Dok Kep Komunitas Fiks
Dok Kep Komunitas Fiks
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah masyarakat yaitu sekumpulan orang yang hidup
bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu. Unit-unit
masyarakat adalah komuniti, keluarga, kelompok yang mempunyai tujuan
dan nilai yang sama.
Dalam kesehatan komunitas, komunitas dapat mempunyai
pandangan yang sama terhadap masalah kesehatan yang ada di
lingkungannya. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan
fokus dari kesehatan komunitas. Kegiatan promosi kesehatan diarahkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan
seluruh sumber daya yang ada serta mengutamakan pada proteksi individu
dan pencegahan penyakit.
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari keperawatan
dan praktek kesehatan umum yang diaplikasikan untuk promosi dan
melindungi kesehatan masyarakat. Praktek yang dilakukan bersifat umum
dan komperhensif dengan menitikberatkan pada pertanggung jawaban
kepada masyarakat secara keseluruhan. Perawat komunitas bekerja secara
langsung dalam tatanan masyarakat yang mencakup pelayanan individu,
keluarga, kelompok khusus maupun masyarakat luas. Dalam
melaksanakan tugasnya perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain
dan melibatkan kader kesehatan, tokoh-tokoh masyarakat serta lembaga
swadaya yang bekerja secara terpadu dan menyeluruh.
Dalam melaksanakan dokumentasi keperawatan komunitas perawat
menggunakan langkah-langkah proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Perawat
menggunakan epidemiologi sebagai dasar informasi yang akurat dalamm
melakukan pengkajian, mengidentifikasi masalah, membuat formulasi
strategi untuk pemecahan masalah, membuat prioritas dan
mengembangkan perencanaan perawatan serta mengevaluasi hasilnya agar
pelayanan yang diberikan efektif.
Dengan melihat begitu besarnya pengaruh kesehatan bagi
masyarakat terutama dalam dokumentasi asuhan keperawatan, maka
penyusun akan membahas makalah tentang Aplikasi Dokumentasi
Keperawatan Komunitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah dokumentasi keperawatan komunitas ?
2. Bagaimanakah format dokumentasi keperawatan komunitas ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Asuhan dokumentasi keperawatan komunitas.
2. Untuk mengetahui format dokumentasi keperawatan komunitas.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
2
Definisi Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut
pandang, yaitu sbb : Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal
pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang
relatif sama, serta berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
WHO (world Health organization) tahun 1974 mendefinisikan
komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batasan-
batasan wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada
rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu
dan yang lainnya.
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok resiko
tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
yang melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pelayanan keperawatan.
1.2 Pengertian Dokumentasi
Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum.
Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau
merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa
(pelayanan) yang dianggap berharga dan penting (Tungpalan ,1983).
Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan dan kebidanan
adalah bagian dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat dan
bidan setelah memberi asuhan kepada pasien.
Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status
kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan
keperawatan/kebidanan serta respons pasien terhadap asuhan yang
diterimanya. Dengan demikian dokumentasi keperawatan/kebidanan
mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasien yang
menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan
dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai wahana
komunikasi dan koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat
dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk
3
dipertanggungjawabkan. Dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan
merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan/kebidanan yang
dilaksanakan sesuai standar.
Dokumentasi keperawatan komunitas adalah suatu informasi
lengkap atau catatan tertulis meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan
pasien dalam proses keperawatan pada tingkat masyrakat mencakup
individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan
asuhan keperawatan yang melibatkan kelompok atau komuni dalam
keprawatan kesehatan masyarakat keterlibatan kader kesehatan, tokoh-
tokoh maysarakat formal dan informal dalam setiap tahap pelayanan
keparawatan secara terpadu dan menyeluruh, sehingga masyarakat
benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan
kesehatan dan keperawatan yang diberikan melalui lima tahap proses
keperawatan mulai dari pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan
komunitas, perencanaan keperawatan komunitas, implementasi
keperawatan komunitas sampai evaluasi keperawatan komunitas.
Dengan demikian pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan
standar dengan baik merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap tenaga
keperawatan/ kebidanan agar mampu membuat dokumentasi
keperawatan/kebidanan secara baik dan benar.
Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal, dari status
sehat sakit pasien pada saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan,
yang menggambarkan asuhan keperawatan atau kebidanan yang
diberikan. Umumnya catatan pasien berisi imformasi yang
mengidentifikasi masalah, diagnosa keperawatan dan medik, respons
pasien terhadap asuhan keperawatan/kebidanan yang diberikan dan
respons terhadap pengobatan serta berisi beberapa rencana untuk
intervensi lebih lanjutan. Keberadaan dokumentasi baik berbentuk
catatan maupun laporan akan sangat membantu komunikasi antara
sesama perawat/bidan maupun disiplin ilmu lain dalam rencana
pengobatan.
Pendokumentasian dilakukan setelah pelaksanaan setiap tahap
proses keperawatan dilakukan dan disesuaikan urutan waktu. Adapun
manfaat dari pendokumentasian diantaranya sebagai alat komunikasi
4
antar anggota tim kesehatan lainnya, sebagai dokumen resmi dalam
sistem pelayanan kesehatan, sebagai alat pertanggung jawaban dan
pertanggung gugatan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
(Effendi, 1995).
1.3 Tujuan Utama Dokumentasi
Tujuan utama dari pendokumentasian adalah
1. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat
kebutuhan klien,merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan,
dan mengevaluasi tindakan.
2. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika.
1.4 Manfaat Dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1. Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila
dilihat dari berbagai aspek. Bila terjadi suatu masalah yang
berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai
pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi
diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan
sebagai barang bukti di pengadilan.
2. Jaminan mutu (kualitas pelayanan). Pencatatan data klien yang
lengkap dan akurat, akan memberikan kemudahan bagi perawat
dalam membantu menyelesaikan masalah klien. Dan untuk
mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa
jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan
yang akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan mutu yankep.
3. Komunikasi, Dokumentasi keadaan klien merupakan alat perekam
terhadap masalah yang berkaitan dengan klien. Perawat atau tenaga
kesehatan lain akan bisa melihat catatan yang ada dan sebagai alat
komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan
keperawatan.
4. Keuangan, Semua tindakan keperawatann yang belum, sedang, dan
telah diberikan dicatat dengan lengkap dan dapat digumakan sebagai
acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan.
5
5. Pendidikan, Isi pendokumentasian menyangkut kronologis dari
kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan
atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
6. Penelitian, Data yang terdapat di dalam dokumentasi keperawatan
mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau
objek riset dan pengembangan profesi keperawatan.
7. Akreditasi, Melalui dokumentasi keperawatan dapat dilihat sejauh
mana peran dan fungsi keperawatan dalam memberikan askep pada
klien.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan tingkat
keberhasilan pemberian askep yang diberikan, guna pembinaan
lebih lanjut. Adapun manfaat dokumentasi menurut Allen (1998)
antara lain:
1) Sebagai wahana komunikasi antar tim keperawatan dan
dengan tim kesehatan lain
2) Sebagai bagian yang permanen dari rekaman medik.
6
merupakan Core dari asuhan keperawatan komunitas. Demografi,
populasi, nilai- nilai, keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat
kesehatannya, serta dipengaruhi pula oleh delapan sub sistem: fisik dan
lingkungan perumahan, pendidikan , keselamatan dan transportasi, politik
dan kebijakan pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial, komunikasi,
ekonomi dan rekreasi. Data inti :
a. Usia beresiko
b. Pendidikan
c. Jenis kelamin
d. Pekerjaan
e. Agama
f. Keyakinan
g. Nilai-nilai
h. Riwayat komunitas yang merupakan stresor timbulnya gangguan yang
perlu di kaji pada kelompok atau komunitas :
1) Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-
nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
2) Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty
Neuman):
a) Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan,
sirkulasi dan kepadatan
b) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
c) Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal:
Apakah tidak menimbulkan stres
d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan:
Apakah cukup menunjangsehingga memudahkan komunitas
mendapat pelayanan di berbagai bidang termasukkesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi
dini gangguan atau merawat atau memantau apabial
gangguan sudah terjadi.
f) System komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan di
g) komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait
dengan gangguan nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau
leaflet yang diberikan kepada komunitas.
7
h) Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (upah minimun
regional) di bawah UMR atau di atas UMR sehingga upaya
pelayanan kesehatan yang di berikan dapat optimal.
i) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan
apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini
hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi
stress.
3) Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR,
MMR, serta cakupan imunisasi. Data subsistem :
a) Physical Environtment
Perumahan yang dihuni penduduk, apakah penerangan,
sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk.
b) Education
(Status pendidikan, sarana pendidikan) apakah dapat
digunakan untuk peningkatan pengetahuan
c) Safety and transpotation
(Pelayanan perlindungan: kebakaran, polisi, sanitasi;
Transportasi : berupa jalan dan sarana angkutan ) di
lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress
d) Politics and goverenment
Politik dan kebijakan pemerintah ( tingkat RT, RW, Lurah,
Camat dan lainlain) apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas mendapat pelayanan diberbagai
bidang termasuk kesehatan.
e) Health and social services
(PKK, Karang taruna, panti , LKMD, Posyandu dan lain-lain)
apakah tersedia untuk melakukan deteksi dini pada
gangguan / merawat / memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
f) Communication
g) (Formal : koran, radio, TV ; informal : papan pengumuman,
poster dan sebagainya) apakah sarana komunikasi dapat
dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan kesehatan, misalnya
8
televisi, radio, koran, leaflet yang diberikan kepada
komunitas.
h) Economis
(1)tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah
sesuai dengan UMR ( Upah Minimum Regional / individu/
bulan ) dibawah atau diatas sehingga upaya pelayanan,
misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status
ekonomi tersebut.
i) Recreation
(1)apakah tersedia sarana , kapan saja dibuka, biayanya apakah
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas unyuk mengurangi stress.
LANGKAH PENGKAJIAN
1. Mengumpulkan data primer
a. Wawancara
1) Masyarakat
2) Tokoh masyarakat
3) Kader
4) Aparat keluarga/ desa
5) Pemerintah daerah setempat
b. Observasi
1) Norma
2) Nilai
3) Keyakinan
4) Stuktur kekuatan
5) Proses penyelesaian masalah
6) Dinamika kelompok
7) Pola komunikasi
8) Kondisi/situasi lingkungan
2. Mengumpulkan data sekunder
Dilakukan dengan cara mencatat data dan informasi dari sumber yang
relevan untuk wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.misalnya
catatan kelahiran, kematian, cakupan pelayanan.
3. Membahas data yang terkumpul
Kegiatan yang dilakukan yaitu Lokakarya mini atau pertemuan khusus
pada forum koordinasi. Melalui pembahasan ini dirumuskan masalah
serta mencari penyebabnya.
a. Dimensi lokasi
(data Dimensi lokasi bisa mengambil dari data
Rt/Rw/Desa/Kecamatan)
1) Batas komunitas
a) Batas wilayah dan peta wilayah dari tempat praktek
9
b) Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah)
c) Lokasi Pelayanan Kesehatan
d) Tempat dan jarak pelayanan kesehatan
e) Cara mencapai lokasi yankes
2) Gambaran geograffis
a) Kesuburan dan peta topografi
b) Kemiringan dan ketinggian tanah
3) Iklim
a) Curah hujan dan kelembaban
b) Prakiraan musim hujan dan kemarau
4) Floran dan fauna
a) Jenis tanaman
b) Jenis hewan (ternak dan liar)
5) Lingkungan buatan
a) Sarana Olah Raga
b) Saranan Rekreasi
c) Lingkungan pemukiman
b. Dimensi populasi
1) Ukuran :
Jumlah penduduk :..... jiwa
Laki-laki :......jiwa (.....%)
Perempuar :.....jiwa (....%)
2) Jumlah kepela keluarga :....KK
3) Kepadatan
a) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
keseluruhan
b) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
pemukiman
c) Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis
kelamin:
4) Budaya penduduk
a) Latar Belakang budaya / etnik penduduk
b) Sejarah Budaya Penduduk
c) Mobilitas Penduduk
d) Jenis Kependudukan (penduduk menetap /penduduk
sementara
e) Pemanfaatan waktu oleh penduduk (berdasarkan struktur
keluarga & berdasarkan jenis pekerjaan.
2.2 Diagnosa Keperawatn Komunitas
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang
dicari, maka kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar
stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang
timbul pada masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat
10
disusun diagnose keperawatan komunitas dimana terdiri dari: Masalah
kesehatan, Karakteristik populasi, karakteristik lingkungan.
a. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas memerlukan pemikiran
yang kritis dalam mengambil keputusan
b. Ini sebuah tantangan dan tugas utama
c. Komplet dan validnya diagnosa akan berdampak pada tahap
selanjutnya dari proses keperawatan dan dasar dari perencanaan
program kesehatan
Contoh :
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada komunitas
di RW 04 Kelurahan Kampung Melayu berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemenuhan kebutuhan
nutrisi bagi tubuh.
Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat disampaikan dalam
pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya musyawarah
masyarakat desa/RW. Data dapat disajikan dengan menggunakan
grafik, table ataupun melalui sosio drama.
2.3 Perencanaan keperawatan komunitas
Merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk
membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah
menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang
telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam
menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka
ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam
menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi
masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada
diagnose keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnose
keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi.
11
1) Untuk mengidentifikasi focus keperawatan kepada klien atau
kelompok
b. Tujuan klinis
1) Mengkomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan,
apa yang diobservasi dan apa yang dilaksanakan
4) Besarnya resiko
6) Minat masyarakat
12
8) Sesuai dengan program pemerintah
13
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,
mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan
untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam
masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah
suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara
bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam
mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan
kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan
masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan di
wilayahnya.
3) Tahap pendidikan dan latihan
a) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
b) Melakukan pengkajian
c) Membuat program berdasarkan masalah atau
diagnosekeperawatan
d) Melatih kader
e) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan
masyarakat
4) Tahap formasi kepemimpinan
5) Tahap koordinasi intersektoral
6) Tahap askhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan
kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
14
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2009)
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2009).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
15
b. Dari pengkajian sampai evaluasi
c. Sarana komunikasi
d. Dapat sebagai alat bukti
e. Memudahkan & membantu mengatasi masalah klien
f. Referensi pembelajaran
A. Data Umum
1. Geografis
Utara :
Selatan :
Timur :
Barat :
2. Demogarfi
a. Jumlah Penduduk
RT I : KK
RT II : KK
16
RT III : KK
RT IV : KK
b. Fasilitas Kesehatan
Posyandu :
Poliklinik :
Puskesmas :
RS :
c. Karateristik Penduduk
Penduduk menetap :
B. Data Khusus
Alamat :
Nomor Telepon :
Nama Hub
Jenis Suku/ Gol. Kead. Imuni PU
No Anggota Umur Dlm Agama Pend Pek.
kelamin Ras Darah Fisik sasi S
Keluarga Kelg
Kode Data :
17
a. Jenis Kelamin : f. Pendidikan: h. Golongan Darah
1. 1. Laki-laki 1. 1.Belum sekolah 1. A
2. Permpuan 2. 2.SD 2. B
b Umur : 3. Tamat SD 3. AB
1. 0-12 bulan 4. Tidak tamat SD 4. O
2. 1- 3 tahun 5. SMP i Keadaan fisik
3. 4 6 tahun 6. Tidak SMP 1. Sehat
4. 7 12 tahun 7. Tidak tamat SMP 2. ISPA
5. 12 20 tahun 8. SMA 3. Diare
6. 21 35 tahun 9. Tamat SMA 4. Reumatik
7. 35 60 tahun 10. Tidak tamat SMA 5. Gastrisis
c. Hubungan dalam 11. D III 6. TB Paru
keluarga
1. Suami 12. S 1 7. Thypod
2. Istri 13. Tidak sekloah 8. Penyakit kulit
3. Anak g. Pekerjaan : 9. Penyakit jiwa
4. Ayah 1. Petani 10. Lain-lain
5. Ibu 2. Buruh j. Imunisasi : (tuliskan jenisnya
dibawah)
6. Adik 3. Wiraswasta 1. Lengkap
7. Kakak 4. PNS/POLRI/TNI 2. Tidak lengkap
d. Suku 5. Karyawan swasta 3. Belum imunisasi
1. Sunda 6. Pensiunan
3. Jawa 7. Tidak bekerja k. PUS
4. Lain-lain 8. IRT 1. Akseptor KB
e. Agama 9. Pelajar/mahasiswa 2. Bukan Akseptor KB
1. Islam 10. Bayi/anak-anak
3. Protestan
4. Katolik
5. Hindu
6. Budha
18
1. Penghasilan rata-rata per bulan
1. < 900.000
2. 900.000 1.500.000
3. 1.500.000- 2.500.000
4. > 2.500.000
III. GIZI
1. Frekuensi makan per hari : 1. Satu kali 2. Dua kali
3. Tiga kali
2. Cara pengolahan makanan di keluarga
1. Dipotong-cuci-masak 2.Dicuci-potong-masak 3. Potong-
masak
3. Konsumsi Lauk-pauk (daging,tahu,tempe,ikan,dsb)
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
4. Konsumsi sayur-sayuran :
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
5. Konsumsi buah-buahan:
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
6. Konsumsi garam yodium : 1. 30-80 ppm 2. < 20 ppm
3. > 80 ppm
7. Pantangan makan dalam keluarga : 1. Ikan 2. Sayur
3. Telur
IV. LINGKUNGAN FISIK
a. Perumahan
8. Kepemilikan : 1. Sewa 2. Menumpang 3. Milik sendiri
9. Jenis : 1. Permanen 2. Semi permanen 3. Tidak permanen
(panggung)
10. lantai : 1. Tanah 2. Papan 3. Tegel/semen
11. Ventilasi :
1. > 10% dari luas lantai 2. < 10 % dari luas lantai
3. Tidak ada ventilasi
12. Pencahayaan Sinar matahari:
1. Masuk kedalam rumah 2. Tidak masuk kedalam
rumah
13. Luas bangunan/orang : 1. < 8m2/orang 2. 8m2/orang
19
14. Pemanfaatan pekarangan : 1. Sayuran 3. Tanaman obat
keluarga 2. Buah-buahan 4. Tanaman hias
b. Pembuangan
15. Di mana keluarga buang air besar :
1. Sungai 4. WC
2. Selokan 5.Lain-lain sebutkan.................
3. Sembarang tempat
16. Bila ya jenis jamban : 1. Septik tank 2. WC cemplung
17. Jarak WC dengan sumber air : 1. < 10 m 2. 10 m
18. Kondisi jamban : 1. Terawat 2. Tidak terawat
c. Sumber air
19. Sumber air :
1. PDAM 4. Mata air
2. Sumber pompa 5. Sungai
3. Sumur gali
20. Penyediaan air minum :
1. PDAM 4. Mata air
2. Sumber pompa 5. Sungai
3. Sumur gali
21. Pengelolaan air minum : 1. Dimasak 2. Tidak dimasak
20
2. Sungai 5. Lain-lain, sebutkan...............
3. Sembarang tempat
30. Kondisi saluran limbah :
1. Terbuka 3. Lancar
2. Tertutup 4. Tergenang
f. Kandang ternak
31. Kepemilikan kandang ternak : 1. Ya 2. Tidak
32. Letak kandang ternak dengan rumah : 1. Menempel dengan rumah
2. < 10 meter 3. 10 meter
33. Kondisi kandang : 1. Terawat 2. Tidak terawat
V. STATUS KESEHATAN
a. Sarana kesehatan
34. Sarana kesehatan terdekat dengan rumah :
1. Rumah sakit 4. Posyandu
2. Puskesmas 5. Dokter praktek
3. Balai pengobatan 6. Perawat 7. Bidan
35. Pemanfaatan sarana kesehatan : 1. Ya 2. Tidak
36. Bila tidak, alasannya : 1. Sulit dijangkau 2. Biaya
3. Lain-lain sebutkan.....................
b. Masalah kesakitan
37. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit (3 bulan
terakhir) : 1. Ya 2. Tidak
38. Sarana Pelayanan kesehatan yang sering digunakan keluarga jika
anggota keluarga sakit :
1. Rumah sakit 3. Dokter praktek 5. Dukun
2. Puskesmas 4. Mantri/bidan praktek 6.Lain-lain,
sebutkan............
c. Kematian
39. Apakah ada anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun terakhir
: 1. Ya 2. Tidak
40. Bila ya, disebabkan oleh : 1. Sakit 2. Kecelakaan 3.
Lain-lain sebutkan.....................
d. KIA/KB
a) Pasangan Usia Subur (PUS)
41. Untuk PUS yang akseptor KB, jenis kontrasepsi yang dipakai :
1. IUD 4. Susuk 7. Vasektomy
2. Suntik 5. Kondom 8. Alami
3. Pil 6. Tubectomy
42. Bila tidak alasannya :
1. Dilarang suami 3. Tidak tahu
2. Agama 4. Lain-lain sebutkan.....................
21
43. Apakah ada PUS yang Drop Out KB : 1. Ya 2. Tidak
44. Bila ya alasannya :
1. Dilarang suami 2. Tidak tahu 5. Ingin punya anak
4. Agama 3. Penyakit 6.Lain-lain
sebutkan............
45. Umur kehamilan : 1. 1 - 12 mg 2. 12- 24 mg
3. 24 - 36 mg 4. > 36 m
46. Faktor Resiko kehamilan : 1. Resti (ada satu/lebih faktor resiko)
2. Tidak Resti (tidak ada faktor resiko)
Jawaban
No Faktor Resiko
Ya Tidak
a. Usia Bumil < 20 atau > 35 tahun
b. Tinggi badan < 150 cm
c. Jarak kehamilan < 2 tahun
d. Kehamilan > 4 kali
e. Riwayat keguguran sebelumnya
f. Mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (> 140/90
g.
mmHg)
h.
Menderita penyakit berat (jantung, asma, DM, dll)
i.
Muntah-muntah yang berlebihan
j.
Sering pusing
k.
Kaki bengkak
l.
Anemia (Hb < 10 gr%), lihat KMS Bumil
Protein urine (+), lihat KMS Bumil
64. Berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya : 1. Tidak diperiksa
2. K1 (1-3x) 3. K4 (4x)
65. Bila Ya, Dimana :
1. Rumah sakit 3. Ke dokter praktek 5.Dukun beranak
2. Puskesmas 4. Perawat/bidan praktek 6.Lain-lain
sebutkan.....................
66. Bila Tidak alasannya :
1. Dilarang suami 3. Tidak tahu 5.Lain-lain
sebutkan.........
2. Agama 4. Biaya
67. Apakah BUMIL mengkonsumsi tablet penambah darah saat ini : 1.
Ya 2. Tidak
b) Persalinan
68. Pertolongan persalinan anak pada satu tahun terakhir oleh :
1. Tenaga Kesehatan 2. Dukun terlatih
3. Dukun tidak terlatih
69. Bila ke dukun alasannya :
22
1. Tidak tahu 2. Biaya 3. Budaya/kebiasaan masyarakat
4. Lain-lain..................
70. Tempat pertolongan persalinan :
1. Rumah sakit 4. Di rumah
2. Puskesmas 5. Bidan/dokter praktek
3. Polindes
71. Kondisi bayi : 1. Lahir hidup 2. Lahir mati
3. Lahir cacat
72. Adakah neonatus yang neinggal dalam 1 th terakhir : 1. Ya
2. Tidak
73. Bila ya apa sebabnya : 1. Tetanus 2. Diare 3.ISPA
4. Lain-lain..................
c) Buteki
74. Apakah ada buteki : 1. Ya 2. Tidak
75. Bila ya apakah ibu meneteki anaknya : 1. Ya 2. Tidak
76. Bila ya usia anak berapa : 1. 1hr-6 bulan 2. 6bl-2 tahun
3. Lebih 2 th
77. Bila tidak alasannya :
1. Dilarang suami 4. Kecantikan
2. Tidak tahu 5. Pekerjaan
3. Penyakit 6. Lain-lain sebutkan..................
d) Balita
78. Bila tidak diimunisasi alasannya :
1. Tidak tahu 2. Tidak ada manfaatnya
3. Lain-lain sebutkan....
79. Apakah anak memiliki KMS : 1. Ya 2. Tidak
80. Bila ya, bagaimana BB anak (lihat KMS) :
1. Bawah garis merah 2. Di atas garis merah
3. Tidak punya KMS
81. Apakah setiap bulan anak mengunjungi Posyandu : 1. Ya
2. Tidak
82. Bila tidak alasannya
1. Jauh dari posyandu 3. Merasa tidak ada manfaatnya
2. Tidak punya waktu 4.Lain-lain sebutkan ..............
83. Status gizi balita : 1. Baik 2. Kurang
3. Buruk 4. Lebih
84. Apakah anak mendapat makanan tambahan : 1. Ya 2. Tidak
85. Apakah anak mendapatkan vit A : 1. Ya 2. Tidak
86. Pada umur berapa anak mendapatkan makanan pendamping ASI :
1. < 4 bulan 2. 4 bulan 3. 6 bulan
e) Kesehatan Remaja
87. Apakah ada anak usia remaja : 1. Ya 2. Tidak
88. Bila ya apakah kegiatan di luar sekolah yang dilakukan
1. Keagamaan 3. Olah raga
2. Karang taruna 4. Lain-lain sebutkan .........
23
89. Penggunaan waktu luang :
1. Begadang 3. Kursus keterampilan
2. Rekreasi 4. Lain-lain sebutkan ................
90. Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan :
1. Merokok 2. Minum-minum
3. Penggunaan obat-obatan/narkoba 4. Bukan salahsatunya
f) Kesehatan Dewasa
91. Penyakit yang sering diderita :
1. Asma 5. Penyakit kulit
2. TBC 6. Penyakit jantung
3. Hipertensi 7. Gastritis
4. Kencing manis 8. Lain-lain sebutkan ................
g) Kesehatan Lansia
92. Adakah usia lanjut : 1. Ya 2. Tidak
93. Bila ya, usia berapa : 1. 55-60 tahun 2. Lebih 60 tahun
94. Apakah lansia memiliki keluhan penyakit : 1. Ya 2. Tidak
95. Bila ya sebutkan :
1. Asma 5. Penyakit kulit
2. TBC 6. Penyakit jantung
3. Hipertensi 7. Stroke
4. Kencing manis 8. Lain-lain sebutkan ................
96. Apakah Lansia saat ini masih bekerja : 1. Ya 2. Tidak
97. Upaya yang dilakukan jika Lansia sakit :
1. Berobat ke dokter praktek 5. Pergi ke dukun/Paranormal
2. Berobat ke Mantri 6. Tidak Berobat/Dibiarkan
3. Berobat ke Puskesmas/RS 7. Lain-lain sebutkan ................
4. Mengobati sendiri
98. Penggunaan waktu senggang :
1. Senam 4. Pengajian
2. Jogging 5. Bukan salah satunya
3. Berkebun/bertani
99. Apakah bapak/ibu ikut kegiatan yang dilaksanakan Posbindu Lansia :
1. Ya 2. Tidak 3. Belum ada Posbindu
100. Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas berdasarkan KATZ
indeks :
1. Indeks A : semua aktivitas mandiri
2. Indeks B : satu aktivitas tidak mandiri
3. Indeks C : Aktivitas mandi & satu aktivitas lain tidak mandiri
4. Indeks D : Aktivitas mandi, berpakaian, & satu aktivitas lain
tidak mandiri
5. Indeks E : Aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet & satu
aktivitas lain tidak mandiri
6. Indeks F : Aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet &
berpindah tidak mandiri
24
7. Indeks G : Ketergantungan semua aktivitas
Kemandirian
No Jenis Aktivitas
Ya Tidak
a. Makan
b. Buang Air Kecil (BAK)
c. Buang Air Besar (BAB)
d. Berpakaian
e. Pergi ke Kamar Mandi
f. Berpindah
g. Mandi
101. Kebiasaan lanjut usia : 1. Merokok 2. Minum kopi
3. Minum teh 4. Lain-lain, sebutkan
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
B. 1. ANALISIS DATA
DATA INTERPRETASI MASALAH
DATA
25
C. PERENCANAAN
C.1. Prioritas diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan komunitas :
No Kriteria Skor Pembenaran
.
1. Bagaimana pentingnya masalah untuk diatasi :
1 = Rendah
2 = sedang
3 = Tinggi
2. Perubahan positif pada komunitas jika masalah
diatasi :
26
0 = tidak ada
1 = rendah
2 = sedang
3 = tinggi
3. Peningkatan kualitas hidup jika masalah diatasi :
0 = tidak ada
1 = rendah
2 = sedang
3 = tinggi
4. Rangking dari semua masalah (1- 6) :
1 = paling tidak penting
6 = sangat penting
Total skor
D. IMPLEMENTASI
FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
NO. TANGGAL DIAGNOSIS KEGIATAN PARAF
KEPERAWATAN
27
E. EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
NO. TANGGAL DIAGNOSIS EVALUASI
KEPERAWATAN
S
O
A
P
28
h. Evaluasi dari tindakan keperawatan
A. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh data-data sebagai
berikut :
1. Data Geografi
Wilayah RW.11 Kelurahan Dungus Cariang, Kecamatan Andir terbagi
dalam 9 RT dengan batas wilayah :
2. Peta Lokasi
Peta lokasi terlampir
29
3. Data Demografi
Jumlah KK di RW 11 sebanyak 559 KK yang tersebar dalam 9 RT.
Menurut hasil pendataan yang dilaksanakan pada tanggal 12 13 Juni 2008
jumlah KK yang berhasil didata sejumlah 217 KK dengan perincian Rt 01 17
KK, Rt 02 44 KK, Rt 03 50 KK, Rt 04 25 KK, Rt 05 15 KK, Rt06 5 KK, Rt 07
10 KK, Rt 08 29 KK, dan Rt 09 21 KK.Jumlah jiwa 873 jiwa, yang terdiri
dari laki laki (52,2 %), perempuan ( 47,8 %).
DIAGRAM 3.1
JUNI 2008
30
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 47,88 % penduduk di RW 04 berjenis kelamin
perempuan dan sebanyak 52,12 % penduduk di RW 04 berjenis kelamin laki-laki.
DIAGRAM 3.2
JUNI 2008
31
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008
n = 873
s
u
k
/ra
ss u
nd
a
DIAGRAM 3.3
jla
w
i-
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT SUKU / RAS
JUNI 2008
32
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008
n = 873
DIAGRAM 3.4
a
g
m
a ik
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
s
lam
to
ik
JUNI 2008
33
Interpretasi : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 870 orang ( 99,7 % ) beragama
Islam dan 3 orang ( 0,3 % ) beragama
Katolik .
34
DIAGRAM 3.5
JUNI 2008
35
DIAGRAM 3.6
JUNI 2008
Interpretasi data : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada
yang bekerja sebagai petani, 59 orang (6,7%)
bekerja sebagai buruh, 125 orang (14,1%)
wiraswasta, 15 orang (1,6%) PNS/POLRI/TNI, 108
orang (12,2%) bekerja sebagai karyawan swasta, 8
orang (0,9%) pensiunan, 67 orang (7,6%) tidak
bekerja, 171 orang (19,3%) IRT, 204 orang (23%)
36
pelajar/mahasiswa dan sebanyak 129 orang
g
o
ln
g
a
d
a
rhA
(14,5%) masih bayi/anak-anak.
B
DIAGRAM 3.7
O
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT GOLONGAN DARAH
tid
a
k
h
u
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
37
diperiksa.
DIAGRAM 3.8
k
e
a
d
n
fis
k
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
s
tp
ID
Seh
a
P
A
JUNI 2008
ig
rT
am
s
tlek
iin
BPu
-lit
y
38
penyakit kulit dan sebanyak 55 ( 6,3 %) orang
mempunyai penyakit lainnya seperti hipertensi,
asam urat, dll.
DIAGRAM 3.9
JUNI 2008
JUNI 2008
39
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 115 PUS
DIAGRAM 3.11
JUNI 2008
40
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
DIAGRAM 3.12
JUNI 2008
41
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
5. Data Gizi
42
setiap hari, hanya kadang- kadang saja. Dan hampir seluruh warga di RW 11 tidak
mempunyai pantangan makan dalam keluarga yang berhubungan dengan adat
yang bertentangan dengan kesehatan.
DIAGRAM 3.13
JUNI 2008
43
DIAGRAM 3.14
JUNI 2008
DIAGRAM 3.15
JUNI 2008
44
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217KK
45
DIAGRAM 3.16
JUNI 2008
46
DIAGRAM 3.17
JUNI 2008
47
DIAGRAM 3.18
JUNI 2008
48
p
a
n
tg
an
m
a
k
n
da
l
m
k
el
u
a
r
g
DIAGRAM 3.19
i
k
a
n
s
y
u
r-id
DISTRIBUSI PANTANGAN MAKAN DALAM KELUARGA
01 tld
.4
9 a
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
2
9
2
.6 __
49
kep
m
il2
k
a
n
r8.1u
m
ahsm
6. Data Lingkungan Fisik
e
w
a
n
u
m
i
l
k
s
ep
n
g
d
i
r
DIAGRAM 3.20
5912.9
JUNI 2008
__
50
dan 61 KK (28,1%) menyewa.
DIAGRAM 3.21
JUNI 2008
51
DIAGRAM 3.22
JUNI 2008
DIAGRAM 3.23
52
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
53
DIAGRAM 3.24
JUNI 2008
54
DIAGRAM 3.25
JUNI 2008
DIAGRAM 3.26
55
DISTRIBUSI PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH
JUNI 2008
56
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
57
DIAGRAM 3.28
JUNI 2008
58
DIAGRAM 3.29
JUNI 2008
59
DIAGRAM 3.30
JUNI 2008
DIAGRAM 3.31
60
DISTRIBUSI SUMBER AIR
JUNI 2008
61
DIAGRAM 3.32
JUNI 2008
62
p
e
n
g
o
la
h
n
a
irm
n
u
md
i
m
a
sk
DIAGRAM 3.33
1
0
JUNI 2008
__
63
je
n
is
t2em
p
a
t1
e
n
am
p
u
n
g
ai
r
.8 gb
a
e
m k
n
tla
o
g
ri-
DIAGRAM 3.34
3
1
.8
JUNI 2008
5
.15
8
.
__
64
DIAGRAM 3.35
JUNI 2008
65
p
e
n
g
u
r
as
ns
e
t
i
a
ph
r
i
2
a
3
DIAGRAM 3.36
l
n
-
DISTRIBUSI PENGURASAN
2
6
.272
9
.5
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
8
.11
5
.6
7 __
66
p
e
n
g
u
r2a
sn
d
a
l
m
s
eb
u
l
a
n
lebih dari 3 hari sekali.
.32 2
k
3a
l
i
DIAGRAM 3.37
e
bh
d
r3
DISTRIBUSI PENGURASAN DALAN SEBULAN
.
6
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
7
5.1 __
67
DIAGRAM 3.38
JUNI 2008
68
menggunakan air yang berwarna.
DIAGRAM 3.39
JUNI 2008
69
DIAGRAM 3.40
JUNI 2008
70
DIAGRAM 3.41
JUNI 2008
JUNI 2008
71
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2007 n = 217 KK
DIAGRAM 3.43
JUNI 2008
72
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
DIAGRAM 3.44
JUNI 2008
73
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
DIAGRAM 3.45
JUNI 2008
74
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
JUNI 2008
75
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
DIAGRAM 3.47
JUNI 2008
76
p
e
m
a
n
fa
tn
s
a
rn
a
k
e
sh
a
tnya
10
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
DIAGRAM 3.48
JUNI 2008
77
s
a
rn
a
p
e
l3
a
yn
a
k
.0e
s
y
g
d
i
u
n
0
1
.
9
.45a
k
nk
e
l
u
a
r
gb
i
l
a
s
r
u
m
p
s
d
o
a
l
i
nk
i
t
h
s
a
k
e
m
t
r
-
8
.
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n= 217 KK
Hasil Interpretasi :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 22 KK (10,1%) paling sering
menggunakan sarana kesehatan rumah sakit, 127
KK (58,5%) menggunakan puskesmas, 66 KK
(30,4%) menggunakan dokter praktek dan 2 KK
(0,9%) menggunakan sarana kesehatan lain.
DIAGRAM 3.49
JUNI 2008
78
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 20078 n = 217 KK
Hasil Interpretasi :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 202 KK (93%) tidak ada anggota
keluarga yang meninggal dalam 1 tahun terakhir
sedangkan sebanyak 15 KK (7%) ada anggota
keluarga yang meninggal.
DIAGRAM 3.50
JUNI 2008
79
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 217 KK
Hasil Interpretasi :
Dari data diatas dapat disimpulkan dari 15 KK
yang mempunyai anggota keluarga yang
meninggal bahwa sebanyak 12 KK (80%) dimana
anggota keluarganya meninggal disebabkan karena
sakit dan 3 KK (20%) akibat lain-lain
(kecelakaan).
8. Data KIA / KB
Di RW 11 terdapat 115 PUS dan sebagian besar merupakan akseptor KB
dimana alat kontrasepsi yang dipakai sebagian besar menggunakan pil, dan
sebagian kecil merupakan non akseptor dimana alasan yang paling banyak tidak
ber KB beberapa alasan seperti karena ingin memiliki anak lagi. Bagi akseptor
pelayanan KB lebih banyak dilakukan di bidan/perawat.
DIAGRAM 3.51
80
je
n
i4s
k
o
n
t
r
as
e
ps
i
yg
d
i
p
7 id
3.
7 a
k
i
I
U
D
s
u
n
t
i
k
p
l
t
b
e
c
o
m
y
a
k k
a
i
JUNI 2008
1
5
.
7 2
8.
6
5
.1
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 115 PUS
Hasil Interpretasi :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 8 PUS (3,7%) menggunakan IUD, 34
PUS (15,7%) menggunakan suntik, 62 PUS
(28,6%) menggunakan pil, 11 PUS (5,1%)
tubektomy, dan 102 (47 % ) bukan akseptor KB
DIAGRAM 3.52
81
DISTRIBUSI PUS YANG DROP OUT KB
JUNI 2008
Sumber :
Hasil SMD
Mahasiswa
Poltekkes
Bandung,
2008 N
= 115 PUS
DIAGRAM 3.53
82
JUNI 2008
DIAGRAM 3.54
83
JUNI 2008
DIAGRAM 3.55
JUNI 2008
84
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil
JUNI 2008
85
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 12 Bumil
DIAGRAM 3.57
86
JUNI 2008
DIAGRAM 3.58
87
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
88
DIAGRAM 3.59
JUNI 2008
DIAGRAM 3.60
89
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
JUNI 2008
90
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Bulin
DIAGRAM 3.62
JUNI 2008
91
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 23 Bayi
Hasil Interpretasi :
Dari data yang dikumpulkan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh bayi (100%)
melahirkan dalam kondisi lahir hidup
DIAGRAM 3.63
92
DISTRIBUSI NEONATUS YANG MENINGGAL
JUNI 2008
DIAGRAM 3.64
93
DISTRIBUSI KEBERADAAN BUTEKI
JUNI 2008
DIAGRAM 3.65
94
JUNI 2008
DIAGRAM 3.66
JUNI 2008
95
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 26 Balita
96
Seluruh balita di RW 11 seluruhnya sudah mendapatkan vitamin A dan
sudah melakukan penimbangan BB setiap bulan.
Bagi bayi (0-1 tahun) sebagian besar diberikan ASI dan seluruhnya diberi
makanan tambahan pada usia 4-6 bulan dan tidak ada pantangan makanan.
DIAGRAM 3.67
JUNI 2008
DIAGRAM 3.68
97
DISTRIBUSI KEPEMILIKAN KMS
JUNI 2008
DIAGRAM 3.69
98
DISTRIBUSI BB ANAK
JUNI 2008
DIAGRAM 3.69
99
DISTRIBUSI KUNJUNGAN POSYANDU
JUNI 2008
DIAGRAM 3.70
JUNI 2008
100
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 5 Balita
JUNI 2008
101
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
DIAGRAM 3.72
JUNI 2008
102
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
DIAGRAM 3.73
JUNI 2008
103
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
DIAGRAM 3.74
JUNI 2008
104
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 85 Balita
DIAGRAM 3.75
105
JUNI 2008
DIAGRAM 3.76
JUNI 2008
106
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 76 Remaja
DIAGRAM 3.77
107
JUNI 2008
DIAGRAM 3.78
JUNI 2008
108
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 76 Remaja
DIAGRAM 3.79
109
a
d
k
a
h
us
i4
a
l5n
ju
ty
a
t
i
d
k
DISTRIBUSI KEBERADAAN USIA LANJUT
1
7
2
DI RW 11 KELURAHAN DUNGUS CARIANG
JUNI 2008
__
DIAGRAM 3.80
110
JUNI 2008
DIAGRAM 3.81
JUNI 2008
111
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
DIAGRAM 3.81
JUNI 2008
112
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
DIAGRAM
JUNI 2008
113
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
DIAGRAM 3.83
JUNI 2008
114
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
DIAGRAM 3.84
JUNI 2008
115
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
IAGRAM 3.85
JUNI 2008
116
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
DIAGRAM 3.86
JUNI 2008
117
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
JUNI 2008
118
Sumber : Hasil SMD Mahasiswa Poltekkes Bandung, 2008 n = 45 Lansia
119
Terdapat 85 orang balita di RW 11 Daya
Terdapat 217 KK di RW 11
Lingkungan rumah tidak sehat
24,9% memiliki ventilasi > 10 % dari luas lantai,
65,9 % memilki ventilasi < 10 % dari luas lantai,
120
dan 9,2 % tidak memiliki ventilasi di rumahnya.
67,7 % memilki pencahayaan yang langsung
Media yang baik untuk masuknya
masuk kedalam rumah dan 32,3 % pencahayaan
mikroorganisme kuman penyakit
tidak masuk kedalam rumah.
62,2 % memiliki luas bangunan < 8 m2 / orang
86,6 % tidak memiliki pekarangan
67,7 % mempunyai jarak WC < 10 meter ke
Penyebaran kuman penyakit
penampungan
meningkat
60,4 % yang memiliki WC kondisi jambannya
tidak terawat
69,6 % memiliki penampungan air dengan
kondisi terbuka
26,27 % melakukan pengurasan tempat Kemungkinan terjadi peningkatan
penyakit
penampungan air rata-rata tiap 1 minggu sekali
8,8 % mempunyai kondisi air berbau, 5,1 %
memiliki kondisi air berwarna, dan 86,2 %
kondisi airnya tidak berbau, tidak berasa dan
tidak berwarna
3,2 % masih membuang sampah ke sembarang
tempat
1,4 % mempunyai kandang ternak dengan jarak
antara letak kandang dengan rumah <10 meter
dan 4,6 % jaraknya menempel dengan rumah
1,4 % memiliki kondisi kandang ternak tidak
terawat
DS: Kebiasaan/perilaku Pemanfaatan Kemungkinan
posbindu terjadi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader
peningkatan
bahwa di RW 11 masih banyak lansia yang lansia kurang sehat tidak teratur
angka
mengalami hipertensi, dan kebanyakan lansianya
kesakitan pada
masih menjadi perokok aktif dan meminum kopi
lansia
setiap hari
121
Menurut penuturan salah satu ibu kader Terjadi peningkatan penyakit
mengatakan bahwa setiap diadakannya Posbindu, hipertensi dan reumatik pada lansia
ada beberapa lansia yang tidak memeriksakan
kesehatannya dengan teratur
DO:
122
a. Diagnosa keperawatan komunitas : Kemungkinan terjadi peningkatan
status gizi kurang pada balita b.d kurangnya pengetahuan keluarga ttg
kebutuhan gizi balita, cara pengolahan dan penyajian makanan untuk
balita.
No Kriteria Skor Pembenaran
3 = Tinggi
3 = Sedang
4 = Tinggi
3 = Sedang
4 = Tinggi
123
Total skor 16
3 = Tinggi
3 = Sedang
4 = Tinggi
3 = Sedang
4 = Tinggi
124
1 = paling tidak penting peningkatan penyakit.
6 = sangat penting
Total skor 14
2 = Sedang
3 = Tinggi
3 = Sedang
4 = Tinggi
3 = Sedang
125
4 = Tinggi
Total skor 13
126
B. Perencanan
118
TKTP untuk balita gi
2 Kemungkinan Tidak Setelah 1.penke 1.Pelatihan kader 1.verbal 1. Ibu kader dapat mahasisw 1.
terjadinya terjadi dilakukan s tentang rumah sehat menyebutkan pengertian, a rumah
peningkatan peningkata pelatihan kader syarat-syarat rumah sehat bpk
penyakit n penyakit selama 15 menit Menjelaskan tentang Perma
akibat mengapa rumah harus ada na Rt
a) Pengetahuan
lingkungan jendela dan lubang 01
kader tentang
yang tidak angin,serta dibuka pintunya
masalah
sehat pada siang hari.
rumah sehat
Menjelaskan cara rumah
meningkat
bebas tikus.
b) Kemampuan
kader dalam
penyuluhan
119
rumah sehat
meningkat
120
3. proses 2. meningkatkan 3. psi Masyarakat dapat melakukan Mahasis 3.RW
kelomp kegiatan kerja bakti komotor kerja bakti dilingkungan wa 11
ok untuk membersihkan rumah masing-masing
selokan, tempat
umum,dan di sekitar
rumah masing-
masing
Partnersh Puskesma 4.RW
ip 4. Kerja sama s 11
dengan puskesmas
tentang program
KesLing yang
sedang berjalan
121
patnershi Puskesma 5. RW
3. Koordinasi dengan
p s 11
pihak puskesmas
tentang kesehatan
kerja di pabrik kulit
yang berada di Rw
11.
patnershi Puskesma 6. RW
p 4. Kerjasama dengan s 11
pihak puskesmas
untuk pemeriksaan
air sumur di Rw 11
122
3 Kemungkinan Setelah 1. Setelah Penkes
terjadi dilakukan dilakukan
a) Menjelaskan a) Penget a) pengetahuan kader tentang Mahasis RT 01
peningkatan tindakan praktek
tentang masalah ahuan kesehatan lansia meningkat wa
angka keperawat keperawatan
kesehatan lansia kader 75% dan kader dapat
kesakitan an, Tidak komunitas
dan cara pengisian menin mengisi kms dengan benar
pada lansia terjadi pelaksanaan
kms g kat b) kader dapat melaksana
peningkata posbindu
b) Praktek pelatihan b) Respo kan kegiatan posbindu di
n angka selama 3
pelaksanaan n setiap meja pelayanan
kesakitan jam:
posbindu yang psiko- dengan benar
pada a) Pengetahuan
terdiri dari: motor
lansia kader
- Meja 1 :
tentang
pendaftaran klien
masalah
- Meja 2 :
kesehatan
penimbangan berat
lansia dan
badan, tinggi
pengisian
badan, dan
kms
pemerika-saan
posbindu
tekanan darah
meningkat RT 01
123
b) Kemampuan Proses - Meja 3 : pengisian Mahasis
kader dalam kelompo kms wa dan
pelatihan k, - Meja 4: pegawai
posbindu penkes, Pemeriksaan puskes
meningkat dan kesehatan oleh mas
partner tenaga kesehatan
-ship yang diantaranya
pemberian obat
oleh tenaga
puskesmas dan
screening test Hb
pada lansia
- Meja 5: Penyuluhan
oleh tenaga
c) Penget
kesehatan
ahuan
c) Menjelaskan c) pengetahuan kelompok
c) Pengetahuan kelom
tentang masalah lansia meningkat 60 %
kelompok pok
kesehatan lansia
lansia lansia
tentang menin
124
kesehatanny g kat
a meningkat d) Kunju
d) Peran serta ngan
kelompok d) Memberitahukan lansia d) kunjungan lansia ke
lansia ke sehari sebelum ke posbindu meningkat dari
posbindu posbindu posbin 40 orang menjadi 50 orang
meningkat dilaksanakan du
dengan cara: bertam
Penjemputan bah
oleh kader
Pengumuman
di mesjid
a) menjel a) pengetahuan kader tentang
pengukuran
tekanan darah b) kader mampu mengukur
b) membe tekanan darah sebanyak 10
rikan bimbingan kali dengan benar
125
2. Setelah kepada setiap
dilakukan kader, 1 kader
Pelatihan oleh 1 mahasiswa
tentang cara
pengukuran
tekanan
darah
selama 3
Penkes, a) Penget
kali
empower ahuan
pertemuan : a) Pengetahuan kader tentang Mahasis
ment kader
a) Pengetahuan hipertensi meningkat 75% wa
menin
kader
g-kat
tentang
pengukuran
RT 01
tekanan empower
darah ment
meningkat b) Ketera
b) Keterampila mpilan
n kader kader
b) Pengetahuan kelompok
126
dalam menin lansia tentang penyakit
mengukur g-kat hipertensi meningkat 60%
tekanan
darah
meningkat
3. Setelah
dilakukan
penyuluhan
tentang
penyakit
yang sering
RW
terjadi pada
11
lansia :
hipertensi
Mahasis
selama 15 a) Penget
wa dan
menit: ahuan
a) Pengetahuan kader tentang kader
a) Pengetahuan kader
a) menjelaskan kepada rematik meningkat 75%
kader menin
kader tentang
tentang g-kat
hipertensi
127
penyakit
hipertensi
b) Penget b) Pengetahuan kelompok
meningkat
ahuan lansia tentang penyakit
b) Pengetahuan b) menjelaskan kepada
kelom- rematik meningkat 60%
kelompok kelompok lansia
pok
lansia tentang penyakit
lansia
tentang Penkes hipertensi
menin
penyakit
g-kat
hipertensi
meningkat
4. Setelah
dilakukan
penyuluhan
tentang
penyakit
yang sering
terjadi pada
Penkes,
lansia :
empower
rematik
ment
128
selama 15
menit:
a) menjelaskan a) Penget a) Pengetahu-an kader
a) Pengetahuan
kepada kader ahuan tentang senam lansia
kader
tentang rematik kader meningkat 75%
tentang
menin Mahasis
penyakit
g-kat wa
rematik
meningkat
129
pelatihan
senam
lansia
selama 1 Penkes a) Penget
jam: ahuan
a) menjelaskan mahasisw
a) Pengetahuan kader
kepada kader a
kader menin
tentang senam
tentang g-kat
lansia
senam lansia b) Psioko
b) mendemons-
meningkat Penkes -motor
trasikan kepada
b) Keterampila
kader tentang
n kader
gerakan senam
tentang RT 01
lansia
gerakan c) Psiko
senam lansia motor c) Kelompok lansia dapat
menungkat Penkes c) mendemons- memperagakan gerakan
c) Keterampila trasikan kepada dari senam lansia Mahasis
130
tentang senam lansia
gerakan
d) Kunju
senam lansia
d) Memberitahukan ngan
meningkat d) Kunjungan lansia
sehari sebelum lansia
d) Peran serta bertambah dari 20 orang
kegiatan senam ke mahasisw
kelompok menjadi 30 orang
lansia kegiata a, kader
lansia ke
dilaksanakan n
kegiatan
dengan cara: senam
senam lansia
Penjemputan lansia
meningkat
oleh kader bertam
Pengumuman -bah
di mesjid
131
C. PELAKSANAAN
- Meja 2 :
penimbangan berat badan, tinggi badan, dan
pemerikasaan tekanan darah
- Meja 3 :
pengisian kms
- Meja 4:
Pemeriksaan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang
diantaranya pemberian obat oleh tenaga puskesmas
dan screening test Hb pada lansia
- Meja 5:
Penyuluhan oleh tenaga kesehatan
130
penyuluhan tentang penyakit yang sering diderita oleh
lansia: hipertensi
Hasil : pengetahuan kader tentang penyakit hipertens
meningkat 75 %
131
Hasil : Lansia dan para kader dapat mengikuti gerakan
senam lansia dengan benar
C. Evaluasi
27-Juni- 1 S:
2008
Kader mengatakan sudah mengerti tentang gizi balita Hamzah,
(TKTP) Iis dan
Ibu-ibu dengan balita gizi kurang mengatakan sudah Ineu
memahami tentang gizi balita (TKTP)
Ibu-ibu dengan balita gizi kurang mengatakan akan
mencoba menyajikan makanan yang lebih variatif
untuk balitanya
O;
P:
132
tentang giz balita (TKTP) kepada ibu-ibu yang
memiliki balita
Ibu-ibu dengan balita gizi kurang dapat memodifikasi
PMT
27-Juni- 2 S: Dickson,
2008 Irma,
Kader mengatakan sudah mengerti tentang
Deni,
rumah sehat
Kader mengatakan pengetahuan tentang rumah Eka
sehat bertambah
O:
P:
133
mengukur tekanan darah karena harus sering
Usila mengatakan merasa senang karena diaadakan
senam lansia
O:
P:
134
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
118
DAFTAR PUSTAKA
119
120