Anda di halaman 1dari 11

SISTEM UDARA KOMPRESI DAN CARA

MENGATASI KEBASAHAN UDARA SERVIS


TELAAHAN STAF

SISTEM UDARA KOMPRESI


DAN CARA MENGATASI KEBASAHAN UDARA SERVIS

disusun oleh
FANDI HAKIM
8407006MG

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI


UNIT PEMBANGKITAN PAITON
2009

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem udara kompresi (compressed air system) yang menyediakan udara servis
dan udara instrumen merupakan salah satu sistem yang sangat penting di PLTU
Paiton. Tanpa udara instrumen sebagian besar proses produksi daya listrik tidak
dapat dikendalikan karena sebagian besar sistem kontrol menggunakan daya
pneumatik dari udara instrumen untuk menggerakkan control valve. Tanpa udara
servis kebutuhan umum seperti cleaning peralatan lokal, flushing line dan tapping
point instrumen pengukuran, serta kebutuhan khusus yang tak kalah penting seperti
primary dan secondary air heater emergency drive tidak dapat dilakukan. Selain itu,
tanpa udara servis, tidak ada suplai untuk udara instrumen karena pada dasarnya
udara instrumen adalah udara servis yang dikeringkan lebih lanjut oleh instrument
air dryer.
Pekerjaan yang menggunakan udara servis seperti cleaning dan flushing akan
terganggu apabila udara servis basah. Dengan kata lain, basahnya udara servis akan
mempengaruhi efisiensi kerja karena lamanya waktu menunggu sampai udara servis
relatif kering. Jika dipaksakan menggunakan udara servis yang masih relatif basah,
dikhawatirkan alat yang di-cleaning akan lebih cepat mengalami korosi dikarenakan
sifat air yang korosif dan line yang di-flushing akan bertambah buntu dikarenakan
oleh sifat air yang adhesif.
Pekerjaan seperti cleaning dan flushing saat overhaul dilakukan setelah semua
peralatan lokal selesai diinspeksi dengan baik dan siap dites untuk persiapan firing.
Waktu yang lebih-kurang sebulan lamanya menyebabkan line-line udara servis pada
unit yang di-overhaul beserta line paralelnya menyimpan air kondensasi yang relatif
banyak sehingga udara servis untuk saat pertama kali digunakan relatif basah.

1.2 Batasan Masalah


Batasan masalah pada Telaahan Staf ini meliputi:
1. Penggunaan udara servis di PLTU Paiton,
2. Pengalaman teknisi Har Mesin 1 dan Har Kontrol dan Instrumen PLTU Paiton
menggunakan udara servis yang basah,
3. Hipotesis penyebab basahnya udara servis,
4. Penelusuran line-line udara servis yang berpotensi menyimpan air kondensasi,
5. Pemecahan masalah cara mengatasi kebasahan udara servis.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan Telaahan Staf ini adalah sebagai syarat untuk pengangkatan
menjadi Pegawai BUMN PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB). Selain itu, penulisan
Telaahan Staf ini bertujuan untuk:
1. memaparkan sistem udara kompresi yang digunakan di PLTU Paiton,
2. mempelajari penyebab kebasahan udara servis,
3. memberikan masukan untuk mengatasi kebasahan udara servis.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan Telaahan Staf ini adalah sebagai berikut:
1. sebagai salah satu contoh penerapan ilmu yang diperoleh selama menjadi Pre-
Employment Trainee di PT PJB UP Paiton,
2. sebagai langkah awal peningkatan kehandalan sistem udara kompresi khususnya
udara servis di PLTU Paiton.

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Operasi Sistem Udara Kompresi di PLTU Paiton


Fungsi dari sistem udara kompresi adalah untuk menyediakan udara servis untuk
tujuan umum yang digunakan dalam area boiler dan turbin, area precipitator, rumah
pompa CW, area coal handling, bengkel-bengkel pemeliharaan, dan ke sistem
transport fly ash. Sistem tersebut juga menyediakan suatu sumber udara yang
bersih dan kering ke instrumen-instrumen dan kontrol-kontrol di seluruh plant untuk
pemonitoran dan kontrol proses.
Sistem udara servis dan instrumen terdiri dari dua (2) 3 stage centrifugal
compressor yang mempunyai kapasitas output 67,45 NM3/Min., satu (1) 2 stage
centrifugal compressor yang mempunyai kapasitas output 35,10 NM3/Min., satu (1)
start-up compressor, dua (2) 100% refrigerant type air dryer, dua (2) after filter,
satu (1) service air receiver, satu (1) instrument air receiver, piping, valving, dan
instrumentasi dan kontrol untuk pemonitoran dan pengontrolan proses.
Tiap kompresor sentrifugal dipasang di atas skid (selip, gelincir) dan berisi
kompresor, intercooler, aftercooler, lube oil reservoir, main lube oil pump, pre-lube oil
pump, inlet filter, inlet dan bypass control valve, dan sistem kontrol.
Sistem kontrol termasuk semua alat yang perlu untuk pen-start-an dan pen-stop-an
kompresor, pengontrolan tekanan sistem, dan pemastian operasi yang aman
berkaitan dengan hal lubrikasi, vibrasi, dan temperatur. Sistem kontrol dasar
didesain untuk operasi tekanan konstan.
Sistem kontrol juga termasuk alat perasa surge (gelombang, sentakan) yang
melindungi kompresor dari operasi terus-menerus di daerah surge yang tidak stabil.
Jika sensor surge mendeteksi surge kompresor, secara otomatis meng-unload unit.
Kompresor dioperasikan oleh dua macam metode, kontrol modulasi dan kontrol
auto-dual:
Kontrol Modulasi
Tipe modulasi dari kontrol menjaga tekanan sistem pada nilai yang konstan, yang
diselesaikan dengan cara men-throttle (menghambat) inlet valve dalam range
throttle kompresor.
Jika demand aliran sistem kurang dari kapasitas throttle minimum, tekanan
discharge konstan dijaga dengan cara membiarkan inlet valve yang di-throttle pada
kapasitas throttled minimum dan men-throttle bypass valve. Pen-throttle-an bypass
valve menyediakan kontrol kapasitas dari keperluan kapasitas throttled minimum ke
kapasitas nol.
Ketika kompresor dioperasikan unloaded, bypass valve terbuka secara penuh dan
inlet valve ditahan terbuka secara parsial oleh sinyal dari pengontrol. Jumlah kecil
dari udara yang lewat melalui kompresor ketika dalam mode unload, resirkulasi ke
inlet melalui bypass valve.
Kompresor pada kapasitas penuh ketika inlet valve terbuka penuh dan bypass valve
tertutup penuh.
Seraya demand aliran menurun, tekanan discharge konstan dijaga dengan cara
mengurangi pengiriman aliran ke sistem yaitu dengan cara men-throttle inlet valve
dan menjaga bypass valve tertutup penuh.
Seraya pengiriman aliran berkurang dan range throttle inlet maksimum tercapai,
kompresor mendekati titik surge-nya. Beberapa pengurangan lebih lanjut dalam
kapasitas kompresor akan menyebabkan unit menjadi tidak stabil dan beroperasi di
dalam daerah surge ini. Untuk mencegah kompresor dari pengoperasian di dalam
daerah ini, inlet valve ditahan terbuka oleh sinyal kontrol pada titik throttle inlet
maksimum.
Seraya keperluan aliran berlanjut menurun di bawah range throttle inlet dari
kompresor, kompresor akan berlanjut mengikuti demand-demand tersebut dengan
cara menerbangkan udara berlebih melalui bypass valve.
Kontrol Auto-Dual
Fungsi kontrol auto-dual sama seperti kontrol modulasi, tetapi punya mode konrol
Modulasi+Dua-Langkah tambahan. Pemilihan antara modulasi dan modulasi+dua-
langkah dapat dibuat pada panel kontrol.
Ketika kebutuhan kapasitas berada di dalam range throttle dari kompresor,
kompresor beroperasi secara efisien dengan cara secara otomatis men-throttle inlet
valve untuk menjaga tekanan konstan. Jika keperluan kapasitas menurun di bawah
range throttle maksimum, kompresor akan unload. Ketika tekanan sistem menurun
ke tekanan cut-in preset, kompresor akan menuju ke kondisi full load.
Kompresor akan menaikkan tekanan discharge ke seting tekanan konstan, dan akan
merespon ke kebutuhan demand dari sistem dengan cara meninggakan pada full
load atau men-throttle kemudian meng-unload.
Udara mengalir dari atmosfer melalui inlet filter ke first stage dari kompresor. Aliran
udara ke kompresor dikontrol oleh inlet control valve. Udara dikompres dalam first
stage dan di-discharge melalui first stage intercooler di mana embun (moisture)
yang terkandung dalam udara terkondensasi dan kondensat tersebut di-discharge
oleh automatic drain valve ke pembuangan. Udara kompresi lalu memasuki second
stage dari kompresor, untuk dikompres ke tekanan yang lebih tinggi, dan di-
discharge melalui second stage intercooler di mana embun yang terkandung dalam
udara terkondensasi dan kondensat tersebut di-discharge oleh automatic drain valve
ke pembuangan. Udara lalu memasuki third stage dari kompresor di mana udara
dikompres ke tekanan yang diinginkan dan di-discharge melalui third stage
intercooler di mana embun yang terkandung dalam udara terkondensasi dan
kondensat tersebut di-discharge oleh automatic drain valve ke pembuangan. Udara
lalu mengalir ke dalam service air receiver. Tekanan sistem dijaga konstan dengan
cara memodulasi inlet control valve dan bypass control valve.
Service air receiver menyediakan udara ke area pabrik untuk penggunaan umum, ke
sistem transport fly ash, dan menyediakan udara ke instrument air dryer. Udara
memasuki air dryer di mana beberapa embun yang terkandung dalam udara
dikondensasikan dan dibuang oleh automatic drain valve ke pembuangan.
Udara kering mengalir ke dalam instrument air receiver. Dari receiver udara disuplai
ke area plant yang membutuhkan udara kering untuk pengontrolan proses plant.
Seandainya tekanan udara sistem rendah tersebut sebaiknya terjadi, motor operated
valve yang berlokasi di suplai ke pelayanan umum plant menutup. Pengurangan
lebih lanjut dalam tekanan udara menutup motor operated valve yang berlokasi di
suplai ke sistem transport fly ash.
Sistem transport fly ash dapat disuplai dari kedua unit.
Untuk instruksi kerja pengoperasian sistem udara kompresi yang lebih lengkap
beserta trouble shooting-nya dapat dilihat di buku Operating Procedure Service and
Instrument Compressed Air System yang dibuat khusus oleh vendor atau kontraktor
untuk keperluan internal PT PJB UP Paiton.

2.2 Pemeliharaan Sistem Udara Kompresi di PLTU Paiton


Pemeliharaan preventif dan inspeksi terjadwal penting untuk performansi optimum
yang berkelanjutan dan service live yang lama dari kompresor. Berikut adalah
kebutuhan umum dan jadwal untuk inspeksi dan pemeliharaan preventif. Karena
kondisi servis yang tidak biasa dan lingkungan mempengaruhi kehandalan peralatan,
item-item tersebut dan jadwal-jadwal sebaiknya diatur dalam waktu dan isi
seperlunya untuk mencocokkan kebutuhan spesifik tiap perusahaan:
Harian dan Setiap Start-Up
1. Cek dan catat temperatur oli ke casing kompresor.
2. Cek dan catat tekanan oli kompresor.
3. Cek dan catat vibrasi pada tiap stage dari kompresor.
4. Tes semua lampu peringatan.
5. Cek dan catat tekanan udara interstage dan sistem.
6. Cek dan catat temperatur udara interstage dan discharge.
7. Cek dan catat temperatur udara inlet.
8. Cek dan catat temperatur air pendingin, ke dan dari manifold kompresor.
9. Cek dan blow down condensate trap.
10. Cek dan catat tekanan diferensial inlet air filter atau pembacaan manometer
inlet.
11. Cek vent pendingin udara untuk aliran kontinu. Vent valve terletak di atas
casing.
12. Drain kondensat dari drip leg (kaki tetesan) piping udara inlet, udara discharge,
dan udara bypass.
13. Cek level oli reservoir kompresor.
14. Cek untuk kebocoran oli.
15. Cek untuk kebocoran air.
16. Cek filter line udara terkontrol dan line udara instrumen. Drain beberapa embun
yang mungkin telah terkumpul dan ganti elemen filter jika perlu.
60 Hari
1. Periksa sistem kontrol per prosedur yang ditemukan di seksi Kontrol dari instruksi
manual ini.
2. Cek kalibrasi inlet dan bypass valve.
3. Secara visual inspeksi elemen filter udara inlet. Bersihkan atau ganti seperlunya.
4. Secara visual inspeksi oil mist arrestor (penangkap kabut oli). Bersihkan housing
dan ganti elemen jika jenuh.
Setengah-Tahunan
1. Secara visual inspeksi elemen filter udara inlet dan ganti seperlunya. Cek filter
housing untuk korosi dan cek permukaan sealing.
2. Lubrikasi kopling motor jika perlu.
3. Ganti elemen filter oli.
4. Secara visual inspeksi discharge check valve.
5. Lepas dan bersihkan condensate traps.
Tahunan
1. Inspeksi main driver per instruksi pabrikan yang ditemukan dalam manual
instruksi ini.
2. Secara visual inspeksi kopling. Lubrikasi jika perlu.
3. Ambil sampel oli dan analisa terhadap spesifikasi oli I-R.
4. Putar bullgear dengan tangan dan rasakan untuk kekasaran.
5. Inspeksi dan bersihkan oil reservoir suction screen.
6. Secara visual inspeksi tube-tube oil cooler. Bersihkan shell (selongsong) dan sisi
tube dari oil cooler jika perlu.
7. Kalibrasi peralatan kontrol dan proteksi.
8. Secara visual inspeksi inlet throttle valve.
9. Secara visual inspeksi bypass valve.
Untuk instruksi kerja pemeliharaan sistem udara kompresi yang lebih lengkap
beserta spesifikasi peralatannya dapat dilihat di buku Maintenance Manual for
Section 10 : Station Air Compressor, Air Dryer and Receiver yang dibuat khusus oleh
vendor atau kontraktor untuk keperluan internal PT PJB UP Paiton.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penggunaan Udara Servis di PLTU Paiton


Di PLTU Paiton, kegunaan udara servis sangat banyak, mulai dari cleaning peralatan
lokal, flushing line, blowing area kerja, sampai memberi udara bertekanan pada air
tool untuk membuka dan menutup baut-baut besar.
Misalnya untuk internal check pulverizer dan coal feeder yang terjadwal. Banyak
pihak yang dilibatkan, dan banyak pula penggunaan udara servis untuk menuunjang
keperluan internal check tersebut. Berikut ini adalah pekerjaan yang menggunakan
udara servis untuk tiap-tiap bagian saat internal check pulverizer dan coal feeder:
1. Teknisi Har Listrik: cleaning filter motor
2. Teknisi Har Kontrol dan Instrumen: flushing Bowl DP line
3. Teknisi Har Mesin 1: cleaning inner part Mill dan Coal Feeder
4. Operator Produksi: menggunakan air tool untuk menutup baut-baut besar setelah
kalibrasi coal feeder
Untuk Jadwal Internal Check Pulverizer dan Coal Feeder beserta scope pekerjaan
untuk tiap-tiap bagian yang dibuat oleh Rendal Har dapat dilihat pada Lampiran A.
Saat overhaul adalah saat yang terbanyak menggunakan udara servis karena
banyak sekali pekerjaan inspeksi yang membutuhkan cleaning peralatan lokal.

3.2 Pengalaman Teknisi Har Mesin 1 dan Har Kontrol dan Instrumen PLTU
Paiton menggunakan Udara Servis yang Basah
Pada saat #2 SI Plus (Unit 2 Simple Inspection Plus) bulan Desember 2008 tepatnya
beberapa hari sebelum firing, udara servis relatif basah saat digunakan.
Sewaktu flushing bowl DP line, teknisi Har Kontrol dan Instrumen mendapati udara
servis yang relatif basah. Setelah ditunggu sampai lebih dari 15 menit udara servis
belum juga kering. Akhirnya diputuskan untuk cleaning tapping point menggunakan
kawat dan flushing flexible hose menggunakan udara instrumen. Beruntung pada
saat itu line yang berupa tubing yang panjang belum di-flushing menggunakan
udara servis tersebut sehingga line tidak bertambah buntu.
Pada waktu yang hampir bersamaan, teknisi Har Mesin 1 juga mengalami hal yang
sama saat cleaning feeder belt. Karena dianggap terlalu lama menunggu sampai
udara servis relatif kering, diputuskan untuk menyelesaikan pekerjaan lain
sementara pekerjaan cleaning feeder belt ditunda.
Penulis dan rekan sesama teknisi Har Kontrol dan Instrumen berinisiatif untuk men-
drain service air receiver secara manual karena kami beranggapan bahwa hal itu
adalah penyebabnya. Hasilnya, saat di-drain air mengucur deras selama hampir 1
menit lamanya.
Penulis juga menanyakan tentang pengalaman menggunakan udara servis yang
basah kepada beberapa teknisi senior Har Mesin 1 dan fitter Har Kontrol dan
Instrumen. Tidak hanya waktu overhaul yang mangalami udara servis basah.
Mungkin penyebabnya adalah karena line tersebut jarang digunakan sehingga
menyimpan kandungan air yang relatif banyak.

3.3 Hipotesis Penyebab Basahnya Udara Servis


Basahnya udara servis dimungkinkan karena line-line berbentuk U yang mana jarang
digunakan sehingga sekali digunakan udara servis yang keluar relatif basah. Yang
dimaksud berbentuk U di sini adalah pipa horizontal yang mempunyai lekukan
vertical dan/atau membentuk sudut tertentu ke arah atas pada ujung-ujungnya.
Untuk saat overhaul, ada dua kemungkinan yang menyebabkan service air receiver
menyimpan kandungan air kondensasi yang relatif banyak. Pertama, automatic
mechanical drain trap pada service air receiver tidak berfungsi dengan baik. Hal itu
terbukti dari lamanya waktu drain yang hampir 1 menit seperti yang telah dibahas
pada sub-bab 3.2. Setelah ditanyakan ke bagian Enjiniring dan Rendal Har, hal
tersebut dikarenakan kurang diinspeksinya drain trap tersebut sehingga mengalami
kerusakan atau disfungsi. Kedua, operator lupa untuk rutin men-drain manual drain
pada service air receiver. Mungkin karena unit sedang diinspeksi sehingga pekerjaan
tersebut terlupakan atau terlalu banyak beban pekerjaan sehingga pekerjaan
tersebut tidak dilakukan.
Untuk line paralel udara servis #1~#2 yang berukuran paling besar dan line-line
berbentuk U untuk tiap unit, manual drain-nya tidak berfungsi dengan baik karena
tidak terjangkaunya valve-valve manual drain tersebut oleh tangan operator. Foto-
foto manual drain tersebut akan diperlihatkan pada sub-bab 3.4.

3.4 Penelusuran Line-Line Udara Servis yang Berpotensi menyimpan Air


Kondensasi
Penelusuran line-line udara servis yang berpotensi menyimpan air kondensasi, yang
relatif banyak, perlu dilakukan untuk mengetahui line mana saja yang perlu
dioptimalkan condensate drain-nya. Berikut ini adalah foto-foto hasil penelusuran
line-line udara servis yang berpotensi menyimpan air kondensasi:

Foto 3.1 Line Paralel Udara Servis #1~#2 sisi barat (dekat #2)

Foto 3.2 Line Paralel Udara Servis #1~#2 sisi timur (dekat #1)
Lihat pada Foto 3.1 dan Foto 3.2. Line berwarna putih yang berdiameter-luar sama
dengan line fire protection (berwarna merah), 300 mm, merupakan line paralel
udara servis #1~#2. Line paralel tersebut merupakan line udara servis yang
berukuran paling besar. Karena berukuran paling besar dan berbentuk U, maka line
tersebut berpotensi menyimpan air kondensasi dalam jumlah yang paling banyak.
Tampak manual drain di line paralel sisi barat (Foto 3.1) tetapi tidak tampak di sisi
timur (Foto 3.2). Itupun jauh dari jangkauan tangan operator, sekitar 4 m di atas
tanah.

Foto 3.3 Line Udara Servis dan Udara Instrumen di tiap unit (dekat lift)
Terdapat manual drain pada line udara servis dan udara instrumen di tiap unit (Foto
3.3). Hal tersebut menandakan bahwa line udara servis dan udara instrumen yang
panjang dan berbentuk U yang terdapat di tiap unit berpotensi menyimpan air
kondensasi yang cukup banyak. Seperti pada line paralelnya, lokasi manual drain
jauh dari jangkauan tangan operator.

3.5 Pemecahan Masalah Cara Mengatasi Kebasahan Udara Servis


Diperlukan pemecahan masalah kebasahan udara servis untuk menunjang
kelancaran pekerjaan pemeliharaan baik itu prevenif, korektif, maupun inspeksi
tahunan (overhaul). Berikut adalah hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah kebasahan udara servis:
1. Menginspeksi setengah-tahunan automatic mechanical drain trap pada service air
receiver seperti yang telah direkomendasikan pada sub-bab 2.2 sehingga dapat
mengurangi beban kerja operator ketika ada banyak sekali pekerjaan emergency
yang harus dilakukan terutama pada saat firing. Hal ini juga dapat membantu ketika
operator suatu saat lupa tidak melakukan drainase service air receiver di waktu
kerja shift-nya.
2. Memanjangkan line drain pada line paralel udara servis #1~#2 dan line udara
servis berbentuk U di tiap unit serta menambahkan automatic mechanical drain trap
untuk tiap manual drain valve supaya handal.
Dengan dua pemecahan masalah di atas, diharapkan kinerja pemeliharaan semakin
handal, efektif, dan efisien yang pada akhirnya menguntungkan perusahaan secara
finansial. BUMN untung, negara untung, bangsa juga untung.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Basahnya udara servis mempengaruhi efisiensi pekerjaan pemeliharaan baik
preventif maupun inspeksi.
2. Penggunaan udara servis yang relatif basah dapat merusak peralatan yang di-
cleaning karena sifat air yang korosif.
3. Penggunaan udara servis yang basah untuk akan menambah kebuntuan pada line
yang di-flushing karena sifat air yang adhesif.
4. Inspeksi drain trap pada service air receiver perlu dilakukan untuk kehandalan
drainase.
5. Perlu dilakukan pengoptimalan fungsi drain seperti memanjangkan line drain pada
line paralel udara servis #1~#2 dan line udara servis berbentuk U di tiap unit serta
menambahkan automatic mechanical drain trap untuk tiap manual drain valve
supaya handal.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk analisis lebih lanjut mengenai pemecahan
masalah cara menangani kebasahan udara servis antara lain:
1. Perlu dipikirkan cara lain yang lebih praktis dan efisien daripada optimalisasi drain
pada line dan receiver udara servis.
2. Perlu dikaji secara lebih mendalam dan mendetail kerugian yang diakibatkan oleh
kebasahan udara servis dari segi efisiensi dan efektifitas pekerjaan, kerusakan dan
live time peralatan, dan daya listrik pemakaian sendiri dari kompresor.

Anda mungkin juga menyukai