Anda di halaman 1dari 151

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah masyarakat yaitu sekumpulan orang yang hidup
bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu. Unit-unit
masyarakat adalah komuniti, keluarga, kelompok yang mempunyai tujuan
dan nilai yang sama.
Dalam kesehatan komunitas, komunitas dapat mempunyai
pandangan yang sama terhadap masalah kesehatan yang ada di
lingkungannya. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan
fokus dari kesehatan komunitas. Kegiatan promosi kesehatan diarahkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan
seluruh sumber daya yang ada serta mengutamakan pada proteksi individu
dan pencegahan penyakit.
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari keperawatan
dan praktek kesehatan umum yang diaplikasikan untuk promosi dan
melindungi kesehatan masyarakat. Praktek yang dilakukan bersifat umum
dan komperhensif dengan menitikberatkan pada pertanggung jawaban
kepada masyarakat secara keseluruhan. Perawat komunitas bekerja secara
langsung dalam tatanan masyarakat yang mencakup pelayanan individu,
keluarga, kelompok khusus maupun masyarakat luas. Dalam
melaksanakan tugasnya perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain
dan melibatkan kader kesehatan, tokoh-tokoh masyarakat serta lembaga
swadaya yang bekerja secara terpadu dan menyeluruh.
Dalam melaksanakan dokumentasi keperawatan komunitas perawat
menggunakan langkah-langkah proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Perawat
menggunakan epidemiologi sebagai dasar informasi yang akurat dalamm
melakukan pengkajian, mengidentifikasi masalah, membuat formulasi
strategi untuk pemecahan masalah, membuat prioritas dan
mengembangkan perencanaan perawatan serta mengevaluasi hasilnya agar
pelayanan yang diberikan efektif.
Dengan melihat begitu besarnya pengaruh kesehatan bagi
masyarakat terutama dalam dokumentasi asuhan keperawatan, maka
penyusun akan membahas makalah tentang Aplikasi Dokumentasi
Keperawatan Komunitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah dokumentasi keperawatan komunitas ?
2. Bagaimanakah format dokumentasi keperawatan komunitas ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Asuhan dokumentasi keperawatan komunitas.
2. Untuk mengetahui format dokumentasi keperawatan komunitas.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang


masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, sistematika
penulisan, dan metode penulisan.

Bab II. Pembahasan, berisi pembahasan yang menjelaskan tentang


konsep dan asuhan keperawatan pada hiperbilirubin.

Bab III. Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dokumentasi Keperawatan Komunitas


1.1 Pengertian Keperawatan Komunitas

2
Definisi Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut
pandang, yaitu sbb : Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal
pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang
relatif sama, serta berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
WHO (world Health organization) tahun 1974 mendefinisikan
komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batasan-
batasan wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada
rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu
dan yang lainnya.
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok resiko
tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
yang melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pelayanan keperawatan.
1.2 Pengertian Dokumentasi
Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum.
Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau
merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa
(pelayanan) yang dianggap berharga dan penting (Tungpalan ,1983).
Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan dan kebidanan
adalah bagian dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat dan
bidan setelah memberi asuhan kepada pasien.
Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status
kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan
keperawatan/kebidanan serta respons pasien terhadap asuhan yang
diterimanya. Dengan demikian dokumentasi keperawatan/kebidanan
mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasien yang
menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan
dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai wahana
komunikasi dan koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat
dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk

3
dipertanggungjawabkan. Dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan
merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan/kebidanan yang
dilaksanakan sesuai standar.
Dokumentasi keperawatan komunitas adalah suatu informasi
lengkap atau catatan tertulis meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan
pasien dalam proses keperawatan pada tingkat masyrakat mencakup
individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan
asuhan keperawatan yang melibatkan kelompok atau komuni dalam
keprawatan kesehatan masyarakat keterlibatan kader kesehatan, tokoh-
tokoh maysarakat formal dan informal dalam setiap tahap pelayanan
keparawatan secara terpadu dan menyeluruh, sehingga masyarakat
benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan
kesehatan dan keperawatan yang diberikan melalui lima tahap proses
keperawatan mulai dari pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan
komunitas, perencanaan keperawatan komunitas, implementasi
keperawatan komunitas sampai evaluasi keperawatan komunitas.
Dengan demikian pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan
standar dengan baik merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap tenaga
keperawatan/ kebidanan agar mampu membuat dokumentasi
keperawatan/kebidanan secara baik dan benar.
Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal, dari status
sehat sakit pasien pada saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan,
yang menggambarkan asuhan keperawatan atau kebidanan yang
diberikan. Umumnya catatan pasien berisi imformasi yang
mengidentifikasi masalah, diagnosa keperawatan dan medik, respons
pasien terhadap asuhan keperawatan/kebidanan yang diberikan dan
respons terhadap pengobatan serta berisi beberapa rencana untuk
intervensi lebih lanjutan. Keberadaan dokumentasi baik berbentuk
catatan maupun laporan akan sangat membantu komunikasi antara
sesama perawat/bidan maupun disiplin ilmu lain dalam rencana
pengobatan.
Pendokumentasian dilakukan setelah pelaksanaan setiap tahap
proses keperawatan dilakukan dan disesuaikan urutan waktu. Adapun
manfaat dari pendokumentasian diantaranya sebagai alat komunikasi

4
antar anggota tim kesehatan lainnya, sebagai dokumen resmi dalam
sistem pelayanan kesehatan, sebagai alat pertanggung jawaban dan
pertanggung gugatan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
(Effendi, 1995).
1.3 Tujuan Utama Dokumentasi
Tujuan utama dari pendokumentasian adalah
1. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat
kebutuhan klien,merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan,
dan mengevaluasi tindakan.
2. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika.
1.4 Manfaat Dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1. Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila
dilihat dari berbagai aspek. Bila terjadi suatu masalah yang
berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai
pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi
diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan
sebagai barang bukti di pengadilan.
2. Jaminan mutu (kualitas pelayanan). Pencatatan data klien yang
lengkap dan akurat, akan memberikan kemudahan bagi perawat
dalam membantu menyelesaikan masalah klien. Dan untuk
mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa
jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan
yang akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan mutu yankep.
3. Komunikasi, Dokumentasi keadaan klien merupakan alat perekam
terhadap masalah yang berkaitan dengan klien. Perawat atau tenaga
kesehatan lain akan bisa melihat catatan yang ada dan sebagai alat
komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan
keperawatan.
4. Keuangan, Semua tindakan keperawatann yang belum, sedang, dan
telah diberikan dicatat dengan lengkap dan dapat digumakan sebagai
acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan.

5
5. Pendidikan, Isi pendokumentasian menyangkut kronologis dari
kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan
atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
6. Penelitian, Data yang terdapat di dalam dokumentasi keperawatan
mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau
objek riset dan pengembangan profesi keperawatan.
7. Akreditasi, Melalui dokumentasi keperawatan dapat dilihat sejauh
mana peran dan fungsi keperawatan dalam memberikan askep pada
klien.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan tingkat
keberhasilan pemberian askep yang diberikan, guna pembinaan
lebih lanjut. Adapun manfaat dokumentasi menurut Allen (1998)
antara lain:
1) Sebagai wahana komunikasi antar tim keperawatan dan
dengan tim kesehatan lain
2) Sebagai bagian yang permanen dari rekaman medik.

B. DOKUMENTASI ASUHAN KOMUNITAS


2.1 Pengakajian
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses
tindakan untuk mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan
negative yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat
hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang
strategi promosi kesehatan. Pada tahap pengkajian ini perlu didahului
dengan sosialisasi program perawatan kesehatan komunitas serta program
apa saja yang akan dikerjakan bersamasama dalam komunitas tersebut.
Pengkajian dilakukan dengan teknik survey atau sensus terhadap
tiap responden / tiap keluarga, kemudain hasil pengkajian tersebut
dituangkan kedalam tiap-tiap dimensi diatas dalam bentuk
pengklasifikasian data/tabulasi data sehingga akan terlihat bagaimana
distribusi datanya.
Pada tahap pengkajian ini terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai
dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau
penentuan masalah perioritas. Kumpulan individu/ keluarga di komunitas

6
merupakan Core dari asuhan keperawatan komunitas. Demografi,
populasi, nilai- nilai, keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat
kesehatannya, serta dipengaruhi pula oleh delapan sub sistem: fisik dan
lingkungan perumahan, pendidikan , keselamatan dan transportasi, politik
dan kebijakan pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial, komunikasi,
ekonomi dan rekreasi. Data inti :
a. Usia beresiko
b. Pendidikan
c. Jenis kelamin
d. Pekerjaan
e. Agama
f. Keyakinan
g. Nilai-nilai
h. Riwayat komunitas yang merupakan stresor timbulnya gangguan yang
perlu di kaji pada kelompok atau komunitas :
1) Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-
nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
2) Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty
Neuman):
a) Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan,
sirkulasi dan kepadatan
b) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
c) Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal:
Apakah tidak menimbulkan stres
d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan:
Apakah cukup menunjangsehingga memudahkan komunitas
mendapat pelayanan di berbagai bidang termasukkesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi
dini gangguan atau merawat atau memantau apabial
gangguan sudah terjadi.
f) System komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan di
g) komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait
dengan gangguan nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau
leaflet yang diberikan kepada komunitas.

7
h) Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (upah minimun
regional) di bawah UMR atau di atas UMR sehingga upaya
pelayanan kesehatan yang di berikan dapat optimal.
i) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan
apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini
hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi
stress.
3) Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR,
MMR, serta cakupan imunisasi. Data subsistem :
a) Physical Environtment
Perumahan yang dihuni penduduk, apakah penerangan,
sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk.
b) Education
(Status pendidikan, sarana pendidikan) apakah dapat
digunakan untuk peningkatan pengetahuan
c) Safety and transpotation
(Pelayanan perlindungan: kebakaran, polisi, sanitasi;
Transportasi : berupa jalan dan sarana angkutan ) di
lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress
d) Politics and goverenment
Politik dan kebijakan pemerintah ( tingkat RT, RW, Lurah,
Camat dan lainlain) apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas mendapat pelayanan diberbagai
bidang termasuk kesehatan.
e) Health and social services
(PKK, Karang taruna, panti , LKMD, Posyandu dan lain-lain)
apakah tersedia untuk melakukan deteksi dini pada
gangguan / merawat / memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
f) Communication
g) (Formal : koran, radio, TV ; informal : papan pengumuman,
poster dan sebagainya) apakah sarana komunikasi dapat
dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan kesehatan, misalnya

8
televisi, radio, koran, leaflet yang diberikan kepada
komunitas.
h) Economis
(1)tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah
sesuai dengan UMR ( Upah Minimum Regional / individu/
bulan ) dibawah atau diatas sehingga upaya pelayanan,
misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status
ekonomi tersebut.
i) Recreation
(1)apakah tersedia sarana , kapan saja dibuka, biayanya apakah
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas unyuk mengurangi stress.
LANGKAH PENGKAJIAN
1. Mengumpulkan data primer
a. Wawancara
1) Masyarakat
2) Tokoh masyarakat
3) Kader
4) Aparat keluarga/ desa
5) Pemerintah daerah setempat
b. Observasi
1) Norma
2) Nilai
3) Keyakinan
4) Stuktur kekuatan
5) Proses penyelesaian masalah
6) Dinamika kelompok
7) Pola komunikasi
8) Kondisi/situasi lingkungan
2. Mengumpulkan data sekunder
Dilakukan dengan cara mencatat data dan informasi dari sumber yang
relevan untuk wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.misalnya
catatan kelahiran, kematian, cakupan pelayanan.
3. Membahas data yang terkumpul
Kegiatan yang dilakukan yaitu Lokakarya mini atau pertemuan khusus
pada forum koordinasi. Melalui pembahasan ini dirumuskan masalah
serta mencari penyebabnya.
a. Dimensi lokasi
(data Dimensi lokasi bisa mengambil dari data
Rt/Rw/Desa/Kecamatan)
1) Batas komunitas
a) Batas wilayah dan peta wilayah dari tempat praktek

9
b) Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah)
c) Lokasi Pelayanan Kesehatan
d) Tempat dan jarak pelayanan kesehatan
e) Cara mencapai lokasi yankes
2) Gambaran geograffis
a) Kesuburan dan peta topografi
b) Kemiringan dan ketinggian tanah
3) Iklim
a) Curah hujan dan kelembaban
b) Prakiraan musim hujan dan kemarau
4) Floran dan fauna
a) Jenis tanaman
b) Jenis hewan (ternak dan liar)
5) Lingkungan buatan
a) Sarana Olah Raga
b) Saranan Rekreasi
c) Lingkungan pemukiman
b. Dimensi populasi
1) Ukuran :
Jumlah penduduk :..... jiwa
Laki-laki :......jiwa (.....%)
Perempuar :.....jiwa (....%)
2) Jumlah kepela keluarga :....KK
3) Kepadatan
a) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
keseluruhan
b) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
pemukiman
c) Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis
kelamin:
4) Budaya penduduk
a) Latar Belakang budaya / etnik penduduk
b) Sejarah Budaya Penduduk
c) Mobilitas Penduduk
d) Jenis Kependudukan (penduduk menetap /penduduk
sementara
e) Pemanfaatan waktu oleh penduduk (berdasarkan struktur
keluarga & berdasarkan jenis pekerjaan.
2.2 Diagnosa Keperawatn Komunitas
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang
dicari, maka kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar
stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang
timbul pada masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat

10
disusun diagnose keperawatan komunitas dimana terdiri dari: Masalah
kesehatan, Karakteristik populasi, karakteristik lingkungan.
a. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas memerlukan pemikiran
yang kritis dalam mengambil keputusan
b. Ini sebuah tantangan dan tugas utama
c. Komplet dan validnya diagnosa akan berdampak pada tahap
selanjutnya dari proses keperawatan dan dasar dari perencanaan
program kesehatan
Contoh :
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada komunitas
di RW 04 Kelurahan Kampung Melayu berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemenuhan kebutuhan
nutrisi bagi tubuh.
Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat disampaikan dalam
pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya musyawarah
masyarakat desa/RW. Data dapat disajikan dengan menggunakan
grafik, table ataupun melalui sosio drama.
2.3 Perencanaan keperawatan komunitas
Merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk
membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah
menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang
telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam
menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka
ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam
menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi
masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada
diagnose keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnose
keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi.

Tujuan dari perencanaan keperawatan komunitas di bagi menjadi 2 :


a. Tujuan administratif

11
1) Untuk mengidentifikasi focus keperawatan kepada klien atau
kelompok

2) Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi


kesehatan lainnya

3) Untuk menyediakan suatu criteria guna pengulangan dan


evaluasi keperawatan

4) Untuk menyediakan criteria klasfikasi klien

b. Tujuan klinis
1) Mengkomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan,
apa yang diobservasi dan apa yang dilaksanakan

2) Menyediakan criteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan


evaluasi keperawatan

3) Rencana tindakan keperawatan yang spesifik secara langsung


bagi individu, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya untuk
melaksanakan tindakan.

Perencanaan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnose


keperawatan yang telah ditetapkan. Komponen rencana keperawatan
yang disusun harus mencakup:
a. Prioritas masalah
1) Diagnose

2) Sesuai dengan peran perawat

3) Jumlah yang beresiko

4) Besarnya resiko

5) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

6) Minat masyarakat

7) Kemungkinan untuk diatasi

12
8) Sesuai dengan program pemerintah

9) Sumber daya: tempat, peralatan, waktu, orang, dana

b. Menetapkan skala prioritas


Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan
tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap
dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan,
dengan mempertimbangkan:
1) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat
2) Kebijakan nasional dan daerah setempat
3) Kemampuan dan sumber daya masyarakat
4) Keterlibatan partisipasi dan peran serta masyarakat
c. Kriteria skala prioritas
1) Perhatian masyarakat yang meliputi pengetahuan, sikap,
keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah
kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera
ditanggulangi.

2) Prevalensi : yang menunjukkan jumlah kasus (masalah)


yang ditemukan pada satu saat tertentu

3) Beratnya masalah : adalah seberapa jauh masalah


tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap
kesehatan masyarakat

4) Kemungkinan masalah untuk dikelola dengan cara


mempertimbangkan berbagai alternative dalam cara-cara
pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber
daya yang tersedia, sarana dan prasarana yang ada serta
kesulitan yang mungkin timbul dalam proses
pelaksanaan dan cara-cara yang dipilih.

Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat di lakukan


melalui tahapan sebagai berikut :
1) Tahap persiapan

13
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,
mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan
untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam
masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah
suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara
bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam
mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan
kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan
masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan di
wilayahnya.
3) Tahap pendidikan dan latihan
a) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
b) Melakukan pengkajian
c) Membuat program berdasarkan masalah atau
diagnosekeperawatan
d) Melatih kader
e) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan
masyarakat
4) Tahap formasi kepemimpinan
5) Tahap koordinasi intersektoral
6) Tahap askhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan
kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.

2.4 Implementasi keperawatan komunitas


Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas,
Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum
digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas adalah:
a. Inovative

14
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2009)
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2009).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).

2.5 Evaluasi keperawatan komunitas


Evaluasi dilakukan dengan konsep evaluasi struktur. Proses, akhir :
1) Fokus :
a. Relevansi antara kenyataan dengan target
b. Perkembangan/ kemajuan proses, kesesuaian dengan
perencanaan, peran pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta
c. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
d. Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas.
2) Proses evaluasi
a. Menilai respon verbal dan nonverbal
b. Mencatat adanya kasus baru yg dirujuk ke RS

2.6 Dokumentasi keperawatan komunitas


Dokumentasi proses keperawatan :
a. Merupakan pernyataan tentang kejadian / aktivitas dengan catatan
tertulis

15
b. Dari pengkajian sampai evaluasi
c. Sarana komunikasi
d. Dapat sebagai alat bukti
e. Memudahkan & membantu mengatasi masalah klien
f. Referensi pembelajaran

FORMAT DOKUMENTASI PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN


KOMUNITAS

A. Data Umum

1. Geografis

Peta RW .. Kelurahan .. dengan batas-batas sebagai berikut

Utara :

Selatan :

Timur :

Barat :

2. Demogarfi

a. Jumlah Penduduk

RT I : KK

RT II : KK

16
RT III : KK

RT IV : KK

b. Fasilitas Kesehatan

Posyandu :

Poliklinik :

Puskesmas :

RS :

c. Karateristik Penduduk

Penduduk menetap :

Penduduk tidak menetap :

B. Data Khusus

Nama Kepala Keluarga :

Alamat :

Nomor Telepon :

I. Data Anggota Keluarga

Nama Hub
Jenis Suku/ Gol. Kead. Imuni PU
No Anggota Umur Dlm Agama Pend Pek.
kelamin Ras Darah Fisik sasi S
Keluarga Kelg

Kode Data :

17
a. Jenis Kelamin : f. Pendidikan: h. Golongan Darah
1. 1. Laki-laki 1. 1.Belum sekolah 1. A
2. Permpuan 2. 2.SD 2. B
b Umur : 3. Tamat SD 3. AB
1. 0-12 bulan 4. Tidak tamat SD 4. O
2. 1- 3 tahun 5. SMP i Keadaan fisik
3. 4 6 tahun 6. Tidak SMP 1. Sehat
4. 7 12 tahun 7. Tidak tamat SMP 2. ISPA
5. 12 20 tahun 8. SMA 3. Diare
6. 21 35 tahun 9. Tamat SMA 4. Reumatik
7. 35 60 tahun 10. Tidak tamat SMA 5. Gastrisis
c. Hubungan dalam 11. D III 6. TB Paru
keluarga
1. Suami 12. S 1 7. Thypod
2. Istri 13. Tidak sekloah 8. Penyakit kulit
3. Anak g. Pekerjaan : 9. Penyakit jiwa
4. Ayah 1. Petani 10. Lain-lain
5. Ibu 2. Buruh j. Imunisasi : (tuliskan jenisnya
dibawah)
6. Adik 3. Wiraswasta 1. Lengkap
7. Kakak 4. PNS/POLRI/TNI 2. Tidak lengkap
d. Suku 5. Karyawan swasta 3. Belum imunisasi
1. Sunda 6. Pensiunan
3. Jawa 7. Tidak bekerja k. PUS
4. Lain-lain 8. IRT 1. Akseptor KB
e. Agama 9. Pelajar/mahasiswa 2. Bukan Akseptor KB
1. Islam 10. Bayi/anak-anak
3. Protestan
4. Katolik
5. Hindu
6. Budha

FORMAT IMUNISASI BALITA


HEPATITIS B DPT POLIO CA
USIA 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4
BCG MP
BALITA
AK
0 7 hari
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
9 Bulan

II. DATA SOSIAL EKONOMI

18
1. Penghasilan rata-rata per bulan
1. < 900.000
2. 900.000 1.500.000
3. 1.500.000- 2.500.000
4. > 2.500.000

2. Kepemilikan dana jaminan kesehatan:


1. Askes 2. Askeskin 3. Jamsostek 4. JPKM
5. Tidak ada

III. GIZI
1. Frekuensi makan per hari : 1. Satu kali 2. Dua kali
3. Tiga kali
2. Cara pengolahan makanan di keluarga
1. Dipotong-cuci-masak 2.Dicuci-potong-masak 3. Potong-
masak
3. Konsumsi Lauk-pauk (daging,tahu,tempe,ikan,dsb)
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
4. Konsumsi sayur-sayuran :
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
5. Konsumsi buah-buahan:
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
6. Konsumsi garam yodium : 1. 30-80 ppm 2. < 20 ppm
3. > 80 ppm
7. Pantangan makan dalam keluarga : 1. Ikan 2. Sayur
3. Telur
IV. LINGKUNGAN FISIK
a. Perumahan
8. Kepemilikan : 1. Sewa 2. Menumpang 3. Milik sendiri
9. Jenis : 1. Permanen 2. Semi permanen 3. Tidak permanen
(panggung)
10. lantai : 1. Tanah 2. Papan 3. Tegel/semen
11. Ventilasi :
1. > 10% dari luas lantai 2. < 10 % dari luas lantai
3. Tidak ada ventilasi
12. Pencahayaan Sinar matahari:
1. Masuk kedalam rumah 2. Tidak masuk kedalam
rumah
13. Luas bangunan/orang : 1. < 8m2/orang 2. 8m2/orang

19
14. Pemanfaatan pekarangan : 1. Sayuran 3. Tanaman obat
keluarga 2. Buah-buahan 4. Tanaman hias

b. Pembuangan
15. Di mana keluarga buang air besar :
1. Sungai 4. WC
2. Selokan 5.Lain-lain sebutkan.................
3. Sembarang tempat
16. Bila ya jenis jamban : 1. Septik tank 2. WC cemplung
17. Jarak WC dengan sumber air : 1. < 10 m 2. 10 m
18. Kondisi jamban : 1. Terawat 2. Tidak terawat

c. Sumber air
19. Sumber air :
1. PDAM 4. Mata air
2. Sumber pompa 5. Sungai
3. Sumur gali
20. Penyediaan air minum :
1. PDAM 4. Mata air
2. Sumber pompa 5. Sungai
3. Sumur gali
21. Pengelolaan air minum : 1. Dimasak 2. Tidak dimasak

d. Tempat penampungan air


22. Jenis tempat penampungan air : 1. Bak 2. Gentong 3. Ember
4. Torn 5. Lain-lain sebutkan.....................
23. Kondisi : 1. Tertutup 2. Terbuka
24. Pengurasan : 1. Setiap hari 2. Setiap 2 hari
3. Setiap 3 hari 4. Lain-lain, sebutkan........
25. Bila ya, berapa kali dalam sebulan :
1. 2 kali 2. 3 kali 3. Lebih 3 kali
26. Kondisi airnya :
1. Berbau 3. Berasa
2. Berwarna 4. Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna

e. Pembuangan sampah dan limbah


27. Tempat pembuangan sampah :
1. Tempat sampah umum 4. Diangkut petugas
2. Sungai 5. Dibakar
3. Sembarang tempat 6. Ditanam
28. Tempat sampah :
1. Tertutup, kedap air 2. Terbuka, tidak kedap air
3. Tertutup, tidak kedap air 4. Terbuka, kedap air
29. Pembuangan air limbah :
1. Got 4. Penampungan

20
2. Sungai 5. Lain-lain, sebutkan...............
3. Sembarang tempat
30. Kondisi saluran limbah :
1. Terbuka 3. Lancar
2. Tertutup 4. Tergenang

f. Kandang ternak
31. Kepemilikan kandang ternak : 1. Ya 2. Tidak
32. Letak kandang ternak dengan rumah : 1. Menempel dengan rumah
2. < 10 meter 3. 10 meter
33. Kondisi kandang : 1. Terawat 2. Tidak terawat

V. STATUS KESEHATAN
a. Sarana kesehatan
34. Sarana kesehatan terdekat dengan rumah :
1. Rumah sakit 4. Posyandu
2. Puskesmas 5. Dokter praktek
3. Balai pengobatan 6. Perawat 7. Bidan
35. Pemanfaatan sarana kesehatan : 1. Ya 2. Tidak
36. Bila tidak, alasannya : 1. Sulit dijangkau 2. Biaya
3. Lain-lain sebutkan.....................
b. Masalah kesakitan
37. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit (3 bulan
terakhir) : 1. Ya 2. Tidak
38. Sarana Pelayanan kesehatan yang sering digunakan keluarga jika
anggota keluarga sakit :
1. Rumah sakit 3. Dokter praktek 5. Dukun
2. Puskesmas 4. Mantri/bidan praktek 6.Lain-lain,
sebutkan............
c. Kematian
39. Apakah ada anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun terakhir
: 1. Ya 2. Tidak
40. Bila ya, disebabkan oleh : 1. Sakit 2. Kecelakaan 3.
Lain-lain sebutkan.....................
d. KIA/KB
a) Pasangan Usia Subur (PUS)
41. Untuk PUS yang akseptor KB, jenis kontrasepsi yang dipakai :
1. IUD 4. Susuk 7. Vasektomy
2. Suntik 5. Kondom 8. Alami
3. Pil 6. Tubectomy
42. Bila tidak alasannya :
1. Dilarang suami 3. Tidak tahu
2. Agama 4. Lain-lain sebutkan.....................

21
43. Apakah ada PUS yang Drop Out KB : 1. Ya 2. Tidak
44. Bila ya alasannya :
1. Dilarang suami 2. Tidak tahu 5. Ingin punya anak
4. Agama 3. Penyakit 6.Lain-lain
sebutkan............
45. Umur kehamilan : 1. 1 - 12 mg 2. 12- 24 mg
3. 24 - 36 mg 4. > 36 m
46. Faktor Resiko kehamilan : 1. Resti (ada satu/lebih faktor resiko)
2. Tidak Resti (tidak ada faktor resiko)
Jawaban
No Faktor Resiko
Ya Tidak
a. Usia Bumil < 20 atau > 35 tahun
b. Tinggi badan < 150 cm
c. Jarak kehamilan < 2 tahun
d. Kehamilan > 4 kali
e. Riwayat keguguran sebelumnya
f. Mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (> 140/90
g.
mmHg)
h.
Menderita penyakit berat (jantung, asma, DM, dll)
i.
Muntah-muntah yang berlebihan
j.
Sering pusing
k.
Kaki bengkak
l.
Anemia (Hb < 10 gr%), lihat KMS Bumil
Protein urine (+), lihat KMS Bumil
64. Berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya : 1. Tidak diperiksa
2. K1 (1-3x) 3. K4 (4x)
65. Bila Ya, Dimana :
1. Rumah sakit 3. Ke dokter praktek 5.Dukun beranak
2. Puskesmas 4. Perawat/bidan praktek 6.Lain-lain
sebutkan.....................
66. Bila Tidak alasannya :
1. Dilarang suami 3. Tidak tahu 5.Lain-lain
sebutkan.........
2. Agama 4. Biaya
67. Apakah BUMIL mengkonsumsi tablet penambah darah saat ini : 1.
Ya 2. Tidak
b) Persalinan
68. Pertolongan persalinan anak pada satu tahun terakhir oleh :
1. Tenaga Kesehatan 2. Dukun terlatih
3. Dukun tidak terlatih
69. Bila ke dukun alasannya :

22
1. Tidak tahu 2. Biaya 3. Budaya/kebiasaan masyarakat
4. Lain-lain..................
70. Tempat pertolongan persalinan :
1. Rumah sakit 4. Di rumah
2. Puskesmas 5. Bidan/dokter praktek
3. Polindes
71. Kondisi bayi : 1. Lahir hidup 2. Lahir mati
3. Lahir cacat
72. Adakah neonatus yang neinggal dalam 1 th terakhir : 1. Ya
2. Tidak
73. Bila ya apa sebabnya : 1. Tetanus 2. Diare 3.ISPA
4. Lain-lain..................
c) Buteki
74. Apakah ada buteki : 1. Ya 2. Tidak
75. Bila ya apakah ibu meneteki anaknya : 1. Ya 2. Tidak
76. Bila ya usia anak berapa : 1. 1hr-6 bulan 2. 6bl-2 tahun
3. Lebih 2 th
77. Bila tidak alasannya :
1. Dilarang suami 4. Kecantikan
2. Tidak tahu 5. Pekerjaan
3. Penyakit 6. Lain-lain sebutkan..................
d) Balita
78. Bila tidak diimunisasi alasannya :
1. Tidak tahu 2. Tidak ada manfaatnya
3. Lain-lain sebutkan....
79. Apakah anak memiliki KMS : 1. Ya 2. Tidak
80. Bila ya, bagaimana BB anak (lihat KMS) :
1. Bawah garis merah 2. Di atas garis merah
3. Tidak punya KMS
81. Apakah setiap bulan anak mengunjungi Posyandu : 1. Ya
2. Tidak
82. Bila tidak alasannya
1. Jauh dari posyandu 3. Merasa tidak ada manfaatnya
2. Tidak punya waktu 4.Lain-lain sebutkan ..............
83. Status gizi balita : 1. Baik 2. Kurang
3. Buruk 4. Lebih
84. Apakah anak mendapat makanan tambahan : 1. Ya 2. Tidak
85. Apakah anak mendapatkan vit A : 1. Ya 2. Tidak
86. Pada umur berapa anak mendapatkan makanan pendamping ASI :
1. < 4 bulan 2. 4 bulan 3. 6 bulan
e) Kesehatan Remaja
87. Apakah ada anak usia remaja : 1. Ya 2. Tidak
88. Bila ya apakah kegiatan di luar sekolah yang dilakukan
1. Keagamaan 3. Olah raga
2. Karang taruna 4. Lain-lain sebutkan .........

23
89. Penggunaan waktu luang :
1. Begadang 3. Kursus keterampilan
2. Rekreasi 4. Lain-lain sebutkan ................
90. Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan :
1. Merokok 2. Minum-minum
3. Penggunaan obat-obatan/narkoba 4. Bukan salahsatunya
f) Kesehatan Dewasa
91. Penyakit yang sering diderita :
1. Asma 5. Penyakit kulit
2. TBC 6. Penyakit jantung
3. Hipertensi 7. Gastritis
4. Kencing manis 8. Lain-lain sebutkan ................
g) Kesehatan Lansia
92. Adakah usia lanjut : 1. Ya 2. Tidak
93. Bila ya, usia berapa : 1. 55-60 tahun 2. Lebih 60 tahun
94. Apakah lansia memiliki keluhan penyakit : 1. Ya 2. Tidak
95. Bila ya sebutkan :
1. Asma 5. Penyakit kulit
2. TBC 6. Penyakit jantung
3. Hipertensi 7. Stroke
4. Kencing manis 8. Lain-lain sebutkan ................
96. Apakah Lansia saat ini masih bekerja : 1. Ya 2. Tidak
97. Upaya yang dilakukan jika Lansia sakit :
1. Berobat ke dokter praktek 5. Pergi ke dukun/Paranormal
2. Berobat ke Mantri 6. Tidak Berobat/Dibiarkan
3. Berobat ke Puskesmas/RS 7. Lain-lain sebutkan ................
4. Mengobati sendiri
98. Penggunaan waktu senggang :
1. Senam 4. Pengajian
2. Jogging 5. Bukan salah satunya
3. Berkebun/bertani
99. Apakah bapak/ibu ikut kegiatan yang dilaksanakan Posbindu Lansia :
1. Ya 2. Tidak 3. Belum ada Posbindu
100. Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas berdasarkan KATZ
indeks :
1. Indeks A : semua aktivitas mandiri
2. Indeks B : satu aktivitas tidak mandiri
3. Indeks C : Aktivitas mandi & satu aktivitas lain tidak mandiri
4. Indeks D : Aktivitas mandi, berpakaian, & satu aktivitas lain
tidak mandiri
5. Indeks E : Aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet & satu
aktivitas lain tidak mandiri
6. Indeks F : Aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet &
berpindah tidak mandiri

24
7. Indeks G : Ketergantungan semua aktivitas
Kemandirian
No Jenis Aktivitas
Ya Tidak
a. Makan
b. Buang Air Kecil (BAK)
c. Buang Air Besar (BAB)
d. Berpakaian
e. Pergi ke Kamar Mandi
f. Berpindah
g. Mandi
101. Kebiasaan lanjut usia : 1. Merokok 2. Minum kopi
3. Minum teh 4. Lain-lain, sebutkan

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
B. 1. ANALISIS DATA
DATA INTERPRETASI MASALAH
DATA

B. 2. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS

25
C. PERENCANAAN
C.1. Prioritas diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan komunitas :
No Kriteria Skor Pembenaran
.
1. Bagaimana pentingnya masalah untuk diatasi :
1 = Rendah
2 = sedang
3 = Tinggi
2. Perubahan positif pada komunitas jika masalah
diatasi :

26
0 = tidak ada
1 = rendah
2 = sedang
3 = tinggi
3. Peningkatan kualitas hidup jika masalah diatasi :
0 = tidak ada
1 = rendah
2 = sedang
3 = tinggi
4. Rangking dari semua masalah (1- 6) :
1 = paling tidak penting
6 = sangat penting
Total skor

C.2. FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


EVALUASI
STRATEGI RENCANA SUMB TEMP
NO DX. TUM TUK STANDA PJ
INTERVENSI KEGIATAN KRITERIA ER AT
R

C.3. FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN


KOMUNITAS
N MASALAH TUJUAN RENCANA SASARAN WAKTU TEMPAT DANA pj
o KEGIATAN

Catatan : Format ini disusun bersama masyarakat, tidak masuk dalam


dokumentasi askep komunitas

D. IMPLEMENTASI
FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
NO. TANGGAL DIAGNOSIS KEGIATAN PARAF
KEPERAWATAN

27
E. EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
NO. TANGGAL DIAGNOSIS EVALUASI
KEPERAWATAN
S
O
A
P

Lampiran-lampiran Pada Laporan Hasil Kegiatan Asuhan Keperawatan


Komunitas

a. Hasil pertemuan awal / lokakarya mini


b. Instrumen pendataan
c. Format tabulasi data
d. Visualisasi data untuk musyawarah masyarakat (MM-RW/RT)
e. Hasil kegiatan para musyawarah
a. Daftar hadir
b. Keputusan hasil pra-musyawarah
f. Hasil kegiatan musyawarah
a. Daftar hadar
b. Keputusan hasil musyawarah
g. Tindakan keperawatan
a. SAP
b. Daftar hadar
c. Bahan / materi penyuluhan
d. Leaflet
e. Dokumentasi / Foto-foto kegiatan

28
h. Evaluasi dari tindakan keperawatan

CONTOH PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI


RW 11, KELURAHAN: DUNGUS CARIANG, KECAMATAN: ANDIR,
WILAYAH: KOTA BANDUNG

A. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh data-data sebagai
berikut :

1. Data Geografi
Wilayah RW.11 Kelurahan Dungus Cariang, Kecamatan Andir terbagi
dalam 9 RT dengan batas wilayah :

Sebelah Utara berbatasan dengan : rel kereta api


Sebelah Selatan berbatasan dengan : Masjid Al Ikhlas
Sebelah Barat berbatasan dengan : Jalan Halteu Utara
Sebelah Timur berbatasan dengan : Gang Al Fatah
Wilayah RW 11 merupakan wilayah padat penduduk dimana rumah
penduduk berdempetan satu sama lain. Jarak tempuh ke ibu kota kecamatan
5 km. Sedangkan jarak tempuh ke kotamadya 10 km. Jarak ke puskesmas
binaan yaitu puskesmas Garuda 1 km,

2. Peta Lokasi
Peta lokasi terlampir

29
3. Data Demografi
Jumlah KK di RW 11 sebanyak 559 KK yang tersebar dalam 9 RT.
Menurut hasil pendataan yang dilaksanakan pada tanggal 12 13 Juni 2008
jumlah KK yang berhasil didata sejumlah 217 KK dengan perincian Rt 01 17
KK, Rt 02 44 KK, Rt 03 50 KK, Rt 04 25 KK, Rt 05 15 KK, Rt06 5 KK, Rt 07
10 KK, Rt 08 29 KK, dan Rt 09 21 KK.Jumlah jiwa 873 jiwa, yang terdiri
dari laki laki (52,2 %), perempuan ( 47,8 %).

Dilihat dari tingkat pendidikan di RW.11, sebagian besar berpendidikan


Tamat SMA 155 orang, dari tingkat pekerjaan RW.11yang terbanyak adalah
pelajar / mahasiswa (23%).

Hasil pengkajian kesehatan di Rw 11 dapat dilihat dari digram-diagram


dibawah ini :

DIAGRAM 3.1

DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

30
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 47,88 % penduduk di RW 04 berjenis kelamin
perempuan dan sebanyak 52,12 % penduduk di RW 04 berjenis kelamin laki-laki.

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n


= 87

DIAGRAM 3.2

DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT USIA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

31
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008
n = 873

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 19 orang berusia 0-12 bulan, 91
orang berusia 1-5 tahun, 131 orang berusia
6-13 tahun, 122 orang berusia 13-20 tahun,
242 orang berusia 21-35 tahun, 203 orang
berusia 36-54 tahun dan 65 orang berusia
>55 tahun.

s
u
k
/ra
ss u
nd
a
DIAGRAM 3.3

jla
w
i-
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT SUKU / RAS

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

32
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008
n = 873

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebagian besar penduduk : 789 orang
(90,4%) sunda, 62 orang ( 7,1% ) jawa dan
22 orang ( 2,5% ) suku lainnya.

DIAGRAM 3.4

DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT AGAMA

a
g
m
a ik
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

s
lam
to
ik
JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008


n = 873

33
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 870 orang ( 99,7 % ) beragama
Islam dan 3 orang ( 0,3 % ) beragama
Katolik .

34
DIAGRAM 3.5

DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 873

Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


pendidikan penduduk sangat bervariasi, sebanyak
122 orang (13,9%) belum sekolah, 152 orang
(17,4%) sedang menjalani pendidikan SD, 137
orang (15,6%) tamat SD, 21 (2,4%) orang tidak
tamat SD, 112 (12,8%) orang sedang menjalani
pendidikan SMP, 69 (7,9%) orang tamat SMP, 7
orang ( 8%) tidak tamat SMP, 69 orang (7,9%)
sedang menjalani pendidikan SMA, 155 orang
(17,7%) tamat SMA, 0 orang (0%) tidak tamat
SMA, 11 orang (1,2%) D III, 12 orang (1,3%) S-1
dan sebanyak 5 orang (5,7%) tidak sekolah.

35
DIAGRAM 3.6

DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PEKERJAAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 886

Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada
yang bekerja sebagai petani, 59 orang (6,7%)
bekerja sebagai buruh, 125 orang (14,1%)
wiraswasta, 15 orang (1,6%) PNS/POLRI/TNI, 108
orang (12,2%) bekerja sebagai karyawan swasta, 8
orang (0,9%) pensiunan, 67 orang (7,6%) tidak
bekerja, 171 orang (19,3%) IRT, 204 orang (23%)

36
pelajar/mahasiswa dan sebanyak 129 orang

g
o
ln
g
a
d
a
rhA
(14,5%) masih bayi/anak-anak.

B
DIAGRAM 3.7

O
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT GOLONGAN DARAH

tid
a
k
h
u
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 873

Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah


penduduk dengan golongan darah A sebanyak 108
orang (12,4 %), 79 orang ( 9 %) mempunyai
golongan darah B, 46 orang (5,3%) golongan
darah AB, 177 orang ( 20,3 %) golongan darah O
dan sebanyak 463 orang (53 %) tidak tahu / belum

37
diperiksa.

DIAGRAM 3.8

DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT STATUS KESEHATAN

k
e
a
d
n
fis
k
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

s
tp
ID
Seh
a
P
A
JUNI 2008

ig
rT
am
s
tlek
iin
BPu
-lit
y

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 873

Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar penduduk dalam keadaan sehat, yaitu
sebanyak 706 orang (87,1%), namun masih ada
penduduk yang yang mempunyai penyakit yaitu
sebanyak 17 orang (1,9 %) menderita ISPA, 14
orang (1,6%) rheumatik, 11 orang (1,3 %)
mempunyai gastritis, 4 orang ( 0,5%) mempunyai

38
penyakit kulit dan sebanyak 55 ( 6,3 %) orang
mempunyai penyakit lainnya seperti hipertensi,
asam urat, dll.

DIAGRAM 3.9

DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT STATUS IMUNISASI BALITA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 118

Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 93 balita ( 78% ) mendapatkan imunisasi
lengkap, 20 balita ( 17% ) tidak lengkap, 5 balita
(5%) belum di imunisasi.
DIAGRAM 3.10

DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PASANGAN USIA SUBUR

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

39
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 115 PUS

Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah


akseptor KB sebanyak 70,5 % dan sebanyak
29,5% bukan akseptor KB

4. Data Sosial Ekonomi

DIAGRAM 3.11

DISTRIBUSI PENGHASILAN RATA- RATA PER BULAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

40
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi data : Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa


kebanyakan penghasilan penduduk kurang dari Rp
900.000,00 yaitu sebanyak 140 KK (64,5%),
sebanyak 66 KK (30,4%) berpenghasilan Rp
900.000,00-1.500.000,00, sebanyak 8 KK (3,7%)
berpenghasilan Rp1.500.000,00-2.500.00,00 dan 3
KK (1,4%) berpenghasilan lebih Rp.2.500.000,00.

DIAGRAM 3.12

DISTRIBUSI KEPEMILIKAN DANA JAMINAN KESEHATAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

41
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar penduduk tidak memiliki dana jaminan
kesehatan yaitu sebanyak 137 KK (63,1%),
sebanyak 20 KK (9,2%) memiliki askes, 48 KK
(22,1%) memiliki askeskin, 12 KK (5,5%)
memiliki jamsostek

5. Data Gizi

Berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan di RW 11 kelurahan Andir,


makanan pokok seluruh penduduknya adalah beras dengan frekuensi makan
sebagian 3x/hari dengan jenis lauk pauk yang sering dimakan yaitu protein,
nabati/ hewani dan sayuran sedangkan dalam mengkonsumsi buah-buahan tidak

42
setiap hari, hanya kadang- kadang saja. Dan hampir seluruh warga di RW 11 tidak
mempunyai pantangan makan dalam keluarga yang berhubungan dengan adat
yang bertentangan dengan kesehatan.

DIAGRAM 3.13

DISTRIBUSI FREKUENSI MAKAN PER HARI

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


frekuensi makan penduduk perhari sebanyak 137
KK (63,1%) makan 3 kali perhari dan sebanyak 80
KK (36,9%) makan 2 kali perhari.

43
DIAGRAM 3.14

DISTRIBUSI CARA PENGOLHAN MAKAN DI KELUARGA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa cara


pengolahan makanan sebanyak 127 KK (58,99%)
mengolah makanan dengan dipotong, dicuci baru
dimasak. Sedangkan sebanyak 90 KK (41,01%)
mengolah dengan dicuci, dipotong baru dimasak.

DIAGRAM 3.15

DISTRIBUSI KONSUMSI LAUK PAUK

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

44
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 122 KK


(56,22%) yang mengkonsumsi lauk-pauk setiap
hari sedangkan yang mengkonsumsi kadang-
kadang yaitu sebanyak 95 KK (43,78%).

45
DIAGRAM 3.16

DISTRIBUSI KONSUMSI SAYUR-SAYURAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n =217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 144 KK


(66,4%) setiap hari mengkonsumsi sayur-sayuran
dan sebanyak 73 KK (33,6%) kadang-kadang
mengkonsumsi sayur-sayuran.

46
DIAGRAM 3.17

DISTRIBUSI KONSUMSI BUAH-BUAHAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hanya


sebagian kecil penduduk yang mengkonsumsi
buah-buahan setiap hari yaitu sebanyak 28 KK
(12,9%) sedangkan sebagian besar 133 KK
(83,4%) mengkonsumsi buah-buahan kadang-
kadang.

47
DIAGRAM 3.18

DISTRIBUSI KONSUMSI GARAM YODIUM

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


seluruh KK (100%) menggunakan garam
beryodium.

48
p
a
n
tg
an
m
a
k
n
da
l
m
k
el
u
a
r
g
DIAGRAM 3.19

i
k
a
n
s
y
u
r-id
DISTRIBUSI PANTANGAN MAKAN DALAM KELUARGA

01 tld
.4
9 a
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

2

9
2
.6 __

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 201 KK


(92,6%) tidak mempunyai pantangan dalam
makanan, sebanyak 9 KK (4,1%) mempunyai
pantangan ikan, sebanyak 5 KK (2,3%) mempunyai
pantangan sayur, sebanyak 2 KK (0,9%)
mempunyai pantangan lain-lain

49
kep
m
il2
k
a
n
r8.1u
m
ahsm
6. Data Lingkungan Fisik

e
w
a
n
u
m
i
l
k
s
ep
n
g
d
i
r
DIAGRAM 3.20

DISTRIBUSI KEPEMILIKAN RUMAH

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

5912.9
JUNI 2008

__

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


kebanyakan status rumah yang mereka tempati
adalah milik sendiri yaitu sebanyak 128 KK
(59%), sebanyak 28 KK (12,9%) menumpang

50
dan 61 KK (28,1%) menyewa.

DIAGRAM 3.21

DISTRIBUSI JENIS RUMAH

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Data di atas menunjukan bahwa sebanyak 77 %


menempati rumah yang permanen, 19,4 %
menempati rumah semi permanen dan sebanyak
3,7 % menempati rumah tidak permanen /
panggung.

51
DIAGRAM 3.22

DISTRIBUSI JENIS LANTAI

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar rumah warga memiliki lantai semen/tegel
yaitu sebanyak 91,7 %, sebanyak 7,8 % berlantai
papan.

DIAGRAM 3.23

DISTRIBUSI VENTLASI RUMAH

52
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar Penduduk memiliki ventilasi yang kurang
yaitu sebanyak 65,9 % bahkan 9,2 % dirumahnya
tidak ada ventilasi dan sebanyak 24,9 % sudah
memiliki ventilasi yang baik.

53
DIAGRAM 3.24

DISTRIBUSI PENCAHAYAAN SINAR MATAHARI

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebagian besar rumah penduduk mendapatkan
sinar matahari yaitu sebanyak 67,7 % namun
sebanyak 32,3 % tidak mendapatkan sinar
matahari.

54
DIAGRAM 3.25

DISTRIBUSI LUAS BANGUNAN RUMAH PER ORANG

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan luas


bangunan rumah penduduk belum memenuhi kriteria yaitu
sebanyak 62,2 % memiliki luas bangunan < 8 m 2/orang dan
sebanyak 37,8 % sudah memenuhi kriteria yaitu dengan luas
bangunan 8 m2/orang.

DIAGRAM 3.26

55
DISTRIBUSI PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi : Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 188


KK (86.6%) tidak memiliki halaman pekarangan,
sebanyak 19 KK (8,8%) memiliki halaman pekarangan
tanaman hias, sebanyak 4 KK (1,8%) memiliki sayuran
pada pekarangan rumah, 2 KK (1%) memiliki halaman
pekarangan tanaman obat keluarga, dan 3 KK (1,2%)
memiliki halaman pekarangan buah-buahan.
DIAGRAM 3.27

DISTRIBUSI PEMBUANGAN KELUARGA

56
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 1 KK (0,5%)


BAB di sembarang tempat, 216 KK (99,5%) BAB di
WC

57
DIAGRAM 3.28

DISTRIBUSI JENIS JAMBAN RUMAH

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa semuar jenis


jambannya adalah WC cemplung (dialirkan ke selokan
besar), yaitu sebanyak 217 KK (100.%) dan tidak ada
yang menggunakan septic tank

58
DIAGRAM 3.29

DISTRIBUSI JARAK WC DARI SUMBER AIR

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 70


KK (32,3%) mempunyai jamban dengan jarak >10
meter dari sumber air minum dan sebanyak 147 KK
(67,7%) <10 meter.

59
DIAGRAM 3.30

DISTRIBUSI KONDISI JAMBAN RUMAH

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak


131 KK (60,4%) kondisi jambannya yang terawat dan
sebanyak 86 KK (39,6%) kondisi jambannya tidak
terawat.

DIAGRAM 3.31

60
DISTRIBUSI SUMBER AIR

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 15


KK (6,9%) mendapatkan air bersih dari PDAM, 39 KK
(18%) dari sumber pompa, 161 KK (74,2%) dari sumur
gali, 2 KK (0,9%) dari mata air.

61
DIAGRAM 3.32

DISTRIBUSI PENYEDIAAN AIR MINUM

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 32 KK


(14,7%) mendapatkan air minum dari PDAM, 42 KK
(19,4%) dari sumber pompa, 124 KK (57,1%) dari
sumur gali, 19 KK (8,8%) dari mata air.

62
p
e
n
g
o
la
h
n
a
irm
n
u
md
i
m
a
sk
DIAGRAM 3.33

DISTRIBUSI PENGELOLAAN AIR MINUM

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

1
0
JUNI 2008

__

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 100 % warga


RW 11 air dimasak terlebih dahulu.

63
je
n
is
t2em
p
a
t1
e
n
am
p
u
n
g
ai
r
.8 gb
a
e
m k
n
tla
o
g
ri-
DIAGRAM 3.34

DISTRIBUSI JENIS TEMPAT PENAMPUNGAN AIR

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

3
1
.8
JUNI 2008

5
.15
8
.
__

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 127 KK (58,5%) menampung air di bak,
sebanyak 11 KK (5,1%) menampung di gentong,
69 KK (31,8%) di ember, 6 KK (2,8%) di torn dan
4 KK (1,8%) menampung air ditempat lain.

64
DIAGRAM 3.35

DISTRIBUSI KONDISI PENAMPUNGAN AIR

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar tempat penampungan air penduduk tebuka
yaitu sebanyak 151 KK (69,6%) sedangkan
sebanyak 66 KK (30,4%) kondisi tempat
penampungan airnya tertutup.

65
p
e
n
g
u
r
as
ns
e
t
i
a
ph
r
i
2
a
3
DIAGRAM 3.36

l
n
-
DISTRIBUSI PENGURASAN

2
6
.272
9
.5
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

8
.11
5
.6
7 __

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 65 KK (29,95%) melakukan pengurasan
setiap hari, sebanyak 34 KK (15,67%) melakukan
pengurasan setiap 2 hari, sebanyak 61 KK
(28,11%) melakukan pengurasan setiap 3 hari,
sebanyak 57 KK (26,27%) melakukan pengurasan

66
p
e
n
g
u
r2a
sn
d
a
l
m
s
eb
u
l
a
n
lebih dari 3 hari sekali.

.32 2
k
3a
l
i
DIAGRAM 3.37

e
bh
d
r3
DISTRIBUSI PENGURASAN DALAN SEBULAN

.
6
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

7
5.1 __

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 5 KK (2,3%) melakukan pengurasan
sebanyak 2x/bulan, 49 KK (22,6%) melakukan
pengurasan sebanyak 3x/bulan, 163 KK (75,1%)
melakukan pengurasan lebih dari 3 kali sebulan.

67
DIAGRAM 3.38

DISTRIBUSI KONDISI AIR

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar warga RW 11 menggunakan air yang sehat
yaitu sebanyak 187 KK (86,2%) menggunakan air
yang tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa, sebanyak 19 KK (8,8%) menggunakan air
yang berbau dan sebanyak 11 KK (5,1%)

68
menggunakan air yang berwarna.

DIAGRAM 3.39

DISTRIBUSI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 178 KK (82%) sampah dibuang dengan
diangkut oleh petugas, 31 KK (14,3%) dibuang di
tempat sampah umum, 1 KK (0,5%) dibakar, 7 KK
(3,2%) dibuang disembarang tempat.

69
DIAGRAM 3.40

DISTRIBUSI TEMPAT SAMPAH

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 35


KK (16,1 %) kondisi tempat pembuangan sampah
tertutup dan kedap air, sebanyak 124 KK (57,1%)
terbuka dan tidak kedap air, sebanyak 43 KK
(19,8), dan sebanyak 15 KK (6,9%) terbuka dan
kedap air.

70
DIAGRAM 3.41

DISTRIBUSI PEMBUANGAN AIR LIMBAH

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa RW 11


yaitu sebanyak 217 KK (100%) mengalirkan
limbahnya ke selokan besar.
DIAGRAM 3.42

DISTRIBUSI KONDISI AIR LIMBAH

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

71
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2007 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa RW 11


yaitu sebanyak 217 KK (100 %) kondisi saluran
limbah tergenang

DIAGRAM 3.43

DISTRIBUSI KEPEMILIKAN KANDANG TERNAK

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

72
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar warga yaitu sebanyak 204 KK (94%) tidak
memiliki kandang ternak dan sebanyak 13 KK
(6%) memiliki kandang ternak.

DIAGRAM 3.44

DISTRIBUSI LETAK KANDAK TERNAK

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

73
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 10 KK (4,6%) mempunyai kandang yang
menempel dengan rumah, 3 KK (1,4%)
mempunyai kandang dengan jarak <10 meter dari
rumah dan sisanya sebanyak 204 KK (94%) tidak
mempunyai kandang.

DIAGRAM 3.45

DISTRIBUSI KONDISI KANDANG

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

74
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari


yang mempunyai kandang sebanyak 10 KK
kondisi kandangnya terawat dan 3 KK kondisi
kandangnya tidak terawat.

7. Data Status Kesehatan


DIAGRAM 3.46

DISTRIBUSI SARANA KESEHATAN TERDEKAT DENGAN RUMAH

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

75
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 18 KK (8,2%) paling dekat dengan
sarana kesehatan rumah sakit, 112 KK (51,6%)
dengan puskesmas, 5 KK (2,3%) dengan balai
pengobatan, dan 82 KK ( 37,7%) dengan dokter
praktek.

DIAGRAM 3.47

DISTRIBUSI PEMANFAATAN SARANA KESEHATAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

76
p
e
m
a
n
fa
tn
s
a
rn
a
k
e
sh
a
tnya
10
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa RW 11


yaitu 217 KK (100%) memanfaatkan sarana
kesehatan.

DIAGRAM 3.48

DISTRIBUSI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

77
s
a
rn
a
p
e
l3
a
yn
a
k
.0e
s
y
g
d
i
u
n
0
1
.
9
.45a
k
nk
e
l
u
a
r
gb
i
l
a
s
r
u
m
p
s
d
o
a
l
i
nk
i
t
h
s
a
k
e
m
t
r
-
8
.
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n= 217 KK

Hasil Interpretasi :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 22 KK (10,1%) paling sering
menggunakan sarana kesehatan rumah sakit, 127
KK (58,5%) menggunakan puskesmas, 66 KK
(30,4%) menggunakan dokter praktek dan 2 KK
(0,9%) menggunakan sarana kesehatan lain.

DIAGRAM 3.49

DISTRIBUSI ANGGOTA KELUARGA YANG MENINGGAL

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

78
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 20078 n = 217 KK

Hasil Interpretasi :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 202 KK (93%) tidak ada anggota
keluarga yang meninggal dalam 1 tahun terakhir
sedangkan sebanyak 15 KK (7%) ada anggota
keluarga yang meninggal.

DIAGRAM 3.50

DISTRIBUSI PENYEBAB KEMATIAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

79
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Hasil Interpretasi :
Dari data diatas dapat disimpulkan dari 15 KK
yang mempunyai anggota keluarga yang
meninggal bahwa sebanyak 12 KK (80%) dimana
anggota keluarganya meninggal disebabkan karena
sakit dan 3 KK (20%) akibat lain-lain
(kecelakaan).

8. Data KIA / KB
Di RW 11 terdapat 115 PUS dan sebagian besar merupakan akseptor KB
dimana alat kontrasepsi yang dipakai sebagian besar menggunakan pil, dan
sebagian kecil merupakan non akseptor dimana alasan yang paling banyak tidak
ber KB beberapa alasan seperti karena ingin memiliki anak lagi. Bagi akseptor
pelayanan KB lebih banyak dilakukan di bidan/perawat.

DIAGRAM 3.51

DISTRIBUSI JENIS KONTRASEPSI

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

80
je
n
i4s
k
o
n
t
r
as
e
ps
i
yg
d
i
p
7 id
3.
7 a
k
i
I
U
D
s
u
n
t
i
k
p
l
t
b
e
c
o
m
y
a
k k
a
i
JUNI 2008

1
5
.
7 2
8.
6
5
.1
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 115 PUS

Hasil Interpretasi :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 8 PUS (3,7%) menggunakan IUD, 34
PUS (15,7%) menggunakan suntik, 62 PUS
(28,6%) menggunakan pil, 11 PUS (5,1%)
tubektomy, dan 102 (47 % ) bukan akseptor KB

DIAGRAM 3.52

81
DISTRIBUSI PUS YANG DROP OUT KB

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber :
Hasil SMD
Mahasiswa
Poltekkes
Bandung,
2008 N
= 115 PUS

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 6 % PUS drop out KB, sebanyak 94 %
tidak drop out .

DIAGRAM 3.53

DISTRIBUSI ALASAN DROP OUT KB

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

82
JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 7 PUS

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 30 % PUS yang drop out KB karena
ingin punya anak , 70 % PUS karena alasan lain
diantaranya tidak tahu, kebablasan dan sudah tua.

9. Data Status Kesehatan Bumil


Pemeriksaan kehamilan di RW 11 seluruhnya sesuai dengan usia kehamilan
dan seluruh ibu hamil tidak mempunyai keluhan kehamilan seperti oedeme, sakit
kepala, lemah, pucat, pendarahan, dll. Dalam mengkonsumsi tablet Fe sebagian
besar ibu hamil meminum tablet Fe dan tidak ada pantangan makanan pada ibu
hamil.

DIAGRAM 3.54

DISTRIBUSI UMUR KEHAMILAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

83
JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 1 bumil (8,3%) mempunyai anggota
keluarga yang sedang hamil 1-12 minggu, 2 bumil
(75%) mempunyai anggota keluarga yang sedang
hamil 13-24 minggu, 9 bumil (16,7%) usia
kehamilan 25-36 minggu.

DIAGRAM 3.55

DISTRIBUSI FAKTOR RESIKO KEHAMILAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

84
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil

Hasil Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 8 bumil (66,6%) yang mempunyai
keluarga yang sedang hamil mempunyai resiko
dalam kehamilan sedangkan sebanyak 4 bumil
(33,3%) anggota keluarganya yang sedang hamil
tidak memiliki resiko.
DIAGRAM 3.56

DISTRIBUSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

85
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil

Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 6 bumil (50%) memeriksakan 1-3 kali, 6
bumil (50%) memeriksakan kehamilannya
sebanyak 4 kali.

DIAGRAM 3.57

DISTRIBUSI TEMPAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

86
JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil

Interpretasi : Dari data diatas sebagian besar yang sedang hamil


memeriksakan kehamilan ke puskesmas sebanyak 7 bumil
(58,4%), memeriksakan kehamilan ke perawat/bidan praktek
sebanyak 3 bumil (25%), 1 bumil (8,3%) memeriksakan ke
dokter praktek dan 1 bumil (8,3%) memeriksakan kehamilan ke
RS.

DIAGRAM 3.58

DISTRIBUSI KONSUMSI TABLET PENAMBAH DARAH

87
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 9 bumil (75%) mengkonsumsi tablet
penambah darah sedangkan sebanyak 3 bumil
(25%) tidak mengkonsumsi tablet penambah
darah.

10. Data Status Kesehatan Persalinan


Dalam hal tempat pertolongan persalinan masyarakat di RW11 sebagian
besar di tenaga kesehatan namun tidak ada yang mempunyai kesulitan waktu
bersalin dan tidak ada yang mempunyai pantangan makanan bagi ibu menyusui.

88
DIAGRAM 3.59

DISTRIBUSI PENOLONGAN PERSALINAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Bulin

Hasil Interpretasi : Dari data yang dikumpulkan diatas maka dapat


disimpulkan bahwa, 19 bulin (82,6%) melahirkan
ditolong tenaga kesehatan dan 4 bulin (17,4%)
melahirkan ditolong oleh dukun terlatih.

DIAGRAM 3.60

DISTRIBUSI ALASAN KE DUKUN

89
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Bulin

Hasil Interpretasi : Dari data yang dikumpulkan diatas maka dapat


disimpulkan bahwa, 1 bulin (25%) karena alasan
biaya dan 3 bulin (75%) karena alasan lain-lain
(lebih mudah).
DIAGRAM 3.61

DISTRIBUSI TEMPAT PERTOLONGAN PERSALINAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

90
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Bulin

Hasil Interpretasi : Dari data yang dikumpulkan diatas maka dapat


disimpulkan bahwa hampir seluruh warga yaitu 4
bulin (17,4%) melahirkan di RS, 14 bulin (60,8%)
melahirkan di bidan/dokter praktek, 1 bulin (4,4%)
melahirkan di puskesmas dan 4 bulin (17,4%)
melahirkan di rumah.

DIAGRAM 3.62

DISTRIBUSI KONDISI BAYI

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

91
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Bayi

Hasil Interpretasi :
Dari data yang dikumpulkan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh bayi (100%)
melahirkan dalam kondisi lahir hidup

DIAGRAM 3.63

92
DISTRIBUSI NEONATUS YANG MENINGGAL

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Neonatus

Interpretasi : Dari data diatas disimpulkan bahwa seluruh neonatus


(100%) tidak ada neonatus yang meninggal.

11. Data Status Kesehatan Ibu Meneteki

DIAGRAM 3.64

93
DISTRIBUSI KEBERADAAN BUTEKI

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 26 Buteki

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa di RW 11


terdapat terdapat 12 % buteki dari 217 KK

DIAGRAM 3.65

DISTRIBUSI BUTEKI YANG MENETEKI ANAKNYA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

94
JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 26 Buteki

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa di RW 11


terdapat 26 buteki (100%) yang meneteki bayinya.

DIAGRAM 3.66

DISTRIBUSI USIA ANAK YANG DI TETEKI

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

95
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 26 Balita

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 14


balita (53,8%) usia anak 1 hr-6 bln, 12 balita (46,2%)
usia anak 6 bln-2 thn.

12. Data Status Kesehatan Balita


Jumlah balita di RW 11 terdapat 85 balita dimana sebagian besar sudah
mempunyai KMS dan hanya sebagian kecil yang tidak mempunyai KMS. Dan
berdasarkan hasil pendataan bahwa sebagian berada diatas garis merah sedangkan
untuk tempat pemeriksaan balita hampir seluruhnya diperiksa di posyandu.

96
Seluruh balita di RW 11 seluruhnya sudah mendapatkan vitamin A dan
sudah melakukan penimbangan BB setiap bulan.

Bagi bayi (0-1 tahun) sebagian besar diberikan ASI dan seluruhnya diberi
makanan tambahan pada usia 4-6 bulan dan tidak ada pantangan makanan.

DIAGRAM 3.67

DISTRIBUSI KEBERADAAN BALITA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa di RW 11


terdapat terdapat 39 % balita dari 217 KK

DIAGRAM 3.68

97
DISTRIBUSI KEPEMILIKAN KMS

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 60


balita (70,6%) memiliki KMS dan sebanyak 25 balita
(29,4%) tidak memiliki KMS.

DIAGRAM 3.69

98
DISTRIBUSI BB ANAK

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 3


balita (3,6%) mempunyai berat badan di bawah garis
merah, 57 balita (67%) di atas garis merah dan sisanya
sebanyak 25 balita (29,4%) tidak punya KMS.

DIAGRAM 3.69

99
DISTRIBUSI KUNJUNGAN POSYANDU

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 80


balita (94%) yang memiliki balita selalu mengunjungi
posyandu, 5 balita (6%) tidak mengunjungi posyandu.

DIAGRAM 3.70

DISTRIBUSI ALASAN TIDAK KE POSYANDU

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

100
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 5 Balita

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 5


balita (100%) karena orang tuanya sibuk.
DIAGRAM 3.71

DISTRIBUSI STATUS GIZI BALITA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

101
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 75


balita (88,2%) yang memiliki balita memiliki status gizi
baik, 10 KK (11,8%) memiliki status gizi kurang.

DIAGRAM 3.72

DISTRIBUSI MAKANAN TAMBAHAN

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

102
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 83


balita (98%) dimana balitanya mendapatkan makanan
tambahan, 2 balita (2%) tidak mendapatkan makanan
tambahan.

DIAGRAM 3.73

DISTRIBUSI PEMBERIAN VIT A

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

103
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 43


balita (50,5%) balitanya mendapatkan vit A dan sebanyak
42 balita (49,5%) balitanya tidak mendapatkan vit A.

DIAGRAM 3.74

DISTRIBUSI UMUR ANAK MENDAPAT MPASI

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

104
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 5


balita (5,8%) balita mendapatkan makanan pendamping
ASI pada usia <4 bulan, 23 balita (27,1%) medapatkan
pada usia 4-6 bln, dan sebanyak 57 balita (67,1%) pada
usia 6 bulan.

13. Data Status Kesehatan Remaja

DIAGRAM 3.75

DISTRIBUSI KEBERADAAN REMAJA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

105
JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 76 Remaja

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 35


% memiliki anggota keluarga remaja

DIAGRAM 3.76

DISTRIBUSI KEGIATAN REMAJA DI LUAR SEKOLAH

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

106
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 76 Remaja

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 20


remaja (26,4%) yang memiliki remaja memiliki kegiatan
diluar sekolah berupa kegiatan keagamaan, 33 remaja
(43,4%) memiliki kegiataan berupa olahraga dan
sebanyak 23 remaja (30,2%) memiliki kegiatan lainnya.

DIAGRAM 3.77

DISTRIBUSI PENGGUNAAN WAKTU LUANG REMAJA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

107
JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 76 Remaja

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak, 29


remaja (38,2%) berekreasi, 7 remaja (9,2%) mengikuti
kursus keterampilan dan sebanyak 40 remaja (52,6%)
mengisi waktu luangnya dengan kegiatan lainnya.

DIAGRAM 3.78

DISTRIBUSI KEBIASAAN BURUK REMAJA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

108
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 76 Remaja

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 9


remaja (11,8%) memiliki kebiasaan buruk merokok dan
sebanyak 67 remaja (88,2%) mempunyai kebiasaan
buruk lain selain merokok, minum-minum dan
penggunaan narkoba.

14. Data Status Kesehatan Lansia


Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan selama 2 hari didapatkan bahwa
di RW 11 sebagian besar lansia sudah memanfaatkan posbindu. Sedangkan
penyakit yang sering diderita lansia sebagian besar adalah rematik dan hipertensi.

Untuk keaktifan sebagian besar lansia masih aktif melakukan kegiatan


seperti mengikuti pengajian rutin di mesjid.

DIAGRAM 3.79

109
a
d
k
a
h
us
i4
a
l5n
ju
ty
a
t
i
d
k
DISTRIBUSI KEBERADAAN USIA LANJUT

1
7
2
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

__

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 45


KK (20,7%) memiliki anggota keluarga yang sudah
lanjut usia dan sebanyak 172 KK (79,3%) tidak memiliki
anggota keluarga lansia.

DIAGRAM 3.80

DISTRIBUSI UMUR LANSIA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

110
JUNI 2008

Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 16


lansia (35%) antara usia 55-60 tahun dan 29 KK (65%)
dengan usia >60 tahun.

DIAGRAM 3.81

DISTRIBUSI KELUHAN PENYAKIT

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

111
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 29


lansia (65%) mempunyai lansia dengan keluhan penyakit
dan sebanyak 16 lansia (35%) lansia tidak mempunyai
keluhan.

DIAGRAM 3.81

DISTRIBUSI JENIS PENYAKIT PADA LANSIA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

112
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 4


lansia (13,8%) memiliki lansia dengan asma, 2 lansia
(6,9%) lansia dengan TBC, 8 lansia (27,6%) lansia
dengan hipertensi, 1 lansia (3,4%) dengan kencing
manis, 4 lansia (13,8%) dengan stroke, dan 10 lansia
(34,5%) dengan lain-lain (rematik/arthritis)

DIAGRAM

DISTRIBUSI UPAYA JIKA LANSIA SAKIT

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

113
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 8


lansia (17,8%) berobat ke dokter praktek, 35 lansia
(77,7%) ke puskesmas dan 2 lansia (4,5%) tidak berobat

DIAGRAM 3.83

DISTRIBUSI PENGGUNAAN WAKTU SENGGANG

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

114
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 3


lansia (6,7%) dengan senam, 1 lansia (2,2%) dengan
jogging, 19 lansia (42,2%) dengan pengajian dan
sebanyak 22 lansia (48,9%) bukan salah satunya.

DIAGRAM 3.84

DISTRIBUSI LANSIA YANG BEKERJA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

115
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak13


lansia (28,9%) bekerja dan 32 lansia (71,1%) tidak
bekerja

IAGRAM 3.85

DISTRIBUSI KEMANDIRIAN LANSIA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

116
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 41


lansia (91,1%) mandiri, 2 lansia (4,5%) 1 aktifitas tidak
mandiri, 1 lansia (2,2%) mandi dan 1 aktifitas tidak
mandiri, dan 1 lansia (2,2%) ketergantungan semua
aktifitas.

DIAGRAM 3.86

DISTRIBUSI KEGIATAN POSBINDU

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

117
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 30


lansia (66,7%) mengikuti posbindu dan sebanyak 15
lansia (33,3%) tidak mengikuti posbindu.
DIAGRAM 3.87

DISTRIBUSI KEBIASAAN LANSIA

DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG

JUNI 2008

118
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia

Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 10


lansia (20,2%) merokok, sebanyak 20 (44,4%) minum
kopi, sebanyak 7 (15,6) minum teh, sebanyak 8 (17,8)
lain-lain.

15. Analisa data


DATA INTERPRETASI DATA MASALAH

DS: Kunjungan posyandu Kemungkinaan


terjadi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader tidak teratur
peningkatan gizi
terdapat beberapa balita yang tidak mempunyai Pengahasilan
kurang pada
KMS dikarenakan penyediaan KMS terbatas keluarga dibawah
balita
Kader mengatakan belum prnnah diberikan UMR

pelatihan ttg gizi balita


Tidak terpantau
Pengetahuan kader ttg gizi balita < 55%
tumbuh kembang
DO:

119
Terdapat 85 orang balita di RW 11 Daya

Diketahui 70,6 % balita memiliki KMS dan 29,4 beli terhadap

% balita tidak memiliki KMS kebutuhan


Diketahui 11,8 % gizi (lauk-
balita termasuk kategori status gizi kurang
pauk,
5,8 % orang balita diberikan MPASI <4 bulan, buah-buahan,
27,1 %
sayuran)
balita diberikan pada umur 4 bulan , dan 67,1 %
kurang
balita pada umur > 6 bulan
64,5 % memiliki penghasilan di bawah
Rp. 900.000 per bulan
kebutuh
58,99 % dalam pengolahan makanannya masih
an gizi anak
menggunakan cara dipotong-cuci-masak
sehari-hari
43,78 % masih kadang-kadang dalam
kurang
mengkonsumsi lauk pauk, 33,8 % masih kadang-
kadang mengkonsumsi sayuran, 83,4 % masih terpenuhi
kadang-kadang mengkonsumsi buah-buahan dan
3,7 % tidak pernah mengkonsumsi buah-buahan.

Kemungkinaan terjadi peningkatan


gizi kurang pada balita

DS : Ventilasi kurang 10%, pencahayaan Kemungkinan


kurang, luas ruangan tidak memadai, terjadi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader
kondisi jamban tidak terawat peningkatan
saluran pembuangan kotoran dan air limbah
penyakit
semuanya ke selokan
DO :

Terdapat 217 KK di RW 11
Lingkungan rumah tidak sehat
24,9% memiliki ventilasi > 10 % dari luas lantai,
65,9 % memilki ventilasi < 10 % dari luas lantai,

120
dan 9,2 % tidak memiliki ventilasi di rumahnya.
67,7 % memilki pencahayaan yang langsung
Media yang baik untuk masuknya
masuk kedalam rumah dan 32,3 % pencahayaan
mikroorganisme kuman penyakit
tidak masuk kedalam rumah.
62,2 % memiliki luas bangunan < 8 m2 / orang
86,6 % tidak memiliki pekarangan
67,7 % mempunyai jarak WC < 10 meter ke
Penyebaran kuman penyakit
penampungan
meningkat
60,4 % yang memiliki WC kondisi jambannya
tidak terawat
69,6 % memiliki penampungan air dengan
kondisi terbuka
26,27 % melakukan pengurasan tempat Kemungkinan terjadi peningkatan
penyakit
penampungan air rata-rata tiap 1 minggu sekali
8,8 % mempunyai kondisi air berbau, 5,1 %
memiliki kondisi air berwarna, dan 86,2 %
kondisi airnya tidak berbau, tidak berasa dan
tidak berwarna
3,2 % masih membuang sampah ke sembarang
tempat
1,4 % mempunyai kandang ternak dengan jarak
antara letak kandang dengan rumah <10 meter
dan 4,6 % jaraknya menempel dengan rumah
1,4 % memiliki kondisi kandang ternak tidak
terawat
DS: Kebiasaan/perilaku Pemanfaatan Kemungkinan
posbindu terjadi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader
peningkatan
bahwa di RW 11 masih banyak lansia yang lansia kurang sehat tidak teratur
angka
mengalami hipertensi, dan kebanyakan lansianya
kesakitan pada
masih menjadi perokok aktif dan meminum kopi
lansia
setiap hari

121
Menurut penuturan salah satu ibu kader Terjadi peningkatan penyakit
mengatakan bahwa setiap diadakannya Posbindu, hipertensi dan reumatik pada lansia
ada beberapa lansia yang tidak memeriksakan
kesehatannya dengan teratur
DO:

Terdapat 45 orang lansia di RW 11


35% lansia termasuk kategori umur antara 55-60
tahun dan 65% lansia termasuk kategori umur >
60 tahun
65% lansia memiliki keluhan penyakit dan 35 %
lansia tidak memiliki keluhan penyakit
Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa
penyakit tertinggi yang diderita oleh lansia yang
memiliki keluhan penyakit yaitu hipertensi 27,6
%, stroke 13,8 %, ashma 13,8 %, TBC 6,9%,
DM 3,4 %, dan sisanya termasuk kategori lain-
lain diantaranya penyakit reumatik, pegal-pegal
dan asam urat sekitar 34,5 %
Terdapat 28,9 % lansia yang masih bekerja
66,7 % lansia mengikuti kegiatan posbindu dan
33,3% lansia tidak mengikuti kegiatan posbindu
Kebiasaan yang masih sering dilakukan oleh
lansia kebanyakan minum kopi 44,4%, merokok
22,2 %, minum the 15,6%, dan sisanya mengasuh
cucu, mengurut, menjahit 17,8 %.
Tingkat kemnadirian lansia berdasarkan KATZ
Indeks diketahui yang termasuk kategori A 91,1
%, kategori B 4,5 %, kategori C 2,2 %, dan
kategori G 2,2%.

16. Penapisan masalah

122
a. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan
status gizi kurang pada balita b.d kurangnya pengetahuan keluarga ttg
kebutuhan gizi balita, cara pengolahan dan penyajian makanan untuk
balita.
No Kriteria Skor Pembenaran

1. Bagaimana pentingnya masalah untuk Apabila tidak segera


diatasi: diatasi, maka status gizi
balita kurang akan
1 = Rendah 3 semakin bertambah.
2 = Sedang

3 = Tinggi

2. Perubahan positif pada komunitas jika Masyarakat mampu


masalah diatasi: memahami tentang nutrisi
pada balita
1 = Tidak ada
4
2 = Rendah

3 = Sedang

4 = Tinggi

3. Peningkatan kualitas hidup jika Jika diatasi maka kualitas


masalah diatasi: pertumbuhan dan
perkembangan balita
1 = Tidak ada
meningkat.
4
2 = Rendah

3 = Sedang

4 = Tinggi

4. Rangking dari semua masalah (1-6): Karena kalau di biarkan


maka status peningkatan
1 = paling tidak penting 5
gizi kurang pada balita
6 = sangat penting akan meningkat.

123
Total skor 16

b. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan penyakit


b.d lingkungan rumah tidak sehat

No Kriteria Skor Pembenaran

1. Bagaimana pentingnya masalah untuk lingkungan rumah tidak


diatasi: sehat akan mempengaruhi
derajat kesehatan
1 = Rendah 2 masyarakat
2 = Sedang

3 = Tinggi

2. Perubahan positif pada komunitas jika Masyarakat mampu


masalah diatasi: menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat
1 = Tidak ada
4
2 = Rendah

3 = Sedang

4 = Tinggi

3. Peningkatan kualitas hidup jika Lingkungan hidup yang


masalah diatasi: sehat akan meningkatkan
kualitas hidup sehat
1 = Tidak ada
masyarakat.
4
2 = Rendah

3 = Sedang

4 = Tinggi

4. Rangking dari semua masalah (1-6): 4 Karena kalau di biarkan


maka akan menyebabkan

124
1 = paling tidak penting peningkatan penyakit.

6 = sangat penting

Total skor 14

c. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan angka


kesakitan pada lansia b.d pemanfaatan posbindu tidak teratur

No Kriteria Skor Pembenaran

1. Bagaimana pentingnya masalah untuk Lansia yang sehat dapat


diatasi: mengurangi angka
kesakitan pada lansia.
1 = Rendah 2

2 = Sedang

3 = Tinggi

2. Perubahan positif pada komunitas jika Lansia dapat menikmati


masalah diatasi: masa tuanya dengan tetap
sehat dan produktif.
1 = Tidak ada
3
2 = Rendah

3 = Sedang

4 = Tinggi

3. Peningkatan kualitas hidup jika 4 Pemanfaatan posbindu


masalah diatasi: yang teratur dapat
meningkatkan kesehatan
1 = Tidak ada
lansia.
2 = Rendah

3 = Sedang

125
4 = Tinggi

4. Rangking dari semua masalah (1-6): karena bila dibiarkan


akan menyebabkan
1 = paling tidak penting 4
peningkatan angka
6 = sangat penting kesakitan pada lansia

Total skor 13

17. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


a. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan
status gizi kurang pada balita b.d kunjungan posyandu tidak teratur

b. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan


penyakit b.d lingkungan rumah tidak sehat

c. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan


angka kesakitan pada lansia b.d pemanfaatan posbindu tidak teratur

126
B. Perencanan

Strategi Rencana Evaluasi


Diagnosa Temp
No TUM TUK Intervens Sumber
Keperawatan Kegiatan Kriteria Standar at
i

1 Kemungkinan Setelah Setelah


terjadi dilakukan dilakukan
Pelatihan kader Pengetahu Pengetahuan kader tentang Mahasis RT 01
peningkatan tindakan pelatihan kader
tentang kebutuhan an kader gizi balita (TKTP) meningkat wa
gizi kurang keperawat selama 15 menit
gizi balita (TKTP) meningkat 75%
pada balita an, tidak
a) Pengetahuan Penkes
terjadi 1. Memberikan 1. Verbal 1. Kader dapat menjawab
kader
peningkata penyuluhan pengertian, tujuan, syarat,
tentang Psikomoto
n gizi tentang gizi balita bahan makanan dan
masalah gizi r
kurang kepada ibu-ibu kandungan gizi, contoh
pada balita
pada balita dengan balita gizi menu sehari TKTP, dan
(TKTP)
kurang jenis makanan pada balita
meningkat 2. Lakukan PMT Pengetahuan ibu-ibu tentang
b) Kemampuan untuk balita gizi gizi balita (TKTP) meningkat
Penkes
kader dalam kurang 60%
penyuluhan 2. Ibu-ibu yang mempunyai
gizi balita balita gizi kurang dapat
(TKTP) menjawab pengertian,
meningkat tujuan, syarat, bahan
makanan dan kandungan
gizi, contoh menu sehari
c) Pengetahuan Penkes TKTP, dan jenis makanan
ibu-ibu yang pada balita
3. Pengetahuan ibu-ibu
mempunyai
tentang modifikasi jenis
balita gizi
makanan untuk balita gizi
kurang
kurang meningkat 60%
tentang gizi
4. Ibu-ibu yang mempunyai
balita
balita gizi kurang dapat
(TKTP)
memodifikasi jenis
meningkat
makanan untuk balita gizi
kurang
Ibu-ibu yang mempunyai
balita gizi kurang dapat
menyajikan jenis makanan

118
TKTP untuk balita gi

2 Kemungkinan Tidak Setelah 1.penke 1.Pelatihan kader 1.verbal 1. Ibu kader dapat mahasisw 1.
terjadinya terjadi dilakukan s tentang rumah sehat menyebutkan pengertian, a rumah
peningkatan peningkata pelatihan kader syarat-syarat rumah sehat bpk
penyakit n penyakit selama 15 menit Menjelaskan tentang Perma
akibat mengapa rumah harus ada na Rt
a) Pengetahuan
lingkungan jendela dan lubang 01
kader tentang
yang tidak angin,serta dibuka pintunya
masalah
sehat pada siang hari.
rumah sehat
Menjelaskan cara rumah
meningkat
bebas tikus.
b) Kemampuan
kader dalam
penyuluhan

119
rumah sehat
meningkat

1. psiko Ibu kader dapat melakukan Mahasis 2. RW


2. proses
Meningkatkan motor kegiatan jumantik wa 11
kelomp
pelaksanaan
ok
jumantik

120
3. proses 2. meningkatkan 3. psi Masyarakat dapat melakukan Mahasis 3.RW
kelomp kegiatan kerja bakti komotor kerja bakti dilingkungan wa 11
ok untuk membersihkan rumah masing-masing
selokan, tempat
umum,dan di sekitar
rumah masing-
masing
Partnersh Puskesma 4.RW
ip 4. Kerja sama s 11
dengan puskesmas
tentang program
KesLing yang
sedang berjalan

121
patnershi Puskesma 5. RW
3. Koordinasi dengan
p s 11
pihak puskesmas
tentang kesehatan
kerja di pabrik kulit
yang berada di Rw
11.
patnershi Puskesma 6. RW
p 4. Kerjasama dengan s 11
pihak puskesmas
untuk pemeriksaan
air sumur di Rw 11

7.Proses 5. Pembuatan sampel Psikomoto 7. Masyarakat dapat meniru Mahasis 7. RW


kelompo untuk tong sampah r cpercontohan tong sampah wa 11
k organik dan non organic dan non organic
organik

122
3 Kemungkinan Setelah 1. Setelah Penkes
terjadi dilakukan dilakukan
a) Menjelaskan a) Penget a) pengetahuan kader tentang Mahasis RT 01
peningkatan tindakan praktek
tentang masalah ahuan kesehatan lansia meningkat wa
angka keperawat keperawatan
kesehatan lansia kader 75% dan kader dapat
kesakitan an, Tidak komunitas
dan cara pengisian menin mengisi kms dengan benar
pada lansia terjadi pelaksanaan
kms g kat b) kader dapat melaksana
peningkata posbindu
b) Praktek pelatihan b) Respo kan kegiatan posbindu di
n angka selama 3
pelaksanaan n setiap meja pelayanan
kesakitan jam:
posbindu yang psiko- dengan benar
pada a) Pengetahuan
terdiri dari: motor
lansia kader
- Meja 1 :
tentang
pendaftaran klien
masalah
- Meja 2 :
kesehatan
penimbangan berat
lansia dan
badan, tinggi
pengisian
badan, dan
kms
pemerika-saan
posbindu
tekanan darah
meningkat RT 01

123
b) Kemampuan Proses - Meja 3 : pengisian Mahasis
kader dalam kelompo kms wa dan
pelatihan k, - Meja 4: pegawai
posbindu penkes, Pemeriksaan puskes
meningkat dan kesehatan oleh mas
partner tenaga kesehatan
-ship yang diantaranya
pemberian obat
oleh tenaga
puskesmas dan
screening test Hb
pada lansia
- Meja 5: Penyuluhan
oleh tenaga
c) Penget
kesehatan
ahuan
c) Menjelaskan c) pengetahuan kelompok
c) Pengetahuan kelom
tentang masalah lansia meningkat 60 %
kelompok pok
kesehatan lansia
lansia lansia
tentang menin

124
kesehatanny g kat
a meningkat d) Kunju
d) Peran serta ngan
kelompok d) Memberitahukan lansia d) kunjungan lansia ke
lansia ke sehari sebelum ke posbindu meningkat dari
posbindu posbindu posbin 40 orang menjadi 50 orang
meningkat dilaksanakan du
dengan cara: bertam
Penjemputan bah
oleh kader
Pengumuman
di mesjid
a) menjel a) pengetahuan kader tentang

askan kepada pengukuran tekanan darah

kader tentang meningkat 60%

pengukuran
tekanan darah b) kader mampu mengukur
b) membe tekanan darah sebanyak 10
rikan bimbingan kali dengan benar

125
2. Setelah kepada setiap
dilakukan kader, 1 kader
Pelatihan oleh 1 mahasiswa
tentang cara
pengukuran
tekanan
darah
selama 3
Penkes, a) Penget
kali
empower ahuan
pertemuan : a) Pengetahuan kader tentang Mahasis
ment kader
a) Pengetahuan hipertensi meningkat 75% wa
menin
kader
g-kat
tentang
pengukuran
RT 01
tekanan empower
darah ment
meningkat b) Ketera
b) Keterampila mpilan
n kader kader
b) Pengetahuan kelompok

126
dalam menin lansia tentang penyakit
mengukur g-kat hipertensi meningkat 60%
tekanan
darah
meningkat
3. Setelah
dilakukan
penyuluhan
tentang
penyakit
yang sering
RW
terjadi pada
11
lansia :
hipertensi
Mahasis
selama 15 a) Penget
wa dan
menit: ahuan
a) Pengetahuan kader tentang kader
a) Pengetahuan kader
a) menjelaskan kepada rematik meningkat 75%
kader menin
kader tentang
tentang g-kat
hipertensi

127
penyakit
hipertensi
b) Penget b) Pengetahuan kelompok
meningkat
ahuan lansia tentang penyakit
b) Pengetahuan b) menjelaskan kepada
kelom- rematik meningkat 60%
kelompok kelompok lansia
pok
lansia tentang penyakit
lansia
tentang Penkes hipertensi
menin
penyakit
g-kat
hipertensi
meningkat
4. Setelah
dilakukan
penyuluhan
tentang
penyakit
yang sering
terjadi pada
Penkes,
lansia :
empower
rematik
ment

128
selama 15
menit:
a) menjelaskan a) Penget a) Pengetahu-an kader
a) Pengetahuan
kepada kader ahuan tentang senam lansia
kader
tentang rematik kader meningkat 75%
tentang
menin Mahasis
penyakit
g-kat wa
rematik
meningkat

b) menjelaskan b) Kader dapat


b) Pengetahuan b) Penget
kepada kelompok memperagakan gerakan
kelompok ahuan
lansia tentang dari senam lansia
lansia kelom-
penyakit rematik
tentang pok
penyakit lansia
rematik menin
meningkat g-kat
5. Setelah
dilakukan
Penkes RT 01

129
pelatihan
senam
lansia
selama 1 Penkes a) Penget
jam: ahuan
a) menjelaskan mahasisw
a) Pengetahuan kader
kepada kader a
kader menin
tentang senam
tentang g-kat
lansia
senam lansia b) Psioko
b) mendemons-
meningkat Penkes -motor
trasikan kepada
b) Keterampila
kader tentang
n kader
gerakan senam
tentang RT 01
lansia
gerakan c) Psiko
senam lansia motor c) Kelompok lansia dapat
menungkat Penkes c) mendemons- memperagakan gerakan
c) Keterampila trasikan kepada dari senam lansia Mahasis

n kelompok kelompok lansia wa

lansia tentang gerakan

130
tentang senam lansia
gerakan
d) Kunju
senam lansia
d) Memberitahukan ngan
meningkat d) Kunjungan lansia
sehari sebelum lansia
d) Peran serta bertambah dari 20 orang
kegiatan senam ke mahasisw
kelompok menjadi 30 orang
lansia kegiata a, kader
lansia ke
dilaksanakan n
kegiatan
dengan cara: senam
senam lansia
Penjemputan lansia
meningkat
oleh kader bertam
Pengumuman -bah

di mesjid

131
C. PELAKSANAAN

No Waktu Diagnosa Implementasi


Keperawatan

1 Selasa, 24 Kemungkinaan 1. Melakukan pelatihan kader tentang kebutuhan giz


juni 2008 terjadi balita (TKTP)
peningkatan Hasil : ibu-ibu kader dapat memahami tentang kebutuhan
gizi kurang gizi balita dengan mampu menjelaskan pengertian die
pada balita TKTP, tujuan, syarat diet TKTP, menyebutkan bahan
makanan dan kandungan gizi yang diperlukan
menyebutkn contoh menu sehari TKTP, dan jenis
makanan balita dengan benar

Rabu, 2. Memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu yang


2
mempunyai balita dengan gizi kurang di RW 11 tentang
25 Juni
gizi balita
2008
Hasil : ibu-ibu yang mempunyai balita dengan gizi kurang
mampu memahami materi yang disampaikan oleh
penyuluh

3. Melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)


kepada balita dengan gizi kurang
Hasil : Pemberian Makanan Tambahan diberikan kepada
16 balita dengan makanan yang diberikan adalah Jelly is
buah melon ditambah sus

8 Senin, Resiko 1. Melakukan kerjasama dengan pihak puskesmas tentang


timbulnya pemeriksaan air minum di RT03 RW 11
23 Juni
penyakit akibat 2. Melakukan penyuluhan tentang rumah sehat
2008
lingkungan 3. Melakukan kerjasama dengan pihak Puskesmas tentang
yang kurang kesehatan kerja di pabrik kulit diwilayah RT03 RW11
sehat. 4. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang APD
Selasa, 24
kepada pekerja di pabrik kulit
Juni 2008
9 5. Membuat contoh tong sampah organic dan an-organik
6 Minggu, 22 Kemungkinan 1. Memberitahukan kepada kelompok lansia bahwa akan
Juni 2008 terjadinya diadakan kegiatan posbindu
peningkatan Hasil : kader telah memberitahukan kepada kelompok
( 16.00)
angka lansia tentang kegiatan posbindu yang di umumkan d
kesakitan pada mesjid.
lansia
Senin, 23 2. Praktek pelatihan pelaksanaan posbindu yang terdir
7
Juni 2008 dari:
( 09.00) - Meja 1 :
pendaftaran klien

- Meja 2 :
penimbangan berat badan, tinggi badan, dan
pemerikasaan tekanan darah

- Meja 3 :
pengisian kms

- Meja 4:
Pemeriksaan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang
diantaranya pemberian obat oleh tenaga puskesmas
dan screening test Hb pada lansia

- Meja 5:
Penyuluhan oleh tenaga kesehatan

Hasil : kader dapat melaksanakan kegiatan posbindu di


setiap meja pelayanan dengan benar.

3. Menjelaskan tentang cara pengisian kms


Hasil : kader memahami cara pengisian KMS dan
mengapilkasikannya dengan benar

4. Mengadakan pelatihan kader yaitu dengan memberikan

130
penyuluhan tentang penyakit yang sering diderita oleh
lansia: hipertensi
Hasil : pengetahuan kader tentang penyakit hipertens
meningkat 75 %

5. Mengadakan pelatihan kader yaitu dengan memberikan


penyuluhan tentang penyakit yang sering diderita oleh
lansia: rematik
Hasil : pengetahuan kader tentang penyakit rematik
meningkat 75 %

6. Mengadakan pelatihan kader yaitu dengan memberikan


penyuluhan tentang pengukuran tekanan darah
Selasa, 24 Hasil : Pengetahuan kader tentang pengukuran tekanan
Juni 2008 darah meningkat 50%

(09.00) 7. Mengadakan pelatihan kader yaitu bimbingan kepada


setiap kader, 1 kader oleh 1 mahasiswa untuk melatih
cara mengukur tekanan darah.
Hasil : keterampilan kader dalam mengukur tekanan darah
belum optimal karena kader mengalami kesulitan dan kaku
sehingga di perlukan waktu untuk latihan

8. Memberitahukan kepada kelompok lansia bahwa akan


diadakan kegiatan senam lansia.
Hasil : kader telah memberitahukan kepada kelompok
(09.20)
lansia tentang kegiatan sensm lansia yang di umumkan d
mesjid.

9. Memberitahukan kepada kelompok lansia bahwa akan


diadakan kegiatan senam lansia.
Hasil : kader telah memberitahukan kepada kelompok
lansia tentang kegiatan sensm lansia yang di umumkan
di mesjid.

10. Mengadakan senam lansia bersama para lansia dan


kader RW 11

131
Hasil : Lansia dan para kader dapat mengikuti gerakan
senam lansia dengan benar

C. Evaluasi

Tanggal DP Catatan Perkembangan Paraf

27-Juni- 1 S:
2008
Kader mengatakan sudah mengerti tentang gizi balita Hamzah,
(TKTP) Iis dan
Ibu-ibu dengan balita gizi kurang mengatakan sudah Ineu
memahami tentang gizi balita (TKTP)
Ibu-ibu dengan balita gizi kurang mengatakan akan
mencoba menyajikan makanan yang lebih variatif
untuk balitanya
O;

Kader mampu menjawab pertanyaan dengan benar


tentang gizi balita (TKTP) meliputi pengertian,
tujuan, syarat, kandungan gizi, contoh menu dan
jenis makanan balita.
Pengetahuan kader mengenai gizi balita (TKTP)
meningkat 75%
Ibu-ibu dengan balita gizi kurang hanya mampu
menjawab pertanyaan tentang pengertian, tujuan, dan
syarat gizi balita (TKTP)
Pengetahuan ibu-ibu dengan balita gizi kurang
mengenai gizi balita (TKTP) meningkat 30%
A:

Masalah belum teratasi

P:

Kader dapat menyampaikan penyuluhan kesehatan

132
tentang giz balita (TKTP) kepada ibu-ibu yang
memiliki balita
Ibu-ibu dengan balita gizi kurang dapat memodifikasi
PMT

27-Juni- 2 S: Dickson,
2008 Irma,
Kader mengatakan sudah mengerti tentang
Deni,
rumah sehat
Kader mengatakan pengetahuan tentang rumah Eka
sehat bertambah
O:

Rumah warga masih belum mengaplikasikan r


cirri-ciri rumah sehat
A:

Masalah belum teratasi

P:

Koordinasi dengan pihak kader tentang rumah


sehat
Koordinasi dengan pihak Puskesmas tentang
program Kesling yang berjalan
27-Juni- 3 S: Dewi,
2008 Dian,
Kader mengatakan merasa berbeda pada kegiatan
Kartika
posbindu yang dilaksanakan karena adanyan
pemeriksaan hemoglobin
Kader mengatakan pengetahuan tentang rematik
meningkat
Kelompok lansia mengatakan pengetahuannya
bertambah mengenai penyakit reumatuk
Kader mengatakan pengetahuan tentang hipertensi
bertambah
Kelompok lansia mengatakan pengetahuannya
bertambah mengenai penyakit hipertensi
Kader mengatakan merasa kesulitan dalam

133
mengukur tekanan darah karena harus sering
Usila mengatakan merasa senang karena diaadakan
senam lansia
O:

Kader dapat mengisi kms posbindu dengan benar


Kader dapat menempati meja masing-masing sesuai
dengan fungsinya
Pengetahuan kader bertambah 75% tentang penyakit
reumatik
Pengetahuan kelompok lansia bertambah 50%
tentang penyakit reumatik
Pengetahuan kader bertambah 75% tentang penyakit
hipertensi
Pengetahuan kelompok lansia bertambah 50%
tentang penyakit hipertensi
Kader mengalami kesulitan dalam mengukue
tekanan darah, hanya satu kader yang dapat
mengukur tekanan darah
Ada 15 orang lansia yang mengikuti senam lansia
A:

Masalah belum teratasi

P:

Koordinasikan dengan kader mengenai jadwal


untuk senam lansia
Koordinasikan dengan puskesmas mengenai
pemeriksaan kesehatan lansia lebih lanjut

134
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunitas adalah masyarakat yaitu sekumpulan orang yang hidup


bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu. Unit-unit
masyarakat adalah komuniti, keluarga, kelompok yang mempunyai
tujuan dan nilai yang sama.

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari keperawatan


dan praktek kesehatan umum yang diaplikasikan untuk promosi dan
melindungi kesehatan masyarakat.

Dalam melaksanakan dokumentasi keperawatan komunitas


perawat menggunakan langkah-langkah proses keperawatan yang terdiri
dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Dokumentasi keperawatan komunitas adalah suatu informasi


lengkap atau catatan tertulis meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan
pasien dalam proses keperawatan pada tingkat masyrakat mencakup
individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan
asuhan keperawatan yang melibatkan kelompok atau komuni dalam
keprawatan kesehatan masyarakat keterlibatan kader kesehatan, tokoh-
tokoh maysarakat formal dan informal dalam setiap tahap pelayanan
keparawatan secara terpadu dan menyeluruh, sehingga masyarakat
benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan
kesehatan dan keperawatan yang diberikan melalui lima tahap proses
keperawatan mulai dari pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan
komunitas, perencanaan keperawatan komunitas, implementasi
keperawatan komunitas sampai evaluasi keperawatan komunitas.

3.2 Saran

Diharapkan setelah masyarakat mencakup individu, keluarga dan


kelompok khusus memerlukan pelayanan asuhan keperawatan sehingga
masyarakat benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya
pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan

118
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori


dan Praktik, edisi 3. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori. Jakarta
: Sagung Seto
Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :
Gosyen Publishing
Gunawijaya, J. 2010. Kuliah Umum tentang Budaya dan Perspektif
Transkultural dalam Keperawatan Mata Ajar KDK II 2010, semester genap:
FK UI
Leininger, M dan McFarland. M.R. 2002. Transkultural Nursing : Concepts,
Theories, Research and Practice, edisi 3. USA : Mc.Graw Hill Companies
Kharisma, Nur Dian dan dkk. 2012. Aplikasi Dokumentasi Keperawatan
Komunitas. Online: https://www.scribd.com/doc//113961137/Aplikasi-
Dokumentasi-Keperawatan-Komunitas-Jadi. Diaskes Pada tanggal 17 Maret
2016 pukul 17.00 Wita

119
120

Anda mungkin juga menyukai