Oleh :
Ardho Mahamada 1110312022
Fhany El Shara 1110313033
Preseptor:
dr. Weni Helvinda, Sp.M (K)
BAB I
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Penderita
Nama : Tn.B
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Padang
Pekerjaan : Pekerja bengkel
Agama : Islam
Suku Bangsa : Minang
3.2 Anamnesis
Keluhan utama : Mata kanan perih dan pandangan terhalang
Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien.
Status Oftalmologi
Status Ophthalmikus OD OS
TINJAUAN PUSTAKA
Kornea (Cornum dalam bahasa latin = seperti tanduk) adalah selaput bening mata
yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan
1. Epitel
Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal 50 m dan
berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Bagian terbesar ujung saraf kornea
berakhir pada epitel ini. Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan
sensibilitas kornea berupa rasa sakit atau mengganjal. Daya regenerasi epitel cukup
besar, sehingga apabila terjadi kerusakan akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa
yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk
kornea. Bila terjadi kerusakan pada membrane bowman maka akan berakhir dengan
yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea.Di
antara serat-serat kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis yang
menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%.Kadar
air dalam stroma relative tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan
penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang baik maka akan terjadi
kelebihan kadar air, sehingga timbul sembab kornea (edema kornea). Serat di dalam
stroma demikian teratur sehingga memberikan gambaran kornea yang transparan atau
jernih. Bila terjadi gangguan dari susunan serat di dalam stroma seperti edema kornea
dan sikatriks kornea akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan
bening, terletak di bawah stroma.Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi
dalam stroma kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi
kerusakan, endotel tidak akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu
bening, selain sebagai dinding, juga berfugsi sebagai media penglihatan. Dipersarafi
cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya yang
jaringan kornea, dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh
fungsi sawar epitel dan endotel. Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih
penting daripada epitel, dan kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh
lebih parah daripada kerusakan pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan
edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, kerusakan pada epitel hanya
menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang akan meghilang bila sel-sel
epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan air mata prekorneal menghasilkan
hipertonisitas ringan lapisan air mata tersebut, yang mungkin merupakan faktor lain
dalam menarik air dari stroma kornea superfisial dan membantu mempertahankan
keadaan dehidrasi3.
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam
perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan
seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di
permukaan anterior dari kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea,
terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun
kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu
corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat
serta timbul kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda
mengeluarkannya2,4.
Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu4 :
1) Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga
2) Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian
3) Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak
menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya ringan dan
tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas, platina, batu, kaca, dan porselin
4) Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan
mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel,
alumunium, tembaga
asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing tersebut
pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva
dan kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli
anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat
dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus normal atau
menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi siliar, terdapat benda asing pada bola
mata. Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra, konjungtiva, dan kornea maka
mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam. Arah
pengambilan adalah dari tengah ke tepi. Kemudian diberi antibiotik lokal, siklopegik,
dan mata dibebat dengan kassa steril dan diperban3. Pecahan besi yang terletak di iris,
dapat dikeluarkan dengan dibuat insisi di limbus, melalui insisi tersebut ujung dari
magnit dimasukkan untuk menarik benda asing, bila tidak berhasil dapat dilakukan
magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di lensa juga dapat ditarik dengan magnit,
sesudah insisi pada limbus kornea, jika tidak berhasil dapat dilakukan pengeluaran
lensa dengan ekstraksi linier untuk usia muda dan ekstraksi ekstrakapsuler atau
giant magnit setelah insisi dari sklera. Bila tidak berhasil, dapat dilakukan dengan
operasi vitrektomi3.
2.3.6. Pencegahan dan Komplikasi
Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam bekerja
dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral dimana
fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi visus. Reaksi
inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea merupakan
benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus
cukup dalam2,3,4.
Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder seperti
inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada media refraksi
1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. 2008. Balai Penerbit FKUI Jakarta.
2. Anonim, 2008. Trauma Mata. Available on
http://www.rsmyap.com/component/option,com_frontpage/Itemid,1/
3. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010. Widya Medika Jakarta.
Bashour M., 2008.Corneal Foreign Body. Available on http://emedicine.medscape.com/
article/
4. Bashour M., 2008.Corneal Foreign Body. Available on http://emedicine.medscape.com/
article/