Anda di halaman 1dari 3

Ikatan Ion

Teori Lewis dan Kossel menyatakan bahwa ikatan ion yang terjadi
antara ion positif (atom yang melepaskan electron) dan ion negative (atom yang
menerima electron). Berarti, ikatan ion terbentuk akibat gaya elektrostatis antara ion yang
berlawanan muatan sebagai akibat serah terima electron dari suatu atom ke atom yang
lain.

Ikatan ion disebut juga ikatan lektrovalen atau heteropolar, senyawa yang mempunyai
ikatan ion disubut senyawa ion.
Susunan senyawa ion tersebut adalah setiap ion positif dikelilingi beberapa ion negative,
demikian juga sebaliknya.

1. Pembentukan Ion Positif


Ion positif terbentuk karena suatu atom melepaskan elktron. Atom yang cenderung
melepaskan electron membentuk ion postif umumnya adalah atom unsur logam. Oleh
karena itu, unsur logam merupakan unsur elektropositif. Unsur logam golongan uatama
cenderung melepskan electron valensinya agar konfigurasi electron valensinya sesuai
dengan konfigurasi gas mulia terdekat.
Contoh:

2. Pembentukan Ion Negatif


Ion negative terbentuk karena suatu atom menerima elektron. Atom yang cendering
menerima electron adalah atom unsure non logam. Unsur non logam cenderung
membentuk ion negative sehingga unsure nonlogam disebut unsure elektronegatif dan
mempunyai afinitas electron yang besar. Secara umum, banyaknya elekton yang diterima
oleh unsue non logam adalah sebanyak kekurangannya agar sesuai dengan konfigrasi
elektron gas mulia terdekat.

Umumnya , bila suatu unsur logam bersenyawa dengan unsur non logam maka akan
terbentuk senyawa dengna ikatan ikatan ion. Ion positif dan ion negatif kemudian tarik
menarik sehingga terjadi serah terima electron membentuk senyawa dengan ikatan ion.
Pada ikatan ini juga berlaku bahwa total elektron yang dilepaskan harus sama dengan total
elektron yang diterima.

Pembentukan Senyawa Ion


Kamu mungkin akan menangkap kesan yang kuat bahwa ketika atom-atom bereaksi,
atom-atom tersebut berusaha untuk mengorganisasi sesuatu hal tertentu seperti tingkat
energi terluarnya supaya terisi penuh atau kosong sama sekali. Ikatan ion pada natrium
klorida

Natrium (2,8,1) memiliki satu elektron lebih banyak dibandingkan struktur gas mulia
(2,8). Jika natrium tersebut memberikan kelebihan elektron tersebut maka natrium akan
menjadi lebih stabil.

Klor (2,8,7) memiliki satu elektron lebih sedikit dibandingkan struktur gas mulia (2,8,8).
Jika klor tersebut memperoleh satu elektron dari tempat yang lain maka klor juga akan
menjadi lebih stabil.

Jawabannya sangatlah jelas. Jika atom natrium memberikan satu elektron ke atom klor,
maka keduanya akan menjadi lebih stabil

Natrium telah kehilangan satu elektron, karena itu natrium tidak lagi memiliki jumlah
elektron dan proton yang sebanding. Karena natrium memiliki jumlah proton satu lebih
banyak dibanding jumlah elektron, maka natrium memiliki muatan 1+. Jika elektron
dihilangkan dari sebuah atom, maka terbentuk ion positif.

Contoh yang lain mengenai ikatan ionik

magnesium oksida

Sekali lagi, terbentuk struktur gas mulia, dan magnesium oksida berikatan satu sama lain
melalui dayatarik yang sangat kuat antara kedua ion. Ikatan ionik yang terbentuk lebih
kuat dibandingkan dengan ikatan ionik pada natrium klorida karena pada kondisi ini kamu
memiliki ion 2+ yang menarik ion 2-. Muatan lebih besar, dayatarik lebih besar. Rumus
kimia magnesium oksida adalah MgO.

kalsium klorid
Saat ini kamu membutuhkan dua atom klor untuk digunakan oleh dua elektron terluar
pada kalsium. Karena itu rumus kimia kalsium klorida adalah CaCl2.

kalium oksida

Sekali lagi, terbentuk struktur gas mulia. Dibutuhkan dua atom kalium untuk mensuplai
kebutuhan elektron oksigen. Rumus kimia kalium oksida adalah K2O.

Anda mungkin juga menyukai