Anda di halaman 1dari 330
M.YUNUS S.B. Sukses seseorang sangat dipengaruhi oleh mindset-nya. Karena itu, hadirnya buku Mindset Revolution karya M. Yunus S.B. yang dikupas demikian detail bisa menjadi sumber yang patut dibaca dan dipelajari untuk dipraktikkan agar kita mampu mengoptimalkan kinerja otak dan meraih kesuksesan yang “luar biasa’. ~Andrie Wongso, Motivator No. 1 Indonesia Mindset Revolution Optimalisasi Potensi Otak Tanpa Batas PF Realitas diciptakan oleh pikiran. Kita dapat mengubah realitas mengenai diri kita dengan mengubah pikiran kita. — Plato ENDORSEMENT 4/Buku ini akan menginspirasi pembaca untuk mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin (impossible to possible). Mengajak pembaca meninggalkan pikiran-pikiran negatif untuk meraih prestasi yang gemilang. Sangat baik untuk dibaca oleh para mahasiswa, atlet, pelatih, pembina olahraga prestasi, dan siapa saja yang ingin mengukir prestasi dalam bidang yang digelutinya.” Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, M. Kes. IFO.—Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora RI; Pelaksana Harian Sekretaris Menteri Kemenpora RI. “Membaca buku tulisan Pak Yunus ini sungguh menarik. Membaca judul bukunya saja, Mindset Revolution, sudah menimbulkan rasa keinginan untuk membaca. Sesuatu yang menurut saya abstrak, ternyata dapat diuraikan secara jelas dan runtut. Meski pada awalnya agak sulit mencernanya, namun setelah bisa memahami bagian awal dari buku ini mudah bagi pembacanya untuk mengerti secara keseluruhan dari isi buku ini. Khusus bagi saya yang mengenal dekat dengan Pak Yunus yang merupakan pakar dalam bidang manajemen olahraga dalam upaya peningkatan prestasi, sudah sangat pas kalau Pak Yunus menulis Mindset Revolution: Optimalisasi Potensi Otak Tanpa Batas yang merupakan sumber dari proses perencanaan kegiatan yang memerlukan pemikiran secara beraturan/berpola seperti olahraga, bisnis, pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan sebagainya. Seperti yang ditulis oleh Pak Yunus bahwa pikiran merupakan sumber dari segala kesuksesan, kekayaan, penemuan, dan segala pencapaian sehingga saya yakin siapa saja setelah membaca buku ini tentu saja akan mendapat pencerahan serta pembelajaran yang bermakna.” Ir. M. Dasron Hamid, M.Sc.—Mantan Ketua Umum KONI DIY periode 1998-2008; Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. “Tiada keabadian di dunia ini selain adanya perubahan. Dalam era pembangunan seperti sekarang ini diperlukan pengembangan mindset atau pola pikir secara komprehensif untuk dapat menata masyarakat berpikir secara positif dan kreatif. Albert Einstein mengatakan, ‘Suatu hasil karya yang terbaik tidak pernah tercipta ketika seseorang merasa sedih. Jika pikiran kita tertuju pada hal- hal yang positif maka akan tumbuh keinginan besar pada diri kita untuk terus menyelidiki, bertanya, serta mencari tantangan- tantangan baru.’ Saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi dengan terbitnya buku Mindset Revolution: Optimalisasi Potensi Otak Tanpa Batas. Buku ini sangat berharga untuk dibaca oleh para pembina, pelatih, maupun atlet, serta masyarakat umum. Tidak banyak buku yang terbit seperti halnya buku Pak Yunus ini, yang berisikan ungkapan para filosofi yang dapat membangun nilai-nilai positif masyarakat. Sekali lagi saya ucapkan selamat dan sukses. Selamat membaca.” Prof. Dr. Hari Setiono, M. Pd. —Direktur Sports Science Universitas Negeri Surabaya; Ketua Bidang Pembinaan KONI Pusat. “Menghadapi perubahan, analisis yang dipakai oleh kebanyakan ilmuwan sosial adalah pendekatan sosiologis. Berbeda dengan pendekatan buku ini, yang berisi pandangan yang sangat khas dan menarik. Perubahan dilihatnya dari pola pikir atau mindset seseorang yang menghadapi perubahan itu sehingga sukses dan tidaknya ia dalam menghadapi perubahan tersebut tergantung pada pola pikir yang disiapkannya.” Prof. Dr. Ichlasul Amal M.A.— Mantan Rektor Universitas Gajah Mada periode 1998-2002. “Buku i Buku ini juga mengajak kita semua untuk hidup tertib guna i: mengajarkan kepada kita untuk selalu berpikir positif. menggapai cita-cita.” Ir. Haryana, M.Se.—Mantan Wakil Rektor Ill UGM periode 1987— 1994; Mantan Koordinator Kopertis V DIY periode 1995-1999; Mantan Dekan Fakultas Teknik UGM periode 1999-2002. “Assalamualaikum Wr. Wb. Setelah membaca buku ini, saya serasa diingatkan oleh penulis atas kebesaran Allah Swt. Allah dalam Alquran telah memfirmankan tentang perlunya manusia untuk berpikir, menggunakan ilmu, mau mendengarkan, dan menggunakan akalnya untuk menyelesaikan masalah di dunia ini. ‘.. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir, ... bagi kaum yang berilmu, ... bagi kaum yang mendengar, ... bagi kaum yang berakal.’ (QS Ar-Rum [30]: 21, 22, 23, 24) Pada surat tersebut, Allah mengajarkan kepada kita agar selalu mau mendengar, memanfaatkan ilmu pengetahuan, dan berpikir menggunakan akal dalam menghadapi masalah. Pola pikir atau mindset yang komprehensif dan disusun berdasarkan argumen-argumen positif, diharapkan dapat memberikan hasil pemikiran yang bersifat ‘tanggap dan peka’ terhadap perkembangan dan perubahan lingkungan kehidupan. Di dalam buku ini penulis menawarkan alternatif solusi kepada para pembaca tentang bagaimana menyusun pola pikir yang teratur agar pemikiran yang dihasilkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk lingkungannya. Istilah yang digunakan penulis adalah ‘menghasilkan visi sejati’. Buku ini sangat baik untuk dijadikan referensi, khususnya bagi para orangtua, pendidik, dan para pemimpin umat untuk mendapatkan pola pikir positif schingga menghasilkan langkah- langkah solusi permasalahan yang lebih efektif dan efisien. Selamat membaca. Wassalamualaikum wr. wb.” Prof. Dr. Djoko Wahyono, Apt.—Ketua Program Pascasarjana Fakultas Farmasi UGM; Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto periode 1999-2007; Mantan Rektor Universitas Mercu Buana Yogyakarta periode 2008-2010. M.YUNUS S.B. Minaset Revolution Optimalisasi Potensi Otak Tanpa Batas Mindset Revolution ‘Optiarc: Petar Otak Tanga Batat Penulis :M. Yunus S.B. Penyunting : Danang Budi Nurcahyo Perancang Sampul : Djoko Soepomo dan Teguh Prastowo. Perancang Isi : Agnes Istiyaningrum Illustrator : Stephanus Sukarjuni Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang, Cetakan I, 2014 Penerbit: Jogja Bangkit Publisher (Anggota Ikapi) JIn. Mawar Tengah No. 72 Baciro Yogyakarta 55225 Tel. (0274) 554985, 554986 Faks. (0274) 556086 Email: jogja.bangkit@galangpress.com www-galangpress.com Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT) S.B., M. Yunus Mindset Revolution: Optimalisasi Potensi Otak Tanpa Batas Yogyakarta; Jogja Bangkit Publisher Cet. I, 2014; 150 x 230 mm; xx +308 him. ISBN 978-602-9431-33-9 1. Pengembangan Diri IL Judul IIL. Nurcahyo, Danang Budi Dicetak oleh: Percetakan Galangpress Gedung Galangpress Center JIn. Mawar Tengah No. 72 Baciro Yogyakarta 55225 Tel. (0274) 554985, 554986 Faks. (0274) 556086 Email: produksi.galang@galangpress.com SAMBUTAN ssalamualaikum Wr. Wb. ‘Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna. Manusia memiliki akal dan pikiran sehingga mampu mengerti, memahami, dan melakukan suatu perubahan baik terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya. Perubahan itu berlangsung terus- menerus selama kehidupan manusia itu masih ada. Dengan demikian, manusia termasuk kita harus memiliki mindset atau pola pikir yang baik untuk mengarungi dan/atau memengaruhi gelombang perubahan dalam kehidupan ini. Kami menyambut baik buku Mindset Revolution: Optimalisasi Potensi Otak Tanpa Batas karya Pak Yunus yang menyajikan berbagai kajian pola pikir dari banyak tokoh yang dapat memicu dan menciptakan perubahan di planet Bumi ini. Tidak itu saja, buku ini sekaligus memberi tawaran kepada pembaca suatu pelajaran yang baik bagi yang ingin berubah secara produktif dan ke arah yang positif, yaitu mereka yang ingin mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Dalam buku ini, penulis mengajak para pembaca untuk menggunakan pola pikir yang positif dalam menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi sehingga pembaca berpeluang besar berkiprah dalam perubahan ke arah yang positif, yang pada akhirnya akan mendatangkan prestasi dan kesuksesan baginya. viii Semoga kehadiran buku ini bisa memberikan inspirasi kepada para pembaca untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi berbagai peluang dan tantangan dalam kehidupan yang selalu berubah ini. Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta Prof. Suyanto, Ph.D. SAMBUTAN Aon Wr. Wb. Untuk mencapai kesuksesan berselancar di atas gelombang, samudra perubahan diperlukan kesiapan mental, gaya berpikir, dan pola pikir yang memiliki fundamental yang kukuh, fleksibel, dan seimbang. Landasan berpikir seperti itulah yang difasilitasi oleh buku ini dengan sangat menarik melalui ragam pola pikir dan gaya berpikir yang mencerahkan bagi pembacanya. Jika tidak memiliki mindset atau pola pikir yang kuat dalam menghadapi derasnya arus perubahan maka kita akan mudah tergelincir dan tenggelam ditelan arus perubahan itu. Pola pikir dari banyak tokoh yang disajikan pada setiap awal topik dalam buku ini, membawa kita ke arah berpikir positif yang dapat membangun pribadi yang optimis dan konstruktif. Tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan pola pikir yang mampu memberi solusi kreatif dalam menghadapi setiap persoalan. Pola pikir yang positif akan mampu mengantisipasi dan mengelola setiap perubahan dengan cara-cara yang bijak dan mencerahkan. Sebaliknya, pola pikir yang negatif akan menuai kebuntuan, kesulitan, dan kesengsaraan. Kekuatan berpikir yang dapat menembus batas-batas norma berpikir konvensional akan mendorong terjadinya perubahan sosial dan menjanjikan kesuksesan dalam berjuang meraih prestasi di segala bidang. Dalam buku ini akan ditemukan beragam pola pikir dan gaya berpikir untuk melakukan perubahan, serta kesiapan mengantisipasi setiap tantangan yang terjadi dalam perubahan. Buku ini sangat baik untuk dibaca oleh para orangtua, pendidik, pelatih olahraga prestasi, mahasiswa, atlet, generasi muda, dan siapa saja yang concern dengan perubahan. Selamat membaca. Wassalamualaikum Wr. Wb. Yogyakarta Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. NOS La aya berpikir sebagai pola pemrosesan informasi tidak terlepas dari aktivitas mental berkenaan dengan fungsi belahan otak kanan maupun otak kiri, Proses berpikir otak kiri sangat teratur, bersifat logis, sekuensial, linier, dan rasional. Meskipun didasarkan pada realita, belahan otak kiri mampu melakukan penafsiran terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan simbolis. Sedangkan, otak kanan cara berpikimnya acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Berdasarkan teori tentang belahan otak (hemisphere) ini, gaya berpikir seseorang dapat dibedakan atas gaya berpikir divergen dan konvergen. Gaya berpikir divergen adalah pola berpikir seseorang yang lebih didominasi oleh berfungsinya belahan otak kanan, berpikir lateral, menyangkut pemikiran sckitar atau yang menyentuh pokok persoalan. Gaya berpikir divergen adalah berpikir kreatif, berpikir untuk memberikan bermacam kemungkinan jawaban berdasar informasi yang diberikan dengan penekanan pada kuantitas, keragaman, dan orisinal jawaban. Berpikir divergen sesuai dengan fungsi dan kerja belahan otak kanan, yaitu cenderung lateral, tidak rasional, lebih banyak berurusan dengan gambaran intuisi yang menyatukan berbagai ide terpisah ke dalam suatu ide baru yang utuh. Berpikir divergen mampu menangkap detail objek yang bersangkutan. Seseorang dengan pola pikir divergen cenderung menyukai ketidakpastian, senang bergulat dengan ilmu-ilmu yang sukar dipahami melalui logika, tertarik pada pernyataan atau pertanyaan yang memiliki banyak jawaban, peka terhadap sentuhan rasa dan gerak, serta lebih menyukai kiasan ungkapan. Pola pikir divergen memiliki karakteristik: (a) lateral, artinya memandang sesuatu persoalan dari beberapa sisi; (b) divergen, menyebar ke berbagai arah untuk menemukan banyak jawaban; (c) holistik-sistematik, bersifat menyeluruh-global; (d) intuitif-imajinatif; (e) independen; dan (£) tidak teramalkan. Gaya berpikir konvergen adalah pola berpikir sescorang yang lebih didominasi oleh berfungsinya belahan otak kiri, berpikir vertikal, sistematik dan terfokus, serta cenderung untuk mengelaborasi atau meningkatkan pengetahuan yang sudah ada. Berpikir konvergen merupakan gaya berpikir yang menuju ke satu arah, untuk memberikan jawaban atau penarikan kesimpulan yang logis dari informasi yang diberikan dengan penckanan pada pencapaian jawaban tunggal yang paling tepat. Berpikir konvergen berkaitan dengan berpikir logis, sistematis, linier, dan dapat diramalkan (predictable). Berpikir konvergen yang bersumber dari fungsi belahan otak kiri merupakan gaya berpikir vertikal, rasional, metodis analitis, dan linier menuju pada suatu kesimpulan tertentu. Orang dengan kecenderungan berpikir secara konvergen mampu menangkap detail objek stimuli dengan baik, banyak membutuhkan fakta ril untuk membuat suatu kesimpulan, lebih mementingkan struktur dan kepastian, serta menggunakan bahasa dan logika dalam berpikir. Orang dengan gaya berpikir konvergen cenderung menyukai tugas-tugas praktis, kegiatan yang terstruktur, bekerja dengan fakta, berpikir dan bertindak secara bertahap, serta memandang setiap persoalan secara serius. Gaya berpikir konvergen adalah gaya berpikir ketika seseorang didorong untuk menemukan jawaban yang benar atas suatu permasalahan. Gaya berpikir konvergen cenderung terfokus, intens, cepat, dan terbatas pada informasi yang tersimpan dalam lokasi memori tertentu. Strategi ini diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan angka- angka, memecahkan masalah analogi verbal, atau mengingat ejaan (spelling) dari suatu kata yang lebih banyak berkaitan dengan kemampuan intelektual. Gaya berpikir sebagai refleksi yang konsisten tentang perbedaan individual dalam seseorang menangkap lingkungan, konseptualisasi makna, serta belajar terhadap suatu tugas atau memecahkan persoalan. Gaya berpikir konvergen memiliki karakteristik: (a) vertikal, artinya bergerak secara bertahap; (b) konvergen, terfokus menuju suatu jawaban yang paling benar; (c) sistematis-terstruktur; (d) logis rasional empiris; (e) dependen; dan (f) teramalkan. Buku ini sangat bagus untuk dibaca karena dengan membaca buku ini kita dapat mengenal kecenderungan gaya/pola berpikir kita sendiri atau orang lain. Buku ini penting untuk dibaca terutama bagi generasi muda, mengingat masa depan bangsa ini terletak di pundak generasi muda. Masa depan penuh dengan tantangan dan sulit untuk diramalkan. Karena itu, generasi muda harus aktif dan kreatif untuk menghadapi masa depan, dan Pak Yunus telah berhasil menghadirkan buku ini di hadapan para pembaca. Yogyakarta Prof. Dr. Herminarto Sofyan, M.Pd. xiii NOS La alam hidup ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam ‘masalah dalam konteks nyata dengan kompleksitas tingkat tinggi karena sedikit sekali variabel yang dapat dikendalikan. Kompleksitas itu terpadu dengan perubahan yang makin cepat, yang terjadi karena cepatnya pelipatgandaan pengetahuan berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Kita tidak dapat mengendalikan perkembangan yang ada, melainkan harus menghadapinya agar dapat tetap mengukuhkan kita dan bahkan meraih hasil yang gemilang dengan cara mengerahkan semua potensi yang telah kita miliki—daya pikir, daya rasa, dan daya raga. Dari ketiganya tersebut, daya pikirlah yang dapat menjadi panglima dalam pemecahan masalah yang memerlukan kemampuan menyerap dan menyimpan informasi serta memahaminya, kemampuan analisis, kemampuan evaluasi, dan kemampuan sintesis. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi kita untuk mengelola kemampuan pola pikir atau mindset kita agar dapat menghadapi berbagai masalah dalam dunia yang dinamis dengan perubahan-perubahannya yang sangat cepat. Untuk dapat meningkatkan pengelolaan atau manajemen pola pikir maka kita memerlukan informasi (faktual, konseptual, dan empiris) tentang cara kerja otak, gaya berpikir, hakikat berpikir, dan cara memanfaatkan kekuatan pikiran untuk meraih keberhasilan dalam hidup ini. Semua informasi tersebut dapat dinikmati dalam buku ini. Buku ini sangat bermanfaat bagi siapa pun yang ingin meningkatkan diri dalam mengelola pikirannya untuk meraih keberhasilan dalam mengarungi lautan kehidupan dengan berbagai macam masalahnya. Mungkin para kawula muda yang masih dalam proses pengembangan diri akan dapat mengambil manfaat yang lebih besar daripada mereka yang telah mapan pola pikirnya. Tantangan terbesar dalam kehidupan ini adalah per- ubahan itu sendiri. Namun, siapa pun yang ingin tetap kukuh keberadaannya dalam dunia penuh tantangan ini dapat mengambil banyak manfaat dari buku ini asalkan punya kemauan untuk mengelola pola pikirnya berdasarkan informasi yang disajikan dalam buku ini. Selamat membaca dan menikmati berbagai konsep yang disajikan dalam buku ini, Selanjutnya, kita dapat mencobanya untuk diterapkan dalam kehidupan, baik kehidupan pribadi, sosial, maupun profesional. Yogyakarta Prof. Suwarsih Madya, M.A., Ph.D. ACU etiap orang bercita-cita ingin sukses, dan cita-cita tersebut berkembang terus-menerus sesuai dengan perubahan yang terjadi. Buku ini menyajikan berbagai macam gaya dan pola pikir yang dapat memicu dan menciptakan perubahan sehingga menyediakan peluang sekaligus tantangan bagi mereka yang ingin berubah untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Banyak jalan dan pola pikir yang tersedia untuk menuju sukses, namun hanya otak dan akal kita yang akan memikirkan, memilih, dan memutuskan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapainya. Sukses tidak mungkin dapat diraih secara instan, melainkan melalui usaha berpikir cerdas, perencanaan matang, kerja keras, dan tindakan yang strategis. Banyak orang percaya bahwa kondisi kehidupan dan nasibnya ditentukan oleh keadaan acak yang tidak mampu mereka kendalikan, dan membuat mereka menyerah pada nasib. Nasib kita, kita sendirilah yang menentukan. Para peneliti ilmu Fisika Kuantum telah menemukan bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini, termasuk pikiran kita, terdiri dari untaian energi yang bergetar dan bergerak terus-menerus. Ilmu Fisika Kuantum dalam “teori ketidakpastian” mengungkapkan bahwa kita hidup dalam suatu keadaan di antara berbagai kemungkinan yang tidak ada hentinya, yang kita ciptakan sendiri di dalam pikiran kita, dan yang membentuk pola pikir atau mindset kita. Pola pikir yang kita gunakan akan membentuk realitas kehidupan kita. Kondisi di lingkungan kita dipengaruhi oleh apa yang kita pikirkan, bayangkan, visualisasikan, inginkan, atau yang kita takutkan. Kita dapat meninggalkan pola pikir atau mindset xviii lama yang tidak menguntungkan, dan mengganti dengan pola pikir atau mindset baru yang lebih sesuai untuk kita. Banyak orang yang tidak pernah mendapat pelajaran mengembangkan pola pikir yang positif, dan selalu hanya berpikir reaktif terhadap setiap kejadian di sekitarnya. Akan lebih menguntungkan apabila cara berpikir yang kita gunakan lebih proaktif, antisipatif, dan responsif terhadap segala yang kita inginkan agar terjadi di lingkungan kita. Yogyakarta M. Yunus S.B. xix DAFTAR ISI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR _ vii SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA __ix SEKAPUR SIRIH WAKIL REKTOR III UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA _xi SEKAPUR SIRIH WAKIL REKTOR IV UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA __xv PRAKATA _ xvii DAFTAR ISI __xix BAB IL. PENDAHULUAN _ 1 BAB I. MENGENAL OTAK DAN POTENSINYA _7 Struktur dan Fungsi Otak _ 8 Potensi Kekuatan Otak __16 Perbedaan Cara Kerja Belahan Kiri dan Kanan Otak __19 Sistem Kerja Otak __22 Sistem Saraf _25 Gelombang Otak __27 Aktivasi dan Stimulasi Gelombang Otak __32 O7mOOR> BAB III. POLA PIKIR __ 37 Pengertian Pola Pikir_38 Sumber Pola Pikir dan Keyakinan __41 Struktur Pikiran 44 Fungsi dan Kekuatan Pikiran _48 Hukum-Hukum Pikiran _ 61 Menjadi Pemikir __66 Memproduksi Pikiran _70 OAmON > BAB IV. CARA DAN GAYA BERPIKIR _73 Berpikir Filsafati_76 Berpikir IImiah _79 Berpikir dengan Dua Belahan Otak _ 84 Berpikir Seperti Genius _ 89 poOe> XX NOZEP ATO TOmm Berpikir Seperti Juara _94 Berpikir Kreatif _96 Berpikir secara Matematis _102 . Berpikir Menang/Menang _ 108 Berpikir Tidak Ada Istilah Terlambat __116 Berpikir Ada Peluang dalam Setiap Kesulitan _124 Berpikir Dua Kali _129 Berpikir Positif _145 . Berpikir Sukses melalui Kerja Sama Tim __153 . Berpikir Mencari Alternatif Ketiga _155 Berpikir Menggunakan Peta Pikiran _158 Gaya Berpikir __165 BAB V. PENGEMBANGAN POLA PIKIR __171 SS raAmmon ep . Kekuatan Konsentrasi __175 Representasi Pikitan _178 Kesadaran Pikiran _186 Keyakinan Pikiran _194 Mengubah Pola Pikit _198 Mengubah Nasib _203 . Pikiran Menembus Batas __209 . Memprogram Ulang Pikiran Bawah Sadar __224 Kesadaran Baru tentang Pikiran _238 Berpola Pikir Seperti Pemimpin Sejati__250 BAB VI. MANAJEMEN POLA PIKIR MENUJU SUKSES Om MOOD DAN BAHAGIA _ 261 Pengertian Sukses _262 Pengertian Bahagia __267 Ukuran Sukses __270 Nilai-Nilai Sukses _274 Tantangan Menuju Sukses dan Bahagia __276 Strategi Menuju Sukses dan Bahagia _279 Sukses Sejati dan Kebahagiaan Sejati _284 BAB VII. KESIMPULAN __291 DAFTAR PUSTAKA __ 297 TENTANG PENULIS __ 305 Pikiranlah yang membuat kebaikan dan keburukan, menyebabkan kebahagiaan dan kehancuran serta kaya atau miskin. ~Edmund Spencer (Zaenuddin, 2009) Edmund Spencer (2552-1599) ‘Sumber: http://www.google.com/images? imgurl=http://more123-files.wordpress ‘com/2020/sea-u-spenser-portait2.jpg. ada era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi Py. begitu cepat, dituntut kemampuan daya pikir manusia yang juga lebih cepat, akurat, efisien, dan efektif agar mampu memprediksi, mengantisipasi, serta beradaptasi terhadap setiap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Daya pikir seperti itu bisa dipelajari dan dikuasai antara lain melalui studi tentang “Manajemen Pola Pikir’. Banyak orang mengalami kegagalan karena salah mengelola pola pikir, tetapi tidak sedikit pula orang yang sukses karena mampu mengelola cara berpikir yang baik dan benar. Pola pikir seseorang akan sangat menentukan jalan kehidupannya, apakah ia akan mencapai sukses atau gagal dan akan bahagia atau menderita. POLA PIKIR SESEORANG AKAN SANGAT. MENENTUKAN JALAN KEHIDUPANNYA, APAKAH IA AKAN BAHAGIA ATAU MENDERITA. Pikiran memiliki kekuatan yangluar biasasehinggamampu menggerakkan dan mengubah materi di luar diri kita, baik untuk tujuan positif ataupun negatif sesuai dengan pilihan kita. Energi pikiran itu berupa getaran yang tidak kasat mata, namun mampu menembus batas ruang dan waktu. Energi pikiran seperti arus listrik yang juga tidak terlihat oleh mata, merupakan hasil pemikiran yang mampu menggerakkan mesin-mesin raksasa, memberi manfaat bagi kehidupan manusia, dan dapat menerangi kehidupan di seluruh dunia. Kekuatan yang tidak tampak itu dapat dikontrol, dikelola, dan dikembangkan di dalam otak kita melalui kekuatan imajinasi, pemikiran, dan ketajaman visi untuk memahami hukum-hukum alam yang berlaku. Akhirnya, kita mampu menjangkau, memahami, sertakemudian mewujudkannya menjadi suatu realitas dengan kekuatan energi pikiran. Menurut hukum alam, realitas kondisi di luar diri kita hanyalah sebagai akibat. Sedangkan, penyebabnya adalah pikiran yang berada di dalam otak kita, yang kemudian diwujudkan ke dalam tingkah laku dan menjadi kebiasaan. Tidak ada sesuatu akibat tanpa ada penyebabnya. Dunia di dalam diri kita dibentuk oleh pola pikir atau mindset kita, dan perilaku kita ditentukan oleh apa yang kita pikirkan. Keadaan dan realitas yang terjadi di luar diri kita adalah cerminan dari tingkat kesadaran dan keyakinan dalam diri kita yang dikendalikan oleh pikiran. Jika kita ingin mengubah dan membentuk kondisi di luar diri menjadi lebih baik maka terlebih dahulu kita harus mampu mengelola pola pikir dengan mengubah dan membentuk pola pikir atau mindset sesuai dengan apa yang diinginkan. Pikiran adalah pusat dari berbagai masalah, sckaligus sebagai pusat solusinya. Keyakinan terhadap hukum sebab-akibat ini tidak dimiliki oleh semua orang sehingga tidak setiap orang memahami mengapa kondisi yang mereka inginkan untuk menjadi lebih baik tidak kunjung terwujud. Pikiran kita diberi kebebasan untuk memilih konsep berpikir, apakah mau menggunakan hukum positif atau negatif dan berpikir secara konstruktif atau destruktif. Dalam “Hukum Tarik-menarik”, getaran pikiran akan selalu menarik hal-hal yang serupa dengan konsep kata-kata atau gambaran yang terjadi di dalam pikiran. Pikiran positif akan menarik lebih banyak hal positif ke dalam diri kita, sebaliknya pikiran negatif akan selalu menarik lebih banyak hal negatif ke dalam diri kita. Pikiran akan menghasilkan tindakan, tindakan yang diulang- ulang akan menghasilkan suatu kebiasaan, kemudian kebiasaan itulah yang membentuk karakter seseorang yang akan mewarnai kehidupannya. Jika ada dua orang pemimpin mempunyai tujuan yang sama baiknya namun berbeda dalam menggunakan konsep kata-kata dan gambaran yang dibuat di dalam pikirannya maka dampak dalam kehidupannya juga akan sangat berbeda. Pemimpin pertama menggunakan pendekatan dengan kata-kata positif dan pemimpin kedua menggunakan pendekatan dengan kata-kata negatif. Pemimpin pertama selalu mencintai kedamaian, kejujuran, kebaikan, keteraturan, rendah hati, keberanian, dan keadilan sehingga yang tergambar di dalam pikirannya selalu hal-hal positif. Pemimpin kedua selalu membenci permusuhan, kebohongan, keburukan, kekacauan, kesombongan, ketakutan, dan kecurangan sehingga yang tergambar di dalam pikirannya selalu hal-hal yang negatif. Pemimpin pertama tampak berhasil menjalani kehidupan yang harmonis, sukses, berkelimpahan, selalu bersyukur, dan merasa hidupnya bahagia karena fokus pikirannya selalu terarah pada hal-hal positif. Pemimpin kedua banyak mengalami ketidakharmonisan, kegagalan, ketidakadilan, kekacauan, serba-kekurangan, dan merasa hidupnya tidak bahagia karena fokus pikirannya selalu terarah pada hal-hal negatif. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan kata-kata negatif dan gambaran negatif di dalam pikiran kita. Meskipun tujuannya sama-sama baik, hasil yang ditarik ke dalam diri kita akan sangat berbeda, akibat dari konsep kata-kata dan gambaran yang digunakan di dalam pikiran sangat berbeda. Orang-orang yang hidupnya selalu susah, secara tidak sadar selalu menggunakan pikiran dan imajinasinya untuk hal-hal negatif yang justru tidak mereka inginkan. Mereka selalu merasakan hal-hal negatif yang mereka pikirkan dan bayangkan. Perbedaan cara berpikir seperti itu sangat sederhana, tetapi menciptakan perbedaan yang sangat besar dalam kehidupan mereka. kita akan dapat melihat perbedaan itu di sekitar kehidupan kita, ke mana pun kita memandang. KEADAAN ATAU REALITAS YANG TERJADI DI LUAR DIRI KITA ADALAH CERMINAN DARITINGKAT KESADARAN SERTA KEYAKINAN YANG ADA DI DALAM DIRI KITA DAN DIKENDALIKAN OLEH PIKIRAN KITA. Sebaiknya hanya kata-kata dan gambaran positif saja yang kita masukkan untuk ditanam di dalam pikiran agar benih-benih itu bisa tumbuh dan berkembang cepat karena sifatnya akan menarik sebanyak mungkin hal-hal serupa ke dalam diri kita. Begitulah “Hukum Tarik-menarik” yang merupakan hukum alam, yang telah berjalan sepanjang waktu dan tidak pernah berubah. Dalam buku ini dibahas berbagai pola pikir serta cara dan gaya berpikir yang positif dan konstruktif, dan juga pengembangan pola pikir agar mampu memprogram pola pikir baru yang lebih baik. Pola pikir seperti itu dapat dipelajari oleh siapa saja yang beminat menguasainya melalui proses latihan berpikir secara konsisten dan teratur. Jika kita selalu berpikir positif dan konstruktif maka pikiran kita akan menarik lebih banyak hal serupa itu ke dalam diri kita sehingga pikiran dan pola pikir kita dapat menjadi lebih kuat. HINDARILAH PENGGUNAAN KATA-KATA DAN GAMBARAN NEGATIF DI DALAM PIKIRAN KARENA PIKIRAN NEGATIF AKAN. MENARIK LEBIH BANYAK HAL NEGATIF KE DALAM DIRI KITA. SEBALIKNYA, GUNAKAN SELALU PIKIRAN POSITIF YANG AKAN MENARIK LEBIH BANYAK HAL POSITIF. Peradaban kita masih berada pada tahap pertengahan, tidak lagi buas. Dalam arti tidak lagi hanya dibimbing oleh naluri, tetapi sama sekali belum manusiawi, artinya belum sepenuhnya dipandu akal. ~Theodore Dreiser (LeDoux, 2010) Theodore Dreiser (187-1945) ‘Sumber:http://c.suite101.comffiles /styles/article-full/public/ooo/ 225/000225216.com. A. Struktur dan Fungsi Otak ebelum membahas tentang kekuatan berpikir, sebaiknya lebih ‘dahulu kita mengenal struktur dan fungsi otak manusia sebagai pusat berpikir. Otak mengatur semua fungsi tubuh, termasuk mengendalikan perilaku yang paling primitif seperti makan, tidur, mengatur pernapasan dan denyut jantung, mengatur keseimbangan dan suhu tubuh, proses pencernaan, serta kegiatan yang paling canggih dalam menciptakan peradaban manusia melalui kemampuan berpikir. Seberapa baik kita mengenal otak kita, akan memengaruhi seberapa jauh kita mampu memanfaatkan dan mengembangkannya untuk berpikir. Semakin banyak berpikir maka semakin banyak jaringan saraf yang terbentuk sehingga otak semakin cerdas. Berat otak orang dewasa hanya berkisar antara 1.300-1.500 gram (+ 2% berat badan), tetapi memiliki + 100 miliar sel saraf dan 1 triliun sel penyokong saraf (neuroglia). Terdapat dua sel penting di dalam otak, yaitu neuron dan sel glia yang menjadi penyusun kulit otak. Neuron bertanggung jawab mengolah dan menyimpan informasi serta bekerja secara terpadu SEBERAPA BAIK KITA MENGENAL OTAK KITA, AKAN MEMENGARUHI SEBERAPA JAUH KITA MAMPU MEMANFAATKAN DAN MENGEMBANGKANNYA. dengan seluruh bagian otak. Sel glia bertanggung jawab memberi makan neuron dan berfungsi untuk merekatkan neuron supaya menjadi kukuh dan kuat sehingga tidak mudah lepas. Selain itu, sel glia juga berfungsi memproduksi myelin (pembungkus axon). Jumlah sel glia 5-10 kali jumlah neuron, dan meliputi kira-kira setengah volume otak. Neuron memiliki ukuran bervariasi antara 1-120 mikron (satu mikron = 1/63.500 sentimeter) yang membentuk sistem saraf. Jalinan sel saraf mirip seperti pohon, yaitu bercabang- cabang dan beranting. Batang pohon disebut nucleus, cabang dan ranting disebut dendrite. Pesan-pesan antarsel disalurkan melalui sebuah tabung yang disebut axon, kemudian dikirim ke sel saraf lain melalui synapse. Sel-sel saraf sesungguhnya tidak berhubungan secara langsung karena antara ujung-ujung saraf terdapat celah yang sempit. Ketika pesan elektromagnetik-biokimia berjalan melalui axon, pesan tersebut dilepaskan melalui tombol synapse yang menuju ke dendrite. Jadi, axon hanya berkoneksi dengan dendrite, dan dendrite tidak berkoneksi dengan sesamanya. Untuk dapat berkoneksi dengan ribuan sel lainnya, axon terus-menerus membelah dirinya dan membuat percabangan keluar. Neuron berfungsi untuk mengirimkan informasi yang mengalir hanya dalam satu arah. Kontak antarsel saraf dapat terjadi melalui pelepasan zat kimia yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter yang berada di sinaps meneruskan pesan-pesan dari tiga tempat, yaitu lingkungan luar, tubuh, dan otak. Ketika sebuah informasi masuk maka terjadilah hubungan antarsel saraf. Hubungan itu didukung oleh komponen yang bernama myelin, yang membentuk selubung axon agar jalinannya menjadi kuat dan dapat bertahan lama. Jika semakin sering informasi yang sama diulangi maka semakin tebal selubung myelin saraf (myelinization) dan semakin kuat daya ingat terhadap informasi itu (lihat Gambar 1). Prinsip dalam pembentukan myelin memberi pemahaman kepada kita tentang perilaku pembelajaran untuk membentuk kebiasaan positif menuju sukses. Gambar 1. Neuron Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ag/complete- neuron-cell diagram -en.svg/48apx- JIKA SEMAKIN SERING MENGULANG INFORMASI YANG SAMA MAKA SEMAKIN TEBAL MYELIN SARAF DAN SEMAKIN KUAT DAYA INGAT TERHADAP INFORMASI ITU. Paul D. MacLean (1913-2007), mantan Direktur Laboratorium Otak dan Perilaku pada Institut Kesehatan Mental Amerika Serikat, membagi otak manusia dalam tiga bagian yang disebut “3 in 1” (three in one) seperti berikut ini. 1. Otak reptilian, disebut juga batang otak atau otak primitif. Otak ini terletak di bagian bawah otak manusia, merupakan perluasan dari sumsum tulang belakang. Karena mirip dan mempunyai fungsi yang sama dengan otak reptil berdarah dingin seperti buaya, kadal, dan burung maka otak ini dinamakan otak reptilian. Otak reptilian mengontrol sebagian besar fungsi motorik-sensorik. Perilaku manusia yang, dihasilkan oleh kerja otak reptil ini berkaitan dengan insting untuk mempertahankan hidup dan dorongan untuk 2 3. berkembang biak serta menyampaikan informasi dari cerebellum ke cortex. Ketika manusia merasa berada dalam ancaman, otak reptil mengambil sikap siaga danmemunculkan mekanisme yang spontan “melawan atau lari”. Otak mamalia (mesencephalon atau sistem limbik atau ada juga yang menyebutnya sebagai otak tengah), disebut otak tengah karena terletak di bagian tengah otak manusia—di antara batang otak dan cortex. Karena mirip otak mamalia berdarah panas maka otak ini dinamakan otak mamalia. Otak mamalia memiliki fungsi yang berkaitan dengan kecerdasan kognitif dan emosional seperti menyimpan perasaan menyenangkan maupun tidak menyenangkan, menyimpan memori, serta mendukung kemampuan belajar. Selain mengendalikan segala macam emosi, otak mamalia juga dapat mengendalikan bioritme tubuh, rasa lapar dan haus, pola tidur, tekanan darah, denyut jantung, dan fungsi-fungsi tubuh. Itulah sebabnya, ketidakstabilan emosi seperti ketika seseorang mengalami stres akan dapat memengaruhi kesehatan tubuhnya secara langsung. Neocortex (cerebral cortex atau otak besar atau telencephalon atau cerebrum), terletak di bagian paling luar dari otak dan berbentuk lipatan-lipatan. Semakin cerdas seseorang maka semakin banyak lipatan pada neocortex. Menurut hasil penelitian para ahli, neocortex ini adalah bagian otak yang mengalami evolusi paling akhir dan merupakan pusat pengembangan akal. Neocortex mulai aktif setelah anak berumur 3 tahun (lihat bagian-bagian otak pada Gambar 2). KEBANYAKAN MANUSIA BIASA LEBIH BANYAK MENGGUNAKAN OTAK REPTILIA DAN OTAK MAMALIA SECARA INSTINGTIF, TETAP! BELUM MEMAKSIMALKAN PENGGUNAAN NEOCORTEX. it Medulta obtongata ‘Sumsum twiang belakang Gambar 2. Bagian-Bagian Otak ‘Sumber: http//adriautami files.wordpress.com. Selain struktur otak three in one, ada pula otak kecil atau cerebellum yang juga disebut otak belakang karena terletak di bagian belakang batang otak. Fungsinya mengendalikan posisi tubuh, sikap tubuh, dan keseimbangan tubuh. Dari hasi-hasil penelitian para ahli kedokteran saraf ditemukan bahwa justru otak kecil memiliki peranan penting dalam bidang kecerdasan. Seorang neurolog, Arman Yurisaldi (2010), mengatakan bahwa otak kecil berperan dalam keterampilan kinestetik seperti belajar mengendarai mobil, berlatih bela diri, dan mempelajari keterampilan tangan lainnya. Selain itu, otak kecil juga berperan dalam kemampuan melakukan prediksi. Penemuan terbaru menunjukkan bahwa otak kecil berperan dalam ketepatan mengambil keputusan dan konsistensi terhadap suatu keputusan yang telah diambil. Menurut seorang spesialis saraf dari Amerika, SEMAKIN CERDAS SESEORANG MAKA SEMAKIN BANYAK LIPATAN PADA NEOCORTEX-NYA. David Schmahman, (Yurisaldi, 2010) bahwa kerusakan pada otak kecil akan berakibat terjadi dysmetria of thought atau sikap yang tidak konsisten. Kebanyakan manusia biasa lebih banyak menggunakan kualitas otak pertama (otak reptilian) dan otak kedua (otak mamalia) secara instingtif, tetapi belum memaksimalkan otak ketiga (neocortex) yang justru dapat menjadikan manusia memiliki kemampuan luar biasa. Neocortex. adalah tempat bersemayamnya kecerdasan intelektual yang lebih tinggi. Neocortex dibagi menjadi empat lobus (lihat lobus-lobus otak pada Gambar 3). Berikut ini keempat lobus tersebut. 1. Lobus frontalis, terletak di bagian depan serta bertugas memicu gerakan, menghasilkan bicara dan bertanggung jawab dalam tindakan perencanaan, kreativitas, memberi penilaian, penyelesaian masalah, dan aspek kepribadian. 2. Lobus parietalis, terletak di bagian atas otak yang disebut somatosensory cortex serta bertugas memproses sesuatu yang berhubungan dengan sensor yang lebih tinggi seperti suhu, rabaan, tekanan, fungsi-fungsi kognitif, memori nonverbal, dan bahasa. 3. Lobus occipitalis, terletak di bagian belakang otak serta bertanggung jawab terutama dalam menerjemahkan informasi visual dari sinyal saraf sensorik yang dikirim oleh mata pada proses penglihatan. 4, Lobus temporalis, terletak di bagian kiri dan kanan di sekitar atas telinga serta bertanggung jawab terutama terhadap pendengaran, memori, pemaknaan, dan bahasa. OTAK KECIL BERPERAN DALAM PENGAMBILAN, KEPUTUSAN DAN KONSISTENSI TERHADAP KEPUTUSAN YANG TELAH DIAMBIL. 13 Lobus Parietalis Lobus Frontalis Lobus Temporalis Lobus Occipitalis Gambar 3. Lobus-Lobus Otak Sumber: Wara Kushartanti (2004). Neocortex menjadi keistimewaan otak manusia karena neocortex inilah pusat sumber berpikir. Selain pembagian ber- dasarkan lobus-lobus otak, neocortex juga dibagi dalam dua belahan, yaitu: 1) belahan otak kiri, dan 2) belahan otak kanan. Kedua belahan otak dihubungkan oleh corpus callosum, serta tiap belahan memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Menurut Ned Herrmann (Pasiak, 2009) otak dibagi ke dalam empat kuadran, yaitu: 1) otak bagian kiri atas yang bersifat logical, quantitative, critical, analytic, dan factual; 2) otak bagian kiri bawah bersifat sequential, control, conserontive, structural, dan detail; 3) otak bagian kanan atas bersifat conceptual, synthesizing, metaphoric, visual, dan integrative; dan 4) otak bagian kanan bawah bersifat emotional, sensory, humanistic, musical, dan expressive (\ihat Gambar 4). NEOCORTEX MENJADI KEISTIMEWAAN OTAK MANUSIA KARENA NEOCORTEX MERUPAKAN PUSAT SUMBER BERPIKIR. eT erlt Conceptual Quantitative - PSU etr4lile} enter goa eerste POE ts | Niet Factual Integrative h => Sequential WD) Emotional Control \ ; Sensory Conservai ss Humanistic Pte Ley Dery bye eso Gambar 4. Fungsi Dua Belahan Otak ‘Sumber: Dimodifikasi dari Wara Kushartanti (2004), Taufik Pasiak (2003), Ned Herrmann (1994). Otak belahan kiri disebut juga otak rasional dan otak belahan kanan disebut otak emosional. Proses berpikir otak kiri disebut rasional karena menggunakan rasio sebagai dasar berpikir. Informasi yang masuk melalui indra diolah di dalam otak serta dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya yang tersimpan sebagai memori di dalam pikiran bawah sadar. Pengolahan informasi yang dilakukan otak dapat menghasilkan gagasan baru atau ide. OTAK BELAHAN KIRI DISEBUT JUGA OTAK RASIONAL DAN OTAK BELAHAN KANAN DISEBUT OTAK EMOSIONAL. Proses berpikir otak kanan disebut emosional karena berpikir secara intuitif dan acak, imajinatif, bersifat nonverbal seperti perasaan, musik, gambar, kesadaran ruang, serta kreativitas. Daya ingat otak kanan_bersifat panjang (longterm memory). Pada usia anak-anak yang lebih banyak bekerja adalah otak kanan. Ketika masa pertumbuhan, anak mulai memperlihatkan kemampuan kognitif pada otak belahan kanan, kemudian berkembang ke belahan kiri. 15 Kita hanya menggunakan 10% kapasitas otak ; yang ada. Bayangkan apa yang dapat dicapai jika kita menggunakan 90% sisanya. ~Ellen DeGeneres (Zaenuddin, 2009) Ellen DeGeneres (1958-sekarang) Sumber:http:/Awww3,images.cooLspoters.com/photos/235622/ ellendegeneres.profile.jpg. B. Potensi Kekuatan Otak Sem kekuatan terbesar manusia berasal dari dalam jiwanya yang diproses oleh otak dan akal dalam bentuk kemampuan berpikir. Otak merupakan suatu sistem transfer informasi yang tercanggih di dunia. Otak mengirimkan sengatan-sengatan listrik melalui ribuan sel-sel saraf yang sedemikian kecil dengan kece- patan sangat tinggi mencapai ratusan kilometer per detik. Kita menyerap informasi tentang suatu peristiwa melalui indra kita. Informasi yang masuk ke dalam otak berupa suara, penglihatan, rasa, rabaan, dan bebauan, kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk sinyal-sinyal listrik. Selanjutnya, disebarkan ke bagian wilayah yang terpisah-pisah di dalam otak untuk disimpan. Sinyal bebauan memiliki kekuatan yang tidak biasa dan berbeda dengan sinyal lainnya. Setelah di-relay di thalamus, sinyal tersebut tidak dilewatkan ke neocortex, tetapi langsung ke bagian yang mempros- es emosi bernama amygdala, Betapa dekat hubungan kita dengan otak kita sendiri yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita setiap saat, namun sebagian besar dari kita tidak memahami bagaimana cara otak kita bekerja. Kekuatan otak untuk berpikir jauh lebih canggih dari superkomputer mana pun buatan manusia. Dibandingkan dengan kekuatan badan (otot), otak memiliki kekuatan yang jauh lebih menakjubkan. Otak kita sangat hebat dalam mengamati pola- pola serta mengabstraksikan makna suatu peristiwa ketimbang merekam dan menghafalkan secara detail. Namun, menurut hasil penelitian para ahli, rata-rata orang normal baru menggunakan 4-5% kapasitas otaknya dan orang genius baru menggunakan 5-6% (MacGregor, 2000). Mochammad Nuh (Widiatmoko, 2008) mengatakan bahwa Einstein, ilmuwan pada penghujung abad ke-20, hanya memanfaatkan kurang dari 10% potensi otaknya. Sama dengan hasil penelitian Dr. William James (Darmawangsa dan Munadhi, 2008) mengatakan bahwa manusia yang paling efektif pun baru menggunakan kurang dari 10% potensi otaknya. Lebih dari 90% potensi otak manusia belum dimanfaatkan, yang sering disebut dengan raksasa tidur (a sleeping giant). Dengan memahami potensi kekuatan otak serta memahami secara global struktur, fungsi, dan cara kerja otak akan memudahkan bagi umat manusia untuk memanfaatkan lebih besar lagi potensinya yang ada. Penemuan-penemuan baru yang spektakuler dan bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia dapat dihasilkan melalui proses berpikir untuk mengembangkan dan menciptakan mindset atau pola pikir dengan metode berpikir yang lebih efisien dan efektif, Otak manusia berkembang dalam tingkat yang berbeda-beda dan di wilayah yang berbeda pula. Tidak ada dua otak manusia yang persis sama, sekalipun mereka lahir dari kembar yang serupa. Segala sesuatu yang kita pelajari dan pengalaman yang kita dapat akan mengubah bentuk fisik otak kita, yang berarti juga mengubah susunannya. Setiap orang bebas memilih secara independen cara berpikir dan bertindak yang sesuai dengan keinginannya untuk mencapai tujuan hidupnya. Manusia memiliki kemungkinan dapat menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada serta mencapai sesuatu yang dianggap tidak mungkin menjadi sesuatu yang sangat mungkin melalui proses kerja sama serta sinergi antara otak dan akal. DARI HASIL PENELITIAN PARA AHLI, RATA-RATA ORANG NORMAL BARU MENGGUNAKAN 4-5 % KAPASITAS OTAKNYA DAN ORANG GENIUS BARU MENGGUNAKAN 5-6%. 17 Evolusi peradaban umat manusia terjadi melalui kekuatan dan kecerdasan otak. Dimulai dari zaman primitif, zaman agraria, zaman industri, sampai pada zaman teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini. Menurut para ahli futurologi, peradaban kita sedang menuju ke zaman kebijaksanaan. Pink Daniel H. dalam bukunya yang berjudul Misteri Otak Kanan Manusia (2008), menyatakan bahwa dari era informasi dan komunikasi kita sedang menuju ke era konseptual yang ditandai oleh masyarakat pencipta dan pesimpati. DENGAN MEMAHAM!I POTENSI OTAK, TERSEDIA PELUANG BESAR UNTUK MEMANFAATKAN POTENSI ITU SECARA LEBIH OPTIMAL DENGAN MENGEMBANGKAN POLA PIKIR DAN METODE BERPIKIR YANG LEBIH EFISIEN DAN EFEKTIF. Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk menggunakan salah satu belahan otaknya yang lebih dominan dalam menyelesaikan masalah hidup dan pekerjaan. Setiap belahan otak saling mendominasi dalam aktivitas, tetapi keduanya terlibat dalam hampir semua proses pemikiran. ~Andhyka P. Sedyawan (2011) Kita hidup di dunia yang didominasi oleh otak kiri, yaitu ketika kata-kata dan logika berkuasa. Kita melupakan aspek kreatf, intuitif, serta perasaan kita. ~Stephen R. Covey (Pasiak, 2003) Stephen R. Covey (1932-sekarang) Sumber:http:/mww.deadcelebrityhaiku.com/wpcontent/ploads/1012/07/ stephen covey-2008-4203.ipg

Anda mungkin juga menyukai