Anda di halaman 1dari 48

SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

A. PERSYARATAN-PERSYARATAN ADMINISTRASI

BAB I
UMUM

Pasal 1 : Pendahuluan
1. Pemilik Bangunan
Pemilik bangunan dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan Pemerintah Aceh.

2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan adalah di Desa saney, lhong Aceh Besar.

3. Jenis Pekerjaan
Pembangunan Fasilitas Dermaga yang meliputi kegiatan antara lain :
- DED
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Dermaga

4. Sumber Dana
Pembiayaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2009.

5. Kontrak Pekerjaan
Kontrak Pelaksanaan Pekerjaan adalah berpedoman pada KEPPRES No. 80 Tahun 2003 beserta
lampiran-lampirannya dan dilaksanakn dengan biaya yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut.

Pasal 2 : Peraturan Umum


1. Sebagai peraturan umum berlaku V.V. (Algemen Voorwarder Voor du iutvoering bij Aannegming van
Openbare Werken in Indoneisa).

2. Peraturan-peraturan pemerintah setempat.

3. Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1970 NI 8).

4. Peraturan Beton indonesia (PBI 1991).

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

5. Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUBB 1982 NI 3).

6. Standarisasi-standarisasi lain yang berhubungan dengan pekerjaan diatas.

Pasal 3 : Dokumen Pelelangan


1. Yang dimaksud dokumen pelelangan adalah :
a. Persyaratan administrasi
b. Persyaratan-persyaratan teknis
c. Gambar-gambar konstruksi
d. Lampiran-lampiran
e. Risalah-risalah penjelasan aanwijzing dan peninjauan lapangan
f. Formulir penawaran
g. Formulir Rencana Anggaran Biaya
h. Daftar harga satuan upah dan bahan serta sewa alat
Untuk point 1 s/d point 3 diserahkan kepada peserta lelang pekerjaan 1 (satu) set dan 5 (lima) berita
acara.

2. Peserta pelelangan dianggap telah menguasai sepenuhnya hal ikhwal yang dimaksud dalam
dokumen pelelangan setelah diadakan penjelasan pekerjaan (aanwijzing).

3. Peserta pelelangan harus memeriksa dan meneliti lokasi pekerjaan tersebut dan harus mengetahui
serta menguasai sepenuhnya kondisi fisik medan, luas dan macam pekerjaan, bahan-bahan yang
diperlukan dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

4. Peserta lelang harus mengetahui tentang perizinan yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan.

5. Apabila terdapat perbedaan ukuran-ukuran diantara gambar dan buku-buku persyaratan/ bestek,
maka yang dianggap berlaku adalah penjelasan/ keputusan-keputusan di dalam penjelasan
pekerjaan/ aanwijzing atau keputusan pengawasan pekerjaan/ direksi.

6. Gambar-gambar detail pokok disediakan oleh perencana/ Pemberi Tugas, tetapi di dalam
pelaksanaan pekerjaan bila diperlukan, maka pemborong wajib membuat gambar-gambar konstruksi
untuk melengkapi gambar yang sudah ada, agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
sempura dan senantiasa harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi sebelum dilaksanakan.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Pasal 4 : Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)


1. Penjelasan pekerjaan atau aanwijzing akan diberikan oleh panitia pelelangan/ panitia yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas.

2. Waktu dan tempat penjelasan pekerjaan (aanwijzing) akan dicantumkan di dalam surat undangan
dan terdiri dari aanwijzing di kantor dan peninjauan lapangan setempat (lokasi pekerjaan).

3. Peninjauan untuk mengikuti penjelasan di lapangan adalah menjadi tanggung jawab dan atas biaya
peserta pelelangan sendiri.

4. Pemborong bersama-sama Direksi akan mengadakan perhitungan volume dari setiap jenis pekerjaan
(bill of quantity) yang akan menjadi dasar penawaran masing-masing pemborong. Waktunya akan
ditentukan pada saat aanwijzing.

5. Penjelasan-penjelasan yang diberikan pada waktu aanwijzing akan dicatat di dalam risalah
aanwijzing yang ditandatangani oleh panitia dan 2 (dua) orang wakil-wakil dari peserta lelang dan
masing-masing peserta lelang akan menerima 1 (satu) set tindasan/ copynya.

Pasal 5 : Waktu Pelelangan Pekerjaan


1. Pelelangan pekerjaan akan diselenggarakan pada :

Hari : .
Tanggal : .
Jam : .
Tempat : .

2. Prosedur dan tata tertib pelelangan mengikuti KEPPES No. 80 Tahun 2003 beserta lampiran-
lampirannya, berikut prosedur/ ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Pasal 6 : Surat Penawaran Harga
1. Para peserta pelelangan pekerjaan harus membuat surat penawaran sesuai contoh terlampir dengan
rangkap 5 (lima) dimana aslinya diberi materai tempel Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah).

2. Pengapusan-penghapusan, coretan-coretan dan pembetulan-pembetulan baik didalam surat


penawaran maupun dalam lampiran-lampirannya hanya dianggap sah apabila dibubuhi paraf dari
penawar, pemimpin perusahaan atau yang diberi kuasa.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

3. Di dalam surat penawarannya, penawar harus menyatakan bahwa penawar telah mempelajari,
memahami dan menerima syarat-syarat dalam dokumen pelelangan beserta lampirannya.

4. Semua surat-surat. Dokumen-dokumen, isian-isian dan lampiran-lampiran yang dibuat penawar


harus dibubuhi tanda tangan yang sah dari penawar atau orang-orang yang diberi kuasa unuk itu dan
diketik diatas kertas kop perusahaan. Penawar bertanggung jawab atas sah tidaknya tanda tangan
tersebut.

5. Keterangan keterangan yang harus disertakan dalam amplop penawaran adalah :


a. Surat Penawaran Harga
b. Rekapitulasi Rencana Biaya
c. Perincian Rencana Biaya
-
Diisi lengkap harga satuan dan jumlah harga tiap tiap pekerjaan
-
Semua harga dijumlahkan termasuk keuntungan dan atau kemudian
dijumlahkan dan ditambah 10 % PPN dan di dapat harga kontrak
d. Harga satuan bahan dan upah serta analisa harga satuan bagian pekerjaan
e. Daftar pengalaman kerja dari pekerjaan sejenis (dalam lima tahun terakhir)
f. Daftar peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini
g. Daftar personil khususnya kepala pelaksana, wakil staf yang akan ditempatkan pada
proyek ini
h. Jadwal waktu pelaksanaan
i. Rencana / analisa untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut
j. Sertifikat Usaha Jasa Konstruksi
k. Referensi dari Bank Pemerintah atau Swasta yang disahkan oleh pemerintah atau perum
Jasa Raharja
l. Foto copy jaminan penawaran / tender bond dari Bank Pemerintah atau Lembaga
Keuangan lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah dengan masa berlaku selama 3 (tiga) bulan.
Pada saat pembukaan penawaran harga, Pemborong harus menyerahkan Tender Bond asli
kepada panitia pelelangan dan Pemborong akan diberikan tanda terima
m. Neraca perusahaan terakhir, daftar susunan pemilik modal, susunan pengurus dan akte
pendirian beserta perubahan perubahannnya
n. Surat Pernyataan Tunduk kepada KEPPRES No. 80 tahun 2003
o. Surat ketetapan NPWP yang terbaru dan PKP (Pengusaha Kena Pajak), copy yang
dilegalisir atau ditunjukkan aslinya
p. Surat Pernyataan Tidak Pailit dan Bukan Pegawai Negeri
q. Fiskal terakhir yang masih berlaku / asli (sepuluh digit)

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

6. Surat penawaran harga harus dibuat dalam rangkap 5 (lima) dan masing masing set harus dijilid
dengan baik dan kemudian bersama sama dimasukan dalam amplop tertutup berwarna coklat yang
dilak di 5 (lima) tempat. Amplop harus dari tulisan tulisan kecuali kata kata :

Kepada Yth,
Panitia Pelelangan

.
Jl. Mayjend. T. Hamzah Bendahara No. 52 Banda Aceh

7. Surat penawaran harga kemudian di masukkan ke dalam kotak tertutup dan disegel yang
disediakan oleh panitia pada :

Hari :
Tanggal :
Jam :
Tempat :

8. Pada jam yang telah ditentukan semua sampul penawaran akan dibuka dan selanjutnya dilakukan
penelitian terhadap isinya yang dituangkan dalam Berita Acara yang ditanda tangani oleh Panitia
Pelelangan dan paling sedikit 2 (dua) orang wakil dari peserta pelelangan yang hadir
9. Surat surat penawaran tidak berlaku / tidak sah bila :
a. Tidak dimasukkan dalam sampul tertutup dan atau terdapat tanda tanda identitas penawar
pada sampul luar
b. Surat penawaran tidak ditanda tangani oleh penawar
c. Penawaran dalam angka angka tidak sesuai dengan yang tertulis dengan huruf
d. Penawar tidak menyatakan dengan jelas bahwa ia menerima syarat syarat Pemborongan
pekerjaan
e. Surat jaminan penawaran tidak ada/tidak dilampirkan
f. Surat penawaran yang asli tidak bermaterai
g. Materai tidak bertanggal dan tidak terkena tandatangan dan cap perusahaan

Satu dan lain hal keabsahan surat penawaran harga harus mengikuti ketentuan ketentuan dalam
KEPPRES No. 80 tahun 2003 beserta lampiran lampirannya.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Pasal 7 : Tender Bond (Jaminan Penawaran)


1. Jaminan penawaran untuk pelaksanaan pekerjaan ini sebesar 1 3 % dari borongan.
2. Surat jaminan penawaran yang dilampirkan/dimasukkan dalam amplop penawaran cukup foto
copynya sedangkan aslinya diserahkan langsung kepada panitia pada waktu pemasukan surat
penawaran.
3. Surat jaminan penawaran tersebut akan diberi tanda terima dan kepada penawar yang kalah
setelah pelulusan pemenang, jaminan penawarannya akan dikembalikan.
4. Untuk penawar yang menang jaminan penawaran akan dikembalikan bila kontrak pelaksanaannya
telah ditandatangani dan telah menyerahkan jaminan pelaksanaan dari Bank Pemerintah setelah
mulai bekerja.
5. Jika penawar yang berhasil dipilih menjadi pemenang menolak ditunjuk untuk menjadi pelaksana
dari pekerjaan yang telah dilelang tersebut, maka jaminan penawarannnya menjadi milik negara
sesuai yang tercantum di dalam surat jaminan termaksud.

Pasal 8 : Pelulusan Pekerjaan


1. Penentuan pemenang lelang oleh Pemberi Tugas pada dasarnya diberikan kepada penawar yang
terendah yang menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan dan sejauh harga tersebut
memenuhi ketentuan ketentuan dalam bestek dan persyaratan persyaratan lainnya serta setelah
diadakan penelitian dan penilaian oleh Panitia Pelelangan Pekerjaan
2. Keputusan pemenang pelelangan akan diberikan secara tertulis dikirimkan kepada semua peserta
pelelangan.
3. Sanggahan atas prosedur pelelangan, bila mana dapat diajukan oleh Pemborong penawar kepada
panitia paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pengumuman keputusan pemenang pelelangan.
4. Pada waktu evaluasi pelelangan bila mana perlu panitia pelelangan akan mengadakan
pemeriksaan ke tempat alat alat yang diajukan calon Pemborong dalam penawarannnya. Hasil
pemeriksaan akan dijadikan bahan evaluasi.
5. Bagi pemenang pelelangan yang akan melaksanakan pekerjaan ini akan diikat dengan surat
perjanjian/kontrak.
6. Biaya pembuatan surat perjanjian/kontrak ditanggung oleh Pemborong.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

BAB II
ADMINISTRASI PELAKSANAAN

Pasal 9 : Surat perjanjian Pemborongan Pekerjaan


1. Surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan dibuat antara Pemberi Tugas sebagai Pihak Pertama dan
Pemborong sebagai Pihak Kedua

2. Surat perjanjian tersebut akan dibundel bersama sama dengan dokumen pelelangan kemudian
bundel dilak di sebelah luar pada 3 (tiga) tempat

3. Biaya materai pembuatan surat perjanjian Pemborongan sebesar 1 (satu permil) adalah menjadi
tanggungan Pemborong

Pasal 10 : Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)


Jaminan pelaksanaan berupa jaminan dari Bank Pemerintah atau lembaga keuangan lain yang ditunjuk
oleh pemerintah ditetapkan sebesar selisih harga penawarannya dengan penawaran berikutnya yang lebih
tinggi atau 5 % x nilai kontrak, harus diserahkan kepada Pemberi Tugas (Pihak Pertama) sebelum
penandatanganan kontrak. Penetapan besarnya jaminan penawaran akan diberikan secara tertulis oleh
Pemberi Tugas.

Pasal 11 : Jadwal Waktu Pekerjaan


1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini jangka waktu yang akan diberikan adalah 180 (seratus delapan
puluh) hari kalender terhitung sejak ditandatangani Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan.
Bilamana pekerjaan telah diselesaikan oleh Pemborong dengan sempurna, pekerjaan dapat
diserahkan kepada Direksi setelah :
-
Dilakukan pemeriksaan pekerjaan oleh Direksi bersama pemborong
-
Pemborong memperbaiki pekerjaan yang dinilai belum sempurna
-
Dibuat berita acara hasil pemeriksaan tersebut.
Apabila semuanya sudah memenuhi persyaratan pekerjaan diserahkan kepada Direksi sebagai
penyerahan utama.

2. Untuk keperluan pengawasan maka sebelum pekerjaan dimulai Pemborong harus menunjukan
rencana kerja dan jadwal waktu yang terperinci dan jelas. Dapat dilakukan dengan cara Network
Planning atau cukup dengan Barchart.
3. Jangka waktu pemeliharaan ditetapkan selama 30 (tiga puluh) hari kalender, terhitung dari
penyerahan pertama. Pemborong harus memperbaiki segala kekurangan atau kerusakan yang terjadi

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

dalam masa pemeliharaan karena tidak sempurnanya bahan atau pelaksanaan, hingga memuaskan
Direksi.

4. Apabila Pemborong dalam jangka waktu yang ditetapkan belum melakukan perbaikan yang
diperlukan maka Direksi berhak melakukan perbaikan pekerjaan tersebut sendiri dan akan menunjuk
pihak lain atas biaya yang dibebankan kepada Pemborong.

5. Setelah jangka waktu pemeliharaan berakhir pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya yang
dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Kedua.

Pasal 12 : Peraturan Pemerintah


Pemberi Tugas menganggap bahwa Pemborong telah mengetahui seluruhnya dan mengenal sepenuhnya
tentang hukum dan peraturan peraturan pemerintah sehubungan dengan pelaksanaan dan Pemborong
harus bertanggungjawab untuk menjalankan semua kewajiban yang ditentukan dalam peraturan tersebut,
baik peraturan pemerintah pusat/daerah.

Pasal 13 : Pengawasan Lapangan (Pengawasan Pekerjaan)


1. Semua petunjuk petunjuk, perintah perintah dan persetujuan persetujuan yang diberikan oleh
Direksi kepada Pemborong adalah atas nama Pemberi Tugas.

2. Untuk keperluan pengawasan di lapangan, Pemborong wajib menyelenggarakan peralatan/sarana


yang dibutuhkan untuk pengawasan pekerjaan tersebut.

3. Pengawasan di lapangan dilakukan baik terhadap kuantitas maupun kualitas pekerjaan.

4. Perintah perintah/perubahan perubahan di lapangan yang menyimpang dari syarat bestek akan
diberikan oleh Direksi secara tertulis.

5. Setiap penyimpangan terhadap RKS ini, yang dilakukan oleh Pemborong akan diberikan teguran
tertulis oleh Direksi. Pemborong harus segera melaksanakan teguran tersebut dalam jangka waktu 3
x 24 jam. Setiap kali Pemborong lalai melaksanakan teguran tersebut, Pemborong akan dikenakan
denda Rp. 1 0/00 (Satu Per Mil) dari Nilai Kontrak dan isi teguran tersebut tetap
dilaksanakan.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Pasal 14 : Kepala Pelaksana Pemborong


1. Satu orang Kepala Pelaksana Lapangan (site manager) dari Pemborong harus ahli Teknik Sipil
yang berpengalaman dalam pekerjaan sejenis dengan persyaratan sebagai berikut : sarjana teknik
sipil dengan pengalaman kerja sesuai keahliannya minimal 3 (tiga) tahun atau sarjana muda teknik
sipil dengan pengalaman kerja 5 (lima) tahun.

2. Wakil Kepala pelaksana harus seorang ahli teknik sipil, minimal seorang tenaga menengah teknik
sipil dengan pengalaman kerja 7 (tujuh) tahun.

3. Tenaga pelaksana dibantu oleh staf yang memadai bagi pekerjaan yang dilaksanakan.

4. Persyaratan keahlian dan pengalaman harus dapat dibuktikan dengan Curriculum Vitae yang
bersangkutan.

5. Direksi berhak menolak atau memerintah penggantian personil lapangan bila Pemborong dianggap
tidak cakap/mampu yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan.

6. Kepala Pelaksana lapangan harus dapat berdiri sendiri dan bertanggungjawab penuh atas
pekerjaannya demi kelancaran pekerjaan tersebut dan dapat mengambil keputusan keputusan
yang dianggap perlu di lapangan.

Pasal 15 : Laporan Pekerjaan


1. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana, perubahan perubahan
yang mungkin terjadi harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemimpin Proyek/Pemberi
Tugas.

2. Setiap akhir pekan Pemborong harus menyampaikan Laporan Mingguan kepada Direksi tentang
kemajuan pekerjaan dalam minggu yang bersangkutan, meliputi persiapan bahan di tempat proyek,
penambahan, pengurangan atau perubahan pekerjaan, jumlah. Macam dan harga satuan bahan
bahan yang masuk, kejadian kejadian penting lainnya yang terjadi dalam proyek yang
mempengaruhi pelaksanaan proyek.

3. Jumlah pekerja setiap hari dicatat menurut golongan dan upah. Daftar pekerjaan ini setiap waktu
dapat diperiksa oleh pengawas/Direksi dan Direksi berhak mengadakan penelitian penelitian
tentang produktivitas pekerjaan tersebut.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

4. Di dalam laporan harian harus tercantum keadaan cuaca, bahan yang masuk, jumlah
pekerja/pegawai/karyawan, catatan catatan tentang perintah perintah dari Direksi atau wakilnya
dan hal hal lain yang dianggap perlu.

5. Setiap akhir bulan atau paling lambat tanggal 30 (tiga puluh) Pemborong harus melaporkan
kemajuan pekerjaan secara terperinci dan besarnya prosentase pekerjaan terhadap
keseluruhan/bagian. Dokumentasi foto berwarna postcard yang menunjukan pekerjaan beserta
peralatan yang dipakai dan lain lain, foto tentang kejadian kejadian penting. Semua foto ditempel
dalam album dengan keterangan tanggal pengambilan.

Pasal 16 : Keamanan di Tempat Pekerjaan


1. Sejak dimulai pekerjaan hingga penyerahan terakhir, Pemborong harus benar benar
menjaga/mengetahui peraturan peraturan keamanan yang berlaku setempat, guna mencegah hal
hal yang tidak di ingini seperti kecelakaan, pencurian dan lain lain.

2. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan bahan keperluan pekerjaan, Pemborong
harus teliti dan hati hati sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu dan menimbulkan kerusakan
terhadap jalan jalan yang telah ada dan prasarana umum lainnya seperti jaringan air minum,
jaringan listrik, jaringan telepon dan lain sebagainya.

3. Pemborong harus melaporkan kepada Direksi apabila terjadi kerusakan dikarenakan kelalaiannya
dan mengganti ongkos perbaikannya kepada instansi yang bersangkutan.

4. Pemborong melakukan segala cara untuk mencegah pengotoran jalan umum oleh kendaraan
kendaraan yang digunakan dalam pekerjaan, baik pengotoran yang disebabkan oleh bahan bahan
yang diangkut maupun oleh lumpur/kotoran tanah yang melekat pada ban kenderaan.

5. Bilamana terjadi kerusakan kerusakan pada benda benda di sekitar daerah kerja yang
disebabkan oleh kesalahan/kelalaian dalam pelaksanaan, Pemborong wajib memperbaikinya atas
biaya sendiri.

Pasal 17 : Keselamatan Pekerjaan Lapangan


1. Pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong maupun sub Pemborong harus memenuhi syarat
keselamatan kerja yang berlaku dan dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

2. Apabila terjadi kecelakaan, Pemborong harus mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si
korban dengan segala biaya ditanggung oleh Pemborong.

3. Pemborong bertanggungjawab atas kecelakaan kecelakaan yang terjadi pada waktu pelaksanaan
dan wajib menanggung perawatan si korban.

4. Jika ada kejadian tersebut diatas, Pemborong harus secepat mungkin melaporkan kepada Direksi
dan keluarga si korban.

5. Obat P3K harus tersusun menurut persyaratan, tersedia dalam peti di tiga tempat, di tempat
pekerjaan dan di setiap kali dipergunakan harus segera dilengkapi lagi.

Pasal 18 : Direksi Keet, Kantor Pelaksana dan Gudang


1. Selama waktu pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus membuat dan memelihara bangunan
bangunan sementara berupa :
a. Kantor Direksi dan kantor pelaksana dilengkapi dengan peralatan sebagaimana diperlukan
untuk kegiatan kegiatan kantor dilapangan.
b. Gudang gudang tempat penimbunan material dan sebagainya.

2. Apabila diperlukan, Pemborong harus memasang pagar kerja baik untuk tanda batas maupun
pengamanan terhadap bahan bahan bangunan dan peralatan di tempat pekerjaan.
3. Bangunan kantor, gudang dan peralatan/perabotan akan menjadi milik Direksi setelah pekerjaan
selesai. Pemborong diwajibkan untuk membongkar/memindahkan ke tempat yang akan ditentukan
Direksi.

Pasal 19 : Bahan bahan Bangunan dan Peralatan Untuk Pelaksanaan Pekerjaan


1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain didalam persyaratan teknis maupun didalam rapat penjelasan
pekerjaan (aanwijzing) maka bahan bahan yang dipergunakan dan syarat penggunaannya harus
memenuhi peraturan umum tertera dalam AV maupun dalam Pemborongan bangunan yang berlaku
umum di Indonesia.

2. Bilamana diperlukan Pemborong harus dapat memberikan contoh contoh (sampel) bahan
bangunan yang akan dipakai pada pekerjaan yang akan dilaksanakan, untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi sebelum bahan bahan tersebut di datangkan.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

3. Semua contoh contoh yang telah disetujui Direksi akan disimpan untuk dijadikan standard dalam
pelaksanaan pekerjaan.

4. Bahan bahan yang ditolak Direksi karena tidak sesuai dengan contoh yang disetujui harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat- lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam dan harus diganti
dengan bahan bahan yang sesuai dengan contoh yang telah disetujui oleh Direksi.

5. Apabila bahan bahan yang telah ditolak oleh Direksi ternyata masih digunakan maka Direksi
berhak memerintahkan kepada pemborong untuk membongkarnya atau oleh Direksi dikeluarkan dari
lapangan dan segala kerugian sebagai akibatnya menjadi tanggungan Pemborong.

6. Pemborong harus menyediakan peralatan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan


pekerjaan ini sedemikian sehingga pelaksanaan berjalan lancar, baik dan sesuai dengan rencana
seperti yang diisyaratkan dalam RKS ini.

7. Direksi berhak memerintahkan Pemborong untuk mengganti atau menambah peralatan yang
disediakan Pemborong bilamana dipandang bahwa peralatan tersebut tidak mampu memenuhi
persyaratan mutu, kelancaran dan waktu yang ditetapkan. Dan segala biaya
penggantian/penambahan peralatan ini menjadi tanggungan Pemborong.

Pasal 20 : Pekerjaan Lebih atau Kurang


1. Pada dasarnya harga borongan ini merupakan harga tetap (fixed cost) sesuai dengan harga
penawaran.

2. Bilamana terjadi pekerjaan tambah kurang di luar lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan maka hal
tersebut hanya dapat dibenarkan bila ada perintah tertulis dari Direksi dan untuk itu harus dibuat
berita acara.

3. Segera setelah adanya pekerjaan tambah kurang, Pemborong harus mengajukan anggaran biaya
tambah kurang sesuai dengan satuan upah dan bahan serta harga satuan bagian pekerjaan yang
telah diajukan Pemborong dalam penawarannya.

Pasal 21 : Kerja Lembur


1. Apabila Pemborong menghendaki adanya kerja lembur, maka Pemborong harus mengajukan
permintaan secara tertulis tentang apa yang dilemburkan dan berapa tenaga kerja yang akan bekerja
kepada Direksi dan dijelaskan apa apa sebabnya harus dilembur.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

2. Bila dipandang pelu Pemborong harus dapat bekerja lebih dari satu shift kerja untuk hal hal yang
khusus dan bilamana perlu Pemborong dapat diperintah oleh Direksi untuk bekerja lembur.

Pasal 22 : Penyerahan Pekerjaan yang selesai


1. Setiap bagian pekerjaan dan seluruh pekerjaan harus dapat diselesaikan sesuai waktu yang
dibutuhkan dalam jadwal waktu dari Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan atau sesuai dengan
perpanjangan waktu yang telah disetujui Pemberi Tugas.

2. Setiap bagian pekerjaan atau seluruh pekerjaan hanya dianggap selesai jika sudah ada
pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas/Direksi, sesudah itu dibuat Berita Acara.

3. Setelah penandatanganan Berita Acara tentang penyerahan kedua, Pemborong harus segera
membongkar kantor lapangan dan gudang gudang sesuai petunjuk Direksi, membersihkan semua
pekerjaan dan memperbaiki bagian bagian yang rusak atau terganggu pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.

Pasal 23 : Termyn Pembayaran


1. Pembayaran jumlah harga borongan diatur sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang dicapai
sebagaimana diisyaratkan oleh Pengawas/Direksi dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan.

2. Pembayaran atas dasar kemajuan pekerjaan dibagi dalam 6 (enam) termyn :


a. Pembayaran tahap I sebesar 25 % dari total harga borongan bila nilai pekerjaan tercapai
45 %.
b. Pembayaran tahap II sebesar 25% dari total harga borongan bila nilai pekerjaan tercapai
75 %.
c. Pembayaran tahap III sebesar 25% dari total harga borongan bila nilai pekerjaan tercapai
90 %.
d. Pembayaran tahap IV sebesar 20 % dari total harga borongan bila nilai pekerjaan tercapai
100 % (finish) dilakukan penyerahan pertama pekerjaan.
e. Pembayaran tahap V sebesar 5 % dari total harga borongan bila telah dilaksanakan masa
pemeliharaan dan dilakukan penyerahan kedua pekerjaan.

3. Bila dipandang perlu, termyn pembayaran ini dapat dirubah sesuai dengan kebutuhan dan
Direksi/Pemilik dapat pula menyediakan uang muka maksimum 20 % (dua puluh persen) dari harga
kontrak, hal ini akan dituangkan dalam Surat Perjanjian Pemborongan.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Pasal 24 : Denda karena Kelambatan lain lain


1. Apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam Pasal 11 ayat 1 dilampaui maka Pemborong
dikenakan denda sebesar 1 (satu permil) dari harga borongan untuk tiap hari kelambatan.

2. Kelambatan pekerjaan yang disebabkan oleh keadaan Force Majeure tidak dikenakan denda.

Pasal 25 : Kenaikan Harga Bahan bahan dan Upah


Harga borongan untuk pekerjaan ini merupakan harga tetap tanpa perhitungan kemudian (fixed cost).
Setiap kenaikan harga/upah bahan menjadi tanggungan Pemborong.

Pasal 26 : Force Majeure


1. Yang dimaksud dengan force majeure disini berarti kejadian kejadian bencana alam atau
musibah musibah yang terjadi dalam waktu pelaksanaan seperti perang, sabotase, gempa bumi
dan kejadian lain lain diluar kekuasaan Pemborong untuk mengatasinya, yang mana hal ini akan
mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pekerjaan termasuk kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang perekonomian yang mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan merupakan
peringatan resmi dari pemerintah sebagai force majeure.

2. Untuk kejadian tersebut pada ayat 1 diatas, paling lambat 24 jam setelah kejadian Pemborong
harus melaporkan kejadian tersebut kepada Pengawas/Direksi dan mengadakan tindakan tindakan
yang diperlukan sebatas kemampuannya. Pemborong dapat mengajukan permohonan tertulis
kepada Pengawas/Direksi selambat lambatnya dalam waktu 14 hari setelah kejadian musibah
untuk mendapatkan perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan.

3. Direksi dan Pemberi Tugas akan mempertimbangkan dan menanggapi permohonan tersebut
secara tertulis dalam waktu 7 hari dan bilamana waktu 10 hari tersebut belum ditanggapi berarti
permohonan disetujui.

Pasal 27 : Sub Pemborongan


1. Pemborong tidak boleh mengalihkan seluruh/sebagian pekerjaan kepada pihak ketiga ataupun Sub
Pemborong kecuali sudah mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

2. Apabila ketentuan ayat 1 diatas dilanggar, maka kepada Pemborong akan dikenakan sanksi
sanksi yang diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian Pemborongan.

3. Pekerjaan Sub Pemborong sepenuhnya merupakan tanggung jawab Pemborong (Pihak Kedua).
4. Rekanan yang tidak termasuk ekonomi lemah, maka dalam Surat Perjanjian (Kontrak) ditetapkan
kewajiban Pemborong/rekanan tersebut untuk :
a.Bekerja sama dengan Pemborong/rekanan golongan ekonomi lemah setempat antara lain dengan
Sub Pemborong atau Leveransir barang, bahan dan jasa.
b.Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam point
(a), untuk disampaikan kepada Pemberi Tugas yang bersangkutan.

5. Apabila Pemborong atau rekanan yang bersangkutan tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 4, maka disamping kontrak akan batal, maka Pemborong/rekanan yang
bersangkutan akan dikenakan sanksi tidak akan diikutkan dalam pelelangan pekerjaan sejenis pada
tahun tahun anggaran berikutnya.

Pasal 28 : Perpanjangan Waktu Pelaksanaan Pekarjaan


Perpanjangan waktu hanya akan disetujui Direksi bilamana alasan alasan Pemborong kuat untuk itu dan
harus diajukan secara tertulis kepada Direksi. Pelulusan/penolakan permohonan perpanjangan waktu akan
diberikan Direksi secara tertulis.

Pasal 29 : Perselisihan
1. Perselisihan antara Direksi dan Pemborong sedapat mungkin diselesaikan dengan musyawarah.

2. Perselisihan antara Pemberi Tugas dan Pemborong yang tidak dapat diselesaikan dengan cara
musyawarah akan diputuskan mengikuti Pasal 65 dari A.V. ayat 3,4,5,6,dan 8.

3. Bila perselisihan harus diselesaikan di pengadilan, maka pihak Pemborong dan Pemberi Tugas
akan memilih Pengadilan Negeri di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

B. PERSYARATAN PERSYARATAN TEKNIS

BAB I
SYARAT SYARAT TEHNIS

Pasal 1 : Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan adalah pelaksanaan pembangunan fasilitas pelabuhan seperti pada gambar yang
meliputi :
a.Pekerjaan Persiapan.
b.Pekerjaan Dermaga
Pasal 2 : Setting Cut
1. Untuk menentukan posisi dan ketinggian rencana bangunan harus dilakukan pengukuran
dilapangan secara teliti dan benar sesuai dengan referensi Bench Mark atau Titik Tetap dilapangan
seperti ditunjukan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.

2. Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang mempunyai presesi tinggi
dengan metode Trangulasi dan hasilnya disampaikan ke Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

3. Dalam hal terdapat perbedaan rencana dalam gambar dan hasil pengukuran yang dilaksanakan
Pemborong dengan kenyataan yang ada dilapangan, maka sebelum melanjutkan pekerjaan yang
mungkin dipengaruhi perbedaan tersebut, Pemborong harus melaporkan hal ini kepada Direksi untuk
mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.

4. Keputusan akan hasil pengukuran oleh Pemborong akan didasarkan atas keamanan konstruksi
dan kelancaran operasional penggunaan bangunan tersebut.

Pasal 3 : Patok patok Referensi, Bouwplank dan Pengukuran


1. Direksi akan menetapkan 2 (dua) buah Bench Mark sebagai referensi yang ditetapkan di lapangan. Bila
Bench Mark belum ada maka Pemborong berkewajiban membuat Bench Mark sesuai dengan
petunjuk Direksi.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

2. Semua batas ketinggian (elevasi) dinyatakan dalam satuan matrik terhadap Low Water Spring (LWS).
Sedangkan ukuran ukurannya dinyatakan dalam satuan matrik, kecuali bila dinyatakan lain.

3. Pemborong harus atau wajib membuat Bouwplank dan memasang patok patok pembantu sebagai
pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin ketelitian bentuk, posisi, arah elevasi dan lain
lain, yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.

4. Sebelum pekerjaan dimulai, patok patok pembantu dan bouwplank harus disetujui Direksi. Patok
patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh Direksi.

5. Pemborong harus mengadakan pengamatan pasang surut selama pelaksanaan pekerjaan


berlangsung. Pengamatan pasang surut boleh menggunakan peralatan otomatis (Automatic Tide
Gauge) atau dengan pemasangan palem dan diamati berkala secara manual, hasilnya akan
ditempatkan ditempat yang aman.

Pasal 4 : Pekerjaan Persiapan


1. Persiapan Lapangan.
Untuk tempat kerja, penumpukan bahan bahan, bangunan gedung, Direksi Keet dan lain lain
Pemborong harus membersihkan dan membenahi lapangan.

2. Penerangan, pagar dan tanda tanda pengaman.


Pemborong harus menyediakan penerangan di daerah kerja, membuat pagar sementara di sekeliling
lokasi kerja dan menyediakan tanda tanda pengaman yang perlu.

3. Bangunan Sementara
Untuk menjamin keamanan bahan dan perlengkapan lain yang dianggap perlu, Pemborong harus
menyediakan gudang penyimpanan yang tertutup kuat dan aman dari resiko hilang atau rusak dan
Pemborong juga diwajibkan menyediakan barak barak untuk pekerja.

4. Kantor Direksi dan Pemborong


a.Pemborong harus menyediakan kantor Direksi dilapangan yang letaknya dekat dengan kantor
Pemborong, terdiri dari ruangan sebagai berikut :

- Ruang Direksi 9 m2
- Ruang Teknis/Rapat 12 m2
- Ruang Mandi, WC & Dapur 5 m2

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

- Ruang Pemborong 10 m2
- Ruang Lab. Lapangan 5 m2
Konstruksi kantor bersifat sementara, lantai dari ruang ruang dibuat dari beton rabat, dinding
dari papan. Pemborong juga harus menyediakan kantor sementara dengan luas dan kualitas
minimum sama dengan kantor Direksi.

b.Pemborong juga harus menyediakan listrik dan air secukupnya yang diperlukan kantor Direksi.

c. Perlengkapan kantor :

-
Kursi dan meja tamu : secukupnya
-
Kursi dan meja rapat : secukupnya
-
Kursi dan meja tulis : secukupnya
-
Kotak P3K : secukupnya
-
Papan tulis : 1 (satu) buah
-
Lemari kayu : 1 (satu) buah
-
Mesin tik portable : 1 (satu) buah/lokasi
-
AC split : 1 (satu) unit
-
Meja gambar : 1 (satu) buah
-
Komputer : 1 (satu) unit
-
dan lain lain yang menurut Direksi diperlukan

Pemborong wajib menyediakan alat komunikasi agar hubungan antara Direksi Keet
Pemborong dan site dapat berjalan lancar.

d.Pemborong bertanggung jawab atas perawatan kantor dan perlengkapan kantor Direksi.

e.Setelah pekerjaan selesai, seluruh kantor dan peralatannya harus dipindahkan, Pemborong
berkewajiban untuk membongkar dan memindahkan bila diminta Direksi.

Pasal 5 : Daerah Kerja dan Jalan masuk


Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Lokasi tersebut dapat
diperoleh dengan cara sewa/pinjam berdasarkan ketentuan yang berlaku, harus membatasi operasinya
dilapangan yang betulbetul diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur pengangkutan
material dibuat oleh Pemborong dengan persetujuan Direksi.

Pasal 6 : Material
1. Material yang dipakai dalam pekerjaanpekerjaan ini diutmakan produksi dalam negeri yang
memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan.

2. Jika Pemborong mengajukan bahan lain yang akan digunakan selain yang diisyaratkan, maka
mutunya minimal harus sama dengan yang diisyaratkan dalam Dokumen Tender, sebelum
pemesanan bahan harus diberitahukan pada Direksi yang meliputi teknis, kualitas dan kuantitas
bahan yang dipesan untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 7 : Kode, Standard, Sertifikat dan Literatur dari Pabrik.


Pemborong harus menyediakan dilapangan antara lain foto copy persyaratan, standard bahan, katalog,
rekomendasi dan sertifikat dari pabrik dan informasi lainnya yang diperlukan untuk semua material yang
dipergunakan dalam proyek ini serta petunjuk pemasangan barangbarang tersebut harus mengikuti
prosedur yang direkomendasikan dari pabrik.

Pasal 8 : Lalu Lintas


Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahanbahan untuk keperluan pekerjaan, Pemborong
harus berhatihati sedemikian sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu lintas atau menimbulkan
kerusakan terhadap jalan yang telah ada dan prasarana lainnya. Bilamana terjadi kerusakan, Pemborong
berkewajiban untuk memperbaiki/mengganti.

Pasal 9 : Cuaca
Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan yang mengakibatkan penurunan mutu suatu
pekerjaan.

Pasal 10 : Service Sementara


Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

Pasal 11 : Peralatan Survey


Pemborong harus menyediakan peralatan yang sewaktuwaktu akan dipakai oleh Direksi dan staf, alatalat
trersebut harus disetujui oleh Direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan Pemborong wajib menyediakan

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

operator dari peralatan tersebut dan setelah pekerjaan selesai seluruh peralatan tersebut akan
dikembalikan kepada Pemborong.

Alat alat yang dibutuhkan minimal terdiri dari :

-
2 (dua) buah Theodolit Wild T1 atau yang sejenis.
-
1 (satu) buah Level Wild NA2 atau yang sejenis.
-
2 (dua) buah Leveling Rods, panjang 3 dan 5 m dibuat dari aluminium atau kayu.
-
2 (dua) buah Staff Buble Adjustable Types.
-
1 (satu) buah Optical Square (Prism) 2 way.
-
1 (satu) buah 300 m Tag Line, 6 mm diameter Polypropylene dan 1 m Reel.
-
1 (satu) buah 50 m Sounding & Lead Weight.

Pemborong harus menyediakan perahu (motor boat) untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan (survey),
Pemborong bertanggungjawab atas semua peralatan survey tersebut terhadap perawatan,
kerusakan/kehilangan.

Pasal 12 : Pengukuran Hidrografi


1. Maksud dari pekerjaan Hidrografi ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang Konfigurafi dan
kedalaman laut di tempat di mana dermaga tersebut akan dibangun atau untuk menentukan posisi
dermaga serta untuk melihat rintangan rintangan navigasi bila ada.

2. Luas daerah yang harus dilakukan pengukuran Hidrografi hanya sekitar dermaga meliputi panjang
250 m lebar 300 m atau 7,5 ha.

3. Pekerjaan pengukuran Hidrografi harus menggunakan peralatan Echosounder serta kertas sebagai
alat pencatat sebagai alat pembantu Pemborong menyediakan juga alatalat seperti Sextant,
Theodolit, Waterpass dan lainlain peralatan yang dianggap perlu oleh Direksi untuk mendapatkan
hasil yang teliti.

4. Posisi sounding ditetapkan dengan cara Snellius atau cara lain yang dianggap memenuhi syarat
oleh Direksi dan semua kedalaman atau ketinggian di ukur dari LWS (Low Water Spring).

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

5. Jarak interval lajur sounding minimum 15 cm yang dimaksud untuk mendapatkan ketelitian hasil
sounding. Pelaksanaan sounding dilakukan dengan metode pulang pergi dari lajur lajur sounding
diusahakan tegak lurus garis pantai.

6. Selama pelaksanaan pekerjaan sounding, Pemborong harus memasang, mengoperasikan dan


menjaga penempatan alat pencatat pasang surut.

7. Berdasarkan hasil sounding, Pemborong harus membuat peta yang menyajikan keadaan penting
antara lain :

-
Garis kedalaman dan ketinggian terhadap 0,00 m LWS
-
Daerahdaerah dangkal
-
Daerahdaerah karang yang tenggelam/timbul
-
Rintanganrintangan navigasi
-
Rencana titik Boring & Sondir
-
Pleaning Struktur pendukung lainnya untuk kebutuhan Fasilitas Dermaga
lainnya.

8. Hasil pekerjaan pengukuran hidrografi ini diserahkan pada Direksi

9. Sebelum pekerjaan pengukuran hidrografi dimulai, Pemborong harus mengajukan rencana kerja dan
peralatan kerja yang akan dipakai untuk diperiksa dan disetujui Direksi. Kapal untuk penyelidikan
Hidrografi dan seluruh peralatan penyelidikan memerlukan persetujuan dari Direksi sebelum dibawa
kelokasi. Semua peralatan harus siap dioperasikan sedikitnya 2 hari sebelum operasi penyelidikan
dan tetap beroperasi sampai penyelidikan selesai serta gambar telah disetujui oleh Direksi.

10. Seluruh data mengenai pencatatan kedalaman dan pasang surut menjadi hak Pemberi Tugas/Direksi
setelah penyelidikan dan gambar selesai.

Pasal 13 : Peralatan Laboratorium


Pemborong harus menyediakan peralatan laboratorium yang akan dipakai oleh Direksi dan staf. Alatalat
tersebut disetujui oleh Direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan Pemborong wajib menyediakan alat
tersebut. Setelah pekerjaan selesai, seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada Pemborong. Alat
alat tersebut terdiri dari :
-
1 (satu) buah Concrete Hammer set
-
1 (satu) set ayakan berukuran , no. 4, 10, 40 dan 200

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

-
1 (satu) buah timbangan neraca
-
3 (tiga) set alat pembuat kubus beton
-
2 (dua) alat percobaan Slump Test

Pasal 14 : Peralatan Pelaksanaan


Semua peralatan umtuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alatalat kecil maupun besar harus dimiliki
(milik bukan sewa) oleh kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik yang
bersangkutan dimulai antara lain :

a. Alat pemancang/Hammer Diesel


- Mesin pancang/hammer harus jenis diesel hammer, steam hammer (single atau double
acting).
b. Ponton, alat Boring & Sondir
c. Mesin pengadukan beton dan mesin penggetar
d. Mesin pemadat/compector
e. Alat merger, alat ukur listrik dan alat ukur air pada saat diperlukan
f. Peralatan peralatan lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

BAB II
PERSYARATAN BAHAN BAHAN

Pasal 15 : Umum
1. Semua bahanbahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan
ketentuan umum yang akan berlaku di Indonesia, mengenai bahan bangunan serta persyaratannya
akan dicantumkan dibawah ini.

2. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang diisyaratkan tidak dapat diperoleh, Pemborong boleh
mengajukan usul perubahan kepada Direksi sepanjang mutunya paling tidak sama atau lebih tinggi
dari apa yang diisyaratkan.

3. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuannya secara tertulis sepanjang memenuhi
persyaratan teknis dan Pemborong diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan-bahan
produksi Dalam Negeri.

Pasal 16 : Bahan Agregat Beton


1. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan halus berbutir kasar, bersih dari
kotorankotoran, zat-zat kimia organik dan anorganik, dan yang dapat merugikan mutu beton
ataupun baja tulangan dan bersudut tajam

Susunan pembagian butir harus memenuhi persyratan seperti pada tabel berikut :
Tabel Prosentase Lewat Saringan

Saringan (mm)
Ukuran 10 5 2.5 1.2 0.6 0.3 0.15
% 100 90-100 80-100 50-90 25-65 10-35 2-1

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

2. Prosentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0.063 mm, kotoran atau lumpur tidak boleh
lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan, kecuali ketentuan diatas, semua ketentuan mengenai
agregat halus beton (pasir) pada PBI 1971 harus dipenuhi.

3. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimum 3 cm yang mempunyai bidang
pecah minimal 4 buah dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus.
4. Batu pecah diperoleh dari batu yang keras sesuai dengan persyaratan PBI, bersih serta bebas dari
kotorankotoran yang dapat mengurangi kekuatan dan mutu beton maupun baja.

Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti tabel berikut ini :


Tabel Prosentase Lewat Saringan

Saringan (mm)
Ukuran 30 25 20 15 10 5 2.5
% 100 95-100 - 30-70 - 0-10 0-5

5. Bilamana diperlukan Pemborong harus mengadakan perancangan butir untuk memperoleh


pembagian butir (Grain Size Distribution) seperti yang diisyaratkan pada pasal 15 ayat 1 dan 4.

Pasal 17 : Baja Tulangan


1. Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah baja dengan mutu U-
24 (minimum Yield-Stress 2400 kg/cm2) dan U-32 dengan diameter pengenal seperti ditetapkan pada
gambar kerja.

2. Untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari atau sama dengan 16 mm, harus dari jenis
baja ulir (Deformed Bar) sedangkan diameter yang lebih kecil dapat dipakai baja polos.

3. Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru dan disertai
dengan sertifikat dari pabrik pembuat dan bila Direksi memandang perlu, contoh akan diuji ke
laboratorium atas beban Pemborong. Jumlahnya akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.

4. Penyimpanan atau penumpukan harus sedemikian sehingga baja tulangan terhindar dari
pengotoran pengotoran minyak, udara lembab lingkungan yang dapat mengakibatkan baja berkarat
dan lainlain pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya, sebaiknya baja terlindung atau ditutup
dengan terpalterpal sebelum dan setelah pembengkokan. Baja tulangan ditumpuk diatas balok
balok kayu agar tidak langsung berhubungan dengan tanah.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Pasal 18 : Semen
1. Jenis semen yang akan dipakai untuk beton dan adukan pekerjaan ini adalah Portland Semen type
I yang memenuhi ketentuan dan syaratsyarat dalam SII-0013-81.

2. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru, kantongkantong
pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekansobekan.

3. Penyimpanan semen harus dilakukan didalam gudang tertutup dan terlindung dari pengaruh hujan
dan lembab udara. Semen ditumpuk di dalamnya di atas lantai panggung minimal 30 cm di atas
tanah. Tinggi penumpukan maksimum adalah 15 lapis, semen yang kantongnya pecah tidak boleh
dipakai dan harus disingkirkan keluar proyek.

4. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya. Semen yang mulai mengeras
harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan pemakaian semen harus mengikuti urutan tibanya
semen tersebut di lapangan sehingga untuk itu Pemborong diharuskan menumpuk semen
berkelompok menurut urutannya tiba di lapangan.

5. Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak keluarnya dari pabrik tidak diperkenankan dipakai
untuk pekerjaanpekerjaan yang sifatnya struktural.

6. Bilamana Direksi memandang perlu, Pemborong harus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk
memeriksa dan melihat apakah mutu semen memenuhi syarat atas biaya Pemborong.

Pasal 19 : Air Kerja


1. Air kerja dipakai untuk adukan beton dan adukan spesi harus bersih, bebas dari zatzat organik
dan anorganik yang terkandung dalam air, yang dapat mempengaruhi kekuatan dan keawetan dari
beton. Mutu air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.

2. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas membasahi dan lainlain harus mendapat
persetujuan dari Direksi sebelum dipakai.

3. Pemborong harus menyediakan tempattempat penampungan air kerja di lapangan untuk


menjamin kelancaran kerja.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

4. Untuk memenuhi kebutuhan air kerja, apabila dipandang perlu Pemborong diperbolehkan membuat
sumur bersih didalam daerah kerja pelabuhan, sepanjang memenuhi persyaratan, atas beban biaya
pihak Pemborong.

Pasal 20 : Rubber Fender


1. Fender karet yang dipakai pada dermaga ini harus memenuh ketentuan-ketentuan dan ukuran
minimal seperti yang disyaratkan pada gambar. Pemborong harus mngajukan gambar-gambar dari
fender dan angkurnya kepada Direkdi untuk disetujui sebelum dimasukkan pada proyek.

2. Maximum compressi/defleksi yang diperkenankan adalah 45 % dari tinggi total fender.

3. Untuk angker baut harus digunakan angker baut dari bahan tahan karat (stainless steal) yang
ukurannya sesuai gambar kerja atau standar yang diharuskan dari pabrik pembuat fender karet yang
bersangkutan.

4. Setiap pengadaan fender harus disertai dengan sertifikat pabrik pembuat.

Pasal 21 : Bollard Kap


1. Bollar yang dipakai adalah yang sesuai menurut gambar kerja, yaitu Boolard Kap dengan kapasitas
15 ton.

2. Sebelum pemasangan, kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan gambar dari Boolard kap yang
dimaksud kepada Direksi untuk disetujui.

Pasal 22 : Bekisting
3. Kayu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu klas II menurut ketentuan PPKI 1970
atau kayu lapis (plywood) ataupun kayu lokal yang memenuhi persyaratan.

4. Ukuran tebal papan bekisting minimal 3 cm dan toleransi perbedaan tebal minimal adalah 2 mm.
Bila untuk papan bekisting dipakai plywood tebal minimum adalah 16 mm. Papan bekisting harus
kering udara agar tidak menyusut pada waktu dipakai.

5. Apabila kayu yang akan dipergunakan sesuai gambar, jenis dan ukurannya tidak dapat diperoleh
dipasaran, maka Pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi dengan jenis dan

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

ukuran kayu yang berbeda namun mutunya minimal sama atau lebih tinggi dari yang diisyaratkan.
Direksi akan menilai dan memberikan persetujuan secara tertulis.

6. Untuk kostruksi gelagar/rusukrusuk penguat dipakai kayu sejenis atau kayukayu yang lebih baik
dengan ukuran yang memadai sesuai perhitungan. Bilamana akan dipergunakan dolken, diamater
minimal harus 12 cm, lurus, tidak banyak cacat dan diameter terkecil pada salah satu ujungnya harus
lebih besar dari 10 cm.

Pasal 23 : Urugan
1. Material urugan yang boleh digunakan adalah material yang memenuhi syarat besar butir ratarata
dari 20 % lewat saringan no. 200. Untuk material urugan tersebut harus memenuhi batasbatas
gradasi (Grain Size Distribution) sebagai berikut :

US STANDARD SIEVE SIZE % PASSING BY WEIGHT


6 inchi (150 mm) 100
3 inchi (75 mm) 70 100
(20 mm) 35 100
# 10 (2 mm) 0 90
# 40 (0.4 mm) 0 50
# 200 (0.75 mm) 05

2. Material urugan harus bersih dan tidak dibolehkan mengandung bahanbahan organik, seperti sisa
tanaman, dan lainlain.

3. Butiran material urugan harus cukup keras dan tidak mudah pecah, serta mempunyai berat jenis
minimal 1.7 sampai 2.4.

Pasal 24 : Material Sirtu


1. Untuk material sirtu yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan batas
gradasi sebagai berikut :

US STANDARD SIEVE SIZE % PASSING BY WEIGHT


6 inchi (150 mm) 100

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

3 inchi (75 mm) 70 100


(20 mm) 35 100
# 10 (2 mm) 0 90
# 40 (0.4 mm) 0 50
# 200 (0.75 mm) 05

2. Material sirtu harus bersih dan tidak dibolehkan mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa
sisa tanaman, dan lainlain.
3. Butiran material urugan harus cukup keras dan tidak mudah pecah, serta mempunyai berat jenis
minimal 1.7 sampai 2.4.

Pasal 25 : Sumber Material Urugan dan Sirtu


1. Pemborong harus bertanggungjawab atas supply seluruh material yang diperlukan sebagai bahan
urugan atau sirtu dalam pekerjaan ini, serta mencari lokasilokasi sumber material yang akan
ditetapkan dengan persetujuan Direksi.

2. Pemborong diwajibkan mengambil beberapa sample dan memeriksa grain size distribution dan
mutu bahan urugan dan sirtu tersebut untuk diajukan kepada Direksi.

3. Bila material urugan dan sirtu tidak tersedia secara cukup di satu lokasi, maka Direksi dapat
menyetujui penggunaan material campuran dari beberapa lokasi. Dalam hal ini materialmaterial
tersebut harus dicampur terlebih dahulu untuk memenuhi persyaratan diatas sebelum dipakai.

Pasal 26 : Batu
1. Batu yang akan dipakai untuk berbagai keperluan dalam pekerjaan haruslah batu pecah (belah)
yang ukurannya disesuaikan dengan keperluan atau gambar kerja.

2. Batu yang diperlukan untuk konstruksi talud, batu pelindung (Armour Rock) harus dari batu yang
bersifat keras, spesifik gravitynya (GS) minimum 2,5 ton/m 3, tidak menunjukkan tanda lapuk, bentuk
persegi panjang tidak beraturan, bergradasi baik dengan ukuran yang sesuai persyaratan, berupa
belah yang berasal dari batu kali atau batu gunung. Batu yang tidak bersudut sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipakai.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

3. Untuk konstruksi pasangan batu kosong, bentuk batu sedemikian rupa, mengingat pasangannya
tidak menggunakan perekat sehingga celahcelah yang kosong dapat dan harus diisi dengan yang
berukuran lebih kecil dan disesuaikan dengan gambar desain atau gambar kerja.

BAB III
PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pasal 27 : Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini terdiri dari menyediakan semua peralatan kerja, tenaga kerja, alatalat perlengkapan
dan pelaksanaan untuk semua pekerjaan beton dan grouting yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam kontrak.

2. Pekerjaan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum dan meliputi semua pekerjaan
beton bertulang seperti balok, lantai, poer dan lainlain sebagainya, kecuali untuk pekerjaan
pekerjaan yang diisyaratkan secara khusus.

Pasal 28 : Pekerjaan Bekisting dan Penyangga


1. Untuk mendapatkan bentuk penampang dan ukuran dari beton seperti dalam gambar kerja
(konstruksi), maka bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti, dan kokoh.

2. Bekisting untuk pekerjaan pengecoran beton pada lantai, balok lantai, poer dan lain sebagainya
dapat memakai kayu atau plat baja besi.

3. Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa sehingga hubunganhubungan antara papan bekisting
terjamin rapat dan adukan tidak merembes ke luar.

4. Konstruksi dari bekisting, seperti sokongansokongan perancah dan lainlain yang memerlukan
perhitungan harus diajukan ke Direksi untuk disetujui. Diameter minimum dolken adalah 15 cm dan
jarak antara balok pendukung papan bekisting maksimum 40 cm.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

5. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran dan kering dari
air, agar mendapatkan mutu beton yang diharapkan sebagai jaminan bahwa bagian dalam bekisting
bersih dan tidak ada genangan air digunakan kompresor.

6. Finishing beton bertulang dalam arti penambalanpenambalan sejauh mungkin dihindari dan
perataan permukaan bila terpaksa harus dilakukan sesuai petunjuk Direksi.

7. Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI
1971 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hatihati dan tidak merusak beton yang sudah
mengeras, dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.

8. Bekisting balok yang dicor setempat tidak boleh dibuka, sampai lantai diatasnya sudah selesai
dicor dan telah mengeras.

Pasal 29 : Pekerjaan Baja Tulangan


1. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan, pembengkokkan,
sambungan, penghentian, dibuat oleh Pemborong dan diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.

Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan
syaratsyarat yang harus diikuti menurut PBI 1971, NI.2.

2. Diameterdiameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja dan jika
diameter tersebut akan diganti, maka jumlah luas penampang bersatuan lebar beton harus minimal
sama dengan luas penampang rencana, sebelum melakukan perubahanperubahan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

3. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan/penempatan dan tidak


diperkenankan membengkok tulangan bila sudah ditempatkan, kecuali apabila hal itu terpaksa harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

4. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana, dan harus dijaga jarak
antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut beton (beton deking) minimal 7,5
cm, untuk bagian yang langsung berhubungan dengan air laut ataupun yang berhadapan dengan
air/hawa laut, sedangkan bagian lainnya minimum 5 cm.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Untuk itu Pemborong harus mempergunakan penyekat (Spacer), dudukan (Chairs) dari blokblok,
maka mutu beton harus minimal sama dengan beton yang bersangkutan. Semua tulangan harus
diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran.

5. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu diperiksa untuk
memastikan penelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana
perlu. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti bilamamna dianggap Direksi
akan melemahkan konstruksi.

6. Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian sehingga
tulangan tidak melengkung dan beon penutup tidak kurang dari yang diisyaratkan. Toleransi yang
diperkenankan untuk penyimpangan terhdap bidang horizontalnya adalah 5 mm.

Pasal 30 : Pekerjaan Percobaan Campuran Beton dan Adukan Beton


Pekerjaan beton dalam pelaksanaannya harus memenuhi persyaratanpersyaratan yang termuat dalam
PBI 1971 NI.2, baik mengenai material koral, pasir, semen dan baja maupun pelaksanaannya.

1) Mutu Beton
Untuk beton bertulang kekuatan yang diisyaratkan dalam pekerjaan ini adalah berdasarkan kekuatan
karakteristik (K).
Kekuatan karakteristik beton 300 kg/cm 2 dengan pemakaian PC minimum 400 kg untuk tiap 1 m 3
beton, factor air semen maksimum 0.45 dan slump beton maksimum 7 cm, untuk ini Pemborong
harus membuat Mixed Design dengan persetujuan Direksi.

2) Percobaan Campuran (Mixed Design)


Sebelum pelaksanaan pembetonan, Pemborong terlebih dahulu harus mengadakan percobaan
campuran (Mixed Design) untuk membuat mutu karakteristik beton seperti yang diisyaratkan dan
untuk mengetahui komposisi campuran beton (pasir, semen dan batu pecah).
Slump yang diperkenankan adalah maksimum 7 cm.
Dalam menentukan atau untuk mendapatkan mutu beton sesuai dengan karakteristik yang sudah
ditentukan, harus dilakukan dengan menggunakan ukuran yang sudah tertentu, baik untuk material
betonnya maupun ukuran penggunaan air (ember tertentu) yang mana ukuran tersebut nantinya akan
digunakan selama pelaksanaan konstruksi.

Semen = s takaran
Kerikil = k takaran

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Pasir = p takaran
Air = a takaran

Percobaan ini dilakukan sampai mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan karakteristik yang
sudah ditentukan yaitu :
K > K syarat (K - 300)
Pekerja Konstruksi pengecoran/beton boleh dilaksanakan, tetapi kalau :
K > K syarat (K - 300), maka harus dilakukan percobaan dengan komposisi lain, sampai
mendapatkan mutu beton yang diisyaratkan.
Bila kekuatan karakteristik telah tercapai dengan komposisi agregat tersebut diatas dan telah
disetujui oleh Direksi, maka boleh digunakan pemakaian selanjutnya.
Segala perubahan dalam masa pelaksanaan terhadap campuran dan agregat yang telah disetujui
harus mendapat persetujuan Direksi.
Jumlah sample harus disediakan oleh Pemborong untuk tiap seri pengetesan atau percobaan adalah
20 (dua puluh) buah dan laboratorium tempat percobaan akan ditentukan Direksi atau dengan
persetujuan Direksi.

Pasal 31 : Pengerjaan Pengecoran Beton


1. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan adanya
penghentian pengecoran (coldjoint) kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat yang aman dan
sebelumnya sudah mendapat persetujuan Direksi.
Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya (peralatan) untuk pengamanan,
perlindungan dan lainlain yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.

2. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata Pemborong harus memakai mesin
pengaduk. Mesin pengaduk harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk melayani volume
pekerjaan yang direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari
minyak sebelum dipakai. Setiap campuran beton harus diaduk sehingga merata/homogen dan waktu
pengadukan minimum adalah 2 menit untuk tiap kali mencampur.

3. Bilamana perlu Pemborong diperkenankan untuk menggunakan Concrete Pump, gerobakgerobak


dorong untuk mengangkut adukan ketempat yang akan dicor. Pengangkutan beton tidak dibenarkan
dengan emberember.

4. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukan sudah siap
dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya disetujui Direksi.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Tulangan jarak, bekisting dan lainlain, harus dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan
pengecoran.

5. Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan Concrete
Vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan Concrete Vibrator dapat dibantu
dengan penyodokan, apabila dengan Concrete Vibrator tidak mungkin dilakukan dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.

6. Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti ditempattempat yang diperhitungkan aman
dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Penghentian maksimum 2 jam. Untuk menyambung suatu pengecoran, sebelumnya harus
dibersihkan permukaannya dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan
sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus disiram dengan air
semen dengan campuran 1 PC : 0,45 air.

7. Selama waktu pengerasan, beton harus dilindungi dengan air bersih atau ditutup dengan karung
karung yang senantiasa dibasahi dengan air, terus menerus selama paling tidak 10 hari setelah
pengecoran.

8. Apabila cuaca diragukan, sedangkan pengawas atau Direksi menghendaki agar pengecoran tetap
harus berlangsung, maka pihak Pemborong harus menyediakan alat pelindung/terpal yang cukup
untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor. Pengecoran tidak diijinkan selama hujan lebat atau
ketika suhu udara naik diatas 32 derajat celcius.
9. Untuk setiap 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil contoh (sample) untuk
pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test, dengan prosedur sebagaimana
ditentukan dalam PBI 1971.
Slump yang diperkenankan dalam pelaksanaan adalah antara 7 cm dan faktor air semen maksimum
0,45. Pengambilanpengambilan contoh diatas sesuai petunjuk Direksi. Kubuskubus dijaga agar
dapat mengeras dengan baik.

10. Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan karakteristiknya di
laboratorium yang dapat disetujui Direksi dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk
dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan mutu beton kurang dari K yang diisyaratkan (K -
300) maka Pemborong diwajibkan untuk mengajukan rencana dan mengadakan
perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya Pemborong.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

11. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai yang diisyaratkan
Pemborong harus mengambil core-sample dari bagianbagian konstruksi yang diragukan. Jumlah
core-sample untuk tiap pemeriksaan adalah 3 buah, dan selanjutnya akan diperiksa di laboratorium
dengan petunjuk Direksi.

12. Hasil akan dievaluasi Direksi dan bila nilai yang diperoleh membahayakan konstruksi, harus
dilakukan perbaikan konstruksi tersebut atas biaya Pemborong.

13. Seluruh pekerjaan beton bertulang ditambahkan bahan campuran beton serat polypropylene murni
yang dapat mengontrol retak yang disebabkan oleh muai dan susut karena panas, meningkatkan
daya tahan terhadap kejut, mengurangi permeabilitas dan menambah daya tahan beton.
Sifat sifat polypropylene murni harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Penyerapan : nol
Berat jenis : 0,9
Panjang serat : 19,0 mm
Titik leleh : 160 - 170 0C
Titik bakar : 570 0C
Daya hantar panas : rendah
Ketahanan terhadap asam, garam dan alkali : tinggi
Kekuatan tarik : 5600 -7700 kg/cm2

Pasal 32 : Pekerjaan Balok dan Lantai Beton


Mutu beton yang diisyaratkan untuk pekerjaan balok dan lantai adalah K-300. Tulangan yang direncanakan
untuk pekerjaan ini adalah besi beton mutu U-32 untuk diameter > 13 mm dan U-24 untuk diameter < 13
mm. Bilamana Pemborong hendak memakai baja tulangan lebih tinggi dari yang diisyaratkan, Pemborong
harus mengajukan kepada Direksi untuk persetujuan, konstruksi bekisting harus cukup kokoh agar tidak
terjadi perubahan perubahan bentuk pada waktu pengecoran maupun pengerasan.

Pemborong harus mengajukan rencana konstruksi bekisting kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui.
Ukuran penopang jadi dari beton tidak kurang dari apa yang diisyaratkan dalam gambar kerja dan
penyimpangan tidak boleh lebih dari 1 % dari ukuran yang bersangkutan.

Selimut beton yang diisyaratkan untuk pekerjaan konstruksi yang berhubungan langsung dengan air laut
harus memakai selimut beton setebal 7,5 cm, sedang konstruksi yang tidak berhubungan langsung dengan
air laut cukup setebal 5 cm.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Pemborong harus mengikuti persyaratan persyaratan sesuai pekerjaan
beton bertulang dan ketentuanketentuan lain dalam PBI NI.2.

Kansteen beton dilaksanakan setelah pengecoran lantai beton dilaksanakan (cash in site) di tempat,
dengan ukuran 15 cm, yang selanjutnya di finishing dan dicat dengan warna selang seling kuning hitam.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

BAB IV
PEKERJAAN TIANG PANCANG

Pasal 33 : Tiang Pancang Beton


1. Sebagai tiang pancang dipakai pipa beton pracetak diameter 30 cm, tebal 10 cm dengan
spesifikasi sebagai berikut :
-
Tegangan karakteristik beton = 300 kg/cm 2
-
Jumlah kawat beton pratekan 12 buah, diameter 7 mm
Ukuran tiang pancang adalah sebagai berikut :

Jenis kegiatan Dimensi Tiang Tebal Panjang Tiang (m)


(mm) (mm)

Dermaga 250 - 300 100

-
Tiang pancang terdiri atas 1 segmen yang disambung pada tempat yang
sudah disediakan pabrik pembuatnya.

2. Pemborong harus menyerahkan sertifikat pabrik kepada Direksi yang mengandung atau berisi
keterangan keterangan, termasuk kapan diproduksi, segala sesuatu yang perlu mengenai pipa
beton tersebut dan menjamim bahwa telah sesuai dengan spesifikasi untuk tiap kali pemasukan pipa
beton kelapangan. Apabila Direksi menilai tiang tersebut tidak memenuhi syarat, Pemborong harus
menyingkirkannya keluar proyek dan menggantikannya yang baru.

3. Panjang tiang pancang, termasuk bagian kepala tiang yang nantinya setelah pemancangan masuk
kedalam poer, bagian yang dikupas untuk menyalurkan gaya dari tulangan dan bagian yang mungkin
dipotong sesuaikan dengan kondisi lapangan.

Pasal 34 ; Penyambungan Tiang Pancang


1. Sebelum menyambung tiang pancang beton pracetak, Pemborong harus
menyerahkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, rencana pelaksanaan
penyambungan tiang. Prosedur pengelasan untuk sambungan sesuai dengan AWS atau petunjuk
dari pabrik pembuatnya.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

2. Sebelum pelaksanaan pengelasan untuk penyambungan tiang,


Pemborong harus melaksanakan percobaan pengelasan untuk mendemonstrasikan prosedur
pengelasan yang diusulkan dan untuk memeriksa hasil pengelasan.

3. Pemborong menyediakan peralatan dan mesin las listrik yang memadai


kapasitasnya Elektroda yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan tiang
yang akan dilas dan harus mendapat persetujuan Pengawas.

4. Ahli las yang melaksanakan pengelasan harus yang benar-benar


Qualified sesuai dengan AWS DI-72 yang dibuktikan dengan sertifikat dari instansi yang berwenang.

5. Pipa beton pracetak sebelum disambung dan selama pengelasan harus


dipegang eraterat dengan suatu konstruksi clamp yang cukup kaku untuk menjamin bahwa sumbu
pipapipa/segmen yang disambung berada dalam suatu garis lurus.

6. Bagian tiang pancang yang tersambung harus berada dalam tanah.

Pasal 35 : Penyimpanan Tiang Pancang


1. Tiang pancang yang tiba dilokasi pekerjaan harus disimpan/ditumpuk ditempat tempat yang aman
dan terhindar dari pengaruh buruk air/hawa air laut.

2. Tiang pancang agar ditumpuk diatas bantalan kayu sehingga tidak langsung berhubungan dengan
tanah, berlapislapis dengan tinggi maksimum tiga lapis.

3. Bilamana kondisi lapangan sangat korosif, Pemborong wajib melindungi tiang pancang tersebut
dengan terpal atau plastik yang memadai.

Pasal 36 : Pelindung Karat Sambungan Tiang Pancang


1. Seluruh permukaan baja pada konstruksi sambungan tiang harus diberi dan dilapisi dengan Denso
Tape yang berfungsi sebagai anti karat.

2. Sebelum dilapisi Denso Tape permukaan sambungan harus dibersihkan dan dikeringkan, lalu
dioleskan dengan Denso Paste S-105 dengan takaran 1 kg untuk 4 m 2.
Kemudian sebagai lapisan inner (lapisan dalam) dibalut Densyl Tape di permukaannya disekeliling
sambungan tiang.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Bilamana lebar tape tidak mencukupi, dengan cara yang sama dipasang tape yang baru sejajar
dengan tape sebelumnya dengan overlap 20 % atau lebih, lalu ratakan sebelumnya sekali lagi
dengan tangan atau dengan alat khusus.

3. Setelah pembalut selesai, seluruh permukaannya diratakan untuk meyakinkan bahwa semua
overlaps telah benarbenar tertutup lalu dipasang Densol sebagai outer (lapisan luar) untuk
melindungi Densyl tape dari beban mekanik atau kekuatan lainnya, dengan cara dibalutkan
disekeliling permukaan yang telah dilapisi Densyl Tape tersebut.

Pasal 37 : Pemeriksaan Hasil Pengelasan di Lapangan


1. Terhadap hasil pekerjaan las harus dilakukan pemeriksaan dan testing untuk menjamin bahwa hasil
pengelasan cukup memenuhi syarat yaitu padat dan tidak porous serta ukurannya sesuai dengan
gambar kerja, untuk itu Pemborong harus menyediakan tenaga ahli, peralatan dan bahan yang
diperlukan untuk pekerjaan testing tersebut.

2. Hasil pengelasan harus ditest secara visual dengan menggunakan metode Liquid Penetrant dan
Contrast sesuai dengan prosedur AWS.

3. Hasil pengelasan dilaporkan secara tertulis kepada Direksi dalam waktu paling lama 24 jam untuk
dievaluasi dan mendapatkan persetujuan. Kerusakan dan atau hasil yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditentukan harus diperbaiki atau dipotong dan dilas lagi sesuai petunjuk Direksi.

Pasal 38 : Toleransi Titik Pancang


1. Pelaksanaan pemancangan tiang pancang tegak lurus harus sedemikian sehingga diperoleh hasil
sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.

2. Toleransi maksimum yang diijinkan terhadap hasil pemancangan adalah 10 cm penyimpangan dari
posisi yang benar. Inklinasi maksimum yang diijinkan untuk tiang miring dan tiang vertikal adalah 2,5
cm dan untuk pemotongan tiang sebesar 5 cm.

3. Bila toleransi dilampaui maka tiang harus diperbaiki/diperkuat dengan konstruksi tertentu, dicabut
atau lain sebagainya sesuai dengan keputusan Direksi dengan biaya Pemborong.

Pasal 39 : Alat Pancang/Pile Driving Hammer


1. Pemborong harus menyediakan peralatan untuk pemancangan sedemikian sehingga semua
persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

2. Mesin pancang atau hammer harus jenis Diesel Hammer, Steam Hammer (single atau double
acting).
Mesin pancang Drop Hammer tidak diperkenankan. Bila dipakai Diesel atau Steam Hammer maka
berat ram minimum 2,5 ton.

3. Hammer harus dapat melakukan pemancangan secara kontinue sampai kedalaman yang
direncanakan. Penghentian pemancangan sebelum mencapai setting atau kedalam rencana harus
mendapat persetujuan Direksi.

Pasal 40 : Panjang Tiang Pancang (lihat gambar bersangkutan)


1. Tiang pancang pada dasarnya harus dipancang sampai mencapai final set, sesuai dengan
persyaratan daya dukung berdasarkan Dynamic Formula dibanding dengan daya dukung yang
diperoleh berdasarkan datadata karakteristik tanah.

2. Apabila final set telah dicapai sebelum panjang tiang/kedalaman rencana, maka bagian
tiang terlebih (di atas cut off level) harus dipotong, pemotongan kelebihan ini harus mendapat
persetujuan Direksi

3. Apabila seluruh panjang tiang rencana telah terpancang, tetapi final set belum terpenuhi,
maka tiang pancang tersebut harus disambung. Penyambungan kekurangan panjang tiang ini harus
mendapat persetujuan Direksi.

4. Harga tiang pancang yang panjangnya tidak sesuai dengan gambar akan diperhitungkan
dengan harga satuan panjang seperti pada penawaran.

Pasal 41 : Kepala Tiang dan Poer (Pile Cap)


1. Pemotongan harus dilakukan dengan didasari tindakantindakan untuk mencegah kerusakan
kepala tiang pada saat pemancangan. Kepala tiang harus diberi landasan selama pemancangan
agar tidak langsung terpukul oleh landasan Hammer. Tiang pancang yang lebih dari elevasi rencana
dipotong dengan baik dan memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :

a. Tiangtiang harus dipotong pada elevasi yang tepat sesuai dengan gambar dan untuk
menghindari keretakan pada kepala tiang, pemotongan harus dilakukan dengan alat (gergaji
besi/las).
b. Bagian ujung tiang pancang akan tertanam pada poer (pile cap) minimal 30 cm.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

c. Tulang yang dipakai pada ujung tiang pancang harus dijadikan tulangan penyaluran dan
akan tertanam dalam poer. Pembengkokkan pembengkokkan tulangan yang dipergunakan
harus dengan hatihati agar tidak merusak beton yang ada.

2. Diatas tiaptiap tiang pancang akan dibuatkan poer untuk menyalurkan gaya dari balok ke tiang
pancang yang ukuranukuran dan penulangannya seperti ditunjukkan dalam gambar kerja.

3. Sebelum melakukan pengecoran adukan semua tulangan harus sudah terpasang dengan baik
bersih dari kotoran dan pelaksanaan pengecoran harus diperhitungkan waktunya sedemikian rupa
sehingga adukan yang sudah dituangkan tidak terganggu oleh pasang surut sebelum beton
mencapai umur 3 jam.

4. Apabila terdapat besibesi bekas angker bekisting atau baja tulangan yang menonjol dari
permukaan beton, maka besi/baja tersebut harus dipotong sedemikian sehingga nantinya dapat
tertanam dan ditutup dengan adukan beton material lain yang kedap air minimal setebal selimut
beton.

Pasal 42 : Selimut Beton


1. Bagian atas tiang pipa baja yaitu daerah Splashing Zone dilindungi dengan selimut beton (concrete
sleve) menurut bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar kerja. Bagian atas selimut beton ini harus
masuk ke dalam poer (sesuai dengan gambar konstruksi).
2. Pada pelaksanaan pembuatan selimut beton, maka pipa baja harus benarbenar bersih dari
material/halhal lain yang dapat mengurangi mutu pekerjaan, dan khususnya kawasan tepi pantai.
3. Bekisting harus dikerjakan dengan baik dan teliti dan dibuat dari plat baja atau fiberglass yang
dipasang sampai pada kedalaman0,50 m LWS dan atau menurut gambar kerja.
Sambungansambungan bekisting dilengkapi dengan packingpacking karet untuk mendapatkan
bekisting yang diperkuat dengan rangka untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh memenuhi
persyaratan.

4. Sebelum penempatan bekisting, bagian tiang harus bersih dari segala kotoran yang dapat
merugikan bagi tiang pancang maupun beton.

5. Rencana konstruksi dari bekisting, seperti rangka pendukung dan lainlain, harus diajukan kepada
Direksi untuk diperiksa terlebih dahulu sebelum disetujui pelaksanaannya.

6. Pekerjaan beton untuk pekerjaan selimut beton harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

a. Selimut yang diperkenankan adalah maksimum 7 cm


b. Volume semen minimum 400 kg per m3 beton.
c. Ukuran agregat/split maksimum 20 mm
d. Beton decking sisi luar selimut beton 8 cm
e. Ujung bawah besi tulangan minimum 15 cm dari tepi bawah bekisting

7. Sebelum pengecoran dimulai, sekeliling bagian luar bekisting diselimuti dengan selubung plastik
kemudian ujung bawah diikat dengan tali karet/elastis sehingga kedap air. Air yang berada didalam
bekisting dipompa keluar hingga kering. Bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari
limbah, kotoran maupun minyak untuk itu bagian dalam bekisting yang akan dicor disemprot udara
tekanan tinggi dengan mempergunakan kompresor.

8. Pembongkaran bekisting tidak boleh dilakukan apabila waktu yang diperlukan untuk pengerasan
beton menurut PBI 1971 belum dipenuhi. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan hatihati serta
tidak merusak beton. Sebelum melakukan pembongkaran, Pemborong harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan Direksi.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

BAB V
PEKERJAAN TALUD, CAUSEWAY, DAN URUGAN

Pasal 43 : Pekerjaan Talud, Causeway dan Jalan


1. Konstruksi talud terdiri dari batu kosong, pasangan batu dengan adukan dan batu kunci serta batu
pelindung (Armour Rock). Bentuk penampang dan ukuran talud, sesuai dengan gambar, mengikuti
permukaan ranah.
Ukuran batu untuk konstruksi talud diisyaratkan ebagai berikut :

a. Lapisan bawah dan bagian dalam dari penampang talud antara 15 s/d 25 kg
b. Pasangan batu antara 25 s/d 60 kg
c. Batu kunci/batu pelindung kaki dan permukaan talud antara 80 s/d 100 kg

Material batu harus berupa batu belah, cukup keras dan tidak menunjukkan tandatanda pelapukan
serta harus memenuhi persyaratan lainnya sesuai dengan persyaratan bahan dalam pekerjaan ini.

2. Pekerjaan talud dilaksanakan secara bertahap sejalan dengan pelaksanaan pengurugan, meliputi
pemasangan batu kosong, pemasangan filter cloth, pengurugan dan seterusnya.

3. Filter cloth yang dipakai harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan ini. Pemasangan filter
cloth harus benarbenar teliti dan sambungan harus kokoh serta diberi overlapping sehingga terjamin
tidak ada bagianbagian yang bocor yang mengakibatkan urugan atau material bagian dalam masuk
kedalam pasangan batu kosong atau keluar dari konstruksi talud.

4. Pasangan batu dilaksanakan dengan ukuran dan kemiringan sesuai gambar, dengan adukan campuran
adalah 1 semen : 3 pasir.

5. Di sepanjang pasangan batu arah melintang talud dari talud, dengan bentuk pada posisi dan jarak
tertentu sesuai dengan gambar, harus dibuat siar deletasi atau siar konstruksi, yang berfungsi untuk
mengakomodasikan apabila terjadi perbedaan penurunan konstruksi talud.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

Di bagian dalam siar deletasi ini diberi filter untuk mencegah butir butir urugan dan lain lain
merembes keluar.
6. Dalam pelaksanaan pengurugan dengan menggunakan pemadat tangan (tamping) harus
diperhitungkan terhadap getarangetaran yang terjadi yang bisa mempengaruhi konstruksi talud.
Untuk itu diisyaratkan menggunakan bahan yang kaya dengan batu batuan, terutama pada bagian
yang sulit dipadatkan.

7. Seluruh permukaan talud harus dikerjakan plesteran siar, sebelum pekerjaan dimulai semua
permukaan bidang yang akan disiar dibersihkan dahulu dan disiram dengan air sampai merata.
Adukan yang dipakai untuk pekerjaan siar ini adalah campuran 1 semen : 2 pasir. Pekerjaan siar
dilakukan sedemikian rupa sehingga siar siar terletak pada suatu bidang kira kira 1 cm didepan
muka batu yang dipasang. Tebal siar minimum 2 cm, lebarnya disesuaikan dengan kebutuhan.

8. Batu pelindung talud harus dapat berfungsi dengan baik terhadap pengaruh gelombang. Untuk itu
pemasangan batu pelindung (Armour Rock) dilakukan secara acak, namun diatur agar
penempatannya mulai dari kaki talud hingga mencapai setinggi mungkin bidang miring talud. Batu
yang berukuran lebih besar ditempatkan pada bagian yang lebih berat menahan pengaruh
gempuran gelombang.

Pasal 44 : Pelindung Talud (Blok blok Beton)


1. Pekerjaan pelindung talud ini berupa blokblok beton yang dipasang sepanjang talud dan pada
tempattempat yang dianggap perlu oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

2. Blokblok beton yang dipakai berukuran 40 x 40 x 40 cm 3 dengan persyaratan- persyaratan beton


sebagaimana tercantum dalm PBI 1971, baik mengenai material koral, pasir dan semen maupun
pelaksanaannya

3. Mutu beton
Mutu beton yang dinyatakan dalam pekerjaan ini adalah berdasarkan kekuatan karakteristik beton (K)
minimal 175 kg/cm2 dengan pemakaian semen minimum 350 kg untuk setiap m 3 beton dengan slump
7 cm.

4. Pekerjaan cetakan beton


Untuk mendapatkan bentuk dan ukuran beton seperti yang diminta, bekisting harus dikerjakan
dengan baik, teliti dan kokoh.
a. Bekisting harus dibuat dari baja

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

b. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari air
limbah dan minyak.
c. Untuk menjamin perataan permukaanpermukaan beton disarankan menggunakan papan
triplek

5. Pekerjaan beton
a. Blok blok dapat dibuat diatas lantai kerja, ponton atau tempat tempat lain yang dapat
menjamin bentuk dan kualitas beton, khususnya dalam penggunaan jumlah semen.
b. Penumpukan blok blok beton ditempat pembuatan tidak boleh lebih dari tiga susun dan
setelah pengecoran blokblok tersebut harus dapat mudah dipisahpisah.
c. Sebelum pengecoran untuk pembuatan blok-blok beton, semua peralatan, material serta
tenaga yang diperlukan sudah harus siap dan cukup baik untuk satu tahap pengecoran.
d. Segera setelah beton dituang kedalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan
Concrete Vibrator, penggetaran concrete vibrator dapat dibantu dengan pencocokan sesuai
dengan petunjuk Direksi/Pengawas Lapangan..
e. Selama waktu pengecoran harus dihindarkan dari pengeringan dan melindunginya dari
genangan air diatas permukaan atau ditutup dengan karung karung yang senantiasa dibasahi
air terus menerus paling tidak selama 10 hari setelah pengecoran.
f. Untuk menambah kedap air/mempercepat pengerasan beton, Pemborong harus
menambah bahan kimia sebagai additive seperti penggunaan superbara 05. Sebelum
penggunaan bahan additive, Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu kepada
Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan terlebih dahulu.
g. Pada kubus beton dapat ditambahkan batu kali berukuran besar dengan perbandingan
maksimum 40 % batu kali dan 60 % beton. Mutu dan ukuran batu kali harus sesuai dengan
persyaratan bahan.
h. Pelaksanaan pembuatan kubus beton harus sesuai dengan persyaratan bahan :
-
Cetakan terluar dibuat dari baja sedangkan alat bantu dipasang secara terpisah
dengan cara alat tersebut dimasukkan ke dalam bekisting A.
-
Setelah alat bantu tersebut dipasang kemudian dimasukkan batubatu kosong
sebagai lapis pertama kemudian dilakukan pengecoran sambil digetarkan.
-
Kemudian alat bantu B diangkat dan kemudian dimasukkan batubatu kosong
sebagai lapis kedua dan seterusnya sampai 3 lapis sehingga pengecoran penuh.

Pasal 45 : Pekerjaan Urugan/Timbunan

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

1. Garisgaris kontur, elevasi daratan dan kedalaman dasar laut seperti yang
ternyata dilapangan akan digunakan sebagai dasar perhitungan volume untuk menentukan kemajuan
serta penyelesaian pekerjaan. Kontrol volume dan ketinggian pengurugan dilakukan berdasarkan
hasil sounding dasar laut dan dengan pengawasan Direksi.

2. Sounding dan pengukuran topografi dilakukan sebelum dan sesudah


pengurugan tiap tahap pekerjaan dan pada akhir pekerjaan atas biaya Pemborong. Bila telah
diperiksa Direksi ternyata pengurugan belum memenuhi persyaratan, maka Pemborong harus
mengurug kembali.

3. Pemborong bertanggungjawab atas semua biaya yang diperlukan untuk


penambahan urugan akibat penurunan dan konsolidasi tanah selama periode pekerjaan.

4. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai daerah yang akan diurug harus


dibersihkan dari material organik seperti sampah, sisa sisa kayu, humus dan lain lain serta bila
terdapat lumpur ataupun tanah lunak harus digali/disingkirkan serta dibuang terlebih dahulu agar
tidak membahayakan konstruksi. Pekerjaan pengurugan baru boleh dilakukan apabila sudah ada
persetujuan dari Direksi.

5. Sebelum dilaksanakan penimbunan, pada areal untuk penimbunan dibuat


patok patok sejarak 510 m, pada patokpatok tersebut dibuatkan ukurannya sehingga dapat
diketahui kedalaman timbunan dan peil rencana.

6. Material urugan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah pasir urug (Non
Cohesive Soil), sesuai dengan persyaratan material urugan untuk pekerjaan ini dengan ketentuan
bahwa kandungan lempung/silt (yang lewat saringan no. 200) yang diperkenankan maksimum 20 %.
Material urugan boleh diperkaya dengan batu batu dengan perbandingan maksimal 60 % dari
material urugan.

7. Pemborong harus melakukan test terhadap material urugan yang diajukan


kepada Direksi dan apabila memenuhi syarat untuk disetujui Direksi. Persetujuan pemilihan material
itu harus dibuat tertulis oleh Direksi. Apabila sumber material urugan berubah maka setiap kali ada
perubahan ketentuan mengenai persetujuan harus disetujui oleh Direksi.

8. Setelah daerah yang akan diurug bersih, pengurugan dilakukan secara


berrtahap lapis demi lapis sampai diperoleh peil + 1,80 LWS sesuai dengan ketentuan. Urugan dari

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

tanah asli sampai dengan air tinggi ratarata, urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat mesin
giling kapasitas 8 ton sehingga mencapai 85 % dari kepadatan optimal. Pemborong harus melakukan
pemeriksaan material dan test kepadatan dilapangan sesuai dengan petunjuk Direksi.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT


SPESIFIKASI TEKNIS SISI DARAT

BAB VI
PERSYARATAN LAIN LAIN dan PERUBAHAN PERUBAHAN

Pasal 46 : Persyaratan Lain - lain


Pelaksanaan diwajibkan membuat gambargambar revisi bila diperlukan, dan gambar gambar detail dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Gambargambar tersebut diajukan kepada Direksi untuk disetujui dan
dibuat rangkap dua serta diserahkan kepada Direksi. Pemborong wajib membuat gambar pelaksana (as
built drawing) yang harus diserahkan pada penyerahan pekerjaan pertama.

Pengurusan izinizin yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pemasangan instalasi sementara untuk
air dan listrik, bila diperlukan sampai berfungsi dengan baik serta seluruh biaya yang diperlukan adalah
tanggungan Pemborong.

Pemborong dan Direksi tidak terlepas dari tanggung jawab terhadap halhal yang tidak diinginkan pada
pekerjaan yang dilaksanakan dan gambar/design yang salah.

Selama masa pelaksanaan kegiatan proyek, pihak Pemborong harus memenuhi kewajibannya kepada
pihak pelabuhan sebagai berikut :

a. Membangun pagar sementara pada batas lahan yang disediakan untuk


sementara selama pelaksanaan proyek kepada pihak Proyek/Pemborong. Pagar sementara harus
dibersihkan kembali setelah pekerjaan selesai.
b. Lahan yang diserahkan kepada Pemborong termasuk untuk Direksi Keet, Kantor
Pemborong, gudang bahan dan lapangan penumpukan dibebaskan dari sewa.
c. Ponton pancang dan alat alat berat yang beroperasi didaerah perairan
pelabuhan selama jangka waktu pelaksanaan dibebaskan dari pungutan jasa kepelabuhan.

Pasal 47 : Perubahan perubahan


Semua ketentuanketentuan dalam RKS ini dan gambargambar kerja dapat diubah dan ditambah ataupun
dihilangkan sesuai dimana perlu pada waktu pemberian penjelasan dari pekerjaan ini (aanwijzing) dan
dituangkan dalam Berita Acara.

Pasal 48 : Penutup
Demikian Rencana Kerja dan Syaratsyarat (RKS) ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

KONSULTAN PERENCANA CV. NANGGROE ACEH CONSULTANT

Anda mungkin juga menyukai