BAB 1 HPP
BAB 1 HPP
PENDAHULUAN
I.2.2.Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :
1. Melakukan Pengkajian baik secara subyektif maupun obyektif kepada NY N
P20002 Post Partum hari ke-1 Dengan HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer.
2. Mengintepretasikan data dasar dan merumuskan diagnosa kebidanan pada NY
N P20002 Post Partum hari ke-1 Dengan HPP (Hemorrhage Post Partum)
Primer.
3. Menentukan diagnosa potensial pada NY N P20002 Post Partum hari ke-1
Dengan HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer.
4. Menentukan tindakan segera pada NY N P 20002 Post Partum hari ke-1 Dengan
HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer.
5. Membuat rencana asuhan kebidanan pada pada NY N P 20002 Post Partum hari
ke-1 Dengan HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer.
6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada NY N P 20002 Post Partum hari
ke-1 Dengan HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer.
7. Mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan pada NY N P20002 Post Partum hari
ke-1 Dengan HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer.
1.3. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan ini adalah :
1. Metode pendekatan deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan
peristiwa dan gejala yang terjadi.
2. Teknik pengumpulan data dan pengidentifikasian data melalui observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumen dan studi kepustkaan.
3. Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari keluarga dan petugas
kesehatan.
1.4.2. WAKTU
Penyusunan asuhan kebidanan ini dilakukan pada saat jam kerja ruang
bersalin sip siang yaitu pukul 14.00 s/d 21.00 WIB.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.2.2. Etiologi
Etiologi perdarahan post partum:
1. Atonia uteri
Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah :
1) Umur : umur yang terlalu muda atau tua
2) Paritas : sering dijumpai terjadi pada multipara dan grandemultipara
3) Partus lama
4) Obstetri operatif dan narkosa
5) Uterus terlalu regang dan besar, misalnya gemelli, hidramnion, atau janin besar
6) Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio
plasenta
7) Faktor sosial ekonomi, yaitu malnutrisi.
2. Sisa plasenta dan selaput ketuban
3. Jalan lahir : robekan perineu, vagina, serviks, forniks dan rahim.
4. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia
yang sering dijumpai:
1) perdarahan yang banyak
2) solusio plasenta
3) kematian janin yang lama dalam kandungan
4) pre eklamsi dan eklamsi
5) infeksi, hepatitis dan syok septic. (Rustam Mochtar,
1998)
1. memberikan oksitosin
2. mengeluarkan plasenta menurut cara Credee (1-2 kali)
3. mengeluarkan plasenta dengan tangan.Penanganan Perdarahan post partum
2.2.2. Komplikasi
1. Memudahkan terjadinya:
1) Anemia yang berkelanjutan
2) Infeksi puerperium.
2. Terjadi rehrosis hipofisis anterior dan sindrom sheehan
1) Kelemahan umum (Asthenia)
2) Menurunnya berat badan sampai cachexia
3) Penurunan fungsi sexsual
4) Memudarnya tanda-tanda seks sekunder
5) Turunnya metabolisme hipotensi
6) Amenarea sekunder
3. Kematian perdarahan post partum
2.2.3. Pencegahan
Cara mencegah perdarahan post partum yaitu memeriksa keadaan fisik,
keadaan umum, kadar hemoglobin, golongan darah dan bila mungkin tersedia
donor darah. Sambil mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infus
dan obat-obatan penguat rahim atau uterotonika. Setelah ketuban pecah, kepala
janin mulai membuka vulva, infus di pasang dan sewaktu bayi lahir diberikan
satu ampul metergin atau kombinasi dengan lima satuan sintosinon atau
sintometrin intravena. Hasilnya biasanya memuaskan.
Pencegahan terjadinya perdarahan post partum merupakan tindakan
utama, sehingga dapat menghemat tenaga, biaya dan mengurangi komplikasi.
Upaya preventif dapat dilakukan dengan :
1. Meningkatkan kesehatan ibu, sehingga tidak terjadi anemia semasa kehamilan.
2. Melakukan persiapan pertolongan persalinan
3. Meningkatkan usaha penerimaan KB
4. Melakukan pertolongan persalinan di rumah sakit bagi ibu yang mengalami
perdarahan post partum habitualis.
5. Memberikan uterolunika segera setelah persalinan bayi, sehingga persalinan
placenta dipercepat dan mengurangi perdarahan.
I. Pengkajian
Langkah awal proses askeb yaitu mengumpulkan data, mengolah data dan
menganalisa data yang diperoleh dalam bentuk data subyektif, data obyektif dan
data penunjang yang akan memberikan gambaran keadaan kesehatan klien.
A. Data Subjektif
Adalah data yang diperoleh dari hasil anamnesa dari klien, keluarga dan
anggota tim kesehatan lain yang mencakup semua keluhan klien pada masalah
kesehatan yang dialaminya. Anamnesa ini meliputi :
a. Biodata
Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari hari.
Umur dicatat dalam tahun, sebaiknya juga ditanyakan tanggal lahir klien,
umur berguna untuk mengantisipasi pasti diagnosa masalah kesehatan dan
tindakan yang akan dilakukan.
Suku / bangsa perlu dicatat karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam
kehidupan termasuk kesehatan. Disamping itu memudahkan dalam melakukan
pendekatan dan melakukan asuhan kebidanan.
agama perlu dicatat karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan
termasuk kesehatan. Disamping itu memudahkan dalam melakukan pendekatan
dan melakukan asuhan kebidanan.
pendidikan klien perlu ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya.
Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
Pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan klien
dalam pembiayaan.
Alamat perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak.
Misalnya memerlukan bantuan keluarga, alamat juga dapat memberikan
petunjuk keadaan lingkungan tempat tinggal klien.
Dari biodata ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor resiko,
keadaan social, ekonomi dan pendidikan klien serta keluarga yang dapat
mempengaruhi kesembuhan klien.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
Pada kasus ibu postpartum normal misalnya, keluhan utamanya adalah karena ia
ingin memeriksakan kembali kesehatannya setelah persalinan atau pada kasus
postpartum patologis, ibu datang ke fasilitas pelayanan kesehatan karena
demam, keluar darah segar dalam jumlah banyak, nyeri, infeksi luka jahitan dan
lain lain.
c. Riwayat menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan masa nifas, namun
dari data yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan
dasar dari organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita peroleh dari
riwayat menstruasi antara lain :
- menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita indonesia
pada umumnya mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun.
- siklus menstruasi adalah jarak menstruasi yang dialami dengan menstruasi
berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
- volume. Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang
dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid.
Sebagai acuan biasanya kita gunakan kriteria banyak, sedang, dan sedikit.
Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subyektif, namun kita
dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya
sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.
d. Status perkawinan
ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan mendapatkan gambaran
mengenai suasana rumah tangga pasangan. Beberapa pertanyaan yang dapat
diajukan antara lain sebagai berikut :
- berapa tahun usia ibu ketika menikah pertama kali?
- Lama pernikahan?
- Ini adalah suami yang ke?
e. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan kb yang lalu
Hal ini penting untuk mengetahui faktor resiko pada persalinan berikutnya.
Yang perlu ditanyakan : kehamilan, penolong, apakah masalah/gangguan
kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan, seperti perdarahan,
kelainan letak juga riwayat pre eklamsi. Selain itu ditanyakan pula tempat
melahirkan, cara melahirkan(spontan atau dengan tindakan) begitu juga dengan
kelahiran anak meliputi BB, PB, jenis kelamin, dan keadaan sekarang (hidup
atau mati).
f. Riwayat Kehamilan Sekarang
Yang ditanyakan usia kehamilan, kapan dan dimana ANC berapa kali, dimana,
dan kapan pernah dapat imunisasi, jika ya kapan, dimana, berapa kali, obat -
obatan yang didapatkan dan keluhan yang dirasakan. Informasi apa yang
didapatkan waktu periksa hamil.
g. Riwayat Persalinan Sekarang
Kita tanyakan bagimana proses persalinannya, mulai datang keluhan sampai
persalinan kala I dan IV nya untuk melakukan penatalaksanaan yang tepat
sesuai dengan masalahnya.
h. Riwayat kesehatan yang lalu
Dari data riwayat kesehatan ini dapat digunakan sebagai penanda akan adanya
penyulit selama masa nifas. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa
nifas yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ
yang mengalami gangguan. Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan
pasien yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah menderita penyakit
menular (TBC, AIDS, hepatitis), menahun (Asma, jantung, hipertensi), dan
menurun (DM, Asma, Hipertensi).
i. Riwayat kesehatan keluarga
Dari data riwayat kesehatan ini dapat digunakan sebagai penanda penyakit
menular (TBC, AIDS, hepatitis), menahun (Asma, jantung, hipertensi), dan
menurun (DM, Asma, Hipertensi).
j. Pola kehidupan sehari - hari
pola nutrisi
Perlu ditanyakan bagaimana pemenuhan nutrisi selama dirumah sakit, apakah
klien menghabiskan porsi yang disajikan, apakah sudah sesuai dengan
kebutuhan ibu nifas. Begitu juga dengan cairan yang diberikan.
pola eliminasi
Apakah setelah melahirkan sudah BAB, bagaimana konsistensinya, warna, bau
dan kapan. Begitu juga bagaimana dengan BAKnya, berapa kali sehari, apakah
mengalami kesulitan atau sudah pergi ke kamar mandi sendiri. Dalam keadaan
normal, klien dapat BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan,
sedangkan BAB biasanya tertunda 2 sampai 3 hari setelah melahirkan.
Pola istirahat
Setelah melahirkan apakah klien dapat istirahat atau tidur sesuai kebutuhannya.
Berapa jam klien tidur dalam sehari dan apakah ada kesulitan selama ibu
melakukan istirahat. Kebutuhan istirahat dan tidur selama phase taking hold
dimana klien ingin seklai menerima tanggung jawab sebagai ibu. Kebutuhan
tidur 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
Pola aktifitas
Ditanyakan kemampuan aktifitas setelah melahirkan. Sejauh mana ibu
melakukan ambulasi dini, apakah mengalami hambatan atau kesulitan.
Mobilisasi hendaknya dilakukan secepatnya.
Pola personal hygiene
Setelah melahirkan apakah dapat melaksanakan mandi sendiri di kamar mandi,
bagaimana kebersihan alat kemaluannya apakah dicuci memakai sabun,
bagaimana mengenai pembalut, kapan ganti dan berapa kali. Begitu juga dengan
kebersihan payudara. Hal ini perlu diperhatikan untuk mencegahsumber infeksi
dan memberi rasa nyaman. Segera setelah klien cukup kuat/ sehat boleh mandi
minimal kurang lebih 1 jam PP dan dilakukan 2X sehari. Begitu juga dengan
kebersihan vagina dilakukan 2X sehari (mandi pagi dan mandi sore), maksimal
setiap kali BAB/BAK. Sedangkan pembalut diganti setiap kali BAB dan setiap
perawatan. Kebersihan payudara juga dilakukan minimal 2X sehari selama
mandi
k. Riwayat psikososial
Yang perlu dikaji adalah bagaimana sikap klien terhadap interaksi yang
dilakukan:
Hari ke 3 10 : terjadi phase taking hold, kadang terjadi postpartum bluess
Hari ke >10 : terjadi phase letting go
l. Riwayat Sosial budaya
Yang ditanyakan adalah kebiasan yang ada dilingkungan klien. Kebiasaan yang
menunjang seperti selamatan / selapan / tujuh bulanan. Rencana meneteki
sampai usia berapa. Kebiasaan yang menghambat seperti minum jamu, pijat dan
ibu dilarang untuk keluar rumah selama hamil.
m. Riwayat spiritual
Data ini diperlukan untuk mengetahui kebiasaan beragama/ketaatan pasien
terhadap agamanya.
B. Data obyektif
Adalah data yang dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi
palpasi, auscultasi. Data objektif ini meliputi :
a. Pemeriksaan Keadaan Umum
Langkah awal pemeriksaan fisik adalah dengan inspeksi atau periksa pandang
secara berurutan dari kepala sampai kaki, keadaan umum ditunjukan pada
keadaan klien, kesadaran, tensi, suhu, nadi, pernafasan, BB, TB, dan cara
berjalan. Bila hal itu semua dalam batas normal berarti tidak ada gangguan
kesehatan pada klien.
b. Pemeriksaan fisik
peksi
Kepala dan Rambut : simetris/tidak, bersih/tidak, warna , rontok/tidak, berketombe/tidak.
Muka : simetris/tidak, pucat/tidak , oedema/ tidak , ada chloasma gravidarum /
tidak.
Mata : simetris/tidak, sklera mata ikterus / tidak, konjungtiva merah anemi/
tidak, ada bintik bitot/tidak.
dung : simetris/tidak, bersih/tidak, ada sekret/tidak, ada polip/ tidak , ada
pernafasan cuping hidung/tidak.
ulut dan gigi : simetris/tidak, mukosa bibir lembab /kering,stomatitis / tidak, cyanosis/
tidak , ada caries/tidak
Telinga : simetris/tidak, bersih/tidak, ada serumen/tidak
Leher : ada pembesaran kelenjar limfe/ tidak, ada pembesaran kelenjar tiroid/
tidak dan ada bendungan vena jugularis/ tidak.
Dada : simetris/ tidak, ada tarikan intercostae/ tidak, pernafasan teratur/ tidak
Payudara : simetris/ tidak,keadaan puting susu, hiperpigmentasi areola
mammae/tidak, ada pembesaran kelenjar montgommery / tidak,
Perut : ada linea alba/ tidak , ada linea nigra / tidak dan ada striae
gravidarum/tidak , ada bekas jahitan SC / tidak.
Genetalia : ada varises/ tidak, oedema/ tidak.
Anus : ada hemorroid/ tidak
Ekstremitas
Atas : oedema/tidak,
Bawah :oedema/tidak, ada gangguan pergerakan / tidak.
2.) Palpasi
Kepala : tidak ada massa/ benjolan .
Leher : Ada bendungan vena jugularis/tidak dan kelenjar thyroid / tidak.
Dada : Ada massa pada payudara / tidak.
Abdomen : kontraksi uterus baik/tidak , konsis- tensi keras/tidak, besar TFU
Ekstrimitas
Atas : odema/ tidak, ada nyeri tekan/tidak.
Bawah : odema/ tidak, ada nyeri tekan/tidak.
3.) Perkusi
Refleks patella +/+
4.) Auskultasi
Dada : ada whezzing/tidak atau ronchi.
c. Pemeriksaan penunjang
Merupakan data yang diperoleh dari hasil laborat, yang perlu dilakukan
dalam pemeriksaan laborat adalah Hb, leukosit,eritrosit, trombosit, PCV, Gula
darah acak.
II. Identifikasi Diagnosa
Diagnosa kebidanan adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang
doputuska sesuai dengan teori dan masalah yang sering terjadi pada ibu nifas
HPP.
V. Intervensi
Tahap ini merupakan langkah lanjutan dari diagnosa kebidanan, yang
bertujuan untuk membantu mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan klien.
Perenacanaan yang tersusun merupakan padoman untuk melaksanakan tindakan
perawatan kebidanan, metode kemampuan berfikir analitik dan rasional.
VI. Implementasi
Langkah pelaksanaan dalam manajemen kebidanan, dilaksanakan oleh
bidan berdasarkan rencana yang ditetapkan. Pada langkah ini bidan dituntut
melakukan tindakan kebidanan secara mandiri, tetapi di dalam pelaksanaan
penyelesaian kasus klien sewaktu waktu bidan harus juga melaksanakan
kegiatan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, antara lain dokter obgin,
perawat, ahli gizi, dan sebagainya.
VII. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses asuhan kebidanan. Evaluasi
ditulis dalam bentuk catatan perkembangan yang meliputi subyektif, assesment
dan planing ( SOAP ) .
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan
pada NY N P20002 Post Partum hari ke-1
Dengan HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer
Di Ruang Bersalin RS Brawijaya Surabaya .
3.1. PENGKAJIAN
Tanggal : 7 Juni 2010 Oleh : Anike Putri
Mardani
Jam : 14. 30 wib
3.1.1. Data Subyektif
A. Biodata
Nama Ibu : Ny N Nama Suami : Tn S
Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun
Suku / bangsa : Jawa/Indonesia Suku / bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan :- Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Diponegoro Alamat : Jl. Diponegoro
II/13 II/13
No. Telp : 08133256XXXX
No. Register : 15.57.43
B. Keluhan utama
Ibu mengatakan mengalami perdarahan yang banyak setelah melahirkan dan
tubuhnya terasa lemas dan lemah.
C. Riwayat menstruasi
K. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelumnya memakai kontrasepsi spiral kemudian dilepas
dikarenakan ingin mempunyai anak lagi.
L. Riwayat Psikososial
- Ibu mengatakan sangat senang menerima kelahiran anaknya yang ke dua.
- Suami dan keluarga sangat mengharapkan kelahiran bayinya.
- Ibu menanyakan bagaimana dengan keadaan perdarahannya.
3.5. INTERVENSI
uan : Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 1x24 jam diharapkan keadaan
ibu sehat dan perdarahan dapat teratasi.
Kriteria hasil : Keadaan umum baik
Tanda tanda vital dalam batas normal yaitu :
TD : 110/70 130/80 mmHg
Nadi : 80 100x/menit
Suhu : 36,5 37,5 C
RR : 16 20x/menit
perdarahan berhenti, contraksi uterus baik ( keras )
Keadaan umu baik, turgor kulit baik, akral hangat.
TTU dalam batas normal
Conjungtiva tidak anemis
HB kembali normal ( 10 11 gr % )
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien, suami dan keluarga
Rasional : Dengan pendekatan terapeutik akan terjalin kerjasama yang baik antara
ibu dan petugas kesehatan
2. Lakukan observasi TTV, TFU, kontraksi uterus & perdarahan.
Rasional : Untuk mengetahui status kesehatan ibu saat ini
3. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
Rasional : Dengan menjelaskan kondisi ibu dapat mempermudah asuhan yang
diberikan dan ibu lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian terapi
Rasional : Kolaborasi dapat mempermudah tindakan
5. Berikan rehidrasi cairan
Rasional : mencega terjadinya shock hipovolemic
6. Lakukan massage pada uterus
Rasional : Untuk mengganti cairan yang hilang dan mencegah dehidrasi karena
perdarahan.
7. Lakukan pemeriksaan darah ( HB, DL, FH )
Rasional : fungsi interdependent
8. Bantu semua kebutuhan dasar klien dan anjurkan klien bedrest.
Rasional : memebantu proses penyembuhan
.3.6. IMPLEMENTASI
Tanggal : 7 Juni 2010 Jam : 16.00
wib
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu, suami, dan keluarga dengan
komunikasi yang baik, tidak menyinggung perasaan ibu dan ramah.
2. Melakukan observasi TTV, TFU, kontraksi uterus & perdarahan.
3. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini :
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 100/70 mmHg
Nadi : 93x/menit
Suhu : 36,20 C
RR : 20x/menit
Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami pendarahan post partum, beritahu
keluarga agar dapat mempersiapkan darah untuk ibu sehingga perdarahan dan
darah yang keluar + 650 cc
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian terapi
Memperbaiki keadaan umum fleksus aktif
Infus RL dengan drip piton 2 Amp
Eksplorasi jalan lahir didapatkan :
Cerviks membuka, didapatkan sisa placenta 2 kotiledon
SAR dan SBR Intack
Cerviks didapatkan robekan cerviks pada jam 17.00
Vagina intack
Luka jahitan perineum baik (tidak terjadi perdarahan)
- Dilakukan penjahitan pada cerviks jam 09.00
- Pemberian therapy
Misoprostole, 4 tab/rectal
Test Ampicillin hasil negative (-)
Injeksi ampicillin 2 gr
Injeksi Antoxiclau 3 x 1 gr
Injeksi metergin 1 Amp
InjeksiTransamin 3 x 1 Amp
5. Memberikan Rehidrasi Cairan berupa :
3.7. EVALUASI
Tanggal : 7 Juni 2010 Jam : 20.00 wib
S : Ibu mengatakan badannya masih lemah
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 100/60 mmHg
Nadi : 112x/menit
Suhu : 370C
RR : 20x/menit
Akral hangat, turgor kulit baik
Perdarahan kotek
Kontraksi uterus baik (keras), TFU 2 Jari bawah pusat
A : P20002 Post partum dengan HPP + Atonia Uteri + Robekan Cervixs + Anemis
P : - Observasi perdarahan
- Observasi TTV dilajutkan,
- cek Hb ulang Hb 8 gr %
- memperbaiki keadaan umum ibu.