Tugas Geologi Migas
Tugas Geologi Migas
NIM : 1204107010037
Fak/Jur : Teknik/Teknik Geofisika
Tugas : Geologi Minyak Dan Gas Bumi
Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu :
Pertama, ada bebatuan asal (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya
pembentukan minyak dan gas bumi.
Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke bebatuan
reservoir (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan
ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur
bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api)
dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu ruangan bawah
tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang
impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana
lagi.
Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya
dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65
oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada
suhu moderat, dari 107 ke 177 oC.
(http://nengsri.blogspot.com/2008/06/sejarah-minyak-dan-gas-bumi.html)
Sumur minyak sebagian besar menghasilkan minyak mentah, dan terkadang ada juga kandungan
gas alam di dalamnya. Karena tekanan di permukaan Bumi lebih rendah daripada di bawah tanah,
beberapa gas akan keluar dalam bentuk campuran. Sumur gas sebagian besar menghasilkan gas.
Tapi, karena suhu dan tekanan di bawah tanah lebih besar daripada suhu di permukaan, maka
gas yang keluar kadang-kadang juga mengandung hidrokarbon yang lebih besar, seperti pentana,
heksana, dan heptana dalam wujud gas. Di permukaan, maka gas ini akan mengkondensasi
sehingga berbentuk kondensat gas alam. Bentuk fisik kondensat ini mirip dengan bensin.
Persentase hidrokarbon ringan di dalam minyak mentah sangat bervariasi tergantung dari ladang
minyak, kandungan maksimalnya bisa sampai 97% dari berat kotor dan paling minimal adalah
50%.
Jenis hidrokarbon yang terdapat pada minyak Bumi sebagian besar terdiri dari alkana,
sikloalkana, dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik, ditambah dengan sebagian kecil
elemen-elemen lainnya seperti nitrogen, oksigen dan sulfur, ditambah beberapa jenis logam
seperti besi, nikel, tembaga, dan vanadium. Jumlah komposisi molekul sangatlah beragam dari
minyak yang satu ke minyak yang lain tapi persentase proporsi dari elemen kimianya dapat dilihat
di bawah ini:
Ada 4 macam molekul hidrokarbon yang ada dalam minyak mentah. Persentase relatif setiap
molekul berbeda-beda tiap lokasi minyaknya, sehingga menggambarkan ciri-ciri dari setiap
minyak.
Venezuela juga mempunyai cadangan minyak dalam jumlah besar di pasir minyak Orinoco,
meskipun jumlah hidrokarbon yang terkandung lebih cair daripada di Kanada. Jenis minyak ini
disebut dengan minyak ekstra berat. Minyak yang terdapat dalam pasir minyak ini disebut
dengan minyak tak konvensional untuk membedakannya dari minyak yang dapat diekstrak
dengan metode tradisional biasa. Kanada dan Venezuela diperkirakan mempunyai 3,6 triliun
barel (570109 m3) bitumen dan minyak ekstra-berat ini, sekitar dua kali dari volume cadangan
minyak konvensional dunia.
Minyak Bumi sebagian besar digunakan untuk memproduksi bensin dan minyak bakar, keduanya
merupakan sumber "energi primer" utama.[10] 84% dari volume hidrokarbon yang terkandung
dalam minyak Bumi diubah menjadi bahan bakar, yang di dalamnya termasuk dengan bensin,
diesel, bahan bakar jet, dan elpiji.
Minyak Bumi yang tingkatannya lebih ringan akan menghasilkan minyak dengan kualitas terbaik,
tapi karena cadangan minyak ringan dan menengah semakin hari semakin sedikit, maka tempat-
tempat pengolahan minyak sekarang ini semakin meningkatkan pemrosesan minyak berat dan
bitumen, diikuti dengan metode yang makin kompleks dan mahal untuk memproduksi minyak.
Karena minyak Bumi tyang tingkatannya berat mengandung karbon terlalu banyak dan hidrogen
terlalu sedikit, maka proses yang biasanya dipakai adalah mengurangi karbon atau menambahkan
hidrogen ke dalam molekulnya. Untuk mengubah molekul yang panjang dan kompleks menjadi
molekul yang lebih kecil dan sederhana, digunakan proses fluid catalytic cracking.
Karena mempunyai kepadatan energi yang tinggi, pengangkutan yang mudah, dan cadangan yang
banyak, minyak Bumi telah menjadi sumber energi paling utama di dunia sejak pertengahan
tahun 1950-an. Minyak Bumi juga digunakan sebagai bahan mentah dari banyak produk-produk
kimia, farmasi, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik; dan sisa 16% lainnya yang tidak digunakan
untuk produksi energi diubah menjadi material lainnya.
Cadangan minyak yang diketahui saat ini berkisar 190 km3 (1,2 triliun barrel) tanpa pasir minyak
atau 595 km3 (3,74 triliun barrel) jika pasir minyak ikut dihitung.Konsumsi minyak Bumi saat ini
berkisar 84 juta barrel (13,4106 m3) per harinya, atau 4.9 km3 per tahunnya. Dengan cadangan
minyak yang ada sekarang, minyak Bumi masih bisa dipakai sampai 120 tahun lagi, jika konsumsi
dunia diasumsikan tidak bertambah.
Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini tidak
berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut Bumi.
Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi#Komposisi)