Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STAINLESS STEEL
DISUSUN OLEH:
ANNA KRISTIN BR P 21030115120102
SHIDIBHA RYANVALAN 21030115120089
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Baja tahan karat (stainless steel) adalah salah satu logam ferro yang banyak digunakan
dalam dunia teknik, misalnya digunakan untuk kontruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-
lain. Selain itu juga kita banyak menjumpai baja tahan karat digunakan sebagai peralatan rumah
tangga.
Kemampuan baja paduan itu sendiri sebenarnya sangat dipengaruhi oleh unsur paduan yang
menyusun baja paduan tersebut. Dengan penambahan atau pengurangan unsur paduan yang
terdapat didalamnya akan diperoleh kekuatan baja paduan tinggi sesuai dengan yang diinginkan.
Seiring dengan berkembangnya teknologi telah dihasilkan pada baja dengan berbagai
jenis sesuai dengan fungsi dan tujuan pemakaian. Baja tahan karat(Stainless Steel) ini sering kali
digunakan sebagai bahan baku utama pada industri- industri maju dan besar.Hal ini karena materi
tersebut memiliki sifatsifat mekanis yang baik pada temperatur tinggi maupun suhu rendah dan
tahan terhadap korosi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu stainless steel dan apa unsur penyusunnya?
2.Bagaimana sifat fisik dan mekanik Stainless steel?
3.Apa keunggulan dan kelemahan Stainless steel?
4.Apa saja klasifikasi dan jenis/type Stainless steel?
5.Bagaimana penggunaan Stainless steel pada berbagai industri?
C.Tujuan Penulisan
1.Mengetahui apa itu stainless steel dan unsur penyusunnya
2.Mengetahui sifat fisik dan mekanik Stainless steel
3.Mengetahui keunggulan dan kelemahan Stainless steel
4.Mengetahui klasifikasi dan jenis/type Stainless steel
5.Mengetahui penggunaan Stainless steel pada berbagai industri
BAB II
ISI
4. Daya
Sifat-sifat kekerasan yang dibentuk profil logam dengan temperature indin dari
kebanyakan baja-baja stainless dapat digunakan dalam merancang mengurangi ketebalan bahan
dan mengurangi berat dan beaya. Baja-baja stainless mungkin diperlakukan panas untuk
membuat komponen-komponen daya yang sangat tinggi.
5. Pertimbangan Estetika
Baja-baja stainless tersedia pada kebanyakan lapisan-lapisan penutup permukaan. Baja
stainless ini diatur dengan mudah dan sederhana menghasilkan kualitas yang tinggi,
penampilannnya menyenangkan.
6. Sifat-sifat Higienis
Kemampuan membersihkan dari baja-baja stainless menjadikan pilihan-pilihan utama di
rumah sakit- rumah sakit, dapur- dapur, fasilitas proses farmasi dan makanan.
2.Kesulitan dalam pengelasan, juga dapat menghasilkan potongan hancur atau biaya pemborosan
tinggi.
Klasifikasi
1. 12-14% Kromium(Cr), dimana sifat mekanik bajanya sangat tergantung dari kandungan unsur
Karbon (C).
2. Baja dengan pengerasan lanjut, 10-12% Kromium(Cr), 0.12% Karbon (C) dengan sedikit
tambahan unsur-unsur Mo, V, Nb, Ni dengan kekuatan tekanan mencapai 927 Mpa dipergunakan
untuk bilah turbin gas.
3. Baja Kromium tinggi, 17%Cr, 2,5% Ni. Memiliki ketahanan korosi yang sangat tinggi.
Dipergunakan untuk poros pompa, katup dan fitting yang bekerja pada tekanan dan temperatur
tinggi tetapi tidak cocok untuk kondisi asam.
Menurut sifat kimia dari stainless steel lima golongan utama yaitu:
1. Austenitic Stainless Steel
Austenitic Stainless steel mengandung sedikitnya 16% Krom dan 6% Nikel (grade
standar untuk 304), sampai ke grade Super Autenitic SS seperti 904L (dengan kadar Krom dan
Nikel lebih tinggi serta unsur tambahan Mo sampai 6%). Molybdenum (Mo), Titanium (Ti) atau
Copper (Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap temperatur serta korosi.
Austenitic cocok juga untuk aplikasi temperature rendah disebabkan unsur Nikel membuat SS
tidak menjadi rapuh pada temperatur rendah.
Pemakaian Umum
1.Alat pengatur cahaya floppy disk komputer (304)
2. Per kunci keyboard komputer (301)
3. Bak cuci dapur (304D)
4. Alat pemrosesan makanan
5. Aplikasi kearsitekan
6. Alat kimia dan tanaman
2. Type 405
Memiliki kromium rendah dan menambahkan aluminium untuk mencegah pengerasan ketika
didinginkan dari tinggi suhu . Aplikasi yang umum termasuk penukar panas .
3.Type 409
Berisi kadar krom terendah dari semua baja tahan karat dan juga yang paling mahal. Awalnya
dirancang untuk muffler stock dan juga digunakan untuk bagian eksterior lingkungan yang tidak
kritis korosifnya.
4.Type 434
Ditambahi molibdenum untuk meningkatkan ketahanan korosi . Aplikasi yang umum termasuk
untuk otomotif dan pengencang .
5.Type 436
Tipe 436 columbium telah ditambahkan untuk korosi dan tahan panas . Aplikasi yang umum
termasuk bagian bagian ditarik .
6.Type 442
Memiliki peningkatan kromium untuk meningkatkan ketahanan terhadap scaling. Aplikasi yang
umum termasuk tungku dan pemanas bagian.
7.Type 446
Berisi lebih kromium ditambahkan untuk lebih meningkatkan korosi dan ketahanan scaling pada.
Terutama baik untuk ketahanan oksidasi dalam atmosfer bersulfat
Pemakaian Umum
1. Pusat floppy disk komputer (430)
2.Trim automotive (430)
3. Alat pembuangan uap automotive (409)
4. Alat colliery (3Cr12)
5. Tangki air panas (444)
2.Jenis 414
Ditambahakan Nikel ( 2 % ) untuk meningkatkan ketahanan korosi. Aplikasi yang umum
termasuk spring dan cuttlery.
3.Jenis 416
Berisi tambahkan fosfordan sulfur untuk meningkatkan machinability. Aplikasi yang umum
termasuk bagian-bagian sekrup mesin.
4.Jenis 420
Berisi peningkatan karbon untuk meningkatkan sifat mekanik . Aplikasi yang umum termasuk
instrumen bedah.
5.Jenis 431
Berisi peningkatan kromium untuk ketahanan korosi yang lebih besar dan sifat mekanik yang
baik. Aplikasi yang umum termasuk bagian kekuatan tinggi seperti katup dan pompa.
6.Jenis 440
Kenaikan lebih lanjut kromium dan karbon untuk meningkatkan ketangguhan dan ketahanan
korosi. Aplikasi yang umum termasuk instrumen.
Pemakaian Umum
1. Mata pisau
2. Alatalat bedah
3. Tangkai / batang
4. Kumparan
5. Peniti
Grade 201 dan 202, memiliki fisik dan sifat mekanaik (mechanical properties) yang
hampir sama dengan tipe 301 dan 302, perbedaannya adalah daya tahan korosinya tidak sebaik
SS-304 dan SS-316. Harganya lumayan lebih murah dibandingkan dengan tipe 300. Oleh karena
itu grade 201 cukup banyak digunakan sebagai pengganti grade 304, misalnya: pada alat masak
(cookware), alat dapur (kitchen utensil), bak cuci piring (sinks), dan lain-lain.
Grade 201 digunakan pada lingkungan yang korosinya sedang (moderate), seperti klem pipa
(hose clamps), piston rings, atap mobil, kotak container, kerangka pintu/jendela dan sebagainya.
Grade 201 adalah magnetic.
Grade 430 (ferritic) atau dikenal juga sebagai 18/0 stainless steel yang berarti
mengandung 18 chromium dan 0,75% nickel. Daya tahan korosinya tidak sebaik SS-304 dan SS-
316. Grade 430 adalah magnetic.
Penomoran sistem seri 300 (mis: grade 304 stainless steel), 400 dan buku pedoman
produk stainless steel yang berisi penandaan, analisa kimia, sifat mekanik dan fisik pada masing-
masing grade dilakukan oleh AISI (American Iron & Steel Institute) dan The Iron & Steel
Society.
Penomoran sistem seri versi Eropa adalah seperti 1.4301 (grade 304), 1.4401/1.4404 (grade 316),
dan 1.4016 (grade 430). Referensi peralatan makanan/minuman ada pada buku pedoman
Materials of Construction for Equipment in Contact with Food yang dikeluarkan oleh
European Hygiene Engineering & Design Group (EHEDG).
SUS merupakan kode stainless steel untuk standar jepang; JIS (Japanese Industrial
Standard). Jika ada penulisan SUS 316, maka bisa diartikan juga sebagai SS 316, yaitu sama-
sama stainless steel tipe 316.
1.Type 304
Yang paling umum dari grade austenitic , yang mengandung sekitar 18 % kromium dan 8 %
nikel . Hal ini digunakan untuk peralatan pengolahan kimia , industri makanan , susu , dan
minuman , untuk penukar panas , dan untuk bahan kimia ringan .
2.Type 316
Berisi 16 % sampai 18 % kromium dan 11 % sampai 14 % nikel . Hal ini juga molibdenum
ditambahkan dengan nikel dan krom dari 304. molibdenum ini digunakan sebagai pengontrol.
Type 316 digunakan dalam proses kimia , industri pulp dan kertas , makanan dan minuman
pengolahan dan dispensing dan dalam lingkungan yang lebih korosif . Molibdenum harus
minimal harus 2 %
3.Type 317
Berisi persentase yang lebih tinggi dari molibdenum dari 316 untuk lingkungan yang sangat
korosif . Ini harus memiliki minimal 3 % moly . Hal ini sering digunakan dalam tumpukan
yang berisi scrubber .
4.Type 317L
Membatasi kadar karbon maksimum 0.030 % . dan silikon menjadi 0,75 % max . untuk
tambahan ketahanan korosi .
7.Type 321 , Type 347 Jenis ini telah dikembangkan untuk ketahanan korosi untuk paparan
intermiten titanium dan
8.Type 347 dibuat dengan penambahan tantalum / columbium . Type ini terutama digunakan
dalam industri pesawat terbang .
Penggunaan huruf L sesudah nomor grade seperti 304L atau 316L, mempunyai arti L =
Low Carbon / karbon rendah yaitu kandungan karbon 0,03% (tingkat normal biasanya
max.0,08%). Kandungan karbon rendah ini berguna untuk mengurangi sensitasi (sensitization
effect) akitbat proses pengelasan, yaitu menghindari masalah korosi dengan membantu
mencegah habis/berkurangnya kromium pada waktu pengelasan (terjadi pembentukan karbit
kromium pada tempat pengelasan).
Penggunaan alat pengolah makanan yang terbuat dari logam tahan karat (stainless steel) food
grade sudah menjadi kebutuhan bagi industri pengolah makanan. Hal ini dilakukan agar kualitas
produk makanan atau minuman yang dihasilkan tetap terjaga dan aman bagi kesehatan
konsumen.
Berikut beberapa alasan perlunya penggunaan plat stainless steel food grade pada alat pengolah
makanan dan minuman yaitu :
1. Untuk menghindari kontaminasi kimia baja terhadap produk makanan
Dengan memilih tipe stainless steel yang tepat, maka hampir tidak ada kontaminasi
bahan kimia logam terhadap produk olahan makanan, seperti perubahan warna dan rasa.
Biasanya grade yang tepat untuk produk makanan dan minuman adalah grade SS 304 atau SS
316.
Berikut beberapa aplikasi penggunaan komponen terbuat dari baja tahan karat (stainless steel)
yaitu:
2. Industri Susu
Di Industri susu, penggunaan komponen yang terbuat dari stainless steel sangat dominan
di segala proses produksi. Mulai dari pengelolaan susu di peternakan, alat pengiriman susu
seperti jalur pipa digunakan untuk menyalurkan susu ke tangki penyimpan dingin, umumnya
menggunakan tipe SS 304. Pada plant proses produksi susu, semua komponen juga terbuat dari
stainless steel seperti tangki-tangki penyimpanan, pasteurizing plate heat exchanger, perpipaan,
pompa, sistem pembersih, dan lain-lain. Tipe SS 304 umumnya digunakan dalam komponen-
komponen tersebut, namun kadang-kadang tipe SS 316 digunakan pada heat exchanger plate
untuk mencegah resiko terhadap korosi retak tegang saat komponen dibersihkan dengan larutan
disinfektan.
5.Penggunaan Stainless pada berbagai industri lainnya seperti peralatan dapur,peralatan pada
pabrik,otomotif,computer,peralatan rumah tangga,industry petrokimia ,dll
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Stainless steel merupakan baja tahan karat yang mengandung lebih dari 11 % kromium,
biasanya diantara 11,5% - 27%, dan bisa juga mengandung nikel, vanadium, molybdenum dan
niobium dalam jumlah terbatas.
Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindung anti korosi) yang merupakan hasil
oksidasi oksigen terhadap Krom yang terjadi secara spontan. Kemampuan tahan karat diperoleh
dari terbentuknya lapisan film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses
oksidasi besi (Ferum).Beberapa sifat fisik penting dari stainless steel ialah keras dan kuat,bukan
konduktor yang baik (panas dan listrik),tahan terhadap korosi.
Keunggulan Stainless steel ialah mempunyai daya tahan tinggi terhadap suhu rendah dan
tinggi,mudah dibentuk,biaya pemeliharaan yang murah dan tahan lama.Sedangkan kelemahan
dari Stainless steel ialah biaya fabrikasi yang mahal,susah dalam pengelasan,dan biaya finishing
yang tinggi.
Menurut sifat kimia dari stainless steel lima golongan utama yaitu Austenitic Stainless
Steel, Ferritic Stainless Steel, Martensitic Stainless Steel, Duplex Stainless Steel,Precipitation
Hardening Stainless Steel
Penggunaan Stainless Steel digunakan dalam segala aspek dimulai dari industry makanan
dan minuman,farmasi,otomotif,perabotan rumah tangga,alat-alat elektronik,dan juga industri
petrokimia.
DAFTAR PUSTAKA
Gunn, R., ed. (1997). Duplex Stainless Steels Microstructure,Properties and Applications.
Abington :Cambridge England.
Kurniawan, Dhadang Wahyu & Teuku Nanda, S.S . (2012) Teknologi Sediaan Farmasi.
Purwokerto : Laboratorium Farmasetika Unsoed
http://hima-tl.ppns.ac.id/?p=175
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/sri.harjanto/material/ferriticausteniticss-4-
r1.pdf
http://eprints.ums.ac.id/13492/3/Bab_1.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/48285/3/Chapter%20II.pdf
https://radenalfian.wordpress.com/2014/01/02/stainless-steel-baja-tahan-karat/
http://www.jualstainlesssteel.web.id/2014/04/stainless-steel-untuk-industri-
makanan.html