Anda di halaman 1dari 22

PUTUSAN

No.: 9/Pid.B/2009/PN YK
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Yogyakarta yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada
tingkat pertama, dengan acara biasa telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam
perkara Terdakwa:------------------------------------------------------------------------------------------
Nama Lengkap : Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan
Tempat Lahir : Yogyakarta
Umur/ Tgl Lahir : 24 (dua puluh empat) tahun/ 17 Januari 1985
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan C. Simanjuntak No. 28 Yogyakarta
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : SMA

Terdakwa berada dalam tahanan, masing-masing:


a. Terdakwa ditahan oleh Penyidik berdasarkan surat perintah penahanan No. PRIN
440/ SEKTA JT / 12 / 2008, sejak tanggal 23 Desember 2008 sampai dengan tanggal
6 Januari 2009;
b. Terdakwa ditahan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 6 Januari 2009 hingga
saat ini.
Dipersidangkan Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukumnya, yaitu: Sulichah
Sulistyaningrum, S.H. dan Mohammad Yogi Hidayat, S.H. beliau advokat pada kantor hukum
Justicia and Partners Advocates and Legal Consultants, berkantor di Jl. Magelang km. 5 No.
20 Yogyakarta berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 28 Desember 2008 yang dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Terdakwa.

Pengadilan Negeri Tersebut :


- Telah membaca seluruh berkas perkara.
- Telah mendengar seluruh keterangan saksi-saksi, baik saksi yang memberatkan
terdakwa maupun keterangan saksi yang diajukan oleh Penasehat Hukum terdakwa
serta keterangan terdakwa di persidangan.
- Telah membaca surat bukti yang diajukan oleh Penuntut Umum di persidangan.
- Telah memperhatikan seluruh barang bukti di persidangan.
- Telah mendengar tuntutan Jaksa Penuntut Umum atas diri terdakwa pada tanggal 14
Januari 2009 yang pada pokoknya menyatakan bahwa Terdakwa Adhika Siahaan bin
Hardi Siahaan, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan perbuatan
pidana kejahatan dengan sengaja melukai orang lain.
- Menuntut oleh karenanya agar pengadilan menjatuhkan pidana penjara selama 5 (lima
tahun dikurangi masa Terdakwa selama berada dalam tahanan.
- Menetapkan barang bukti berupa: 1 (satu) jilbab berwarna putih yang berlumuran
darah Saksi Korban dikembalikan kepada Kejaksaan Negeri Yogyakarta Untuk
digunakan sebagai barang bukti dalam perkara lain.
- Membebani Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp 5.000,-
- Telah mendengar Pledoi yang diajukan oleh Penasehat Hukum Terdakwa pada tanggal
21 Januari 2009 yang pada pokoknya berpendapat bahwa Terdakwa tidak bersalah
melakukan dakwaan penganiayaan biasa, namun hanya bersalah melanggar ketentuan
dakwaan subsidier.

Menimbang, bahwa atas Pledoi yang diajukan Penasehat Hukum Terdakwa tersebut,
Jaksa Penuntut Umum tidak mengajukan jawaban atas Pledoi Penasehat Hukum
tanggal 29 Januari 2009.
Menimbang bahwa Terdakwa telah diajukan di persidangan oleh Jaksa Penuntut
Umum dengan dakwaan Nomor Reg. Perkara: 9/Pid.B/2009/PN YK Tertanggal 7
Januari 2009, sebagai berikut:
DAKWAAN
PRIMER
Bahwa ia Terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan secara tunggal pada tanggal 23
Desember 2008 sekitar pukul 16.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam
tahun 2008, bertempat di daerah pertokoan jalan Solo km 5 di depan toko bangunan
Bangun Terus, Kabupaten Yogyakarta atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang
masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Yogyakarta, telah melakukan
beberapa perbuatan yang dilakukan secara sendiri sehingga dengan demikian dapat
dikatakan sebagai suatu perbuatan yang mencerminkan niat terdakwa untuk membunuh
saksi korban Hilda Mecca yang dilanjutkan dengan adanya permulaan perbuatan berupa
mendorong saksi korban Hilda Mecca hingga terbentur tembok dan jatuh sehingga
terbentur jalan dan menyebabkan saksi korban Hilda Mecca mengalami pendarahan
parah dan tidak sadarkan diri. Dengan cara sebagai berikut:
- Berawal Terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan bin Hardi Siahaan pada
tanggal 23 Desember 2008 berjalan-jalan di daerah jalan Solo km. 5 dengan saksi
Ayunhita dan bertemu dengan saksi korban Hilda Mecca pada pukul 16.30 WIB
di depan toko bangunan Bangun Terus.
- Bahwa saksi korban Hilda Mecca adalah pacar terdakwa Adhika Siahaan bin
Hardi Siahaan dan pada saat melihat terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan
berjalan dengan saksi Ayunhita, saksi korban Hilda Mecca marah kepada
terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan dan menyebabkan terdakwa Adhika
Siahaan bin Hardi Siahaan mendorong saksi korban Hilda Mecca sehingga saksi
korban Hilda Mecca terbentur dinding dan jatuh serta membentur jalan.
- Bahwa kemudian saksi korban Hilda Mecca mengalami pendarahan hebat di
kepalanya yang mengakibatkan saksi korban Hilda Mecca tidak sadarkan diri.
- Bahwa kemudian saksi Dhito Bastian yang merupakan pemilik toko bangunan
Bangun Terus meminta bantuan saksi Kharistian Sugiono yang merupakan
karyawannya yang melihat kejadian tersebut segera menolong saksi korban Hilda
Mecca dan berteriak-teriak meminta bantuan orang-orang di sekitar tempat
kejadian peristiwa.
- Bahwa kemudian terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan segera diamankan
oleh orang-orang di sekitar tempat kejadian peristiwa ke kantor polisi sedangkan
saksi Ayunhita hanya menangis di tempat kejadian peristiwa.
- Bahwa kemudian saksi korban Hilda Mecca dirawat di rumah sakit Bethesda
selama satu minggu dan akhirnya nyawanya dapat tertolong namun mengalami
hemiplegia atau semi paralisis yang juga dikenal dengan kelumpuhan sebagian
tubuh yang diakibatkan oleh kerusakan syaraf motorik dan penyumbatan
pembuluh darah di bagian otak dan syaraf pusat. Kelumpuhan sebagian tubuh ini
dibuktikan dengan visum dokter Nomor No. 43/VER/VI/2009.
- Bahwa terdapat barang bukti berupa jilbab yang berlumuran darah, Foto olah
TKP yang menunjukkan bercak darah korban pada dinding dan visum dokter.

Perbuatan Terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan telah melanggar sebagaimana
diatur dan diancama pidana pasal 351 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

ATAU
SUBSIDER
Bahwa ia Terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan secara tunggal pada tanggal 23
Desember 2008 sekitar pukul 16.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam
tahun 2008, bertempat di daerah pertokoan jalan Solo km 5 di depan toko bangunan
Bangun Terus, Kabupaten Yogyakarta atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang
masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Yogyakarta, telah melakukan
beberapa perbuatan yang dilakukan secara sendiri sehingga dengan demikian dapat
dikatakan sebagai suatu perbuatan yang mencerminkan niat terdakwa untuk membunuh
saksi korban Hilda Mecca yang dilanjutkan dengan adanya permulaan perbuatan berupa
mendorong saksi korban Hilda Mecca hingga terbentur tembok dan jatuh sehingga
terbentur jalan dan menyebabkan saksi korban Hilda Mecca mengalami pendarahan
parah dan tidak sadarkan diri. Dengan cara sebagai berikut:
- Berawal Terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan pada tanggal 23 Desember
2008 berjalan-jalan di daerah jalan Solo km 5 dengan saksi Ayunhitadan bertemu
dengan saksi korban Hilda Mecca pada pukul 16.30 WIB di depan toko bangunan
Bangun Terus.
- Bahwa saksi korban Hilda Mecca adalah pacar terdakwa Adhika Siahaan bin
Hardi Siahaan dan pada saat melihat terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan
berjalan dengan saksi Ayunhita, saksi korban Hilda Mecca marah kepada
terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan dan menyebabkan terdakwa Adhika
Siahaan bin Hardi Siahaan mendorong saksi korban Hilda Mecca sehingga saksi
korban Hilda Mecca terbentur dinding dan jatuh serta membentur jalan.
- Bahwa kemudian saksi Dhito Bastian yang merupakan pemilik toko bangunan
Bangun Terus meminta bantuan saksi Kharistian Sugiono yang merupakan
karyawannya yang melihat kejadian tersebut segera menolong saksi korban Hilda
Mecca dan berteriak-teriak meminta bantuan orang-orang di sekitar tempat
kejadian peristiwa.
- Bahwa kemudian terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan segera diamankan
oleh orang-orang di sekitar tempat kejadian peristiwa ke kantor polisi sedangkan
saksi Ayunhitahanya menangis di tempat kejadian peristiwa.
- Bahwa kemudian saksi korban Hilda Mecca dirawat di rumah sakit Bethesda
selama satu minggu dan akhirnya nyawanya dapat tertolong namun mengalami
hemiplegia atau semi paralisis yang juga dikenal dengan kelumpuhan sebagian
tubuh yang diakibatkan oleh kerusakan syaraf motorik dan penyumbatan
pembuluh darah di bagian otak dan syaraf pusat. Kelumpuhan sebagian tubuh ini
dibuktikan dengan visum dokter Nomor No. 43/VER/VI/2009
- Bahwa terdapat barang bukti berupa jilbab yang berlumuran darah, Foto olah
TKP yang menunjukkan bercak darah korban pada dinding dan visum dokter.

Perbuatan Terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan telah melanggar sebagaimana
diatur dan diancama pidana pasal 351 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

ATAU
LEBIH SUBSIDER
Bahwa ia Terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan secara tunggal pada tanggal 23
Desember 2008 sekitar pukul 16.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam
tahun 2008, bertempat di daerah pertokoan jalan Solo km 5 di depan toko bangunan
Bangun Terus, Kabupaten Yogyakarta atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang
masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Yogyakarta, telah melakukan
beberapa perbuatan yang dilakukan secara sendiri sehingga dengan demikian dapat
dikatakan sebagai suatu perbuatan yang mencerminkan niat terdakwa untuk membunuh
saksi korban Hilda Mecca yang dilanjutkan dengan adanya permulaan perbuatan berupa
mendorong saksi korban Hilda Mecca hingga terbentur tembok dan jatuh sehingga
terbentur jalan dan menyebabkan saksi korban Hilda Mecca mengalami pendarahan
parah dan tidak sadarkan diri. Dengan cara sebagai berikut:
- Berawal Terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan pada tanggal 23 Desember
2008 berjalan-jalan di daerah jalan Solo km 5 dengan saksi Ayunhitadan bertemu
dengan saksi korban Hilda Mecca pada pukul 16.30 WIB di depan toko bangunan
Bangun Terus.
- Bahwa saksi korban Hilda Mecca adalah pacar terdakwa Adhika Siahaan bin
Hardi Siahaan dan pada saat melihat terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan
berjalan dengan saksi Ayunhita, saksi korban Hilda Mecca marah kepada
terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan dan menyebabkan terdakwa Adhika
Siahaan bin Hardi Siahaan mendorong saksi korban Hilda Mecca sehingga saksi
korban Hilda Mecca terbentur dinding dan jatuh serta membentur jalan.
- Bahwa kemudian saksi korban Hilda Mecca mengalami pendarahan hebat di
kepalanya yang mengakibatkan saksi korban Hilda Mecca tidak sadarkan diri.
- Bahwa kemudian saksi Dhito Bastian yang merupakan pemilik toko bangunan
Bangun Terus meminta bantuan saksi Kharistian Sugiono yang merupakan
karyawannya yang melihat kejadian tersebut segera menolong saksi korban Hilda
Mecca dan berteriak-teriak meminta bantuan orang-orang di sekitar tempat
kejadian peristiwa.
- Bahwa kemudian terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan segera diamankan
oleh orang-orang di sekitar tempat kejadian peristiwa ke kantor polisi sedangkan
saksi Ayunhita hanya menangis di tempat kejadian peristiwa.
- Bahwa kemudian saksi korban Hilda Mecca dirawat di rumah sakit Bethesda
selama satu minggu dan akhirnya nyawanya dapat tertolong namun mengalami
hemiplegia atau semi paralisis yang juga dikenal dengan kelumpuhan sebagian
tubuh yang diakibatkan oleh kerusakan syaraf motorik dan penyumbatan
pembuluh darah di bagian otak dan syaraf pusat. Kelumpuhan sebagian tubuh ini
dibuktikan dengan visum dokter Nomor No. 43/VER/VI/2009.
- Bahwa terdapat barang bukti berupa jilbab yang berlumuran darah, Foto olah
TKP yang menunjukkan bercak darah korban pada dinding dan visum dokter.

Perbuatan Terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan telah melanggar sebagaimana
diatur dan diancama pidana pasal 352 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Menimbang, bahwa atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut, Terdakwa


menyatakan mengerti akan dakwaan Jaksa Penuntut Umum, akan tetapi Penasehat Hukum
Terdakwa telah mengajukan Eksepsi atau Tangkisan yang isinya sebagai berikut:

Dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (untuk
selanjutnya disebut KUHAP) merupakan instrumen hukum untuk menegakkan hukum
materiil yang dirangkum dalam suatu Kitab Hukum yaitu Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (untuk selanjutnya disebut KUHP), dan Perbuatan pidana diluar KUHP yang diatur di
dalam undang-undang. Mengatur mengenai Nota Keberatan yang dapat diajukan oleh
Penasihat Hukum Terdakwa untuk memenuhi hak Terdakwa dalam pemeriksaan. Pengaturan
dalam KUHAP mengenai Nota Keberatan tertuang dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP :

Dalam hal terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa


pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat
diterima atau Surat Dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi
kesempatan kepada penuntut umum untuk menyatakan pendapatnya, hakim
mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil
keputusan

Selanjutnya dengan melihat aturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi Nota
Keberatan ada 2 (dua), yaitu :

1. Nota Keberatan mengenai Kewenangan Mengadili (exeption van onbevoegheid), yang


dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Kewenangan Mengadili Absolut (absolute competence)
Merupakan kewenangan mengadili suatu pengadilan dalam memeriksa dan
mengadili perkara berdasar pembagian yurisdiksi substantif untuk setiap
lingkungan peradilan sesuai dengan Undang Undang Nomor 4 Tahun 2004
tentang Kekuasaan Kehakiman, dimana lingkungan Peradilan di Indonesia
dibagi menjadi 4 (empat), yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan
Tata Usaha Negara, dan Peradilan Militer.

b. Kewenangan Mengadili Relatif (relative competence)


Merupakan kewenangan mengadili suatu pengadilan didasarkan pada faktor
daerah hukum atau wilayah hukum suatu pengadilan.

2. Nota Keberatan terhadap Surat Dakwaan yang terdiri dari:


a. Nota Keberatan Surat Dakwaan Harus Dibatalkan/Batal Demi Hukum (null
and void)
b. Nota Keberatan mengenai Surat Dakwaan Tidak Dapat Diterima (niet
onvankelijk verklaard)

Nota Keberatan Mengenai Kewenangan Mengadili (exeption van onbevoegheid)


Relatif (relative competence)

Pengadilan Negeri Yogyakarta Tidak Mempunyai Kewenangan Relatif untuk


Memeriksa Perkara Ini.
Pengadilan Negeri Yogyakarta tidak berwenang memeriksa perkara ini karena:
a. Berdasarkan Pasal 84 Ayat (2) KUHAP bahwa Pengadilan Negeri yang
berwenang mengadili adalah Pengadilan Negeri yang mana di dalam daerah
hukumnya Terdakwa bertempat tinggal, berdiam terakhir, di tempat ia
diketemukan, atau ditahan hanya berwenang mengadili perkara Terdakwa
tersebut, apabila tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih
dekat pada tempat pengadilan negeri itu daripada tempat kedudukan
pengadilan negeri yang di dalam daerahnya tindak pidana itu dilakukan.
Dalam surat dakwaan diketahui bahwa sebagian besar saksi bertempat
tinggal di Kabupaten Yogyakarta yang masuk dalam wilayah hukum
Pengadilan Negeri Yogyakarta. Sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 84
Ayat (2) tentang kewenangan Pengadilan Negeri untuk mengadili
Terdakwa, sebagaimana termaktub diatas maka Pengadilan Negeri
Yogyakarta tidak berwenang memeriksa perkara Terdakwa.

Majelis Hakim yang Mulia;


Saudara Penuntut Umum yang Kami hormati; dan

Pengunjung Sidang yang Budiman

Tibalah saatnya bagi Kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa, memohon kepada
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara untuk kembali mencermati kualitas Surat Dakwaan
Penuntut Umum. Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2004
tentang Kekuasaan Kehakiman yang menyatakan bahwa:

Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan, karena alat
pembuktian yang sah menurut undang-undang, mendapat keyakinan bahwa
seseorang yang dianggap dapat bertanggung jawab, telah bersalah atas perbuatan
yang didakwakan atas dirinya.
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, dapat terlihat bahwa Surat Dakwaan memegang
peranan penting, yaitu selain sebagai suatu Mahkota Persidangan (litis contestatie), yang
nantinya menjadi pemandu awal dalam pemeriksaan perkara ini; Surat Dakwaan juga turut
memberikan batasan-batasan mengenai pemeriksaan yang dapat dilakukan terhadap perkara a
quo selama proses persidangan berlangsung, dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi
pertimbangan Majelis Hakim dalam mengambil keputusan. Substansi dari pasal tersebut juga
mengatur bahwa selama tidak terdapat pembuktian yang sah dan meyakinkan, yang dapat
membuktikan bahwa Terdakwa bersalah, maka Terdakwa tidak dapat dipidana dengan alasan
apapun.

Karena kedudukannya sebagai mahkota persidangan, maka harus terdapat pengaturan


mengenai surat dakwaan, khususnya mengenai syarat surat dakwaan, agar pelaksanaannya
tidak mengalami kekacauan. Mengenai syarat surat dakwaan, telah diatur dalam KUHAP
dalam pasal 143 (2). Namun, pada kenyataannya pasal 143 (2) KUHAP tersebut tidak
memberikan dengan lebih rinci mengenai syarat-syarat surat dakwaan tersebut. Menurut
ketentuan Pasal 143 (2) huruf a KUHAP, syarat formil surat dakwaan meliputi :

a. Surat dakwaan harus dibubuhi tanggal dan tandatangan penuntut umum pembuat
surat dakwaan.
b. Surat dakwaan harus memuat secara lengkap identitas terdakwa yang meliputi :
nama lengkap, tempat lahir, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama, dan kepercayaan.
Selain itu, Pasal 143 (2) huruf b KUHAP juga mengatur mengenai syarat materiil
surat dakwaan sebagai berikut :
a. Uraian secara jelas, cermat, dan lengkap mengenai Tindak Pidana yang
didakwakan.
b. Uraian secara jelas, cermat, dan lengkap mengenai waktu dan tempat Tindak
Pidana itu dilakukan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat materiil surat dakwaan telah dicantumkan
dalam Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia nomor : SE-004/J.A/11/1993 tentang
Pembuatan Surat Dakwaan, yang menjelaskan sebagai berikut :

Uraian secara cermat berarti menuntut ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam
mempersiapkan Surat Dakwaan yang akan diterapkan bagi Terdakwa. Uraian secara
jelas berarti uraian kejadian atau fakta kejadian yang jelas dalam surat dakwaan
sehingga Terdakwa dengan mudah memahami apa yang didakwakan terhadap
dirinya dan dapat mempersiapkan pembelaan dengan sebaik-baiknya. Uraian secara
lengkap berarti surat dakwaan harus memuat semua unsur (elemen) tindak pidana
yang didakwakan

Secara materiil, suatu surat dakwaan dipandang telah memenuhi syarat apabila Surat
Dakwaan tersebut telah memberi gambaran secara bulat dan utuh tentang :

1) Tindak pidana yang dilakukan


2) Siapa yang melakukan tindak pidana tersebut
3) Dimana tindak pidana dilakukan
4) Bilamana/kapan tindak pidana dilakukan
5) Bagaimana tindak pidana tersebut dilakukan
6) Akibat apa yang ditimbulkan tindak pidana tersebut (delik materiil)
7) Apakah yang mendorong terdakwa melakukan tindak pidana tersebut (delik-
delik tertentu)
8) Ketentuan-ketentuan pidana yang diterapkan

Dengan demikian, dapat diformulasikan bahwa syarat formil adalah syarat yang
berkaitan dengan formalitas pembuatan surat dakwaan, sedangkan syarat materiil adalah
syarat yang berkaitan dengan materi/substansi surat dakwaan. Untuk keabsahaan surat
dakwaan, haruslah dipenuhi kedua syarat tersebut,

Tidak terpenuhinya syarat formil, menyebabkan surat dakwaan dapat dibatalkan,


sedangkan tidak terpenuhinya syarat materiil menyebabkan surat dakwaan batal demi hukum.

Oleh karena itu, marilah kita mencermati kembali mengenai kualitas Surat Dakwaan yang
diajukan oleh Saudara Penuntut Umum, hal ini dimaksudkan agar proses pemeriksaan
perkara dalam persidangan ini dapat berlangsung dengan seadil-adilnya.
Dengan demikian, perkenankanlah Kami untuk membacakan dan menyampaikan
pokok-pokok Nota Keberatan, sebagai berikut :

Nota Keberatan Mengenai Surat Dakwaan Penuntut Umum Batal Demi Hukum

Majelis Hakim dan Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, dan semua orang yang
merindukan keadilan yang kami cintai, apabila melihat kasus posisi dan akar permasalahan
yang sebenarnya terjadi maka sesungguhnya Jaksa Penuntut Umum tidak memahami atau
setidak-tidaknya mengabaikan apa yang sebenarnya terjadi di tempat kejadian perkara dan
tidak memperhatikan beberapa hal yang cukup penting seperti proses penyelidikan dan
penyidikan yang berlangsung dengan mengabaikan aturan-aturan yang telah ada di KUHAP
sehingga hak-hak tersangka sebagaimana yang telah dijamin dan diatur dalam KUHAP
terabaikan dan proses pengumpulan alat bukti yang penuh rekayasa dan tergesa-gesa.
Sehingga ketentuan yang telah digariskan dalam Pasal 143 (2) huruf b KUHAP menjadi tidak
terpenuhi karena surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum secara formil dan materil kabur
(obscuur libel) dan menyesatkan (misleading) dan secara substansi mengandung rekayasa
hukum yang dengan sengaja mengabaikan akses terhadap keadilan (access to justice).

Berdasarkan fakta yang telah diungkapkan diatas, maka kami merinci eksepsi kami
sebagai berikut:

Surat Dakwaan tidak cermat dan jelas

Dalam dakwaan, Saudara Penuntut Umum telah gagal memberikan penafsiran


mengenai pengertian penganiayaan beserta unsur-unsurnya yang menyatakan bahwa telah
terjadi kesengajaan terhadap perbuatan yang didakwakan terhadap Terdakwa. Dalam
dakwaan dijelaskan bahwa Terdakwa secara sengaja telah melakukan penganiayaan terhadap
Saksi Ayunita, namun Saudara Penuntut Umum sendiri tidak memahami atau setidak-
tidaknya mengabaikan mengenai definisi dari kesengajaan dan tidak menunjukkan bentuk
kesengajaan yang mana yang dimaksudkan oleh Saudara Penuntut Umum.

Secara umum terdapat tiga bentuk sengaja yakni:

1. Sengaja sebagai maksud (opzet als oogmerk)


2. Sengaja dengan keinsafan pasti (opzet bij zekerheidsbewustzijn)
3. Sengaja dengann keinsafan kemungkinan (opzet bij mogelijkheidsbewustzijn/ dolus
eventualis)
Ad. 1

VOS membuat definisi mengenai sengaja sebagai oogmerk. Opzet als oogmerk adalah
menghendaki akibat perbuatannya, seandainya si pelaku (dader) sebelumnya telah
mengetahui bahwa akibat perbuatannya tidak akan terjadi, maka ia tidak akan melakukan
perbuatannya. Pengertian ini sebagaimana diutarakan dalam Memorie van Toelichting (MvT)
bahwa sengaja adalah de (bewust) richting van den wil op een bepaald misdrijf (dengan
sadar dari kehendak melakukan suatu kejahatan tertentu)

Ad. 2

Si pelaku (dader) pasti mengetahui atau yakin benar bahwa akibat yang dimaksud
akan terjadi suatu akibat lain. Dengan perkataan lain, si pelaku/dader menyadari/menginsyafi
bahwa dengan melakukan perbuatan itu, pasti akan menimbulkan akibat lain.

Ad. 3

Sengaja ini juga disebut sengaja dalam sadar akan kemungkinan bahwa seseorang
melakukan suatu perbuatan dengan tujuan untuk melakukan suatu tujuan/akibat tertentu akan
tetapi si pelaku menyadari bahwa mungkin akan timbul akibat lain, yang juga dilarang dan
diancam oleh Undang-Undang.

Dalam dakwaan Saudara Penuntut Umum tidak cermat, jelas, dan lengkap dalam
menguraikan perbuatan yang dilakukan Terdakwa sebagai bentuk kesengajaan.

PERMOHONAN

Majelis Hakim Yang Mulia;

Saudara Penuntut Umum Yang Terhormat; dan

Hadirin Pengunjung Sidang Yang Kami Hormati

Berdasarkan pasal 143 ayat (3) Undang-undang nomor 8 tahun 1981 jo Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor 808K/Pid/1984, maka terhadap surat dakwaan
yang tidak cermat, tidak jelas, dan tidak lengkap, harus dinyatakan batal demi hukum.

Setelah kami menguraikan nota keberatan tersebut diatas, maka Kami selaku
Penasihat Hukum Terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan memohon kepada Majelis
Hakim Yang Mulia untuk menjatuhkan Putusan Sela terlebih dahulu dengan amar putusan
yang pada pokoknya adalah sebagai berikut:

PRIMAIR:

1. Menyatakan menerima Nota Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa untuk


seluruhnya;
2. Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum dengan Nomor Register Perkara:
Pdn.2/Ygy/Ep.1/01/2009 tertanggal 7 Januari 2009, BATAL DEMI HUKUM atau
setidak-tidaknya TIDAK DAPAT DITERIMA sehingga tidak dapat dijadikan dasar
untuk memeriksa perkara;
3. Membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan;
4. Membebankan biaya perkara kepada Negara.

SUBSIDAIR:

Atau apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, Kami memohon putusan
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa atas Eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa, Jaksa Penuntut Umum
tidak mengajukan tanggapan atas Eksepsi Penasehat Hukum teranggal 7 Januari 2009.
Menmbang, bahwa selanjutnya atas Eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa sesuai
ketentuan pasal 156 KUHAP, pengadilan sebelum mengadili perkara pokok telah
mengajukan putusan sela pada tanggal 7 Januari 2009 yang amarnya berbunyi sebagai
berikut:
------------------------------------------------MEMUTUSKAN-------------------------------------------
SEBELUM MENJATUHKAN PUTUSAN AKHIR
1. Menyatakan, menolak seluruh Eksepsi yang diajukan oleh Penasehat Hukum
Terdakwa.
2. Menyatakan bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum atas diri Terdakwa Adhika
Siahaan bin Hardi Siahaan Nomor Reg. Perkara: Pdn.2/Ygy/Ep.1/01/2009 tertanggal
7 Januari 2009 dalam perkara pidana yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Yogyakarta dengan Register Perkara Nomor: 9/Pid.B/2009/PN YK dinyatakan
sah menurut hukum.
3. Memerintahkan Jaksa Penuntut Umum dari Kejaksaan Negeri Yogyakarta untuk tetap
melanjtukan pemeriksaan perkara Pidana Nomor Pdn.2/Ygy/Ep.1/01/2009 atas nama
Terdakwa tersebut, dengan tetap menghadirkan Terdakwa dan Saksi-saksi serta barang
bukti di persidangan.
4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan.
5. Menetapkan, menangguhkan biaya perkara hingga dijatuhkan putusan akhir.
Menimbang bahwa karena pemeriksaan dilanjutkan, selanjutnya untuk membuktikan
dakwaannya oleh Jaksa Penuntut Umum telah diajukan alat bukti berupa Saksi-saksi
dimana para Saksi tersebut masing-masing di bawah sumpah memberikan keterangan
yang pada pokoknya sebagai berikut:
Keterangan
Saksi:----------------------------------------------------------------------------------
1. Saksi Hilda Mecca,
Bahwa Saksi sedia dan siap mengikuti persidangan;
Bahwa benar Saksi mengenal Terdakwa;
Bahwa benar Saksi tidak mempunyai hubungan darah maupun
hubungan karena perkawinan (semenda), dengan Terdakwa;
Bahwa benar Saksi pada tanggal 23 Desember 2008 bertemu dengan
Terdakwa di depan toko bangunan Bangun Terus yang terletak di
Jalan Solo no. 3;
Bahwa benar Saksi berang saat melihat terdakwa sedang berjalan
dengan merangkul wanita lain (Saksi Ayunita);
Bahwa benar Saksi sempat beradu mulut dengan Terdakwa;
Bahwa benar Saksi mendorong Saksi Ayunita setelah percek-cokan
tersebut terjadi;
Bahwa benar Saksi didorong oleh Terdakwa setelah Saksi mendorong
Saksi Ayunita karena tidak terima perlakuan Saksi tersebut terhadap
Saksi Ayunita;
Bahwa benar setelah didorong oleh Terdakwa, Saksi tidak sadarkan
diri sampai di rumah sakit;
Bahwa benar Saksi mengenali alat bukti jilbab yang berlumuran darah
milik Saksi;
Atas keterangan saksi terdakwa tidak memberi tanggapan.

2. Saksi Dhito Bastian,


Bahwa Saksi sedia dan siap mengikuti persidangan;
Bahwa Saksi tidak mengenal Terdakwa;
Bahwa benar Saksi tidak mempunyai hubungan darah maupun
hubungan karena perkawinan (semenda), dengan Terdakwa;
Bahwa benar Saksi pada tanggal 23 Desember 2008 sedang melihat
kondisi toko toko bangunan Bangun Terus yang terletak di Jalan
Solo no. 3;
Bahwa benar Saksi melihat percek-cokan yang terjadi antara Saksi
Korban, Terdakwa dan Saksi Ayunita;
Bahwa benar Saksi Korban mendorong Saksi Ayunita;
Bahwa benar Terdakwa kemudian mendorong Saksi Korban;
Bahwa benar Saksi Korban terbentur kepalanya saat didorong oleh
Terdakwa sebelum kemudian terjatuh;
Bahwa saksi melihat Terdakwa melarikan diri dengan Saksi Ayunita
menjauhi tempt kejadian
Bahwa benar setelah didorong oleh Terdakwa, Saksi tidak sadarkan
diri sampai di rumah sakit;
Bahwa benar Saksi kemudian menyuruh Saksi Aris untuk menggotong
Saksi Korban ke dalam mobil milik Saksi untuk dibawa ke Rumah
Sakit;
Bahwa benar Saksi menemani Saksi Korban sampai Saksi Korban
sadarkan diri;
Bahwa benar Saksi mengenali alat bukti jilbab yang berlumuran darah
milik Saksi;
Atas keterangan Saksi terdakwa tidak memberi tanggapan.

3. Saksi Khariztian Sugiono


Bahwa Saksi sedia dan siap mengikuti persidangan;
Bahwa Saksi tidak mengenal Terdakwa;
Bahwa benar Saksi tidak mempunyai hubungan darah maupun
hubungan karena perkawinan (semenda), dengan Terdakwa;
Bahwa Saksi membenarkan bahwa pada tanggal 23 Desember 2008
Saksi sedang membantu kakaknya Saksi Dhito untuk mengevaluasi
administrasi toko bangunan Bangun Terus;
Bahwa benar melihat percek-cokan yang terjadi antara Terdakwa,
Saksi Korban dan Saksi Ayunita di depan toko bangunan tersebut;
Bahwa Saksi Korban melontarkan beberapa kata-kata kasar kepada
Terdakwa dan Saksi Ayunita;
Bahwa benar Saksi Korban kemudian mendorong Saksi Ayunita;
Bahwa Terdakwa kemudian mendorong Saksi Korban yang kemudian
terbentur tembok dan jatuh;
Bahwa Saksi melihat terdakwa melarikan diri dengan Saksi Ayunita
menjauhi tempt kejadian;
Bahwa setelah Saksi Korban terjatuh, Saksi Dhito keluar dari toko
bangunan tersebut dan menyuruh Saksi untuk menggotong Saksi
Korban masuk ke dalam mobil milik Saksi Dhito;
Bahwa Saksi mengantarkan Saksi Korban dan Saksi Dhito ke Rumah
Sakit;
Bahwa Saksi beserta Saksi Dhito menemani Saksi Korban hingga
Saksi Korban sadarkan diri;
Atas keterangan saksi Terdakwa tidak memberi tanggapan.
4. Saksi Ayuhnita
Bahwa Saksi sedia dan siap mengikuti persidangan;
Bahwa benar Saksi mengenal Terdakwa;
Bahwa benar Saksi tidak mempunyai hubungan darah maupun
hubungan karena perkawinan (semenda), dengan Terdakwa;
Bahwa Saksi membenarkan bahwa pada tanggal 23 Desember 2008
jam 16.30 WIB Saksi pergi berdua dengan Terdakwa ke daerah Jalan
Solo;
Bahwa Saksi membenarkan pada tanggal tersebut Saksi dan Terdakwa
bertemu dengan Saksi Korban;
Bahwa benar Saksi Korban sempat beradu mulut dengan Terdakwa
saat Saksi Korban mendapati Saksi berdua dengan Terdakwa;
Bahwa Saksi Korban melontarkan beberapa kata-kata kasar kepada
Terdakwa dan Saksi;
Bahwa benar Saksi Korban kemudian mendorong Saksi;
Bahwa Terdakwa yang berniat melindungi Saksi kemudian mendorong
Saksi Korban yang kemudian terbentur tembok dan jatuh;
Bahwa benar terdakwa membawa saksi menjauhi tempat kejadian
Bahwa setelah Saksi Korban terjatuh, Saksi Dhito keluar dari toko
bangunan tersebut dan menyuruh Saksi Aris untuk menggotong Saksi
Korban masuk ke dalam mobil;
Bahwa Saksi tidak mengetahui apa yang terjadi setelah itu;
Atas keterangan Saksi, Terdakwa tidak memberi tanggapan.
Surat:------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum untuk membuktikan dakwannya telah pula
mengajukan alat bukti surat berupa:
1. Vissum et Repertum No. 43/VER/VI/2009 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit
Umum Pemerintah Dr. Sardjito Yogyakarta dan ditandatangani oleh dr. Irma
Syarif Kasim Alisyahbana, Sp.F. tertanggal 26 Desember 2009 yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
Bahwa terdapat luka robek, retak pada tulang kepala dan gumpalan darah beku
pada kepala bagian belakang akibat kekerasan benda tumpul pada korban Hilda
Mecca yang menimbulkan halangan untuk menjalankan pekerjaan sementara
waktu.

Keterangan Terdakwa:-------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Terdakwa di depan persidangan telah memberikan keterangan
sebagai berikut:
Bahwa Terdakwa sehat dan siap mengikuti persidangan;
Bahwa Terdakwa tetap pada keterangan di Berita Acara Pemeriksaan (BAP);
Bahwa benar Terdakwa telah memberikan keterangan di penyidikan yang
tertuang dalam BAP;
Bahwa benar pada tanggal 23 Desember 2008 Terdakwa pergi berdua dengan
Saksi Ayunita ke daerah Jalan Solo;
Bahwa Terdakwa membenarkan pada tanggal tersebut Saksi Ayunita dan
Terdakwa bertemu dengan Saksi Korban;
Bahwa benar Saksi Korban sempat beradu mulut dengan Terdakwa saat Saksi
Korban mendapati Saksi Ayunita berdua dengan Terdakwa;
Bahwa Saksi Korban melontarkan beberapa kata-kata kasar kepada Terdakwa dan
Saksi Ayunita;
Bahwa benar Saksi Korban kemudian mendorong Saksi Ayunita;
Bahwa Terdakwa yang berniat melindungi Saksi Ayunita kemudian mendorong
Saksi Korban yang kemudian terbentur tembok dan jatuh;
Bahwa setelah Saksi Korban terjatuh, Saksi Dhito keluar dari toko bangunan
tersebut dan menyuruh Saksi Khariz untuk menggotong Saksi Korban masuk ke
dalam mobil;
Bahwa setelah Saksi Korban dibawa ke rumah sakit, Terdakwa tidak mengetahui
apa yang terjadi setelah;
Bahwa Terdakwa merasa bersalah dan menyesal.
Barang
Bukti:------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa di depan persidangan telah diajuka dan diperlihatkan barang
bukti, berupa:
1 (satu) jilbab berwarna putih yang berlumuran darah Saksi Korban;
Petunjuk:-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, dari fakta-fakta keterangan Saksi, surat, dan keterangan Terdakwa serta
adanya barang bukti berupa 1 (satu) jilbab berwarna putih yang berlumuran darah Saksi
Korban yang telah diajukan dalam persidangan dan satu sama lain saling berkaitan sehingga
ada persesuaian antara keterangan Saksi, surat, keterangan Terdakwa, dan barang bukti
tersebut menunjukkan telah terjadi perbuatan Pidana dengan sengaja dan melukai orang lain.
Menimbang, bahwa dari keterangan masing-masing Saksi, keterangan Terdakwa di
dalam persidangan dihubungkan dengan semua alat bukti atau surat-surat, barang bukti,
petunjuk, ditinjau dari segi hubungan antara satu dengan yang lain serta adanya kesamaan
dan kesesuaian alat bukti, maka Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta dalam perkara ini
sebagai berikut:
Bahwa pada hari Selasa tanggal 23 Desember 2008 sekitar pukul 16.30 WIB
Terdakwa berjalan-jalan bersama Saksi Ayunita di daerah pertokoan jalan solo di
depan toko bangunan Bangun Terus.
Bahwa pada hari yabg sama setelah lewat sekitar 10 menit Terdakwa dan Saksi
Ayunita bertemu dengan Saksi Korban dan timbul pertengkaran yang disebabkan
oleh kecemburuan Saksi Korban melihat Terdakwa menggandeng tangan Saksi
Ayunita.
Bahwa setelah itu Saksi Korban mendorong Saksi Ayunita karena marah, lalu
dengan maksud melindungi Saksi Ayunita dari amukan Saksi Korban tersebut
Terdakwa mendorong mundur Saksi Korban hingga terpeleset dan terbentur
dinding kemudian jatuh pingsan. Setelah itu terjadi, Terdakwa langsung membawa
Saksi Ayunita menjauhi tempat kejadian.
Bahwa sejak pertengkaran terjadi hingga Saksi Korban terjatuh pingsan, Saksi
Dhito dan Saksi Aris melihat seluruh kejadian itu dan bermaksud menolong Saksi
Korban.
Bahwa ketika itu terjadi pendarahan pada kepala Saksi Korban yang terlihat dari
jilbabnya yang berlumuran darah, dan Saksi Dhito serta Saksi Aris membawa
Saksi Korban ke Rumah Sakit Sardjito.
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi-saksi dihubungkan dengan
keterangan Terdakwa, dihubungkan pula dengan bukti surat berupa Vissum et Repertum
Nomor No. 43/VER/VI/2009 tertanggal 2 Juni 2009 yang dibuat oleh Tim Medis Forensik
Rumah Sakit Sardjito dan ditandatangani oleh dr. Irma Syarif Kasim Alisyahbana, Sp.F NIP
12345678 yang melakukan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam terhadap Saksi Korban
Hilda Mecca serta barang bukti yang diajukan di persidangan, maka Pengadilan akan
menghubungkannya satu sama lainnya sehingga diperoleh suatu fakta, selanjutnya dari fakta
tersebut Pengadilan akan mengkonstatir dengan unsur-unsur delik pasal yang didakwakan
dimana apabila perbuatan Terdakwa memenuhi unsur-unsur pasal tersebut, Terdakwa dapat
dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan dan apabila sebaliknya dapat
dijadikan alasan untuk membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan.
Menimbang, bahwa Terdakwa telah diajukan ke persidangan dengan dakwaan sebagai
berikut:

PRIMER:----------------------------------------------------------------------------------------------------
Melanggar pasal 351 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang unsur-unsurnya
sebagai berikut:
1. Barang siapa
2. Sengaja
3. Mengakibatkan luka berat
4. Secara melawan hukum

SUBSIDER:-
Melanggar pasal 351 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang unsur-unsurnya
sebagai berikut:
1. Barang siapa
2. Sengaja
3. Mengakibatkan luka
4. Secara melawan hukm

LEBIH SUBSIDER:
Melanggar pasal 352 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang unsur-unsurnya
sebagai berikut:
1. Barang siapa
2. Sengaja
3. Mengakibatkan luka ringan
4. Secara melawan hukum

Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan Jaksa Penuntut Umum bersifat Subsidiaritas
yaitu dengan disusun secara Primer dan Subsider, maka setelah meneliti dengan seksama
akan fakta-fakta yang terungkap di persidangan berdasarkan persesuaian alat bukti satu sama
lain serta dalam kaitannya dengan barang bukti yang diajukan di persidangan, Pengadilan
akan memilih salah satu dakwaan berlapis yang menurut Pengadilan unsur-unsurnya lebih
bersesuaian dengan fakta yang terungkap di persidangan.
Menimbang, Majelis Hakim akan mempertimbangkan dakwaan Primer terlebih
dahulu (melanggar pasal 351 (2) KUHP), yaitu dakwaan atas diri Terdakwa telah melakukan
perbuatan Pidana dengan sengaja dan menimbulkan luka berat pada orang lain.
Menimbang, terhadap unsur pertama pasal 351 (2) KUHP, yaitu barang siapa terbukti
dengan pertimbangan yang dimaksud dengan kata barang siapa di sini adalah siapa saja
yang menjadi Subjek Hukum, yaitu sebagai pembawa hak dan kewajiban atau siapa pelaku
dari perbuatan yang dilakukan, yang di dalam hal ini tidak lain adalah Terdakwa Adhika
Siahaan bin Hardi Siahaan sendiri, sehingga unsur kesatu dakwaan Primer telah terpenuhi.
Menimbang, unsur kedua pasal 351 (2) KUHP, yaitu sengaja telah terbukti dengan
adanya pendorongan terhadap saksi korban yang dilakukan dengan sadar oleh Terdakwa yang
mengakibatkan saksi korban terbentur, sehingga unsur kedua dakwaan primer telah terpenuhi;
Menimbang, unsur kedua pasal 351 (2) KUHP, yaitu mengakibatkan luka berat telah
terbukti dengan adanya keterangan dari surat Vissum et Repertum yang menjelaskan bahwa
saksi korban mengalami cacat permanen yang dapat dikategorikan sebagai luka berat dengan
rincian dalam alat bukti surat vissum et repertum sebagai berikut: Bahwa terdapat luka
robek, retak pada tulang kepala dan gumpalan darah beku pada kepala bagian belakang akibat
kekerasan benda tumpul pada korban Hilda Mecca yang menimbulkan halangan untuk
menjalankan pekerjaan sementara waktu, sehingga unsur ketiga dakwaan primer telah
terpenuhi;
Menimbang, unsur kedua pasal 351 (2) KUHP, yaitu secara melawan hukum telah
terbukti dengan adanya pendorongan terhadap saksi korban yang dilakukan dengan sadar
oleh Terdakwa yang mengakibatkan saksi korban terbentur dan terluka yang dinyatakan oleh
surat vissum et repertum saksi korban mengalami luka berat seperti yang diatur dalam pasal
351 (2) KUHP, sehingga unsur kedua dakwaan primer telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa dengan terbuktinya dakwaan Primer, maka Tedakwa terbukti
melakukan perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam dakwaan Primer;
Menimbang bahwa dengan terbuktinya dakwaan Primer maka pemeriksaan terhadap
dakwaan Subsider dan dakwaan Lebih Subsider dinyatakan tidak perlu dilanjutkan;
Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa merupakan suatu perbuatan yang tidak
berperikemanusiaan, maka sifat melawan hukum material pun terpenuhi.
Menimbang, bahwa kini Pengadilan akan mempertimbangkan ada tidaknya alasan
pembenar maupun alasan pemaaf yang dapat menghapus pertanggungjawaban pidana
Terdakwa.
Menimbang, bahwa dengan dipenuhinya sifat melawan hukum, baik yang bersifat
formal maupun material, maka sifat melawan hukum umum telah terpenuhi sehingga
membuat hapusnya alasan pembenar.
Menimbang, bahwa oleh karena selama persidangan atas diri Terdakwa, Majelis
Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat meniadakan sifat pertanggungjawaban pidana
pada diri Terdakwa baik alasan pembenar maupun alasan pemaaf karena selama pemeriksaan
persidangan itu Majelis Hakim memperoleh keyakinan atas kesalahan Terdakwa, maka
terhadap diri Terdakwa haruslah dinyatakan terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan perbuatan pidana yang didakwakan kepadanya dan oleh karenanya patut
dijatuhkan pidana.
Menimbang, bahwa terhadap hukuman yang hendak dijatuhkan terhadap Terdakwa
menurut pengadilan bukan bersifat pembalasan, melainkan di samping dipandang cukup
setimpal antara perbuatan dengan hukuman yang dijatuhkan jika pidana tersebut merupakan
tenggang waktu yang dipandang cukup oleh pengadilan untuk mendidik Terdakwa agar
mengkoreksi diri dan merenungkan perbuatannya serta akibat yang timbul agar dapat kembali
ke jalan yang benar.
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana,
oleh karena pidana yang dijatuhkan lebih lama dari masa tahanan yang telah dijalankan
Terdakwa, maka Terdakwa harus dinyatakan tetap berada dalam tahanan dan kepada
Terdakwa harus dibebankan untuk membayar biaya perkara.
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti dalam perkara ini dikembalikan kepada
Kejaksaan Negeri Yogyakarta untuk digunakan sebagai barang bukti dalam perkara lain.
Menimbang, bahwa segala surat bukti dalam perkara ini tetap dilampirkan dalam
berkas perkara.
Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana kepada Terdakwa, maka oleh
pengadilan dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan Terdakwa
sebagai berikut:
Hal yang memberatkan:
Tidak ada hal-hal yang memberatkan Terdakwa dalam perkara ini.

Hal-hal yang meringankan:


1. Terdakwa masih muda.
2. Terdakwa tidak akan melakukan pendorongan jika tidak didahului tidndakan kasar
Saksi Korban terhadap Saksi Ayuhnita.
3. Tindakan pendorongan Terdakwa bukan satu-satunya hal yang menyebabkan Saksi
Korban terjatuh.

Mengingat ketentuan pasal 352 (1) KUHP serta segala aturah hukum dan perundang-
undangan yang berlaku menyangku perkara ini.
---------------------------------------------------MENGADILI-------------------------------------------
1. Menyatakan, bahwa Terdakwa Adhika Siahaan bin Hardi Siahaan terbukti secara sah
dan meyakinkan melakukan perbuatan pidana dengan sengaja dan bermaksud melukai
dengan luka yang ditimbulkan adalah luka berat, sehingga Terdakwa melanggar dari
dakwaan Primer melanggar ketentuan pasal 351 (2) KUHP.
2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama
4 tahun atau denda Rp 4.500.
3. Menetapkan bahwa masa penahanan yang telah dijalankan oleh Terdakwa
dikurangkan sepenuhnya dengan pidana yang dijatuhkan.
4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan.
5. Menyatakan bahwa barang bukti berupa:
1 (satu) jilbab berwarna putih yang berlumuran darah Saksi Korban;
Dikembalikan kepada Kejaksaan Negeri Yogyakarta untuk digunakan sebagai barang
bukti dalam perkara lain.
6. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp 5.000,-

Demikianlah diputuskan melalui musyawarah Majelsis Hakin Pengadilan Negeri


Yogyakarta pada hari Rabu tanggal 28 Januari 2009 oleh kami Samsul, S.H., sebagai Hakim
Ketua Majelis, Grahito Yogoperwiro, S.H., Rahadhi Aji, S.H., masing-masing sebagai
Hakim-hakim Anggota. Putusan dibacakan pada hari Rabu 11 Februari 2009 oleh Hakim
Ketua Majelis tersebut didampingi oleh Hakim-hakim Anggota, dalam persidangan yang
terbuka untuk umum, dengan dibantu oleh Hadiati Rahmi sebagai Panitera Pengadilan Negeri
Yogyakarta dengan dihadiri pula oleh Kartika Sarjana, S.H. dan Mahaarum Kusuma Pertiwi,
S.H. sebagai Jaksa Penuntut Umum pada kejaksaan Negeri Yogyakarta, serta terdakwa dan
didampingi oleh Penasehat Hukumnya Sulichah Sulistyaningrum, S.H.

Hakim-hakim Anggota Hakim Ketua Majelis,

1. GRAHITO YOGOPERWIRO S.H. SAMSUL WAHYUDI, S.H.

2. RAHADHI AJI, S.H.

PANITER PENGGANTI

HADIATI RAHMI, S.H.

Anda mungkin juga menyukai