Anda di halaman 1dari 13

Bab 5.

MANUSIA DAN KEINDAHAN

A. KEINDAHAN

Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan
sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam,
manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Keindahan
adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu
bertambah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan,
waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.

1. APAKAH KEINDAHAN ITU ?

Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu
karya. Dengan kata lain keindahan itu barn dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu
bentuk. Menurut The Liang Gie dalam bukunya Garis besar estetika. Menurut asal katanya,
dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata beutiful dalam bahasa
Perancisbeau, sedang Italia dan spanyol belld berasal dari kata latin bellum. Akar
katanya adalah bonum yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan
menjadi bonellum dan terakhir diperpendek sehingga ditulis bellum. Menurut cakupannya
orang hams membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah
benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan
istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah). Dalam pembatasan
filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja. Disamping itu-terdapat
pula perbedaan menunit luasnya pengertian, yakni:

a) keindahan dalam arti yang luas

b) keindahan dalam arti estetis mumi

c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan

Bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya
symmetria untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan
arsitektur.) dan hamlonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian
keindahan yang seluas-luasnya meliputi

keindahan seni

keindahan alam

keindahan moral

keindahan intelektual

Keindahan dalam arti estetis mumi menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas
lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan
penglihatan, yakni berupa keindahan dan bentuk dan warna. keindahan pada dasamya adalah
sejumlah kwalita, pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering
disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry),
keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Ada pula yang berpendapat, bahwa
keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan
di antara benda itu dengan Si pengamat.

Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara
pencerapan-pencerapan inderawi kits (beaty is unity of formal relations of our sense
perceptions).

Sebagian filsuf lain menghubungan pengertian keindahan dengan ide kesenangan (pleasure),
yang merupakan sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran. Filsuf
abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan adalah
sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.

1. NILAI ESTETIK

Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian
keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral, nilai ekonomik,
nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.

Masalahnya sekarang ialah : apakah nilai estetik itu.? dalam bidang filsafat, istilah nilai
seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti kebethargaan (worth) atau
kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology and related sciences diberikan
perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai berikut :

The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject
which causes it to be on interest to an individual or a group. ( kemampuan yang dipercaya
ada pada sesuatu benda untuk me imuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda
yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).

Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu ha!
lainnya (instrumental/contributory. value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau
membantu.. Nilai instrinsik adalah sifat balk dari benda yang bersangkutan, atau sebagai
suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

Contoh :

(1) puisi bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, bans, sajak, irama, itu disebut nilai
ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda)
puisi itu disebut nilai instrinsik.

(2) Tari, tarian Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala
macam jenis pakaian dan gerak-geriknya.

Tarian itu merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu
ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.

1. c. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI


Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia,
maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu
dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan
keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong utuk merasakan, menikmati
keindahan. Bagi scorang seniman selera seni lebih dominan dibandingkan dengan orang
bukan seniman. Bagi orang bukan seniman mungkin faktor ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia
lebih suka menikmati karya seni daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia hanya
mampu menikmati keindahan tetapi. tidak mampu menciptakan keindahan.

1. APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?

Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa
keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang.
Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan
tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan
hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam
masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba
menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.

1) Tata nilai yang telah usang

Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan,
sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan, misalnya kawin paksa.

2) Kemerosotan Zaman

Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan kemerosotan
moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang
bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.

Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad
para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi
revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.

3) penderitaan manusia

Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah
faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu
ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.

Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai
kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus
dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.

4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta
serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan.
Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tinian terhadap
ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan
seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia
berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan
monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.

d. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK

Dalam buku AN Essay on Man (1954), Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak
bisa pemah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata
penyair romantik John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :

A thing of beuty is a joy forever

its loveliness iscreases; it wil never pass into nothingness

Dia mengatakan, bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama lamanya, kemolekannya
bertambah, dan tidak pemah berlalu ke ketiadaan. Dalam sajak di atas, Keats mengambil
bahannya dari Endymion yang terdapat dalam mitologi Yunani kuno. Endymion dalam
mitologi itu sendiri mempakan penjabaran dari konsep keindahan pada jaman Yunani kuno.
Menurut mitologi Yunani ini, Endymion adalah seorang gembala yang oleh pars dewa diberi
keindahan abadi. Dia selalu muda, selamanya tidur, dan tidak pemah diganggu oleh siapapun.
Menurut Keats, orang yang mempunyai konsep keindahan hanya tertentu jurnlahnya. Mereka
mempunyai negatif capability, yaitu kemampuan untuk selalu dalam keadaan ragu-ragu, tidak
menentu dan misterius tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan tindakannya hanya pikiran
dan hatinya yang selalu diliputi keresahan.

Mengenai keindahan, Coleridge mengutip Shakespeare (1564-1616) dalam karyanya


midsummer; night: Thing base and vile holding no quality/ love can transpose to form and
dignity, yaitu sesuat yang rendah dan tidak menpunyai nilai, dapat berubah dan menjadi
berarti. Inilah yang menggelisahkan Coleridge. Dia menggunakan tembakau sebagai contoh:
karena kekuatan kebiasaanlah, maka tembakau yang sebenamya tidak enak dapat menjadi
nikmat. Perubahan ini dapat mempenganilhi imajinasi: dengan merasakan nikmatnya
tembakau maka dalam angan-angan seseorang, segala sesuatu yang berhubungan dengan
tembakau dapat menjadi indah.

Kegelisahan Coleridge ini tercermin dalam Frost at midnight (1798), sebuah sanjak
mengenai salju tipis yang tunin di tengah malam. Salju inilah yang baginya merupakan hal
sesaat. Jatuhnya salju ini mengingatkan Coleridge pada dusunnya yang penuh sesak orang.
Disini proses imajinasinya mulai tumbuh. Keindahan adalah sublimasi yang terjadi karena
kebebasan menyendiri dan hikmah ketidakberdosaan.

Selanjutnya Keats membedakan antara orang biasa dan seniman, dan antara seniman biasa
dan seniman yang baik yang dapat mencipta sesuatu yang indah menurut dia. Pada sesuatu
kesempatan is melihat lukisan Death on the Pale Horse, karya pelukis West, misalnya, yaitu
mengenai seseorang yang coati di atas kuda yang pucat, dia langsung berpendapat bahwa
West bukanlah seniman yang baik. Menurut Keats, West tidak mempunyai cukup negative
capability.
Pada hakekatnya negative capability adalah suatu proses. Keraguan, ketidaktentuan dan
misteri adalah suatu proses. Proses inilah yang membuat seseorang menjadi kreatif.

Ada persamaan hakiki antara J.Keats dan Coleridge dalarn menanggapi hal-hal sesaat. Bagi
mereka hal-hal sesaat adalah pelatuk yang meledakkan imajinasi dan imajinasi ini langsung
membentuk keindahan.

B. RENUNGAN

Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan
sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk
menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori
metafisik dan teori psikologik.

(a). TEORI PENGUNGKAPAN

Dalil dari teori ini ialah bahwa Art is an expression of human feeling ( seni adalah suatu
pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami
oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.

Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952)
dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris aesthetic as Science of
Expresion and General Linguistic. Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah
Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri
suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian
dengan perantaraan pelbagai gerak, garis, wama, suar dan bentuk yang diungkapkan dalam
kata-kata mernindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.

(b). TEORI METAFISIK

Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari
Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan
(imitation theory).

(c). TEORI PSIKOLOGIS

Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-
konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena
terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-
teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan
mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasaikan psikoanalisa dikemukakan
teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari
seseorang seniman.

Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick
Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni
adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang.
Sebuah teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan
(signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari perasaan
manusia.

C. KESERASIAN

Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan
sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,
ukuran dan seimbang.

Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya bagian
atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cars memadu itu
kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian
ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas / pokok
tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan
(unity).

Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan
hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita
(beauti is unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap
pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.

(a). TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF

The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni
ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.

Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan.
Apakah keindahan menmpakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam
alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut
lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teon subyektif.

Pendukung teon obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung
teon subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.

Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah
sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas
dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri
seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada
pencerapan dari si pengamat itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang
keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang
mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.

(b) TEORI PERIMBANGAN

Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita
bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani
Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17
di Empa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam
arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka.
Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai
bagian-bagian). Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang
cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata
dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.

Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama
22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran
termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.

Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat
suatu keindahan yang berbeda-benda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa
keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya
hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin
disusun teori umum tentang keindahan.

Bab 6. MANUSIA DAN PENDERITAAN

A. PENGERTIAN PENDERITAAN

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra {artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau_ti_n~atau lahir batin.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat,


ada yang berat ada juga yang ringan.

Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan risiko hidup. Tuhan
memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan
penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak
memalingkan dariNya.

Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan
tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan
adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut,
sehingga manusia mengalami penderitaan.

Hal itu misalnya dalam surat Al.lnsyigoq:6 (q) dinyatakan manusia ialah mahluk yang
hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja
keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus
menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak botch
lupa untuk taqwa terhadap Tuhan.

Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan
sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan
dalam hidupnya? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk
mengurangi . atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya
tedetak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang
dihadapinya.

B. SIKSAAN

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga benipa siksaan
jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.

Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat
nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan
harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain,. ayat 40 surat Al Ankabut menyatakan :

masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada
diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang
dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benarnkan
ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh.

Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.

Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan
mans yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi
atau tidak, siapakah dan kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari
kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa
tersiksa dalam hidupnya saat itu.

Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya
walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan
dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya
ditempat yang sepi.

Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan
batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai
phobia. Seperti pada kesepian, ketakutan.dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun
lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab
yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain:

(a) Claustrophobia dan Agoraphobia

Cloustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan
yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.

(b) Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan,
karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi.

(c) kegelapan merupakan suatu .ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap.
Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti.
(d) Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan ke
dalam tubuhnya.

(e) Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa
yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?

Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang betheda-beda dan banyak penderita yang
mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai
dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan
bani, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Tanpa pengobatan anak-
anak yang menderita phobia sekolah dapat berkembang menjadi agoraphobia yang parah bila
mereka sudah biasa. Kesukarannya adalah, bahwa orang tua sulit membedakan antara
kemalasan yang kadang-kadang timbul dan phobia yang sebenarnya.

Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli ahli ilmu jiwa cenderung
berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam,
yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya
ahli ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan
tidak perlu menemukan sebab sebabnya supaya mendapat perawatan dan pengobatan.

C. KEKALUTAN MENTAL

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang
bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.

Gejala-gejala pennulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :

1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.

Tahap-taham gangguan kejiwaan adalah :

1. gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita balk jasmani


maupun rokhaninya
2. usaha mempertahankan diri dengan cars negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
bertahan dirinya salah; pads orang yang tidak menderita ganguan kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau
memecahkan persoalan.
1. kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai
berikut :

1. a. kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang
sempuma; hal-hal tersebut sexing menyebabkan yang bei angkutan merasa rendah diri
yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan
mentalnya.
2. b. terjadinya konflik sosial budaya akibat nonna berbeda antara yang bersangkutan
dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri
lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota,
orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa
jayanya dulu.
1. c. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang
berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah

1. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara balk sebagai usaha agar tetap
survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk
memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam
kehidupan.
2. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa
yang diinginkan. Bentuk f ustasi antara lain :
1. agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak tettendali
dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypenensi (tekanan darah tinggi)
atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan
(infantil), misalnya dengan menjerit jerit,menangis sampai meraung-
raung,memecah barang-barang.
3. fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap),
misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-
benturkan kepala pada benda keras.
4. proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan
dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang
tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
5. identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan
diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya
yang sukses.
6. narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan
merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7. autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang
dapat menjwus ke sifat yang sinting.

Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti:

1. kota-kota besar yang banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat,


sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara
itu sebagian orang tidak mau tahu keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu
terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme sebagai cin masyarakat kota.
2. anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau
diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya,
sehingga pada orang-orang usia tuapun sexing mengalami penderitaan dalam
kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai
dengan norma baru yang tengah bedaku.
3. Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya
kedalam hati atau peraisaannya,tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut,
sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum
wanitalah yang banyak menjadi penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan
kejiwaan.) daripada kaum pria.
4. Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada
kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam
keadaan yang sulit orang yang demikian ini mudah sekali mengalami penderitaan.
5. orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat
ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak
mungkin, mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan masalan spintual yang
justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.

Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat,
sehingga dunia ini benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya.

1. D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN

Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah
bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu
sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan
budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya.

Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga
menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengataasi kesulitan hidup.
Allah telah berfirman dalam surat Arradu ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib
seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya
ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alarn lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhansupaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.

1. E. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN

Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini
telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan
sebagian lainnya membuat manusia menderita.

Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana
alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di
perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di-
Condet, Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.

Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-
peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat
dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia tenitama bagi yang
merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman
melalui karya seni, sehingga pars pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan
sekaligus keindahan karya seni.

Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-
peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat
dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia tenitama bagi yang
merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman
melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan
sekaligus keindahan karya seni.

F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA

Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,


maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :

A) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.

B) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/ azab Tuhan

G. PENGARUH PENDERITAAN

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bemiacam-macam


dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin
bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa sesal dahulu pendapatan, sesal
kernudian tak berguna, nasi sudah menjadi bubur.

Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dart penderitaan, dan penderitaan itu
adalah hanya bagian dari kehidupan.
Apabila sikap negatif dan sikap positif.ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para
pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan
dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai
ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan
harus disingkirkan.

Anda mungkin juga menyukai