Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Dalam pembangunan Pabrik, umumnya struktur bangunan menggunakan material baja, hal ini karena
kebutuhan jarak antar kolom yang jauh sedangkan atap biasanya merupakan atap metal yang ringan. Dengan
material baja, dengan kekakuan 10x lipat dari beton didapat strutkur yang lebih kecil dan ringan.Untuk
bentang antar kolom yang tidak terlalu panjang (misal 10m), bisa digunakan baja profil biasa, untuk yang lebih
panjang dapat digunakan castileted, yaitu profil baja misal baja I/WF (wide flange).
Di dalam perencanaan ini dibutuhkan pemahaman yang mendalam tentang prinsip statika, dinamika,
mekanika, karakteristik bahan dan analisis struktur, ini dimaksudkan agar didapatkan struktur yang ekonomis
dan aman serta sesuai dengan tujuan pembuatannya. Banyak Software yang dipakai dalam menganalisis
perhitungan suatu struktur, salah satunya adalah SAP 2000 v.14.
Dari hasil analisis SAP 2000 v. 14 didalam perencanaan kontruksi baja ini di dapat gaya-gaya dalam
yang bekerja sehingga bisa memudahkan dalam perencanaan dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan
kebutuhan yang direncanakan.
1. PENDAHULUAN
1.3 SistematikaPenulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang perencanaan, identifikasi masalah, tujuan perencanaan, batasan masalah,
dan sistematika penyusunan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teoritis dan gambaran umum perencanaan yang meliputi deskripsi
analisa perencanaan struktur.
BAB III : METODE PERENCANAAN
Pada bab ini berisi tentang Pemodelan Pabrik, pembebanan, data perencanaan, cara penelitian dan alur.
BAB IV : ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan tentang analisa perhitungan Struktur Pabrik tipe Portal Kaku (Gable Frame).
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan penutup dari Laporan Tugas Akhir yang berisi kesimpulan dan saran.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konstruksi Portal Kaku (Gable Frame)
Dalam perencanaan suatu struktur gedung, faktor kekuatan mendapat perhatian utama. Penerapan faktor
kekuatan dalam struktur bangunan bertujuan untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya runtuh yang dapat
membahayakan bagi penghuni. Sehingga dalam penerapannya perlu ditetapkan suatu kebutuhan relatif yang
ingin dicapai, dimana nantinya gedung akan dapat menerima beban yang lebih besar dari beban yang
direncanakan. Kriteria dasar dari kuat rencana yaitu kekuatan yang tersedia kekuatan yang dibutuhkan, di
mana kekuatan yang tersedia (seperti kekuatan momen) dihitung sesuai dengan perat Konstruksi ini adalah
statis tak tentu. Diselesaikan dengan cara cross, clapeyron, slope deflection, tabel, dan sebagainya. Gaya yang
bekerja pada batang-batangnya N, D dan M. Batang menerima Nu dan Mu perhitungan sebagai beam
column.
Suatu Gable Frame mempunyai berbagai macam komponen yang berperan dalam menunjang kekuatan
strukturnya secara keseluruhan, yaitu antara lain rafter, kolom, base plate, haunch, dan stiffener. Dalam
perhitungan atau pemodelan struktur, beberapa komponen tersebut seringkali tidak diperhitungkan. Demikian
juga halnya dengan haunch (pengaku). Dalam pelaksanaan di lapangan, gable frame biasanya diberi pengaku.
Biasanya pengaku diberi untuk memuat alat penyambung baut dan mencukupi kekuatan sambungan. Sedangkan
pengaku sebagai salah satu komponen gable frame tersebut mempunyai pengaruh terhadap kekuatan struktur
secara keseluruhan.
MULAI
Data : Asumsi :
GambarRencanaStruktur Portal BebanAngin, BebanHidup, tanah,
Gable fc, fy
PERLIMINARY DESIGN
A TIDAK
B
PERENCANAAN SAMBUNGAN
TIDAK
YA
SAMBUNGAN TERPASANG
SELESAI
sb y
D
r
y
sb x
C x = 12 L F
Gambar 4.1. Perhitungan Balok Kuda-kuda
a. Menghitung Panjang Balok
Diketahui (L) = 30 m
Jarak C D
cos 20 =
15
=
=
cos 20 cos 20
=
Jarak D F
sin 20 =
= sin 20 . = tan 20 . 16
= sin 20 . 16
= 5,5 m
Jarak gording yang direncanakan = 1,5 m
Banyaknya gording yang dibutuhkan, 16/1,5 + 1 =12 buah
Jarak gording yang sebennarnya, 16/12= 1,3 m
b. Pembebanan pada Gording
Berat Sendiri
Berat gording = 11,0 kg/m
Berat penutup atap (1,5 m x 11 kg/m2) = 16,5 kg/m
Muatan angina 0,02. 20o 0,4 . 40. 1,3 = 0 kg/m
Berat alat penyambung (10% x 27,5) = 2,15 kg/m +
q = 29,65 kg/m
c. Kontrol Tegangan
P kg P kg
q (kg/m) q (kg/m)
Karena simetris M1 = M2
1 1
1 = 2 = 2 = 29,6562 = 133,4
8 8
1 1
1 = 2 = = 1006 = 150
4 4
6
1 2
1 =
0 2 2
6
29,656 1
1 = 29,65 2
0 2 2
6
1 = 88,95 14,825 2
0
1 = 44,48 2 4,94 3 |60
1 = 1601,28 1069,2 = 532,08 2
1
1 = 6150 = 450 2
2
Persamaan Tiga Momen
Bentang ABC
1 1 2 2 1 1 + 1 2 + 2 2
+ 2 + + = 6 6
1 1 2 2 1 2
6 6 6 532,08 + 450 3 6 532,08 + 450 3
0 + 2 + + 0 =
6 6
2(12) = 5892,48
MB = - 246 kgm
Ditengah Bentang
133,4 kgm 133,4 kgm
150 kg 150 kg
M1 = M2
Bentang AB = BC = 133,4 + 150 123 = 160,4 kgm
Gambar Diagram Momen
246 kgm
3) Terhadap lendutan
1 1
= . = . 600 = 2,4
250 250
o
qx = 29,65 . sin 20 = 10,14 kg/m = 0,1014 kg/cm
qy = 29,65 . cos 20o = 27,86 kg/m = 0,2786 kg/cm
Px = 100 .sin 20o = 34,2 kg/m
Py = 100 .cos 20o = 93,97 kg/m
5 . . 4 1 . . 3
= +
348 . . 48 . .
5. (0,1014). 6004 34,2. 6003
= + = 1,56
3842,1. 10 99,2 482,1. 106 99,2
6
5 . . 4 1 . . 3
= +
348 . . 48 . .
5. (0,2786). 6004 93,97. 6003
= + = 0,87
3842,1. 106 489 482,1. 106 489
= 2 + 2 <
= (1,562 + 0,872 < 2,4
= 1,79 cm < 2,4 .
Kesimpulan: Profil C 150 x 75 x 20 x 4,5 dapat di pakai
4.1.2. Perhitungan Batang Tarik (Trackstang)
Batang tarik (trackstang) berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x (miring
atap) sekaligus untuk mengurangi tegangan lendutan yang timbul pada arah x. Beban-beban yang dipikul
oleh trackstang yaitu beban-beban yang sejajar bidang atap (sumbu x), maka gaya yang bekerja adalah gaya
tarik Gx dan Px.
Gx = berat sendiri gording + penutup atap sepanjang gording arah sumbu x
Px = beban hidup arah sumbu x
P total = Gx + Px = (qx . L) + Px
qx= q . sina = 29,65 . sin 20o = 10,14 kg/m
Px = P .sina = 100 . sin 20o = 34,2 kg/m
Karena batang tarik dipasang dua buah, jadi per-batang tarik adalah :
P = Ptotal / 2 = (qx . L) + Px) / 2
= {(10,14 . 6) + 34,2} / 2
= 47,52 kg
= = 1666 kg/cm2, dimana diambil =
47,52
= = = 0,028 2
1666
Fbr = 125% . Fn = 1,25 . 0,028= 0,035 cm2
Fbr = . . d2, dimana :
4 . 4 . 0,035
= = = 0,21 2,1
3,14
Maka batang tarik yang dipakai adalah 6 mm
4.1.3. Perhitungan Ikatan Angin
Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal (axial) tarik saja. Adapun cara kerjanya adalah
apabila salah satu ikatan angin bekerja sebagai batang tarik, maka yang lainnya tidak menahan gaya apa-apa.
Sebaliknya apabila arah angin berubah, maka secara bergantian batang tersebut bekerja sebagai batang
tarik.
gording
P P Nx
h
N
kuda-kuda
P
b N Ny
ikatan angin
Gambar 4.2. Ikatan angin
N dicari dengan syarat keseimbangan, sedangkan P = gaya / tekanan angin
8
Tg = 6 = 2,67 = 2,67 = 52,43
P = (40 x 8) = 320 kg/m
H = 0 Nx = P
N cos = P
320
N = cos = cos 52,43 = 524,8
524,8
= = = 1666 = 0,315 2
Fbr = 125% . Fn = 1,25 . 0,315= 0,397 cm2
Fbr = d2
4 . 4 . 0,397
d= = = 0,7 7
3,14
digunakan ikatan angin 10 mm
4.1.4. Perhitungan Dimensi Balok dan Kolom Kuda-kuda
C E
A B
P= 0 kg/m P= 96 kg/m
C1h= 216 kg/m
Chs= 96 kg/m
Vu
A
Potongan A-A
17,5
= =5
0,71
= 5.
+ = = 57
ya = 47,5 cm
yb = 9,5 cm
Momen inersia dari luasan transformasi
1 1
= . . 2 + . . 2
3 3
1 1
= . 0,71. 47,5 + . 17,5. 9,52 = 102527,76 2
2
3 3
Tegangan tarik max
. 1177156.47,5
= =
102527,76
= 543,36 /2
Beban tarik baut
1 = .
= 543,36 2,84
= 1543,38 kg 15433,8 N
= 0,7. .
= 0,7.284.825 = 164010
Syarat yang harus dipenuhi
1
15433,8 N 164010 N..ok
Gaya geser pada baut
=
30189,5
= = 2515,8
12
= 0,6. .
= 0,6.284.825 = 140580
Syarat yang harus dipenuhi
1
2515,8 140580 N..ok
Daya Dukung Momen Baut
y
= 6.
= 6.16401
= 98406
Momen yang dapat ditahan oleh baut (Mb)
Mb = R.e
= 98406.28,4
= 2794730 kgcm
Syarat yang harus dipenuhi
2794730 kgcm 1177156 Kgcm.. ok
Daya dukung baut terhadap tarik
.
= +
2
2 = 2. 12 + 2. 22 + 2. 32 2
= 2. 22,32 + 2. 14,22 + 2. 5,92 2
= 2934,96 2
3018,95 1177156.22,3
= +
12 2934,96
= 9195,6 Kg
Syarat yang harus dipenuhi
P
9195,6 Kg 16401 ..ok
A Potongan A-A
17,5
=
=
0,48
=6
= 6.
+ = = 48
ya = 41,4 cm
yb = 6,9 cm
Momen inersia dari luasan transformasi
1 1
= . . 3 + . . 3
3 3
1 1
= . 0,48. 41,4 + . 17,5. 6,93 = 13269,57 2
3
3 3
Tegangan tarik max
.
=
376359 .41,4
= = 1174,2 /2
13269,57
Beban tarik baut
1 = .
= 1174,2 2,01
= 2360,16 kg 23601,6 N
= 0,7. .
= 0,7.201.825
= 116077,5 11607,75
Syarat yang harus dipenuhi
1
23601,6 N 116077,5 ..ok
Gaya geser pada baut
=
1727
= = 172,7 1727
10
= 0,6. .
= 0,6.284.825 = 140580
Syarat yang harus dipenuhi
1
1727 140580 ..ok
Daya Dukung Momen Baut
y
= 4.
= 4.11607,75
= 46431
Momen yang dapat ditahan oleh baut (Mb)
Mb = R.e
= 46431.23,9
= 1109701 kgcm
Syarat yang harus dipenuhi
1109701 kgcm 376359 Kgcm.. ok
Daya dukung baut terhadap tarik
.
= +
2
2 = 2. 12 + 2. 22 2
= 2. 17,42 + 2. 9,12 2
= 771,14 2
1727 376359 .17,4
= +
10 771,14
= 8664,9 Kg
Syarat yang harus dipenuhi
P
8664,9 Kg 11607,75 ..ok
c. Perhitungan las pelat sambungan arah sejajar kolom
Tebal las ditaksir a = 4 mm = 0,4 cm
Panjang las (lbr) = 36 cm
P = N balok = 3742,61 kg
Beban ditahan oleh las kiri dan las kanan, masing-masing sebesar P kiri dan P kanan, dimana :
Pki = Pka = . P = . 3742,61 = 1871,3 kg
Ln = lbr 3a = 36 (3 . 0,4) = 34,8 cm
D = Pki . sin 45o = 1871,3 sin 45o = 1323,2 kg
1871,3
= = = = 129,95 /2 < = 999,6 /2
. 36 . 0,4
1871,3
= = = = 134,4 /2 < = 1666 /2
. 34,8 .0,4
Kontrol :
= 2 + 3 2 = 134,42 + 3 .129,952
Df
hf
L
Data Dimensi Pondasi:
Gambar 4.18. Perencanaan Pondasi Telapak
Panjang Pondasi (L) = 1,5 m
Lebar Pondasi (B) = 2,2 m
Tebal pile cap = 0,4 m
Tinggi pedestal =2m
Tebal kolom = 0,45 x 0,45 m
Tebal tanah diatas pile cup = 1,6 m
Data tanah:
Berat jenis tanah () = 19 kN/m3
Kohesi (c) = 50 kN/m3
Sedut geser () = 30
Data bahan:
Mutu beton (fc) = 25 Mpa
Mutu Baja (fy) = 250 Mpa
Data reaksi pembebanan:
PU = 504,8 KN
Pu = 504,8 kN
Plat beton = 2.2 1,5 0,4 24 = 31,68 kN
Berat pedestal = 0,45 0,45 2 24 = 9,72 kN
Berat tanah = (2.2 1,5 0,45 0,45) 1,6 19 = 94,17 kN +
Qu = 640,37 kN
Pu Mu.x Mu.y
max = 1 1 t
B. L . L. B 2 . B. L2
6 6
640,37 220,6 0,69
max =
2,2.1,5 1 . 1,5. 2,22 1 . 2,2. 1,52
6 6
= 194 182 0,8
max = 376,8 kN/m2
376,8 kN/m2 1275 kN/m2 .................... ok
2.1,6
= 1 1 0,85.25 . 315 = 24,68 mm
0,85. . a. b
, =
fy
0,85. 25.24,68 .1000
= = 2097,8 2
250
< 31,36
1,4. . 1,4.1000.315
, = = = 1764 2
fy 250
Jarak tulangan:
1 . . 2 . 1 . . 192 . 1000
= 4 = 4 = 160,6
, 1764
(2. = 2.400 = 800 )
450
Dipilih yang kecil, yaitu s = 160 mm
Jadi dipakai tilangan D19 160
1771 2 > , = 1764 2 OK
Tulangan sejajar sisi pendek
19
= 75 + 19 + = 103,5 104
2
= = 400 104 = 296
1,5 0,450
= = = 0,525
2 2 2 2
1
= . . 2
2
1
= . 376,8. 0,5252 = 51,9
2
=
. . 2
52,9. 106
= = 0,74
0,8.1000. 2962
Jadi K < K max (memenuhi syarat)
2.
a = 1 1 0,85. .
2.0,74
= 1 1 0,85.25 . 296 = 10,4 mm
0,85. . a. b
, =
fy
0,85. 25.10,4.1000
= = 884 2
250
< 31,36
1,4. . 1,4.1000.296
, = = = 1657,6 2
fy 250
Dipilih yang besar, yaitu , = 1657,6 2
Untuk jalur pusat selebar L = 1,5 m
2. . ,
, =
+
2.1,5.1657,6
=
1,5 + 2,2
= 1506,9 2
Jarak tulangan:
1 . . 2 .
= 4
,
1 . . 192 . 1000
= 4 = 188
1506,9
(2. = 2.400 = 800 )
450
Dipilih yang kecil, yaitu s = 180 mm
Jadi dipakai tilangan D19 180
1574 2 > , = 1506,9 2 OK
Untuk jalur tepi (diluar jalur pusat):
, = , ,
= 1657,6 1506,9 = 150,7 2
Jarak tulangan:
1 . . 2 .
= 4
,
1 . . 192 . 1000
= 4 = 1880,45
150,7
(2. = 2.400 = 800 )
450
Dipilih yang kecil, yaitu s = 450 mm
Jadi dipakai tulangan D19 450
630,064 2 > 150,7 2 . ok
e. Kuat dukung pondasi
= . 0,85. . 1
= 0,7.0,85.25.450.450 = 3012187,5 = 3012,18
, = 504,8 < 3012,18 .. ok
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
1. Untuk merelisasikan hasil perhitungan dengan di lapangan maka diperlukan pengawasan yang benar-benar
teliti.
2. Pondasi yang direncanakan harus kuat menahan beban yang bekerja padanya. Selain itu tanah tempat
pondasi diletakan juga harus bisa memberikan daya dukung yang cukup kuat agar pondasi tidak
mengalami penurunan yang melebihi batas toleransi.
3. Pada keseluruhan pembangunan pabrik ini seluruh material harus benar-benar sesuai dengan hasil
perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Wigroho H, (2001). Analisis Perencanaan Struktur Frame Menggunakan SAP 2000 Versi 7.42, Andi,
Yogyakarta.
Prabawati Arie, (2010). Analisis Struktur Bangunan dan Gedung dengan 2000 Versi 14, Andi, Yogyakarta.
Asroni Ali, (2010). Kolom Pondasi dan Balok T Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta.
., (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, Departemen Pekerjaan
Umum.
., (1984). Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI), Yayasan lembaga penyelidikan
masalah bangunan.