Anda di halaman 1dari 6

Harian Kompas (http://cetak.kompas.com) | Kompas TV (http://www.kompas.

tv)

(http://www.kompas.com)
News
Ikuti Tur | (http://www.kompas.com/tour/) Register (http://nasional.kompas.com/services/sso/register/?
next=http://nasional.kompas.com/read/2008/08/20/11114457/cirebon.bakal.dilupakan)

Get Personalized Here!


| Sign In (http://nasional.kompas.com/services/sso/login/?
next=http://nasional.kompas.com/read/2008/08/20/11114457/cirebon.bakal.dilupakan)
Search Go

News
News

News
News

Travel
Travel

News (http://news.kompas.com)
Ekonomi (http://bisniskeuangan.kompas.com)
Bola (http://bola.kompas.com)
Tekno (http://tekno.kompas.com)
Entertainment (http://entertainment.kompas.com)
Otomotif (http://otomotif.kompas.com)
Health (http://health.kompas.com)
Female (http://female.kompas.com)
Travel (http://travel.kompas.com)
Properti (http://properti.kompas.com)
Foto (http://foto.kompas.com)
Video (http://video.kompas.com)
Forum (http://forum.kompas.com)
Kompasiana (http://www.kompasiana.com)

Nasional (http://nasional.kompas.com)
Regional (http://regional.kompas.com)
Megapolitan (http://megapolitan.kompas.com)
Internasional (http://internasional.kompas.com)
Olahraga (http://olahraga.kompas.com)
Sains (http://sains.kompas.com)
Edukasi (http://edukasi.kompas.com)
Infografis (http://infografis.kompas.com)
Surat Pembaca (http://inside.kompas.com/suratpembaca)

News (http://news.kompas.com)
Travel (http://travel.kompas.com)
Cirebon (Bakal) Dilupakan
Penulis :
Nawa Tunggal,Neli Triana,Siwi Yunita Cahyaningrum
Rabu, 20 Agustus 2008 | 11:11 WIB

Pelabuhan Cirebon KOMPAS/TJAHYA GUNAWAN


0
0
(https://twitter.com/intent/tweet?url=http://kom.ps/AEsIoY&text=Cirebon+%28Bakal%29+Dilupakan -
+ Perbesar
Kompas.com+&via=kompascom)
0

Pelabuhan Cirebon mulai berkurang aktivitasnya ketika sore menjelang. Hanya beberapa buruh angkut batu bara
yang masih bekerja, sebagian duduk menunggu giliran. Buruh angkut berlega hati. Masuknya satu tongkang batu
bara untuk dibongkar berarti pemasukan untuk mereka pada hari itu.

Dulgani (47), salah satu sopir angkut batu bara, mengakui, pendapatan mereka bulan ini lumayan tinggi. Karena
bongkar muat batu bara bisa dilakukan setiap hari, ia bisa memperoleh Rp 100.000 per hari.

Namun, dua bulan mendatang, pendapatan buruh mungkin menjadi tak pasti lagi. Jika ombak laut tinggi, tidak ada
kapal merapat. Kegiatan bongkar muat pun tak ada. Sulit berharap banyak karena kini Pelabuhan Cirebon hanya
untuk bongkar muat batu bara.

Pelabuhan yang kini sepi, dulunya merupakan pelabuhan besar yang dibangun pada abad ke-15. Pada Babad
Cirebon disebutkan bahwa Cirebon merupakan salah satu pelabuhan ramai di Jawa. Pedagang datang dari
berbagai negara, mulai dari Arab, Hindia, dan China.

Di sinilah Sunan Gunung Jati awalnya menapakkan kaki di tanah Jawa, kemudian menyebarkan Islam di Jawa Barat
serta membangun Kerajaan Cirebon. Pada masa kolonial, ketika Priangan dan Cirebon menjadi pusat perkebunan
teh, kopi, dan tebu; pelabuhan kian ramai.

Dalam buku Sejarah Perkebunan Indonesia; Kajian Sosial Ekonomi karya Sartono Kartodirjo, pada tahun 1725
produksi kopi jawa mengungguli Yaman. Sekitar tahun 1865, Pemerintah Belanda membangun pelabuhan baru
untuk mendukung lalu lintas perdagangan. Pada tahun 1890, pelabuhan ini dilengkapi dengan gudang
penyimpanan berbagai hasil bumi yang hendak dikirim ke Eropa.
Sejarawan Cirebon TD Sudjana mengatakan, komoditas perkebunan dulu dikirim dari pusat perkebunan
menggunakan kereta yang bermuara di pelabuhan. Pelabuhan inilah yang menggerakkan urat nadi ekonomi Kota
Cirebon dan sekitarnya, ujar Sudjana.

Hingga era kemerdekaan, Cirebon tumbuh sebagai kota usaha dan dagang. Pertambakan udang juga menjadi
komoditas utama di kota dan kabupaten Cirebon. Komoditas itu menggiurkan karena harga udang saat itu dinilai
dengan dollar. Namun, imbas negatifnya adalah hutan bakau yang dibabat menjadi pertambakan udang.

Pada tahun 1973, industri rotan Cirebon mulai bangkit karena bisa menembus pasar ekspor. Tahun 1986 ketika
keran ekspor rotan mentah ditutup pemerintah, industri ini berkembang pesat. Dari sekadar kelas lokal, industri
rotan Cirebon mampu menguasai pasar dunia. Meski industri rotan bertumpu di kabupaten, dampaknya bisa
dirasakan di Kota Cirebon.

Cirebon boleh jadi bukan kota wisata, tetapi hotel kelas kecil hingga berbintang banyak berdiri di sana. Bisnis dan
usaha menjadi lebih hidup dan berkembang di kota kerajaan ini.

Akan tetapi, zaman keemasan itu telah berakhir. Udang yang menjadi ikon Cirebon hilang. Kegagalan panen terus
terjadi karena kondisi ekologi yang memburuk. Rotan yang sempat menguasai ekspor pasar dunia terpuruk karena
industrinya tak bisa mendapatkan bahan baku akibat dibukanya lagi keran ekspor rotan mentah.

Pengangguran menjadi persoalan baru karena 50.000 tenaga kerja yang bisa diserap industri rotan harus
menganggur. Geliatekonomi bisnis kota pun terganggu. Pendangkalan mempercepat kemunduran Pelabuhan
Cirebon. Hanya kapal-kapal batu bara yang masih setia bersandar. Kapal pengangkut kayu tinggal 2 atau 4 kali
dalam sebulan.

Wali Kota Cirebon Subardi dalam berbagai kesempatan mengakui bahwa Kota Cirebon bukan lagi kota udang
dalam arti sebenarnya. Cirebon menjadi kota usaha dan dagang. Pembangunan kota pun bertumpu pada
berkembangnya pasar jasa. Ruko-ruko tumbuh di berbagai jalan utama, juga mal besar.

Prof Dr Abdullah Ali, sosiolog dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon, pun mengakui, memang
hanya itu yang bisa dijual Cirebon masa kini. Namun, berdirinya pusat perbelanjaan baru telah mematikan pusat
perbelanjaan lama. Perkembangan ekonomi Cirebon pun seolah jalan di tempat dan rentan masalah.

Satu-satunya hal yang masih menjadikan Cirebon ramai adalah posisinya sebagai lokasi persinggahan. Namun,
ketika nanti jalan tol trans Jawa selesai dibangun, dipertanyakan posisi Cirebon sebagai persinggahan itu.
Sekitar 200 tahun silam, saat Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels membangun jalan raya
Anyer-Panarukan, Cirebon menjadi salah satu kota yang hidup. Cirebon berkembang menjadi pusat perdagangan
komoditas dari Priangan.

Kini setelah zaman perkebunan lewat, rotan tak bisa jadi harapan, udang mulai hilang, dan pelabuhan sudah jarang
didatangi kapal, Cirebon bisa menjadi kota yang bakal dilupakan. Atau, jangan-jangan memang Cirebon kini telah
terlupakan?

Editor :
Berita Terkait
Matinya Jalan Harapan (http://nasional.kompas.com/read/2008/08/20/10293142/Matinya.Jalan.Harapan)
Tim Kompas-Polygon Jalani Etape Semarang-Pati
(http://nasional.kompas.com/read/2008/08/20/08575461/Tim.Kompas-Polygon.Jalani.Etape.Semarang-Pati)
Museum Hidup Jalan Raya Pos
(http://nasional.kompas.com/read/2008/08/20/03541035/Museum.Hidup.Jalan.Raya.Pos)
Penolakan Lanjutan dari Babakan Ciwaringin
(http://nasional.kompas.com/read/2008/08/19/10223960/Penolakan.Lanjutan.dari.Babakan.Ciwaringin)
Menyusuri Jejak Daendels di Bumi Siliwangi
(http://nasional.kompas.com/read/2008/08/19/09435280/Menyusuri.Jejak.Daendels.di.Bumi.Siliwangi)

Topik Pilihan:
Swasembada Pangan Berkelanjutan (http://lipsus.kompas.com/kementan)
Ketua MK Ditangkap KPK (http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2742/1/ketua.mk.ditangkap.kpk)
Ratu Atut Dicekal (http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2751/1/ratu.atut.dicekal)
Krisis Demokrat (http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2259/1/krisis.demokrat)
Sutarman Kapolri Baru (http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2618/1/sutarman.kapolri.baru)
Larangan Topeng Monyet (http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2772/1/larangan.topeng.monyet)

Berita Pilihan
(http://megapolitan.kompas.com/read/2013/10/23/0928376/Buntut.Marah-

marah.Jokowi.dan.Basuki)
Buntut "Marah-marah" Jokowi dan Basuki (http://megapolitan.kompas.com/read/2013/10/23/0928376/Buntut.Marah-
marah.Jokowi.dan.Basuki)

(http://regional.kompas.com/read/2013/10/23/1557091/Tiga.Desa.di.Trowulan.Disulap.Jadi.Permukiman.ala.Majapahit)
Tiga Desa di Trowulan Disulap Jadi Permukiman ala Majapahit
(http://regional.kompas.com/read/2013/10/23/1557091/Tiga.Desa.di.Trowulan.Disulap.Jadi.Permukiman.ala.Majapahit)

(http://tekno.kompas.com/read/2013/10/23/1505147/Irina.Blok.Wanita.di.Balik.Robot.Hijau.Android)
Irina Blok, Wanita di Balik Robot Hijau Android
(http://tekno.kompas.com/read/2013/10/23/1505147/Irina.Blok.Wanita.di.Balik.Robot.Hijau.Android)
(http://sains.kompas.com/read/2013/10/23/1435595/Remaja.SMA.Temukan.Bayi.Dinosaurus.Mirip.Bebek)
Remaja SMA Temukan Bayi Dinosaurus Mirip Bebek
(http://sains.kompas.com/read/2013/10/23/1435595/Remaja.SMA.Temukan.Bayi.Dinosaurus.Mirip.Bebek)

(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/10/23/1330158/Bagaimana.Investasi.yang.Aman.untuk.Pendidikan.)
Bagaimana Investasi yang Aman untuk Pendidikan?
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/10/23/1330158/Bagaimana.Investasi.yang.Aman.untuk.Pendidikan.)
Terpopuler + indeks
(http://www.kompas.com/terpopuler)
1
Bumerang, Serangan Nurhayati terhadap Jokowi
(http://nasional.kompas.com/read/xml/2013/10/22/1824379/Bumerang.Serangan.Nurhayati.terhadap.Jokowi)
2
Fakta Mengejutkan tentang Einstein dan Wanita
(http://sains.kompas.com/read/xml/2013/10/22/1904580/Fakta.Mengejutkan.tentang.Einstein.dan.Wanita)
3
Penasaran dengan Pemain Anggaran, Basuki Pasang "Jebakan Tikus"
(http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/10/22/1921143/Penasaran.dengan.Pemain.Anggaran.Basuki.Pasang.Je
4
Istri Gerebek Suami Bercinta dengan WIL di Rumah Tetangga
(http://regional.kompas.com/read/xml/2013/10/22/2032425/Istri.Gerebek.Suami.Bercinta.dengan.WIL.di.Rumah.Tetangg
5
Jika Dibuat Pacaran, Warga Dukung Jokowi Ubah Bangku Taman
(http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2013/10/22/1810463/Jika.Dibuat.Pacaran.Warga.Dukung.Jokowi.Ubah.Bangk

Terbaru + indeks (http://travel.kompas.com)

(http://www.kompas.com)

News (http://news.kompas.com) Olah Raga (http://olahraga.kompas.com)


Nasional (http://nasional.kompas.com) Sains (http://sains.kompas.com)
Regional (http://regional.kompas.com) Edukasi (http://edukasi.kompas.com)
Megapolitan (http://megapolitan.kompas.com) Infografis (http://infografis.kompas.com)
Internasional (http://internasional.kompas.com) Surat Pembaca (http://inside.kompas.com/suratpembaca)
Ekonomi (http://bisniskeuangan.kompas.com) Female (http://female.kompas.com)
Bola (http://bola.kompas.com) Travel (http://travel.kompas.com)
Tekno (http://tekno.kompas.com) Properti (http://properti.kompas.com)
Entertainment (http://entertainment.kompas.com) Foto (http://foto.kompas.com)
Otomotif (http://otomotif.kompas.com) Video (http://video.kompas.com)
Health (http://health.kompas.com) Forum (http://forum.kompas.com)

Kompas Gramedia Digital Group


Grazera (http://www.grazera.com) SCOOP (http://www.getscoop.com)

Kompasiana (http://www.kompasiana.com) Urbanesia (http://www.urbanesia.com)

KompasKarier.com (http://www.kompaskarier.com)GameSaku (http://www.gamesaku.com)

Midazz (http://www.midazz.com) MakeMac (http://www.makemac.com)

About Us (http://inside.kompas.com/about-us)
-
Advertise (http://apps.kompas.com/ratecard)
-
Policy (http://inside.kompas.com/policy)
-
Pedoman Media Siber (http://inside.kompas.com/pedoman)
-
Career (http://inside.kompas.com/karir)
-
Contact Us (http://inside.kompas.com/contact-us)
-
RSS (http://inside.kompas.com/getrss)
-
Site Map (http://inside.kompas.com/sitemap)

2008 - 2013 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group) (http://www.kompasgramedia.com). All Rights Reserved.

(http://www.facebook.com/kompascom)
(http://instagram.com/kompascom)
(http://linkedin.com/kompascom)
(http://www.twitter.com/kompascom)
(http://www.youtube.com/kompascom)
(http://plus.google.com/+kompascom)
(http://pinterest.com/kompascom/)

Anda mungkin juga menyukai