Menoragia / Hipermenore
Perdarahan haid dengan jumlah darah yang lebih banyak dan durasi lebih
panjang dari haid normal.Secara klinis total jumlah darah yang keluar > 80
ml/siklus, durasinya > 7 hari, secara awam dapat dipastikan dengan
mengkonfirmasi ganti pembalut > 6x/hari. Menoragi/hipermenore biasanya
terjadi karena gangguan hemostasis pada endometrium secara khususnya
adalah platelet dan fibrin.Pada von wille brand dapat terjadi menoragia,
gangguan anatomi juga bisa terjadi menoragia seperti mioma,polis,hiperplasi
endometerium. Mioma menyebabkan menoragia karena permukaan
endometrium menjadi lebih luas menyebabkan kelainan vaskuler dan
hemostasis.
Hipomenore
Perdarahan haid dengan jumlah lebih sedikit dan durasi lebih pendek dari haid
normal. Penyebabnya adalah gangguan organik misalnya uterus pasca op
miomektomi dan gangguan endokrin. Pada hipomenore endometrium menjadi
lebih tipis.Hipomenore bisa karena stress fisik,emosi,penyakit kronis, dan
gangguan nutrisi.
Polimenore
Perdarahan haid dengan siklus haid pendek, jika siklusnya < 21 hari.Sering
susah dibedakan dengan metroragi. Penyebabnya adalah gangguan endokrin
yang akhirnya gangguan ovulasi, fase luteal memendek dan kongesti ovarium
karena peradangan.
Metroragia
Oligomenore
Perdarahan haid sedikit karena siklus haid memanjang, jika siklusnya >35
hari.Biasanya sering terjadi pada sindrom ovarium polikisti yang disebabkan
karena peningkatan hormon androgensehingga terjadi gangguan ovulasi.Perlu
diberi perhatian khusus jika disertai dengan obesitas dan infertilitas karena
mungkin berhubungan dengan sindrom metabolik.
Kegemukan (obesitas)
Faktor kejiwaan
Alat kontrasepsi hormonal
Alat kontrasepsi dalam rahim (intra uterine devices)
Beberapa penyakit dihubungkan dengan perdarahan rahim (DUB),
misalnya: trombositopenia (kekurangan trombosit atau faktor
pembekuan darah), Kencing Manis (diabetus mellitus), dan lain-lain
Walaupun jarang, perdarahan rahim dapat terjadi karena: tumor
organ reproduksi, kista ovarium (polycystic ovary disease), infeksi
vagina, dan lain lain.
Sebab-sebab Organik
Perdarahan dari uterus , tuba, dan ovarium disebabkan kelainan pada:
serviks uteri polip servisis uteri, erosi porsionis uteri, ulkus
pada porsio uteri, Ca servisis uteri
korpus uteri polip endometrium, abortus imminens,abortus
sedang berlangsung, abortus inkompletus, molahidatidosa,
koriokarsinoma, subinvolusio uteri, Ca korporis uteri, sarkoma
uteri, mioma uteri.
tuba fallopi KET, radang tuba, tumor tuba.
ovarium radang ovarium, tumor ovarium
Sebab-sebab Fungsional
Perdarahan ovulatoar
Perdarahan anovulatoar
Gangguan dianggap bersumber pada gangguan endokrin.
Enzim aromatase
Kasus Obesitas
DD
- Mioma uteri
Lengkapnya disebut leiomioma uteri (fibroid), neoplasma jinak yang
berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yg menumpanginya, tidak
pernah terjadi pada masa sblm menarche.
Tumor ini berpotensi cepat membesar, dapat pula beregenerasi ganas,
komplikasi yg sering diakibatkan oleh pembesaranya yang dapat
menyebabkan perdarahan uterus abnormal dan pendesakan ke organ
sekitar ( VU atau rectum)
Menurut tempatya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka
mioma uteri di bagi 4 jenis antar lain:
a. Mioma submukosa berada di lapisanendometrium, tumor ini
dapat tumbuh bertangkai, masuk kedalam lumen vagina sbg mioma
geburt.
b. Mioma intramural berada di lapisan miometrium, tumor ini dapat
mendesak kearah endometrium dan para metrium.
c. Mioma subserosum berada di laisan tunika serosa / parametrium,
bertangkai masuk kerongga pelvis/ abdomen dan dpat terlepas
menmpel pada omentum/ mesenterium disebut mioma parasit
Parogenesis
- Karena miomauteri banyak ditemukan pada usia reproduktif dan
angka kejadianya rendaah pada usia menopause belum pernah
terjadi sebelum menarke maka diduga timbulnya mioma uteri paling
banyak oleh stimulasi hormon estrogen.
- Reseptor estrogen pada mioma uteri lebih banyak dibandingkan
dengan miometrium normal.
Gambaran klinis dn diagnosis
Gejala Klinis
Keluhan sangat tergantung dari lokasi, arah pertumbuhan, jenis,
besar, dan jumlah mioma.
Yang sering dikeluhkan adalah
perdarahan uterus akut,
nyeri (striktura kanalis serviks, dubmukosum dikelurkan) ,
tanda penekanan akibat pebesaran masa, terjadi penekanan pada
organ sekitar ( pada traktus urinarius ganguan miksi, pada
traktus digestifus gangguan bab.
Gangguan fertilitas terjadi akibat obstruksi mekanis tuba falopi 9
infertilitas)
Abortus spontan juga dapat terjadi bila mioma menghalangi
pembesaran uterus menyebabkan kontraksi uterus yg abnormal
dan mencegah terlepas atau tertahanya uterus dalam panggul.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Palpasi teraba masa tumor supra simfisis pubis, konsistensi kenal,
lokasi median.
VT : corpus uteri membesar,kenyal, benjol2, untuk yg subserosum
teraba masa tumor terpiah dari uterus, traba masa di lumen vagina
untuk mioma geburt.
Px sondase uterus membesar > 10cm
Pemeriksaan penunjang
USG transvaginal bermanfaat pada uterus yg keil. USG tranabdominal
untuk uterus dan masa yang paling besar.Mioma uteri secara khas
menghasilkan gabaran ussg yang mendemonstrasikan iregularitas kontur
maupu pembesaran uterus.
Histeroskopi
Dengan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika
tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus
dapat diangkat.
MRI
Sangat akurat dlm menggambarkan jumlah , ukuran, dan
lokasi mioma.
Penatalaksanaan
Mioma uteri
MIOMA
1) Definisi
Neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jiringan ikat ,disebut juga
leimioma,fibromioma,,atau fibroid.
Kapita Selekta Kedokteran.FKUI.Jilid 1 ,Edisi 3
2) Etiopatogenesis
Penyebabnya tidak diketahui, tapi tampaknya dipengaruhi oleh kadar
estrogen.
Fibroid seringkali bertambah besar selama kehamilan dan mengecil setelah
menopause. Selama penderita masih mengalami siklus menstruasi,
kemungkinan fibroid akan terus tumbuh meskipun pertumbuhannya sangat
lambat.
Bisa hanya ditemukan 1 fibroid, tetapi bisa juga tumbuh beberapa buah
fibroid.
www.medicastore.com
3) Patogenesis
Patogenesis
Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest atau teori genitoblast. Percobaan
Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata
menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain
dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat
progesteron atau testosteron. Puukka dan kawan-kawan menyatakan bahwa
reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati dari pada miometrium
normal. Menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot
yang matur.
Patologi :
a. Atrofi
Setelah menopause dan rangsangan estrogen hilang.
b. Degenerasi hialin
merupakan perubahan degeneratif yang paling umum
ditemukan :
Jaringan ikat bertambah
Berwarna putih dan keras
Disebut mioma durum
c. Degenerasi kistik :
Bagian tengah dengan degenerasi hialin
mencair
Menjadi poket kistik
f. Degenerasi Mukoid
Daerah hyaline digantikan oleh bahan gelatinosa yang
lembut. Biasanya terjadi pada tumor yang besar, dengan
aliran arterial yang terganggu.
g. Degenerasi Lemak
Lemak ditemukan di dalam serat otot polos.
5). Diagnosis
1. Pemeriksaan fisik
Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin
uterus.Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus
oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan
bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.
2. Temuan laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan
perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-
kadang mioma menghasilkan eritropoeitin yang pada beberapa kasus
menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia dengan penyakit
ginjal diduga akibat penekanan mioam terhadap ureter yang menyebabkan
peninggian tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi pembentukan
eritropoetin ginjal.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasonografi Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat
dalam menetapkan adanyamioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama
bermanfaat pada uterus yang kecil. Uterus atau massa yang paling besar baik
diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal.mioma uteri secara khas
menghasilkan gambaran ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas
kontur maupun pembesaran uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus
hiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah
yang hipoekoik.
b. Hiteroskopi Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri
submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus
dapat diangkat.
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Sangat akurat dalam menggambarkan
jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan. Pada MRI,mioma
tampak sebagai massa gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari
miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat
dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat menjadi
alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan.
Ilmu Kandungan .Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,DSOG. Edisi ke 3.1999,
6). Komplikasi
1) Degenerasi ganas
Kejadiannya 0,32-0,6% dr slrh myoma dan 50-75% dr slrh sarkoma uterus.
Ditemukan umumnya pada px histologi uterus yg telah diangkat.
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila myoma uteri cpt membesar
dan apabila terjd pembesaran sarang myoma dlm menopause.
2) Torsi
Sarang myoma yg bertangkai dpt mengalami torsi ggn sirkulasi
nekrosis syndrom abdomen akut. Sarang myoma dpt mengalami infeksi
dan nekrosis yg disebabkan oleh ggn sirkulasi darahnya.
Ilmu Kandungan .Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,DSOG. Edisi ke 3.1999,
7). Penatalaksanaan
A. Konservatif
Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan,
tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar dari
kehamilan 10-12 minggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada
tangkai, perlu diambil tindakan operasi.
B. Terapi medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan mioma
uterus secara menetap belum tersedia padasaat ini. Terapi medikamentosa
masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti sementara dari
operatif. Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah
analog GnRH, progesteron, danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin,
antiprostaglandin, agen-agen lain (gossipol,amantadine).
1. GnRH analog
Penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 penderita dengan mioma uteri
yang diberikan GnRHa leuprorelin asetat selam 6 bulan, ditemukan pengurangan
volume uterus rata-rata 67% pada 90 wanita didapatkan pengecilan volume
uterus sebesar 20% dan pada 35 wanita ditemukan pengurangan volume mioma
sebanyak 80%.Efek maksimal dari GnRHa baru terlihat setelah 3 bulan dimana
cara kerjanya menekan produksi estrogen dengan sangat kuat, sehingga
kadarnya dalam darah menyerupai kadar estrogen wanita usia menopause.
Setiap mioma uteri memberikan hasil yang berbeda-beda terhadap pemberian
GnRHa.
Mioma submukosa dan mioma intramural merupakan mioma uteri yang paling
rensponsif terhadap pemberian GnRH ini. Keuntungan pemberian pengobatan
medikamentosa dengan GnRHa adalah:
1. Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri
2. Mengurangi anemia akibat perdarahan.
3. Mengurangi perdarahan pada saat operasi.
4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat pengangkatan mioma
5. Mempermudah tindakan histerektomi vaginal.
6. Mempermudah pengangkatan mioma submukosa dengan histeroskopi.
2. Progesteron
Goldhiezer, melaporkan adanya perubahan degeneratif mioma uteri pada
pemberian progesteron dosis besar. Dengan pemberian medrogestone 25 mg
perhari selama 21 hari dan tiga pasien lagi diberi tablet 200 mg, dan pengobatan
ini tidak mempengaruhi ukuranmioma uteri, hal ini belum terbukti saat ini.
3. Danazol
Merupakan progesteron sintetik yang berasal dari testosteron. Dosis substansial
didapatkan hanya menyebabkan pengurangan volume uterus sebesar 20-25%
dimana diperoleh fakta bahwa danazol memiliki substansi androgenik. Tamaya,
dkk melaporkan reseptor androgen pada mioma terjadi peningkatan aktifitas
5-reduktase pada miometrium dibandingkan endometrium normal. Mioma uteri
memiliki aktifitas aromatase yang tinggi dapat membentuk estrogen dari
androgen.
4. Gestrinon
Merupakan suatu trienik 19-nonsteroid sintetik, juga dikenal dengan R 2323 yang
terbukti efektif dalam mengobati endometriosis.
5. Tamoksifen
Merupakan turunan trifeniletilen yang mempunyai khasiat estrgenik maupun
antiestrogenik, dan dikenal sebagai selective estrogen receptor modulator
6. Goserelin
Merupakan suatu GnRH agonis, dimana ikatan reseptornya terhadap jaringan
sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah berada cukup lama. Pada
pemberian goserelin dapat mengurangi setengah ukuran mioma uteri dan dapat
menghilangkan gejala menoragia dan nyeri pelvis. Pada wanita premenopause
dengan mioma uteri, pengobatan jangka panjang dapat menjadi alternatif
tindakan histerektomi terutama menjelang menopause. Pemberian goserelin 400
mikrogram 3 kali sehari semprot hidung sama efektifnya dengan pemberian 500
mikrogram sehari sekali dengan cara pemberian injeksi subkutan.
Untuk pengobatanmioma uteri, dimana kadar estradiol kurang signifikan
disupresi selama pemberian goserelin dan pasien sedikit mengeluh efek samping
berupa keringat dingin. Pemberian dosis yang sesuai, agar dapat menstimulasi
estrogen tanpa tumbuh mioma kembali atau berulangnya peredaran abnormal
sulit diterima. Peneliti mengevaluasi efek pengobatan dengan formulasi depot
bulanan goserelin dikombinasi dengan HRT (estrogen konjugasi 0,3 mg) dan
medroksiprogesteron asetat 5 mg pada pasien mioma uteri parameter yang
diteliti adalah volumemioma uteri, keluhan pasien, corak perdarahan kandungan
mineral, dan fraksi kolesterol. Kadar HDL kolesterol meningkat selama
pengobatan, sedangkan plasma trigliserid meningkat selama pemberian terapi.
7. Antiprostaglandin
Dapat mengurangi perdarahan yang berlebihan pada wanita dengan menoragia,
dan hal ini beralasan untuk diterima atau mungkin efektif untuk menoragia yang
diinduksi oleh mioma uteri.
www.medicastore.com
8). Prognosis
Rekurensi setelah miomektomi terdapat pada 15-40% penderita dan 2/3 nya
memerlukan pembedahan lagi.
Kapita Selekta Kedokteran.FKUI. Jilid 1 ,Edisi 3
Ca SERVIKS
DEFINISI
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya.
ETIOLOGI
Penyebab langsung Ca serviks belum diketahui. Faktor ekstrinsik yang
diduga berhubungan dengan Ca serviks adalah smegma, infeksi HPV, dan
spermatozoa.
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa
faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan
hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin
pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.
Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat
karsinoma serviks.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti
pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers
serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi
rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi,
imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi
rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini
mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada
wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria
non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-
kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan
pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula
dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa
radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus
terbentuknya kanker serviks.
FAKTOR RESIKO
Usia dini saat mulai berhubungan kelamin
Memiliki bnyak pasangan seksual
Pasangan laki-laki memiliki riwayat banyak memiliki pasangan
Infeksi persisten oleh HPV resiko tinggi
Merokok
Imunodefisiensi aksogen atau endogen
KLASIFIKASI
Menurut FIGO 1978
Tingka Kriteria
t
0 Karsinoma insitu atai karsinoma intraepitel
I Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri tidak
dinilai)
Ia Karsinoma serviks preklinis, hanya dapat didiagnosis secara
mikroskopik, lesi tidak lebih dari 3 mm, atau secara mikroskopik
kedalamannya > 3-5 mm dari epitel basal dan memanjang tidak
lebih dari 7 mm
Ib Lesi invasif > 5 mm, dibagi atas lesi 4 cm dan > 4 cm
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3
bagian atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai
dinding panggul
IIa Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dan
infiltrat tumor
IIb Penyebaran parametrium, uni- atau bilateral, tetapi belum
sampai dinding panggul
III Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium
sampai dinding panggul
IIIa Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namun tidak sampai
dinding panggul
IIIb Penyebaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah
bebas infiltrat antara tumor dengan dinding panggul atau proses
pada tingkat I atau II, tetapi sudah ada gangguan faal
ginjal/hidronefrosis
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan
mukosa rektum dan atau VU (dibuktikan secara histologi) atau
telah bermetastasis keluar panggul atau ke tempat yang jauh
IVa Telah bermetastasis ke organ sekitar
IVb Telah bermetastasis jauh
PATOGENESIS
PATOFISIOLOGI
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah
secara tak terkendali. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuaomosa
yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil
lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim. Perubahan
prekanker pada serviks biasanya tidak meminimalkan gejala dan
perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani
pemeriksaan panggul dan pap smear.
MANIFESTASI KLINIS
Metroragi
Keputihan (warna putih atau mukopurulen), berbau dan tidak gatal.
Perdarahan pascakoitus
Perdarahan spontan
Bau busuk yang khas
Cepat lelah
Kehilangan berat badan
Anemia
Gejala yang sering muncul
Keputihan: makin lama, makin berbau busuk, diakibatkan infeksi dan
nekrosis jaringan
Perdarahan Kontak: perdarahan yang dialami setelah senggama,
merupakan gejala Ca serviks (75-80%)
Perdarahan spontan: perdarahan yang timbul akibat terbukanya
pembuluh darah dan makin lama makin sering terjadi, terutama pada
tumor yang bersifat eksofitik.
Anemia: terjadi akibat perdarahan pervaginam yang berulang.
Nyeri : ditimbulkan oleh infiltrasi sel tumor ke serabut saraf.
Gagal ginjal: infiltrasi sel tumor ke ureter yang menyebabkan obstruksi
total.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Metroragi
Keputihan (warna putih atau mukopurulen), berbau dan tidak gatal.
Perdarahan pascakoitus
Perdarahan spontan
Bau busuk yang khas
Dapat juga ditemukan gejala karena metastasis seperti obstruksi total
vesica urinaria.
Pada yang lanjut ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat
badan, anemia.
Pemeriksaan fisik
Serviks teraba membesar, irreguler, dan lunak.
Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah
sampai vagina.
Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak
terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak
mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma
yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena
karsinoma tidak berwarna.
Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan
lampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga
mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu
porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra
servikal tidak terlihat.
Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200
kali
Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks
dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi
meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang
jelas.
PENATALAKSANAAN
Pd tingkat klinik (KIS) tdk dibenarkan dilakukan
elektrokoagulasi/elektrofulgerasi, bedah krio (cryosurgery) atau dgn sinar
laser, kecuali bila yg menangani seorang ahli dlm kolposkopi &
penderitanya msh muda & blm mempunyai anak. Dgn biopsi kerucut
(conebiopsy) meskipun utk diagnostik bs mjd terapeutik. OUI tdk blh
sampai rusak. Bila penderita tlh cukup tua, atau sdh mempunyai cukup
anak, uterus tdk perlu ditinggalkan, agar penyakit tdk kambuh (relapse)
dpt dilakukan histerektomi sederhana (simple vaginal hysterectomy).
Pd kasus tertentu di mana operasi merupakan suatu kontraindikasi,
aplikasi radium dgn dosis 6500-7000 rads/cGy di titik A tanpa
penambahan penyinaran luar dpt dilakukan.
Pd tingkat klinik Ia, umumnya dianggap & ditangani sbg kanker yg invasii.
Bilamana kedalaman invasi kurang dr atau hanya 1 mm & tdk meliputi
area yg luas serta tdk melibatkan pembuluh limfa atau pembuluh darah,
penanganannya dilakukan seperti pd KIS di atas.
Pd klinik Ib, Ib occ. & IIa dilakukan histerektomi radikal dgn limfadenektomi
panggul. Pasca bedah biasanya dilanjutkan dgn penyinaran, tergantung
ada/tdk adanya sel tumor dlm kelenjar limfa regional yg diangkat.
Pd tingkat IIb, III, & IV tdk dibenarkan melakukan tindakan bedah, utk ini
primer adalah radioterapi. Bilamana diperlukan penyinaran pasca bedah,
maka dilakukan radiasi luar dgn Cobalt -60 dosis 5000 rads (fraksi 200
rads/hari selama 25 hari (5 minggu) disusul 2 minggu kemudian dgn
radiasi dalam dgn aplikasi radium 2 kali (interval 1-2 minggu) @ 750 R (-
Roentgen) di titik A (= setinggi 2 cm dari oue dan sejauh 2 cm dari sumbu
uterus) dan titik B (= setinggi titik A sejauh 3 cm ke lateral di daerah
obturator), atau menggunakan metoda Fletchner dengan afterloading
memakai bola-bola dari Cesium-137 (brachythe-rapy).
Pd tingkat klinik IVa & IVb penyinaran hanya bersifat paliatif. Pemberian
khemoterapi dpt dipertimbangkan. Pd penyakit yg kambuh satu thn
sesudah penanganan lengkap, dpt dilakukan operasi jika terapi terdahulu
adalah radiasi & prosesnya msh terbatas pd panggul. Bilamana proses sdh
jauh atau operasi tak mungkin dilakukan, hrs dipilih khemoterapi bila
syarat-syaratnya terpenuhi. Jika terapi terdahulu adalah operasi,
sebaiknya dilakukan penyinaran bila prosesnya masih terbatas dlm
panggul (lokoregtonal), sedangkan kalau penyinaran tak mungkin
dikerjakan atau prosesnya sdh lanjut penyebarannya, maka dipilih
polikhemoterapi bila syarat-syaratnya terpenuhi.
Pengamatan lanjut
Tiap 3 bln selama 2 thn pertama & kemudian tiap 6 bln, tergantung dr keadaan.
Jgn dilupakan meraba kelenjar inguinal & supraklavikular, perabaan abdomen,
perabaan abdomino-vaginal & abdomino-rektal, pemeriksaan sitologik puncak
vagina & foto rontgen toraks (setiap 6 bln). Kolposkopi sangat penting utk
meneliti puncak vagina, utk menemukan bentuk pramaligna. Rektoskopi,
sistoskopi, & pemeriksaan lain seperti renogram, IVP (Intravenous Pyelograpby),
& CT-scan panggul atau limfografi dilakukan menurut indikasi. Dewasa mi MRI
dpt pula digunakan.
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Ca serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons terhadap
pengobatan, 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul
gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki resiko tinggi
terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat
diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadi 80%
rekurensi dalam 2 tahun.
ENDOMETRIOSIS
Definisi
Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan
endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal
endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim.
Etiologi
Penyebab endometriosis secara pasti belum diketahui, tapi
ada beberapa teori yang diajukan selama ini, yaitu :
Menstruasi retrograd, di mana sebagian aliran darah
menstruasi dari rahim keluar ke rongga perut melalui tuba
Gangguan sistem kekebalan yang memungkinkan sel-sel
endometrium melekat dan berkembang
Kelainan genetis
Jaringan endometrium menyebar melalui sistem kelenjar
getah bening dan aliran darah
Faktor lingkungan, misalnya paparan terhadap dioxin
Patogenesis
a. Teori regurgitasi
Adanya aliran balik darah haid melalui tuba kemudian
berimplantasi
b. Teori metaplastik
Epitel coelum mengalami diferensiasi endometrial
c. Teori penyebaran vascular / limfe
Patofisiologi
Patofisiologi
Teori histogenesis menerangkan bahwa endometriosis terjadi akibat
adanya regurgitasi tuba epitel menstruasi - implantasi jaringan
endometrium pada tempat abnormal tersebut. Faktor determinasi yang
diperkirakan abnormal adalah regurgitasi darah haid / menstruasi
retrograd (darah haid yang tidak keluar melalui serviks mengalir ke tuba -
ovarium dan keluar ke rongga peritoneum) kemudian tumbuh berkembang
karena organ yang ditempati tidak mengadakan reaksi penolakan (karena
bukan benda asing / antigen).
Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih
bisa menyebabkan pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar,
perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian
bawah ketika berkemih.
Manifestasi Klinis
Nyeri, hebatnya nyeri ditentukan oleh lokasi endometriosis
nyeri pada saat menstruasi
nyeri selama dan sesudah hubungan intim
nyeri ovulasinyeri pada pemeriksaan dalam oleh dokter
Perdarahan
perdarahan banyak dan lama pada saat menstruasi
spotting sebelum menstruasi
menstruasi yang tidak teratur
darah menstruasi yang berwarna gelap yang keluar sebelum
menstruasi atau di akhir menstruasi
Keluhan buang air besar dan kecil
nyeri pada saat buang air besar
darah pada feces
diare, konstipasi dan kolik
nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air kecil
DD
Diagnosis
Seorang wanita dengan gejala yang khas atau infertilitas
yang tidak bisa dijelaskan biasanya diduga menderita
endometriosis. Sebagai tambahan pemeriksaan laboratorium
tertentu bisa membantu seperti kadar Ca - 125 dalam darah dan
aktivitas endometrial aromatase. Tapi alat diagnosa yang paling
dapat dipercaya adalah dengan laparoskopi, yang dilakukan dengan
memasukkan alat laparoskop melalui sayatan kecil di bawah pusar.
Dengan alat ini dokter dapat melihat organ-organ panggul, kista
dan jaringan endometriosis secara langsung.
Penatalaksanaan
Pengobatan yang diberikan tergantung pada gejala, rencana
mempunyai anak, usia dan luasnya daerah yang terkena.
Pengelolaan endometriosis dengan obat-obatan tidak
menyembuhkan, endeometriosis akan kambuh setelah pengobatan
dihentikan. Pada wanita dengan endometriosis ringan sampai berat,
terutama dengan kasus infertilitas, maka diperlukan pembedahan
untuk membuang sebanyak mungkin jaringan endometriosis dan
mengembalikan fungsi reproduksi.
1 A. Pengobatan Hormonal Pengobatan hormonal
dimaksudkan untuk menghentikan ovulasi, sehingga
jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati.
Obat-obatan ini bersifat pseudo-pregnancy atau pseudo-
menopause. Yang digunakan adalah :
1 Derivat testosteron
2 Danazol
3 Gestrinone (Dimetriose)
2 Progestogen
1 Medroxyprogesterone (Provera)
2 Norethisterone (Primolut)
3 Dydrogesterone (Duphaston)
3 GnRH (Gonadotropin-Releasing Hormon) analog
1 Leuprorelin (Prostap)
2 Goserelin (Zoladex)
3 Nafarelin (Synarel)
4 Buserelin (Suprecur)
4 Pil kontrasepsi kombinasi
Semua pengobatan hormonal ini melalui uji klinis terbukti
mempunyai efektivitas yang kira-kira sama. Efek samping obat-
obatan ini berbeda dari satu orang ke orang yang lain. Efek
Samping Pengobatan Hormonal ProgestogenPerdarahan di antara
menstruasi, mood yang berubah-ubah, depresi, vaginitis atropik
Danazol Penambahan berat, jerawat, suara menjadi lebih berat,
pertumbuhan rambut, aliran panas, kekeringan vagina,
pembengkakan pergelangan kaki, kram otot, perdarahan diantara
menstruasi, ukuran payudara mengecil, mood berubah-ubah,
gangguan fungsi hati, gangguan metabolisme lemak, carpal tunnel
syndrome. GnRH analog Aliran panas, kekeringan vagina,
kehilangan kalsium dari tulang, mood berubah-ubah.Pil Kontrasepsi
Pembengkakan perut, pembengkakan payudara, peningkatan
kombinasi nafsu makan,pembengkakan pergelangan kaki, mual,
perdarahan di antara menstruasi, trombosis vena dalam.
B. Pembedahan Pembedahan bisa dilakukan secara
laparoskopi atau laparatomi, tergantung luasnya invasi
endometriosis. Pada penderita dengan endometriosis yang
hebat pengobatan hormonal disertai dengan pembedahan.
Seringkali sebelum pembedahan diberi pengobatan untuk
mengurangi jumlah dan ukuran jaringan endometriosis.
Pada saat pembedahan semua jaringan endometriosis yang
terlihat dan dapat dijangkau harus dihilangkan, dengan
sayatan atau pun pembakaran oleh sinar laser. Setelah
pembedahan diberikan pengobatan hormon untuk
mengurangi peradangan dan membersihkan jaringan
endometriosis yang tersisa.
C. Pembedahan Radikal Pembedahan dilakukan dengan
mengangkat rahim dan ovarium di samping membersihkan
jaringan endometriosisnya. Hal ini hanya dilakukan pada
wanita dengan endometriosis hebat yang tidak mengalami
perbaikan dengan pengobatan lain dan tidak lagi
mengharapkan kehamilan. Setelah dilakukan pembedahan
diberikan terapi pengganti estrogen, karena pengangkatan
rahim dan ovarium menimbulkan akibat yang sama dengan
menopause. Terapi pengganti ini diberikan 4-6 bulan
setelah pembedahan agar semua jaringan endometriosis
yang tersisa sudah habis dan tidak terbentuk kembali di
bawah pengaruh estrogen.
Penatalksanaan
Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati endometriosis
POLIP ENDOMETRIUM
Etiologi
Biasanya disebabkan oleh peradangan.
BUKU AJAR PATOLOGI ROBBINS VOL.2
Patogenesis
Peradangan metaplasia dibungkus oleh sel epitel silindris
menghasilkan mucus membentuk rongga kistik
Dan kadang muncul ulserasi.
BUKU AJAR PATOLOGI ROBBINS VOL.2
Patofisiologi
Penyebaran : melalui KGB, biasanya dia akan menuju ke fornix
terlebih dahulu kemudian ke corpus uteri, kemudian ke parametium
dan menyebabkan uterus terfixasi ke struktur panggul, dapat terjadi
perdarahan di cavum Douglass, lalu bisa menyebar ke VU dan
rectum. Juga dapat bermetastasis jauh, contohnya adalah ke para
aorta.
BUKU AJAR PATOLOGI ROBBINS VOL.2
Manifestasi Klinis
Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa gejala dapat
diidentifikasi terkait dengan pembentukannya.
Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang
berkepanjangan
Perdarahan haid yang terlalu berat
Rasa sakit atau dismenore (nyeri dengan menstruasi)
Gambaran mikroskopis dan makroskopis :
berada di zona transformasi
adanya Barrel Cerviks (serviks seperti tong) : tumor
mengelilingi serviks dan menembus stroma di bawahnya.
DD
a. leiomyoma
b. leiomyosarcoma
Diagnosis
Polip endometrium dapat dideteksi melalui pelebaran dan
kuretase, CT-scan, MRI, ultrasound atau histeroskopi. Histeroskopi
adalah prosedur dimana lingkup kecil dimasukkan melalui leher
rahim ke dalam rongga rahim untuk mencari polip atau kelainan
rahim lainnya.
Penatalaksanaan
Polip endometrium dapat dihapus dan diobati melalui operasi
dengan menggunakan kuretase atau histerektomi. Jika kuretase
dilakukan, polip dapat terjawab tapi untuk mengurangi risiko ini,
rahim biasanya dieksplorasi oleh histeroskopi pada awal proses
bedah. Sebuah polip besar dapat dipotong menjadi bagian-bagian
sebelum sepenuhnya disingkirkan. Jika ditemukan polip menjadi
kanker, histerektomi harus dilakukan. Ada probabilitas tinggi
kekambuhan polip bahkan dengan perawatan di atas
Komplikasi
Polip endometrium biasanya sel jinak. Mereka dapat menjadi
prakanker atau kanker. Sekitar 0,5 persen dari polip endometrium
mengandung sel-sel adenokarsinoma. Sel-sel ini akhirnya akan
berkembang menjadi kanker. Polip dapat meningkatkan risiko
keguguran pada wanita yang menjalani fertilisasi in vitro dalam
perawatan. Jika mereka mengembangkan dekat saluran telur,
mereka dapat menjadi penyebab kesulitan dalam menjadi hamil.
ADENOMIOSIS
1. Definisi
Jaringan endometrium yg tdpt di dlm miometrium.
2. Etiologi
Ada dugaan bahwa tersebarnya endometrium dlm miometrium adalah akibat
perubahan2 yg tjd di dlm uterus krn kehamilan & persalinan yg berulang.
Mungkin jg kerokan yg berlebihan dpt mjd faktor etiologi.
3. Faktor resiko
Lebih sering ditemukan pd multipara dlm masa premenopause.
4. Patofisiologi
Patologi