Anda di halaman 1dari 16

Reka Loka PWK - Itenas | No... | Vol...

Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Mei 2016]

KERUGIAN AKIBAT ADANYA PARKIR ILEGAL DAN


PARKIR INFORMAL DI ALUN-ALUN KOTA BANDUNG
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
Ratna Agustina, S.T., M.T.1, Cindy Annisa Pramesty2
1. Dosen Perencana Wilayah dan Kota
2. Mahasiswa Perencana Wilayah dan Kota
Email: ratna.agustina@gmail.com

ABSTRAK

Kegiatan revitalisasi di Kota Bandung menyebabkan banyak perubahan menjadi


lebih baik untuk Kota Bandung. Perubahan wajah Kota Bandung menjadi daya
tarik baru bagi penduduk Kota Bandung maupun penduduk dari luar Kota
Bandung. Salah satu lokasi yang menjadi destinasi wisata favorit penduduk Kota
Bandung maupun penduduk dari luar Kota Bandung adalah Alun-Alun Kota
Bandung. Peningkatan kegiatan yang terjadi di Alun-Alun Kota Bandung
menyebabkan adanya peningkatan pergerakan tranportasi. Sehingga kebutuhan
lahan parkir pun meningkat. Kondisi ini tidak diimbangi dengan kesadaran
masyarakat untuk memarkirkan kendaraannya di lokasi parkir legal yang sudah
tersedia. Hal ini menyebabkan menjamurnya lokasi parkir ilegal dan parkir
informal di Alun-Alun Kota Bandung dan lokasi parkir legal menjadi tidak efektif.
Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat okupansi parkir legal yang ada di Alun-
Alun hanya 25,00-88,88% pada weekday dan 20,00-100,00% pada weekend.
Artinya lokasi parkir legal masih bisa menampung kendaraan parkir. Berdasarkan
hasil penelitian, jika parkir ilegal yang ada di Alun-Alun Kota Bandung
diefektifkan dan parkir informal dikelola, maka dalam satu tahun pajak parkir
yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 343.194.750,- atau sebesar 1,1439% dari
target pendapatan Pajak Parkir Kota Bandung pada tahun 2015 atau sebesar
0,0063% dari target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2015.
Kata kunci: Parkir Ilegal, Parkir Informal, Pendapatan Asli Daerah
(PAD)

ABSTRACT

Revitalization activities in Bandung have caused alot of better transformation.


The transformation in Bandung has become the main attraction for Bandung
citizen and the other citizen from outside Bandung. One of the location that
become favorite destination for Bandung citizen and citizen from outside
Bandung is Alun-Alun Bandung. An increase activity that happen in Alun-Alun
Bandung induces an increase in transportation activity. So the demand for
parking lot was increase. This condition is not along with public awareness to

Reka Loka 1
Penulis Pertama dan Penulis Kedua

park their vehicles at legal parking lot. This cause so many illegal and informal
parking lot location at Alun-Alun Bandung and legal parking become not
effective. Based on obtained data, occupancy level of legal parking lot in Alun-
Alun Bandung is just 25,00%-88,88% on weekday and 20,00%-100,00 on
weekend. It means legal parking lot still can accommodate the parking vehicles.
Based on this research, if ilegal parking lot was effectived and informal parking
lot was managed, then in a year parking tax would be gained Rp 343.194.750,-
or equivalent to 1,1439% from income target of parking tax of Bandung 2015 or
0,0063% from District Own Source Revenue target of Bandung 2015.
Keywords: Illegal Parking, Informal Parking, District Own Source
Revenue

Reka Loka 2
Kerugian Akibat Adanya Parkir Ilegal dan Parkir Informal di Alun-Alun Kota Bandung
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kota Bandung tempo dulu (baheula) dikenal dengan kota tempat berlibur
(pelesiran) yang hidup, ramai dan tak pernah tidur (Suryamiharja, 1986). Sampai
saat ini, kalimat tersebut masih berlaku di Kota Bandung. Selain sebagai kota
pemerintahan, Kota Bandung terkenal sebagai kota yang kaya akan potensi
kuliner dan fashion. Perkembangan kuliner dan fashion di Kota Bandung dapat
dikatakan cepat, sehingga Kota Bandung masih dijadikan destinasi untuk berlibur
oleh penduduk di luar Kota Bandung.
Saat ini, destinasi untuk berlibur di Kota Bandung tidak hanya soal kuliner dan
fashion saja. Adanya program revitalisasi oleh Pemerintah Kota Bandung pada
berbagai aspek membuat destinasi di Kota Bandung bertambah. Salah satunya
adalah Alun-alun Kota Bandung. Beberapa bulan sebelum dilaksanakannya
Konferensi Asia Afrika (KAA) pada Bulan April 2015 di Kota Bandung, revitalisasi
di Alun-alun Bandung dilakukan untuk menyambut tamu KAA. Sampai saat ini,
Alun-alun Bandung menjadi destinasi baru sebagai tujuan wisata. Hal ini
menyebabkan adanya perkembangan kegiatan di Alun-alun Kota Bandung. Salah
satunya adalah perkembangan pada bidang transportasi. Semakin banyak
pengunjung, maka semakin banyak pula kendaraan yang menuju Alun-alun Kota
Bandung. Kita tahu bahwa kendaraan tidak mungkin bergerak terus menerus.
Pada suatu saat ia harus berhenti untuk sementara atau berhenti cukup lama
yang disebut parkir (Warpani, 1990). Kondisi ini akan berpengaruh juga pada
kebutuhan lahan parkir yang meningkat. Kebutuhan lahan parkir yang meningkat
tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat untuk parkir pada tempat yang
sudah disediakan. Perilaku masyarakat Kota Bandung khususnya, lebih memilih
untuk parkir di tempat yang dekat dengan tempat tujuan dibandingkan di tempat
parkir yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Kota Bandung atau dengan kata
lain tempat parkir legal. Perilaku masyarakat Kota Bandung ini menyebabkan
banyak bermunculan parkir ilegal maupun parkir informal yang menggunakan
tepi jalan yang dilarang untuk menjadi lokasi parkir maupun menggunakan lahan
kosong yang sebelumnya tidak ditentukan oleh Pemerintah Kota Bandung untuk
dijadikan lokasi parkir. Hal ini menyebabkan tempat parkir legal menjadi kurang
optimal.
Parkir ilegal maupun parkir informal umumnya dikelola oleh pihak yang tidak
memiliki Izin Pengelolaan Tempat Parkir (IPTP). Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, objek retribusi
parkir yang menjadi bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh
Pemerintah Daerah atau di dalam penelitian ini disebut dengan parkir legal.
Sedangkan penghasilan dari pelayanan parkir di lahan yang tidak ditentukan oleh
Pemerintah Daerah atau parkir illegal dan parkir informal, tidak masuk pada PAD.
Artinya, parkir ilegal dan parkir informal yang bermunculan di Alun-alun Kota
Bandung tidak berkontribusi terhadap PAD Kota Bandung. Hal ini menyebabkan
kerugian bagi pemerintah karena tidak optimalnya PAD.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar
kerugian materi yang diakibatkan oleh adanya parkir ilegal yang berada di tepi
jalan maupun yang diakibatkan oleh parkir informal yang berada di lahan kosong
serta pengaruhnya terhadap PAD Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan
sasaran sebagai berikut:
Reka Loka 3
Cindy Annisa Pramesty

Teridentifikasinya parkir ilegal dan parkir informal yang tersedia di Alun-


alun Kota Bandung,
Teridentifikasinya karakteristik parkir untuk parkir ilegal dan parkir
informal di Alun-alun Kota Bandung,
Teridentifikasinya pendapatan parkir ilegal dan parkir informal di Alun-
alun Kota Bandung,
Teridentifikasinya kerugian PAD akibat adanya parkir ilegal dan parki
informal di Alun-Alun Kota Bandung.

1.2 Metodologi penelitian


Penelitian yang berjudul Kerugian Akibat adanya Parkir Ilegal dan Parkir Informal
di Alun-Alun Kota Bandung terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan
penelitian dengan paradigma kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur tertentu (Indriantoro dan Supomo,
2002).
Adapun untuk metode pengumpulan data menggunakan metode pengumpulan
data campuran, yaitu menggunakan metode pengumpulan data primer dan
sekunder.
Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan untuk mengamati secara
langsung mengenai permasalahan-permasalahan yang ada di wilayah
penelitian. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini, dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara.
Observasi langsung ini dilakukan untuk mendapatkan data atau
informasi mengenai marka dan rambu parkir, jumlah kendaraan yang
masuk ke area parkir, jumlah kendaraan yang keluar dari area parkir,
jumlah kendaraan yang sudah ada dari sebelum waktu survei, waktu
saat kendaraan masuk dan keluar (jam), jumlah petak parkir yang
tersedia dan tarif parkir yang berlaku. Observasi lapangan ini
dilakukan pada satu hari kerja (weekdays) dan satu hari akhir pekan
(weekend). Observasi dilakukan sebanyak empat sesi dalam satu
harinya agar dapat mengetahui gambaran mengenai karakteristik
parkir dari awal kegiatan yang ada di lokasi tersebut hingga kegiatan
di kawasan tersebut berakhir. Sedangkan wawancara dilakukan untuk
mengetahui tarif parkir yang berlaku di lokasi parkir ilegal maupun
informal, pedapatan dalam satu hari serta tingkat okupansi parkir
untuk lokasi parkir legal.
Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan Data Sekunder dilakukan dengan studi pustaka dan
survey instansi. Studi pustaka ini dilakukan untuk mendapatkan
segala teori maupun konsep mengenai perparkiran dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) yang dapat mendukung penelitian ini. Sedangkan
survey instansi dilakukan untuk mengetahui peraturan-peraturan
terkait retribusi parkir dan pajak parkir di Kota Bandung. Selain itu,
survei instansi juga dilakukan untuk mengetahui target dan realisasi
dari retribusi parkir dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapat
dari Unit Pelayanan Daerah (UPTD) Parkir Kota Bandung dan Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Bandung.

Reka Loka 4
Kerugian Akibat Adanya Parkir Ilegal dan Parkir Informal di Alun-Alun Kota Bandung
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Sedangkan untuk metode analisis, penelitian ini melakukan beberapa analisis,


antara lain:
Analisis Karakteristik Parkir
Analisis Volume Parkir Analisis Rata-Rata Analisis Tingkat
Analisis ini dilakukan Durasi Parkir Pergantian Parkir
untuk mengetahui jumlah Persamaan untuk rata- Pergantian parkir atau
kendaraan yang telah rata durasi parkir adalah turnover parking adalah
menggunakan ruang sebagai berikut: tingkat penggunaan
parkir pada suatu lahan n ruang parkir yang
parkir tertentu dalam di diperoleh dengan
satuan waktu tertentu. D= i=n membagi volume parkir
Adapun rumus dalam n dengan jumlah ruang-
menghitung volume Keterangan: ruang parkir untuk satu
parkir adalah sebagai D = rata-rata durasi periode tertentu.
berikut: parkir kendaraan Besarnya turnover
V =Nin+ X di = durasi parking ini diperoleh
Keterangan: kendaraan ke-i (i dari dengan persamaan:
V = Volume parkir kendaraan ke-i hingga ke- Volume Parkir
Nin = Jumlah kendaraan n) TPP=
yang masuk Ruang Parkir Tersedia
X = Jumlah kendaraan
yang sudah ada sebelum
survei

Analisis Perhitungan Kerugian Pendapatan


a) Analisis Kerugian Parkir Ilegal
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kerugian pendapatan yang
dialami oleh pemerintah karena adanya lokasi parkir ilegal.
Perhitungan ini membutuhkan jumlah kendaraan yang parkir di
lokasi parkir ilegal tetapi sebetulnya masih dapat tertampung di
lokasi parkir legal. Jumlah kendaraan ini dilihat dari tingkat
okupansi di lokasi parkir legal dan dibandingkan dengan jumlah
kendaraan yang parkir di lokasi parkir ilegal. Jumlah kendaraan
yang parkir di lokasi parkir ilegal yang sebetulnya dapat
tertampung di lokasi parkir legal dikalikan dengan tarif parkir yang
berlaku di Kota Bandung.
b) Analisis Kerugian Parkir Informal
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kerugian pendapatan yang
seharusnya dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Analisis ini memerlukan data mengenai jumlah kendaraan yang
parkir di lokasi informal dikalikan dengan tarif parkir yang berlaku
di Kota Bandung.
Analisis Perhitungan Kerugian Pajak Parkir
Analisis perhitungan kerugian pajak parkir dilakukan untuk mengetahui
besar pajak parkir yang seharusnya dapat berkontribusi kepada
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Perhitungan ini didapatkan
dari jumlah kerugian keseluruhan dikalikan dengan tarif pajak parkir yang
berlaku di Kota Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung
Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, tarif Pajak Parkir di Kota
Bandung adalah sebesar 25% dari jumlah pendapatan.
Analisis Pengaruh Kerugian terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Reka Loka 5
Cindy Annisa Pramesty

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh kerugian pajak


parkir akibat adanya parkir ilegal dan parkir informal di Alun-Alun Kota
Bandung terhadap target Pajak Parkir maupun target Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2015. Analisis ini membutuhkan
besaran kerugian pajak parkir dan data mengenai besaran target Pajak
Parkir Kota Bandung maupun target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Bandung tahun 2015.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Parkir


Kendaraan yang bergerak tidak akan selalu bergerak, suatu saat akan berhenti
untuk sementara ataupun berhenti lama. Kondisi tersebut seringkali disebut
dengan parkir. Terdapat banyak pengertian parkir dari beberapa ahli. Namun, jika
disimpulkan pengertian parkir adalah suatu keadaan tidak bergerak dari
kendaraan yang terjadi setelah melakukan perjalanan dan dapat merupakan awal
dari perjalanan dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan parkir ilegal adalah parkir yang
berada pada lokasi dilarang untuk kegiatan parkir. Tanda lokasi yang dilarang
untuk kegiatan parkir adalah terdapat rambu huruf Pyang dicoret atau rambu
dilarang parkir. Umumnya berada di tepi jalan yang jika terdapat kegiatan parkir
akan mengganggu keberlangsungan lalulintas. Sedangkan parkir informal
merupakan parkir yang berada pada lokasi yang tidak ditentukan sebagai tempat
parkir namun lokasi tersebut tidak dilarang untuk dijadikan tempat parkir.
Keberadaan parkir ini tidak menimbulkan gangguan terhadap keberlangsungan
lalulintas.

2.2 Retribusi Daerah


Retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena adanya
jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan
(Marihot, 2013). Jasa tersebut dapat dikatakan bersifat langsung, yaitu hanya
penduduk yang menggunakan jasa saja yang harus membayar retribusi.
Sedangkan penduduk yang tidak menggunakan jasa tidak perlu membayar
retribusi ini. Jasa merupakan kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan
pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya, dapat
dinikmati oleh pribadi atau badan.
Adapun perhitungan mengenai retribusi daerah adalah:
RetribusiTerutang=Tarif Retribusi x Tingkat Penggunaan Jasa

Tingkat penggunaan jasa adalah jumlah penggunaan jasa yang dijadikan dasar
alokasi beban biaya yang dipikul pemerintah daerah untuk penyelenggaraan jasa
yang bersangkutan. Sedangkan tarif retribusi adalah nilai rupiah atau persentase
tertentu yang ditetapkan untuk menghitung besarnya retribusi daerah yang
terutang (Marihot, 2013).

2.3 Pajak Parkir


Reka Loka 6
Kerugian Akibat Adanya Parkir Ilegal dan Parkir Informal di Alun-Alun Kota Bandung
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak


Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Parkir adalah pajak atas
penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan
sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan
kendaraan bermotor. Besaran pokok Pajak Parkir yang terutang
dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan
pajak. Secara umum perhitungan Pajak Parkir adalah sesuai dengan
rumus berikut:
Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak
= Tarirf Pajak x Jumlah Pembayaran atau yang
seharusnya dibayar Kepada Penyelenggara Tempat
Parkir.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20 Tahun
2011 tentang Pajak Daerah, tarif Pajak Parkir di Kota Bandung adalah
sebesar 25% dari jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar
kepada penyelenggara tempat parkir.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Kriteria Parkir pada Parkir Ilegal dan Parkir Informal
Analisis kriteria parkir pada parkir ilegal dan parkir informal ini
berdasarkan pada hasil survey primer atau pengamatan pada lokasi-
lokasi parkir ilegal dan parkir informal yang berada di Alun-Alun Kota
Bandung. Berikut ini adalah karakteristik parkir ilegal dan parkir
informal pada saat weekday dan saat weekend.
Tabel 3.1
Karakteristik Parkir Saat Weekday
Volume Parkir Tingkat
Kapasit Rata-Rata
Perganti
Lokasi BU as Durasi
R2 R4 R3 an
S Parkir Parkir
Parkir
20 1 jam 35
Ilegal A 0 0 0 60 3
8 menit
29 1 jam 30
Ilegal B 0 0 0 170 2
6 menit
Informal 97 0 0 0 25 1 jam 38 4
Reka Loka 7
Cindy Annisa Pramesty

Volume Parkir Kapasit Rata-Rata Tingkat


Lokasi BU as Durasi Perganti
R2 R4 R3 Parkir Parkir an
S
Parkir
C menit
Informal 17 1 jam 43
0 0 0 50 4
D 6 menit
10
Ilegal E 9 0 5 - 10 menit -
9
11
Ilegal F 18 0 0 - 10 menit -
1
99 1 jam 7
Total 27 0 5
7 menit
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Tabel 3.2
Karakteristik Parkir Saat Weekend
Tingkat
Kapasit Rata-Rata
Perganti
Volume Parkir as Durasi
Lokasi an
Parkir Parkir
Parkir
R2 R4 R3 BUS
1 jam 13
Ilegal A 370 0 0 0 60 6
menit
1 jam 40
Ilegal B 474 0 0 0 170 3
menit
Informal 1 jam 32
89 0 0 0 25 4
C menit
Informal 1 jam 16
172 0 0 0 50 3
D menit
Ilegal E 121 35 0 4 - 8 menit
Ilegal F 247 52 0 4 - 50 menit
147 1 jam 6
Total 87 0 8
3 menit
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Volume parkir merupakan jumlah dari banyaknya kendaraan


yang masuk pada satuan waktu dengan banyak kendaraan yang suda
ada dari sebelum waktu survey. Berdasarkan hasil survey dan analisis,
volume parkir di lokasi parkir ilegal dan lokasi parkir informal pada saat
weekday adalah sebesar 997 kendaraan roda dua, 27 kendaraan roda
empat dan 5 bus. Lokasi parkir yang memiliki volume paling besar saat
weekday adalah di lokasi parkir ilegal B, hal ini dikarenakan lokasi
parkir ilegal B ini merupakan lokasi parkir yang cukup strategis dan
dimensinya pun luas. Begitupun pada saat weekend, lokasi parkir ilegal
B menjadi lokasi parkir yang volume parkirnya paling tinggi.
Kapasitas parkir dilihat dari jumlah petak parkir yang tersedia
atau jumlah kendaraan parkir maksimal dalam satu waktu. Lokasi
Reka Loka 8
Kerugian Akibat Adanya Parkir Ilegal dan Parkir Informal di Alun-Alun Kota Bandung
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

parkir ilegal B merupakan lokasi paling besar kapasitasnya, yaitu 170


petak parkir untuk kendaraan roda dua. Sedangkan rata-rata durasi
parkir merupakan rata-rata parkir suatu kendaraan pada suatu tempat.
Tingkat pergantian parkir merupakan tingkat penggunaan ruang parkir
yang diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang-
ruang parkir untuk satu periode tertentu.

3.2 Analisis Perhitungan Kerugian Pendapatan


3.2.1 Kerugian Akibat Parkir Ilegal
Sebelum mengetahui kerugian yang diakibatkan oleh parkir
ilegal, perlu diketahui sebelumnya jumlah petak parkir di lokasi parkir
legal yang masih kosong. Jumlah petak parkir di lokasi parkir legal yang
masih kosong dapat dilihat dari tingkat okupansi parkir lokasi parkir
legal.

Tabel 3.3
Kapasitas dan Tingkat Okupansi Parkir di Lokasi Parkir Legal
Kapasitas Tingkat Okupansi (%)
(unit) Weekday Weekend
Lokasi Parkir Legal
Bu
R2 R4 R2 R4 Bus R2 R4 Bus
s
Gedung Parkir Pasar Baru Trade 1.00 80,0 100,0
500 - 70,00 - 90,00 -
Center 0 0 0
Basement Kings Shopping Center 600 - - 25,00 - - 33,33 - -
62,5 100,0 100,0
Basement Grand Yogya Kepatihan 450 400 - 80,88 - -
0 0 0
Lapangan Parkir Belakang 50,0
500 200 - 60,00 - 40,00 20,00 -
Pendopo 0
1.00 50,0 100,0 100,0
Basement Masjid Raya Bandung 200 - 60,00 - -
0 0 0 0
50,0 20,0 100,0 100,0 100,0
Lapangan Parkir Ex-Palaguna 150 100 15 50,00
0 0 0 0 0
Sumber: Hasil Survey, 2015

Adapun jumlah petak parkir yang kosong dalam satu hari


berdasarkan kapasitas dan tingkat okupansi di lokasi parkir legal
dengan tingkat pergantian parkir di lokasi parkir legal. Tingkat
pergantian parkir di lokasi parkir legal berdasarkan pada jam
operasional parkir legal dengan rata-rata durasi parkir kendaraan yang
parkir di lokasi parkir ilegal. Berikut ini adalah jumlah petak parkir
kosong dalam satu hari:

Tabel 3.4
Petak Parkir Kosong di Lokasi Parkir Legal di Alun-Alun Kota Bandung
dalam Satu Hari berdasarkan Tingkat Pergantian Parkir di Lokasi Parkir
Legal
Reka Loka 9
Cindy Annisa Pramesty

Petak Parkir Kosong


Lokasi Parkir Legal Weekday Weekend
Motor Mobil Bus Motor Mobil Bus
Gedung Parkir Pasar Baru Trade
2.100 700 - 800 0 -
Center
Basement Kings Shopping Center 3.150 - - 3.200 - -
Basement Grand Yogya Kepatihan 602 1.050 - 0 0 -
Lapangan Parkir Belakang Pendopo 13.200 600 - 6.900 1.440 -
Basement Masjid Raya Bandung 26.400 6.600 - 0 0 -
Lapangan Parkir Ex-Palaguna 4.950 3.300 12 0 0 0
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Berdasarkan jumlah petak parkir yang kosong di lokasi parkir


legal, dapat diketahui berapa jumlah kendaraan yang parkir di lokasi
parkir ilegal yang sebetulnya dapat tertampung di lokasi parkir legal.
Berikut ini merupakan hasil analisis mengenai jumlah kendaraan yang
parkir di lokasi parkir ilegal yang sebetulnya masih dapat tertampung
di lokasi parkir legal:

Tabel 3.5
Jumlah Kendaraan di Lokasi Parkir Ilegal yang dapat Tertampung
di Lokasi Parkir Legal pada Weekday
Jumlah Petak Parkir
Volume Parkir
Kosong Selama Satu Lokasi Keterangan
Lokasi Parkir (Ilegal)
Hari Parkir
Legal
R Ilegal R
R2 Bus R2 Bus
4 4
Gedung Parkir R2 Tertampung di
Pasar Baru Trade 2.100 700 - A 208 0 0 Gedung Parkir Pasar
Center Baru Trade Center
R2 Tertampung di
Basement Kings
3.150 - - B 296 0 0 Basement Kings
Shopping Center
Shopping Center
Basement Grand
602 1.050 - - - -
Yogya Kepatihan
Lapangan Parkir
13.20
Belakang 600 - - - -
0
Pendopo
R2, R4 dan Bus
Basement Masjid 26.40 Tertampung di
6.600 - E 109 9 5
Raya Bandung 0 Basement Masjid
Raya
R2 dan R4
Lapangan Parkir Tertampung di
4.950 3.300 12 F 111 18 0
Ex-Palaguna Lapangan Parkir Ex-
Palaguna

Reka Loka 10
Kerugian Akibat Adanya Parkir Ilegal dan Parkir Informal di Alun-Alun Kota Bandung
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Jumlah Petak Parkir


Volume Parkir
Kosong Selama Satu Lokasi Keterangan
Lokasi Parkir (Ilegal)
Hari Parkir
Legal
R Ilegal R
R2 Bus R2 Bus
4 4
Jumlah Kendaraan yang dapat Tertampung di
724 27 5
Lokasi Parkir Legal
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Tabel 3.6
Jumlah Kendaraan di Lokasi Parkir Ilegal yang dapat Tertampung
di Lokasi Parkir Legal pada Weekend
Jumlah Petak Parkir
Kosong Selama Lokasi Volume Parkir Keterangan
Lokasi Parkir Legal Satu Hari Parkir
R Ilegal R
R2 Bus R2 Bus
4 4
Gedung Parkir R2 Tertampung di
Pasar Baru Trade 800 0 - A 370 0 - Gedung Parkir Pasar
Center Baru Trade Center
R2 Tertampung di
Basement Kings 3.20
- - B 474 0 - Basement Kings
Shopping Center 0
Shopping Center
Basement Grand
0 0 - - - -
Yogya Kepatihan
Lapangan Parkir 6.90
1.440 - - - -
Belakang Pendopo 0
R2 dan R4 Tertampung
Basement Masjid di Lapangan Parkir
0 0 - E 121 35 4
Raya Bandung Belakang Pendopo
Bus tidak Tertampung
R2 dan R4 Tertampung
Lapangan Parkir di Lapangan Parkir
0 0 0 F 247 52 4
Ex-Palaguna Belakang Pendopo
Bus tidak Tertampung
Jumlah Kendaraan yang dapat Tertampung di
1.212 87 0
Lokasi Parkir Legal
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Berdasarkan analisis di atas, dapat diketahui bahwa total


kendaraan yang parkir di lokasi ilegal pada saat weekday, yang
sebetulnya dapat tertampung di lokasi parkir legal adalah sebanyak
724 kendaraan roda 2, 27 kendaraan roda 4 dan 5 bus. Dengan kata
lain seluruh kendaraan yang parkir di lokasi ilegal pada saat weekday
sebetulnya dapat tertampung di lokasi parkir legal. Sedangkan total
kendaraan yang parkir di lokasi ilegal pada saat weekend, yang
sebetulnya dapat tertampung di lokasi parkir legal adalah sebanyak
1.212 kendaraan roda 2 dan 87 kendaraan roda 4. Seluruh kendaraan
roda 2 dan roda 4 yang parkir di lokasi parkir ilegal dapat tertampung
di lokasi parkir legal, tetapi ada 4 bus yang tidak dapat tertampung di
lokasi parkir legal.
Reka Loka 11
Cindy Annisa Pramesty

Jumlah kendaraan yang tertampung di lokasi parkir legal inilah


yang akan dijadikan perhitungan kerugian yang dialami oleh
Pemerintah Kota Bandung. Berikut ini adalah hasil perhitungan yang
dilakukan dengan asumsi rata-rata durasi parkir kendaraan sama
dengan durasi parkir kendaraan yang disurvey, yaitu lebih dari 1 jam
namum kurang dari 2 jam. Sedangkan tarif yang digunakan adalah tarif
yang sesuai dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1005 Tahun
2014 Tentang Harga Sewa Parkir dan Petunjuk Teknis Pengelolaan
Perparkiran di Gedung dan Pelataran Parkir di Kota Bandung. Kerugian
dihitung dalam satu tahun dihitung sebanyak 261 hari untuk weekday
dan 106 hari untuk weekend.

Tabel 3.7
Perhitungan Kerugian Akibat Adanya Parkir Ilegal
Jumlah Kendaraan
Kerugian/ Kerugian/ Jumlah
yang dapat Tarif
hari tahun Kerugian
Tertampung di Lokasi (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
Parkir Legal
566.892.00
Motor 724 3.000 2.172.000
0
Weekda 42.282.00
Mobil 27 6.000 162.000 635.274.000
y 0
26.100.00
Bus 5 20.000 100.000
0
385.416.00
Motor 1.212 3.000 3.636.000
0
Weeken Mobil 87 6.000 522.000 55.332.000 440.748.000
d
Bus 0 20.000 -
-
1.076.022.0
00

Sumber: Hasil Analisis, 2016


Tabel di atas menunjukkan bahwa besaran kerugian selama
satu tahun akibat adanya parkir ilegal adalah sebesar Rp
1.076.022.000,-.

3.2.2 Kerugian Akibat Parkir Informal


Perhitungan kerugian dari lokasi parkir informal dihitung dari
volume kendaraan yang parkir di lokasi parkir informal C dan D
dikalikan dengan tarif yang sesuai dengan Peraturan Walikota Bandung
Nomor 1005 Tahun 2014 Tentang Harga Sewa Parkir dan Petunjuk
Teknis Pengelolaan Perparkiran di Gedung dan Pelataran Parkir di Kota
Bandung. Untuk penentuan tarif parkir, durasi rata-rata kendaraan

Reka Loka 12
Kerugian Akibat Adanya Parkir Ilegal dan Parkir Informal di Alun-Alun Kota Bandung
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

yang parkir adalah lebih dari 1 jam namun kurang dari 2 jam.
Sedangkan untuk perhitungan kerugian dalam satu tahun, untuk
weekday terdapat 261 hari dan untuk weekend terdapat 106 hari.
Berikut ini adalah hasil perhitungannya.

Tabel 3.8
Perhitungan Kerugian Akibat Adanya Parkir Informal dalam Satu hari
dan Satu Tahun
Kerugian Akibat
Tarif
Volume Parkir parkir Informal (Rp)
(Rp)
1 hari 1 Tahun
Moto
97 3.000 291.000 75.951.000
r
Weekd Mobi
0 6.000 0 0
ay l
20.00
Lokasi Bus 0 0 0
0
Parkir
Moto
Informal C 89 3.000 267.000 28.302.000
r
Weeke Mobi
0 6.000 0 0
nd l
20.00
Bus 0 0 0
0
Moto 137.808.00
176 3.000 528.000
r 0
Weekd Mobi
0 6.000 0 0
ay l
20.00
Lokasi Bus 0 0 0
0
Parkir
Moto
Informal D 172 3.000 516.000 54.696.000
r
Weeke Mobi
0 6.000 0 0
nd l
20.00
Bus 0 0 0
0
1.502.00 296.757.0
Total
0 00
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Tabel di atas menunjukkan bahwa kerugian atau potensi yang
tidak termanfaatkan dari kegiatan parkir infromal di lokasi C dan D,
selama satu tahun adalah sebesar Rp 296.757.000,-.

3.3 Analisis Perhitungan Kerugian Pajak Parkir


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20 Tahun
2011 tentang Pajak Daerah, tarif Pajak Parkir di Kota Bandung adalah
sebesar 25% dari jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar
kepada penyelenggara tempat parkir. Dalam hal ini, pajak parkir yaitu
25% dari jumlah kerugian yang diakibatkan oleh parkir ilegal dan parkir
informal.

Reka Loka 13
Cindy Annisa Pramesty

Tabel 3.9
Perhitungan Kerugian Pajak Parkir
Kerugian Pajak Parkir
Kerugian (Rp)
(Rp)
Parkir Ilegal 1.076.022.000 269.005.500
Parkir Informal 296.757.000 74.189.250
Jumlah 1.372.779.000 343.194.750
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Kerugian pajak parkir yang diakibatkan oleh parkir ilegal dan
parkir informal yang berada di Alun-Alun Kota Bandung adalah Rp
343.194.750,-.

3.4 Analisis Pengaruh Kerugian terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Berikut ini adalah pengaruh kerugian pajak parkir yang
diakibatkan oleh adanya parkir ilegal dan parkir informal di Alun-Alun
Kota Bandung terhadap tagret Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Bandung dan target pendapatan Pajak Parkir Kota Bandung tahun
2015:

Tabel 3.10
Pengaruh Kerugian Pajak Parkir terhadap Target PAD dan Target Pajak
Parkir
Pengaruh
Target (Rp) Kerugian Pendapatan
Tahun Pajak Parkir terhadap (%)
PAD (Rp)
Pajak parkir PAD Pajak
Keseluruhan
2015 5.455.685.471. 30.000.000.
343.194.750 0,0063 1,1439
263 000
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah pengaruh kerugian Pajak Parkir tidak begitu besar jika


dibandingkan dengan target PAD dan target Pajak Parkir, tetapi karena
ini adalah kerugian, jika dibiarkan terus menerus akan menyebabkan
PAD tidak optimal. Besar kerugian pajak parkir yang seharusnya dapat
berkontribusi terhadap PAD sebesar 0,0063% dari target PAD
Keseluruhan tahun 2015. Sedangkan jika dibandingkan dengan target
pajak parkir tahun 2015, jumlah kerugian pajak parkir yang seharusnya
dapat berkontribusi adalah sebesar 1,1439%.

4. KESIMPULAN

Reka Loka 14
Kerugian Akibat Adanya Parkir Ilegal dan Parkir Informal di Alun-Alun Kota Bandung
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Parkir ilegal dan parkir informal yang berada di Alun-Alun Kota


Bandung menyebabkan adanya potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang tidak termanfaatkan. Berdasarkan hasil penelitian, parkir ilegal
dan parkir informal menyebabkan kerugian pajak parkir sebesar
Rp 343.194.750,-. Kerugian tersebut jika dibandingkan dengan target
PAD Kota Bandung, dapat menutupi 0,0063% target PAD. Sedangkan
jika dibandingkan dengan target Pajak Parkir, kerugian tersebut dapat
menutupi 1,1439% target Pajak Parkir. Pengaruh kerugian yang
diakibatkan oleh adanya parkir ilegal dan parkir informal di Alun-Alun
Kota Bandung memang tidak terlalu besar karena jumlah titik parkir
ilegal dan parkir informal yang berada di Alun-Alun Kota Bandung
hanya sebagian kecil dari jumlah seluruh titik parkir ilegal dan parkir
informal yang ada di Kota Bandung.

5. DAFTAR PUSTAKA

Buku

Indriantoro, Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Kunto, Haryoto. 1986 dan 2008. Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung: PT
Granesia.

Munawar, Ahmad. 2004. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Jogjakarta: Beta Offset.

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Santoso, Idwan dkk. 1997. Manajemen Lalu-lintas Perkotaan. Bandung: Badan Penerbit
Institut Teknologi Bandung.

Siahaan, P. Marihot. 2013. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Reka Loka 15
Cindy Annisa Pramesty

Tamin, Ofyar. 2003. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung: Badan


Penerbit Institut Teknologi Bandung.

Tamin, Ofyar. 2008. Perencanaan, Pemodelan dan Rekayasa Transportasi. Bandung:


Badan Penerbit Institut Teknologi Bandung.

Warpani, Suwardjoko. 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: Badan


Penerbit Institut Teknologi Bandung.

Warpani, Suwardjoko. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung:
Badan Penerbit Institut Teknologi Bandung.

Reka Loka 16

Anda mungkin juga menyukai