Anda di halaman 1dari 1

Banyuwangi merupakan sebuah kabupaten yang terletak di ujung timur pulau Jawa.

Daerah ini
memiliki banyak sekali hal-hal yang menarik dan wajib di kunjungi. Seperti halnya Blue Fire di
Kawah Ijen, keindahan ombak di Pantai Boom, G-Land dan Pantai Bama. Juga masakan yang sangat
khas yaitu rujak soto yang merupakan campuran rujak dengan soto. Selain hal-hal tersebut,
Banyuwangi juga memiliki keindahan dan keanekaragaman dalam hal budaya. Kebudayaan yang
dimiliki oleh Banyuwangi ini sangat banyak dan budaya Banyuwangi sudah terkenal di masyarakat.
Contohnya adalah Tarian Gandrung dan Ritual Kebo Keboan.

Tari Gandrung di Banyuwangi adalah tarian yang paling populer. Karena Tari Gandrung sendiri
merupakan tarian yag digunakan sebagai tarian selamat datang untuk menyambut dan menghormati
tamu. Biasanya disajikan pada acara pemerintahan Banyuwangi, acara pesta perkawinan, syukuran
serta pada acara tradisional lainnya. Gandrung berarti mempesona dan menarik hati. Tari Gandrung
berawal atas gagasan para petani setelah menuai padi diadakan tarian sebagai rasa terima kasih
kepada Dewi Sri, dewinya padi. Dahulu Tari Gandrung ini ditarikan oleh kaum lelaki yang didandani
seperti perempuan. Mereka berkeliling bersama pemain musik yang memainkan kendang dan
terbang. Kemudian mereka diberi sumbangan berupa beras atau hasil bumi lainnya. Gandrung laki-
laki ini lambat laun mulai lenyap dari Banyuwangi sekitar tahun 1890-an. Tari Gandrung laki-laki
lenyap setelah kematian penari terakhirnya, yakni Marsan pada tahun 1914. Gandrung wanita pertama
yang dikenal dalam sejarah adalah gandrung Semi. Kini Tari Gandrung ditarikan oleh sekelompok
wanita.

Selain Tari Gandrung budaya yang dimiliki oleh Banyuwangi adalah Ritual Kebo Keboan. Ritual ini
dilaksanakan untuk memohon hujan saat kemarau panjang, juga untuk mengagungkan Dewi Sri yang
merupakan dewi kemakmuran. Ritual Kebo Keboan dilakukan setahun sekali oleh masyarakat
Alasmalang saat bulan Muharam atau Suro karena bulan ini dipercaya memiliki kekuatan magis.
Ritual ini muncul saat terjadi wabah epidemi di Alasmalang. Semua warga terserang penyakit. Banyak
orang yang mati karena penyakit. Lalu sesepuh desa yang bernama Mbah Karti melakukan meditasi di
bukit. Beliau mendapatkan wangsit untuk melakukan ritual Kebo Keboan dan mengagungkan Dewi
Sri. Setelah digelar ritual tersebut, terjadi keajaiban yaitu warga yang sakit kembali sembuh. Sejak itu,
ritual Kebo Keboan dilestarikan.

Aspek positif yang dimiliki oleh Banyuwangi dalam bidang sosial dan budaya adalah Banyuwangi
memiliki budaya yang banyak dan bervariasi. Tapi budaya Banyuwangi masih kurang dalam bidang
publikasinya. Sehingga masih banyak masyarakat luas yang belum mengerti tentang keunikan dan
keindahan budaya di Banyuwangi.

Anda mungkin juga menyukai