Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PRAKTIKUM

INTERNETWORKING
MODUL I : CISCO IOS (INTERNETWORK OPERATING SYSTEM)

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD FATHURROHMAN NUR


14101102

Asisten Praktikum : 1. Ghomi Suryani (13101084)


2. Muhammad Rafi Raihan (14101069)

Tanggal Praktikum : 12 Oktober 2016

LABORATORIUM KOMPUTER DAN MULTIMEDIA


STT TELEMATIKA TELKOM
D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2016
MODUL I
CISCO IOS
I. DASAR TEORI
Perangkat lunak sistem operasi yang digunakan di router Cisco dikenal
sebagai Cisco Internetwork Operating System (IOS). Seperti sistem operasi
di komputer manapun, Cisco IOS mengelola sumber daya perangkat keras
dan perangkat lunak router, termasuk alokasi memori, proses, keamanan,
dan sistem file. Cisco IOS adalah sistem operasi multitasking yang
terintegrasi dengan routing, switching, internetworking, dan fungsi
telekomunikasi.
Cisco IOS mungkin tampak sama pada banyak router, ada banyak image
IOS yang berbeda . Sebuah IOS image adalah file yang berisi seluruh IOS
untuk router itu. Cisco menciptakan berbagai jenis IOS image, tergantung
pada model router dan fitur dalam IOS. Biasanya IOS dengan fitur yang
lebih banyak, semakin besar pula IOS image nya, dan karenanya, flash dan
RAM dengan kapasitas lebih diperlukan untuk menyimpan dan memuat
IOS. Sebagai contoh, beberapa fitur termasuk kemampuan untuk
menjalankan IPv6 atau kemampuan untuk router untuk melakukan NAT
(Network Address Translation).
Network Operating System. Cisco Internetwork Operating System (IOS)
adalah salah satu contoh sistem operasi yang digunakan dalam alat jaringan
Cisco seperti Switch dan Router. Contoh lain seperti JunOS, Vyatta, Arista,
Mikrotik OS. Metode yang biasa digunakan untuk mengakses Cisco IOS
adalah menggunakan CLI. IOS file itu sendiri ukurannya hanya beberapa
MB yang tersimpan pada sebuah penyimpanan semi permanen yang disebut
flash. Memory flash ini merupakan penyimpanan yang bersifat non-volatile,
yang artinya isi dari memory tidak akan hilang saat alat dimatikan, bisa
dirubah dan di overwritte (ditimpa). Hal ini membuat IOS bisa diupgrade ke
versi yang baru tanpa harus mengganti hardware. Flash juga dapat
menyimpan lebih dari satu versi IOS software. Pada banyak alat Cisco, IOS
disalin dari flash ke RAM ketika alat (Router/switch) dinyalakan. IOS
kemudian berjalan dari RAM ketika alat beroprasi. RAM digunakan oleh
alat jaringan untuk meningkatkan kinerja dan melakukan fungsinya seperti
menyimpan data secara sementara (volatile), yaitu kebalikan dari flash, isi
pada RAM akan hilang jika alat dimatikan. [1]
Cisco router adalah peralatan utama yang banyak digunakan pada
Jaringan Area Luas atau Wide Area Network (WAN). Dengan cisco router,
informasi dapat diteruskan ke alamat-alamat yang berjauhan dan berada di
jaringan computer yang berlainan. Yang bertujuan untuk dapat meneruskan
paket data dari suatu LAN ke LAN lainnya, Cisco router menggunakan tabel
dan protocol routing yang berfungsi untuk mengatur lalu lintas data. Paket
data yang tiba di router diperiksa dan diteruskan ke alamat yang dituju. Agar
paket data yang diterima dapat sampai ke tujuannya dengan cepat, router
harus memproses data tersebut dengan sangat tepat.

Untuk itu, Cisco Router menggunakan Central Processing Unit (CPU)


seperti yang digunakan di dalam komputer untuk memproses lalu lintas data
tersebut dengan cepat. Seperti komputer, cisco router juga mempunyai
sejumlah jenis memori yaitu ROM, RAM, NVRAM
dan FLASH, yang berguna untuk membantu kerjanya CPU. Selain itu
dilengkapi pula dengan sejumlah interface untuk berhubungan dengan dunia
luar dan keluar masuk data. Sistem operasi yang digunakan oleh cisco router
adalah Internetwork Operating System (IOS). [2]

Cisco router memiliki tipe memory dan masing-masing fungsi yang


berbeda-beda :

1. RAM (Random Access Memory)


RAM sering disebut dengan DRAM, RAM juga digunakan pada
router dan juga pada computer Running config atau konfigurasi yang
sedang aktif disimpan didalam RAM yang bersifat sementara.
2. ROM (Read Only Memory)
Jenis memory ini menyimpan IOS Image yang tidak digunakan pada
operasi normal, ROM berisi kode yang digunakan untuk keperluan
router booting hingga router dapat menjalankan IOS Image secara
optimal, atau digunakan sebagai backup portable image IOS. ROM
sering disebut sebagai memory penyimpanan BIOS dari IOS Router.
3. Flash Memory

Untuk menyimpan file-file yang sudah dikonfigurasi, IOS dari router


dengan penyimpanan yang berifat permanen, IOS merupakan sistem
operasi dari router.

4. NVRAM
Non Volatile Random Access Memory (NVRAM) untuk menyimpan
konfigurasi Statrup. [3]

II.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum Internetworking yang dilaksanakan pada tanggal 12
Oktober 2016, membahas tentang Cisco IOS yang menggunakan Hyper
Terminal yang berfungsi sebagai interfaces kepada pengguna untuk
menghubungkan router. Router yang digunakan router versi 1700 dengan
kabel UTP CROSS dengan konektor RJ-45

Gambar 1.1 Masukan Nama dan Setting Bits


Pada aplikasi Hyper Terminal kita harus memberikan nama koneksi
terlebih dahulu, lalu atur COM1 dengan config Bits Per Second Default
atau sebesar 9600. Kemudian akan muncul program proses booting, setelah
proses booting nya sudah selesai maka muncul tampilan Initial
Configuration Dialog maka ketikan No untuk melakukan proses
konfigurasi. Seperti gambar 1.2 di bawah ini.

Gambar 1.2 Masukan Perintah No Untuk Memulai Konfigurasi


Selanjutnya masuk ke konfigurasi interfaces, terlebih dahulu harus
mengetahui mode-mode yang berada di dalam konfigurasi tersebut, yaitu
Enable, Configure Terminal, Hostname, Enable Secret, Line Console, Line
Vty. Kemudian ketikan perintah Router>Enable yang artinya masuk ke
menu Previleged mode, dimana jaringan dapat di manipulasi konfigurasi
dari router atau melihat semua konfigurasi yang sudah ada pada router
sebelumnya. lalu masuk ke menu global dengan menggunakan perintah
Router#Conf T. Untuk melihat port yang digunakan dalam Previleged
mode router maka kita memberikan perintah Router#Show IP Interface
Brief. Seperti yang ditunjukan gambar dibawah ini.

Gambar 1.3 Masukan Perintah Show IP Int Brief


Selanjutnya ubah nama hostname router menjadi hostname fathur,
dengan cara melakukan perintah Router(config)#Hostname Fathur.
Maka selanjutnya memberikan password akses ke konfigurasi maka
ketikan perintah Fathur(config)#Enable Secret Fathur, pada password
ini memberikan password untuk mode Previleged. Seperti gambar 1.4
dibawah ini.

Gambar 1.4 Masukkan Password Pada Mode Previllage


Untuk mengatur dan memberikan password console harus berada
dalam config line yaitu dengan memberikan perintah
Fathur(config)#Line Console 0 maka akan masuk kedalam config yaitu
Fathur(config-line)# dan ketikan perintah Fathur(config-line)#Pass
Fathur1 yang berarti memberikan password pada mode user. Kemudian
memberikan perintah Fathur(config-line)#Login. Seperti gambar 1.5
dibawah ini.

Gambar 1.5 Masukkan Password Pada Mode User


Selanjutnya mengatur dan memberikan password pada mode telnet,
memberikan perintah Fathur(config)#Line Vty 0 1 yang berarti
mengaktifkan password pada line virtual teminal. Maka akan masuk
kedalam config yaitu Fathur(config-line)# dan ketikan perintah untuk
memberikan password Fathur(config-line) Pass Fathur2. Untuk
password mode telnet. Lalu berikan perintag Login.

Gambar 1.6 Masukkan Password Pada Mode Telnet


Selanjutnya mengatur IP Address dan Gateway dari komputer yaitu
dengan memberi pengaturan IP di Control
Panel>NetworkConnection>ethernet properties. Isikan IP Address
192.168.10.2 255.255.255.0 dan Gateway 192.168.10.1.
Gambar 1.7 Konfigurasi Yang Ada Di Cisco

Gambar 1.8 Konfigurasi Yang Ada Di Cisco


Saat sudah di konfigurasi IP maka dapat dilakukan test ping untuk
mengetahui terhubung atau tidak, jika di test ping muncul Reply maka
sudah tehubung. Dan untuk melakukan setting remote melakukan perintah
dalam CMD atau Command Prompt dengan menuliskan Telnet
192.168.10.1 maka sudah dapat diakses dengan memasukkan Password 1
yaitu password mode telnet Fathur2, Password 2 yaitu password mode
user Fathur1, dan Password 3 yaitu password mode privileged Fathur.

Gambar 1.9 Masukan Perintah telnet 192.168.10.1

Gambar 1.10 Ping IP Address 192.168.10.1


.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Untuk keamanan di gunakan password pada saat ingin mengakses
mode privileged, user,dan telnet.
2. Cara kembali ke dalam Privileged mode ketikan perintah CTRL-Z
Agar lebih cepat.
3. Cara mengganti nama router dengan mengetikan perintah hostname.
B. SARAN
1. Sebaiknya, dalam peengisian IP Address dan Subnet Mask harus
lebih teliti dan benar. Karena itu sangat berpengaruh besar kepada
suskses tidaknya pada jaringan tersebut.
2. Periksa terlebih dahulu kabel yang ada di port router sebelum
melakukan routing.
3. Ikuti perintah yang sudah diberikan, karena setiap perintah memiliki
fungsi yang berbeda-beda.
C.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonymous,
"www.cisco.com/c/en/us/td/docs/ios/12_2/ip/configuration/guide/fipr_c.pdf,"
Cisco IOS.

[2] Anonymous, "https://www.scribd.com/doc/91248248/Pemanfaatan-Cisco-


Dasar-Dalam-Jaringan-Komputer," Cisco Dasar Dalam Jaringan Komputer,
pp. 6-7.

[3] Anonymous, "Digilib.mercubuana.ac.id/Isi2250522713298.pdf," Cisco


Router, p. 15, 2016.

LAPORAN PRAKTIKUM
INTERNETWORKING
MODUL II : ROUTING STATIC

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD FATHURROHMAN NUR


14101102

Asisten Praktikum : 1. Ghomi Suryani (13101084)


2. Muhammad Rafi Raihan (14101069)

Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2016

LABORATORIUM KOMPUTER DAN MULTIMEDIA


STT TELEMATIKA TELKOM
D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2016
MODUL II
ROUTING STATIC
I. DASAR TEORI
Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket
jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork.
Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa
jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke
jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah
perangkat jaringan yang disebut sebagairouter. Router-router tersebut akan
menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang
pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya
hingga sampai kepada tujuannya.
Bisa diartikan juga Routing adalah proses dimana suatu item dapat
sampai ke tujuan dari satu lokasi ke lokasi lain. Beberapa contoh item yang
dapat di-routing : mail, telepon call, dan data. Di dalam jaringan, Router
adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik. [1]
Jenis Routing :
Direct Routing (direct delivery); paket dikirimkan dari satu mesin ke
mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama)
sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway.
Indirect Routing (indirect delivery); paket dikirimkan dari suatu mesin
ke mesin yang lain yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan)
sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang
lain sebelum sampai ke mesin yang dituju. [2]
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel
routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan.
Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan
pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah
jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap
router yang berada di jaringan tersebut.
Routing Statik Routing Dinamik
Berfungsi pada protocol IP Berfungsi pada inter-routing
protocol
Router tidak dapat Router membagi informasi
membagi informasi routing routing secara otomatis
Routing table dibuat dan Routing table dibuat dan
dihapus secara manual dihapus secara otomatis
Tidak menggunakan routig Terdapat routing protocol,
protocol seperti RIP atau OSPF
Microsoft mendukung Microsoft mendukung RIP
multihomed system seperti untuk IP dan IPX/SPX
router
Ciri-ciri Static Routing :
1. Jalur spesifik ditentukan oleh admin jaringan
2. Pengisian tabel routing dilakukan secara manual oleh admin jaringan
3. Biasanya digunakan untuk jaringan berskala kecil
4. Rute tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator
Keuntungan Routing Static :
1. Meringankan kinerja processor router, karena router hanya mengupdate
sekali saja IP Table yang ada.
2. Tidak ada bandwith yang digunakan untuk pertukaran informasi dari
tabel isi routing pada saat pengiriman paket.
3. Routing statis lebih aman dibandingkan routing dinamis, karena static
router menyediakan control penuh pada routing tabelnya.
4. Routing Statis kebal dari segala usaha hacker untuk menspoof dengan
tujuan membajak traffik.
5. Analisa kesalahan pada topologi jaringan lebih cepat diketahui.
Kerugian Routing Static :
1. Administrator jaringan harus mengetahui semua infromasi dari masing-
masing router yang digunakan.
2. Hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil
3. Administrasinya cukup rumit dibanding routing dinamis, terlebih jika
banyak router yang harus dikonfigurasi secara manual.
4. Konfigurasi static routing memliki kompleksitas yang bergantung pada
jumlah network yang terhubung.
5. Jumlah gateway terbatas. [3]
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum Internetworking yang dilaksanakan pada tanggal 19
Okrober 2016, membahas tentang Routing Static yang menggunakan Packet
Tracer yang berfungsi sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga
dalam bidang pnelitian simulasi jaringan komputer. Alat-alat pada Packet
Tracer tersebut yaitu terdiri dari : 3 Router 2811, 3 PC (Komputer), dan
Kabel Cross.

Gambar 1. Memberikan IP Pada Router 1


Sebelum masuk ke konfigurasi, pada router kedua itu port di ganti
terlebih dahulu menjadi NM-2FE2W. lalu memasang kabel Cross yang
sesuai pada praktikum. Jika sudah sesuai maka kita akan masuk ke menu
konfigurasi nya pada router pertama, untuk menghubungkan antara
komputer dengan router dengan memasukkan perintah Router>Enable yang
artinya masuk ke menu Previleged mode, dimana jaringan dapat di
manipulasi konfigurasi dari router atau melihat semua konfigurasi yang
sudah ada pada router sebelumnya. lalu masuk ke menu global dengan
menggunakan perintah Router#Conf T. kemudian ketikan perintah
Router(config)#Int Fa0/0 yang berfungsi sebagai perintah konfigurasi pada
port FastEthernet0/0 dan memberikan IP Address dengan perintah
Router(config-if)#IP Add 192.168.0.1 255.255.255.0 untuk konfigurasi
alamat IP pada router yang digunakan. Lalu No Shutdown untuk
menyalakan fungsi port pada router tersebut. Kemudian masuk ke mode
Router(config)#Int Fa0/1 untuk melakukan konfigurasi pada port
FastEthernet0/1 dan memberikan IP address dengan perintah Router(config-
if)#IP Add 10.10.10.1 255.255.255.252 dan No Shut agar fungsi port
menyala.

Gambar 2. Memberikan IP Pada Router 2


Selanjutnya masuk ke router 2 sama dengan router 1 melakukan
konfigurasi untuk menghubungkan antara komputer ke komputer lain.
Dengan melakukan perintah Int Fa1/1, Int Fa0/0, dan Int Fa0/1 untuk
melakukan konfigurasi pada port FastEthernet1/1, FastEthernet 0/0, dan
FastEthernet 0/1. Pada konfigurasi Int Fa1/1 mengisi kan konfigurasi
dengan IP Add 192.168.2.1 255.255.255.0, pada konfigurasi Int Fa0/0
mengisikan konfigurasi dengan IP Add 10.10.10.2 255.255.255.252, dan
Pada Int Fa0/1 dengan IP Add 10.10.10.5 255.255.255.252. kemudian no
shutdown untuk agar fungsi port menyala, maka pada gambar router kedua
diatas akan berwarna hijau, yang tandanya sudah terhubung.

Gambar 3. Memberikan IP Pada Router 3


Selanjutnya masuk ke router3 sama dengan router2 dan router1
melakukan konfigurasi agar dapat menghubungkan antara komputer ke
lainnya. Dengan menuliskan perintah Int Fa0/0 dan Int Fa0/1 yang
dimaksud dengan Int atau disebut juga interface yang berfungsi sebagai
perintah konfigurasi pada port FastEthernet0/0 dan FastEthernet0/1. Seperti
gambar diatas pada Int Fa0/0 mengisi IP Add yaitu 192.168.3.1
255.255.255.0 dan Int Fa0/1 mengisi IP Add yaitu 10.10.10.6
255.255.255.252 kemudian no shutdown yang berfungsi untuk menyalakan
fungsi port pada router tersebut.

Gambar 4.Memberikan IP Address Pada PC


Selanjutnya memberikan IP Address dan Gateway di PC pertama, PC
kedua, dan PC ketiga dengan cara klik PC lalu ke menu Desktop kemudian
pilih IP Configuration kemudian isi IP pertama yaitu 192.168.0.2
255.255.255.0 dan gateway 192.168.0.1, IP kedua yaitu 192.168.2.2
255.255.255.0 dan gateway 192.168.2.1 dan IP terakhir yaitu 192.168.3.2
255.255.255.0 dan gateway 192.168.3.1 jika sudah di kasih IP kemudian
Setting Konfigurasi dengan menu IP Route.
Gambar 5. Memberikan Perintah IP Route
Selanjutnya melakukan konfigurasi menggunakan IP Route agar antara
PC satu ke PC lain saling terhubung dan bisa saling menerima file yang
dikirimnya, dengan cara mengkonfigurasi pada bagian router0 lalu masuk ke
menu CLI kemudian masuk ke mode global atau Configuration Terminal.
Jika sudah masuk ke menu global maka ketikakan perintah IP route
192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.2. jika sudah maka ketikan do show ip
route untuk melihat apakah sudah terhubung dengan router lainnya yang
bertulisan simbol huruf yaitu S dengan jumlah maksimal 5. Lalu ketikan IP
route 10.10.10.4 255.255.255.252 10.10.10.2 dan IP route 192.168.3.0
255.255.255.0 10.10.10.2. kemudian lanjut ke router1 sama dengan router
sebelumnya jika router sebelumnya itu menghubungkan antara router1 dan
router2 untuk router1 sini menghubungkan antara router0 dan router2
dengan menuliskan perintah yaitu IP route 192.168.0.0 255.255.255.0
10.10.10.1 dan IP route 192.168.3.0 255.255.255.0 10.10.10.6. lanjut ke
router2 menghubungkan antara router1 dan router0, dengan menuliskan
perintah yaitu IP route 192.168.0.0 255.255.255.0 10.10.10.5, IP route
192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.5 dan IP route 10.10.10.0
255.255.255.252 10.10.10.5. jika sudah di konfigurasi semua, maka kita
akan test dengan menggunakan CMD.

Gambar 6. Konfigurasi Sudah Selesai


Selanjutnya mengetest atau mencoba, apakah antara PC1 ke PC 3
terhubung. Masuk ke PC1 kemudian masuk menu CMD atau Command
Prompt lalu ketikkan perintah Ping 192.168.2.2. jika muncul tulisan RTO
dan Reply maka itu tandanya router tidak saling tekenal atau terhubung, jika
routernya saling mengenal maka menjadi Reply. Maka konfigurasi siap
untuk digunakan.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Untuk dapat mengoneksikan suatu Host ke Host yang lain dengan
menggunakan router.
2. Konfigurasi router harus dilakukan dengan teliti dan benar.
3. Routing dibagi2 yaitu : Routing Static, dan Routing Dinamic.
B. SARAN
1. Sebaiknya, dalam konfigurasi IP Route harus lebih teliti, karena
sangat berpengaruh besar pada jaringan.
2. Setiap router memiliki kelebihan dan kekurangan sebaiknya
gunakanlah router sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
3. Penggunaan Router Static sebaiknya digunakan pada jaringan skala
kecil atau sederhana.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonymos, "https://www.scribd.com/doc/216110201/Makalah-Routing,"


Routing.
[2] Anonymous, "https://www.scribd.com/doc/121022563/Definisi-Routing-
Konsep-Dasar-Routing-Jenis-Routing-Tabel-Routing-Konfigurasi-Routing,"
Konsep Dasar Routing.
[3] Anonymous, "https://www.scribd.com/doc/316912975/Routing-Static-
Dinamic," Routing Static.
LAPORAN PRAKTIKUM
INTERNETWORKING
MODUL III : ROUTING DYNAMIC

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD FATHURROHMAN NUR


14101102
Asisten Praktikum : 1. Ghomi Suryani (13101084)
2. Muhammad Rafi Raihan (14101069)

Tanggal Praktikum : 26 Oktober 2016

LABORATORIUM KOMPUTER DAN MULTIMEDIA


STT TELEMATIKA TELKOM
D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2016
MODUL III
ROUTING DYNAMIC
I. DASAR TEORI
Router adalah alat yang digunakan untuk mengirimkan paket data
melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, yang dikenal
dengan istilah routing. Routing terjadi pada lapis tiga yaitu lapisan jaringan
seperti Internet Protocol dari OSI layer. Router berfungsi sebagai
penghubung dua jaringan atau lebih untuk meneruskan data dari satu
jaringan yang lain. Router digunakan dalam jaringan berbasis teknologi
protokol TCP/IP yang disebut IP Router. [7]
Routing Dynamic (Routing Dinamik) merupakan type Routing dimana
Router dapat mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya
untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya.
Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket
tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router
mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada
dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh
router.
Berikut ini tabel perbedaan yang spesifik untuk kedua jenis routing :
Routing Statik Routing Dinamik
Berfungsi pada protocol IP Berfungsi pada inter-
routing protocol
Router tidak dapat Router membagi
membagi informasi informasi routing secara
routing otomatis
Routing table dibuat dan Routing table dibuat dan
dihapus secara manual dihapus secara otomatis
Tidak menggunakan Terdapat routing protocol,
routig protocol seperti RIP atau OSPF
Microsoft mendukung Microsoft mendukung RIP
multihomed system untuk IP dan IPX/SPX
seperti router
Kelebihan Routing Dynamic :
A. Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya.
B. Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
C. Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router
mengkonfigurasi hanya router-router yang berkaitan.
Kekurangan Routing Dynamic :
A. Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui IP table setiap
waktu tertentu.
B. Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP table terbilang lama karena
router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok.
C. Sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap
router mendapat semua alamat IP yang ada. [8]
Contoh Protokol Routing Dynamic :
1. RIP (Routing Information Protocol).
2. IGRP (Internal Gateway Routing Protocol).
3. OSPF (Open Shortest Path First).
4. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol).
5. BGP (Border Gateway Protocol).
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP merupakan routing protocol yang termasuk Cisco proprietarly
yang berarti hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP
(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). EIGRP sering disebut
sebagai hybrid-distance-vector routing protocol karena EIGRP
menggunakan dua tipe routing protocol yaitu Distance Vector dan Link
State. Tetapi pada dasarnya EIGRP adalah protocol Distance Vector karena
router-router yang menjalankan EIGRP tidak mengetahui topologi network
secara menyeluruh seperti Link State. Karakteristik EIGRP yaitu :
Menggunakan protokol routing enhanced yang tidak sama.
Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
Menggunakan algoritma kombinasi antara Distance Vector dan Link
State.
Untuk perhitungan dalam menentukan jalur yang tercepat/terpendek. [9]
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum Internetworking yang dilaksanakan pada tanggal 26
Oktober 2016, membahas tentang Routing Dynamic Pada EIGRP yang
menggunakan Packet Tracer yang berfungsi sebagai media pembelajaran dan
pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer.

Gambar 1. Skema Konfigurasi Jaringan


Pada aplikasi Packet Tracer, membuat skema konfigurasi Routing
Dynamic dengan menggunakan alat-alat atau bahan yaitu : 2 Router 2811, 3
Komputer, dan Kabel Cross, seperti gambar 1 yang ada diatas.
Gambar 2. Konfigurasi Pada Router0 dan Router1
Sebelum masuk ke konfigurasi, pada router kedua itu port diganti
terlebih dahulu menjadi NM-2FEW. Jika sudah sesuai maka kita akan masuk
kemenu konfigurasinya pada router0 atau router pertama, untuk
menghubungkan antara komputer dengan router dengan memasukkan
perintah Enable yang artinya masuk ke menu Previleged mode, dimana
jaringan dapat di manipulasi konfigurasi dari router atau melihat semua
konfigurasi yang sudah ada pada router sebelumnya. Lalu masuk ke menu
Global dengan menggunakan perintah Configuration Terminal. Kemudian
ketikan perintah Int Fa0/0 yang berfungsi sebagai perintah konfigurasi pada
port FastEthernet0/0 dan memberikan IP Address dengan perintah IP Add
192.168.0.1 255.255.255.0 untuk konfigurasi alamat IP pada router yang
digunakan. Lalu ketikan perintah No Shut untuk menyalakan fungsi port
pada router tersebut. Masuk ke menu Int Fa0/1 untuk melakukan konfigurasi
pada port FastEthernet0/1 dan IP Address 192.168.1.1 255.255.255.252 dan
No Shut agar fungsi port menyala.
Selanjutnya masuk ke router1 sama dengan router 1 melakukan
konfigurasi untuk menghubungkan antara komputer ke komputer lain.
Dengan melakukan perintah Int Fa0/0. Int Fa0/1, dan Int Fa1/0 untuk
melakukan konfigurasi pada port FastEthernet0/0, FastEthernet0/1, dan
FastEthernet1/0. Pada konfigurasi Int Fa0/0 mengisikan konfigurasi dengan
IP Add 192.168.2.1 255.255.255.192, pada konfigurasi Int Fa0/1
mengisikan IP Add 192.168.1.2 255.255.255.252, dan pada konfigurasi Int
Fa1/0 mengisikan IP Add 192.168.2.65 255.255.255.192. Kemudian No
Shut agar fungsi port menyala.
Gambar 3. Memberikan Alamat IP Address Pada PC
Selanjutnya memberikan IP Address dan Gateway di PC Pertama, PC Kedua, dan
PC ketiga dengan cara klik PC lalu kemenu Desktop kemudian pilih IP
Configuration kemudian isi IP PC pertama yaitu 192.168.0.2 255.255.255.0 dan
Gateway 192.168.0.1, IP PC kedua yaitu 192.168.2.2 255.255.255.192 dan
Gaeway 192.168.2.1, IP PC ketiga yaitu 192.168.2.66 255.255.255.192 dan
Gateway 192.168.2.65. Jika sudah dikasih IP kemudian Setting Konfigurasi
dengan menu Network dan Summary.
Gambar 4. Konfigurasi Network dan Auto No-Summary
Selanjutnya masuk ke router0 melakukan konfigurasi menggunakan
Network agar antara PC Satu ke PC lain saling terhubung dan bisa saling
menerima file yang dikirimnya, dengan cara mengkonfigurasi pada bagian
router0 lalu masuk ke menu CLI kemudian masuk ke mode global atau
Configuration Terminal. Jika sudah masuk ke menu global maka ketikkan
perintah Router EIGRP 10, lalu akan masuk ke mode config-router
kemudian isikan perintah Network 192.168.2.0, 192.168.0.0, 192.168.1.0.
lalu ketikkan perintah do sh ip route untuk melihat gateway of last resort
is not set. Lalu masuk ke router1 mengkonfigurasi network sama dengan
pada router0 sebelumnya dengan memasukkan perintah Network
192.168.1.0 dan 192.168.2.0. jika sudah di konfigurasi maka pada perintah
do sh ip routepada tulisan Null dan Summary, untuk menghilangkan kata-
kata sumarry dengan memasukkan perintah Auto No-Summary. Maka
tulisan Summary akan hilang.
Gambar 5. Ping Komputer Ke Komputer Lain
Selanjutnya mengetest atau mencoba, apakah antara PC1 ke PC2 dan
PC1 ke PC3 terhubung. Masuk ke PC1 kemudian masuk kemenu CMD atau
Command Prompt lalu ketikkan perintah Ping 192.168.2.2, dan
192.168.2.66 jika muncul tulisan RTO dan Reply maka itu tandanya router
tidak saling terkenal atau terhubung, jika routernya saling mengenal maka
menjadi Reply. Maka konfigurasi siap untuk digunakan.

III. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
1. Pada konfigurasi router EIGRP, sehendaknya diberikan nomor
sistem.
2. Untuk menghilangkan kata Summary, memberikan perintah yaitu :
No Auto-Summary.
3. Routing terdiri dari 2 macam yaitu : Routing Dynamic, dan Routing
Static.
B. SARAN
1. Sebaiknya, dalam konfigurasi Network harus lebih teliti, karena
sangat berpengaruh besar pada jaringan.
2. Setiap Router memiliki kelebihan dan kekurangan sebaiknya
gunakanlah Router sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
3. Penggunaan Router Dynamic sebaiknya digunakan pada jaringan
skala besar.

DAFTAR PUSTAKA

[1] H. Fasiyani, "https://www.scribd.com/doc/92697267/Laporan-Praktikum07-


F2-Nika-Resti-Utami-Dynamic-Routing," Dynamic Routing, 2012.
[2] Atik, "https://www.scribd.com/doc/316912975/Routing-Static-Dinamic,"
Routing Static Dynamic, 2016.
[3] Suryoraharjo, "https://www.scribd.com/doc/193742408/Modul-Bab-VI-Cisco-
Routing-EIGRP," Cisco Routing EIGRP, 2013.
LAPORAN PRAKTIKUM
INTERNETWORKING
MODUL IV : LINK STATE
DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD FATHURROHMAN NUR


14101102

Asisten Praktikum : 1. Ghomi Suryani (13101084)


2. Muhammad Rafi Raihan (14101069)

Tanggal Praktikum : 23 November 2016

LABORATORIUM KOMPUTER DAN MULTIMEDIA


STT TELEMATIKA TELKOM
D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2016
MODUL IV
LINK STATE
I. DASAR TEORI
OSPF merupakan routing protocol berbasis link state, termasuk dalam
interior Gateway Protocol (IGP). Menggunakan algoritma Dijkstra untuk
menentukan jalur tercepat dan terbaik pada jaringan (shortest path first).
Pertama, sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan di bangun,
dan kemudian routing table akan diisi dengan jalurjalur terbaik yang
dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF melakukan coverage dengan cepat dan
OSPF mendukung multiple route dengan cost (biaya) yang sama, ke tujuan
yang sama. Setelah antar router bertukar informasi maka akan terbentuk
database link state pada masing-masing router.
Terminologi OSPF, berikut ini adalah istilah istilah penting OSPF yang
harus dipahami :
A. Link adalah sebuah network atau sebuah interface router yang
ditempatkan pada sebuah network. Ketika sebuah interface ditambahkan
ke proses OSPF, ia dianggap oleh OSPF sebagai sebuah link. Link ini
atau interface, akan memiliki informasi status yang berkaitan dengannya
(status hidup atau mati) dan memiliki satu atau lebih alamat IP.
B. Router ID adalah sebuah alamat IP yang digunakan untuk
mengidentifikasi router. Cisco memilih menggunakan RID dengan
menggunakan alamat IP tertinggi dari semua interface loopback yang
dikonfigurasi. Jika tidak ada interface loopback yang terkonfigurasi
dengan alamat alamat IP, OSPF akan memilih alamat IP tertinggi dari
semua interface-interface fisik yang aktif.
C. Neighbors adalah dua atau lebih router yang memiliki sebuah interface
pada sebuah network yang sama, seperti dua router yang terhubung pada
sebuah link serial point- to-point.
D. Adjacency atau kedekatan adalah sebuah hubungan antara dua buah
router OSPF yang mengizinkan pertukaran langsung dari update
update route.
E. Neighborship Database adalah daftar dari semua router OSPF, dimana
paket hello dari router tersebut sudah terlihat. Berbagai detail, termasuk
router ID dan statusnya, dipelihara pada setiap router didalam
Neighborship Database.
F. Topologi Database mengandung informasi dari semua paket Link State
Advertisement (LSA) yang telah diterima untuk sebuah area. Router
menggunakan informasi dari topology database sebagai input kedalam
algoritma Dijkstra yang menghitung jalur terpendek ke semua network.
G. Link State Advertisement (LSA) adalah paket data OSPF yang
mengandung informasi link-state dan informasi routing yang dibagi
diantara router-router OSPF. Sebuah router OSPF akan bertukar paket
paket LSA hanya dengan router-router dimana ia telah menetapkan
adjacency.
H. OSPF Areas adalah pengelompokkan dari network dan router yang
contigueus (berentetan). Semua router diarea yang sama berbagi sebuah
Area ID yang sama. Karena sebuah router dapat menjadi sebuah anggota
dari banyak area pada satu kesempatan, maka area ID diasosiasikan
dengan interface tertentu di router. Ini akan mengizinkan beberapa
interface untuk masuk ke area 1, sementara interface yang lain masuk ke
area 0. Semua router di area yang sama memiliki tabel topologi yang
sama. Ketika mengkonfigurasi OSPF, anda harus ingat bahwa harus ada
area 0, dan biasanya ini di konfigurasi untuk router-router yang
terhubung ke backbone dari network. Area juga memainkan sebuah
peranan dalam menetapkan sebuah organisasi network yang hierarkis,
sesuatu yang meningkatkan skalabilitas OSP. [10]
Perbandingan antara OSPF dan RIP :
[11]
Keuntungan dari OSPF adalah :
A. OSPF menggunakan pembagian jaringan berdasarkan konsep area-area.
B. Konsep jaringannya yang hirarki, sehingga membuat proses update
informasinya lebih termanajemen dengan baik.
C. Adanya Convergence, dimana router akan merima informasi dari router
lain yang bertindak sebagai tetangganya, sehingga pada akhirnya seluruh
informasi yang ada dalam sebuah jaringan dapat diketahui oleh semua
router yang ada dalam jaringan.
D. Sistem update informasi routing yang cukup teratur.
E. OSPF menghemat penggunaan bandwitdh jaringan.
F. OSPF menggunakan cost sebagai metric. [12]
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum Internetworking yang dilaksanakan pada tanggal 23
November 2016. Membahas tentang OSPF Link State yang menggunakan
Packet Tracer yang berfungsi sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan
juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer.

Gambar 1. Skema Konfigurasi Jaringan


Pada aplikasi Packet Tracer, membuat skema konfigurasi Link State
dengan menggunakan alat-alat atau bahan yaitu : 2 Router, 2 Switch, 2
Komputer, Kabel Straight dan Kabel Cross.
Gambar 2. Konfigurasi Pada Router6 dan Router7
Sebelum masuk ke konfigurasi diperiksa terlebih dahulu skema
jaringannya sudah baik atau belum, jika sudah. Masuk ke router6 kemudian
ke CLI untuk melakukan konfigurasi. Pada tampilan CLI maka ada tampilan
yaitu Initial Configuration Dialog maka ketikan No untuk melanjutkan
proses konfigurasi.
Selanjutnya masuk ke konfigurasi interfaces, terlebih dahulu harus
mengetahui mode-mode yang berada didalam konfigurasi tersebut, yaitu
Enable, Configure Terminal, Hostname, dll. Kemudian ketikan perintah
Router>Enable yang artinya masuk ke menu Previleged mode, dimana
jaringan dapat di manipulasi konfigurasi dari router atau melihat semua
konfigurasi yang sudah ada pada router sebelumnya. lalu masuk ke menu
global dengan menggunakan perintah Router#Conf T. Selanjutnya ubah
nama hostname router menjadi hostname fathur, dengan cara melakukan
perintah Router(config)#Hostname Fathur1. Kemudian ketikan perintah Int
Fa0/0 yang berfungsi sebagai perintah konfigurasi pada port Fast
Ethernet0/0 dan memberikan IP Address dengan perintah IP Add 172.16.0.1
255.255.255.0 untuk konfigurasi alamat IP pada Switch yang digunakan.
Lalu ketikan perintah No Shut untuk menyalakan fungsi port pada switch
tersebut. masuk ke mode Int Fa0/1 yang berfungsi sebagai perintah
konfigurasi pada port FastEthernet0/1 dan memberikan IP Address dengan
perintah IP Add 192.168.1.1 255.255.255.252 untuk konfigurasi alamat IP
pada router yang digunakan, kemudian No shut. Kemudian buatlah IP pada
interfaces alamat loopback pertama dengan cara mengetikan Int Lo1
kemudian isikan IP Add 1.1.1.1 255.255.255.255. jika sudah ketikan
perintah Router OSPF 100, yang berfungsi sebagai untuk mengurangi
overhead (Waktu Pemrosesan) routing, mempercepat convergance, serta
membatasi ketidakstabilan network disebuah area dalam suatu network. Jika
sudah masuk ke mode Config-Router kemudian isikan IP network
172.16.0.0 0.0.0.255 area0. Kenapa 0.0.0.255, karena menggunakan perintah
yang bernama Wildcard mask, Wildcard Mask itu sendiri adalah suatu
urutan angka-angka yang mengefektifkan paket routing didalam subnets
suatu jaringan property. Dan area0 itu adalah area dalam suatu network. Dan
ketikan IP Network 192.168.1.0 0.0.0.3 area0 dan isikan IP Network 1.1.1.1
0.0.0.0 area0.
Selanjutnya masuk ke router berikutnya yaitu router7 sama dengan
router6 konfigurasinya, tetapi pada router7 ini yang berbeda pada IP
Interfaces0/0 172.16.1.1 255.255.255.0 dan IP Interfaces0/1 192.168.1.2
255.255.255.252 dan ketikan perintah No Shut untuk menyalakan fungsi
port pada switch tersebut. Pada interfaces kedua Loopback ketikan perintah
yaitu Int Lo2 dan IP Add 2.2.2.2 255.255.255.255 dan masuk ke perintah
Router OSPF 200 berfungsi sebagai untuk mengurangi overhead (Waktu
Pemrosesan) routing, mempercepat convergance, serta membatasi
ketidakstabilan network disebuah area dalam suatu network. Jika sudah
masuk ke mode Config-Router kemudian isikan IP network 172.16.1.0
0.0.0.255 area0, 192.168.1.0 0.0.0.3 area0, dan 2.2.2.2 0.0.0.0 area0.

Gambar 3. Perintah Melihat Keterangan Protokol Routing


Selanjutnya jika sudah dikonfigurasi router6 dan router7 nya. Untuk
melihat perubahannya, maka kita lakukan dengan cara melakukan perintah
yaitu : #show ip route, yaitu melihat route yang telah dikenali berdasarkan
settingan yang dibuat dan route yang didapat dari tetangga. # show ip ospf
neighbour, yaitu melihat route yang telah dikenali berdasarkan settingan
yang dibuat dan route yang didapat dari tetangga. Perintah ini digunakan
juga untuk mengetahui apabila ada tetangga atau tidak. #show ip protocol,
yaitu untuk mengetahui keterangan tentang protokol routing yang digunakan
seperti gambar 3 yang diatas. #show ip ospf database, yaitu untuk
mengetahui LSA (Link State Advertisement) apa saja yang digunakan.
#show ip route ospf, yaitu untuk menampilkan routing table OSPF secara
spesifik pada router. dan #debug ip ospf, yaitu melihat proses yang terjadi
pada router dengan mengaktifkan tampilan hasil debug.
Gambar 4. Mengisikan IP Address Pada Komputer Dan Ping
Selanjutnya mengisi IP Address dengan cara klik pada PC/Komputer1
lalu kemenu desktop kemudian isikan IP Address yaitu 172.16.0.2
255.255.255.0 dan Default Gateway 172.16.0.1. Kemudian masuk ke
PC/Komputer2 sama dengan Komputer1 mengisikan IP Address yaitu
172.16.1.2 255.255.255.0 dan Default Gateway 172.16.1.1. Jika sudah
diisikan IP Address pada setiap PC/Komputer selanjutnya test Ping, Ping
adalah sebuah program utilitas yang dapat digunakan untuk memeriksa
induktivitas jaringan berbasis teknologi Transmission Control
Protocol/Internet Protocol. Dengan cara masuk ke PC kemudian masuk
kemenu desktop dan CommandPrompt atau bisa dengan cara masuk ke
bagian menu Simulation yang berada pada bawah kanan kemudian klik Add
Simple PDU (P) atau Add Complex PDU (C) ke komputer 1 ke komputer 2.
Jika sudah klik Auto Capture/Play. Tunggu sampai selesai, jika ada tulisan
Succesfull pada dibawah maka tandanya berhasil seperti gambar 3 diatas.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pada konfigurasi Router OSPF, sehendaknya diberikan nomor sistem
atau ID.
2. Tipe protocol pada Link State mempunyai karakteristik yaitu OSPF.
3. Perintah Loopback atau disingkat Lo1 berfungsi untuk
mengantisipasi jika terjadinya down dan mengatur alamat yang tidak
jelas.
B. SARAN
1. Sebaiknya, dalam konfigurasi harus lebih teliti, karena sangat
berpengaruh besar pada jaringan.
2. Setiap Router memiliki kelebihan dan kekurangan sebaiknya
gunakanlah Router sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
3. Routing protokol OSPF ini dapat dikembangkan dan ditingkatkan
sesuai dengan kebutuhan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Anonymous, "http://lsi.si.fti.unand.ac.id/wp-content/uploads/2014/09/Modul-5-
OSPF.pdf," OSPF, 2014.
[2]R. Aditya,
"http://rezaaditya.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42441/Bab+8+EIGRP
+%26+OSPF.pdf," Perbadingan OSPF, 2016.
[3]P. Lestari,
"https://www.academia.edu/25334782/LAPORAN_PRAKTIKUM_INTERNE
TWORKING_II_MODUL_4," Keuntungan dari OSPF, 2016.
LAPORAN PRAKTIKUM
INTERNETWORKING
MODUL V : VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN)

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD FATHURROHMAN NUR
14101102

Asisten Praktikum : 1. Ghomi Suryani (13101084)


2. Muhammad Rafi Raihan (14101069)

Tanggal Praktikum : 30 November 2016

LABORATORIUM KOMPUTER DAN MULTIMEDIA


STT TELEMATIKA TELKOM
D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2016
MODUL V
VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN)
I. DASAR TEORI
VLAN (Virtual Local Area Network) adalah sekelompok komponen
jaringan yang saling terhubung dan memiliki broadcast domain yang sama.
Pada umumnya koneksi antar komponen jaringan ini menggunakan HUB
atau switch. Dengan adanya dukungan VLAN pada switch maka dapat
dilakukan pemisahan broadcast domain yang terjadi berdasarkan kelompok
VLAN Seperti Gambar 1.

Gambar 1. Tiga buah VLAN pada sebuah Switch dan 3 HUB.


Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa jaringan pada lantai satu terdiri dari 3
buah VLAN yakni VLAN A, VLAN B, dan VLAN C. Implementasi VLAN
pada switch catalyst akan membatasi broadcast yang dilakukan oleh
komputerkomputer di KMTE sehingga hanya tertuju kepada komputer
lainnya yang tergolong pada VLAN yang sama (VLAN KMTE), sedang
komputer yang termasuk VLAN Dosen dan Tata Usaha (TU) tidak
terganggu atas broadcast yang dilakukan oleh jaringan KMTE. [13]
Saat ini, hampir semua switch manageable sudah mendukung VLAN di
setiap port-port yang disediakan. Dengan adanya VLAN maka banyak
keuntungan dan kemudahan yang akan diperoleh antara lain : broadcast
control, keamanan (security) dan fleksibilitas.
1. Broadcast Control
Broadcast terjadi pada setiap protokol komunikasi, tetapi berapa banyak
broadcast terjadi tergantung dari jenis protokol tersebut, aplikasi yang
berjalan pada jaringan tersebut dan bagaimana layanan tersebut
digunakan. Semua komponen jaringan yang menjadi anggota sebuah
VLAN berada pada broadcast domain yang sama akan menerima semua
broadcast jika terjadi komunikasi didalam VLAN tersebut. Setiap
membuat VLAN baru maka kita akan otomatis membuat broadcast
domain yang baru pula. Dalam bahasa sehari-hari kita sering
menyebutkan broadcast domain ini sebagai sebuah subnet. Untuk
menghubungkan broadcast domain yang berbeda dibutuhkan sebuah
router atau device yang bekerja pada layer 3 (network layer).
2. Keamanan (Security)
Pada jaringan yang bersifat flat network, sistem keamanan pada
umumnya dengan cara menambah router yang sekaligus berfungsi
sebagai firewall diantara hub atau switch tersebut. Jadi sistem keamanan
akan ditangani oleh router, hal ini memiliki beberapa kelemahan yakni
setiap orang yang terhubung ke hub atau switch tersebut akan dengan
mudah mendapatkan akses terhadap resource yang ada pada jaringan
fisik (HUB atau switch) tersebut. Pada jaringan tersebut juga setiap
orang bisa menjalankan network analyzer atau program sniffing untuk
melihat trafik yang terjadi pada jaringan. Dengan VLAN dan membuat
kelompok kelompok broadcast domain, administrator akan dapat
mengendalikan setiap port, resource dan pengguna yang ada pada
jaringan tersebut.
3. Fleksibilitas
VLAN juga memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam jaringan, sebab user
pada broadcast domain yang sama tidak tergantung letak atau lokasi fisik
user tersebut terhubung. [14]
Jenis VLAN ada 3 keanggotaan dasar VLAN untuk menentukan dan
mengendalikan bagaimana suatu paket menerima tugas :
A. Berdasarkan Port (Port-Based) VLAN
B. Berdasarkan MAC Address VLAN
C. Berdasarkan Protocol VLAN

[15]
Gambar 2. Type VLAN
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum Internetworking yang dilaksanakan pada tanggal 30
November 2016. Membahas tentang VLAN (VIRTUAL LOCAL AREA
NETWORK) yang menggunakan Packet Tracer yang berfungsi sebagai
media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian
simulasi jaringan komputer.

Gambar 3. Skema Konfigurasi Jaringan


Pada aplikasi Packet Tracer, membuat skema konfigurasi VLAN
(Virtual Local Area Network) dengan menggunakan alat alat atau bahan
yaitu : 4 Komputer, 2 Switch, dan Kabel Straight.
Gambar 4. Konfigurasi Switch0 dan Switch1
Sebelum masuk ke konfigurasi diperiksa terlebih dahulu skema
jaringannya sudah baik atau belum, jika sudah. Masuk ke router0 kemudian
ke CLI untuk melakukan konfigurasi. Pada tampilan CLI maka ada tampilan
yaitu Initial Configuration Dialog maka ketikan No untuk menjalankan
proses konfigurasi.
Selanjutnya masuk ke konfigurasi interfaces, terlebih dahulu harus
mengetahui mode mode yang berada didalam konfigurasi tersebut, yaitu
Enable, Configure Terminal, Vlan, Switchport, dan Mode Trunk. Kemudian
ketikan perintah Enable yang artinya masuk kemenu Previleged Mode,
dimana jaringan dapat di manipulasi konfigurasi dari router atau melihat
semua konfigurasi yang sudah ada sebelumnya. Lalu masuk ke menu global
dengan menggunakan perintah Conf T. Selanjutnya ketikan perintah Vlan 10
dan diberikan nama Student. Dan ketikan perintah yang sama yaitu Vlan 20
dan diberikan nama Lecturer. Selanjutnya masuk ke perintah Int Fa0/1 yang
berfungsi sebagai perintah konfigurasi pada port Fast Ethernet0/1. Setting
konfigurasi dengan switchport dengan ketikan perintah Swithport Mode
Access selanjutnya Switchport Acces Vlan 10 yang berfungsi sebagai
perintah yang digunakan dalam membuat VLAN. Selanjutnya masuk ke
perintah Int Fa0/2 yang berfungsi sebagai perintah konfigurasi pada port
Fast Ethernet0/2. Setting konfigurasi dengan switchport dengan ketikan
perintah Swithport Mode Access selanjutnya Switchport Acces Vlan210 yang
berfungsi sebagai perintah yang digunakan dalam membuat VLAN. Dan
untuk menampilkan apakah konfigurasi Vlan10 dan Vlan 20 sudah sesuai,
dengan cara ketikan perintah Do Sh Vlan, kemudian muncul tampilan Vlan
Name dan pada tampilan Vlan 10 Student Active dengan port fa0/1 dan
Vlan 20 Lecturer belum dikonfigurasi.
Selanjutnya setting pada Switch1 dengan cara, sama dengan konfigurasi
sebelumnya yaitu pada Switch0 tetapi perbedaan cuma pada tampilan Do Sh
Vlan, kemudian muncul tampilan Vlan Name dan pada tampilan Vlan 10
Student dan Vlan 20 Lecturer Active dengan port fa0/1 dan fa0/2.

Gambar 5. Konfigurasi Mode Trunk Switch0 dan Switch1


Selanjutnya setting pada switch0 yaitu mengkonfigurasi switchport
dengan mode trunk dengan cara, masuk ke switch0 kemudian ketikan
perintah int fa0/24 yang berfungsi sebagai perintah konfigurasi pada port
Fast Ethernet0/24. Kemudian ketikan perintah Switchport Mode Trunk. pada
Mode Trunk yang berarti sebagai menghubungkan switch dengan switch
lain, switch dengan router, switch dengan server. Port telah dilalui berbagai
VLAN, tidak hanya sebuah VLAN. Trunk Link biasanya dihubungkan dengan
network backbone berkecepatan tinggi. Trunk Link dapat digunakan oleh
1005 buah VLAN pada saat bersamaan. Kemudian menampilkan interface
trunk dengan cara Do Sh Int Trunk kemudian akan muncul tampilan Trunk
pada Port fa0/24 vlan allowed and active in management domain 1.10.20
dan Port fa0/24 vlans ins panning tree forwading state and not pruned
None/Tidak Ada.
Selanjutnya settung pada switch berikutnya yaiti switch1 sama dengan
konfigurasi sebelumnya pada switch0 tetapi perbedaannya pada Do Sh Int
Trunk kemudian akan muncul tampilan Trunk pada Port fa0/24 vlan
allowed and active in management domain 1.10.20 dan Port fa0/24 vlans
ins panning tree forwading state and not pruned 1.10.20.

Gambar 6. Mengisikan IP Address Pada PC dan MengePing


Selanjutnya jika sudah terhubung dengan konfigurasi, saat nya kita
memberikan alamat IP Address dan proses MengePing antara komputer 1, 2,
3, dan 4. Selanjutnya berikan IP Address dengan masuk ke komputer 1
dengan IP 192.168.0.1 255.255.255.0, komputer 2 dengan IP 192.168.0.2
255.255.255.0, komputer 3 dengan IP 192.168.0.3 255.255.255.0, dan
komputer 4 dengan IP 192.168.0.4 255.255.255.0. jika semua sudah
diberikan alamat IP Address. Kemudian MengePing antara komputer 1, 2, 3,
dan 4 dengan cara masuk ke komputer 1 kemudian masuk ke Command
Prompt dan mengetikan Ping alamat IP Address komputer 2 192.168.0.2
kemudian enter, maka muncul tulisan RTO (Request Timed Out). Kenapa,
karena berbeda daerah (Vlan 10) dan kemudian Ping alamat IP Address
komputer 3 192.168.0.3 kemudian enter, maka muncul tulisan Reply
(Berhasil) kenapa, karena sesama daerah (Vlan 20). Seperti mengeping pada
komputer 1 ke komputer 3 dengan daerah Vlan 20 Lecturer maka komputer
akan Reply. Sedangkan mengeping pada komputer 1 (Vlan 20 Lecturer) ke
Komputer 2, dan 4 (Vlan 10 Student) maka akan muncul RTO (Request
Timed Out).

III. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
1. Sebuah LAN meliputi semua perangkat jaringan yang berada pada
satu broadcast domain.
2. VLAN mempunyai 2 mode port yaitu : Mode Trunk, dan Mode
Access.
3. VLAN dapat mengontrol pola lalu lintas dan bereaksi cepat untuk
relokasi.
B. SARAN
1. Sebaiknya, dalam konfigurasi harus lebih teliti, karena sangat
berpengaruh besar pada jaringan.
2. Sebaiknya, dalam memberikan alamat IP Address pada komputer
harus berhati-hati jika tidak sesuai dengan konfigurasi maka tidak
terhubung.
3. Setiap Router memliki kelebihan dan kekurangan sebaiknya
gunakanlah Router sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

[1] UGM, "http://te.ugm.ac.id/~jafilun/sem3/ch3/Virtual%20LAN.pdf," VLAN,


2016.
[2] Anonymous, "http://www.kemendag.go.id/files/regulasi/2012/05/vlan.pdf,"
VLAN, 2016.
[3] Anonymous, "https://saripedia.files.wordpress.com/2010/10/15module-
27_virtual-lan-vlan.pdf," Virtual LAN VLAN, 2016.
LAPORAN PRAKTIKUM
INTERNETWORKING
MODUL VI : ACCESS CONTROL LIST (ACL)

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD FATHURROHMAN NUR


14101102

Asisten Praktikum : 1. Ghomi Suryani (13101084)


2. Muhammad Rafi Raihan (14101069)

Tanggal Praktikum : 07 Desember 2016


LABORATORIUM KOMPUTER DAN MULTIMEDIA
STT TELEMATIKA TELKOM
D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2016
MODUL VI
ACCESS CONTROL LIST (ACL)
I. DASAR TEORI
ACL (Access Control List) adalah daftar kondisi yang berlaku bagi
perjalanan traffic ke seberang interface router. Daftar ini memberitahukan
pada router apakah jenis paket untuk diterima atau ditolak. Penerimaan dan
penolakan dapat didasarkan pada kondisi - kondisi tertentu. ACL
memungkinkan pengaturan traffic dan menjamin akses ke dan dari suatu
jaringan.

Gambar 1. ACL (Access Control List)


ACL dapat diciptakan untuk semua jaringan protokol routed, seperti
Internet Protocol (IP) dan Internetwork Packet Exchange (IPX). ACL
dapat dikonfigurasi pada router untuk mengendalikan akses ke suatu
jaringan atau subnet.

Gambar 2. ACL (Access Control List)


ACL harus digambarkan pada setiap protocol, setiap arah, atau
setiap dasar port. Untuk mengendalikan traffic yang mengalir pada
interface, ACL harus digambarkan untuk masing - masing protokol yang
memungkinkan pada interface. ACL mengendalikan traffic pada satu
petunjuk pada waktu yang sama pada interface. [16]
Berikut ini adalah fungsi dari ACL (Access Control List) :
- Membatasi trafik jaringan dan meningkatkan unjuk kerja jaringan.
Misalnya, ACL memblok trafik video, sehingga dapat menurunkan bebna
jaringan dan meningkatkan unjuk kerja jaringan.
- Mengatur aliran trafik. ACL mampu memblok update routing. Jika update
tidak dibutuhkan karena kondisi jaringan, maka bandwidth dapat dihemat.
- Mampu memberikan dasar keamanan untuk akses ke jaringan. Misalnya,
host A tidak diijinkan akses ke jaringan HRD dan host B diijinkan.
- Memutuskan jenis trafik mana yang akan dilewatkan atau diblok melalui
interface router. Misalnya, trafik email dilayani, trafik telnet diblok.
- Mengontrol daerah-daerah dimana klien dapat mengakses jaringan.
- Memilih host host yang dijinkan atau diblok akses ke segmen jaringan.
Misalnya, ACL mengijinkan atau memblok FTP atau HTTP. [17]
Adapun ACL terdapat dua jenis, yaitu Standart ACL dan Extended ACL.
1. Standard ACL
Standard ACL hanya menggunakan alamat sumber IP didalam paket IP
sebagai kondisi yang ditest. Semua keputusan dibuat berdasarkan alamat
IP sumber. Ini artinya, Standard ACL pada dasarnya melewatkan atau
menolak seluruh paket protocol. ACL ini tidak membedakan tipe dari
lalu lintas IP seperti : WWW, Telnet, UDP, dan DSP.
2. Extended ACL
Extended ACL bisa mengevaluasi banyak field lain pada header layar 3
dan layar 4 pada paket IP, ACL ini bisa mengevaluasi amalat IP sumber
dan tujuan, field protocol pada header network layer dan nomor port
pada header transport layer. Ini memberikan Extended ACL kemampuan
untuk membuat keputusan keputusan lebih spesifik ketika mengontrol
lalu lintas. [18]
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum Internetworking yang dilaksanakan pada tanggal 07
Desember 2016. Membahas tentang ACL (Acces Control List) yang
menggunakan Packet Tracer yang berfungsi sebagai media pembelajaran dan
pelatihan, dan juga dalam bidang simulasi jaringan komputer.

Gambar 3. Skema Jaringan Topologi


Pada aplikasi Packet Tracer, membuat skema konfigurasi ACL (Acces
Control List) dengan menggunakan alat-alat atau bahan yaitu : 3 Router, 2
Switch, 3 Komputer, 1 Server, Kabel Straight dan Kabel Cross.
Gambar 4. Konfigurasi Pada Router0, Router1 dan Router2
Sebelum masuk ke konfigurasi diperiksa terlebih dahulu skema
jaringannya sudah baik atau belum, jika sudah. Masuk ke router0 kemudian
ke CLI untuk melakukan konfigurasi. Pada tampilan CLI maka ada tampilan
yaitu Initial Configuration Dialog maka ketikan No untuk melanjutkan
proses konfigurasi.
Selanjutnya masuk ke konfigurasi interfaces, terlebih dahulu harus
mengetahui mode-mode yang berada didalam konfigurasi tersebut, yaitu
Enable, Configure Terminal, dll. Kemudian ketikan perintah Enable yang
artinya masuk kemenu Previleged Mode, dimana jaringan dapat
dimanipulasi konfigurasi dari router atau melihat semua konfigurasi yang
sudah ada pada router sebelumnya. lalu masuk kemenu global dengan
menggunakan perintah Configure Terminal. Kemudian ketikan Int Fa0/0
yang berfungsi sebagai perintah konfigurasi pada port Fast Ethernet0/0 dan
memberikan IP Address yaitu 172.16.0.2 255.255.255.0 dan No Shut yang
berfungsi untuk menyalakan fungsi port tersebut. Masuk ke Int Fa0/1 untuk
melakukan konfigurasi selanjutnya, memberikan IP Address 172.16.1.1
255.255.255.0 dan No Shut. Selanjutnya masuk ke router berikutnya yaitu
Router1 sama melakukan konfigurasi seperti Router0 . ketikan Int Fa0/1 dan
IP Add 192.168.10.1 255.255.255.0 dan Int Fa0/0, IP Add 172.16.0.1
255.255.255.0. Lanjut ke Router2 sama melakukan konfigurasi pada
Router0 dan Router1 dengan mengetikan perintah Int Fa0/1 172.16.1.2
255.255.255.0 dan Int Fa0/0 192.168.20.1 255.255.255.0 dan No shut yang
berfungsi sebagai menyalakan fungsi port tersebut.
Selanjutnya mengkonfigurasi Loop dengan cara masukan perintah Int
Loop2 isikan IP Add 2.2.2.2 255.25.255.255, jika sudah ketikan Router
OSPF 20, yang berfungsi sebagai mengurangi overhead (Waktu
Pemrosesan) routing, mempercepat convergance, serta membatasi
ketidakstabilan network disebuah area dalam suatu network. Jika sudah
masuk ke mode Config-Router kemudian isikan IP Network 172.16.0.0
0.0.0.255, 192.168.0.0 0.0.0.255, 172.16.1.0 0.0.0.255, 192.168.20.0
0.0.0.255, 2.2.2.2 0.0.0.0 area 0. Kenapa 0.0.0.255, karena menggunakan
perintah yang bernama Wildcard Mask. Wildcard Mask itu sendiri adalah
suatu urutan angka-angka yang mengefektifkan paket routing didalam
subnet suatu jaringan property. Dan area0 itu adalah area suatu network.
Selanjutnya masuk ke Router1, melakukan konfigurasi Loop dengan
cara masukan perintah Int Loop1 dan IP 1.1.1.1 255.255.255.255 dan masuk
ker Router OSPF 10, yang berfungsi sebagai mengurangi overhead (Waktu
Pemrosesan) routing, mempercepat convergance, serta membatasi
ketidakstabilan network disebuah area dalam suatu network. Jika sudah
masuk ke mode Config-Router kemudian isikan IP Network 192.168.10.0
0.0.0.255, 172.16.0.0 0.0.0.255, dan 1.1.1.1 0.0.0.0 area0. Wildcard Mask
adalah urutan angka-angka yang mengefektifkan paket routing dan area0
untuk area suatu network.
Selanjutnya masuk ke Router terakhir yaitu Router2 sama dengan Router
sebelumnya mengkonfigurasi Loop yaitu, Int Loop3 dan IP 3.3.3.3
255.255.255.255 dan Router OSPF 30, yang berfungsi sebagai mengurangi
overhead (Waktu Pemrosesan) routing, mempercepat convergance, serta
membatasi ketidakstabilan network disebuah area dalam suatu network. Jika
sudah masuk ke mode Config-Router kemudian isikan IP Network
192.168.20.0 0.0.0.255, 172.16.0.0 0.0.0.255, dan 3.3.3.3 0.0.0.0 area0.
Wildcard Mask adalah urutan angka-angka yang mengefektifkan paket
routing dan area0 untuk area suatu network.

Gambar 5. Memberikan Alamat IP Address dan Gateway


Selanjutnya memberikan IP Address pada Komputer dan Server dengan
cara masuk ke PC/Komputer lalu kemenu desktop kemudian tuliskan IP
Address. Pada PC0 192.268.10.2 255.255.255.0 Gateway 192.168.10.1, PC1
192.168.10.3 255.255.255.0 Gateway 192.168.10.2, PC2 192.168.20.2
255.255.255.0 Gateway 192.168.20.1, dan Server0 192.168.20.50
255.255.255.0 Gateway 192.168.20.1. Jika sudah disiikan IP Address pada
setiap PC/Komputer selanjutnya Test Ping. Ping adalah sebuah program
utilitas yang dapat digunakan untuk memeriksa induktivitas jaringan
berbasis teknologi Transmission Control Protocol/Internet Protocol. Dengan
cara, masuk ke PC kemudian masuk kemenu desktop dan CommandPrompt
Tuliskan Ping pada alamat IP Addreass atau tuliskan Alamat IP Address pada
Komputer1, Komputer2, dan Server0 jika muncul tulisan Reply, maka
tandanya berhasil atau konfigurasi sudah siap digunakan.

Gambar 6. Melakukan konfigurasi Access-List


Selanjutnya melakukan konfigurasi Access List dengan masuk ke
Router1 ketikan Enable yang artinya masuk kemenu Previleged Mode, dan
masuk ke mode Global yaitu Conf T. kemudian ketikan perintah Access-List
? maka akan muncul IP Standard dari 1-99 dan IP Extended 100-199. Lanjut
ke menu config dengan menuliskan Acces-List 10 Deny Host 192.168.10.2
dan Access-List 10 Permit Any. Pada konfigurasi itu, kita akan memblokir
atau memblok agar pada PC0 ke PC2, dan Server0 tidak terhubung sama
sekali. Int Fa0/1 yang berfungsi sebagai perintah konfigurasi pada port
FastEthernet0/1 dan terakhir masukan perintah IP Acces-Group 10 in. jika
sudah selesai maka kita akan mengeping antara PC0 ke PC2 dan Server,
apakah bisa terhubung. Jika yang muncul Reply tetapi ada tulisan
Destination Host Unreachable. Maka tandanya tidak terhubung.

Gambar 7. Melakukan Konfigurasi Acces-List


Selanjutnya kita akan memblok yaitu Web Browser dengan cara ketikan
Access-List 150 deny tcp host 192.168.10.3 host 192.168.20.50 eq 80. Yang
artinya List 150 kita melakukan IP Extended dan eq 80 yang berfungsi port
Web/HTTP. Lalu enter dan masukan perintah Access-List 150 Permit TCP
Any Any dan Int Fa0/1 yang berfungsi sebagai perintah konfigurasi pada port
FastEthernet0/1 dan masuk kan perintah IP Access-Group 150 in. jika sudah
maka kita akan mengetes apakah Web Browser bisa digunakan. Dengan cara
masuk ke PC1 kemudian kemenu desktop dan Web Browser dan tuliskan IP
Server yaitu 192.168.20.50. Maka akan muncu tulisan RTO. Yang tandanya
Web Browser sudah berhasil (tidak terhubung).
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Access Control List dapat memblok network, jadi network tersebut
tidak dapat mengakses pada PC.
2. ACL (Acces Control List) mempunyai 2 jenis yaitu : Standard ACL,
dan Extended ACL.
3. OSPF Router digunakan untuk konfigurasi Router untuk
menghubungkan Router-router yang terhubung.
B. SARAN
1. Sebaiknya, dalam memberikan alamat IP Address pada komputer
harus berhati-hati jika tidak sesuai dengan konfigurasi maka tidak
terhubung.
2. Setiap Router memliki kelebihan dan kekurangan sebaiknya
gunakanlah Router sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
3. Sebaiknya, dalam konfigurasi harus lebih teliti, karena sangat
berpengaruh besar pada jaringan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonymous, "https://saripedia.files.wordpress.com/2010/10/11module-
23_access-control-list-acl.pdf," ACL, 2016.
[2] I. Afri, "jbptunikompp-gdl-irawanafri-18492-25-ccna2-11.pdf," ACL, 2016.
[3] I. Agustiyani, "www.academia.edu/10078874/Access_Control_List," ACL,
2016.

Anda mungkin juga menyukai