Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK DALAM LARUTAN

EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius Roxb.)


TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR
Candida albicans

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:
IRINE ARDENSA AUDIRA
J 520110032

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
THE EFFECT OF ACRYLIC RESIN PLATE SUBMERSION INTO SOLUTION
EXTRACT OF PANDAN LEAF (Pandanus Amaryllifolius Roxb.)
AGAINTS Candida albicans GROWTH

Irine Ardensa Audira1, Noor Hafida Widyastuti2, Fitria Nur Malita Sari2
1
Student of Dentistry Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta
2
Lecturer of Dentistry Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta

ABSTRACT

Acrylic was used as basic material of removable denture. Acrylic resin


was easy to form, non-toxic material. It also has aesthetic aspect. Micropore on
its structure can attract fungus to attached, such as Candida albicans. Candida
albicans can cause denture stomatitis. The plate should be submerged into
disinfectant solution. Alternative herb can be used is pandan leaf. Pandan leaf
contains antifungal such as flavonoids, alkaloid and saponin. The purpose of this
study was to understand the effect of acrylic resin plate submersion into solution
extract of pandan leaf against Candida albicans growth
24 of 10x10x1mm plates of acylic resin were used as sample divided into 6
treatment groups with 0,2 chlorhexidine as positive control, aquades as negative
control and 10%, 20%, 40% , 80% concentration of pandan leaf. Samples were
inoculated with Candida albicans for 24 hours then submerged into each
treatment for 8 hours. Samples were then attached on vortex mixer in 1 minute
and diluted up to 10-3. Germination was done on Sabouraud agar petri dish.
These petri dishes were incubated for 48 hours at 370C, then colonies of fungi
were counted.
The data were analyzed using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney Test.
The result showed that there was an effect of acrylic resin plate submersion into
solution extract of pandan leaf againt Candida albicans growth, while the most
effective concentration of the pandan leaf extract was 80%.

Keywords: acrylic resin plate, candida albicans, disinfectant, pandan leaf,


submersion

1
PENGARUH PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK DALAM LARUTAN
EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius Roxb.) TERHADAP
PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans

Irine Ardensa Audira1, Noor Hafida Widyastuti2, Fitria Nur Malita Sari2
1
Mahasiswa Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
2
Dosen Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta

INTISARI

Bahan akrilik merupakan bahan yang sering digunakan sebagai basis gigi
tiruan akrilik. Resin akrilik mudah dibuat, tidak toksik dan memiliki sifat estetis
baik. Mikropori pada resin akrilik merupakan media yang dapat dilekati jamur
salah satunya adalah Candida albicans. Candida albicans pada plat resin akrilik
sering menjadi penyebab denture stomatitis. Pemeliharaan plat resin akrilik
dilakukan dengan merendamnya pada bahan desinfektan. Bahan desinfektan alami
yang dapat dijadikan alternatif adalah daun pandan (Pandanus amaryllifolius
Roxb.). Daun pandan memiliki zat antijamur yaitu flavonoid, alkaloid dan
saponin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perendaman plat
resin akrilik dalam larutan ekstrak daun pandan terhadap pertumbuhan jamur
Candida albicans.
Sampel penelitian adalah plat resin akrilik berukuran 10x10x1mm
sebanyak 24 buah yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan dengan klorheksidin
0,2% sebagai kontrol positif, akuades sebagai kontrol negatif, larutan ekstrak daun
pandan konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80%. Sampel direndam dalam suspensi
Candida albicans selama 24 jam kemudian direndam dalam kelompok perlakuan
selama 8 jam. Sampel diletakkan pada vortex mixer selama 1 menit kemudian
dilakukan pengenceran 10-3. Pembenihan dilakukan pada petri berisi Sabouraud
agar dan diinkubasi 48 jam pada suhu 370C, kemudian dilakukan perhitungan
angka jamur.
Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan Uji
Mann-Whitney. Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh perendaman plat
resin akrilik dalam larutan ekstrak daun pandan terhadap pertumbuhan jamur
Candida albicans dan konsentrasi larutan ekstrak daun pandan yang paling efektif
menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans adalah 80%.

Kata kunci: candida albicans, daun pandan (pandanus amaryllifolius Roxb.),


desinfektan, plat resin akrilik, perendaman.

2
PENDAHULUAN air sehingga proses pengeringan atau
Resin akrilik telah banyak perbuahan bentuk dapat
digunakan sebagai bahan basis gigi terhindarkan8.
tiruan lepasan sejak pertengahan Alternatif yang mungkin
tahun 1940. Kelebihan yang dimiliki dapat digunakan sebagai bahan
resin akrilik adalah harga yang relatif desinfektan gigi tiruan resin akrilik
murah, mudah direparasi, proses adalah daun pandan wangi. Pandan
pembuatannya mudah, warna stabil wangi (Pandanus amaryllifolius
dan mudah dipulas1. Pemakaian gigi Roxb.) adalah jenis tumbuhan
tiruan akrilik dapat menyebabkan monokotil dari famili Pandanaceae.
ketidaknyamanan dan iritasi mukosa Daun Pandan mengandung alkaloid,
apabila kebersihan gigi tidak dijaga2. saponin, flavonoid, tanin, polifenol
Pertemuan antara plat resin akrilik dan zat warna9. Flavonoid, saponin
dan mukosa membentuk suatu dan alkaloid merupakan suatu
lingkungan ideal dalam pembentukan senyawa antijamur10.
plak gigi tiruan. Deposit plak Flavonoid mengganggu
menyebabkan bereaksinya proses difusi makanan ke dalam sel
mikroorganisme pada mukosa sehingga pertumbuhan jamur
11
sehingga menyebabkan denture terhenti . Alkaloid mengganggu
stomatitis3. komponen penyusun peptidoglikan
Mikroorganisme yang banyak sehingga dinding sel tidak terbentuk
ditemukan adalah Candida albicans. dan menyebabkan kematian sel12.
Candida albicans merupakan flora Mekanisme saponin sebagai
normal, namun apabila kesehatan antijamur yaitu dengan menurunkan
mulut jelek makan akan terjadi tegangan permukaan membran sterol
peningkatan prevalensi serta pada dinding Candida albicans13.
poerubahan sifat komensal menjadi
patogen4. Candida albicans dapat METODE PENELITIAN
melepaskan endotoksin yang dapat Penelitian ini merupakan
merusak mukosa mulut dan penelitian eksperimental laboratoris
menyebabkan denture stomatitis5. dengan rancangan penelitian Posttest
Jamur Candida albicans berkoloni di Only Control Group Design.
lidah, mukosa mulut, permukaan gigi Penelitian ini menggunakan 24 buah
dan air liur. Reaksi patogen jamur sampel berupa plat resin akrilik
Candida albicans berkaitan dengan berukuran 10x10x1mm. Terdapat 6
faktor lokal dan sistemik6. kelompok perlakuan yaitu kelompok
Ada dua cara dalam kontrol positif menggunakan
membersihkan gigi tiruan, yaitu cara klorheksidin 0,2%, kontrol negatif
mekanik dan kimiawi. Cara mekanik menggunakan akuades, kelompok
dengan menyikat menggunakan air, larutan ekstrak daun pandan 10%,
sabun, detergen; cara kimiawi 20%, 40%, dan 80%.
dengan bahan seperti hipoklorit, Plat resin akrilik direndam
peroksida, peroksida netral dengan dalam 25 ml akuades selama 48jam
enzim, enzim, asam dan simplisia7. untuk mengurangi sisa monomer.
Gigi tiruan yang tidak dipakai pada Plat resin akrilik kemudian
malam hari lebih baik direndam di disterilisasi menggunakan autoclave

3
selama 18 menit pada suhu 1210C. Tabel 1. Rata-rata angka jamur
Plat resin akrilik direndam dalam Candida albicans dalam CFU/ml
suspensi jamur Candida albicans Perlakuan
selama 24 jam pada suhu ruangan. Kelompok 1 548,5 x 105
Masing-masing sampel yang telah Kelompok 2 402,5 x 105
terpapar jamur Candida albicans Kelompok 3 113,25 x 105
kemudian direndam dalam Kelompok 4 402,5 x 105
klorheksidin, akuades, larutan Kelompok 5 92,25 x 105
ekstrak daun pandan 10%, 20%, Kelompok 6 758,5 x 105
40%, dan 80% selama 8 jam. Keterangan Tabel :
Sampel yang telah diberi : Rerata angka jamur
perlakuan dikocok dengan vortex Candida albicans dalam CFU/ml
mixer selama 1 menit untuk Kelompok 1 : Perlakuan dengan
menggugurkan jamur Candida larutan ekstrak daun pandan 10%
albicans yang masih menempel pada Kelompok 2 : Perlakuan dengan
plat resin akrilik dan dilakukan larutan ekstrak daun pandan 20%
pengenceran seri sampai 10-3. Kelompok 3 : Perlakuan dengan
Diambil 0,01ml hasil pengenceran larutan ekstrak daun pandan 40%
seri menggunakan mikropipet dan Kelompok 4 : Perlakuan dengan
diteteskan pada petri Saboraud agar larutan ekstrak daun pandan 80%
kemudian diratakan dengan spreader. Kelompok 5 : Perlakuan dengan
Petri dieramkan dalam inkubator klorheksidin
selama 48 jam pada suhu 370C. Kelompok 6 : Perlakuan dengan
perhitungan dilakukan dengan akuades
membagi petri agar menjadi 4 Pada tabel 1 terlihat semakin
kuadran dan dilakukan perhitungan besar konsentrasi larutan ekstrak
jumlah koloni jamur yang terbentuk. daun pandan yang digunakan, maka
Koloni jamur yang terbentuk semakin sedikit koloni jamur yang
dihitung menggunakan rumus : terbentuk. Hal ini disebabkan
semakin tinggi konsentrasi zat
Jumlah koloni jamur x faktor pengenceran antifungi yang terkandung dalam
Volume yang dihitung ekstrak daun pandan maka semakin
cepat sel fungi terbunuh dan
HASIL DAN PEMBAHASAN pertumbuhannya terhambat.
Hasil analisa deskriptif pada Tabel 2. Hasil analisis data
angka jamur menunjukkan angka menggunakan Kruskal -Wallis
jamur terbesar pada akuades Sig.
sebanyak 758,5 x 105 CFU/ml. Daya Hambat 0,001
Angka jamur terkecil terdapat pada Pada tabel 2 menunjukkan
kelompok perlakuan dengan larutan hasil uji Kruskal-Wallis
ekstrak daun pandan 80% sebanyak menunjukkan p=0,001 sehingga
21,25 x 105 CFU/ml. terdapat perbedaan signifikan
terhadap jumlah jamur Candida
albicans pada tiap kelompok.

4
Tabel 3. Hasil Perhitungan dengan Uji Mann-Whitney
Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6
Kel 1 0,043* 0,386 0,021* 0,021* 0,021*
Kel 2 0,021* 0,021* 0,021* 0,021*
Kel 3 0,021* 0,021* 0,021*
Kel 4 0,021* 0,021*
Kel 5 0,043*
Kel 6

Keterangan:
: Rerata angka jamur keseimbangan genetik pada rantai
Candida albicans dalam CFU/ml DNA sehingga rusak dan mengalami
Kelompok 1 : Perlakuan dengan lisis14.
larutan ekstrak daun pandan 10% Flavonoid yang juga
Kelompok 2 : Perlakuan dengan merupakan kandungan pada daun
larutan ekstrak daun pandan 20% pandan merupakan golongan fenol15.
Kelompok 3 : Perlakuan dengan Fenol berifat bakterid dan fungisid
larutan ekstrak daun pandan 40% yang memiliki kemampuan
Kelompok 4 : Perlakuan dengan menambah permeabilitas sel dan
larutan ekstrak daun pandan 80% mengkoagulasi protein. Flavonoid
Kelompok 5 : Perlakuan dengan merusak dinding sel jamur. Ikatan
klorheksidin flavonoid dengan dinding sel terjadi
Kelompok 6 : Perlakuan dengan melalui kompleks protein-fenol yang
akuades melibatkan ikatan hidrogen antara
protein dan fenol. Kompleks tersebut
Hasil uji post hoc menyebabkan denaturasi ikatan
menggunakan Mann-Whitney hidrogen dalam protein pada dinding
menunjukkan terdapat perbedaan sel. Denaturasi ini mengakibatkan
signifikan (p<0,05) pada semua matriks intraseluler fungi keluar dan
kelompok perlakuan kecuali pada mengalami kematian sel16.
perlakuan klorheksidin dengan Mekanisme saponin sebagai
larutan ekstrak daun pandan 40%. antijamur yaitu dengan menurunkan
Adanya penurunan jumlah tegangan permukaan membran sterol
koloni jamur Candida albicans pada dinding Candida albicans13.
disebabkan adanya kandungan Selain itu saponin membuat adanya
flavonoid, alkaloid dan saponin yang pelepasan protein dan enzim dari
merupakan zat antijamur9,10. dalam sel.
Gugus basa pada alkaloid Pada penelitian ini
mengandung nitrogen yang akan menunjukkan adanya pengaruh
bereaksi dengan senyawa asam larutan ekstrak daun pandan terhadap
amino penyusun dinding sel. pertumbuhan jamur Candida
Reaksinya menyebabkan perubahan albicans dan semakin tinggi
struktur dan susunan asam amino. konsentrasi digunakan maka semakin
Perubahan susunan dan struktur sedikit koloni jamur yang terbentuk.
asam amino menimbulkan perubahan

5
KESIMPULAN Material dan Teknologi
Berdasarkan hasil penelitian Kedokteran Gigi FKG
yang telah dilakukan dapat Universitas Airlangga,
disimpulkan: Surabaya.
a. Terdapat pengaruh perendaman 5. Wahyuningtyas, E., 2008,
plat resin akrilik dalam larutan Pengaruh Ekstrak
ekstrak daun pandan (Pandanus Gratophyllum pictum
amaryllifolius Roxb.) terhadap Terhadap Pertumbuhan
pertumbuhan jamur Candida Candida albicans pada Plat
albicans Gigi Tiruan Resin Akrilik,
b. Pada penelitian ini larutan ekstrak Indonesian Journal of
daun pandan dengan konsentrasi Dentistry, 15(3): 187-191.
80% merupakan konsentrasi 6. Silva, M.P, Junior, J.C.,
paling efektif sebagai bahan Jorjao, A.L., Machado,
perendam plat resin akrilik. A.K.D.S., Oliveira, L.D.D.,
Junqueira, J.C., Jorge,
DAFTAR PUSTAKA A.O.C., Influence of
1. Anusavice, K.J., 2004, Artificial Saliva in Biofilm
Philips: Buku Ajar Ilmu Formation of Candida
Bahan Kedokteran Gigi, albicans In Vitro, Braz oral
Edisi 10, Alih bahasa: Res, 26(1): 24-28.
Budiman JA, Purwoko S, 7. Andre, R.F.G., Andrade,
Jakarta: EGC. I.M.D., Lovato, C.H.S.,
2. Beyari, M.M., 2011, Tissue Paranhos, H.F.O., Pimenta,
Inflamatory Response and F.C., Ito, I.Y., 2011,
Salivary Streptococcus Prevalence of Mutans
mutans Count with Three Streptococci Isolated from
Different Denture Cleansers, Complete Dentures and Their
African Journal of Susceptibility to Mouth
Microbiology Research, 5(7): Rinses, Braz Dent J, 22(1):
965-974. 62-67.
3. Keng, S.B., Lim, M., 1996, 8. Gunadi, H.A., Burhan, L.K.,
Denture Plaque Distribution Suryatenggara,F., Margo,A.,
and The Effectiveness of a Setiabudi, I., 1995, Buku Ajar
Perborate-Containing Ilmu Geligi Tiruan Sebagian
Denture Cleanser, Lepasan Jilid II, Jakarta:
Quitessence International, Hipokrates.
27(5): 341-345. 9. Dalimartha, S., 1999, Atlas
4. Meizarini, A., Andriana, W., Tumbuhan Obat Indonesia
dan Munadziroh, F., 2002, jilid 1. Jakarta: Trubus
Pengaruh Perendaman Basis Agriwidya.
Gigitiruan Resin Akrilik Tipe 10. Padmawinata, K., Soediro, I.,
Cross-linked dalam 1996. Metode Fitokimia.
Glutaraldehyd terhadap Bandung:ITB.
Tumbuhnya Candida 11. Gholib, D., 2009, Uji Daya
albicans, Laboratorium Ilmu Hambat Daun Senggani

6
(Melastoma malabathricum
L.) terhadap Trychopyton
mentagrophytees dan
Candida Albicans (Inhibition
Potensial of Melastoma
malabathricum L. Leaves
Againts Trychopyton
mentagrophytees and
Candida Albicans). Berita
Biologi, 9(5);253-259.
12. Juliantina, F.R., 2008,
Manfaat Sirih Merah (Piper
crocatum) sebagai Agen Anti
Bakterial Terhadap Bakteri
Gram Positif dan Gram
Negatif, JKKI Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan
Indonesia.
13. Cowan, M.M., 1999, Plant
Products as Antimicrobial
Agents, Clinical
Microbiology Reviews, 12(4):
564-582.
14. Gunawan, A.W.I., 2009,
Potensi Buah Pare
(momordica charantia L.)
Sebagai Antibakteri
Salmonella typhymurium.
Universitas Mahasaraswati
Denpasar.
15. Robinson, T., 1995,
Kandungaan organic
Tumbuhan Tinggi, Alih
Bahasa: Kosasih P, edisi
keenam, Bandung: ITB.
16. Cushnie, T.P., Lamb, A.J.,
2005 ,Antimicrobial activity
of Flavonoids, Int. J. of
Antimicrobial Agents,
26:343-345.

Anda mungkin juga menyukai