PRAKIRAAN
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Prakiraan dampak penting yang dilakukan adalah pada parameter-parameter lingkungan yang
terkena dampak penting hipotetik sesuai dengan hasil pelingkupan (scoping) Dampak-dampak
penting hipotetik terhadap lingkungan yang akan diprakirakan dampaknya secara rinci dapat
dilihat pada .
Prakiraan dampak penting, yang akan dilakukan terdiri atas 2 (dua) tahapan yaitu :
1. Prakiraan Besaran Dampak (Magnitude).
Prakiraan besaran dampak (magnitude) dilakukan untuk mengetahui apakah suatu dampak
lingkungan tersebut berdampak besar, sedang atau kecil dengan cara menilai berapa besar
perubahan Skala kualitas lingkungan dari kondisi yang akan datang dengan adanya proyek
dengan kondisi yang akan datang tanpa adanya proyek, atau Besaran Dampak
(Magnitude) = (EQ Dp(Skala) EQ Tp(Skala)).
2. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak (Importance)
Setelah dilakukan prakiraan besarnya dampak lingkungan, kemudian dampak-dampak
tersebut ditentukan tingkat kepentingan dampaknya (importance), apakah suatu
dampak lingkungan tersebut bersifat penting atau tidak penting dengan mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor : 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (khususnya Pasal 5 Ayat 1) dan Keputusan Kepala Bapedal Nomor 056
Tahun 1994 Tentang Pedoman Umum Mengenai Ukuran Dampak Penting, yaitu :
a). Jumlah Manusia Yang Akan Terkena Dampak.
b). Luas Wilayah Persebaran Dampak.
c). Intensitas dan Lamanya Dampak Berlangsung.
d). Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak.
e). Sifat kumulatif dampak.
f). Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.
a. Bentang lahan
Dengan memperhatikan berbagai kriteria dan penting atau tidak pentingnya dampak,
maka tingkat kepentingan dampak (importance) dari perubahan bentang lahan pada
kegiatan pada kegiatan bangunan sementara dapat dikatagorikan dampak penting,
yang berdasarkan pada 6 (enam) dari 6 (enam) kriteria pedoman mengenai ukuran
dampak penting adalah bersifat penting. Sehingga perlu mendapat perhatian guna
menekan dampak negatif yang timbul tersebut.
Pembangunan Fasilitas keamanan dan Kesehatan
Berdasarkan rona awal, PT. BB akan melakukan kegiatannya sesuai dengan tahapan-
tahapan pekerjaan berdasarkan studi kelayakan. Pekerjaan yang dilakukan saat ini
masih bersifat perencanaan sehingga belum pernah terjadi pengubahan bentang lahan.
Pengubahan bentang lahan dilakukan setelah mendapat izin pembangunan dari
Pemerintah Kabupaten Gowa. Lahan lokasi pembangunan adalah milik masyarakat
merupakan lahan pertanian, sehingga dipastikan sudah mengalami perubahan tata
guna lahan akan tetapi perubahan bentuk lahan relative kecil. Berdasarkan Skala
kualitas lingkungan kondisi yang demikian tergolong kecil (Skala EQTp=4).
Kegiatan ini merupakan Pembersihan dan perataan lahan serta penggalian lahan
untuk pondasi bangunan yang menyebabkan hilangnya vegetasi sehingga terjadi
gangguan flora dan fauna serta terjadinya erosi. Luas lahan yang dibersihkan
berdasarkan luas rencana pembangunan sementara seluas 20 x 10 m2.
Material hasil pembersihan dan perataan lahan berupa tegakan kayu dan semak
belukar diangkut disekitar lokasi bangunan pada daerah datar dengan menggunakan
alat dorong Bulldoser serta secara manual, sedangkan material galian berupa tanah
pucuk dan tanah bawah (sub soil) yang dikupas disimpan bagian pinggir lokasi
bangunan yang akan digunakan kembali sebagai bahan timbunan untuk meratakan
pada saat bangunan selesai dipondasi.
Kegiatan penggalian pondasi dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga
lokal. Untuk menghindari erosi dan limpasan air permukaan maka pihak pemrakarsa
akan membangunan saluran drainase disekeliling rencana pembangunan yang akan
dirancang dengan mempertimbangkan aspek hidrolgi serta diselaraskan dengan
tofografi disekitarnya.
Kegiatan pembangunan dilokasi tersebut apabila tidak memperhatikan teknik dan
pengubahan bentuk lahan yaitu dengan memperhatikan, hidrologi dan bentuk struktur
dan jenis batuan penyusun dilokasi tersebut maka akan rawan terjadi kecelakaan
berupa longsoran tanah dilokasi pembangunan dan sekitarnya. Berdasarkan hal
tersebut maka disimpulkan terjadi pembukaan bentuk lahan yang sedang, sehingga
skala kualitas lingkungan dikategorikan sedang (nilai 3). Besaran Dampak
(Magnitude) = (3 4) = - 1 maka disimpulkan bahwa dampak kegiatan
pembangunan bangunan sementara terhadap bentang lahan adalah dampak negati(-)
sangat kecil
Pembangunan Laboratorium
Berdasarkan rona awal, PT. BB akan melakukan kegiatannya sesuai dengan tahapan-
tahapan pekerjaan berdasarkan studi kelayakan. Pekerjaan yang dilakukan saat ini
masih bersifat perencanaan sehingga belum pernah terjadi pengubahan bentang lahan.
Pengubahan bentang lahan dilakukan setelah mendapat izin pembangunan dari
Pemerintah Kabupaten Gowa. Lahan lokasi pembangunan adalah milik masyarakat
merupakan lahan pertanian, sehingga dipastikan sudah mengalami perubahan tata
guna lahan akan tetapi perubahan bentuk lahan relative kecil. Berdasarkan Skala
kualitas lingkungan kondisi yang demikian tergolong cukup (Skala EQTp=4).
Kegiatan ini merupakan Pembersihan dan perataan lahan serta penggalian lahan
untuk pondasi bangunan yang menyebabkan hilangnya vegetasi sehingga terjadi
gangguan flora dan fauna serta terjadinya erosi. Luas lahan yang dibersihkan
berdasarkan luas rencana pembangunan sementara seluas 5 x 10 m2.
Material hasil pembersihan dan perataan lahan berupa semak belukar diangkut
disekitar lokasi bangunan pada daerah datar dengan menggunakan alat dorong
Bulldoser serta secara manual, sedangkan material galian berupa tanah pucuk dan
tanah bawah (sub soil) yang dikupas disimpan bagian pinggir lokasi bangunan yang
akan digunakan kembali sebagai bahan timbunan untuk meratakan pada saat
bangunan selesai dipondasi.
Kegiatan penggalian pondasi dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga
lokal.
Berdasarkan hal tersebut maka disimpulkan terjadi pembukaan bentuk lahan yang
sedang, sehingga skala kualitas lingkungan dikategorikan sedang (nilai 3). Besaran
Dampak (Magnitude) = (3 4) = - 1 maka disimpulkan bahwa dampak kegiatan
pembangunan bangunan sementara terhadap bentang lahan adalah dampak negati(-)
sangat kecil
Kriteria Dampak Keterangan Penilaian
No
Penting
1 Jumlah manusia yang semua pekerja pembersihan lahan, penting
terkena dampak kontraktor bangunan serta masyarakat
sekitar proyek akan terkena dampak.
2 Luas wilayah Luas wilayah persebaran dampak Tidak penting
persebaran dampak relatif kecil hanya disekitar lokasi
pembangunan
Bentuk morfologi ini terdapat di kiri kanan genangan Waduk Bili-Bili. Morfologi
berbukit di sebelah kanan dibentuk oleh Moncong Seretene (273 m) dan di sebelah
kiri bagian dari Moncong Moncolloe (291 m) .Bentuk morfologi tersusun dari
batuan piroklastis, bila kondisi vegetasinya rusak merupakan daerah penyumbang
sedimen yang terdekat dengan waduk. Karena itu kelestarian vegetasi daerah ini
harus ditingkatkan secara terus menerus. Bentuk morfologi ini termasuk yang
rawan longsor
Berdasarkan hal tersebut maka disimpulkan terjadi pembukaan bentuk lahan yang
parah , sehingga skala kualitas lingkungan dikategorikan buruk (nilai 1). Besaran
Dampak (Magnitude) = (1 5) = - 4 maka disimpulkan bahwa dampak kegiatan
pembangunan bangunan sementara terhadap bentang lahan adalah dampak negati(-)
besar
Dengan memperhatikan berbagai kriteria dan penting atau tidak pentingnya dampak,
maka tingkat kepentingan dampak (importance) dari perubahan bentang lahan pada
kegiatan pada kegiatan bangunan sementara dapat dikatagorikan dampak penting,
yang berdasarkan pada 5 (5) dari 6 (enam) kriteria pedoman mengenai ukuran
dampak penting adalah bersifat penting. Sehingga perlu mendapat perhatian guna
menekan dampak negatif yang timbul tersebut.
Pembuatan jalan konstruksi
Berdasarkan rona awal, PT. BB akan melakukan kegiatannya sesuai dengan tahapan-
tahapan pekerjaan berdasarkan studi kelayakan. Pekerjaan yang dilakukan saat ini
masih bersifat perencanaan sehingga belum pernah terjadi pengubahan bentang
lahan. Pengubahan bentang lahan dilakukan setelah mendapat izin pembangunan dari
Pemerintah Kabupaten Gowa. Lahan lokasi jalan konstruksi terletak dibagian sisi kiri
dan kanan sungai jeneberang pada areal pembangunan Sabo Dam seri 8 yang terdiri
dari 10 buah sabo dam. Lahan lokasi pembuatan jalan adalah milik masyarakat
merupakan lahan pertanian, sehingga dipastikan sudah mengalami perubahan tata
guna lahan akan tetapi perubahan bentuk lahan relative kecil. Berdasarkan Skala
kualitas lingkungan kondisi yang demikian tergolong cukup (Skala EQTp=4).
Jika diketahui
- Panjang jalan tiap sisi sungai = 380 m x 10 sabu = 3800 m
- Panjang jalan ke dua sisi sungai = 3800 m x 2 = 7600 m
- Lebar jalan = 5 m
- Luas jalan = 7600 m x 5 m = 380.000 m2
- Tebal tanah yang diratakan = 0.5 m
- Volume tanah yang digali = 380.000 m2 x 0.5 m = 19.000 m3
- Jika diketahui berat jenis material lokasi = 1.2 ton/ m3
- Maka volume tanah yang digali = 1.2 ton/ m3x 19.000 m3 = 22.800 ton
Berdasarkan hal tersebut maka diperkirakan akan terjadi perubahan bentuk lahan
yang parah , sehingga skala kualitas lingkungan dikategorikan kurang (nilai 2).
Besaran Dampak (Magnitude) = (2 4) = - 2 maka disimpulkan bahwa dampak
kegiatan pembangunan bangunan sementara terhadap bentang lahan adalah dampak
negati(-) kecil
Berdasarkan hal tersebut maka diperkirakan akan terjadi perubahan bentuk lahan
yang ringan , sehingga skala kualitas lingkungan dikategorikan sedang (nilai 3).
Besaran Dampak (Magnitude) = (3 4) = - 1 maka disimpulkan bahwa dampak
kegiatan pembangunan bangunan sementara terhadap bentang lahan adalah dampak
negati(-) sangat kecil