Anda di halaman 1dari 12

Pemodelan Gerak Parabola yang Dipengaruhi Seretan serta Spin Efek

Magnus Bola dengan Program Modellus dan Excell

Purwadi1) dan Ishafit2)


1
)
Program Magister Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan,
Kampus II, Jl. Pramuka 42 Yogyakarta 55161 Indonesia
Surat-e: maninblueadi@yahoo.co.id

Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ah


2)

mad Dahlan,
Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta 55164 Indonesia
Surat-e: hafit_uad@yahoo.com

Gerak parabola adalah gerak yang banyak dijadikan sebagai model untuk pengajar
an Fisika
khususnya kinematika dalam hal penjumlahan kecepatan; dalam hal ini gerak lurus ber
aturan
(GLB) dalam arah horisontal dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dalam arah verti
kal.
Dalam kenyataannya, gerak parabola dipengaruhi oleh variabel lain yaitu adanya hambat
an udara
yang membuat trayektori lintasan tidak lagi berbentuk parabola dengan asumsi adanya
gesekan
udara. Tendangan Bola dengan melibatkan faktor spin akan membuat lintasan lateral ber
bentuk
melengkung karena adanya Efek Magnus. Dengan menganalisa faktor-faktor yang berpen
garuh
dalam gerakan benda dan dibantu dengan software Modellus dan Excell, maka dibuat pemodel
an
untuk gerak benda.

Kata kunci: gerak parabola, gaya seretan, efek Magnus


dilengkapi lagi dengan dinamika dengan
melibatkan massa
I. Pendahuluan dan gaya seretan udara (drag).
Adanya spin bola menyebabkan linta
Gerak parabola adalah topik yang san pada gerakan
dipakai dalam bola sepak mengalami
pengajaran kinematika yang merupakan pembelokan tajam di
ujung
penggabungan lintasannya merupakan bentuk dari efek
antara gerak arah sumbu x dan sumbu Magnus. Adanya
y. Asumsi yang fenomena ini banyak digunakan para p
banyak dipakai adalah gesekan udara diabaik esepakbola untuk
an, meskipun mengecoh penjaga gawang. Tendangan y
kenyataannya gesekan sangat banyak ang lurus seakan
berperan dalam menjauhi gawang tiba-tiba diujung lintas
mengurangi energi gerak benda yang akhirn an
ya mengurangi
ukuran trayektori proyektil. Perhitungan kine melengkung
matika perlu
cepat dan masuk ke gawang dan mencetak 1. Memberi gambaran tentang perbedaan gerak
gol. Tulisan ini parabola
membahas tentang pemodelan gerakan dengan seretan dan tanpa seretan.
bola dengan 2. Mengaplikasikan teori tentang gerak parabola
melibatkan gaya seretan udara dan efek Ma dengan
gnus. Tujuan menggunakan Modellus untuk simulasi model
pemodelan adalah: dan
spreadsheet Excell.
3. Meneliti pengaruh spin bola terhadap bentuk li
ntasan
bola sepak

f 2Cd A (2)

Gambar 1. Model pictorial


v gerakan bola

fx
JRKPF UAD Vol.1 No.1 April 2014 Purwadi dan Ishafit 11
vD

Pemodelan Gerak Parabola yang Dipengaruhi Seretan serta Spin Efek

Magnus
v adalah kecepatan proyektil
Bola dengan relatif
Program terhad
Modellus dan Excell
ap tanah dan
Kita dapat mengestimasi gaya seretan
II. Landasan Teori pada
sebuah bola.
Apabila mengabaikan hambatan udara, gay Selain bergantung pada
Arah dari f berlawanan
kecepatan, gayadengan ara
seretan
a yang bekerja h v, sehingga bisa
juga
pada suatu proyektil dengan massa m adalah
bergantung pada kerapatan udara,
beratnya yaitu
temperatur dan
w = mg. Komponen dari percepatan proyektil a
ketinggian (altitude). Berdasarkan mod
dalah :
el persamaan gaya
ax=0 ay= -g
hambat, kuantitasnya dipengaruhi oleh Bi
bila sumbu-x adalah arah horisontal dan su
langan Reynolds
mbu-y adalah
dimana bilangan ini bergantung pada sifat p
arah vertikal.
ermukaan bola.
Besaran fisis yang mempengaruhi percepat
Bilangan Reynolds didefinisikan sebagai :
an gerak bola
untuk kasus lintasan pusat massa yaitu mas
sa jenis udara, R .
luas permukaan efektif bola, kecepatan trans
lasional bola, (1)
dan koefisien sereta. Selain itu dapat din
yatakan bahwa Bilangan Reynolds menentukan macam ali
percepatan bola berbanding terbalik denga
n massa bola ran udara yaitu:
(http://www.scribd.com/doc/76438941/Dianto-
R < 2000 bersifat aliran laminer, R
artikel-
> 3000 bersifat
kolokium-analisis-efek-magnus-pada-lintasan-
turbulen, 2000 < R < 3000 bersifat
sepak-bola).
arus tidak stabil
(turbulen dapat timbul dan menghilang). kekasaran/ roughness) memang akan meningkatk
Seretan kritis
an skin
(critical drag) terjadi ketika aliran laminer
pada lapisan friction drag, tetapi pengurangan/reduksi terhadap pr
batas mulai terpisah dan menjadi turbulen. essure
Energi kinetik drag-nya jauh lebih besar, sehingga drag totalnya lebi
hilang di dalam lapisan batas turbulen, pada h kecil
kondisi ini (http://www.scribd.com/doc/76438941/Dianto-artikel-
koefisien drag dapat turun karena rendah kolokium-analisis-efek-magnus-pada-lintasan-sepak-
nya bilangan bola).
Reynolds akibat permukaan bola yang Pada kecepatan suatu bola tennis dipukul, besar
kasar f atau
(http://www.scribd.com/doc/76438941/Dianto- gaya seretan udara
artikel- 1
kolokium-analisis-efek-magnus-pada-lintasan- 2
sepak-bola). yang menyatakan bahwa besarnya gaya berban
Ada dua drag yang terjadi pada bola, yait ding lurus
u skin friction dengan massa jenis udara , kecepatan relatif
drag (gaya seretan akibat gesekan antara udara benda
dengan bola) terhadap udara v, koefisien drag Cd dan luas pen
dan pressure drag (gaya seretan akibat alir ampang
an ulakan di benda yang terkena u
belakang bola). Pada bola licin, aliran dardara A
i depan akan (http://www.scribd.com/doc/76438941/Dianto-artikel-
terbelah di sekitar bola, bergerak ke belakang, kolokium-analisis-efek-magnus-pada-lintasan-sepak-
namun aliran bola).
terlepas sebelum sampai di ujung belakan Untuk lebih singkatnya maka :
g, dan terjadi
ulakan-ulakan kecil di belakang bola. Alira f = Dv2
nnya adalah
x

y
y
fy
mg

dengan v vx2 v2y , asumsi bahwa udara diam, se

hingga

udara, seperti digambarkan di diagram benda bebas b
erikut:

Gambar 2. Diagram gaya




dinyatakan sebagai f Dvv dan komponen
dari

f adalah :

f x Dvv x (3)
f y Dvv y

Dan tiap komponen adalah berlawanan arah dengan


tiap
komponen kecepatan sehingga f f x2 f y2 . D
engan
aliran laminar. Pada bola seperti bola golf y hukum II Newton didapatkan :
ang memiliki
dimple/alur, pelepasan aliran ini dapat ditunda, Fx Dvv x max y
artinya titik
pelepasan aliran dapat dapat digeser lebi Fy mg Dvv y m
h ke belakang, a
ulakannya pun lebih sedikit. Aliran pada
bola dengan
dimple adalah aliran turbulen. Pressure drag
pada aliran
turbulen lebih kecil daripada aliran laminer. J
adi, dengan
memberi lubang kecil pada permukaan bola (menambahkan

JRKPF UAD Vol.1 No.1 April 2014 Purwadi dan Ishafit 12


CA

Pemodelan Gerak Parabola yang Dipengaruhi Seretan serta Spin Efek

Magnus
Bola dengan Program Modellus dan Excell
ditentukan nilai di akhir sejumlah interval (Young
Komponen dari percepatan termasuk efek dari g dan
ravitasi dan Freedmann, 2000)
drag adalah :

Efek Magnus
. (4)
ax (D / m)vv x
a y g (D / m)vv
Fenomena tendangan pisang yang banyak m
y engecoh

Konstanta D bergantung pada kerapatan ud kecepatan-x vx berubah sebesar vx


axt . Demikian
ara , luasan
juga, vy berubah dengan sebesar vy a y t
penampang benda A (terlihat dari depan), k
onstanta tak .
berdimensi D yang dinyatakan sebagai : Nilai dari komponen-x dan komponen
y di akhir tiap
D (5) interval adalah :
2
vx vx vx axt vy vy vy ay t
Ide dasar dari perhitungan numerik adal

ah komponen Apabila ini terjadi maka, proyektil b


percepatan ax dan ay selalu berubah denga ergerak sehingga
koordinat pun berubah. Bila kecepatan
n komponen
rata-rata selama
kecepatan. Tapi untuk selang waktu yang ke
interval waktu t adalah rata-rata dari nil
cil t, dapat
ai vx (pada awal
dianggap bahwa percepatan itu konstan. Bila ko
ordinat dan interval)dan vx vx (padaakhir interval)
komponen kecepatan pada suatu waktu t atau
diketahui, dapat vx vx / 2 . Selama t koordinat x bertamb
ditentukan besaran ini pada selang waktu ke ah sebesar
mudian t+t
untuk percepatan konstan. Selama
selang waktu t,
komponen percepatan ra
ta-rata adalah ax vx / t dan
penjaga gawang adalah contoh dari aplikasi hukum Fisi adalah kecepatan
ka bola
yang disebut dengan Efek Magnus (Gustav Magnus, 1852) (http://www.scribd.com/doc/76438941/Dianto-artikel-
(http://www3.wooster.edu/physics/jris/ kolokium-analisis-efek-magnus-pada-lintasan-sepak-
Files/Ahmad_Web_Article.pdf). Besarnya gaya Magnus bola).
dinyatakan sebagai Untuk mempermudah pemahaman pengaruh spin bola
pada
FM CL D3 fvF (6) arah gaya Magnus maka bisa dilihat pada gambar
berikut.
Dimana CL adalan koefisien Lift, D adalah diameter bola, Bila spin putar kiri maka tendangan akan melengk
adalah massa jenis udara, f adalah frekuensi spin bola dan ung ke
v kiri dan bila spin putar kanan maka tendangan akan
putar
kanan.
1
ax (t)2
x (vx vx / 2)t vxt 2

Gambar 3. Gerakan bola akibat spin


Demikian pula untuk y. Sehingga koordinat proy
ektil
pada akhir interval adalah :

1 Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa tekanan


ax (t)2
x x x vxt 2
statis
1
a y (t)2 dan tekanan dinamis yang bekerja pada aliran la
2
minar
adalah konstan dinyatakan sebagai berikut :
y y y vy t

Nilai awal x, y, vx, dan vy ditentukan dulu, selanjutnya


kalkulasi nilai posisi dan kecepatan pada akhir tiap interval
sebagai kelipatan dari nilai awalnya, dan akhirnya bisa

JRKPF UAD Vol.1 No.1 April 2014 Purwadi dan Ishafit 13

Pemodelan Gerak Parabola yang Dipengaruhi Seretan serta Spin Efek

Magnus
Bola dengan Program Modellus dan Excell

Bila dilihat dari samping maka bola bergerak


ke arah
sumbu x+ dan membelok tajam
akibat efek magnus
sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut
:(http://www.scribd.com/doc/76438941/Dianto-artikel-
kolokium-analisis-efek-magnus-pada-lintasan-sepak-
bola)

F ma
Fm mgj m(axi ay j)
CL D3 f (vx j vyi) mgj m(axi ay j)
Komponen :
Gambar 4. Aliran laminar

1 CLD3 fvy max (13)


2 dvx CL D3 fv y dvx
Dari persamaan Bernoulli, adanya rotasi bola mengakibat dt
vx (t) Acos(t) vo sin( ) sin(t) (20) dvy d 2v x
kan adanya perbedaan tekanan pada sisi bola yang
menghasilkan gaya Magnus. CL D3 fv y dt dt 2

Karena adanya r
otasi bola dengan jari jari R maka Komponen : (14)
CLD3 fvx mg may
kecepatan bola akan menjadi : dvy (15)
dt
v1 v R (8)
v2 v R (9)
2
(16) dvx m
CLD3 f
Bila pers (8) dan (9) dimasukkan ke persamaan Bernoulli dt dt 2
maka akan menjadi seperti berikut :
p 1v2 gh kons tan
1 (7) Bila disubstitusikan persamaan (13) dan (16) maka:
p 1 CLD3 fvy m
2 2

p p1 p2 CLD3 f m
(10)
1 dt
m
2 m2 d 2 vy
p 2Rv. CLD3 f dt 2
2

Besarnya gaya yang bekerja pada kond CLD3 fvx mg m (17)


isi ini : dt 2 d vy
F Aeff .p
m

Dengan Aef adalah


(v luas
R)2 permukaan
p2 (v efektif
R)2 yang terpapar
pada aliran udara sebesar : Bila (13) disubstitusikan pers. (14) dan (15) maka a
Aeff R2
kan dvx CLD3 fvy
p [(v R)2 (v R)2 ]
dihasilkan persamaan gerak bola sebagai berikut :
Jadi besarnya Gaya Magnus adalah : (11)
CLD3 fvy 3
dt m2
F 2R3v 3
bila dinyatakan secara vektor adalah : d 2vy C D
3 f
L vy
(12) g
0 dvy (18)

dt 2 2
Persamaan Gerak Spin Bola Putar Kana
m m
n Solusinya dv
adalah :
y m d 2vx
CL D f dt 2

CL D3 fvx mg
CL D f dt
JRKPF UAD Vol.1 No.1 April 2014 Purwadi dan Ishafit 14
F 2R3 v d 2vx C D3f
L vx

Pemodelan Gerak Parabola yang Dipengaruhi Seretan serta Spin Efek

Magnus
Bola dengan Program Modellus dan Excell
vy (t) vo sin( ) cos(t)
Dengan (19)
Asin(t) g
m2 d 2vy

dt m CL D3 f dt 2

2
dan A (g vo cos( ).) d 2vy C D3 f (27)
m dt 2 m

Diperoleh : Substitusi Pers.(24) dan (25) menjadi :


(21)
x t sin(t) cos(t)
(22) 3

yCL D3 ft)
cos( sin(t)
L m
vy d 2vx0
C L D 3 f dt 2
Persamaan Gerak Spin Bola Putar Kiri
g A vo sin vo sin
2

Peristiwa sebaliknya bila bola berotasi berlaw g (28)
dvy m d 2vx
A vo sin A 2
anan arah dt CL D f dt 2
Solusinya adalah :
jarum jam atau dari samping bergerak ke sumbu (t)L DAsin(
vy C 3 fvx mg
t) vo sin( ) cos(t) (29)
x- apabila
g (30)
dirumuskan sebagai berikut:
(http://www.scribd.com/doc/76438941/Dianto- d 2vx CL D3 f vx
dt m m
artikel- Dengan :
kolokium-analisis-efek-magnus-pada-lintasan-
sepak-bola)
m
vx (t) Acos(t) vo sin( ) sin(t)
F ma
Fm mgj m(axi a y j)
CL D3 f (vx j v yi) mgj m(axi a y j) CL D3 f (g vo cos( ).)
dan A
Bila dinyatakan dalam komponen i dan j sebagai Maka g A
sin(t) cos(t)
berikut :
:
vo sin vo sin (31)
Komponen : ty cos(t) sin(t) (32)
x
CLD3 fvy max A vo sin A
CL D3 fvy mdvx (23)
dt
dv
m vx
d 2
CL D 3 f
y
(24) Dengan persamaan ini bisa ditentukan simulasi modelnya.
dt dt 2
III. Metode Simulasi
Komponen
: CLD3 fvx mg may

CLD3 fvx mg m
dvy (25) 1. Disiapkan software Modellus, kemudian dimas
CLD3 f m dt ukkan
dvx d 2vy (26) variabel dan rumus ke dalam mathematical model.
dt dt 2 2. Untuk kasus bola tennis maka nilai radius r = 0,
0366
m dan massa m = 0,145 kg, sedangkan k
Bila disubstitusi pers (26) dan (23) aka
oefisien
n menjadi: hambatan udara CD = 0,5.
3. Nilai kerapatan udara = 1,2 kg/m3 untuk kecep
atan
awal bola bisa dicoba kecepatan awal vo = 63,7
5 m/s
dan sudut elevasi = 450.
4. Dilakukan hal yang sama dengan Excell dan dita
mpilkan
gambar trayektori parabola tanpa drag dan dengan
drag.

x vxt axt 2
JRKPF UAD Vol.1 No.1 April 2014 Purwadi dan Ishafit 15

y v yt a yt 2

Pemodelan Gerak Parabola yang Dipengaruhi Seretan serta Spin Efek

Magnus
Bola dengan Program Modellus dan Excell
1
5. Untuk pemodelan efek Magnus dilakukan 2
pada bola 1
sepak dengan data geometri yang ditetapk 2
an FIFA yaitu Didapatkan bentuk trayektori gerak seperti berikut
m= (0,422 0,010) kg dan diameter D
(0,216 0,004) m . Diteliti bagaimana pengaruh
spin
terhadap lintasan bola sepak.

IV. Pembahasan
CA
2. D
Gerak Parabola dengan Drag
Gambar 5. Kurva Trayektori bola dengan drag untuk j
Untuk membuat simulasi model gerak par ari

abola dengan jari r= 0,04 m dan vo = 63,75 m/s


drag maka dimasukkan persamaan sebagai beri Dari trayektori terlihat bahwa gerakannya tidak
kut :
murni
parabola lagi tetapi menjadi lebih pendek lint
1. A r 2 untuk menentukan luas penampang asannya.
bola. Untuk Untuk menentukan perbandingan jangkauannya,
membuat variasi dalam gerak lintasan maka
maka variabel dilakukan untuk r = 0 sehingga dianggap sebagai
radius bola r serta kecepatan awal vo dimasu lintasan
kkan dalam titik partikel dan
levelindicator sehingga dalam
simulasi model bisa
digambarkan perbedaan trayektori
tanpa drag serta
dengan drag.
dengan CD merupakan koefisien drag.
2
Besarnya = 1,2 kg/m3[1] adalah kerapatan
udara pada
permukaan air laut.
3. Besarnya gaya gesekan pada arah sum
bu-x ditentukan

dengan ru f x Dvv x dan pada arah sumbu-y


mus
f y Dvv y sedangkan besarnya resultan gaya gesekan
dinyatakan sebagai f f x2 f y2 .

4. Untuk menentukan besarnya percepatan pada arah


sumbu-x dan sumbu-y adalah sebagai berikut:
D D
m m

5. Untuk menentukan besarnya kecepatan pada arah sumbu-


x dan sumbu-y adalah sebagai berikut:
Gambar 6. Kurva Trayektori bola tanpa drag untuk jari jari
vx vo cos axt vy vo sin ayt
ketinggian(m)

Dan resultan dari komponen kecepatan pa r=


da sumbu-x 0,04 m dan vo = 63,75 m/s
dan sumbu-y adalah sebagai berikut : Untuk membandingkan kedua trayektori tersebut
v v2 v2
maka
6. Untuk menentukan posisi bola sebagai f
bisa juga dilakukan dengan menggunakan Excell
ungsi waktu . Untuk
dapat dinyatakan sebagai berikut : melakukan simulasi model maka perlu dilakukan
setting
tersendiri karena adanya perhitungan yang bersifat
iteratif
(berkaitan). Untuk keperluan itu, maka dari menu file p
ilih
option kemudian pilih formula. Setelah
formula
ditemukan kemudian diklik enable iterative calc
ulation,
maka entry data yang masuk bisa dibuat model.

JRKPF UAD Vol.1 No.1 April 2014 Purwadi dan Ishafit 16

Pemodelan Gerak Parabola yang Dipengaruhi Seretan serta Spin Efek

Magnus
Bola dengan Program Modellus dan Excell

Hasil yang didapat dari model simulasinya seperti berikut


ax vv x a y g vv y

Trayektori Dengan Drag


14
12
10
8
6
4
2x y
0
0 10 20 30 40
jangkauan (m)

Gambar 7. Trayektori dengan seretan Gambar 8. Trayektori bola

Terlihat dari hasil simulasi bahwa lintas


an yang tanpa
drag, jarak jangkauannya sekitar 6 kali jan
gkauan dengan
drag. Simulasi ini dilakukan untuk bola dengan
Gambar 9. Trayektori bolan dengan spin efek Magnus
r = 0,0366
m dan massa m= 0,145 kg dan kecepatan a Bila divariasikan nilai dari kecepatan awal bola vo de
wal 50 m/s ngan
dengan sudut elevasi 45o. spin bola rendah akan terbentuk lintasan tidak
terlalu
Spin Efek Magnus melengkung tapi cenderung mendekati garis lurus.
Tetapi
Bila tendangan mengenai bola tepat pada pus sebaliknya bila frekuensi spin bola f ditingkatkan denga
n vo
at massanya yang rendah maka bola akan melengkun
maka selama melayang, bola tersebut tid g dengan
ak mengalami kecepatan linier bola akan berkurang.
rotasi. Sebaliknya, bila bola ditendang Hal ini terjadi karena besarnya energi kinetik tr
tidak tepat pad anslasi
a bola tereduksi kedalam energi kinetik rotasi. Bila tenda
pusat massanya maka bola akan mengala ngan
mi spin/rotasi lurus tanpa spin berarti energi kinetik murni hanya
selama gerakannya. Dengan rotasi ini maka aka untuk
n terjadi efek translasi saja, sedangkan pemberian spin bola men
magnus yang membengkokkan lintasan bola. gurangi
Sesuai dengan persamaan gerak untuk x dan tenaga kinetik bola. Jadi untuk menghasilkan te
y untuk putar ndangan
kanandan kiri maka didapatkan bentuk simul lengkung yang baik tendangan dilakukan tidak terlalu
asi model cepat
seperti di bawah ini tapi spin bolanya tinggi. Dari tendangan sep
erti ini
dihasilkan tendangan yang lurus tapi melengkun
g tajam
diujungnya.
Dalam simulasi model ini tentu saja banyak asu
msi yang
diberikan seperti koefisien lift CL =1, tidak adanya a
ngin,
kelembaban udara yang rendah dan diabaikannya v
iskositas
udara. Selain hal itu, spin bola juga dianggap konstan d
alam
simulasi model, meskipun dalam kenyataannya spin
makin
berkurang ketika mendekati akhir dari lintasan.
Faktor-
faktor ini tidak diikutkan dalam simulasi
untuk
mempermudah perhitungan saja.

V. Kesimpulan

1. Gerak parabola dengan drag memiliki lintasan yang


lebih
pendek dibandingkan dengan gerak parabola yan
g tanpa
seretan.
2. Efek Magnus muncul karena adanya spin bola k
etika
sedang melayang, yang mengakibatkan lintasa
n bola
melengkung.
3. Tendangan lengkung muncul karena energi
kinetik
translasi bola direduksi ke dalam energi kinetik
rotasi
yang muncul ketika bola melakukan spin.

JRKPF UAD Vol.1 No.1 April 2014 Purwadi dan Ishafit 17


Pemodelan Gerak Parabola yang Dipengaruhi Seretan serta Spin Efe

k Magnus
Bola dengan Program Modellus dan Excell

Kepustakaan

University Physics, Hugh D. Young and Roger Freedmann,


New York, Addison Wesley, 2000, p.146-147.
http://www.scribd.com/doc/76438941/Dianto-artikel-
kolokium-analisis-efek-magnus-pada-lintasan-sepak-bola
http://www3.wooster.edu/physics/jris/
Files/Ahmad_Web_Article.pdf
http://universitasfisika.wordpress.com/kajian-
fenomena/analisis-sepak-bola-fisika/

JRKPF UAD Vol.1 No.1 April 2014 Purwadi dan Ishafit 18

Anda mungkin juga menyukai