Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN PENGGUNAAN

DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)


UNTUK UJI LAPANGAN PADA TANAH DASAR
PEKERJAAN TIMBUNAN APRON
( Studi Kasus Di Bandar Udara Radin Inten II Lampung )
Leni Sriharyani1.a*, Diah Oktami2.b

Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro


Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Kota Metro Lampung 34111
Email : alenisriharyani@yahoo.co.id, bdiahoktami3@gmail.com

Abstrak

Cara uji DCP (Dynamic Cone Penetrometer) merupakan suatu prosedur yang cepat untuk
melaksanakan evaluasi kekuatan tanah dasar dan lapis fondasi jalan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kedalaman galian tanah humus atau permukaan pada CBR 6%
menggunakan alat DCP (Dynamic Cone Penetrometer). Penelitian ini dilakuan di Apron
Bandar Udara Radin Inten II Lampung. Batasan masalah pada penelitian ini dibatasi pada
hasil pengujian kedalaman galian tanah atau permukaan pada CBR 6% dengan menggunakan
alat DCP (Dynamic Cone Penetrometer) yang dilakukan di lapangan dan tidak dilakukan
penelitian kembali setelah penimbunan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka ,interview, dan
pengujian langsung di lapangan. Dari hasil pengujian di dapat hasil kedalaman galian tanah
humus atau permukaan CBR 6% yang dilakukan pada 10 titik pengujian yaitu titik satu
kedalaman CBR 6% mencapai 46 cm, titik dua kedalaman CBR 6% mencapai 40 cm, titik
tiga kedalaman CBR 6% mencapai 30 cm, titik empat kedalaman CBR 6% mencapai 45 cm,
titik lima kedalaman CBR 6% mencapai 60 cm, titik enam kedalaman CBR 6% mencapai 54
cm, titik tujuh kedalaman CBR 6% mencapai 66 cm, titik delapan kedalaman CBR 6%
mencapai 60 cm, titik sembilan kedalaman CBR 6% mencapai 80 cm, dan titik sepuluh
kedalaman CBR 6% mencapai 50 cm.
Kata Kunci : Dynamic Cone Penetrometer, California Bearing Ratio

Pendahuluan Ditinjau dari lokasi penelitian


sebagian tanah Bandar Udara Radin Inten
Tanah merupakan pondasi bagi
II Lampung adalah rawa dan sebagian
perkerasan, salah satu persoalan yang
bekas timbunan tanah dari apron lama.
dihadapi oleh para perencana dan
Kondisi tanah yang seperti itu tidak
pelaksana pembangunan jalan atau
mungkin langsung dilakukan penimbunan,
lapangan terbang adalah cara menangani
perlu dilakukan suatu pengujian terlebih
tanah atau bahan yang kurang baik agar
dahulu yaitu dengan mencari nilai kuat
dapat digunakan sebagai bahan perkerasan.
dukung tanah. Nilai kuat dukung tanah
Kekuatan struktur perkerasan lapangan
yang dicari adalah sebesar 6%, nilai kuat
terbang tergantung pada daya dukung
dukung tanah didapatkan diantaranya
tanah dalam kepadatan maksimum. Bila
dengan cara melakukan uji California
perkerasan apron tidak mempunyai
Bearing Ratio (CBR) sesuai ASTM D
kekuatan secukupnya maka apron tersebut
1883. Nilai CBR adalah nilai yang
akan mengalami kerusakan.
menyatakan kualitas tanah dasar

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 5 No. 2 Mei 2016 89


dibandingkan dengan bahan standar berupa dasar atau subgrade, dimana sifat-sifat dan
batu pecah yang mempunyai nilai CBR daya dukung tanah ini sangat
sebesar 100% dalam memikul beban lalu mempengaruhi kekuatan dan keawetan
lintas. dari suatu konstruksi jalan atau lapangan
Pada penelitian ini digunakan alat terbang atasnya dan mutu jalan atau
DCP untuk menentukan nilai CBR, cara lapangan terbang secara keseluruhan.
uji ini merupakan suatu prosedur yang Banyak metode yang digunakan untuk
cepat untuk melaksanakan evaluasi menentukan daya dukung tanah dasar,
kekuatan tanah dasar dan lapis fondasi misalnya pemeriksaan CBR ( California
jalan atau lapangan terbang, dengan Bearing Ratio ), DCP (Dynamic Cone
menggunakan Dynamic Cone Penetrometer ), dan pengujian Modulus
Penetrometer, (DCP). Cara uji ini juga Reaksi Tanah Dasar.
merupakan cara alternatif jika pengujian
Kegunaan CBR
CBR lapangan tidak bisa dilakukan. Pada
pengujian DCP ini sistem kerjanya yaitu Metode perencanaan perkerasan jalan
dengan cara dipukul, pengujian tersebut yang digunakan sekarang yaitu dengan
memberikan sebuah dari kekuatan lapisan metode empiris, yang biasa dikenal CBR
bahan sampai kedalaman 80 cm di bawah (California Bearing Ratio). Metode ini
permukaan yang ada dengan tidak dikembangkan oleh California State
melakukan penggalian sampai kedalaman Highway Departement sebagai cara untuk
pada pembacaan yang diinginkan. menilai kekuatan tanah dasar jalan (sub
Penelitian ini membahas pengujian DCP grade). Nilai CBR akan digunakan untuk
guna mengetahui kedalaman galian tanah menentukan tebal lapisan perkerasan.
humus atau permukaan sehingga mencapai Jenis CBR
nilai CBR 6% pada apron Bandar Udara
Radin Inten II lampung. Berdasarkan cara mendapatkan contoh
tanahnya, CBR dapat dibagi atas:
Tinjauan Pustaka a. CBR Lapangan
Tanah Dasar ( Sub Grade ) CBR lapangan disebut juga CBR
Tanah dasar merupakan pondasi bagi inplace atau field CBR dengan kegunaan
perkerasan, baik perkerasan pada jalur sebagai berikut:
lalu-lintas maupun pada bahu. Dengan 1. Mendapatkan CBR tanah asli
demikian, maka tanah dasar harus mampu dilapangan sesuai dengan kondisi
memikul beban kendaraan yang disalurkan tanah dasar. Umumnya digunakan
oleh perkerasan. Disamping harus untuk perencanaan tebal lapis
mempunyai kekuatan, tanah dasar juga perkerasan yang lapisan tanah
harus mempunyai stabilitas volume akibat dasarnya sudah tidak akan dipadatkan
pengaruh lingkungan, terutama air. Karena lagi.
kekuatan dan stabilitas volume sangat 2. Untuk mengontrol apakah kepadatan
dipengaruhi air, pengendalian air yang diperoleh sudah sesuai dengan
(drainase) merupakan bagian yang tidak yang diinginkan. Pemeriksaan ini
terpisahkan dari pekerjaan tanah dasar. tidak umum digunakan. Metode
Tanah dasar adalah permukaan tanah pemeriksaannya dengan meletakkan
semula atau permukaan tanah galian atau piston pada kedalaman dimana nilai
permukaan tanah timbunan yang CBR akan ditentukan lalu dipenetrasi
dipadatkan dan merupakan permukaan dengan menggunakan beban yang
dasar untuk perletakaan bagian-bagian dilimpahkan melalui gardan truk.
perkerasan lainnya. Perkerjaan jalan atau
lapangan terbang diletakkan diatas tanah

90 ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 5 No. 2 Mei 2016


b. CBR Laboratorium informasi dalam jumlah dan kualitas yang
cukup untuk memperkirakan kekuatan
CBR Laboratorium dapat juga disebut
perkerasan dan kemajuan pekerjaan yang
CBR Rencana Titik. CBR laboratorium
sudah didesain. Hasil dari uji DCP dapat
dibagi menjadi 2 yaitu:
juga digunakan untuk menentukan posisi
1. Pengujian basah ( Soaked )
paling tepat untuk melakukan tes pit
2. Pengujian kering ( Unsoaked )
sebagai informasi tambahan.
Pengujian Kekuatan dengan CBR DCP terdiri dari konus didasar dari
Alat yang digunakan untuk batang vertikal. Sebuah palu diangkat dan
menentukan besarnya CBR berupa alat dijatuhkan secara berulang ulang
yang mempunyai piston dengan luas 3 kedalam perangkai pada setengah tinggi
inch dengan kecepatan gerak vertikal ke batang untuk menghasilkan pukulan yang
bawah 0,05 inch/menit, Proving Ring standar, blow kepada konus yang
digunakan untuk mengukur beban yang menekan perkerasan. Skala vertikal
dibutuhkan pada penetrasi tertentu yang sepanjang batang digunakan untuk
diukur dengan arloji pengukur (dial). mengukur kedalaman penetrasi dari konus.
Penentuan nilai CBR yang biasa Penetrasi dan jumlah pukulan dicatat pada
digunakan untuk menghitung kekuatan lembar data uji. Penetrasi per pukulan atau
pondasi jalan adalah penetrasi 0,1 dan nilai penetrasi dicatat selama konus
penetrsai 0,2, yaitu dengan rumus sebagai menekan perkerasan dan digunakan untuk
berikut: menghitung kekuatan dari material.
Nilai CBR pada penetrasi 0,1 = Perubahan dalam nilai penetrasi
mengindikasikan perubahan kekuatan
30 material, sehingga memungkinkan lapisan
Nilai CBR pada penetrasi 0,2 = diidentifikasi dan dapat menentukan

ketebalan serta kekuatan dari lapisan
45
Dengan, tersebut. Lapisan lapisan ini kemudian
A = Pembacaan dial pada saat dikelompokan bersama ke dalam lapisan
penetrasi 0,1 perkerasan dari lapisan dasar, sub-base,
B = Pembacaan dial pada saat dan subgradeyang dikorelasikan dengan
penetrasi 0,2 hasil tes pit jika dimungkinkan.
Nilai CBR yang didapat adalah nilai Prinsip kerja DCP adalah bahwa
yang terbesar diantara hasil perhitungan kecepatan penetrasi dari konus ketika
kedua nilai CBR diatas. ditekan oleh kekuatan standar, sebanding
dengan kekuatan bahan yang diukur. Bila
Dynamic Cone Penetrometer ( DCP ) lapis perkerasan jalan atau lapangan
Pengujian menggunakan DCP terbang memiliki kekuatan yang berbeda,
menghasilkan data yang dapat dianalisa lingkungan lapisan lapisan disekitarnya
untuk menghasilkan informasi yang akurat dapat diidentifikasi dan ketebalan lapisan
terhadap ketebalan dan kekuatan dari dapat ditentukan.
perkerasan jalan atau lapangan terbang. Menurut Harison, J.A., Correlation
Pengujian dapat dilakukan dengan cepat of CBR Dynamic Cone Penetrometer
dan lokasi pengujian dapat mudah Stenght Measurement of Soil. Australian
dirapikan. Ketika digunakan untuk desain, Road Research 16(2), June, 1986 dalam
uji DCP dilakukan ketika perkerasan jalan menentukan dan memperkirakan nilai
atau lapangan terbang berada pada kondisi CBR tanah atau bahan granular dapat
basah. Uji DCP umum dilakuakan dengan menggunakan beberapa metode, namun
3 orang yang dapat melakukan 20 yang cukup akurat dan paling murah
pengujian dalam satu hari dengan interval sampai saat ini adalah dengan Penetrasi
50 dan 500 m. DCP dapat memberikan Konus Dinamis atau dikenal dengan nama

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 5 No. 2 Mei 2016 91


Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Di menghasilkan hubungan empiris antara
samping itu DCP adalah salah satu cara DCP dan CBR., 1999. Berdasarkan hasil
pengujian satu cara pengujian tanpa dari penelitian yang lampau, banyak
merusak atau Non Destructive Testing hubungan DCP dan CBR digambarkan
(NDT), yang digunakan untuk lapis pada rumus berikut ini:
pondasi batu pecah, pondasi bawah sirt, Log (CBR) = a - b log (DCP)
stabilisasi tanah dengan semen atau kapur
dan tanah dasar. Dengan:
1. Kelebihan menggunakan Dynamic DCP = nilai DCP (mm/blow).
Cone Penetrometer (DCP) a = nilai konstanta antara
a. Menentukan kekakuan dalam 2,442,60
mm/pukulan b = nilai konstanta antara
b. Perubahan lapisan tanah dapat 1,07 1,16
diketahui melalui perubahan Persamaan diatas, dapat digunakan
kemiringan untuk beberapa jenis tanah, diantaranya
c. Meminimalisir gangguan tanah granular, cohesive, aggregate base
permukaan tanah course, hingga piedmont residual soil.
d. Informasi kekuatan dan desain Untuk beberapa jenis tanah, rumus yang
dapat dikorelasikan dengan uji lain digunakan berbeda koefisien untuk
(CBR) persamaan garisnya. (Prisila I. L.
e. Biaya murah dan waktu yang Lengkong, 2013).
dibutuhkan sedikit (cepat)
2. Kekurangan menggunakan Dynamic Metode Penelitian
Cone Penetrometer (DCP)
a. tidak dapat digunakan pada batuan Mulai
keras, aspal, maupun beton
b. DCP dapat rusak bila dilakukan
pada lapisan tanah keras secara Pengujiaan DCP Di Lapangan
berulang ulang atau pembuangan
lapisann yang tidak sempurna
c. Tidak dapat mengukur
kelembaban maupun kepadatan Analisa
(hanya untuk mengukur Data
kekakuan).
Korelasi Data
Bentuk Hubungan ( korelasi ) Nilai
CBR-DCP
Dari data, didapat nilai DCP yang Kesimpulan
diambil adalah jumlah rata-rata dari
penetrasi per pukulan (mm/blow). Dari
nilai DCP yang ada, dapat dicari nilai CBR Selesai
yang ada. Semakin kecil nilai penetrasi
DCP (mm/blow), maka makin besar nilai
CBR yang tejadi, dan sebaliknya semakin Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
besar nilai penetrasi DCP (mm/blow),
Pembahasan
maka makin kecil nilai CBR yang terjadi.
Nilai korelasi yang terjadi didapat dari Hasil Pengujian
beberapa percobaan yang sudah dilakukan Dalam pembahasan ini akan
oleh beberapa peneliti. Penelitian yang dijelaskan mengenai hasil dan analisa data
sangat intensif telah dilakukan untuk CBR dan DCP yang telah dilakukan sesuai

92 ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 5 No. 2 Mei 2016


dengan metodologi penelitian. Pengujian Tabel 1. Tabel Lokasi Hasil DCP Pada
DCP dilakukan untuk mengetahui nilai Kedalaman CBR 6%
CBR 6% pada apron Bandar Udara Raden
Inten II Lampung. Luas lokasi pengujian
80 x 120 dibagi menjadi 10 titik pengujian,
sebelum tanah diuji DCP dilakukan
pemotongan tanah humus (top soil) setebal
20 cm.
Kemudian dipadatkan dengan
compactor dan dites DCP, setelah
pengujian DCP dapat diketahui nilai DCP
dan dikorelasikan ke dalam nilai CBR
(data terlampir). Dari hasil korelasi didapat
kedalaman CBR 6% (lihat gambar 4.2 Hasil Pengujian DCP Titik 1
kedalaman CBR 6%). Mencari CBR 6% Tabel 2. Pengujian DCP Titik 1
dilakukan untuk mengetahui berapa cm
kedalaman tanah asli yang harus digali
untuk digantikan dengan tanah timbunan.
Hasil Pengujian DCP (Dynamic Cone
Penetrometer )

Gambar 2. Denah Lokasi Titik DCP

Grafik 1. Pengujian DCP titik 1


Sumber: Data Hasil Pengujian di
Laboratorium

Contoh perhitungan DCP :


a. Untuk yang 1 pukulan
1. DCPI =

1

95
= 1 1
= 95,0
Gambar 3. Kedalaman CBR 6 %
2. Log (CBR) = 2,46 1,12 Log
(DCPI)
Log (CBR)=2,46 1,12Log(95,0)
Log (CBR) = 2,46 1,12(1,978)

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 5 No. 2 Mei 2016 93


Log (CBR) = 0,245 Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (19,17)
= 100,245 Log (CBR) = 2,46 1,12 (1,283)
= 1,8 % Log (CBR) = 1,023
b. Untuk yang 2 pukulan = 101,023
1. DCPI = = 10,6 %

1 e. Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (DCPI)
Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (27,75)
28
= 2 1 Log (CBR) = 2,46 1,12 (1,443)
=14,0 Log (CBR) = 0,844
2. Log (CBR) = 2,46 1,12Log (DCPI) = 100,844
Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (14,0) = 7,0 %
Log (CBR) = 2,46 1,12 (1,146) Hasil DCP diatas dapat dilihat
Log (CBR) = 1,176 jumlah penetrasi yang terjadi untuk tiap
= 101,176 lapisan tanah. Dari grafik CBR (%) dan
= 15,0 % Cumulative of Blows diatas didapat CBR
analysis. Pada kedalaman 0 456 mm
Tabel 3. CBR ANALYSIS (RATA dengan ketebalan lapisan 456 mm, nilai
RATA) DCP TITIK 1 DCPI yang terjadi adalah 91,20 mm/blows
dan nilai CBR yang terjadi adalah 1,8%.
Pada kedalaman 456 508 mm dengan
ketebalan lapisan 52 mm, nilai DCPI yang
terjadi adalah 26,00 mm/blows dan nilai
CBR yang terjadi adalah 7,5%. Pada
kedalaman 508 682 mm dengan
ketebalan lapisan 174 mm, nilai DCPI
yang terjadi adalah 14,50 mm/blows dan
nilai CBR yang terjadi adalah 14,4%. Pada
kedalaman 682 797 mm dengan
Sumber: Data Hasil Pengujian di ketebalan lapisan 115 mm, nilai DCPI
Laboratorium yang terjadi adalah 19,17 mm/blows dan
Contoh perhitungan: nilai CBR yang terjadi adalah 10,5%.
a. Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (DCPI) Untuk kedalaman 797 1019 mm dengan
Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (91,20) ketebalan lapisan 222 mm, nilai DCPI
Log (CBR) = 2,46 1,12 (1,96) yang terjadi adalah 27,75 mm/blows dan
Log (CBR) = 0,265 nilai CBR yang terjadi adalah 7,0%.
= 100,265 Pada persamaan diatas, nilai CBR
= 1,8 % (%) dapat diperoleh dengan
b. Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (DCPI) mensubtitusikan nilai DCP (mm/blows)
Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (26,00) kedalam persamaan tersebut. Nilai DCP
Log (CBR) = 2,46 1,12 (1,415) yang ada sebanyak 33 pukulan dengan
Log (CBR) = 0,875 kedalaman penetrasi yang berbeda pula
= 100,875 untuk tiap lapisan tanah. Dari variasi
= 7,5 % penetrasi yang ada kemudian mencari nilai
c. Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (DCPI) DCPI yang terjadi untuk dapat mengetahui
Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (14,50) nilai CBR dari setiap kedalaman lapisan
Log (CBR) = 2,46 1,12 (1,161) tanah.
Log (CBR) = 1,159
= 101,159
= 14,4 %
d. Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (DCPI)

94 ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 5 No. 2 Mei 2016


Hasil Pengujian DCP Titik 2
Tabel 4. Pengujian DCP Titik 2

Grafik 2. Pengujian DCP titik 2


Sumber : Data Hasil Pengujian DCP di Lapangan

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 5 No. 2 Mei 2016 95


Tabel 5. CBR ANALYSIS (RATA nilai CBR yang terjadi adalah 7,2%. Pada
RATA) DCP TITIK 2 kedalaman 1036-1489 mm dengan
ketebalan lapisan 453 mm, nilai DCPI
yang terjadi adalah 41,18 mm/blows dan
nilai CBR yang terjadi adalah 4,5%. Pada
kedalaman 1489-1812 mm dengan
ketebalan lapisan 323 mm, nilai DCPI
yang terjadi adalah 32,30 mm/blows dan
nilai CBR yang terjadi adalah 5,9%. Untuk
Contoh perhitungan: kedalaman 1812-2035 mm dengan
a. Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (DCPI) ketebalan lapisan 222 mm, nilai DCPI
Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (43,86) yang terjadi adalah 22,30 mm/blows dan
Log (CBR) = 2,46 1,12 (1,642) nilai CBR yang terjadi adalah 8,9%.
Log (CBR) = 0,621 Pada persamaan diatas, nilai CBR
= 100,621 (%) dapat diperoleh dengan
= 4,2 % mensubtitusikan nilai DCP (mm/blows)
b. Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (DCPI) kedalam persamaan tersebut. Nilai DCP
Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (27,00) yang ada sebanyak 65 pukulan dengan
Log (CBR) = 2,46 1,12 (1,431) kedalaman penetrasi yang berbeda pula
Log (CBR) = 0,857 untuk tiap lapisan tanah. Dari variasi
= 100,857 penetrasi yang ada kemudian mencari nilai
= 7,2 % DCPI yang terjadi untuk dapat mengetahui
c. Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (DCPI) nilai CBR dari setiap kedalaman lapisan
Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (41,18) tanah.
Log (CBR) = 2,46 1,12 (1,615)
Log (CBR) = 0,651 Kesimpulan Dan Saran
= 100,651 Kesimpulan
= 4,5 %
d. Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (DCPI) Berdasarkan hasil pengujian, yang
Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (32,30) dilakukan di Apron Bandar Udara Radin
Log (CBR) = 2,46 1,12 (1,509) Inten II Lampung Selatan maka dapat
Log (CBR) = 0,769 disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
= 100,769 1. Dari hasil pengujian DCP pada 10 titik
= 5,9 % diperoleh hasil kedalaman CBR 6%
e. Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (DCPI)
Log (CBR) = 2,46 1,12 Log (22,30)
Log (CBR) = 2,46 1,12 (1,348)
Log (CBR) = 0,950
= 100,950
= 8,9 %
Hasil DCP diatas dapat dilihat
jumlah penetrasi yang terjadi untuk tiap
lapisan tanah. Dari grafik CBR (%) dan
Cumulative of Blows diatas didapat CBR
analysis. Pada kedalaman 0 307 mm 2. Dari gambar diatas dapat terlihat
dengan ketebalan lapisan 307 mm, nilai kedalaman CBR 6% untuk galian
DCPI yang terjadi adalah 43,86 mm/blows apron, galian paling dalam terdapat
dan nilai CBR yang terjadi adalah 4,2%. dititik 9 yaitu 80 cm karena pada titik 9
Pada kedalaman 307-1036 mm dengan termasuk tanah timbunan dari apron
ketebalan lapisan 729 mm, nilai DCPI lama.
yang terjadi adalah 27,00 mm/blows dan

96 ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 5 No. 2 Mei 2016


Saran Tanah Di Palang Karaya.
Berdasarkan hasil pengujian, Universitas Muhammadyah Palang
analisis dan pembahasan yang dilakukan Karaya
maka saran yang dapat diberikan penulis [8] Sasrodarsono, Suyono, dkk. 2000.
adalah : Mekanika Tanah dan Teknik
1. Dalam pelaksanaan penelitian atau Pondasi. Jakarta. Pradnya Paramita
pengujian sampel sebaiknya
menggunakan peralatan yang otomatis [9] SNI 03-1744-1989: Metode
/ digital untuk mendapatkan data yang Pengujian CBR Laboratorium
lebih akurat.
2. Diharapkan adanya penelitian dengan
kondisi tanah yang berbeda.

Daftar Pustaka
[1] Basuki, Heru. 1986. Merancang
dan Merencanakan Lapangan
Terbang. Bandung. Alumni
[2] Budi, Gogot Setyo. 2011.
Pengujian Tanah Di Laboratorium;
Penjelasan dan panduan.
Yogyakarta
[3] Hardiyanto, Hary Christiady. 1992.
Prinsip- prinsip Mekanika Tanah
dan Soal Penyelesaian I.
Yogyakarta
[4] Lengkong, Prisila I, dkk. 2013.
Hubungan Nilai CBR
Laboratorium dan DCP Pada
Tanah Yang Dipadatkan Pada
Ruas Jalan Wori- Likupang
Kabupaten Minahasa Utara.
Universitas Sam Ratulangi Pd 003-
01/BM/2006:
[5] Pekerjaan Tanah Dasar Pedoman
Cara Uji CBR dengan Dynamic
Cone Penetrometer ( DCP )
[6] Prabowo H, Ghandi, dkk.2008.
Kajian CBR Lapangan dan CBR
Laboratorium Jalan Pawiyatan
Luhur Semarang (Studi Kasus
Bahu Jalan Ruas UNIKA-UNTAG).
Universitas Katolik Soegijapranata.
Semarang.
[7] Puspitasari, ST.MT, Nirwana,
dkk.2013. Korelasi Harga
California Bearing Ratio ( CBR )
dan Tahanan Ujung Konus Untuk

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 5 No. 2 Mei 2016 97

Anda mungkin juga menyukai