Anda di halaman 1dari 60

KERJA BETON

TINJAUAN MATA KULIAH

Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Praktek Beton Ini Membahas Tentang


Praktek Beton Deking, Membuat Beton Blok
Penyangga, Latihan Membuat Tulangan Sengkang dan
Tulangan Pokok, Pengecoran Pada Kolom, Membuat
Jaringan Kolom dan Balok, Membuat Jaringan
Tulangan Pelat, Membuat Sambungan Beton, Membuat
Pipa Beton serta Membuat Balok Beton Serta
Penyambungan Beton. Semua Pembahasan ini
Didahului Dengan Pendahuluan, Dasar Teori,
Pelaksanaan Praktek, Perlatan dan Bahan, Prosedur
Pelaksanaan Disertai Gambar Kerja dan Keselamatan
Kerja.

Manfaat Mata Kuliah

Manfaat Mata Kuliah Ini Adalah Sebagai Bahan Untuk


Merencanakan dan Malaksanakan Pekerjaan
Konstruksi Yang Menggunakan Beton.

Tujuan Mata Kuliah/Program Outcome/Kompetensi Lulusan

Kompetensi Lulusan Dapat Diharapkan :

Mampu Menghitung Kebutuhan Bahan Yang


Digunakan.
Mampu Merencanakan dan Melaksanakan Suatu
Pekerjaan Yang Menggunakan Konstruksi Beton.

0
BAB I. MEMBUAT BETON DEKING

1.1 Pendahuluan

1.1.1 Gambaran Umum Materi

Materi ini membahas tentang tujuan, peralatan dan bahan yang


digunakan, keselamatan kerja, prosedur pelaksanaan sampai
pada gambar kerja.

1.1.2 Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa/bidang kerja

Secara umum Job ini sebagai langkah awal untuk


mempergunakan beton deking dalam pelaksanaan merakit atau
merangkai tulangan dalam pelaksanaan pengecoran nanti. Beton
deking ini dapat digunakan pada pelat lantai, kolom, dan lain-lain
yang membutuhkan

1.1.3 Learning Objective (LO)

Setelah mengikuti praktek atau job ini diharapkan mahasiswa


dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan dan bahan yang
digunakan, prosedur pelaksanaan dan mempraktekkan sampai
pada analisis dengan baik dan benar.

1.2 Teori

Beton Deking ini sebagai alas untuk rangkaian baja tulangan yang
pada akhirnya pada proses pengecoran beton. Beton deking ini
mempergunakan bahan-bahan sebagai berikut :

A. Semen
Semen adalah merupakan suatu bahan yang mempunyai
sifat-sifat karakteristik mengenai pengikatan serta pengerasannya
jika dicampur dengan air, sehingga terbentuk pasta semen.

Berdasarkan sifat pengikatannya semen dapat dibedakan


menjadi dua kelompok yaitu:

1
1. Semen Hydrolik : Yaitu semen yang mempunyai kemampuan
untuk mengikat dan mengeras di dalam air.
2. Semen Non Hydrolik : Yaitu semen yang tidak dapat mengikat
dan mengeras di dalam air.

Tujuan penggunaan semen adalah untuk mencampurkan


butir-butir agregat sedemikian rupa sehingga menjadi massa yang
padat. Secara umum semen yang digunakan untuk keperluan
pembuatan adukan campuran beton adalah Semen Portland

Dalam penggunaannya semen Portland diklasifikasikan dalam


lima type yaitu :

Type I : Semen Portland yang dipergunakan untuk pekerjaan


bangunan secara umum, yang mana dalam
penggunaannya tidak memerlukan persyaratan yang
khusus.

Type II : Semen Portland yang dipergunakan untuk pekerjaan


bangunan beton, yang dalam fungsi bangunannya selalu
berhubungan dengan air kotor dan air tanah. Misalnya untuk
pekerjaan pondasi bangunan yang tertanam dalam tanah
yang mengandung air agresif.

Type III : Semen Portland yang dipergunakan untuk pekerjaan


bangunan dan beton didaerah yang mempunyai suhu
rendah, karena semen type ini bisa mengeras dengan cepat
dalam suhu yang rendah.

Type IV : Semen Portland yang dipergunakan untuk pekerjaan yang


berukuran besar, karena semen ini dalam pengikatannya
menghasilkan panas hidrasi yang rendah, umpanya dalam
pembuatan bendungan (dam), pondasi jembatan yang
besar atau landasan mesin yang berukuran besar.

2
Type V :Semen Portland yang dipergunakan untuk pekerjaan
bangunan dan beton yang selalu berhubungan dengan air
laut, air buangan industri, untuk bangunan dan beton yang
selalu berhubungan dengan air laut, air buangan industri,
untuk bangunan yang terkena pengaruh gas atau uap kimia
yang agresif, serta untuk bangunan yang selalu
berhubungan air tanah yang mengandung garam-garam
sulfat dalam prosentase yang tinggi.

B. Agregat
Agregat merupakan bahan baku yang digunakan sebagai
bahan baku beton yang berasal dari batuan. Agregat mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap harga beton maupun
kualitasnya. Karena 65 70 % volume total beton terdiri dari volume
agregat, oleh karena itu dengan menggunakan komposisi agregat
semaksimal mungkin akan diperoleh harga beton yang lebih baik.

Agregat terdiri dari agregat kasar dan agregat halus.

1. Agregat halus yaitu: agregat yang memiliki ukuran butir dari


0,075 4,8 atau 5,0 mm.
2. Agregat kasar yaitu : agregat yang memiliki ukuran butir lebih dari
5 mm.
C. Air
Syarat air yang digunakan dalam pekerjaan beton adalah:

1. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh


mengandung minyak, asam, alkali dan garam garam. Bahan
bahan organis atau bahan lain yang merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
2. Apabila terdapat keragu raguan mengenai air, dianjurkan
untuk mengirimkan contoh air itu ke lembaga pemeriksaan
bahan bahan yang diakui untuk diselidiki sampai seberapa
3
jauh air itu mengandung zat zat yang dapat merusak beton
atau tulangan.
3. Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebut dalam ayat (2) itu
tidak dapat dilakukan, maka dalam halnya keragu raguan
mengenai air harus diadakan percobaan perbandingan antara
kekuatan tekan mortel semen ditambah pasir dengan memakai
air itu dan dengan memakai air suling. Air tersebut dianggap
dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortel dengan memakai air
itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90 % dari
kekuatan tekan mortel dengan memakai air suling pada umur
yang sama.
4. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat
ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat dan harus
dilakukan setepat tepatnya.
D. Papan
Papan sebagai bahan yang berfungsi untuk pengaku pada
proses pembuatan beton deking ini.

Papan yang digunakan sesuai dengan gambar kerja yang


tertera dibawah ini.

E. Kawat Ikat
Kawat ikat berfungsi sebagai ikatan pada tulangan baja.
Diameter yang digunakan adalah 1-3 mm.

1.3 Pelaksanaan Praktek

Tujuan :

Setelah akhir pelajaran mahasiswa diharapkan :

1. Agar dapat menggunakan peralatan yang dipakai secara


benar,sesuai , dengan fungsinya.

2. Agar dapat membuat beton deking.

4
Petunjuk :

1. Beton deking yang akan dibuat,mempun yai ukuran penaampang


: 5 x 5 cm dan ketebalannya masing-masing

a. 1,0 cm.

b. 1,5 cm.

c. 2 cm.

d. 2,5 cm

e. 3 cm.

2. Baca dan pelajari lembaran kerja dengan seksama.

3. Ikutilah petunjuk instruktur.

1.3.1 Gambar Kerja (Job Sheet)

Gambar kerja dari pekerjaan beton deking ini adalah :

Kawat lemas 1 mm

Spesi 1 PC : 2 PS

Tebal Selimut KOnstruksi

5 cm

5 cm

T
T

5
Tebal Selimut Konstruksi Beton

No Bagian Konstruksi Tebal Selimut Beton

1 Pelat 1,5 cm

2 Dinding 2,0 cm

3 Balok 2,5 cm

4 Kolom 3,0 cm

6
A A

60 cm

60 cm

Tamp. Atas
Kawat lemas 1 mm

B
Tebal selimut beton

Pot. A - A
Papan tebal 2 cm

Kertas semen

Detail B

7
1.3.2 Langkah Pengerjaan
1. Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.
2. Periksa ukuran bekisting dan beri tanda pada bekisting.
sesuai dengan ukuran beton bekisting.
3. Letakkan bekisting diatas kertas semen/plastik.
4. Siapkan kawat pengikat tulangan dengan ukuran yang sudah
ditentukan. Bentuk kawat tersebut dengan memuntir kedua
ujung kawat. (lihat gambar)
5. Aduk bahan hingga merata pencampurannya.
6. Sebelum aduk dituang kedalam bek isting,terlebih dahulu
bekisting dibasahi air, Perhatian
a Jika perletakan bekisting diaatas plastik,maka
hanya bekisting yang di basahi air.
b Tetapi jika diletakkan diatas semen,maka
bekisting dan kertas semen dibasahi air.
7. Tuang adukan kedalam bekisting dan padatkan.
8. Ratakan permukaan beton.
9. Biarkan 1 menit hingga genangan air dipermukaan adukan
sedikit.
10. Beri tanda pada permukaan adukan,sesuai dengan ukuran
beton deking (dengan menggoreskan scraper pada
permukaan beton )
11. Masukkan kawat kedalam adukan ( 3/4 tebal beton deking)
12. Biarkan 5 menit,hingga genangan air tidak nampak diatas
permukaan adukan.
13. Potong adukan berdasarkan tanda yang sudah diberikan
sebelumnya.
14. Biarkan adukan mengeras (+1 hari ) Setelah itu,buka
bekisting dan pisahkan beton deking tersebut.
8
1.4 Peralatan Bantu Kerja

Adapun peralatan bantu adalah sebagai berikut

1. Sekop

2. Pacul

3. Jidar

4. Kayu pemadat

5. Palu

6. Ruskam

7. Gunting kawat

8. Rol meter

9. Scraper.

10. Ember

Sedangkan Bahan Yang Diperlukan adalah :


1. Semen.

2. Air

3. Kawat pengikat 01 mm panjang 20 - 25 cm

4. Pasir

5. Plastik/kertas semen

1.5 Keselamatan Kerja

1. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek

2. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.

3. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .

4. Pakailah pakaian kerja lengkap.

9
BAB II. Membuat Blok Beton Penyangga

2.1 Pendahuluan

2.1.1 Gambaran umum materi

Materi ini membahas tentang tujuan, peralatan dan bahan yang


digunakan, keselamatan kerja, prosedur pelaksanaan sampai
pada gambar kerja.

2.1.2 Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa/bidang kerja

Job ini sebelum dilakukan pembuatan terlebih dahulu diberi alas


beton deking sehingga pada proses pembuatan blok beton
penyangga akan terselimuti beton dengan baik.

2.1.3 Learning Objective (LO)

Setelah mengikuti praktek atau job ini diharapkan mahasiswa


dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan dan bahan yang
digunakan, prosedur pelaksanaan dan mempraktekkan sampai
pada analisis kebutuhan bahan dengan baik dan benar.

2.2 Teori

Pengertian umum dalam bidang bangunan mengenai Beton


adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan
oleh bahan-ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar)
dan tambah dengan pasta semen dan air sebagai pengikatnya. (SKSNI
T-15-1991-03).

Bahan bahan tadi dicampur dalam perbandingan tertentu


sehingga akan menghasilkan adukan baik dan plastis serta mudah
dikerjakan dan mudah dicetak sesuai dengan bentuk struktur yang
dikehendaki. Karena proses hidrasi semen yang diakibatkan oleh air,
campuran tadi akan mengeras dan membatu serta memiliki kekerasan
dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam
keperluan.

10
Beton untuk konstruksi dibagi dalam mutu dan kelas sebagai
berikut :
a. Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan pekerjaan non strukturil.
Pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus dan pengawasan
mutu hanya dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan
bahan, sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak diisyaratkan
pemeriksaan. Mutu beton I dinyatakan dengan Bo.
b. Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan pekerjaan strukturil
secara umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan
harus dilakukan dibawah pimpinan tenaga tenaga ahli. Yang
termasuk dalam beton kelas II adalah mutu K125, K175, dan K225.
c. Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan pekerjaan strukturil
dimana dipakai mutu beton dengan kekuatan tekan karakteristik yang
lebih tinggi dari 225 kg/cm2. Pelaksanaannya memerlukan keahlian
khusus dan dilakukan dibawah pimpinan tenaga tenaga ahli. Yang
termasuk dalam beton kelas III adalah mutu beton yang lebih besar
dari K 225.

Beton mempunyai kelebihan dan kekurangan, diantaranya :


1. Kelebihan
- Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan
konstruksi
- Mampu memikul beban yang berat
- Tahan terhadap temperatur yang tinggi
- Biaya pemeliharaannya kecil
2. Kekurangan
- Bentuk yang telah dibuat sulit untuk dirubah yang tinggi
- Mempunyai berat
- Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian
- Daya pantul yang besar

11
Blok beton penyangga berfungsi sebagai penyangga untuk
acuan perancah misalnya untuk kolom, slof dan lain-lain yang
membutuhkan. Blok beton penyangga ini prosesnya menggunakan,
semen, agregat halus dan kasar, air, baja tulangan, kawat ikat dan
beton deking.

A. Baja Tulangan

Berdasarkan bentuknya tulangan baja ada dua yaitu baja


tulangan polos (Bj-Tp) dan baja tulangan deform (Bj TD)

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan,


pembengkokan dan pemasangan baja tulangan dan pengelasan
anyaman batang baja untuk penulangan beton, sesuai dengan
spesifikasi dan gambar yang ada.

Baja tulangan terdiri dari beberapa diameter seperti 6 mm, 8 mm,


10 mm, 12 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, dan lain-lainnya. Baja
tulangan terdiri dari dua macam yaitu dikenal dengan baja tulangan asli
dan baja tulangan yang disebut baja tulangan tidak asli (banci). Baja
tulangan yang asli umumnya mempunyai cirri-ciri : ukuran sesuai
diameter yang ada, panjangnya 12 meter sedangkan baja tulangan
banci umumnya bersifat lunak, tidak sesuai ukuran dan mempunyai
ukuran panjangnya 10 meter.

Pembengkokan dan pemotongan batang baja harus


dilaksanakan betul-betul sesuai dengan persyratan FBI 1971 (N.1.2).
Kelonggaran penempatan tulangan baja dapat di bagi menjadi dua
bagian yaitu

a. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari


diameter batang atau ukuran maksimum agregat kasar ditmbah 1
cm, dengan minimum 3,0 cm yang mana lebih besar.

12
b. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang,
penulangan lapis atas diletakkan tepat diatas lapis bawah
penulangan dengan ruang bebas/jarak vertikal minimum 2,5 cm.

B. Pemotongan dan Pembengkokan

Pemotongan baja beton dengan garis tengah kecil biasanya


digunakan gunting baja beton dengan tangan,sedangkan untuk garis
tengah lebih besar digunakan mesin gunting yang digerakkan dengan
tangan.

Untuk pemotongan baja beton dengan jumlah besar lebih


ekonomis bila dikerjakan dengan mesin gunting yang digerakkan
dengan motor. Pemotongan baja tulangan dengan garis tengah besar
tetapi dengan jumlah sedikit sering menggunakan alat pemotong
gergaji besi tangan.

Pemotongan baja tulangan harus sesuai dengan panjang yang


telah ditentukan, kemudian batang tersebut harus dibengkokkan
menurut bentuk dan ukuran pada daftar bengkok.

Kedua ujung baja tulangan diberi kait (bengkokan) yang


bentuknya dapat bulat, serong, atau siku-siku. Bentuk kait pada
tulangan balok, kolom, dan sengkang harus berbentuk bulat atau
serong, sedang bentuk kait pada tulangan pelat boleh berbentuk siku-
siku.

C. Merangkai Baja Tulangan

Setelah baja tulangan selesai dibengkokkan, langkah


selanjutnya adalah merangkai baja tulangan tersebut. Tulangan
dirangkai sesuai dengan gambar kerja, yaitu tulangan untuk sloof,
kolom, ring balok, maupun plat lantai. Pada titik-titik persilangan antara
batang-batang tulangan maupun antara batang tulangan dengan
sengkang/begel diikat dengan kawat pengikat (bendrat).

13
Pengikatan tersebut harus kokoh agar konstruksi tulangan yang
dirangkai tidak mudah berubah atau tergeser pada waktu diadakan
pengecoran beton. Untuk merangkai tulangan balok atau kolom dengan
dimensi yang kecil, pekerjaan merangkai biasanya dilakukan di luar
acuan, sehingga pada waktu acuan sudah siap, maka hasil rangkaian
langsung diletakkan di dalam acuan.

Pada penulangan plat lantai dengan balok, rangkaian


penulangan balok dipasang lebih dahulu,kemudian merngkai tulangan
untuk plat lantai.Agar baja tulangan dapat dilindungi oleh beton, maka
pemasangan baja tulangan tidak boleh menempel pada acuan atau
lantai kerja. Untuk itu, harus dibuat penahan jarak dari beton dengan
mutu sama dengan mutu beton yang akan dicor (beton tahu). Untuk
merangkai tulangan pada plat dengan konstruksi tulangan rangkap,
tulangan atas harus ditunjang (disangga) oleh baja penahan dengan
jarak yang sesuai dengan tebal penutup beton.

D. Syarat-syarat Pembengkokan

Syarat-syarat pembengkokan baja tulangan ditentukan sebagai


berikut:

a. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan


cara-cara yang merusak tulangan.

b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan


diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm
dari bengkokan sebelumnya.

c. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh


dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar rencana atau disetujui oleh perencana.

14
2.3 Pelaksanaan Praktek

Tujuan

Setelah akhir pelajaran mahasiswa diharapkan .

1. Agar dapat mengaduk beton secara manual.

2. Agar dapat membuat jaringan tulangan sederhana

3. Agar dapat membuat blok beton penyangga

Petunjuk

1. Baca dan pelajari lembaran kerja dengan seksama.


2. Bertanyalah kepada instruktur,jika ada suatu hal yang kurang

dimengerti.

3. Bekisting hariis disiram air,sebelum dituangi adukan beton.


4. Laporkan hasil pekerjaan kepada instruktur jika telah selesai.

15
8 - 18
2.3.1 Gambar Kerja (Job Sheet)
2 cm

2 cm

Papan/Multipleks

Pot. A - A

A A

40 cm

B
60 cm

Tamp. Atas
8 - 18
5 cm 5 cm

2 cm 2 cm

Pot. B - B
16
Beton campuran

2.3.2 Langkah Pengerjaan

1. Persiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.


2. Periksa keadaan bekisting.
3. Letakkan bekisting diatas kertas semen/plastik.
4. Buatkan jaringan tulangan sederhana menurut gambar.
5. Letakkan jaringan tulangan pada bekisting dan ikatkan beton
deking dibagian bawah jaringan tulangan.
6. Aduk beton hingga merata pencampuran bahannya. Homoginitas
pencampuran bahan dapat dilihat dari warna aduk yang sama.
7. Masukkan beton kedalam bekisting dan padatkan dengan
menggunakan kayu pemadat.
8. Ratakan permukaan beton dengan ruskam, Perhatikan,
Penonjolan agregat kasar dan terbentuknya lubang pada
permukaan beton harus ditiadakan.
9. Sapu permukaan beton dengan menggunakan sapu ijuk dengan
gerakan searah.
10. Siram bekisting berikut beton dengan menggunakan air.

17
2.4 Peralatan Bantu Kerja
Peralatan:
1. Palu
2. Sekop
3. Ember
4. Kakak tua
5. Pacul
6. Pemotong tulangan
7. Roll meter
8. Jidar
9. Kayu pemadat
10. Sapu ijuk
Bahan
1. Plastik/kertas semen
2. Semen
3. Baja tulangan
4. Pasir
5. Kawat pengikat

2.5 Keselamatan Kerja


1. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek

2. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.

3. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .

4. Pakailah pakaian kerja lengkap.

18
BAB III. Membuat Kait dan Bengkokan

3.1 Pendahuluan

3.1.1 Gambaran umum materi

Materi ini membahas tentang tujuan, peralatan dan bahan yang


digunakan, keselamatan kerja, prosedur pelaksanaan sampai
pada gambar kerja.

3.1.2 Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa/bidang kerja

Secara umum mempergunakan baja tulangan dalam pelaksanaan


merakit atau merangkai tulangan dalam pelaksanaan merangkai

3.1.3 Learning Objective (LO)

Setelah mengikuti praktek atau job ini diharapkan mahasiswa


dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan dan bahan yang
digunakan, prosedur pelaksanaan dan mempraktekkan sampai
pada analisis dengan baik dan benar.

3.2 Teori
Membuat kait dan bengkokan ini dipergunakan baja tulangan
yang polos. Diameter yang digunakan juga beragam mulai dari
diamter 6 mm sampai pada diameter yang paling besar. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini yang penggunaannya
sesuai dengan fungsinya.

19
Tabel 1. Daftar potongan baja tulangan sesuai fungsi dan
kegunaannya:

No Bentuk Fungsinya

1 Dapat digunakan pada kolom, sloof, ringbal,


plat dan dapat digunakan pada sambungan-
sambungan tulangan baja.

2 Dapat digunakan pada kolom, sloof, ringkal,


plat dan dapat digunakan pada sambungan-
sambungan tulangan baja.

3 Dapat digunakan pada plat lantai untuk


mengimbangi antara tekan dan tarik

4 Dapat digunakan pada kombinasi antara


kolom dan balok

5 Sengkang segiempat

6 Sengkang segitiga

Khusus untuk sengkang biasanya diameter yang digunakan lebih kecil


dari baja tulangan pokok.

20
3.3 Pelaksanaan Praktek

Tujuan

Setelah akhir pelajaran mahasiswa diharapkan :

1. Agar trampil menggunakan peralatan pemotong & pembengkok


tulangan.

2. Agar dapat membuat kait & bengkokan pada tulangan dengan


benar.

3. Siswa dapat menghitung kebutuhan tulangan (panjang berat).

Petunjuk

1. Bentuk dan ukuran dari kait & bengkokan yang akan dibuat dapat
dilihat pada lembaran kerja.

2. Baca dan pelajarilah gambar kerja dengan seksama.

3. Bertanyalah kepada instruktur jika ada hal yang kurang


dimengerti.

21
3.3.1 Gambar Kerja (Job Sheet)

Gambar kerja untuk job ini dapat dilihat pada tabel 1 diatas.

No Bentuk Fungsinya

1 3 cm Dapat digunakan pada kolom, sloof, ringkal,


20 cm plat dan dapat digunakan pada sambungan-
sambungan tulangan baja.

2 3 cm Dapat digunakan pada kolom, sloof, ringkal,


plat dan dapat digunakan pada sambungan-
sambungan tulangan baja.

3 10 cm Dapat digunakan pada plat lantai untuk


3 cm
20 cm mengimbangi antara tekan dan tarik

4 Dapat digunakan pada kombinasi antara


kolom dan balok

20 cm

3 cm

5 Sengkang segiempat

3 cm 20 cm

6 Sengkang segitiga
3 cm 10 cm

3.3.2 Langkah Pengerjaan

1. Hitunglah kebutuhan tulangan (panjang,berat) yang akan


digunakan

2. Persiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan


22
3. Bentuklah batang baja tulangan menurut ukuran yang
telah ditentukan.
4. Bentuklah baja tulangan dengan membengkokkannya
menurut gambar pada lembaran kerja
5. Perhatikanlah hasil pekerjaan kepada instruktur jika sudah
selesai.
Tabel 2. Contoh Daftar Baja Tulangan Yang Dipakai Sesuai Jenis
Pekerjaan.

Nama Pekerjaan : ...................................


Jenis Pekerjaan : ....................................
Jenis Besi Yang Digunakan : ....................................
Dikerjakan Oleh : ....................................
Tanggal : ....................................
No (mm) Banyaknya Panjang Berat Bentuk
Batang Perbatang Total (kg)
(m) (m)
1
2
3
4
5
Diperiksa Oleh :..................

23
3.4 Peralatan Bantu Kerja

Peralatan
1. Mesin pemotong tulangan.
2. Rool meter.
3. Besi pembengkok tulangan.
4. Landasan besi pembengkok.
5. Meja pembengkok.
6. Siku.
Bahan :
1. Baja tulangan ukuran 6 , 8 , 10 , 12.

3.5 Keselamatan Kerja


1. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek

2. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.

3. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .

4. Pakailah pakaian kerja lengkap.

24
BAB IV. Membuat Pengecoran Begesting Kolom
4.1 Pendahuluan
4.1.1 Gambaran umum materi
Materi ini membahas tentang tujuan, peralatan dan bahan yang
digunakan, keselamatan kerja, prosedur pelaksanaan sampai
pada gambar kerja.
4.1.2 Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa/bidang kerja
Secara umum mempergunakan beton bertulang dengan
mempergunakan begesting kolom.
4.1.3 Learning Objective (LO)
Setelah mengikuti praktek atau job ini diharapkan mahasiswa
dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan dan bahan yang
digunakan, prosedur pelaksanaan dan mempraktekkan sampai
pada analisis dengan baik dan benar.
4.2 Teori
Secara umum job ini prosesnya menggunakan bahan-bahan
seperti semen, agregat halus dan kasar, baja tulangan dan papan
serta paku. Bahan-bahannya telah dijelaskan pada job-job
sebelumnya.
4.3 Pelaksanaan Praktek
Tujuan

Stelah akhir pelajaran mahasiswa diharapkan :


1. Agar dapat mengaduk beton secara masinal dengan benar.
2. Agar dapat membuat kubus beton.
3. Agar dapat menggunakan vibrator sebagai alat
pemadat,beton.
4. Agar siswa dapat membuktikan bahwa bekisting yang kurang
kuat akan mudah mengalami perubahan bentuk oleh tekanan
beton sewaktu pengerjaannya.
25
Petunjuk

1. Kolom bekisting yang akan decor ada 2 buah ,yang masing-


masing mempunyai kekokohan yang berbeda yaitu :

a) Bekisting ini dibuat kurang kokoh,baik itu ikatan


bekisting maupun penyangganya,

b) Bekisting yang ke dua ini dibuat dengan kekokohan yang balk.

2. Kubus beton yang akan dibuat,berukuran 15 x 15 x 15 cm.

3. Pelajari dan perhatikan lembaran kerja dengan seksama.

26
4.3.1 Gambar Kerja (Job Sheet)

27
4.3.2 Langkah Pengerjaan

1. Persiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.

2. Periksa kedudukan bekisting kolom (sesuaikan dengan gambar


kerja)

3. Periksa keadaan vibrator dan coba jalankan mesin tersebut


sebentar.

4. Aduk beton hingga merata pencampurannya bahannya.

5. Bersamaan dengan pengadukan beton,jalankan vibrator.

6. Siram bekisting dengan air hingga jenuh air.


7. Masukkan aduk beton kedalam bekisting kira-kira mencapai
ketinggian 30cm
8. Padatkan beton tersebut dengan menggunakan vibrator.
9. Lanjutkan pekerjaan no.7 dan no : 8, hingga bekisting
kolom terisi penuh dengan aduk beton.
10. Periksa/amati keadaan bekisting,setelah pengecoran
beton. Perhatian !

Jika terjadi perubahan bentuk pada bekisting; misal bekisting


membesar maka bekisting tersebut dinyatakan sebagai
bekisting yang kurang kuat.

4.4 Peralatan Bantu Kerja


Peralatan

1. Pacul

2. Alat slump test

3. Sekop

4. Alat pencetak kubus beton

5. Dolak

28
6. Ember

7. Palu

8. Ember

Bahan

1. Semen
2. Minyak pelumas.
3. Pasir
4. Besin.
5. Kerikil
6. Air
7. Plastik

4.5 Keselamatan Kerja


1. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek

2. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.

3. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .

4. Pakailah pakaian kerja lengkap.

29
BAB V. Membuat Jaringan Kolom Dan Balok
5.1 Pendahuluan
5.1.1 Gambaran umum materi
Materi ini membahas tentang tujuan, peralatan dan bahan yang
digunakan, keselamatan kerja, prosedur pelaksanaan sampai
pada gambar kerja.

5.1.2 Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa/bidang kerja

Secara umum mempergunakan baja tulangan dalam pelaksanaan


merakit atau merangkai tulangan dalam pelaksanaan merangkai

5.1.3 Learning Objective (LO)

Setelah mengikuti praktek atau job ini diharapkan mahasiswa


dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan dan bahan yang
digunakan, prosedur pelaksanaan dan mempraktekkan sampai
pada analisis dengan baik dan benar.

5.2 Teori
Membuat jaringan kolom dan balok sama halnya dengan dasar
teori yang telah diuraikan pada job melipat dan merangkai hanya saja
pada job ini dikhususkan pada kolom dan balok.

5.3 Pelaksanaan Praktek


Tujuan

Setelah pelajaran mahasiswa diharapkan


1. Agar dapat menghitung kebtuhan tulangan kolom dan balok.
2. Agar dapat memotong dan membengkok tulangan.
3. Agar dapat menyetel jaringan tulangan kolom dan balok.

30
Petunjuk

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan terlebih dahulu membuat daftar


pembengkokan dan menghitung kebutuhan tulangan.
2. Perlu diketahui ,bahwa prinsip pelaksanaan pekerjaan penulangan
balok dan kolom adalah sama.
3. Baca dan pelajari lembaran kerja dengan seksama.
5.3.1 Gambar Kerja (Job Sheet)

31
5.3.2 Langkah Pengerjaan

1. Hitung kebutuhan tulangan (panjang,berat) yang digunakan.

2. Persiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.

3. Potong tulangan,sesuai dengan ukuran yang tercantum


dalam daftar pembengkokan tulangan.

4. Bengkok batang-batang tulangan'menurut bentuk yang telah


ditentukan.

5. Letakkan batang-batang tulangan utama pada .posisi horizontal


(pada pengangga tulangan).

6. Masukkan tulangan sengkang pada batang tersebut.

7. Beri tanda pada tulangan utama tersebut,sebagai perletakan


sengkang. Perhatian !

Batang tulangan yang diberi tanda hanya 1 (satu) buah


saja.

8. Atur sengkang menurut dengan yang dibuat sebelumnya.

9. Ikat sengkang pada tulangan utama.

Setelah terbentuk salah satu jaringan tulangan maka


dilanjutkan dengan :ang lainnya. Kemudian kedua jaringan
tulangan tersebut saling dihubungkan dengan tulangan stek
(tulangan yang membentuk Sudut 90 0 )

32
Tabel 2. Contoh Daftar Baja Tulangan Yang Dipakai Sesuai Jenis Pekerjaan.

Nama Pekerjaan : ...................................


Jenis Pekerjaan : ....................................
Jenis Besi Yang Digunakan : ....................................
Dikerjakan Oleh : ....................................
Tanggal : ....................................
No (mm) Banyaknya Panjang Berat Bentuk Ket.
Batang Perbatang Total (kg)
(m) (m)
1
2
3
4
5
Diperiksa Ole :..................

5.4 Peralatan Bantu Kerja

Peralatan

1. Roll meter.
2. Besi pembengkok.
3. Gunting kawat.
4. Kakak tua.
5. Pemotong tulangan.
6. Penyangga tulangan.
Bahan
1. Baja tulangan
2. Kawat pengikat tulangan.

5.5 Keselamatan Kerja


1. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek

2. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.

3. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .

4. Pakailah pakaian kerja lengkap.


33
BAB VI. Membuat Jaringan (Tulangan Pelat)

6.1 Pendahuluan

6.1.1 Gambaran umum materi

Materi ini membahas tentang tujuan, peralatan dan bahan yang


digunakan, keselamatan kerja, prosedur pelaksanaan sampai
pada gambar kerja.

6.1.2 Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa/bidang kerja

Secara umum mempergunakan baja tulangan dalam pelaksanaan


merakit atau merangkai tulangan dalam pelaksanaan merangkai
pada pelat

6.1.3 Learning Objective (LO)

Setelah mengikuti praktek atau job ini diharapkan mahasiswa


dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan dan bahan yang
digunakan, prosedur pelaksanaan dan mempraktekkan sampai
pada analisis dengan baik dan benar.

6.2 Teori
Membuat jaringan kolom dan balok sama halnya dengan dasar
teori yang telah diuraikan pada job melipat dan merangkai hanya saja
pada job ini dikhususkan pada pelat lantai.
6.3 Pelaksanaan Praktek

Tujuan

Setelah akhir pelajaran mahasiswa diharapkan :

1. Agar dapat menghitung kebutuhan tulangan untuk jaringan


pelat.
2. Agar dapat menyetel jaringan tulangan pelat.

34
Petunjuk

1. Pada penyetelan jaringan tulangan pelat,pengerjaan


penyetelan tulangan utama didahulukan,setelah itu barn
tulangan bagi diste yaitu dengan mengikatkannya pada tulangan
utama.

2. Karena pada jaringan tulangan pelat terdapat tulangan rangkap


(atas dan bawah),maka untuk menahan tulangan atas dipasang
kaki penahan dari baja yang diikatkan pada tulangan rangkap
sebanyak 2 buah setiap 1 m2.

3. Baca dan pelajari lembaran kerja dengan seksama.


4. Ikuti petunjuk instruktur.

35
6.3.1 Gambar Kerja (Job Sheet)

36
6.3.2 Langkah Pengerjaan

1. Hitunglah kebutuhan tulangan-(pj, berat) yang digunakan.


2. Persiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.
3. Potong dan bengkokkan batang-batang tulangan sesuai
dengan yang diinginkan. Setelah jaringan tulangan pelat,yaitu
a. Pertama-tama distel tulangan utama.
b. Beri tanda pada tulangan tersebut sesuai dengan
perletakan tulangan bagi.
Ikatkan tulangan bagi pada tulangan utama.

37
Perhatian !
Pengikatan antara batang-batang tulangan tidak pada setiap
titik persilangan,melainkan berselang-selang antara
batangnya yang diikat dan tidak diikat.
4. Ikatan beton deking pada jaringan tulangan pelat sebanyak 4
buah per m2 penampang bekisting.
Tabel 3. Contoh Daftar Baja Tulangan Yang Dipakai Sesuai Jenis Pekerjaan.

Nama Pekerjaan : ...................................


Jenis Pekerjaan : ....................................
Jenis Besi Yang Digunakan : ....................................
Dikerjakan Oleh : ....................................
Tanggal : ....................................
No (mm) Banyaknya Panjang Berat Bentuk Ket.
Batang Perbatang Total (kg)
(m) (m)
1
2
3
4
5
Diperiksa Ole :..................

6.4 Peralatan Bantu Kerja

Peralatan

1. Rol meter
2. Kakak tua
3. Mesin pemotong tulangan.
4. Besi pembengkok tulangan.
5. Gunting pemotong kawat.
6. Tiang penyangga tulangan

38
Bahan

1. Baja tulangan.
2. Kawat pengikat.

6.5 Keselamatan Kerja


1. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek

2. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.

3. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .

4. Pakailah pakaian kerja lengkap.

39
BAB VII. Membuat Sambungan Beton
7.1 Pendahuluan
7.1.1 Gambaran umum materi
Materi ini membahas tentang tujuan, peralatan dan bahan yang
digunakan, keselamatan kerja, prosedur pelaksanaan sampai
pada gambar kerja.

7.1.2 Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa/bidang kerja

Secara umum Job ini sebagai langkah awal untuk


mempergunakan sambungan beton deking dalam pelaksanaan
merakit atau merangkai tulangan dalam pelaksanaan
pengecoran nanti. Beton deking ini dapat digunakan pada pelat
lantai, kolom, dan lain-lain yang membutuhkan

7.1.3 Learning Objective (LO)

Setelah mengikuti praktek atau job ini diharapkan mahasiswa


dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan dan bahan yang
digunakan, prosedur pelaksanaan dan mempraktekkan sampai
pada analisis dengan baik dan benar.

7.2 Teori
Pekerjaan beton yang dibuat adalah lantai beton yang
mempunyai ukuran 100x110 cm,dengan jaringan tulangan
terbagi dua jadi lantai tersebut merupakan dua buah struktur yang
disatukan. Pada lantai inilah akan dibuat Sambungan beton. Bahan
pembuatnya menggunakan semen, pasir, agregat kasar maupun
haslus dan sebabagi pencampur adalah air.
Sambungan tersebut ada 2 (dua) macam yaitu

40
1. Sambungan pengontrol retak :
Sesuai dengan fungsinya,sambungan ini dibuat dalam
bentuk alur. Dibagian bawah alur dipasang tulangan
yang merupakan penghubung kedua struktur beton
tersebut dan sekaligus berfungsi menjaga keseimbangan
kedudukan struktur beton.

2. Sambungan konstruksi (siar pelaksanaan)


Sambungan ini dibuat dalam 2 (dua) bentuk
a. Tegak :
Membuat sambungan tegak ini dilakukan dengan memasang
jari ngan kawat baja atau papan yang diletakkan tagak lurus.

b. Miring 45 o

41
7.3 Pelaksanaan Praktek

Tujuan
Setelah akhir pelajaran maha siswa diharapkan
1. Agar dapat membuat jaringan tulangan lantai
2. Agar dapat mengaduk beton secara manual.
3. Agar dapat membuat.sambungan beton.
4. Agar dapat menjalankan perawatan beton.

7.3.1 Gambar Kerja (Job Sheet)

42
7.3.2 Langkah Pengerjaan
1. Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.
2. Buat jaringan tulangan pelat.
3. Siapkan bekisting berikut lantai kerja.
4. Siapkan batang tulangan sepanjang 40 cm yang
setengah panjangnya dilapisi isolasi'(lihat gambar
kerja).
5. Letakkan salah satu jaringan tulangan pelat pada
bekisting.
6. Pasang kawat ayakan/papan pada jarak yang telah
ditentukan.
7. Pasang pula papan-papan penahan perletakan
batang tulangan yang berisolasi : papan ini sekaligus
berfungsi sebagai bekisting,di tengah-tengah bentangan
rencana lantai beton.
Perhatian
a. Tempatkan batang tulangan yang berisolasi tepat
ditengah-tengah bentangan.
b. Batang tulangan tersebut dianjurkan tidak
mengikat pada jaringan tulangan.
8. Aduk beton hingga merata pencampuran bahanya.
9. Cor beton kedalam bekisting.
Perhatian !
Bekisting harus disiram air terlebih dahulu.
1 0 . Padatkan aduk beton dengan menggunakan vibrator.
11. Ratakan permukaan beton.
12. Buat alur ditengah-tengah bentangan rencana lantai
beton (1/2 lebar alur).
13. Biarkan beton selama 1 hari.

43
14. Lepaskan papan yang terletak ditengah-tengah
bentangan rencana lantai beton.
15. Pasanglah jaringan tulangan yang kedua pada bekisting.
16. Aduk dan cor beton kedalam bekisting.
17. Ratakan dan padatkan permukaan beton.
18. Buat ujung pengecoran beton berbentuk sudut 450
Perhatian
Permukaan betun yang dibentuk sudut
tersebut,harus dibuat kasai 19.Tambahkan 1/2
lebar ulur pada alur yang sudah dibuat sebelumnya
pada permukaan beton.
19. Biarkan beton agak mengeras.
20. Siram permukaan beton dan bekisting dengan air.
21. Tutuplah seluruh permukaan beton dengan plastik.
Perhatian !
Perletakan plastik harus diberi jarak bebas dari
permukaan beton.
22. Tambahan
a. Dalam pembuatan alur sambungan pengontrol dapat
dilakukan dengan memasang cetakan alur pada
bekisting dan jika beton telah mengeras cetakan
tersebut dapat diangkat sehingga terbentuklah alur
yang dikehendaki .
b. Atau dengan menggunakan mesin
pemotong.Caranya,kedua struktur beton tersebut
dicor sekaligus dan biarkan beton
mengeras.Kemudian dengan menggunakan mesin
pemotong,permukaan beton dipotong sesuai
dengan tempat dan ukuran alur yang diinginkan.

44
7.4 Peralatan Bantu Kerja
Peralatan
1. Kakak tua
2. Vibrator
3. Mesin potong tulangan
4. Sendok spesi
5. Ember
6. Palu
7. Ruskam
8. Sekop
9. Gegaji
10. Pacul
Bahan

1. Semen
2. Plastik
3. Baja tulangan.
4. Pasir
5. Air
6. Isolasi
7. Kerikil
8. Kawat ayakan
9. Kaso dan papan.
7.5 Keselamatan Kerja
5. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek

6. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.

7. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .

8. Pakailah pakaian kerja lengkap.

45
BAB VIII. Membuat Pipa Beton
8.1 Pendahuluan
8.1.1 Gambaran umum materi
Materi ini membahas tentang tujuan, peralatan dan bahan yang
digunakan, keselamatan kerja, prosedur pelaksanaan sampai
pada gambar kerja.
8.1.2 Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa/bidang kerja
Secara umum Job ini sebagai langkah awal untuk
mempergunakan sambungan beton deking dalam pelaksanaan
merakit atau merangkai tulangan dalam pelaksanaan
pengecoran nanti. Beton deking ini dapat digunakan pada pelat
lantai, kolom, dan lain-lain yang membutuhkan
8.1.3 Learning Objective (LO)
Setelah mengikuti praktek atau job ini diharapkan mahasiswa
dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan dan bahan yang
digunakan, prosedur pelaksanaan dan mempraktekkan sampai
pada analisis dengan baik dan benar.
8.2 Teori
Pipa beton yang akan dibuat ukuran 60 cm dan panjang 60 cm.
Pipa beton yang dimaksudkan disini adalah gorong-gorong. Gorong-
gorong merupakan saluran terbuka yang dimaksudkan untuk
mengalirkan air. Bahan pembuatnya menggunakan semen, pasir,
agregat kasar maupun haslus dan sebabagi pencampur adalah air.
8.3 Pelaksanaan Praktek
Tujuan
Setelah akhir pelajaran,maha siswa diharapkan:
1. Agar dapat membuat pipa beton (gorong-gorong).
2. Agar dapat memadatkan beton dengan cara masinal.
3. Agar dapat mengaduk beton dengan cara masinal.
4. Agar dapat menggunakan peralatan pekerjaan beton.
5. Agar dapat menghitung kebutuhan bahan.

46
8.3.1 Gambar Kerja (Job Sheet)

47
8.3.2 Langkah Pengerjaan
1. Hitunglah kebutuhan bahan yang akan digunakan dengan
menggunakan volume,perbandingan camp. 1PC:2PS:3Kr.
2. Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
3. Persiapkan bekisting,
Perhatian,
a. Bekisting diolesi dengan olie barn atau olie bekas
pada bagian dalam dan luar (yang berhubungan
dengan beton).
b. Stel bekisting dengan mengerasi baud-baudnya serta
diletakan pada posisi yang benar.
4. Takarlah bahan-bahan (pasir,krikil,PC) dengan Dolak
(kotak takaran).
5. Bahan-bahan (pasir,krikil,PC,air) dimasukan kedalam
mixer (mollen) berurutan menurut aturan mengaduk
dengan cara masinal.
6. Aduk beton hingga merata pencampuran bahannya.
7. Tuangkan adukan beton kedalam bekisting sedikit demi
sedikit dengan ember,hingga mencapai ketinggian
20 cm.
8. Padatkan adukan beton yang berada didalam bekisting
dengan vibrator hingga padat.
9. Selanjutnya No 7 dan No 8 dilakukan terns menerus
hingga bekisting penuh dengan adukan beton.
10. Ratakan permukaan beton dengan roskam besi
11. Pengecoran pipa beton sudah selesai,biarkan sampai 10
jam, bekisting dapat dibuka.
8.4 Peralatan Bantu Kerja
Peralatan

1. Sendok spesi

48
2. Mixer (Molen).

3. Ruskam besi

4. Cetakan gorong-gorong

5. Skop.

6. Dolak(Kotak takar)

7. Ember.

8. Vibrator.

9. Gerobak dorong.

Bahan

1. Semen.

2. Olie.

3. Air.

4. Pasir.

5. Solar.

6. Koral/kerikil.

7. Bensin.

8.5 Keselamatan Kerja


1. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek

2. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.

3. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .

4. Pakailah pakaian kerja lengkap.

49
BAB IX. Membuat Balok Beton dan Teknologi Tepat Guna

9.1 Pendahuluan

9.1.1 Gambaran umum materi

Materi ini membahas tentang tujuan, peralatan dan bahan yang


digunakan, keselamatan kerja, prosedur pelaksanaan sampai
pada gambar kerja.

9.1.2 Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa/bidang kerja

Secara umum mempergunakan baja tulangan dalam pelaksanaan


merakit atau merangkai tulangan dalam pelaksanaan membuat
beton dengan bahan tambahan serta pemadatan dan
pemeliharaan dan perawatan beton.

9.1.3 Learning Objective (LO)

Setelah mengikuti praktek atau job ini diharapkan mahasiswa


dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan dan bahan yang
digunakan, prosedur pelaksanaan dan mempraktekkan sampai
pada analisis dengan baik dan benar.

9.2 Teori

Job ini pekerjaannya sama halnya dengan job pembuatan blok


beton penyangga namun pada job ini akan dipergunakan bahan
tambahan sebagai zat additive pada beton. Job ini juga akan dibahas
cara pemeliharaan dan perawatan beton.

A. Bahan Tambahan

Secara umum bahan tambahan dapat dibedakan menjadi


dua bagian yaitu bahan tambahan bersifat kimiawi (Chimical
admixture) dan bahan tambahan mineral (additive). Bahan
tambahan kimia dapat dibedakan lagi menjadi tujuh tipe yaitu :

50
1. Tipe A (water-Reducing Admixtures)

Adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang


diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu

2. Tipe B (Retarding Admixtures)

Adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat


waktu pengikatan beton.

3. Tipe C (Accelerating Admixture)

Adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat


pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton

4. Tipe D (Water Reducing and Retarding Admixtures

Adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi


jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan
awal.

5. Tipe E (Water Reducing and Accelerating Admixture)

Adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi


jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat
pengikatan awal.

6. Tipe F (Water Recuding, Hight Range Admixture)

Adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah


air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton
dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih.

7. Tipe G (Water Recuding, Hight Range Retarding Admixture)

Adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah


air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton

51
dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih dan
juga untuk menghambat pengikatan beton.

Sedangkan untuk bahan tambahan mineral dimaksudkan


untuk memperbaiki kinerja beton. Beberapa keuntungannya adalah
:

- Memperbaiki kinerja workability

- Mengurangi panas hidrasi

- Mengurangi biaya pekerjaan beton

- Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika

- Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat

- Mempertinggi usia beton

- Mempertinggi kekuatan tekan beton

- Mempertinggi keawetan beton

- Mengurangi penyusutan

- Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton

B. Pemadatan Beton

a. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam


yang disetujui, apabila diperlukan dilengkapi dengan
pemampatan adukan beton.

b. Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui oleh Direksi


Teknik dan terdiri dari pemadatan tumbuk (cerucuk) di dalam
campuran beton dengan tongkat pemadat, bersama-sama
dengan pemukulan yang menerus sisi luar cetakan.

c. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk)


harus dibatasi sampai waktu yang diperlukan untuk
menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa
menyebabkan segregasi bahan-bahan.

52
d. Penggetar di dalam harus dilaksanakan dengan memasukkan
batang penggetar ke dalam beton cor yang masih segar, bebas
penulangan. Alat penggetar harus dimasukkan kedalam
campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang, dan
digetar selama 30 detik pada setiap lokasi berjarak masing-
masing 45 cm (lihat PBI 1971).

e. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan


volume beton yang di-cor setiap jam, dengan persyaratan
minimum dua penggetar untuk beton empat meter kubik.

C. Perawatan Beton

a. Dimulai segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi


terhadap hujan lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan
fisik yang dapat menggeser beton tersebut.

b. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat


dengan menutup dengan pasir basah, anyaman atau selimut
rawatan yang harus direndam dengan air untuk satu jangka
waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam
keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.

c. Cetakan yang terpasang harus dijaga tetap basah.

9.3 Pelaksanaan Praktek

Tujuan

Setelah akhir pelajaran mahasiswa diharapkan :


1. Agar dapat mengaduk beton dengan menggunakan mesin
pengaduk atau secara manual.
2. Agar dapat menggunakan peralatan slump tes,untuk
memeriksa konsistensi dari pada beton.
3. Agar dapat membuat benda uji kuat tekan beton.
4. Agar dapat memadat beton dengan menggunakan vibrator.

5. Agar dapat melakukan cara merawat beton yang benar.


53
Petunjuk
1. Balok beton yang akan dibuat,menggunakan jaringan
tulangan balok.
2.Banyak benda uji kuat tekan beton yang akan dibuat adalah 1.
(satu) buah untuk masing-masing jenis

a. Kubus 15x15xl5 cm.

3.Baca dan pelajari lembaran kerja dengan seksama.

4.Ikuti petunjuk instruktur.

54
7.3.1 Gambar Kerja (Job Sheet)

55
9.3.2 Langkah Pengerjaan

1 Masukkan jaringan tulangan balok kedalam bekisting.


2 Ikat beton deking sebanyak 4 buah setiap 1 m2 pada jaringan
tulangan balok.
3 Periksa keadaan vibrator,untuk mengetahui ,apakah vibrator
tersebut masih dalam keadaan baik.

Perhatian !

Pengecekan dilakukan dengan menjalankannya sebentar.

4 Periksa kedudukan bekisting dan bersihkan bekisting dari kotoran-


kotoran yang terdapat didalamnya.
5 Aduk beton hingga merata pencampuran bahannya.bersamaan
dengan itu jalankan vibrator. Periksa konsistensi aduk dan buat
benda uji kuat tekan beton.

56
Perhatian !

Untuk memudahkan pembukaan benda uji nantinya maka


terlebih dahulu cetakan disapu dengan minyak pelumas.

6 Basahi bekisting dengan menyiraminya menggunakan air.


7 Masukkan adukan beton kedalam bekisting.
8 Masukkan bahan tambahan yang akan digunakan sesuai takaran.
9 Padatkan adukan beton menggunakan vibrator.
10 Ratakan permukaan beton dengan menggunakan jidar dan
ruskam.
11 Biarkan sejenak hingga pada permukaan beton tidak nampak
genangan air.
12 Siram bekisting berikut beton dengan air.

9.4 Peralatan Bantu Kerja


Peralatan
1 Mesin pengaduk
2 Palu
3 Ruskam
4 Kain lap
5 Cetakan benda uji
6 Ember
7 Vibrator
8 Alat slump test
9 Jidar
10 Kuas
11 Waterpas
12 Sekop
13 Pacul

57
Bahan
1 Semen
2 Air
3 Pasir
4 Minyak pelumas
5 Kerikil

9.5 Keselamatan Kerja


1. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek

2. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.

3. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .

4. Pakailah pakaian kerja lengkap.

58
DAFTAR PUSTAKA

1. Concrete I, Jurusan Teknik Sipil. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Pendidikan Politeknik Pusat Pengembangan
Pendidikan Politeknik.

2. Ir.Tri Mulyono MT, Teknologi Beton 2005.

3. Tri Rochadi, dkk. Pengujian Bahan Bangunan 2. Pusat Pengembangan


Pendidikan Politeknik Direktorat Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bandung 1996.
4. Yanto Irwan, Panduan Membangun Rumah, 2007

59

Anda mungkin juga menyukai