Anda di halaman 1dari 10

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept.

2012) ISSN: 2301-9271 D-107

Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung


Teknik Sipil ITS
Aristia A. Putri, M. Arif Rohman, dan Christiono Utomo
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: christiono@ce.its.ac.id
kedepannya. Penelitian
BUMN, BUMD, dan sertifikasi green building ini
AbstrakGreen building merupakan suatu konsep bangunanpenerangan jalan. Salah satu akan mengacu pada standard
ramah lingkungan yang sudah menjadi perhatian khusus diupaya nyata yang dapat nasional ( Greenship-GBCI).
berbagai negara dan mulai diterapkan di Indonesia. Konsep dilakukan adalah dengan Adanya penelitian kriteria
Green Building merupakan salah satu upaya penghematanmenerapkan konsep Green kinerja green building
energi yang dapat diterapkan pada suatu gedung. Penulisan Building. Konsep Green khususnya di Gedung Teknik
Tugas Akhir ini dilakukan untuk mengukur rating/sertifikasi Building merupakan salah Sipil ITS ini pun diharapkan
sebagai tolak ukur sudah sejauh mana tingkat green building dapat dijadikan perbandingan
satu upaya penghematan
gedung-gedung di ITS, dengan cara melakukan pengukuran untuk mengkaji gedung
langsung, yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan kriteria energi yang dapat diterapkan -gedung lain di kampus ITS,
standar nasional (Greenship-GBCI) . Namun penelitian hanyapada suatu gedung, karena
sebagai bagian dari upaya
dilakukan pada beberapa kriteria green building. Hasil daribangunan ini akan lebih
penelitian ini berupa pengukuran kriteria green building sesuaihemat energi, dirancang, untuk penyesuaian kriteria
standar Greenship dan penilaian rating sertifikasi green buildingdibangun dan dioperasikan green building.
pada Gedung Teknik Sipil ITS yang kemudian akan menjadi tolak untuk meminimalkan dampak
ukur tersendiri untuk kedepan nya. Dalam hasil penelitian terlihat lingkungan total [1]
bahwa Gedung Teknik Sipil ITS sudah memenuhi beberapa Konsep
35. MET
ini dapat OD
standar kriteria green building yang tercantum pada Greenship,diterapkan pada bangunan-
namun masih ada juga kriteria-kriteria green building yang belum OLO
bangunan komersial, GI
diterapkan ataupun terpenuhi. Konsep Green Building inipun
perkantoran dan juga pada
sebaiknya dilakukan sejak awal perencanaan, namun hal ini tidak
menutup kemungkinan untuk meningkatkan kualitas green berbagai perguruan tinggi di 1. Konsep Penelitian
building pada Gedung Teknik Sipil ITS ke depannya. Indonesia. Konsep Eco-
campus sendiri, yang salah Penelitian ini dilakukan
Kata Kunci Green Building, Greenship, Rating/Sertifikasi satunya mencakup penerapan dengan melakukan
konsep green building pun pengukuran penilaian
sudah mulai dikembangkan di terhadap beberapa kriteria
ITS sejak satu tahun green building yang mengacu
I. PENDAHULUAN pada standar nasional
S
belakangan ini, dengan
(Greenship-GBCI) dengan
AAT ini krisis energi sedang mendapat perhatian khususberbagai program bentuk
bagi negara-negara di dunia, karena kebutuhan energi yangkepedulian terhadap cara pengukuran langsung dan
terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnyalingkungan, namun pada awal wawancara verifikasi yang
populasi penduduk. Hingga saat ini telah banyak sumber difokuskan pada gedung
energi yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi,pembangunannya, gedung-
tetapi krisis energi tetap menjadi ancaman karena keterbatasangedung di ITS sendiri tidak Jurusan Teknik Sipil ITS.
ketersediaan yang ada di alam. Salah satu upaya yang dilakukandirancang dengan konsep Namun pengukuran kriteria
negara-negara di dunia sebagai salah satu bentuk kepedulian
terhadap krisis energi yang sedang melanda adalah dengangedung ramah lingkungan. green building pada penelitian
melakukan aksi earth hour hemat energi yang melibatkan 132 Oleh karena itu perlu ini hanya dilakukan pada
negara di dunia (Australia, Asia, Eropa, Afrika, Pasifik dan beberapa kriteria yang paling
Amerika) dalam waktu sehari dalam setahun, aksi iniadanya penelitian tentang
bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaranpenerapan penilaian kriteria utama menurut para
cinta lingkungan serta hemat akademisi karena terbatasnya
green building pada gedung-
energi. waktu dan tenaga. Metode
gedung di ITS, agar dapat
Pemerintah Indonesia saat ini pun telah mengumumkan untuk yang digunakan untuk
mengetahui rating/sertifikasi
memulai gerakan nasional penghematan energi, baik dalam mencari kriteria utama adalah
sebagai tolak ukur sudah
penghematan penggunaan bahan dan penghematan penggunaan sejauh mana tingkat dengan menyebarkan survey
listrik dan air di kantor-kantor pemerintah, penerapan kriteria green kuesioner kepada para
building gedung-gedung di responden, dan hasil survey
ITS , penelitian ini juga dapat tersebut akan di analisa
dijadikan sebagai acuan dengan metode statistik yaitu
langkah program Eco-campus mean dan standar deviasi.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 D-108

Selanjutnya dilakukan analisa variabel atau kriteria yang


B. Variabel Penelitian deskriptif dengan melakukan paling dominan dengan
scoring untuk setiap variabel melihat letak dari variabel
Dalam penelitian ini variabel-variabel umum yang akan agar dapat diketahui variabel atau kriteria tersebut. Apabila
diukur mengacu pada lembaga sertifikasi nasional (Greenship- mana yang paling dominan kriteria tersebut masuk
GBCI), yaitu : dan mana yang paling kurang kedalam kategori paling
1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ASD)L berpengaruh untuk diteliti. dominan dan selanjutnya.
2. Efisiensi Energi & Refrigeran (Energy Efficiency &9. Nilai mean besar, nilai Setelah survey pendahuluan
Refrigerant/EER) standar deviasi kecil selesai di analisa selanjutnya
3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC)L Mean besar : responden adalah mengukur dan meneliti
4. Sumber & Siklus Material (Material Resources & memberikan skor yang lebih lanjut kriteria dominan.
Cycle/MRC)L tinggi terhadap factor D. Obyek Penelitian
5. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara (Indoor Air Health & Standar deviasi kecil :
responden sepakat Sebagai obyek penelitian
Comfort/IHC) kriteria green building ini
terhadap
6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building & Enviroment jawaban tersebut. adalah Gedung Teknik Sipil
Management) 35. Nilai mean besar, nilai ITS tepatnya gedung
standar deviasi besar perkuliahan E, I dan J.
C. Analisis kriteria yang paling menentukan Mean besar : responden
E. Proses Penelitian
Setelah penyebaran kuesioner telah selesai dilakukan tahap memberikan skor yang
selanjutnya menganalisa data. Analisa dilakukan untuk tinggi terhadap factor Proses penelitian pada
mengidentifikasi kriteria apa saja yang menentukan di dalam Standar deviasi besar : Tugas Akhir ini ditunjukkan
pelaksanaan green building dengan menggunakan mean dan responden kurang dalam bentuk sebuah bagan
standar deviasi. Berikut merupakan penjelasan mean dan sepakat terhadap alir atau flow chart, yang
standar deviasi secara perhitungan [3] : jawaban tersebut. dapat dilihat pada Putri,
Mean : III. Nilai mean kecil, nilai Aristia Andana (2012) [3].
standar deviasi besar
Mean kecil : responden
( 2.1 )
memberikan skor yang
rendah terhadap factor
Standar deviasi : Standar deviasi besar :
responden kurang
sepakat terhadap
( 2.2 ) jawaban tersebut.
IV. Nilai mean kecil, nilai
standar deviasi kecil
Setelah melakukan perhitungan nilai mean dan standar Mean kecil : responden
deviasi dari masing-masing poin yang diberikan pada setiap memberikan skor yang
kriteria oleh para koresponden, maka langkah selanjutnya ialah rendah terhadap factor
memasukkan data kedalam diagram mean dan standar deviasi. Standar deviasi kecil :
selanjutnya kriteria-kriteria tersebut diurutkan dari yang paling responden sepakat
dominan dengan melihat skor rata- rata tertinggi dan deviasi terhadap jawaban
terendah. Untuk diagramnya dapat dilihat pada gambar 1
tersebut.
Garis yang membagi nilai mean dan standar deviasi pada
diagram merupakan nilai rata-rata dari mean dan standar deviasi Setelah diketahui letak dari
[2] : masing-masing variabel atau
kriteria kemudian ditentukan
Rata-rata X
S
61. H
A
III S
I
Rata-rata S
L
IV I
D
A
0 N
Gambar 1 Diagram Mean-
Standart Deviasi P
E
Keterangan Gambar :
S= Standart Deviasi M
X = Mean B
A
H
A
S
A
N

1. Pemilihan
Kriteria
Green
Building
Pemilihan
kriteria green
building
dilakukan dengan
menyebarkan
kuesioner kepada
responden yang
menempati
Gedung Teknik
Sipil ITS dan
memahami
Konsep Green
Building. Hasil
yang didapatkan
dianalisa dengan
metode mean dan
standar deviasi
seperti yang sudah
dijelaskan pada
point II. Pada
Tabel 1
ditampilkan hasil
analisa survey
kriteria green
building yang
dianggap paling
utama dengan
metode mean dan
standar deviasi.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 D-109

OTTV = [(Uw x ( 1 -
Tabel 1 Kriteria Green Building WWR)] x TDek +
( SC x WWR x
No Kriteria Green Building MEAN SD KUADRAN SF) + ( Uf x
1 Site Selection 3,200 1,135 KW3 WWR x T)
2 Water Fixtures 3,400 0,516 KW4
dimana :
3 Thermal Comfort 4,000 0,667 KW1
4 Rainwater Harvesting 3,600 0,699 KW4 OTTV = harga
5 Site Landscaping 4,100 0,876 KW2 perpindah
6 CO2 Monitoring 3,000 0,816 KW4
7 Storm Water Management 3,900 0,876 KW2
an termal
8 Environmentally Friendly Processed Product 2,800 0,919 KW3 menyeluru
9 Natural Lighting 4,200 0,632 KW1 h pada
10 Ventilation 4,300 1,059 KW2 dimana : dinding
11 Regional Material 3,200 0,919 KW3
Aoi
12 Advance Waste Management 3,600 0,699 KW4 luar yang
13 Water Use Reduction 4,300 0,675 KW1
memiliki
14 Micro Climate 3,900 0,876 KW2
15 Non ODS Usage 4,200 0,919 KW2 arah atau
16 Alternative Water Resource 4,100 0,568 KW1 orientasi
17 Energy Efficiency Measure 4,100 0,738 KW1
18 Water Efficiency landscaping 3,600 0,699 KW4
tertentu
19 Community Accessibility 3,200 1,033 KW3 (W/m2).
20 Chemical Pollutants 4,100 0,994 KW2
21
22
On Site Renewable Energy
Certified Wood
3,900
2,800
0,876
1,229
KW2
KW3
1- Rumus untuk menghitung
OTTV seluruh dinding luar
23 Water Recycling 3,900 0,876 KW2
24 Pollution of construction Activity 3,600 0,516 KW4 : OTTV : Ao1xOTTV1
25 Building and Material 3,500 1,354 KW3 Aoi x OTTVi
26 Public Transportation 3,100 0,876 KW3 Ao1
27 Visual Comfort 4,100 0,738 KW1
Aoi
28 Climate Change Impact 3,200 0,919 KW3
29 Acoustic Level 3,200 0,919 KW3
30 Bicycle 3,500 0,707 KW4
= luas
31 Environmental Tobacco Smoke Control 4,100 1,101 KW2
MEAN : 3,668 0,852
dinding
pada bagian
dinding luar
i (m2).Luas
B. Pengukuran Kriteria Green Building total ini
Dari survey pendahuluan yang sudah dijelaskan diatas termasuk
didapat beberapa aspek yang dianggap paling utama, yaitu : semua
permukaan
1. Alternatife Water Resource
dinding tak
2. Energy Efficiency Measure tembus
3. Thermal Comfort cahaya dan
4. Visual Comfort luas
5. Natural Lightning permukaan
jendela
6. Water Use Reduction yang
Selanjutnya penjelasan tentang beberapa aspek tersebut terdapat
pada bagian
akan diuraikan di bawah ini :
dinding
tersebut.
1. Alternative Water Resource OTTVi = nilai
Pengukuran dalam kriteria ini dilakukan melalui
perpin
pengamatan langsung dan wawancara kepada pihak terkait
mengenai sumber daya air lain yang digunakan di gedung dahan
Teknik Sipil ITS, yang meliputi pemanfaatan air kondensai termal
AC, air hujan ataupun air wudu, yang dilakukan pada hari meny
Rabu 14-03-2012 di Sekertariat Jurusan Teknik Sipil. eluruh
2. Energy Efficiency Measure pada
Pengukuran ini dilakukan dengan menghitung nilai OTTV bagia
pada suatu gedung dengan rumus yang sudah ditetapkan pada n
SNI 03-6389-2000 [4]. dindin
1- Rumus untuk menghitung OTTV dinding dengan orientasi g i.
tertentu :
Sebelum mulai menghitung OTTV pada suatu gedung,
data yang harus diketahui adalah detail dari selubung
bangunan tersebut. Untuk mempermudah perhitungan
OTTV Total, perhitungan dilakukan secara terpisah, yang
terbagi atas konduksi panas melalui dinding, konduksi
panas melalui kaca dan transmitansi panas melalui kaca,
seperti yang tersaji pada Tabel 2, 3 dan 4 yaitu hasil
perhitungan dari gedung perkuliahan J :
Tabel 2 Konduksi Panas Melalui Dinding

Tde
Luas k U
Arah Bahan Sub Tot
(W/m2.K
(m2) (K) )
U Batu bata 200mm 36 10 3,680688 0,55 728,776
U Balokbeton 25/60 cm
B Batu bata 200mm 58,86 10 3,680688 0,55 1191,549
B Balokbeton 25/60 cm 19,44 10 5,792 0,535 602,391
S Batu bata 200mm 36 10 3,680688 0,55 728,776
S Balokbeton 25/60 cm
T Batu bata 200mm 83,64 10 3,680688 0,55 1693,190
T Balokbeton 25/60 cm
TOTAL
TOTAL : 233,94 : 4944,683

Tabel 3 Konduksi Panas Melalui Kaca


Ara Baha Luas Fakto Sub
h n SC SF r Tot
(m2)
Kaca bening
U 6mm
Kaca bening 36,
B 6mm 9 0,3 243 1,25 3362,51
Kaca bening
S 6mm
Kaca bening
T 6mm 26,52 0,3 112 1,25 1113,84
TOTAL
TOTAL: 63,42 : 4476,35
Tabel 4 Transmitansi Panas Melalui Kaca
Lua
s U
Ara (m2 (W/m2. Fakto
h Bahan ) AT K) r Tot
Kaca bening
U 6mm
Kaca bening 533,20
B 6mm 36,9 5 2,89 1 5
Kaca bening
S 6mm 0
Kaca bening 26,5 5,892821 781,38
T 6mm 2 5 2 1 8
63,4 TOTA 1314,5
TOTAL : 2 W/m2 L: 9
= = 23,49

OTTV 10735,63

360,78
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 D-110

sumber primer. Metode yang pendeketan prosentase jumlah


digunakan untuk mencari penghuni pada setiap gedung
3. Thermal Comfort
konsumsi kebutuhan sipil tiap yang ada di ITS.
Kelembaban relatif udara (RH) dan suhu udara dapat diukur
bulannya adalah dengan
langsung dengan bantuan alat, yaitu thermo-hygrometer seperti
metode Perhitungan :
yang ditunjukkan pada Gambar 2. Pada setiap ruangan,
Mencari konsumsi pemakaian
pengukuran dilakukan kurang lebih selama 5 menit pada setiap
air di Sipil dengan pendekatan
ruangan. Pengukuran ini dilakukan pada waktu pagi, siang dan
jumlah penghuni :
sore hari. Jumlah penghuni Teknik Sipil
ITS : 615 orang.
Jumlah penghuni
seluruh kampus ITS :
18244 orang.
Gambar 2 Thermo-Hygro Meter Prosentase jumlah
penghuni sipil =
4. Visual Comfort 615/18244
Pengukuran tingkat pencahayaan atau iluminasi dilakukan =
dengan alat lux meter (Gambar 3), yang dilakukan di beberapa 0,033
titik pada setiap ruangan, sehingga dihasilkan pola pencahayaan 71 =
dan didapatkan rata-rata pencahayaan pada setiap ruangan yang 3,37
diukur. %

Biaya pemakaian air di Teknik


Sipil tiap bulannya dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Biaya
Air Teknik
Gambar 3 Digital Luxmeter
Sipil
Pemakaian
5. Natural Lightning air ITS tiap
Biaya ITS tiap
bulan
bulan (liter)
Pengukuran kriteria ini dilakukan dengan alat lux meter 10141000 Rp75.270.940
untuk mendapatkan tingkat pencahayaan alami pada suatu 10186000 Rp75.336.940
10222000 Rp75.401.740
ruangan, dalam kondisi lampu dalam keadaan mati seluruhnya 10222000 Rp75.401.740
dan seluruh tirai dalam keadaan terbuka, dan membandingkan 10153000 Rp75.264.540

tingkat pencahyaan yang masuk dengan luas ruangan yang Sumber : Hasil
Perhitungan
diukur, untuk mengetahui pemanfaatan cahaya alami pada
ruangan. C. Pembahasan Hasil
Penelitian
6. Water Use Reduction Berdasarkan
Pengukuran kriteria ini dilakukan dengan cara menghitung pengukuran dan hasilyang
konsumsi air bersih dari setiap sumber air yang digunakan, dan telah didapatkan maka
mencari pemakaian air yang dibutuhkan teknik sipil per dapat di simpulkan :
bulannya untuk memenuhi kebutuhan pemakain air pada jurusan 1. Alternatife Water
teknik sipil berdasarkan SNI 03-7065-2005. Resource
Perhitungan : Pada penerapannya air
Data jumlah penghuni gedung Teknik Sipil : 615 orang, yang wudhu, air kodensasi
terdiri dari 67 staff akademik dan 548 mahasiswa yang terdiri ataupun air
dari angkatan 2005- 2011. Diasumsikan kehadiran mahasiswa hujan yang jatuh di kawasan
adalah 30-90 % tiap harinya, yang disesuaikan dengan jadwal Teknik Sipil belum
kuliah dan intensitas kebutuhan tiap angkatan yang berada dilakukannya upaya untuk
dikampus per hari. Kehadiran tiap penghuni tiap harinya adalah menampung ataupun
470 orang, dengan kebutuhan per orang adalah 80 memanfatkannya kembali
liter/orang/hari. untuk digunakan dalam
Kebutuhan air di Sipil tiap harinya : keperluan sehari-hari seperti
1= 470 orang x 80 liter/orang/hari untuk mencuci tangan,
2= 37600 liter/hari x 22 hari mencuci piring ataupun
3= 827200 liter tiap bulan menyiram tanaman, karena
Kemudian membandingkan kebutuhan air tersebut dengan dalam pemanfaatan air hujan
pemakaian air/ konsumsi air gedung teknik sipil per bulannya, ataupun air kondesasi AC ini
dan mencari penurunan presentase konsumsi air bersih dari diperlukan adanya suatu
teknologi khusus untuk memfiltrasi air agar layak digunakan,
dan pada awalnya membuuhkan biaya yang cukup besar untuk
teknologi ini, namun manfaat yang dihasilkan untuk jangka
panjang tentu lebih banyak.

2. Energy Efficiency Measure


Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam criteria
pengukuran efisiensi energy pada gedung Teknik Sipil ITS
dengan menghitung OTTV, sebagai salah satu sebagai pedoman
perancangan agar diperoleh desain yang hemat energy, seperti
yang telah ditetapkan berdasarkan pada standar selubung
bangunan Indonesia (SNI 03-6389 -2000) ditetapkan nilai
maksimum OTTV (Overall Thermal Transfer Value) maksimal
sebesar 45 W/m2.Nilai OTTV yang didapatkan oleh peneliti
adalah sebesar 23,49 W/m2, yang menandakan bahwa gedung
Teknik Sipil ITS menerapkan pedoman perancangan desain
yang hemat energy dengan baik.

3. Thermal Comfort
Pengukuran kelembaban dan suhu ruangan dilakukan pada
hari Jumat 20-April-2012.Dalam 3 waktu yang berbeda. Analisa
kenyamanan termal menggunakan grafik bioclimatic chart,
karena pada grafik ini terdapat Zona nyaman (comfort zone),
yaitu daerah dalam bioclimatic chart yang menunjukkan kondisi
komposisi udara yang nyaman secara termal.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 D-111

pada hari Jumat 20-April- sesuai dengan SNI 03-6197-


2012. Dalam 3 waktu yang 2000 [5] seperti yang terlihat
berbeda, yaitu pagi hari pada tabel 6.
(08.30), siang hari (13.00) dan Tabel 6 Tingkat
Pencahayaan Pada
sore hari (17.00) Lembaga Pendidikan

Hasil pengukuran
No Fungsi Ruangan
pencahayaan yang dilakukan
A Lembada pendidikan :
tersebut dapat dilihat pada 1. Ruang kelas
2. Perpustakaan
Gambar 4 Bioclimatic Chart Tabel 7, 8 dan 9. Pengukuran 3. Laboratorium
4. Kantin
ini akan dianalisa Sumber: SNI 03-6197-2000
Tabel 1
Hasil pengukuran Suhu dan Kelembaban yang dilakukan
Tabel 7 Tingkat
pada pagi, siang dan sore hari dapat dilihat pada Gambar Pencahayaan Pada Ruang
5, 6 dan 7 Kelas di Pagi Hari

Lampu
Ruang menyala
(lux)
E-101 350,7
E-102 314,0
I-101 393,0
I-102 389,7
I-103 391,3
J-101 366,8
J-102 404,3
J-103 353,0

Gambar 5 Grafik Suhu & Kelembaban Pada Pagi Hari Tabel 8 Tingkat Pencahayaan
Pada Ruang Kelas di Siang
Hari

Lampu
Ruang menyala
(lux)

E-101 354,7
E-102 374,8
I-101 328,7
I-102 307,3
I-103 316,0
J-101 345,7
J-102 357,2
J-103 360,2
Gambar 6 Grafik Suhu & Kelembaban Pada Siang Hari Tabel 9 Tingkat PencahayaanPada Ruang K
Lampu
Ruang menyala
m
(lux)

E-101 238,8
E-102 247,6
I-101 289,0
I-102 283,2
I-103 290,5
J-101 320,7
J-102 325,3
J-103 328,8

Gambar 7 Grafik Suhu & Kelembaban Pada Sore Hari Oleh karena itu
berdasarkan dari penelitian
Berdasarkan kriteria green building yang menetapkan yang dilakukan pada pagi
perencanaan kondisi termal ruangan secara umum pada suhu siang dan sore hari dapat
25oC dan kelembaban relatif 60%, dan disesuaikan dengan disimpulkan pada kondisi pagi
grafik bioclimatic dapat dilihat dari ke-3 pengukuran yang dan siang hari sebaiknya
dilakukan pada waktu yang berbeda yaitu pagi siang dan sore lampu yang digunakan cukup
hari suhu dan kelembaban yang berada pada ruangan kelas sebagian yang dibiarkan
sudah memenuhi standar SNI dan memenuhi zona kenyamanan menyala agar terciptanya
thermal, sehingga dapat terciptanya kondisi kenyamanan kondisi kenyamanan secara
thermal yang baik. visual karena pada pagi dan
siang hari adanya kombinasi
4. Visual comfort pencahayaan dari luar yaitu
Pengukuran tingkat pencahayaan (iluminasi) dilakukan sinar matahari yang cukup
berpengaruh pada kondisi pencahayaan ruangan kelas,
sedangkan pada sore hari sebaiknya seluruh lampu pada ruangan
kelas dibiarkan menyala karena sudah berkurangnya intesitas
cahaya matahari sehinggan didapatkan kondisi kenyamanan
visual untuk melakukan seluruh kegiatan dengan baik.

5. Natural Lightning
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan pada
ruangan kelas E,I dan J pada waktu pagi dan siang hari
intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan
berkisar antara 20-170lux pada pagi hari, 20 -50lux pada siang
hari dan 2-3lux pada sore hari, seperti yang ditunjukkan pada
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 D-112

Tabel 9 Deskripsi bahwa tingkat rating


Kriteria Green
Tabel 4.22. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa intensitas Building sertifikasi Green Building
cahaya matahari yang masuk belum memenuhi standar optimal pada Gedung Teknik Sipil ITS
penggunaan cahaya matahari alami yaitu sebesar 300lux, adalah sebesar 43%.
sehingga masih dibutuhkan cukup banyak pencahayaan buatan No Kriteria

seperti disini adalah lampu TL untuk dilakukannya aktivitas 1 Energy Efficiency Measure
pada ruang kelas. Tiap penurunan 3 W/m2 dari nilai OTTV 45 DAFTAR
a. W/m2 (SNI 03-6389-2000) mendapatkan nilai
1 poin sampai maks 5 poin PUSTAK
Tabel 8 Hasil Pengukuran Tingkat Pencahayaan Menggunakan lampu dengan daya A
pencahayaan sebesar 30%, yang lebih hemat
b.

Ruang
Lampu
mati (lux)
Lampu
mati (lux)
Lampu
mati (lux)
daripada daya pencahayaan yang tercantum
dalam SNI 03-6197-2000
[1] Indonesia Green Building
PAGI SIANG SORE d.
Zonasi pencahayaan untuk seluruh ruang kerja Council (2008). Greenship
yang dikaitkan dengan sensor gerak Existing Buildings [Online].
E-101 38,6 40,2 2-3
Penempatan tombol lampu dalam jarak
E-102 23,3 54,2 2-3 e.
pencapaian tangan pada saat buka pintu
Available:
I-101 141,2 32,8 2-3
2 Natural Lightning http://www.gbcindonesia.org.
I-102 113,3 22,7 2-3
I-103
J-101
124,8
73,0
22,8
19,2
2-3
2-3
Pengggunaan cahaya alami secara optimal
sehingga minimal 30% luas lantai yang
[2] Mistiani (2011). Kriteria
J-102 173,7 30,3 2-3
a.
digunakan untuk bekerja mendapatkan
Penilaian dalam Pengambilan
J-103 28,8 44,8 2-3 intensitas cahaya alami minimal sebesar 300lux Keputusan [Online]. Available:
Jika butir satu dipenuhi lalu ditambah dengan http://www.balitbang.kemhan.g
Pada kenyataanya berdasarkan pengalaman penulis, cahaya adanya lux sensor untuk otomatisasi
o.id/?q=content/ kriteria-
b. pencahayaan buatan apabila intensitas cahaya
matahari yang masuk kedalam kelas pada waktu pagi atau siang alami kurang dari 300lux, didapatkan tambahan
penilaian-dalam-pengambilan-
hari, intensitas cahaya matahari yang masuk tidak dapat diatur, nilai 2 poin keputusan.
sehingga terkadang dapat sangat menyilaukan ataupun redup.
4 Water Use Reduction
[3]
Konsumsi air bersih dengan jumlah 80% dari
Aristia Andana, Penilaian
Sehingga memang perlu adanya perancangan khusus sejak awal sumber primer tanpa mengurangi jumlah Kriteria Green Building Pada
a.
kebutuhan per orang sesuai dengan SNI 03- Gedung Teknik Sipil ITS,
desain gedung untuk memanfaatkan dengan maksimal 7065-2005 seperti pada tabel terlampir Tugas Akhir Jurusan Teknik
penggunaan cahaya alami pada gedung Teknik Sipil. Setiap penurunan konsumsi air bersih dari
sumber primer sebesar 5% sesuai dengan Sipil, Institut Teknologi
b. Sepul;uh Nopember,
acuan pada poin 1 akan mendapatkan nilai 1

6. Water Use Reduction 5


dengan nilai maks sebesar 7 poin
Alternatife Water Resource
Surabaya(2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang kebutuhan [4]
Meggunakan salah satu dari tiga alternatif Konservasi Energi Selubung
dan pemakaian air di Tenik Sipil ITS, sumber air yang berada di a. sebagai berikut: air kondensasi AC, air bekas Bangunan Pada Bangunan
wudu, atau air hujan. Gedung (SNI 03-6389-2000).
lingkungan kampus berasal dari PDAM, yang berarti sumber 6 Visual Comfort
Badan Standarisasi Nasional,
Menggunakan lampu dengan iluminasi (tingkat
primer kampus ITS 100% bersumber dari PDAM. Sedangkan a. pencahayaan) ruangan sesuai SNI 03-6197- Jakarta (2000).
kebutuhan air T.Sipil yang dijelaskan secara rinci pada bagian 2000 Tabel 1
[5] Konservasi Energi Pada
7 Thermal Comfort
II.B. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dianalisa bahwa Menetapkan perencanaan kondisi termal Sistem Pencahayaan (SNI
pemakaian air pada T.Sipil jauh lebih hemat yaitu sekitar 46% b. ruangan secara umum pada suhu 25oC dan 03-6197-2000), Badan
kelembababan relatif 60%.
dari kebutuhan yang seharusnya, namun selisih kebutuhan air Standarisasi Nasional,
dan konsumsi air yang terlalu besar dapat disebabkan karena Jakarta (2000).
kurang telitinya metode yang digunakan dalam mencari
pemakaian air di Sipil per bulannya, yaitu berdasarkan jumlah
penghuni tiap gedung. IV.
KESIMP
ULAN
Dari pengukuran penilaian
kriteria green building yang
telah dilakukan pada Gedung
Teknik Sipil ITS terhadap 6
kriteria green building yang
dianggap paling utama
menurut para akademisi, dan
dilakukan pengukuran pada
setiap kriterianya, yaitu
Gambar 8 Grafik Pemakaian Air T.Sipil Setiap Bulannya Thermal Comfort, Visual
Comfort, Energy Efficieny
D. Penilaian Hasil Pengukuran Kriteria Measure, Alternatife Water
Pada Tabel 9 ditunjukkan hasil penilaian kriteria greenResource, Water Use
building yang diterapkan pada Gedung Teknik Sipil ITS. Reduction dan Natural
Lighning dapat disimpulkan

Anda mungkin juga menyukai