Anda di halaman 1dari 10

1.

SOP Layanan Program Studi

I. PROSEDURE UMUM REKRUITMENT PESERTA DIDIK

Rekruitmen peserta didik adalah kegiatan pemilihan dan penentuan serta seleksi yang terstruktur
dan terukur dan dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan oleh PS terhadap peserta
didik yang telah mendaftarkan diri sebagai calon peserta didik dalam PS pada waktu tertentu.
1. Rekruitmen peserta didik dipusatkan di Universitas Udayana untuk semua Program Studi dan
dikoordinir oleh Program Pascasarjana Universitas Udayana.
2. Calon peserta didik mengakses dan mengaplikasinya melalui web yang telah disiapkan UNUD.
Semua kepentingan administrasi calon peserta didik disiapkan melalui jalur internet
www//:pps.unud.ac.id
3. Periode rekruitmen. Dalam setahun ada dua periode rekruitmen peserta didik PPDS Combined
Degree yaitu periode September dan periode Februari.
4. Persyaratan administrasi. Mengacu kepada ketentuan Program Pascasarjana Universitas
Udayana Denpasar yang tertulis dalam Buku Panduan Program Magister, tahun 2010, maka
penerimaan calon peserta didik diatur melalui persyaratan sebagai berikut :
Persyaratan Umum
a. Warga Negara Indonesia, tamatan Perguruan Tinggi Negeri, atau PT Swasta dan PT Luar
Negeri yang telah diakreditasi oleh Menteri Pendidikan Nasional RI.
b. Warga negera asing yang memperoleh ijin belajar dari Menteri Pendidikan Nasional RI
dan mampu berbahasa Indonesia.

Persyaratan Khusus
a. Memiliki Ijazah Dokter Umum dan STR
b. IPK minimal 2.75.
c. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan bukti nilai Toefl 400.
d. Lulus Test Potensi Akademik yang diselenggarakan oleh PPs Unud dengan nilai minimal
400.
e. Mengusulkan topik penelitian yang disusun dalam bentuk kerangka usulan penelitian
(proposal)
f. Lulus Ujian seleksi masuk yang diselenggarakan oleh Program Studi

Persyaratan Administrasi
a. Mengisi formulir permohonan/pendaftaran yang dilampiri dengan:
b. Fotokopi Ijazah Dokter Umum dan STR yang telah disyahkan
c. Fotokopi transkrip akademik yang telah disyahkan
d. Surat Keterangan Kesehatan dari dokter pemerintah
e. Surat Ijijn Belajar dari atasan (bagi yang berstatus sebagai pegawai negeri dan swasta)
f. Memperoleh dua surat rekomendasi mengenai kemampuan akademik dan sikap
keilmuan dari Dokter Spesialis Konsultan
g. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar
h. Daftar riwayat hidup

II. PROSEDUR SELEKSI


Evaluasi dan penilaian calon peserta didik adalah penilaian secara terstruktur dan terukur oleh PS
untuk memilih dan mendapatkan peserta didik yang mampu melaksanakan pendidikan di PS

1. SELEKSI DI UNIVERSITAS.
a. Calon peserta didik mengajukan aplikasi ke Universitas
b. Penjadwalan pelaksanaan kegiatan
c. Seleksi administrasi calon peserta didik PS
d. Ujian : TPA dan Toefl
e. Melanjtukannya ke TKPPDS dan PS
f. Pengambilan keputusan kelulusan
g. Mengumumkan kelulusan
2. SELEKSI DI TKPPPDS
a. Kontrol kelengkapan administrasi
b. Membantu pelaksanaan kegiatan seleksi
3. SELEKSI DI PRGRAM STUDI
a. Seleksi administrasi
b. Ujian : test kompetensi dasar dan wawancara
c. Membuat ranking kelulusan
d. Menyerahkan hasil keputusan ke Universitas

III. PROSEDUR KELULUSAN

1. Kelulusan calon peserta didik diambil dari keputusan penilaian ditingkat PS dan Universitas
2. Kelulusan diumumkan oleh Rektor Universitas Udayana melalui Direktur Pasca Sarjana
Unud setelah calon peserta didik dinyatakan lulus dan dapat diterima dalam rapat bersama
PS dengan Pascasarjana
3. Penilaian lulus
a. Test Kompetensi Dasar Ilmu Bedah : 50 %
b. Test Wawancara : 20 %
c. Test TPA : 20 %
d. Test Toefl : 10 %

IV. PROSEDUR PENDIDIKAN DI PS

PRADIK
1. Pendidikan dimulai setelah calon peserta didik dinyatakan lulus oleh Rektor
2. Pendidikan dimulai sesusai dengan jadwal yang telah ditentukan
3. Peserta didik yang lulus melaporkan diri ke PS Dokter Spesialis Bedah Umum FK Unud
untuk memulai program pendidikan
4. Semua peserta didik mengikuti pembekalan Pradik di RSUP Sanglah selama 2 minggu
PENDIDIKAN BEDAH DASAR

1. Pra-Bedah (Perkuliahan dan Observasi) selama 3 bulan


a. Diberikan kuliah Kedokteran Bedah Dasar yaitu Anatomi, Fisiologi, Patologi,
Mikrobiologi, Radiologi, Anaestesiologi, dan Bedah Dasar yang diberikan secara
komprehensif .
b. Observasi Bangsal dan Jaga (sesuai jadwal)

2. Posting stage dan sirkulasi selama 19 bulan


a. Mengikuti Kursus-Kursus yang diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu Bedah
Indonesia : BSSI, USG, TNT, WOUND & STOMA CARE, PERIOPERATIVE &
ACUTE CARE SURGERY dan OSCA
b. Stase di 9 pos masing masing 2 bulan untuk mendapatkan ilmu dan ketrampilan
( urutan sirkulasi diatur oleh KPS): Bedah Digestif, Bedah Anak, Bedah Thoraks-
Kardiovaskular, Bedah Kepala Leher/Onkologi Bedah, Bedah Plastik, Bedah
Urologi, Bedah Ortopaedi, Bedah Syaraf, Emergensi
c. Penugasan, Seminar, dan Diskusi Ilmu Kedokteran Bedah Dasar dan Praktikum
Kedokteran Bedah Dasar
d. Jaga (sesuai jadwal), untuk mendapatkan ilmu dan ketrampilan Traumatologi dan
Intensive Care

PENDIDIKAN BEDAH LANJUT

1. Posting/ sirkulasi/ stase dan Jaga selama 24 bulan


a. Mengikuti Kursus DSTC (Definitive Surgical Trauma Care)
b. Stase di 7 Pos masing masing 2 bulan untuk mendapatkan ilmu dan ketrampilan
( urutan sirkulasi diatur oleh KPS): Traumatologi/ IRD, ICU, Bedah Digestif,
Bedah Anak, Bedah Thoraks- Kardiovaskular, Bedah Kepala Leher, Onkologi
Bedah
c. Stase di 4 Pos masing-masing 2 bulan untuk mendapatkan ilmu dan ketrampilan
( urutan sirkulasi diatur oleh KPS): Bedah Plastik, Bedah Urologi, Bedah
Ortopaedi, Bedah Syaraf.
d. Mengikuti Kursus BSS II / Minimal Invasive

2. Chief residen selama 12 bulan


a. Stase 3 Pos. Digestif, Onkologi/KL, Ortho.
b. Manajerial Tugas RS luar/ rujukan ( 2 bulan )
c. Penelitian (karya akhir)

V. PROSEDUR EVALUASI PENDIDIKAN


1. Metode evaluasi yang dipergunakan ialah :
a. Ujian tulis
b. Ujian lisan
c. Telaah buku catatan kegiatan (logbook)
d. Ujian ketrampilan
e. Pengamatan terus-menerus
2. Ujian PS
Ujian dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan jenjang pendidikan

a. Ujian Ilmu Dasar lokal yang dilaksanakan pada akhir Perkuliahan Bedah Dasar
b. Ujian Ilmu Dasar Nasional yang dilaksanakan pada akhir Perkuliahan Bedah
Dasar
c. Ujian akhir sirkulasi/posting/stase yang dilaksanakan pada tiap akhir sirkulasi/
posting/stase
d. Ujian Bedah Dasar Nasional (OSCA) yang dilaksanakan pada akhir Tahap Bedah Dasar
(awal Semester IV)
e. Ujian Kognitif Nasional yang dilaksanakan pada masa posting Tahap Bedah Lanjut awal
semester VI
f. Ujian Profesi Nasional yang dilaksanakan pada akhir Pendidikan

VI. PROSEDUR UJIAN ILMU DASAR NASIONAL

1. Ujian diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli


2. Persyaratan
a.Telah menyelesaikan Perkuliahan Tahap Bedah Dasar
b. Telah lulus Ujian Ilmu Dasar (Lokal
c. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh
KPS
d. Telah melunasi iuran angota muda IKABI
3. Bentuk ujian
a. Ujian tulis dengan bentuk soal pilihan ganda
4. Tempat ujian
a. Diselenggarakan bersama-sama secara terpusat pada pertemuan ilmiah tahunan
IKABI setiap bulan Juli dan di senter pendidikan setiap bulan Januari.
5. Hasil ujian
a. Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak
lulus dapat mengulang.

VII. PROSEDUR UJIAN BEDAH DASAR NASIONAL ( OSCA )

1. Pelaksanaan
a.Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Juni dan Nopember
2. Persyaratan
a. Telah menyelesaikan 2 karya ilmiah (1 penelitian retrospektif deskriptif, 1 referat / 1
laporan kasus)
b. Telah lulus Ujian Ilmu Dasar Nasional
c. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh
KPS
d. Telah melunasi iuran angota muda IKABI
3. Bentuk ujian
a.Ujian praktek dalam melakukan asessment klinis terhadap penderita/ penderita
simulasi.
b. Penilaian dilakukan oleh seorang asessor yang dilengkapi dengan lembar jawaban
yang dibuat secara terstruktur
4. Tempat ujian
a.Diselenggarakan secara regional ( peserta didik berasal dari beberapa senter
pendidikan ), dan dikoordinir oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
5. Hasil ujian
a.Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus
dapat mengulang, ditempat yang sama atau di regional yang lain.

VIII. PROSEDUR UJIAN KOGNITIF ILMU BEDAH NASIONAL

1. Pelaksanaan
a.Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli
2. Persyaratan
a.Telah menyelesaikan semua posting Tahap Bedah Lanjut
b. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh
KPS
c. Telah menyelesaikan 2 karya ilmiah (minimal 1 referat nasional )
d. Telah melunasi iuran angota muda IKABI
3. Bentuk ujian
a.Ujian tulis dengan bentuk soal pilihan ganda dan esai
4. Soal ujian
a.Pembagian persentasi soal-soal ujian pilihan ganda :
b. Bedah Digestif 25% (30%)
c. Bedah HNB Onkologi 15% (25%)
d. Bedah Ortopaedi 15% (15%)
e.Bedah Thoraks kardiovaskuler 10% (10%)
f. Bedah Urologi 10%( 5%)
g. Bedah Anak 10%( 5%)
h. Bedah Plastik Rekonstruksi 10%( 5%)
i. Bedah Syaraf 5% ( 5%)
j. Soal esai sebanyak 2 buah (1) Kasus Bedah digestive dan(2) Kasus Bedah HNB
Onkologi
5. Tempat ujian
a.Diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia bersama-sama secara Nasional
pada waktu yang bersamaan di BITDEC Bali untuk wilayah Timur (Semarang,
Jogja, Solo, Surabaya, Malang,Bali, Makasar, Manado, Banjarmasin dan samarinda),
dan Bapelkes Batam untuk wilayah Barat (Aceh, Medan, Padang, Palembang,
Bandung, Jakarta ) pada bulan Januari dan Juli.
b. Dengan catatan; dimasa yang akan datang, akan dihadiri oleh external examiner
dari kawasan Negara ASEAN.
6. Hasil ujian
a.Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus
dapat mengulang

IX. PROSEDUR UJIAN PROFESI BEDAH NASIONAL

1. Pelaksanaan : Diadakan 4 x dalam setahun, setiap bulan Januari, April, Juli, dan Oktober
2. Persyaratan
a. Lulus ujian Kognitif Ilmu Bedah Nasional
b. Telah menyelesaikan semua tahapan pendidikan sesuai Katalog Program Studi Ilmu
Bedah yang dinyatakan dengan surat tanda selesai dari KPS
c. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh
KPS
d. Menyelesaikan penelitan dan penulisan karya akhir
e. Telah melunasi iuran angota muda IKABI
3. Bentuk ujian
Ujian lisan dengan titik berat penilaian pada daya nalar ilmiah
Soal ujian
a. Ujian kasus penderita kelainan bedah :Ujian ini menilai kemampuan peserta didik
dalam menegakkan diagnosis klinis, mengusulkan pemeriksaan penunjang, serta
merencanakan terapi.
b. Long case (kasus dengan diskusi 45 menit/ kasus) kasus terdiri dari 1 kasus Bedah
Digestif, 1 kasus Bedah HNB Onkologi atau Bedah Ortopaedi, dan salah satu kasus
(long case) harus berupa kasus onkologi
c. Short case (kasus dengan diskusi 20 menit/kasus)kasus terdiri dari subspesialisasi
lain.

X. PROSEDUR TIM PENGUJI NASIONAL

1. Seorang penguji Nasional Spesialis Bedah Umum yang ditunjuk oleh Kolegium Ilmu Bedah
Indonesia dengan jabatan minimal setara lektor kepala yang masih aktif di pusat Pendidikan
Ilmu Bedah dan telah berpengalaman sebagai pendidik selama minimal 5 tahun, serta memiliki
sertifikat instruktur kursus dari program Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, Guru Besar, Doktor
atau jabatan KPS
2. Penguji setempat yang ditunjuk oleh KPS dengan jabatan minimal (setara) lektor yang masih
aktif sesuai dengan materi
3. Penguji nasional dan penguji setempat dibuatkan SK Dekan Fakultas Kedokteran ditempat ujian
berlangsung, usulan ke dekan oleh KPS setempat.
4. Tempat ujian
Ujian Profesi Bedah Nasional diselenggarakan di senter pendidikan Ilmu Bedah dimana peserta
ujian dapat berasal dari senter pendidikan bedah lain.
5. Hasil ujian:Diumumkan langsung setelah ujian selesai dilaksanakan.
6. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang pada jadwal Ujian Profesi Bedah Nasional
berikutnya.
7. Hasil ujian dinyatakan dalam suatu formulir khusus (Berita Acara Ujian Profesi Bedah
Nasional) yang menyatakan lulus/tidak lulusnya peserta didik dan ditandatangani oleh Penguji
Nasional dan KPS.
8. Hasil ujian dilaporkan kepada Dekan dan dipakai oleh Dekan sebagai dasar untuk menerbitkan
surat tanda lulus/ijasah Spesialis Bedah.

XI. PROSEDURE SERTIFIKASI

1. Sertifikasi Tahap Bedah Dasar


Setelah peserta didik menyelesaikan pendidikan Bedah Dasar dan lulus ujian OSCA maka
diberikan
a. Surat Keterangan dan Transkrip Akademik diberikan oleh KPS
b. Sertifikat Tanda Lulus Pelatihan Bedah Dasar dikeluarkan oleh Kolegium Ilmu Bedah
Indonesia.
2. Sertifikasi Tahap Bedah Lanjut.
Setelah peserta didik menyelesaikan Tahap Bedah Lanjut pada Pendidikan Dokter Spesialis
Bedah, dan lulus Ujian Profesi Bedah Nasional, maka diberikan:
a. Ijasah Tanda Lulus Pendidikan Dokter Spesialis Bedah diberikan oleh Dekan Fakultas
Kedokteran Unud
b. Sertifikat Kompetensi dikeluarkan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.

XII. PROSEDUR PROPOSAL PENELITIAN TESIS

1. Proposal dan Penelitian diluar Combined Degree


a. Peserta didik mendapatkan judul penelitian dari pembimbing
b. Peserta didik membuat dan mempresentasikan proposal penelitian
c. Peserta didik dapat melakukan penelitian bila proposal penelitian telah disetujui dan
telah mendapatkan Ethic Clearance dari RSUP Sangalah
d. Peserta didik mempresentasikan hasil penelitian dan bila disetujui dapat dilakukan ujian
paper akhir
e. Semua proses penelitian dilakukan di Program Studi
2. Proposal dan Penelitian program Combined Degree
a. Proposal dibuat dan diusulkan ke Program Pascasarjana
b. Seminar proposal dilakukan di Program Studi
c. Ujian Proposal dilakukan di Paska Sarjana
d. Ujian Hasil Penelitian, dilakukan di Paska Sarjana
e. Ujian Akhir Penenlitian, dilakukan di Paska Sarjana
3. Pembimbing Penelitian
a. Setiap peserta didik mendapatkan 2 pembimbing penelitian yaitu sebagai pembimbing -1
dan Pembimbing -2 (untuk program non Combined Degree) sedang untuk Combined
Degree maka satu Pebimbing diharapkan dari pendidik Pascasarjana.
b. Pembimbing penelitian disesuaikan dengan keilmuan dan kompetensi dari penelitian
yang akan dilaksanakan dan selanjutnya ditetapkan dengan SK Dekan
4. Penelitian tesis peserta didik diwajibkan dipresentasikan didlam pertemuan ilmiah nasional dan
dimuat didalam Journal FK Unud.

XIII. PROSEDUR CUTI DAN IJIN

Ijin dan cuti adalah hak seorang peserta didik untuk diijinkan tidak dapat mengikuti proses
pembelajaran dan latihan yang sedang berjalan dalam waktu tertentu sesuai dengan aturan yang
telah disepakati dalam PS

PERSYARATAN CUTI

1. Masing-masing residen berhak mengambil cuti selama 2 (dua) minggu dalam 1 (satu) tahun.
2. Residen baru berhak mengambil cuti paling sedikit setelah 6 (enam) bulan mengikuti
pendidikan.
3. Cuti tidak boleh diambil sekaligus selama 2 (dua) minggu) berturut-turut dan dalam satu
seksi hanya boleh mengambil cuti selama 1 (satu) minggu (7 hari).
4. Residen yang mengambil cuti, harus mengisi formulir cuti yang telah tersedia di sekretariat
KPS dan diajukan kepada Kepala Lab./Bagian Ilmu Bedah melalui KPS.
5. Permohonan cuti, pertama-tama harus mendapat ijin dari KPS yang bersangkutan dimana
residen tersebut menjalankan tugas atau akan menjalan tugas.
6. Residen tidak diperbolehkan mengambil cuti apabila :
a. Menjalani masa pendidikan pra bedah (6 bulan pertama).
b. Masa bimbingan operasi.
c. Sebagai Chief Residen.
d. Menjalani tugas luar
7. Permohonan cuti diajukan selambat-lambatnya tanggal 20 satu bulan sebelum cuti yang
dikehendaki.
8. Pada saat rotasi di salah satu unit kerja, tidak diperkenankan cuti lebih dari 2 (dua) residen.
9. Cuti 2 minggu mengembalikan 2 minggu
10. Cuti > 2 minggu mengembalikan 1 bulan.

PERSYARATAN IJIN
1. Ijin diluar cuti paling banyak 5 (lima) kali dalam 1 (satu) tahun, tergantung alasan yang
diajukan dan maksimal 1 kali ijin 3 (tiga) hari, kecuali ijin sakit yang dikuatkan dengan
surat keterangan dokter.
2. Ijin lebih dari 3 hari mengembalikan 1 minggu. Ijin lebih dari 1 minggu maka dianggap cuti
3. ijin oleh karena sakit tidak mengembalikan hari asal tidak lebiah dari 2 minngu, jika lebih
maka dianggap cuti sakit.
4. Ijin untuk mengikuti pertemuan ilmiah (kongres, seminar, simposium, CE, dll) merupakan
kebijaksanaan KPS masing-masing melalui Seksi/Ka-Unit Kerja.
5. Ijin dilakukan dengan mengisi formulir yang tersedia dan pertama-tama harus mendapat
persetujuan dari KPS/Ka-Unit Kerja yang bersangkutan.
6. Residen tugas luar tidak diperbolehkan ijin, kecuali hal yang sangat penting.
7. Hal-hal yang belum diatur diatas, perihal cuti dan ijin merupakan kebijaksanaan KPS yang
bersangkutan. Apabila terjadi perubahan, akan diputuskan oleh KPS & SPS.

XIV. PROSEDUR PENGHENTIAN PESERTA DIDIK

Penghentian pendidikan adalah tindakan syah yang diambil PS terhadap peserta didik untuk
menghentikan pendidikannya atau mengeluarkan peserta didik dari program pendidikan yang
sedang dijalaninya.

1. Kelangsungan Pendidikan setiap peserta didik dalam Program Studi Dokter Spesialis
Bedah Umum FK Universitas Udayana telah diatur dalam Surat Perjanjian Kesepakatan
Pendidikan bersama antara peserta didik (sebagai pihak pertama) dengan Penyelenggara
Pendidikan dalam hal ini KPS (sebagai pihak kedua).
2. Surat Perjanjian Kesepakatan Pendidikan tersebut ditandatangani dengan meterai oleh
setiap peserta didik dan diketahui oleh KPS Program Studi Dokter Spesialis Bedah
Umum FK Universitas Udayana.
3. Segala keputusan yang diambil untuk melakukan penghentian peserta didik mengacu
kepada Surat Perjanjian Kesepakatan Pendidikan dalam Program Studi Dokter Spesialis
Bedah Umum FK Universitas Udayana.
4. Semua keputusan harus mendapatkan persetujuan staf pendidik sesuai dengan Surat
Perjanjian Kesepakatan Pendidikan dalam Program Studi Dokter Spesialis Bedah Umum
FK Universitas Udayana.
5. Keputusan diambil berdasarkan rapat pendidikan yang dipimpin oleh KPS, yang terdiri
dari staf Pendidik Bagian Bedah FK Unud.
6. KPS akan mengeluarkan Surat Keputusan Drop Out / keluar dari Program Studi Dokter
Spesialis Bedah Umum FK Universitas Udayana dan selanjutnya diteruskan ke Rektor
melalui Dekan FK Unud dan kepada Ketua Kolegium Ilmu Bedah Umum Indonesia
untuk mendapatkan Surat Keputusan Penghentian Pendidikan peserta didik tersebut di
Program Studi Dokter Spesialis Bedah Umum FK Universitas Udayana.
7. Peserta didik dapat dihentikan pendidikannya (drop out) pada setiap tahapan pendidikan
bila:
A. Peserta didik dinilai menunjukkan sikap atau tindakan tidak etis
B. Peserta didik dinilai tidak mampu lagi menyelesaikan pendidikannya dalam
mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.
C. Menderita sakit yang kondisi penyakitnya tidak memungkinkan untuk mengikuti
kegiatan pendidikan, atau membahayakan penderita, yang dinyatakan dengan
surat keterangan dari Majellis Penguji Kesehatan.
D. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
E. Peserta didik telah melampaui lebih dari 1 1/5 kali masa pendidikan yang telah
ditentukan PS
F. Prosedur
a. Memberikan teguran lisan oleh PS
b. Memberikan teguran tertulis oleh PS
c. Memberikan hukuman akademik
d. Drop out

XV. PROEDUR PELANTIKAN DAN WISUDA

Pelantikan dan wisuda adalah kegiatan akhir akademis yang dilaksanakan oleh Institusi
Pendidikan yaitu FK dan Universitas Udayana untuk melantik dan melepas dan mewisuda
peserta didik yang telah dinyatakan lulus dari PS

1. Pelantikan dan wisuda dilaksanakan setelah seorang peserta didik PS Dokter Spesialis
Bedah Umum dinyatakan Lulus Ujian Profesi Lokal dan lulus Ujian Profesi Nasional.
2. Team penguji Lokal dan Penguji Nasional menandatangani dokumen Ujian dan
menyerahkannya kepada KPS PS Dokter Spesialis Bedah Umum dan melanjutkannya ke
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia dan Dekan FK Universitas Udayana untuk menerbitkan
Sertifikat Kelulusan.
3. Pelantikan Dokter Spesialis Bedah Umum dilaksanakan di FK Universitas Udayana
bersama-sama dengan lulusan Dokter Spesialis dari PS lainnya di lingkungan FK
Universitas Udayana.
4. Pelantikan Dokter Spesialis dari PS FK Universitas Udayana dilakukan oleh Dekan FK
5. Wisuda Dokter Spesialis dilakukan bersama-sama dengan lulusan PS lainnya di
Universitas oleh Rektor Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai