Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perhatian terhadap penyakit tidak menular semakin hari semakin


meningkat, karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya pada
masyarakat. Dari tiga penyebab utama kematian (WHO, 1990). Penyakit jantung
koroner, diare, dan stroke, dua diantaranya adalah penyakit tidak menular. Selama
ini epidemiologi kebanyakan berkecimpung dalam menangani masalah penyakit
menular, bahkan kebanyakan terasa bahwa epidemiologi hanya menangani
masalah penyakit menular. Karena itu, epidemiologi hampir selalu dikaitkan dan
dianggap sebagai epidemiologi penyakit menular. Sejarah epidemiologi memang
bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang merajalela dan
banyak menelan korban pada waktu itu. Perkembangan sosial ekonomi dan
kultural bangsa dan dunia kemudian menuntut epidemiologi utuk memberikan
perhatian kepada penyakit tidak menular karena sudah mulai meningkatkan sesuai
dengan perkembangan masyarakat.

Pentingnya pengetahuan tentang Penyakit Tidak Menular (selanjutnya


disingkat PTM) dilatarbelakangi dengan kecenderungan semakin meningkatnya
prevalensi PTM dalam masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Bangsa
Indonesia yang sementara membangun dirinya dari suatu negara agraris yang
sedang berkembang menuju masyarakat industri membawa kecenderungan baru
dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan pola struktur masyarakat
agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola
fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi yang pada gilirannya dapat memacu semakin
meningkatnya PTM. Keadaan perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit
tidak menular lebih dikenal dalam sebutan transisi epidemiologi, di Indonesia.

Pembahasan epidemiologi PTM tidak dapat melepaskan diri dari konsep


epidemiologi sendiri dalam menangani masalah penyakit. Akan dibicarakan
konsep PTM sebagai penyakit dari segi epidemiologi, frekuensi sebagai masalah

1
dalam masyarakat sebagai masalah dalam masyarakat, pengetahuan tentang faktor
penyebab atau faktor risikonya dan upaya pencegahan serta perencanaan terkait.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian epidemiologi ?

2. Pendekatan epidemiologi penyakit tidak menular?

3. Apa pengertian faktor risiko dalam penyakit tidak menular ?

4. Bagaimana upaya pencegahan penyakit tidak menular ?

5. Mengetahui macam-macam penyakit tidak menular di indonesia ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian epidemiologi.

2. Mengetahui Pendekatan epidemiologi penyakit tidak menular.

3. Mengetahui pengertian faktor risiko dalam penyakit tidak menular.

4. Mengetahui upaya pencegahan penyakit tidak menular.

5. Mengetahui macam-macam penyakit tidak di indonesia.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Epidemiologi

Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata :

Epi = permukaan, diatas, menimpa.

Demos = rakyat atau masyarakat atau populasi.

Logos = ilmu tentang

Jadi epidemiologi diartikan sebagai ilmu tentang sesuatu yang menimpa


masyarakat. Dalam perkembangannya epidemiologi mengalami perubahan arti
karena semakin luasnya masalah-masalah kesehatan. Epidemiologi adalah studi
tentang distribusi dan faktor-faktor yang menentukan keadaan yang berhubungan
dengan kesehatan atau kejadian-kejadian pada kelompok penduduk tertentu
(Last,1998, Beaglehole et.al, 1993).

Berdasarkan pengertian tersebut, ada tiga hal yang perlu digarisbawahi


memahami epidemiologi, yaitu distribusi, determinan, dan kelompok penduduk.
Distribusi artinya bahwa epidemiologi mempelajari pola penyebaran,
kecenderungan, dan dampak penyakit terhadap kesehatan populasi. Determinan
adalah bahwa epidemiologi mempelajari faktor-faktor risiko dan faktor etiologi
(kausa) penyakit. Kelompok penduduk disini biasanya dibatasi menurut wilayah
geografi, misalnya desa, kecamatan, kabupaten atau kota, propinsi. Akan tetapi
populasi dapat juga dibatasi menurut yang lainnya, misalnya pasien-pasien yang
berada di rumah sakit.

Epidemiologi tidak hanya membahas penyakit (disease) saja, akan tetapi


juga peristiwa-peristiwa kesehatan lainnya, seperti kematian (death), status
kesehatan, dan ketidakmampuan. Penyakit (disease) adalah kombinasi dari gejala,

3
tanda-tanda fisik dan hasil uji laboratorium. Kematian (death) adalah akibat dari
keadaan sehat universal yang merupakan batas waktu dan kelangsungan kejadian
itu sendiri. Ketidakmampuan bisa berupa :

1. Kecacatan (disability) yaitu staus fungsional pasien. Kecacatan adalah


keterbatasan yang disandang oleh seorang individu tertentu sebagai akibat
dari sebuah kerusakan, yang membatasi atau mencegah dilakukannya
peran yang normal (tergantung kepada umur, jenis kelamin, faktor-faktor
sosial budaya) bagi individu tersebut.

2. Kekurangnyamanan (discomfort) yaitu gejala-gejala tidak enak yang


dialami manusia seperti kelelahan, vertigi, dan lain-lain.

3. Kekurangpuasan (dissatisfaction) yaitu keadaan emosional dan mental


seperti gelisah, sedih, dan marah.

4. Kemiskinan (destituation).

B. Peranan Epidemiologi

Peranan epidemiologi ada lima yaitu :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit


atau masalah kesehatan dalam masyarakat. Hal ini sudah dijelaskan di
konsep penyakit agent.

2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan


pengambilan data dalam epidemiologi perlu ditekankan agar hasil yang
didapatkan tidak bias.

3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang


atau telah dilakukan. Bila dari hasil evaluasi program tersebut dianggap
tidak berhasil, maka dapat dihentikan atau dirubah dengan program lain
setelah mengetahui penyebab yang sebenarnya. Misalnya program fogging
untuk memberantas nyamuk dewasa dapat diganti dengan menggalakkan

4
kegiatan 3 M (menguras, menutup sumber air, mengubur) setelah
diketahui penyebabnya adalah perilaku penduduk.

4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit


dalam upaya menanggulanginya.

5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah


yang perlu dipecahkan.

C. Pengertian Penyakit Tidak Menular

Istilah PTM kurang lebih mempunyai kesamaan dengan sebutan :

1. Penyakit kronik.

2. Penyakit noninfeksi.

3. New communicable disease.

4. Penyakit degeneratif.

Kesamaan penyebutan ini tidaklah sepenuhnya memberi kesamaan penuh


antara satu dengan lainnya. Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena
kelangsungan PTM biasanya bersifat kronik (manahun) atau lama. Namun ada
juga penyakit menular yang kelangsungannya mendadak atau akut, misalnya
keracunan.

Sebutan penyakit noninfeksi dipakai karena penyebab PTM biasanya


bukan oleh mikroorganisme. Namun tidak berarti tidak ada peranan
mikroorganisme dalam terjadinya PTM, disebut juga sebagai penyakit degeneratif
karena kejadiannya bersangkutan dengan proses degenerasi atau ketuaan sehingga
PTM banyak ditemukan pada usia lanjut dan karena kelangsungannya yang lama
itu pulalah yang menyebabkan PTM berkaitan dengan proses degeneratif yang
berlangsung sesuai waktu atau umur.

Sementara itu ada yang secara populer ingin menyebutkannya sebagai


new communicable disease karena penyakit ini dianggap dapat menular, yakni

5
melalui gaya hidup (life style). Gaya hidup dalam dunia modern dapat menular
dengan caranya sendiri, tidak seperti penularan klasik penyakit menular yang
melewati suatu rantai penularan tertentu. Gaya hidup di dalamnya dapat
menyangkut pola makan, kehidupan seksual, dan komunikasi global. Perubahan
pola makan telah mendorong perubahan peningkatan penyakit jantung yang
berkaitan dengan makan berlebih atau kolesterol tinggi.

E.Karakteristik Penyakit Tidak Menular


Berbeda dengan penyakit menular, penyakit tidak menular mempunyai
beberapa karakteristik tersendiri seperti :

1. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu.

2. Masa inkubasi yang panjang.

3. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronik).

4. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis.

5. Mempunyai variasi yang luas.

6. Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun


penanggulangannya.

7. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal), bahkan tidak jelas.

Perbedaan antara penyakit tidak menular dengan penyakit menular adalah sebagai
berikut :

No. Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular

Banyak ditemui di negara


1. Banyak ditemui di negara industri.
berkembang.

2. Rantai penularan yang jelas. Tidak ada rantai penularan.

3. Perlangsungan akut. Perlangsungan kronik.

4. Etiologi mikroorganisme jelas. Etiologi tidak jelas.

6
5. Bersifat single-kausa. Biasanya multiple-kausa.

6. Diagnosis mudah. Diagnosis sulit.

7. Agak mudah mencari penyebabnya. Sulit mencari penyebabnya.

No. Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular

8. Biaya relatif murah. Biaya mahal.

9. Jelas muncul di permukaan. Ada iceberg phenomen.

Morbiditas dan mortalitasnya Morbiditas dan mortalitasnya


10.
cenderung menurun. cenderung meningkat.

Perbedaan penyakit tidak menular dengan penyakit menular memerlukan


pendekatam epidemiologi tersendiri, mulai dari penentuannya sebagao masalah
kesehatan masyarakat sampai pada upaya pencegahan dan penanggulangannya.
Sebagai contoh, observasi penyakit tidak menular di lapangan. Mempelajari
penyakit tidak menular yang perlangsungannya kronik, masa laten yang panjang,
mempunyai beberapa kesulitan dengan hanya melakukan pengamatan
observasional yang berdasarkan pengalaman pribadi dari anggota masyarakat saja.
Jika observasi itu ditujukan untuk menentukan hubungan antara keterpaparan
dengan terjadinya penyakit, maka beberapa kesulitan dapat dihadapi.

Situasi-situasi di mana pengamatan perorangan dianggap kurang cukup


untuk menetapkan hubungan antara paparan dengan penyakit dapat disebabkan
oleh faktor-faktor berikut (Fletcher : 129) :

1. Masa laten yang panjang antara exposure dengan penyakit.

2. Frekuensi paparan faktor risiko yang tidak teratur.

3. Insiden penyakit yang randah.

4. Risiko paparan yang kecil.

7
5. Penyebab penyakit yang multikompleks.

D. Pendekatan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Epidemiologi mempelajari distribusi dan faktor-faktor yang


mempengaruhi terjadinya PTM dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan
pendekatan metodologi, yakni dengan melakukan berbagai penelitian.
Sebagaimana umumnya jenis penelitian epidemiologi, penelitian epidemiologi
untuk PTM dikenal juga adanya penelitian observasi dan eksperimental atau
intervensi. Hanya saja dengan mengetahui bahwa perlangsungannya lama, maka
umumnya penelitian PTM merupakan penelitian observasional. Teramat sulit utuk
melakukan intervensi dengan faktor risiko dan menunggu hasil intervensi itu
selama 10 sampai 15 tahun. Jenis-jenis penelitian untuk PTM yang merupakan
penelitian observasional berupa :

1. Penelitian cross sectional.

Studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi maupun


hubungan penyakit dan paparan dengan cara observasional secara serentak
pada individu-individu dari suatu populasi pada suatu saat.

2. Penelitian kasus kontrol.

Merupakan studi observasional yang menilai hubungan paparan penyakit


dengan cara menentukan sekelompok orang berpenyakit (kasus) dan
sekelompok orang tidak berpenyakit (control), lalu membandingkan
frekuensi paparan pada kedua kelompok.

3. Penelitian kohort.

Studi observasional dimana dilakukan perbandingan antara sekelompok


orang yang terkena penyebab (terpapar) dengan sekelompok lainnya yang
tidak terkena penyebab (tidak terpapar), kemudian dilihat dari akibat yang
ditimbulkan. Penelitian kohort adalah unsure akibat pada masa yang akan
dating.

8
Secara umum dikenal tiga macam perhitungan frekuensi penyakit tidak menular,
yakni :

1. Ratio = a/b

2. Proporsi = a / (a+b)

3. Rate = a/n

Uraian masing-masing perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ratio

Ratio sama dengan jumlah orang sakit dibanding jumlah orang sehat.
Misalnya ratio orang sakit kanker dibanding orang sehat.

2. Proporsi

Di sini pembilang menjadi bagian penyebut, umumnya dinyatakan dalam


persen. Misalnya persentase penderita kanker di sebuah rumah sakit sama
dengan jumlah penderita kanker yang berobat di rumah sakit dibanding
jumlah penderita (kanker dan nonkanker) yang berobat di rumah sakit
dikalikan 100.

3. Rate

Rate sama dengan jumlah orang sakit tertentu pada suatu waktu tertentu
dibanding jumlah penduduk pada suatu periode waktu tertentu, yang
menjadi pembilang dikenal sebagai population at risk yakni hanya
penduduk yang mempunyai risiko untuk menderita sakit. Perbedaan
besarnya rate yang terjadi pada mereka yang terpapar faktor risiko
dibandingkan dengan besarnya rate pada mereka yang terpapar itulah yang
disebut risiko relatif.

E. Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular

9
Faktor penyebab PTM memakai sebutan faktor risiko (risk factors) untuk
membedakan dengan istilah etiologi yang sering dipergunakan dalam penyakit
menular atau diagnosis klinik. Istilah etiologi dalam dunia kedokteran berarti
penyebab biologis dari suatu penyakit infeksi, misalnya entamoeba histolitika
untuk terjadi amoebiasis. Umumnya PTM bukan merupakan penyakit infeksi
maka untuk PTM dipakai istilah faktor risiko, di samping alasan lainnya.

Ada beberapa macam faktor risiko menurut segi dari mana faktor risiko itu
diamati yaitu sebagai berikut :

1. Menurut dapat tidaknya risiko itu diubah, yaitu :

a. Unchangeable risk factors, adalah faktor risiko tidak dapat berubah,


misalnya faktor umum atau genetik.

b. Changeable risk factors, adalah faktor risiko yang dapat berubah,


misalnya kebiasaan merokok atau latihan olahraga.

2. Menurut kestabilan peranan faktor risiko, yaitu :

a. Suspected risk factors, adalah faktor risiko yang dicurigai, yakni


faktor-faktor yang belum mendapat dukungan sepenuhnya dari hasil
penelitian sebagai faktor risiko. Misalnya rokok sebagai penyebab
kanker leher rahim.

b. Established risk factors, adalah faktor risiko yang telah ditegakkan,


yakni faktor risiko yang telah mantap mendapat dukungan ilmiah atau
penelitian dalam peranannya sebagai faktor yang berperan dalam
kejadian suatu penyakit. Misalnya rokok sebagai faktor risiko
terjadinya kanker paru.

3. Ada juga yang membagi faktor risiko atas faktor risiko yang well
documented dan less wel documented.

4. Ataupun pembagian atas faktor risiko yang strong dan weak, faktor risiko
yang kuat dan yang lemah.

10
Perlunya faktor risiko diketahui dalam terjadinya penyakit dapat berguna
dalam hal-hal berikut ini (Fletcher : 131) :

1. Prediksi, adalah untuk meramalkan kejadian penyakit. Misalnya perokok


berat mempunyai kemungkinan 10 kali untuk kanker paru daripada bukan
perokok.

2. Penyebab, adalah kejelasan atau beratnya faktor risiko dapat


mengangkatnya menjadi faktor penyebab, setelah menghapuskan pengaruh
dan faktor penggangu (confounding factor).

3. Diagnosis, adalah untuk membantu proses diagnosis.

4. Prevensi, adalah jika satu faktor risiko juga sebagai penyebab,


penanggulangan dapat digunakan untuk pencegahan penyakit meskipun
mekanisme penyakit sudah diketahui atau tidak.

Untuk membuktikan suatu faktor sebagai faktor risiko dapat dilakukan


dengan memakai konsep kausalitas Austin Bradford Hill, ahli statistik Inggris,
1995, mengajukan delapan kriteria untuk membuktikan adanya hubungan sebab
akibat (hubungan kausal) yaitu :

1. Kekuatan hubungan, adalah adanya risiko relatif yang tinggi.

2. Temporal, adalah kausa mendahului akibat.

3. Respon terhadap dosis, adalah semakin besar paparan makin tinggi


kejadian penyakit.

4. Reversibilitas, adalah penurunan paparan akan diikuti penurunan kejadian


penyakit.

5. Konsistensi, adalah kejadian yang sama akan berulang pada waktu,


tempat, dan penelitian yang lain.

6. Kelayakan biologis, adalah sesuai dengan konsep biologis.

11
7. Spesifitas, adalah satu penyebab menyebabkan satu akibat.

8. Analogi, adalah ada kesamaan untuk penyebab dan akibat yang serupa.

Berbagai faktor yang dapat disebut sebagai faktor risiko adalah merokok,
alkohol, diet atau makanan, gaya hidup, kegemukan, radiasi, sexual behavior, dan
obat-obatan. Patut dicatat bahwa sebagai lawan faktor risiko ada yang disebut
faktor protektif. Jika faktor risiko memberikan kemungkinan terkena penyakit
maka faktor protektif memberikan perlindungan terhadap terjadinya penyakit.

Besarnya peranan faktor risiko dapat dilakukan dengan menghitung


besarnya risiko relatif (relative risk) atau odds ratio. Perhitungan ini berdasarkan
perbedaan rate antara insiden populasi yang terpapar dengan yang tidak terpapar.
Perhitungan risk ini dikaitkan dengan jenis-jenis metode penelitian epidemiologi
dan frekuensi penyakit.

F. Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular

Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan tetap juga
berlaku dalam PTM. Dikenal juga keempat tingkat pencegahan seperti berikut :

1. Pencegahan Premordial

Upaya ini dimaksudkan dengan memberikan kondisi pada masyarakat


yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari
kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Upaya pencegahan ini
sangat kompleks dan tidak hanya merupakan upaya dari pihak kesehatan
saja. Prakondisi harus diciptakan dengan multimitra. Misalnya
menciptakan prakondisi sehingga masyarakat merasa bahwa rokok itu
suatu kebiasaan yang kurang baik dan masyarakat mampu bersikap positif
terhadap bukan perokok.

2. Pencegahan Tinggat Pertama

a. Promosi kesehatan masyarakat

12
1) Kampanye kesadaran masyarakat.

2) Promosi kesehatan.

3) Pendidikan kesehatan masyarakat.

b. Pencegahan khusus

1) Pencegahan keterpaparan.

2) Pemberian kemopreventif.

3. Pencegahan Tingkat Dua

a. Diagnosis dini, misalnya dengan melakukan screening.

b. Pengobatan, misalnya kemoterapi atau tindakan bedah.

4. Pencegahan Tingkat Tiga

Meliputi rehabilitasi, misalnya perawatan rumah jompo, perawatan rumah


orang sakit.

Upaya pencegahan PTM ditujukan kepada faktor risiko yang telah


diidentifikasikan. Misalnya pada stroke, hipertensi dianggap sebagai faktor risiko
utama di samping faktor risiko lainnya. Upaya pencegahan stroke diarahkan
kepada upaya pencegahan dan penurunan hipertensi.

Selain itu ada pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk upaya


pencegahan dengan empat faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit
(gaya hidup, lingkungan, biologis, dan pelayanan kesehatan). Misalnya untuk
pencegahan primer stroke dilakukan intervensi terhadap gaya hidup, yaitu dengan
melakukan reduksi stres, makan rendah garam, lemak dan kalori, exercise, no
smoking, dan vitamin. Lingkungan, yaitu dengan menyadari stres kerja. Biologi,
yaitu dengan memberikan perhatian terhadap faktor risiko biologis (jenis kelamin,
riwayat keluarga) dan yang terakhir pelayanan kesehatan, yaitu dengan
memberikan health education dan pemeriksaan tensi.

13
G. Contoh Penyakit Tidak Menular dan Cara pencegahan

1. STROKE
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
bagian otak tiba-tiba terganggu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di
Amerika Serikat dan banyak Negara industri di Eropa. Apabila dapat
diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota
badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya.
A. Gejala penyakit stroke :
- Adanya serangan neurologis fokal berupa kelemahan atau kelumpuhan
lengan, tungkai atau salah satu sisi tubuh.
- Melemahnya otot, kaku dan menurunnya fungsi sensorik.
- Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan, tungkai atau salah
satu sisi tubuh.
- Gangguan penglihatan. Penglihatan akan gelap dan pandangan ganda sesaat.
- Menurunnya kemampuan mencium baud an mengecap
- Berjalan menjadi sulit dan langkahnya tertatih-tatih bahkan terkadang
mengalami kelumpuhan total.
- Kehilangan keseimbangan.
- Tidak memahami pembicaraan orang lain.
- Menjadi pelupa.
- Kelopak mata sulit dibuka.
- Menjadi lebih sensitive.
- Gangguan kesadaran, pingsan sampai tak sadarkan diri.

B. Penyebab stroke :
- Faktor risiko medis, seperti : - Faktor risiko perilaku :
- Tekanan darah tinggi (hipertensi) - Pola makan tidak sehat
- Kolesterol arteriosklerosis - Kebiasaan merokok
- Gangguan jantung - Mengonsumsi minuman bersoda dan
beralkohol
- Diabetes
- Riwayat stroke dalam keluarga - Kurang berolahraga
- Migren - gemar mengonsumsi makanan cepat
saji
C. Pencegahan stroke :
- Periksa tekanan darah secara rutin
- Olahraga teratur
- Mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan

14
- Kurangi lemak
- Hindari alcohol
- Selalu mengontrol diabetes

2. GAGAL GINJAL
Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang ciri-ciri penyakit ini tidak
banyak disadari oleh banyak orang. Karena pada dasarnya penyakit ini merupakan
menyakit yang membunuh secara diam-diam sehingga tidak sedikit orang yang
memiliki ciri-ciri penyakit gagal ginjal selalu mengabaikan dan menganggap
penyakit biasa saja :
a) Gejala gagal ginjal :
- Kepala Pusing dan Sulit berkonsentrasi.
Jika anda mengalami gejala anemia yang tentunya berkaitan dengan penyakit
gagal ginjal, hal ini berarti bahwa otak anda kurang mendapatkan oksigen yang
cukup sehingga mengakibatkan pusing kepala dan susah untuk berkonsentrasi.
- Rasa gatal yang berlebihan atau disebut dengan kulit ruam.
Seperti yang kita ketahui bahwa fungsi ginjal yang paling utama adalah
untuk membuang limbah atau kotoran dari aliran darah. Jika fungsi ginjal sudah
tidak berfungsi normal maka akan terdapat penumpukan kotoran didalam tubuh
yang mengakibatkan rasa gatal yang berlebihan. Pada umumnya rasa gatal yang
parah ini biasanya juga disertai dengan pembengkakan diberbagai bagaian tubuh
seperti tangan, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dll.
- Tubuh Merasa Kedinginan.
Penderita penyakit gagal ginjal biasanya juga merasakan kedinginan
sepanjang waktu, walaupun ia berada di suhu yang hangat. Biasanya menyerang
pada malam hari ketika ia bangun tidur dengan tubuh dingin sampai mengigil.
- Sesak Nafas.
Sesak nafas juga berkaitan dengan penyakit gagal ginjal. Dimana ada dua masalah
sehingga menimbulkan ganguan pada pernafasan. Sesak nafas untuk kasus yang
pertama adalah adanya cairan yang berlebih karena tidak berfungsinya ginjal
sehingga cairan tersebut akan menutup saluran paru-paru. Dan kedua, anemia

15
(kekurangan oksigen pembawa sel-sel darah merah) yang mengakibatkan tubuh
anda kekurangan oksigen dan kehabisan nafas.
- Sakit di Sekitar Daerah Pinggang.
Ada beberapa orang juga mengalami masalah dibagian pinggangnya, dan ini ada
hubungannya dengan penyakit batu ginjal. Namun memang beberapa penyakit
batu ginjal tidak menimbulkan gejala yang berarti. Namun jika batu ginjal itu
terjebak didalam ureter ( saluran kecil antara kandung kemih dan ginjal) maka
gejala rasa sakit akan terasa sangat parah. Rasa nyeri pada awalnya hanya sesekali
saja, setelah itu rasa sakit tersebut akan berlanjut lebih lama dan sering.
A. Penyebab gagal ginjal :
- Adanya penyakit darah tinggi
- Adanya penyakit diabetes mellitus
- Adanya penyempitan pada saluran kemih
- Kurangnya minum dalam sehari
- Banyak duduk tanpa adanya selang untuk berolahraga dulu
B. Pencegahan gagal ginjal :
- Mengontrol tekanan darah
- Seplemen bawang putih
- Berhenti merokok
- Pemeriksaan x-ray
- Berhenti minum alcohol
- Minum banyak air putih
- Pemeriksaan darah dan urine

3. KANKER
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas
yang menimbulkan kemampuan sel untuk :
- Tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)
- Menyerang jaringan biologis didekatnya
- Bermigrasi ke bagian tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau system
limfatik, disebut metastasis.
Sebagian kanker membentuk tumor, tapi beberapa tidak, seperti leukemia. Kanker
juga dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda bergantung pada lokasi dan
karakter keganasan. Kanker terjadi saat sel-sel dalam tubuh membelah diri diluar
kendali. Sel-sel abnormal ini kemudian menyerang jaringan terdekat, atau
berpindah ke daerah yang jauh dengan cara masuk ke dalam pembuluh darah atau
sistem limpatik.

16
a) Gejala penyakit kanker :
- Panas dingin - rasa tidak enak
- Kelelahan - Berkeringat terutama pada malam hari
- Demam
- Kehilangan nafsu makan
b) Penyebab kanker :
- Kebiasaan merokok
- Mengonsumsi alcohol yang berlebihan
- Menggunakan obat-obatan terlarang
- Lokasi geografis
- Diet atau asupan tinggi lemak
- Tingginya kadar estrogen
- Korang olahraga
- Genetika
A. Pencegahan kanker :
- Memeriksa resiko karena keturunan
- Menghimdari makanan yang diasap dan dibakar
- Menjauhi alcohol
- Menghindari makanan dengan zat pewarna
- Menghindari rokok
- Menghindari makanan yang berlemak
- Makan-makanan kaya serat (buah dan sayuran)
- Rutin olahraga
- Mengonsumsi vitamin A, vitamin C, dan vitamin E

4. SAKIT JANTUNG
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang dewasa di
Amerika. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat:
1.500.000 orang mengalami serangan jantung
478.000 orang meninggal karena penyakit jantung koroner.

407.000 orang mengalami operasi peralihan.

300.000 orang menjalani angioplasti.

Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain:


Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang
disebut iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme
yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang.

17
Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal
jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga
udara di paru-paru.

Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka


aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang,
menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali
bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi
aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari
penuaan.

Palpitasi (jantung berdebar-debar)

Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama
jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk,
bisa menyebabkan pusing dan pingsan.

A. Penyebab Sakit Jantung :


- Rokok
- Mengonsumsi makanan berkoresterol tinggi
- Kurang gerak
- Malas berolahraga
- Stress
- Kurang istirahat
- Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
- Tekanan darah tinggi
- Kegemukan (obesitas)

B. Pencegahan Penyakit Jantung :


- Pola makan sehat dan seimbang
- Kurangi makan berbahan dasar gandum
- Menjaga berat badan agar tetap ideal
- Hindari perokok aktif atau pasif

18
- Menjaga kadar gula dalam tubuh
- Mengonsumsi asam omega 3 yang baik untuk tubuh
- Mengonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan dan suplemen yang dapat
menekan dampak radikal bebas.

5. DIABETES
Diabetes atau dapat disebut dengan kencing manis atau penyakit gula
darah. Salah satu jenis penyakit kronis yang mempunyai tanda awal berupa
meningkatnya kadar gula di dalam darah akibat adanya gangguan sistem
metabolisme di dalam tubuh. Diabetes ini tidak dapat disembuhkan namun kadar
gula darah dapat dikontrol. Diabetes terjadi karena kurangnya insulin, insulin
merupakan zat yang dihasilkan pankreas untuk mengolah zat gula darah (glukosa)
sehingga dapat menjadi energi. Namun makanan yang konsumsi tidak akan
menolong, sebab gula di dalam darah tetap tidak dapat diproses menjadi tenaga
secara normal, bahkan kadarnya akan terus meningkat.

a) Gejala Diabetes :
- sering buang air kecil,
- sering merasa haus dan lapar
- serta badan lemas dan sering ngantuk.
Gejala Penyakit Diabetes Mellitus
Mengenali gejala diabetes tipe satu pada anak tak selalu mudah karena gejala-
gejalanya sering disalah artikan sebagai penyakit flu. Selain itu gejala yang timbul
terkadang baru muncul setelah penyakit berjalan cukup panjang. Anak dengan
diabetes tipe 1 biasanya memiliki gejala awal sebagai berikut:
a. Sering Buang Air Kecil Hal ini terjadi karena ginjal ingin membersihkan
kelebihan glukosa dalam sirkulasi darah.
b. Sering Haus dan Banyak Minum Karena banyak cairan yang dikeluarkan.
c. Berat Badan Menurun Tubuh tidak lagi bisa memproses glukosa untuk energi
dan mulai memecah otot dan cadangan lemak untuk menghasilkan energi bagi sel-
sel yang lapar.

19
d. Mudah lelah Anak tampak kelelahan karena tubuhnya tidak mampu
memproses glukosa untuk energi.

Gejala untuk tipe 2 :


a. Berat badan turun dengan cepat
b. Sering Kesemutan gejala ini terjadi karena pembuluh darah yang rusak,
sehingga darah yang mengalir di ujungujung saraf pun berkurang.
c. Luka yang sulit sembuh Ini adalah efek lain dari kerusakan pembuluh darah
dan saraf selain kesemutan. Kerusakan ini mengakibatkan penderita diabetes tidak
merasakan sakit jika mengalami luka. Mereka bahkan kadang tidak sadar telah
terluka.
A. Penyebab Diabetes :
faktor keturunan mungkin mempengaruhi. Faktor lain yang memungkinkan yaitu
terkena penyakit yang disebabkan virus. Faktor risiko diabetes tipe 2
Lemak.
Perilaku pasif.
Faktor keturunan.
Usia.
Polycystic ovary syndrome. Ditandai dengan periode menstruasi yang tidak
teratur, tumbuh rambut yang terlalu banyak dan obesitas.
B. Pencegahan Diabetes :
Penyakit Diabetes Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Akan tetapi diabetes tipe 2
dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat.
Makan makanan sehat dengan rendah kalori dan lemak
Sering melakukan aktifitas fisik seperti dengan berolahraga
Menjaga berat badan agar selalu ideal .

6. TEKANAN DARAH TINGGI


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Pada
pemeriksaan tekanan darah akan diperoleh dua angka.

20
Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka
yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Bila tekanan
darah 120/80 mmHg maka dikatakan normal. Sedangkan pada tekanan darah
tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi
biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas.
Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk stroke, serangan
jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama
gagal jantung kronis.
A. Gejala Hipertensi :
Sakit kepala saat bangun tidur yang kemudian menghilang setelah
beberapa jam.
Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.

Mudah lelah, lesu, Impoten.

Telinga berdenging.

Detak jantung berdebar cepat.

Pandangan agak kabur, susah tidur, sakit pinggang, dan mudah menjadi
marah.

B. Penyebab Hipertensi :
1. Stres atau perasaan tertekan.
2. Kegemukan (Obesitas).

3. Kebiasaan merokok.

4. Kurang berolahraga.

5. Kelainan kadar lemak dalam darah (Dislipidemia).

6. Konsumsi yang berlebihan atas garam, alkohol, dan makanan yang


berlemak tinggi.

21
7. Kurang mengonsumsi makanan yang berserat dan diet yang tidak
seimbang.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit


serta fakor yang terkait di tingkat populasi. Ini adalah model corestone
penelitian kesehatan masyarakat, dan membantu menginformasikan
kedokteran berbasis bukti (eveidence based medicine) untuk
mengidentifikasikan faktor risiko penyakit serta menentukan pendekatan
penanganan yang optimal untuk praktik klinik dan untuk kedokteran
preventif.

2. Pendekatan epidemiologi PTM:

a. Penelitian Cross Sectional

b. Penelitian kasus kontrol.

c. Penelitian Kohort.

3. Faktor resiko itu adalah karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada
penyakit yang diderita induvidu yang mana secara statistic berhubungan
dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (beberapa induvidu
lain pada suatu kelompok masyarakat). Dari factor resiko inilah yang
kemudian dijadikan dasar penentuan tindakan pencegahan dan
penanggulangan.
4. Upaya pencegahan penyakit tidak menular yaitu :

a. Pencegahan Premordial

22
Upaya ini dimaksudkan dengan memberikan kondisi pada masyarakat
yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari
kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya.

b. Pencegahan Tinggat Pertama

1) Promosi kesehatan masyarakat

2) Pencegahan khusus

c. Pencegahan Tingkat Dua

1) Diagnosis dini

2) Pengobatan

d. Pencegahan Tingkat Tiga

Meliputi rehabilitasi.

5. Contoh penyakit tidak menular di Indonesia Stroke, gagal ginjal, kanker


penyakit jantung, diabetes melitus, dan hipertensi.

B. Saran

Setelah memahami tentang epidemiologi penyakit tidak menular


diharapkan kita mampu menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari hari.
Sehingga kita dapat menyembuhkan penyakit tidak menular atau bahkan
mencegahnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://bagi-iptek.blogspot.co.id/2015/07/macam-macam-penyakit-tidak-
menular.html

http://www.pusdatin.kemkes.go.id

24

Anda mungkin juga menyukai