Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia Paranoid
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam skizofrenia terdapat beberapa tipe yaitu tipe tak terorganisasi, tipe
katatonik dan tipe paranoid (DSM-IV-TR; APA, 2000). Simptom utama dari
skizofrenia paranoid adalah delusi persecusion dan grandeur, di mana individu merasa
dikejar-kejar. Hal tersebut terjadi karena segala sesuatu ditanggapi secara sensitif dan
egosentris seolah-olah orang lain akan berbuat buruk kepadanya. Oleh karena itu,
sikapnya terhadap orang lain agresif. Delusi tersebut diperkuat oleh halusinasi
penglihatan dan pendengaran. Hal-hal tersebut juga bisa mendorong penderita untuk
membunuh orang lain atau sebaliknya bunuh diri, sebagai usahanya untuk
menghindari delusi persecusion.1
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh
ditandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan
perilaku pasien yang terkena. Perpecahan pada pasien digambarkan dengan
adanya gejala fundamental (atau primer) spesifik, yaitu gangguan pikiran yang
ditandai dengan gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala
fundamental lainnya adalah gangguan afektif, autisme, dan ambivalensi.
Sedangkan gejala sekundernya adalah waham dan halusinasi 2
Berdasarkan DSM-IV, skizofrenia merupakan gangguan yang terjadi dalam
durasi paling sedikit selama 6 bulan, dengan 1 bulan fase aktif gejala (atau lebih)
yang diikuti munculnya delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terorganisir,
dan adanya perilaku yang katatonik serta adanya gejala negatif.2
Skozofrenia paranoid adalah salah satu sub tipe skizofrenia, dimana dalam
DSM IV disebutkan bahwa tipe ini ditandai oleh preokupasi (keasyikan) pada satu
atau lebih waham atau halusinasi dengar yang sering dan tidak ada prilaku lain
yang mengarahkan kepada terdisorganisasi ataupun katatonik.2
2. ETIOLOGI
Teori tentang penyebab skizofrenia, yaitu 1,2
a. Diatesis-Stres Model
Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial, dan lingkungan
yang secara khusus mempengaruhi diri seseorang sehingga dapat
menyebabkan berkembangnya gejala skizofrenia. Dimana ketiga faktor
tersebut saling berpengaruh secara dinamis.
b. Faktor Biologis
3. KLASIFIKASI
Beberapa subtype Skizofrenia yang diidentifkasi berdasarkan variable klinik 1,2,3
Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia hebefrenik
Skizofrenia katatonik
Skizofrenia tak terinci
Skizofrenia residual
Skizofrenia simplek
Depresi pasca Skizofrenia
4. PERJALANAN GANGGUAN SKIZOFRENIA
5. DIAGNOSA
PEDOMAN DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA MENURUT PPDGJ III 4
a. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
Thought echo
Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya
(tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isi sama, namun kualitasnya
berbeda; atau
Thought insertion or withdrawal
Isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau
isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal);
dan
Thought broadcasting
Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
Delusion of control
Waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar; atau
Delusion of influence
Waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar; atau
Delusion of passivity
Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan
tertentu dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk ke pergerakan
Halusinasi auditorik:
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara), atau
Jenis suara halusinasi lain yang berasla dari salah satu bagian tubuh
Wahamwaham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
makhluk asing dari dunia lain).
b. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide ide berlebihan
(over loaded ideas) yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari
selama berminggu minggu atau berbulan bulan terus menerus;
Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme;
Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan
stupor;
Gejalagejala negatif, seperti sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
c. Adanya gejala gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodormal);
d. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
6. DIAGNOSA BANDING
Gangguan waham menetap
Gangguan akibat pemakaian zat psikoadiktif
Gangguan mood
Gangguan kepribadian
7. PENATALAKSANAAN
b. Psikoterapi
Terapi psikososial dimaksudkan agar pasien skizofrenia mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitarnya dan mampu merawat diri,
mandiri, serta tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat). Termasuk
dalam terapi psikososial adalah terapi perilaku, terapi berorientasi keluarga,
terapi kelompok, dan psikoterapi individual.3
8. PROGNOSA
Penegakan prognosis dapat menghasilkan dua kemungkinan, yaitu
a.
prognosis positif, apabila didukung oleh beberapa aspek berikut, seperti: onset
terjadi pada usia yang lebih lanjut, faktor pencetusnya jelas, adanya kehidupan
yang relatif baik sebelum terjadinya gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan,
dan seksual, fase prodromal terjadi secara singkat, munculnya gejala gangguan
mood, adanya gejala positif, sudah menikah, dan adanya sistem pendukung
yang baik.
b.
prognosis negatif, dapat ditegakkan apabila muncul beberapa keadaan seperti
berikut: onset gangguan lebih awal, factor pencetus tidak jelas, riwayat
kehidupan sebelum terjadinya gangguan kurang baik, fase prodromal terjadi
cukup lama, adanya perilaku yang autistik, melakukan penarikan diri,
statusnya lajang, bercerai, atau pasangannya telah meninggal, adanya riwayat
keluarga yang mengidap skizofrenia, munculnya gejala negatif, sering kambuh
secara berulang, dan tidak adanya sistem pendukung yang baik.3
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Saddock BC, Roan WM. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Widya
Medika, Jakarta. 1998: 407-412