. Beberapa
faktor seperti keberadaan hospes, tempat menggigit, frekwensi menggigit
dan waktu menggigit merupakan hal dasar yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pengamatan perilaku nyamuk menghisap darah. Berdasarkan
obyek yang digigit (hospes), nyamuk dibedakan menjadi antrofilik, zoofilik,
dan indiscriminate biter. Nyamuk antrofilik adalah nyamuk yang lebih suka
menghisap darah manusia, dan dikategorikan zoofilik apabila nyamuk
lebih suka menghisap darah hewan. Apabila nyamuk menghisap darah
tanpa kesukaan tertentu terhadap hospes disebut indiscriminate biter.
Nyamuk akan menghisap darah dari hospes lain yang tersedia apabila
darah hospes yang disukai tidak ada. Hal ini disebabkan 10 adanya suhu
dan kelembaban yang dapat menyebabkan nyamuk
berorientasi terhadap hospes tertentu dengan jarak yang cukup jauh dan
adanya bau spesifik dari hospes. Selain berdasarkan objek yang digigit,
berdasarkan tempat menggigitnya nyamuk juga dapat dibedakan menjadi
eksofagik dan endofagik. Nyamuk dikatakan eksofagik apabila nyamuk
lebih suka menggigit di luar rumah dan dikatakan endofagik apabila
nyamuk lebih suka menggigit di dalam rumah. Namun nyamuk yang
bersifat eksofagik dapat bersifat endofagik apabila terdapat hospes yang
cocok di dalam rumah (Rumbiak, 2006). Frekuensi menggigit nyamuk
dipengaruhi oleh siklus gonotropik dan waktu mengggigit. Nyamuk dengan
siklus gonotropik dua hari akan lebih efisien untuk menjadi vektor
dibandingkan dengan nyamuk yang mempunyai siklus gonotropik tiga
hari. Nyamuk yang menggigit beberapa kali untuk satu siklus gonotropik
akan menjadi vektor yang lebih efisien dari pada nyamuk yang hanya
menggigit satu kali untuk satu siklus gonotropiknya. Siklus gonotropik juga
dipengaruhi oleh suhu dan tersedianya genangan air untuk tempat
bertelur. Waktu menggigit harus diperhatikan, seperti nyamuk Anopheles
yang menggigit pada malam hari. Pada waktu malam hari pada umumnya
manusia sedang beristirahat atau sedang tidur, mungkin satu kali
menggigit sudah cukup untuk satu siklus gonotropik (Depkes RI, 2001).
Berdasarkan waktu menggigit, secara umum nyamuk Anopheles aktif
mencari darah pada waktu malam hari, mulai dari senja hingga tengah 11
malam tetapi ada pula yang mulai tengah malam hingga menjelang pagi
(Depkes, 2004)

b. Aedes Aegypti
Morfologi

Aedes aegypti Nyamuk Aedes aegypti dapat menularkan penyakit demam


berdarah dengue (DBD) melalui tusukanya. Nyamuk ini berwarna gelap
yang dapat diketahui dari adanya garis putih keperakan dengan bentuk
lyre pada toraknya dan mempunyai gelang putih pada bagian pangkal
kaki,proboscis bersisik hitam. (Suroso Thomas,1998).
Klasifikasi :
Pylum : Arthropoda
Kelas : Aceloterata
Class : Insekta
Ordo : Diptera
Genus : Aedes
Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti :
1) Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-bintik
serta berwarna hitam.
2) Pada sayap aedes memiliki sisik sempit panjang dengan ujung yang
runcing
3) Aedes dewasa memiliki abdomen dengan ujung lancip, warna hitam
dengan belang putih pada abdomen dan kaki.
4) Tidak membentuk sudut 90
5) Penyebaran penyakitnya yaitu pagi atau sore
6) Hidup di air bersih serta ditempat-tempat lain yaitu kaleng-kaleng
bekas yang bisa menampung air hujan
7) Penularan penyakit dengan cara membagi diri.
8) Menyebabkan penyakit DBD.

Siklus Hidup

Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosa sempurna, yaitu


dari bentuk telur, jentik, kepompong dan nyamuk dewasa. Stadium
telur, jentik, dan kepompong hidup di dalam air (aquatik),
sedangkan nyamuk hidup secara teresterial (di udara bebas). Pada
umumnya telur akan menetas menjadi larva dalam waktu kira-kira 2
hari setelah telur terendam air. Nyamuk betina meletakkan telur di
dinding wadah di atas permukaan air dalam keadaan menempel
pada dinding perindukannya. Nyamuk betina setiap kali bertelur
dapat mengeluarkan telurnya sebanyak 100 butir. Fase aquatik
berlangsung selama 8-12 hari yaitu stadium jentik berlangsung 6-8
hari, dan stadium kepompong (pupa) berlangsung 2-4 hari.
Pertumbuhan mulai dari telur sampai menjadi nyamuk dewasa
berlangsung selama 10- 14 hari. Umur nyamuk dapat mencapai 2-3
bulan.
c. Culex
Nyamuk dewasa dapat berukuran 4 10 mm (0,16 0,4 inci). Dan dalam
morfologinya nyamuk memiliki tiga bagian tubuh umum: kepala, dada,
dan perut. Nyamuk Culex yang banyak di temukan di Indonesia yaitu jenis
Culex quinquefasciatus.
a. Klasifikasi
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Family : Culicidae,
Genus : Culex;
b. Ciri-ciri Culex :
1) Culex betina memiliki antena berambut jarang (pilose) palpus lebih
pendek daripada probocsis.
2) Culex jantan memiliki antena berambut lebat (plumose), palpus sama
atau melebihi panjang proboscis.
3) Palpi lebih pendek dari pada probocis.
4) Bentuk sayap simetris.
5) Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa.
6) Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
7) Menyebabkan penyakit filariasis
Siklus Hidup

o Telur
Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir
telur. Setiap spesies nyamuk mempunyai kebiasaan yang
berbeda-beda. Nyamuk Culex sp meletakan telurnya diatas
permukaan air secara bergelombolan dan bersatu
membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.
o Larva
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu
2-3 hari. Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi
oleh faktor temperature, tempat perindukan dan ada
tidaknya hewan predator. Pada kondisi optimum waktu yang
dibutuhkan mulai dari penetasan sampai dewasa kurang
lebih 5 hari
o Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada
di dalam air, pada stadium ini tidak memerlukan makanan
dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang,
stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu
sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5
hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak
akan makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi
nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.
o Dewasa
Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan
kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi akan
menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan
sumber protein yang esensial untuk mematangkan telur.
Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan waktu
sekitar 10 sampai 12 hari.
Sumber :
Abay R. Satoskar, et all. 2009. Medical Parasitology. Texas, USA: Landes
Bioscience.
Depkes RI. 2004. Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Ditjen
P2MPL. Jakarta
Rinidar. 2010. Pemodelan Kontrol Malaria Melalui Pengelolaan Terintegrasi
Di Kemukiman Lamteuba, Nangroe Aceh Darussalam.
Rumbiak, H. 2006. Situasi Penyakit Parasitik pada Manusia di Propinsi
Lampung. Makalah Seminar Pengendalian Penyakit Parasitik Manusia dan
Hewan pada Era Desentralisasi. Perkumpulan Pemberantasan Penyakit
Parasitik Indonesia Cabang Bandar Lampung.

2. Bagaimana cara transmisi virus dari nyamuk ke pasien?


Biasanya 20-30 sporozoit ditransmisikan ke host oleh gigitan nyamuk tunggal
dan beberapa sporozoit cepat mencapai hati dari tuan rumah melalui sirkulasi
darah dan dengan demikian menyerang hepatosit. Sekali di dalam hepatosit,
parasit mengalami divisi aseksual dan berkembang menjadi skizon hati dalam
hepatosit yang terinfeksi selama periode sekitar 1-2 minggu, tergantung pada
spesies Plasmodium.
Tahap awal pembangunan dalam hati terjadi di luar aliran darah, Tahap hati
umumnya disebut sebagai tahap exo-erythrocytic. Pada akhir tahap hati
pembangunan, sporozoite tunggal dapat berkembang menjadi skizon yang berisi
ribuan parasit putri yang mengisi hepatosit. Terinfeksi hepatosit meledak dan
melepaskan banyak merozoit ke dalam aliran darah.
P. falciparum dapat menyelesaikan tahap hati ini dalam waktu 7 hari dan masing-
masing dari sporozoit nya memproduksi sekitar 40.000 parasit putri; P. vivax, 6-8
hari dan 10.000 merozoit; P. malariae, 12-16 hari dan 2000 merozoit; P. ovale, 9
hari dan 15.000 merozoit.
Tahap pembangunan selanjutnya, disebut tahap erythrocytic atau darah, dimulai
ketika exo-erythrocytic merozoit dari hati menyerang sel-sel darah merah (sel
darah merah). Merozoit dari P. falciparum dapat menginfeksi sel darah merah
dari segala usia, sedangkan yang dari P. Vivax dan P. ovale menginfeksi
retikulosit dan orang-orang dari P. malariae menyerang sel darah merah hanya
lebih tua. Tak lama belakang merozoit dilepaskan dari hepatosit, mereka
menyerang sel darah merah dan selama 2 atau 3 hari, mengembangkan secara
aseksual. Tahap-tahap perkembangan aseksual termasuk cincin (trofozoit awal),
trofozoit dan tahap skizon.
Diagnosis malaria dapat dibuat pada kation identifi parasit dalam eritrosit pada
pap darah Giemsa bernoda. Penampilan yang berbeda dari tahap-tahap
pengembangan Giemsa bernoda pap darah tipis, memungkinkan seseorang
untuk menentukan spesies tertentu menginfeksi host. Tahap cincin namanya
berasal dari penampilan cincin seperti meterai, dengan inti biru bernoda dan
cincin merah muda bernoda sitoplasma. Trofozoit adalah tahap makan parasit
dan berisi inti tunggal dengan pigmen butiran, disebut hemozoin (produk
hemoglobin pencernaan), yang terletak di dalam sitoplasma parasit. Tahap
skizon diprakarsai oleh pembagian inti trofozoit. divisi nuklir lebih lanjut
mengarah ke pembesaran parasit. Setiap inti individu maka menjadi dikelilingi
oleh parasit sitoplasma untuk membentuk merozoit .Pada pematangan,
semburan skizon dan melepaskan merozoit ke dalam darah sirkulasi. Sebagian
besar merozoit dirilis kembali menginvasi eritrosit baru, sehingga mengulangi
siklus hidup aseksual mereka (siklus tahap darah).

Proses di Dalam Tubuh Nyamuk


Invasi eritrosit oleh merozoit memprakarsai perkembangan seksual bukan
pengembangan aseksual. Dengan demikian, merozoit dapat berkembang
menjadi gametosit jantan (microgametocytes) atau gametosit betina
(macrogametocytes). gametosit ini dapat mengembangkan lebih lanjut hanya
ketika mereka diambil oleh spesies yang tepat Nyamuk Anopheles selama makan
darah, kemudian
kawin dalam usus nyamuk , tuan rumah definitif. Parasit akhirnya menjadi
sporozoit, yang mencapai kelenjar ludah nyamuk. Dengan gigitan berikutnya,
terinfeksi nyamuk melepaskan sporozoit ke dalam host, sehingga melengkapi
siklus hidup.

Sumber : Abay R. Satoskar, et all. 2009. Medical Parasitology. Texas, USA: Landes
Bioscience

Virus ini termasuk famili Flaviviridae yang berukuran kecil sekali yaitu 35-
45 mm. Virus ini dapat tetap hidup (survive) di alam ini melalui 2
mekanisme. Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk,
dimana virus yang ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya yang
nantinya akan menjadi nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk
jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual. Mekanisme kedua,
transmisi virus dari nyamuk ke dalam tubuh manusia dan sebaliknya.
Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada
manusia yang pada saat itu sedang mengandung virus dengue pada
darahnya (viremia). Virus yang sampai ke lambung nyamuk akan
mengalami replikasi (memecah diri/berkembang biak), kemudian akan
migrasi yang akhirnya akan sampai di kelejar ludah. Virus yang berada di
lokasi ini setiap saat siap untuk dimasukkan ke dalam tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk (Darmowandowo, 2001).

3. Mengapa mengalami pusing, pegal-pegal, tidak mau makan dan minum?


4. Mengapa sudah diberi obat penurun panas tetapi tidak berubah?
Antivirus DHF belum ditemukan Obat penurun panas hanya untuk
mengurangi symptom Virus tetap bereplikasi Panas tetap naik.

Tatalaksana DBD fase demam tidak berbeda dengan tatalaksana DD,


bersifat simtomatik dansuportif yaitu pemberian cairan oral untuk
mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena
tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang berlebihan, maka cairan
intravena rumatan perlu diberikan. Antipiretik kadang-kadang diperlukan,
tetapi perlu diperhatikan bahwa antipiretik tidak dapat mengurangi lama
~demam pada 7BD. Parasetamoi direkomendasikan untuk pemberian atau
dapat di sederhanakan seperti tertera pada Tabel 1. Rasa haus
dankeadaan dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi,
anoreksia danmuntah. Jenis minuman yang dianjurkan adalah jus buah, air
teh manis, sirup, susu, serta larutan oralit. Pasien perlu diberikan minum
50 ml/kg BB dalam 4-6 jam pertama. Setelah keadaan dehidrasi dapat
diatasi anak diberikan cairan rumatan 80-100 ml/kg BB dalam 24 jam
berikutnya. Bayi yang masih minum asi, tetap harus diberikan disamping
larutan oiarit. Bila terjadi kejang demam, disamping antipiretik diberikan
antikonvulsif selama demam. Umur (tahun) Parasetamol ( tiap kali
pemberian ) Dosis ( mg ) Tablet (1tab=500mg) < 1 60 1/8 1 - 3 60 - 125
1/8 4 - 6 125 - 250 - 7 - 12 250 - 500 - 1 Pasien harus diawasi
ketat terhadap kejadian syok yang mungkin terjadi. Periode kritis adalah
waktu transisi, yaitu saat suhu turun pada umumnya hari ke 3-5 fase
demam
Sumber : Tata Laksana DBD. SKPD.2010: Batam.
5. Mengapa pasien mengeluhkan demam mendadak dan tinggi sejak 4 hari
yang lalu?
6. Sebutkan macam macam demam?

7. Mengapa pasien mengeluh perut sakit dan muntah jika makan?


Gejala Demam Berdarah Dengue yaitu demam tinggi mendadak antara 38
40 % C selama 2 7 hari, demam tidak dapat teratasi maksimal dengan
penularan panas biasa, mual, muntah, nafsu makan menurun, nyeri sendi
atau nyeri otot (pegal pegal), sakit kepala, nyeri atau rasa panas di
belakang bola mata, wajah kemerahan, sakit perut (diare), kelenjar pada
leher dan tenggorokan terkadang ikut membesa

Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 119. Dengue Hemorrhagic


Fever: Epidemiology, Pathogenesis, and Its Transmission Risk Factors
8. Apa hubungan keluhan penderita dengan riwayat tetangga yang juga
mengalami keluhan seperti ini?

Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vector


penularan virus Dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitan.
Nyamuk Aedes aegypti merupakan faktor penting di daerah perkotaan
(daerah urban) sedangkan di daerah pedesaan (daerah rural) kedua jenis
spesies nyamuk Aedes tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk
Aedes aegypti berkembangbiak di tempat lembab dan genangan air
bersih. Sedangkan Aedes albopictus berkembangbiak di lubang-lubang
pohon dalam potongan bambu, dalam lipatan daun dan dalam genangan
air lainnya (Soedarmo, 2005: 18). Virus memasuki tubuh ke manusia
melalui gigitan nyamuk menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode
tenang selama kurang lebih 4 hari, dimana virus melakukan replikasi
secara cepat dalam tubuh manusia. Apabila jumlah virus sudah cukup
maka virus akan memasuki sirkulasi (viremia), yang pada saat itu manusia
yang terinfeksi akan mengalami gejala panas. Dengan adanya virus
dengue dalam tubuh manusia maka tubuh akan memberi reaksi. Bentuk
reaksi tubuh terhadap virus ini antara manusia yang satu dengan yang
lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi akan memanifestasikan
perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakitnya. Pada
prinsipnya bentuk reaksi tubuh terhadap keberadaan virus dengue adalah
sebagai berikut : 1. Bentuk reaksi pertama Mengendapkan bentuk
netralisasi virus pada pembuluh darah kecil, kulit berupa gejala ruang
(rash). 11 2. Bentuk reaksi kedua Terjadi gangguan fungsi pembekuan
darah sebagai akibat dari penurunan jumlah darah dan kualitas
komponen-komponen pembuluh darah yang menimbulkan manifestasi
perdarahan. 3. Bentuk reaksi ketiga Terjadi kebocoran pada pembuluh
darah yang mengakibatkan keluarnya komponen plasma atau cairan
darah dari dalam pembuluh darah menuju ke rongga perut berupa gejala
asites dan rongga selaput paru berupa gejala efusi pleura. Apabila tubuh
manusia hanya memberi reaksi bentuk 1 dan 2 saja maka orang tersebut
akan menderita demam dengue, sedangkan apabila ketiga bentuk reaksi
terjadi maka orang tersebut akan mengalami demam berdarah dengue
(Darmowandowo, 2001: 22)
9. Apa etiologi dari skenario?

Sumber :
Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 119. Dengue Hemorrhagic Fever:
Epidemiology, Pathogenesis, and Its Transmission Risk Factors
10.Apa faktor resiko dari skenario?
pertumbuhan penduduk perkotaan yang cepat
mobilisasi penduduk karena membaiknya sarana dan prasarana
transportasi terganggu
melemahnya pengendalian populasi sehingga memungkin
terjadinya KLB.
Kemiskinan yang mengakibatkan orang tidak mempunyai
kemampuan untuk menyediakan rumah yang layak dan sehat
pasokan air minum dan pembuangan sampah yang benar
yang biasa bepergian.
pendidikan dan pekerjaan masyarakat, jarak antar rumah,
keberadaan tempat penampungan air, keberadaan tanaman hias
dan pekarangan serta mobilisai penduduk;
sedangkan tata letak rumah dan keberadaan jentik tidak menjadi
faktor risiko

Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 119. Dengue Hemorrhagic


Fever: Epidemiology, Pathogenesis, and Its Transmission Risk Factors

11.Bagaimana alur penegakkan diagnosis dan pemeriksaan fisik?

Masalah Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah penyakit


Kesehatan infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue. Virus Dengue memiliki 4
jenis serotype: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu
serotype akan menimbulkan antibody terhadap serotype yang
bersangkutan, namun tidak untuk serotype lainnya, sehingga
seseorang dapat terinfeksi demam Dengue 4 kali selama hidupnya.
Indonesia merupakan Negara yang endemis untuk Demam Dengue
maupun Demam Berdarah Dengue.

Subjective Keluhan
(Hasil Demam dengue: demam tinggi, mendadak, sepanjang hari,
Anamnesis) berlangsung 2-7 hari dengan pola deman kadang kadang bifasik
disertai 2 atau lebih gejala penyerta seperti sakit kepala, nyeri retro
orbital, mialgia, atralgia, ruam, mual, muntah.

Demam berdarah dengue: Demam dengue yang ditandai dengan


manifestasi tanda tanda perdarahan berupa gusi berdarah, mimisan,
nyeri perut, mual/muntah, hematemesis, melena.

Faktor Risiko
Tinggal di daerah endemis dan padat penduduknya.
Curah hujan yang mengakibatkan banyak genangan air
Sanitasi lingkungan yang buruk ( ban,botol,kaleng bekas yg
berserakan dll)
Tempat penampungan air didalam maupun diluar rumah (bak
mandi,drum, alas dispenser, alas vas bunga,tempat minum burung
dll)
Perubahan iklim yang ditandai dengan kenaikan temperatur (28-32
0
C) dan kelembaban tinggi berpengaruh terhadap
perkembangbiakan vector nyamuk DBD.

Objective Pemeriksaan Fisik


(Hasil
pemeriksaan fisik Tanda Patognomonis
dan penunjang Demam Dengue
sederhana) Suhu >39 derajat celcius
Ruam kulit

Demam Berdarah Dengue


Ptekie, ekimosis, purpura
Perdarahan mukosa
Rumple Leed (+)
Hepatomegali
Splenomegali
Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda
efusi pleura dan asites.

Pemeriksaan Penunjang
Leukosit: leukopenia (lekosit< 5000/mm3)
Trombosit: trombositopenia untuk demam dengue trombosit
<150.000/mm3, sedang untuk demam berdarah dengue trombosit
<100.000/mm3 )
Peningkatan Hematokrit:
pada demam dengue 5-10% sebagai akibat dehidrasi.
Sedangkan pada demam berdarah peningkatan >20%
dibandingkan dengan data baseline saat pasien belum sakit atau
sudah sembuh atau adanya efusi pleura,asites, atau .
hipoproteinemia ( hipoalbuminemia)
Pemeriksaan serologi dengue positif

Assessment/ Diagnosis Klinis


Penegakan Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
diagnostik pemeriksaan darah dan serologi dengue.

Untuk Penegakan diagnosis DBD diperlukan sekurang-kurangnya:


- Terdapat kriteria klinis a dan b
- Dua kriteria laboratorium

1) klinis
a. Demam tinggi mendadak berlangsung selama 2-7 hari
b. Terdapat manifestasi / tanda tanda perdarahan ditandai dengan
:
- Uji bendung positif
- Petekie, ekimosis, purpura
- Perdarahan mukosa , epistaksis,perdarahan gusi
- Hematemesis dan atau melena
c. Pembesaran hati
d. Syok ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi
<20mmhg, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan
pasien tampak gelisah

2) Laboratorium

a. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/mm3)


b. Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas
kapiler yang ditandai adanya: hemokonsentrasi atau
peningkatan hematokrit > 20% sebagai berikut:
Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standard sesuai
dengan umur dan jenis kelamin dibandingkan dengan data
baseline saat pasien belum sakit atau sudah sembuh atau adanya
efusi pleura,asites, atau . hipoproteinemia ( hipoalbuminemia)

Klasifikasi
Derajat DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat
Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan ialah uji bendung
Derajat II : seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit
(petekie), perdarahan gusi, epistaksis, atau perdarahan lain
( menstruasi berlebihan, perdarahan saluran cerna)
Derajat III: Derajat I dan II disertai kegagalan sirkulasi, yaitu nadi
cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (20mmHg atau kurang)
atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab,
anak tampak gelisah
Derajat IV : Seperti derajat III disertai syok berat, nadi tak teraba,
tekanan darah tak terukur.

Diagnosis Banding
Demam karena infeksi virus ( influenza , chikungunya, dan lain-
lain)
Demam tifoid

Komplikasi
Dengue Shock Syndrome (DSS)
Expanded dengue syndrome ( pasien dengan kerusakan berat pada
berbagai organ seperti liver, ginjal,otak, jantung, kejadian ini mungkin
berkaitan berhubungan dg koinfeksi, komorbiditis atau komplikasi dari
prolonged shock.

Plan/ Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
komprehensif Tirah baring selama demam
Terapi simptomatik dengan antipiretik Parasetamol 3 x 500 mg
untuk dewasa, 10-15/kg BB/kali untuk anak
Kompres hangat
Pemberian cairan dan elektrolit peroral: susu, jus buah, oralit,
cairan elektrolit isotonic, air tajin dll
Pemberian cairan intravena diperlukan apabila:
1. Anak terus menerus muntah, tidak mau minum, demam
tinggi, sehingga dikhawatirkan terjadi dehidrasi
2. Nilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan
berkala, jumlah cairan yang diberikan tergantung derajat
dehidrasi dan kehilangan elektrollit ikuti alur dibawah ini

Alur pemberian cairan intravena pada pasien dengan demam


dengue/demam berdarah dengue, yaitu:
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara serial

Konseling & Edukasi kesehatan bagi keluarga


Prinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah
memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang
perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga pasien dapat
mengerti bahwa tidak ada obat/medikamentosa untuk penanganan
DBD, terapi hanya bersifat suportif dan mencegah perburukan
penyakit. Penyakit akan sembuh sesuai dengan perjalanan
alamiah penyakit.
Edukasi kesehatan bagi keluarga untuk perawatan pasien dirumah
- Pasien membutuhkan bed rest
- Intake cairan cukup seperti susu,jus buah, oralit, cairan
elektrolit isotonic, air tajin.
- Usahakan suhu tubuh dibawah 390C, beri pasien
parasetamol dengan dosis 10mg /kgBB dengan frekuensi
tidak kurang dari 6jam, hindari penggunaan parasetamol
berlebihan, aspirin dan NSAID tidak direkomndasikan
- Komres hangat didahi,ketiak, selengkangan
- Perhatikan tanda bahaya yang mungkin terjadi pada pasien:
o Tidak ada perbaikan atau terjadi perburukan pada
fase afebril
o Muntah yang persistent
o Nyeri abdomen berat
o Lethargy,perubahan perilaku yang tibatiba
o Perdarahan: mimisan,hematemesis,melena,
perdarahan menstruasi yg berlebihan
o Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada
ujung tangan dan kaki
o Jumlah BAK 4-6 jam terahir kurang atau tidak ada
Edukasi kesehatan bagi keluarga untuk pencegahan
- Melakukan kegiatan 3M plus menguras, menutup,
memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang
memiliki potensi untuk jadi tempat nyamuk demam berdarah
bertelur. Adapun yang dimaksud dengan plus adalah segala
bentuk kegiatan pencegahan seperti. 1. Member bubuk
larvasida pada tempat air yang sulit dibersihkan,2.
menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, 3.menggunakan
kelambu saat tidur, 4. Memelihara ikan yang dapat memakan
jentik nyamuk, 5. Menanam tanaman pengusir nyamuk,6.
Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah,7.Tidak
menggantung pakaian didalam rumah yang bias menjadi
tempat istirahat nyamuk dan lain-lain

Kriteria rujukan
Letargi
Penurunan kesadaran
Badan dingin dan lembab terutama pada tangan dan kaki, capillary
refill time > 2detik
Muntah terus menerus
Kejang
Perdarahan berupa mimisan, hematemesis, melena
Tanda2 kebocoran plasma ( asites dan efusi pleura)
Tidak BAK dlm 4-6 jam terahir
Nyeri abdomen.

Prognosis Vitam: Dubia ad bonam


Fungsionam: Dubia ad bonam
Sanationam: Dubia ad bonam

Sarana Prasarana - Laboratorium untuk pemeriksaan darah dan alat pemeriksaan


serologi dengue

Referensi 1. Kemenkes RI. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue. Jakarta.


2. Kemenkes RI. Modul Pengendalian Demam Berdarah
Dengue.Jakarta. 2011
3. Chen, K. Pohan, H.T, Sinto, R. Diagnosis
danTerapiCairanpadaDemamBerdarah Dengue. Medicinus.
Jakarta. 2009: Vol 22; p.3-7.
4. WHO.Comprehensive Guidelines for prevention and Control of
Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever.( Revised and Expanded
edition

Rekam Medik No. ICPC II: A77 Viral disease other/NOS


No. ICD X: A90 Dengue fever
A91 Dengue haemorrhagic fever

12.Bagaimana pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan pada skenario ini?


Leukosit: leukopenia (lekosit< 5000/mm3)
Trombosit: trombositopenia untuk demam dengue trombosit <150.000/mm 3,
sedang untuk demam berdarah dengue trombosit <100.000/mm 3 )
Peningkatan Hematokrit:
pada demam dengue 5-10% sebagai akibat dehidrasi.
Sedangkan pada demam berdarah peningkatan >20% dibandingkan dengan
data baseline saat pasien belum sakit atau sudah sembuh atau adanya efusi
pleura,asites, atau . hipoproteinemia ( hipoalbuminemia)
Pemeriksaan serologi dengue positif

Sumber :
Kemenkes RI. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue. Jakarta.
Kemenkes RI. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue.Jakarta. 2011

13.Apa manifestasi klinis selain yang di skenario?


Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) ditandai dengan manifestasi klinis,
yaitu demam tinggi, perdarahan, terutama perdarahan kulit,
hepatomegali, dan kegagalan peredaran darah (circulatory failure).
Patofisiologi yang membedakan dan menentukan drajat penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) dan Demam Dengue (DD) yaitu peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma,
trombositopeni, dan distesis hemoragik. Umumnya pasien mengalami fase
demam selama 2-7 hari, yang diikuti dengan fase kritis selama 2-3 hari.
Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai
risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapatkan pengobatan yang
adekuat. Gejala Demam Berdarah Dengue yaitu demam tinggi mendadak
antara 38 40 % C selama 2 7 hari, demam tidak dapat teratasi
maksimal dengan penularan panas biasa, mual, muntah, nafsu makan
menurun, nyeri sendi atau nyeri otot (pegal pegal), sakit kepala, nyeri
atau rasa panas di belakang bola mata, wajah kemerahan, sakit perut
(diare), kelenjar pada leher dan tenggorokan terkadang ikut membesar.
Gejala lanjutannya terjadi pada hari sakit ke 3 5, merupakan saatsaat
yang berbahaya pada penyakit demam berdarah dengue yaitu suhu badan
akan turun, jadi seolaholah anak sembuh karena tidak demam lagi. Perlu
di perhatikan tingkah laku si anak, apabila demamnya menghilang, si anak
tampak segar dan mau bermain serta mau makan atau minum, biasanya
termasuk demam dengue ringan. Tetapi apabila demam menghilang tetapi
si anak bertambah lemah, ingin tidur, dan tidak mau makan atau minum
apapun apabila disertai nyeri perut, ini merupakan tanda awal terjadinya
syok. Keadaan syok merupakan keadaan yang sangat berbahaya karena
semua organ tubuh kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat. Hari ke 6 demam dan seterusnya,
merupakan saat penyembuhan. Saat ini demam telah menghilang dan
suhu menjadi normal kembali, tidak dijumpai lagi perdarahan baru, dan
nafsu makan timbul kembali. Pada umumnya, setelah sembuh dari sakit, si
anak masih tampak lemah, muka agak sembab disertai perut agak tegang
tetapi beberapa hari kemudian kondisi badan anak pulih kembali normal
tanpa gejala sisa. Proses penyembuhan DBD dengan atau tanpa adanya
syok berlangsung singkat dan sering kali tidak dapat diramalkan, bahkan
dalam kasus syok stadium lanjut, segera setelah syok teratasi, pasien
sembuh dalam waktu 2 3 hari. Timbulnya kembali selera makan
merupakan prognostik yang baik. Fase penyembuhan ditandai dengan
adanya sinus bradikaridia atau aritmia jantung serta petekie yang
menyeluruh sebagaimana biasanya terjadi pada kasus DD. Sebagai tanda
penyembuhan kadangkala timbul bercak bercak merah menyeluruh di
kedua kaki dan tangan dengan bercak putih di antaranya. Pada anak besar
mengeluh gatal di bercak tersebut. Jadi, bila telah timbul bercak merah
yang sangat luas di kaki dan tangan anak itu pertanda telah sembuh dan
tidak perlu di rawat.

Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 119. Dengue Hemorrhagic Fever:
Epidemiology, Pathogenesis, and Its Transmission Risk Factors

14.Apa diagnosis dan DD dari skenario?


Arboviruses : Chikungunya virus (paling sering disalah diagnosa
sebagai dengue di Asia Tenggara).
Penyakit virus lainnya : Measles; rubella dan viral exanthems
lainnya; Epstein-Barr Virus (EBV); enteroviruses; influenza; hepatitis
A; Hantavirus.
Penyakit bakteri : Meningococcaemia, leptospirosis, typhoid,
meliodosis,
penyakit rickettsia, demam scarlet.
Penyakit parasit : Malaria.

Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 119. Dengue Hemorrhagic Fever:
Epidemiology, Pathogenesis, and Its Transmission Risk Factors

15.Bagaimana pencegahan dari skenario?


Melakukan kegiatan 3M plus menguras, menutup, memanfaatkan atau
mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat
nyamuk demam berdarah bertelur. Adapun yang dimaksud dengan plus
adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti.
1. Memberi bubuk larvasida pada tempat air yang sulit dibersihkan,
2. menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk,
3.menggunakan kelambu saat tidur,
4. Memelihara ikan yang dapat memakan jentik nyamuk,
5. Menanam tanaman pengusir nyamuk,
6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah,
7.Tidak menggantung pakaian didalam rumah yang bias menjadi tempat
istirahat nyamuk dan lain-lain

Sumber :
Kemenkes RI. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue. Jakarta.
Kemenkes RI. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue.Jakarta. 2011

16.Bagaimana edukasi yang diberikan pada kasus di skenario?

Konseling & Edukasi kesehatan bagi keluarga


Prinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah memberikan
pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan
tata laksananya, sehingga pasien dapat mengerti bahwa tidak ada
obat/medikamentosa untuk penanganan DBD, terapi hanya bersifat suportif
dan mencegah perburukan penyakit. Penyakit akan sembuh sesuai dengan
perjalanan alamiah penyakit.
Edukasi kesehatan bagi keluarga untuk perawatan pasien dirumah
- Pasien membutuhkan bed rest
- Intake cairan cukup seperti susu,jus buah, oralit, cairan elektrolit
isotonic, air tajin.
- Usahakan suhu tubuh dibawah 39 0C, beri pasien parasetamol dengan
dosis 10mg /kgBB dengan frekuensi tidak kurang dari 6jam, hindari
penggunaan parasetamol berlebihan, aspirin dan NSAID tidak
direkomndasikan
- Komres hangat didahi,ketiak, selengkangan
- Perhatikan tanda bahaya yang mungkin terjadi pada pasien:
o Tidak ada perbaikan atau terjadi perburukan pada fase afebril
o Muntah yang persistent
o Nyeri abdomen berat
o Lethargy,perubahan perilaku yang tibatiba
o Perdarahan: mimisan,hematemesis,melena, perdarahan
menstruasi yg berlebihan
o Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung tangan
dan kaki
o Jumlah BAK 4-6 jam terahir kurang atau tidak ada

Sumber :
Kemenkes RI. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue. Jakarta.
Kemenkes RI. Modul Pengendalian Demam Berdarah
Dengue.Jakarta. 2011
17.Apa penatalaksaan dari skenario? (kapan dirawat inap dan kapan tidak
dirawat inap)

Sumber : Ikatan Dokter Anak Indonesia.2012.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai