Anda di halaman 1dari 6

Owa Jawa, Si Genit yang nyaris Punah

Owa jawa merupakan salah satu binatang yang mudah dikenali para Pecinta Alam ,
karena tidak memiliki ekor ,memiliki bulu bagus dan Berbadan seksi tidak seperti jenis Kera
lainya yang berbadan Gemuk. dan Owa Jawa Merupakan Kera Pohon Sejati , karena Nyaris
tidak pernah turun dari pohon, sehingga di sebut Raja Pohon,namun tidak menggunakan keempat
tangannya saat berjalan , melainkan hanya menggunakan kedua kakinya . Owa Jawa aktif
beraktifitas mulai dari pukul 05.30 hingga 12.00.

Owa Jawa Merupakan Spesies Bianatang dalam daftar Merah, karena terancam punah,
dikarenakan sulitnya berkembang biak yaitu 3 (tiga) tahun sekali , dan di perparah oleh
perburuan liar. Sehingga dilakukan Upaya Pelestarian dengan cara penangkaran dan penanaman
kembali pohon yang menjadikan makanan alamiOwa Jawa ini.

Belerang dari Kawah Gunung Tangkuban Perahu

Selain Pemandangan yang indah , ternyata Gunung Tangkuban Perahu yang terletak di
bandung, juga bisa di jadikan WIsata Pengobatan Tradisional , karena Belerang dari Kawah nya
di kenal Bisa menyembuhkan Penyakit yaitu Penyakit Kulit yang telah lama di derita , walaupun
bau nya tidak enak tapi berkhasiat , Belerang tersebut juga bias di beli untuk di gunakan di
rumah dengan cara di campur dengan air hangat lalu di mandikan.
No itu Mahal

Saat ingin menyebarang jalan yang ramai tiba tiba seserang menyapa Nudu dan Ides ,
mereka terkejut terrnyata yang menyapa Mereka adalah wisatawan dari Kanada bernama Billy
Smith , dia ingin bertanya kepada Nudu dan Ides meminta mengantarkan ke Stasiun , di
karenakan Mereka ingin kerumah teman nya yang bernama Uki yang kebetulan yang searah dan
menggunakan angkot yang sama , Mereka bersedia mengantarkan ke Stasiun , di Perjalanan
sang Wisatawan terus bertanya Tanya kepada Nudu dan Ides dan menjawab seperti orang
Berakrobat Karena kebanyakan menjawab dengan bahasa isyarat , saat tiba di stasiun tuan Billy
memberikan uang Rp 5.000 kepada kernet angkot tersebut dan kernet tersebut tidak memberikan
kembaliang uang Tuan Billy karena Si Kernet menganggap Tuan Billy tidak mengerti dan
mengharap kembalian uang tersebut padahal uang tersebut berjumlah Rp 4.000 , tetapi mereka
Nunu dan Ides tetap berkeras meminta kembalian kepada Kernet angkot tersebut , dan akhirnya
kernet tersebut mengembalikan sisa uang Tuan Billy , dan kami pun memberikan uang tersebut ,
Karena Kejujuran Kami Tuang Billy memberikan kami uang Rp 10.000 dan Nunu Berkata 2 kali
No no kepada tuan Billy karena Grogi , sehingga tuan Billy menerima Penolakan tersebut ,
dan kami pun menyesal karena Tuan Billy tidak jadi memberikan uang tersebut

Semut dan Kepompong

Pada jaman dahulu ada sebuah hutan yang sangat lebat, disana tinggallah bermacam-
macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari
datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang sangat mendadak sehingga membuat
panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari
badai yang datang secara tiba-tiba tersebut.

Pada esok harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicau burung
terdengar dengan merdu, namun apa yang terjadi?, banyak pohon di hutan tersebut tumbang
berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi berantakan.
Seekor kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah
pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat
satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang kepompong meratapi nasib.

Tiba-tiba dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata
"Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada
diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa
berlindung dari badai" kata sang semut pada kepompong dengan sombongnya.

Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di
hutan tersebut, sampai pada suatu hari tanpa sengaja si semut berjalan diatas lumpur hidup. Sang
semut tidak tahu kalau ia sedang berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan
menariknya kedalam lumpur tersebut.

"Tolong...tolong....aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Tiba-tiba


terdengar suara dari atas, "Sepertinya kamu sedang mendapat kesulitan ya, semut?" si semut
menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu
yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.

"Siapa kau?" tanya si semut. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si
kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si kupu-kupu untuk menolong dia
dari lumpur yang menghisap-nya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat
sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-
kupu akhirnya menolong si semut dan semut-pun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina
semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.

Buaya yang Serakah

Disebuah pinggiran sungai ada seekor buaya yang kelaparan, sudah 3 hari buaya itu
belum makan, dia terasa lapar sekali, mau tidak mau hari ini ia harus makan, sebab kalau tidak
bisa-bisa dia akan mati kelaparan, lalu buaya itu segera masuk dalam sungai, "byurr," ia
berenang berlahan-lahan menyusuri sungai itu mencari mangsa, belum jauh buaya itu berenang,
ia melihat ada seekor bebek yang sedang berenang di sungai itu, buaya segera memburu bebek
itu, mengetahui sedang diburu seekor buaya, bebek itu segera berenang ke darat dan ia berlari
sekencang-kencangnya, wek wek wek tolong, tolong tolong" namun buaya terus memburu
bebek itu kemana bebek itu pergi, kemana bebek itu berlari, terus dikejar oleh buaya hingga
bebek itu terdesak di sudut pohon besar dan tidak bisa kemana-mana lagi, mau kemana kau
bebek? Aku akan makan kau hari ini" begitu kata buaya.

Bebek pun menjerit ketakutan wek wek wek wek buaya, buaya jangan kau makan aku,
dagingku tidak banyak, pasti kau tidak akan kenyang buaya, jangan kau makan aku, lebih baik
kau makan seekor kambing yang ada di dalam hutan, kambing itu segar dan pasti dagingnya
lebih banyak dari aku, wek wek wek wek wekw wek" begitu kata bebek itu, buaya pun menjadi
tergiur dengan apa yang disampaikan bebek itu, seekor kambing yang segar ada di dalam hutan,
ah, lalu buaya meminta bebek itu untuk mengantarkannya dalam hutan menemui kambing,
bebekpun menyetujuinya, bebek mengantarkan buaya itu masuk kedalam hutan, benar saja
ketika masuk kedalam hutan ada seekor kambing yang besar dan segar, buaya lalu segera
mendekati kambing itu, sementara bebek pergi meninggalkan buaya kembali ke sungai, begitu
buaya sudah didekat kambing, buaya langsung mencengkram kambing-kambing itu, kambing
pun kaget menjerit, mbek mbek mbek, tolong buaya jangan makan aku, lebih enak kau makan
anak kuda atau anak gajah dagingnya lebih banyak dari aku,, mbek mbek mbek, gajah itu ada di
telaga buaya, mbek mbek." mendengar apa yang dikatakan kambing itu "ada seekor anak gajah,
wah, anak gajah pasti dagingnya lebih banyak dan besar dari pada seekor kambing" buaya pun
tidak jadi memangsa anak kambing, ia pergi meninggalkan anak kambing dan menuju ke telaga,
begitu sampai di telaga, benar saja ada seekor anak gajah yang besar gemuk, tentu saja membuat
buaya itu tergiur, buaya segera mendekati anak gajah itu , ia sudah tidak sabar melahap anak
gajah itu hap hap hap" begitu sudah dekat anak gajah, buaya segera membuka mulutnya lebar-
lebar sambil haarggh, aku makan kau anak gajah anak gajah itu pun berteriak meminta tolong
memanggil induknya huerggh tolong tolong ibu tolong aku, ada buaya yang mau memakan
aku, tolong ibu induk gajah yang tidak jauh berada dari anaknya mendengar teriakan minta
tolong anaknya langsung saja induk gajah datang menolong anaknya begitu sudah dekat di depan
buaya, induk anak gajah itu langsung menginjak-injak buaya dengan kerasnya "boug, boum,
bougm hingga buaya menjerit kesakita owh owh aduh duh dan buaya pun tidak bisa
bernafas ooohhtamatlah riwayat buaya dan anak gajah itu pun selamat dari terkaman buaya
Cindelaras

Raden Putra adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik
hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki sifat iri dan
dengki terhadap sang permaisuri.

Selir baginda, berkomplot dengan seorang tabib istana. Ia berpura-pura sakit parah. Tabib
istana segera dipanggil. Sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun
dalam minuman tuan putri. "Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri," kata sang
tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan
patihnya untuk membuang permaisuri ke hutan.

Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuhnya. Rupanya sang patih sudah
mengetahui niat jahat selir baginda. "Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan
kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh," kata patih. Untuk mengelabui raja, sang
patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya.

lahirlah anak sang permaisuri. Bayi itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh
menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor
rajawali menjatuhkan sebutir telur. Anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang
bagus dan kuat. Tapi ada satu keanehan. Bunyi kokok ayam jantan itu sungguh menakjubkan!
"Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya
Raden Putra..."

Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di
ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam
perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil
oleh para penyabung ayam.

Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat. Raden Putra pun
mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang
Cindelaras. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam
Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka
setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras. Dua ekor ayam itu bertarung dengan
gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang
Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. Raden Putra
terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. "Benarkah itu?" Tanya baginda keheranan.
"Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda."

Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa
yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. "Aku telah melakukan kesalahan," kata Baginda
Raden Putra. "Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku," Kemudian, selir
Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf
atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke
hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali.

Semut yang Hemat


Di zaman Mesir Kuno, hiduplah seorang raja yang sangat terkenal keadilannya, selain adil raja tersebut juga
penyayang binatang. Suatu hari raja tersebut pergi berjalan-jalan menemui seekor semut. Si semut merasa
senang dan bangga mendapat kunjungan dari raja. Raja bertanya pada semut, dari mana semut pergi.
Semut menjawab, sejak pagi pergi ke beberapa tempat, tetapi belum juga mendapatkan makanan. Raja
yang adil itu termenung sejenak, kemudian bertanya lagi pada semut, berapa banyak makanan yang
diperlukan semut dalam setahun. Semut menjawab, dalam setahun hanya memerlukan sepotong roti. Raja
yang adil itu kemudian mengajak semut ke istana. Raja tersebut memberikan sepotong roti, tetapi dengan
syarat semut harus masuk ke dalam tabung. Tabung tersebut akan dibuka setelah genap setahun, dengan
senang hati semut menyetujui persyaratan raja tersebut. Setelah genap satu tahun, teringatlah sang raja
akan janjinya pada semut. Perlahan-lahan sang raja membuka tutup tabung, terlihat si semut baru saja
menikmati roti pemberian raja setahun yang lalu. Raja termenung sejenak ketika melihat sisa roti milik
semut. Raja bertanya pada semut, kenapa roti pemberiannya masih tersisa separuh, padahal semut pernah
berkata setahun memerlukan sepotong roti. Semut mencoba menjelaskan kepada sang raja bahwa semut
khawatir raja akan lupa membuka tutup tabung, sehingga semut masih dapat memakan roti setahun lagi.
Setelah mendengar penjelaan semut, raja tersenyum kecil. Raja berkata akan menyiarkan ke seluruh negeri
agar rakyatnya dapat mencontoh perilaku hemat semut. Akhirnya, semut mendapat hadiah lagi dari raja.

Anda mungkin juga menyukai