Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 2014, hlm. 139-144 Vol. 12, No.

1
ISSN 1693-1831

Pengetahuan Asma: Pengaruh Pemberian Buku Edukasi


Asma Terhadap Peningkatan Pengetahuan Guru-guru
Sekolah Dasar

(Knowledge of Asthma: The Effect of Educational Book About


Asthma for the Improvement of Primary Teachers Knowledge)

KHAIRUNNISA*, HARI RONALDO TANJUNG

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Diterima 15 Juli 2013, Disetujui 1 Oktober 2013

Abstrak: Pengetahuan guru terhadap penyakit asma dan perawatannya adalah sangat penting agar guru-
guru dapat memberikan bantuan yang diperlukan oleh murid-murid di sekolah dasar yang mengalami
serangan asma ketika waktu sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh edukasi berupa
buku untuk meningkatkan pengetahuan guru sekolah dasar terhadap penyakit asma dan perawatannya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan bahan edukasi berupa buku
Asma: Peranan Guru dalam Pengobatan Asma di Sekolah. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap
yakni: (1) menilai tingkat pengetahuan guru sebelum edukasi, (2) pemberian buku edukasi, dan (3)
menilai kembali tingkat pengetahuan guru setelah edukasi. Sebanyak 48 orang guru dari 3 Sekolah
Dasar di Kecamatan Medan Deli terlibat dalam penelitian ini. Secara umum tingkat pengetahuan
mereka terhadap asma sebelum diberikan edukasi adalah cukup rendah. Setelah pemberian edukasi
pengetahuan guru meningkat hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah guru yang menjawab
benar pada setiap pertanyaan yang diberikan. Terjadi peningkatan sebanyak hampir 30% guru
menjawab benar pada pertanyaan mengenai penyebab asma setelah pemberian buklet dan sekitar 20%
untuk pertanyaan mengenai gejala, dan perawatan asma. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bahan
edukasi berupa buku Asma: Peranan Guru dalam Pengobatan Asma di Sekolah mempunyai pengaruh
untuk meningkatkan pengetahuan guru-guru mengenai penyakit asma dan perawatannya.

Kata kunci: asma, buku edukasi asma, guru sekolah dasar.

Abstract: The knowledge of teachers on asthma and its managements are very important, in order
that teachers can provide the assistance required by the students in primary school who suffered an
asthma attack while at school. This study aimed to examine the effect of an educational book to improve
knowledge among primary school teachers on asthma and its management. This study was descriptive
study, using questionnaires and educational book Asthma: The Role of Teachers in the Management
of Asthma in Schools. The research was conducted in 3 phases: (1) asses the knowledge of teachers
on asthma before being given an educational book, (2) administration of an educational book Asthma:
The Role of Teachers in the Management of Asthma in Schools, (3) re-asses the knowledge of teachers
on asthma after administration an educational book. A total of 48 teachers from three primary schools
in the Medan Deli District involved in the study. In general, their knowledge of asthma before being
given education is fairly low. After administering education the teacher knowledge increased, this can
be seen from the increase in the number of teachers who answered correctly on any given question.
An increase of almost 30% of teachers who correctly answer to questions about the causes of asthma
after booklet administration and about 20% for questions about symptoms, and treatment of asthma. It
can be concluded that the educational materials such as educational book has the effect to increase the
knowledge of teachers about asthma and its treatment. It can be seen from the existence of increase in
the number of teachers who answered correct on every the question given. This study concluded that

* Penulis korespondensi, Hp. 081375837690


e-mail: nisa152@yahoo.com

139-144_Khairunnisa_Asma.indd 1 4/29/2014 10:54:56 AM


140 KHAIRUNNISA ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia

the educational book entitle Asthma: The Role of Teachers in the Management of Asthma in Schools
has effective to improve knowledge among primary school teachers on asthma and its managements.

Keywords: asthma, educational book of asthma, primary school teacher.

PENDAHULUAN asma di sekolah, ketidak hadiran orang tua di tempat


kerja karena anak mereka mendapat serangan asma
Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik dan meningkatnya stress dalam lingkungan keluarga.
saluran napas menyebabkan peningkatan hiperesponsif Selain di rumah, anak-anak paling banyak
jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik menghabiskan waktu mereka di sekolah. Pendidikan
berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat jasmani atau olahraga meningkatkan resiko serangan
dan batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala asma dikalangan murid-murid sekolah yang menderita
tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan asma. Serangan asma sering terjadi ketika atau sebaik
nafas yang meluas, bervariasi dan seringkali bersifat selesai melakukan aktivitas olahraga, oleh karena itu
reversibel dengan atau tanpa pengobatan(1). Penyakit adalah penting agar anak-anak yang menghidap asma
asma selalu dikaitkan dengan tingginya morbiditas dan mendapatkan penanganan asma yang tepat ketika
mortalitas, meningkatnya biaya kesehatan, hilangnya mereka mendapatkan serangan asma(5).
produktivitas dan kurangnya partisipasi pasien asma Di Indonesia, sekolah-sekolah tidak menyediakan
dalam kehidupan sosial. Asma juga merupakan perawat atau dokter sekolah yang dapat membantu
peyebab tingginya tingkat ketidak hadiran di sekolah murid-murid yang mendapat masalah kesehatan
dan di tempat kerja. di sekolah. Guru-guru merupakan orang yang
Penyakit asma dapat diderita oleh semua golongan mempunyai tanggungjawab memberi pertolongan
umur, tapi kanak-kanak merupakan golongan yang awal dan membantu menangani murid-murid yang
paling sering diserang oleh penyakit ini. Di Asia mendapat serangan asma di sekolah. Oleh karena
Tenggara, Indonesia dan Vietnam merupakan Negara itu, sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan
yang mempunyai jumlah pasien asma terendah dan guru-guru terutama sekolah dasar penyakit asma dan
Thailand, Filipina dan Singapura merupakan Negara penanganannya di sekolah.
yang mempunyai jumlah pasien asma tertinggi(2). Beberapa penelitian terdahulu menunjukan bahwa
ISAAC Steering Committee melaporkan bahwa peningkatan pengetahuan pasien dan orangtua pasien
prevalensi asma di Asia Tenggara antara 3,6% di terhadap asma memberi peningkatan outcome pada
Indonesia dan 12,2% di Thailand pada anak-anak pasien asma setelah diberikan edukasi. Pemberian
berusia 13-14 tahun. Prevalensi asma lebih tinggi edukasi pada guru-guru juga dapat meningkatkan
terjadi pada anak-anak yang berusia 6-7 tahun, antara pengetahuan mereka terhadap asma dan memberikan
4,1% di Indonesia dan 15,7% di Singapura (2). outcome yang sama (3). Penelitian peningkatan
Banyak faktor yang berperan dalam meningkatkan pengetahuan mengenai asma pada guru-guru
prevalensi asma antara lain: pengobatan yang tidak diharapkan akan dapat meningkatkan kepercayaan
tepat, diagnosis yang tidak tepat, ketidak patuhan diri guru-guru dalam memberikan bantuan awal
penggunaan obat, kurangnya kesadaran pasien, pada murid mereka yang mendapat serangan asma
kegagalan mengenali bahan-bahan pencetus serangan di sekolah. Beberapa penelitian mengenai itu telah
asma, dan lambatnya penanganan medis terhadap pernah dilakukan diluar negeri seperti Malaysia dan
pesakit asma. Banyak penelitian menyatakan Mesir(3-4).
bahwa pendidikan mengenai kesehatan asma sangat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
membantu dalam meningkatkan kesadaran pasien pengaruh pemberian buku edukasi asma dalam
asma terhadap penyakit mereka, sehingga mereka peningkatan pengetahuan guru-guru terhadap penyakit
dapat mengontrol serangan asma dengan baik. asma dan perawatannya
Beberapa bentuk edukasi asma antara lain seminar,
workshop, booklet atau brosur dan multimedia (3-4). BAHAN DAN METODE
Insiden asma dikalangan anak-anak adalah paling
tinggi. Asma juga diketahui mempunyai dampak BAHAN. Boklet yang mengandung materi mengenai
terhadap sekolah, murid, dan keluarga karena asma asma dan perawatannya dengan judul Asma: Peranan
berkaitan erat dengan menurunnya tingkat aktivitas Guru dalam Pengobatan Asma di Sekolah. Subyek
murid, tingginya tingkat ketidak hadiran murid ke penelitian: Guru-guru sekolah dasar dari 3 sekolah di
sekolah, masalah yang terjadi pada murid-murid wilayah Medan Deli, Medan.

139-144_Khairunnisa_Asma.indd 2 4/29/2014 10:54:56 AM


Vol 12, 2014 Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 141

Alat. Kuisioner, komputer, program analisa data HASIL DAN PEMBAHASAN


SPSS v. 17.0.
METODE. Desain Penelitian. Penelitian Demografi data guru yang berpartisipasi dalam
yang dilakukan ini merupakan penelitian deskriptif penelitian ini merupakan bagian penting. Mayoritas
menggunakan kuisioner yang telah divalidasi dan diuji guru yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah
reabilitasnya. Penelitian ini terdiri dari 3 bagian: (1) perempuan (40; 83,3%), sudah menikah (37; 77,1%)
Menilai tingkat pengetahuan guru-guru sekolah dasar dan mempunyai tingkat pendidikan Sarjana (34;
mengenai asma dan perawatannya sebelum diberikan 75,0%). Berdasarkan hasil yang diperoleh tidak jauh
edukasi, (2) Memberikan bahan edukasi boklet yang berbeda dengan beberapa penelitian yang pernah
telah dibuat untuk meningkatkan pengetahuan guru- dilakukan di negara lain seperti Malaysia, Turki
guru sekolah dasar mengenai asma dan perawatannya. dan Mesir, dimana guru yang mengajar di sekolah
Booklet dibagikan kepada guru-guru yang ada di mayoritas perempuan dan telah menikah(3-4,6).
sekolah ketika penelitian ini dilakukan dan meminta Mayoritas guru yang terlibat dalam penelitian ini
mereka untuk membaca boklet tersebut, (3) Menilai mempunyai latar pendidikan sarjana, hal ini tidak jauh
kembali tingkat pengetahuan guru-guru sekolah dasar berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan di
mengenai asma dan perawatannya setelah dilakukan Mesir(3). Hal ini berbeda dengan guru sekolah dasar
edukasi. Penilaian ini dilakukan 1 minggu kemudian. di Malaysia, dimana mayoritas guru yang mengajar
Lokasi dan Sampel Penelitian. Penelitian ini disekolah dasar mempunyai latar pendidikan Diploma
dilakukan pada 3 sekolah dasar di daerah Kecamatan (4)
.
Medan Deli, Kotamadya Medan, dipilihnya daerah Berdasarkan umur dan pengalaman mengajar,
Medan Deli karena merupakan salah satu daerah guru yang yang berpartisipasi dalam penelitian ini
kawasan industri di Kota Medan. Sampel penelitian mempunyai rata-rata umur 41,27 (1,531) tahun dan
ini adalah seluruh guru-guru sekolah dasar terpilih pengalaman mengajar 17,76 (1,530). Berdasarkan
yang bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini. beberapa kajian yang telah dilakukan, guru-guru
Oleh karena itu, sampel pada penelitan ini mempunyai yang terlibat mempunyai umur rata-rata 36,85 tahun
inklusi kriteria yakni semua guru-guru dari 3 sekolah dan pengalaman mengajar 12,56 tahun(4). Hal ini juga
dasar yang terlibat dalam penelitian ini. Eksklusi tidak berbeda dengan penelitian di Mesir, dimana
kriteria mencakup guru-guru yang tidak bersedia hampir keseluruhan guru yang terlibat mempunyai
terlibat dalam penelitian ini, tidak berada di sekolah pengalaman mengajar di atas 5 tahun(3). Hal ini
ketika penelitian ini dilakukan, dan tidak mengikuti menunjukkan bahwa guru-guru yang terlibat dalam
penelitian hingga selesai. penelitian ini telah cukup lama berbaur dengan
Kuisioner Penelitian. Kuisioner terdiri dari berbagai ragam kejadian di sekolah dan berinteraksi
demografi data dan 3 sub bagian pertanyaan yang dengan murid-murid.
diguna untuk menilai pengetahuan guru-guru terhadap Pengetahuan Guru tentang Asma dan
asma. Bagian demografi data termasuk jenis kelamin, Penyebabnya. Secara umum, sekitar lebih dari
umur, status perkawinan, lamanya pengalaman 60% guru mengetahui mengenai patofisologi
mengajar dan latar belakang pendidikan. Pertanyaan mengenai asma dengan memberikan jawaban yang
yang digunakan untuk menilai tingkat pengetahuan benar terhadap 3 pertanyaan mengenai patofisologi
guru terdiri dari 3 sub bagian yaitu 15 pertanyaan asma sebelum diberikan edukasi dan meningkat
mengenai penyebab asma, 10 pertanyaan mengenai setelah diberikan edukasi mencapai lebih 90% yang
tanda dan gejala asma, dan 12 pertanyaan mengenai memberi jawaban betul. Mengenai etiologi asma,
manajemen perawatan asma. Semua kuisioner mayoritas guru mengetahui bahwa asma merupakan
diadaptasi dari penelitian terdahulu(4). penyakit yang disebabkan peradangan pada saluran
Bahan Edukasi Asma. Bahan edukasi asma pernafasan (87,5%) dan meningkat setelah diberikan
adalah berupa boklet yang mengandung informasi edukasi. Banyak guru yang tidak mengetahui bahwa
mengenai penyakit asma dan manajemen rawatan asma bukan merupakan penyakit infeksi dan bukan
asma di sekolah khusus untuk guru-guru sekolah dasar. penyakit menular walaupun sudah diberikan edukasi
Informasi yang diberikan terdiri dari definisi asma, tetapi pengetahuan mereka tentang ini tetap rendah.
bahan pencetus asma, tanda dan simptom serangan Hasil di atas tidak jauh berbeda dengan penelitian
asma serta manajemen perawatan asma di sekolah. yang dilakukan di Malaysia dimana guru mempunyai
Analisis Data dan Statistik. Data yang diperoleh pengetahuan yang cukup baik mengenai patofisiologi
dianalisis menggunakan SPSS versi 17. Analisis asma. Manakala mengenai etiologi, penelitian di
deskripsi yang sesuai adalah dengan menggunakan Malaysia menunjukkan hasil yang lebih baik dari
frekuensi (%). pada penelitian ini(4).

139-144_Khairunnisa_Asma.indd 3 4/29/2014 10:54:57 AM


142 KHAIRUNNISA ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia

Tabel 1. Pengetahuan guru tentang penyebab asma sebelum dan setelah pemberian edukasi.
Pertanyaan Jawaban Jumlah (%) guru yang Jumlah (%) guru Jumlah (%) guru yang
yang memberi jawaban yang yang memberi menjawab
betul betul jawaban yang tidak tahu
salah
Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
Patofisologi
Ketika asma menyerang, otot-otot saluran Benar 38 45 0 0 10 3
pernafasan menguncup dan menghalang aliran (79,2%) (93,8%) (0%) (0%) (20,8%) (6,3%)
keluar masuk udara ke paru-paru.
Ketika asma menyerang, dinding-dinding Benar 35 47 0 0 13 1
saluran pernafasan membengkak, menjadi lebih (72,9%) (97,9%) (0%) (0%) (27,1%) (2,1%)
sempit, dan menghalang aliran keluar masuk
udara ke paru-paru.
Ketika asma menyerang, saluran pernafasan Benar 30 41 1 1 17 6
menghasilkan lendir yang banyak dan dapat (62,5%) (85,4%) (2,1%) (2,1%) (35,4%) (12,5%)
menghalang saluran pernafasan.
Etiologi
Asma merupakan penyakit infeksi pada saluran Salah 2 10 39 34 7 4
pernafasan. (4,2%) (20,8%) (81,3%) (70,8%) (14,6%) (8,3%)
Asma merupakan penyakit pernafasan akibat Benar 42 46 1 1 5 1
peradangan pada saluran pernafasan. (87,5%) (95,8%) (2,1%) (2,1%) (10,4%) (2,1%)

Resiko menderita asma adalah sama diantara Salah 12 8 14 28 22 12


mereka yang mempunyai saudara kandung (25,0%) (16,7%) (29,2%) (58,3%) (45,8%) (25,0%)
penderita asma dengan mereka yang tidak
mempunyai saudara kandung penderita asma.
Asma dapat menular kepada orang lain. Salah 23 23 15 19 10 6
(47,9%) (47,9%) (31,3%) (39,6%) (20,8%) (12,5%)
Bahan Pencetus Asma
Lipas dan binatang peliharaan (seperti kucing Benar 39 48 1 0 8 0
dan anjing) dapat menyebabkan serangan asma. (81,3%) (100%) (2,1 %) (0%) (16,7%) (0%)
Terhirup asap rokok dapat menimbulkan dan Benar 42 48 1 0 5 0
memperburuk serangan asma. (87,5%) (100%) (2,1 %) (0%) (10,4%) (0%)
Debu dan serbuk bunga dari tumbuhan Benar 31 48 3 0 14 0
merupakan bahan yang dapat mencetuskan (64,6%) (100%) (6,3%) (0%) (29,2%) (0%)
serangan asma.
Penggunaan lantai kayu atau plastik dapat Benar 21 35 6 8 21 5
mengurangkan resiko terjadinya serangan asma. (43,8%) (72,9%) (12,5%) (16,7%) (43,8%) (10,4%)
Asap kenderaan dan asap pembakaran Benar 38 48 1 0 9 0
merupakan salah satu penyebab serangan asma. (79,2%) (100%) (2,1%) (0%) (18,8%) (0%)
Mengontrol emosi dapat mengurangkan risiko Benar 30 44 2 1 16 3
terjadinya serangan asma. (62,5%) (91,7%) (4,2%) (2,1%) (33,3%) (6,3%)
Alergi makanan juga dapat menyebabkan Benar 25 41 10 3 13 4
serangan asma. (52,1%) (85,4%) (20,8%) (6,3%) (27,1%) (8,3%)
Perubahan cuaca atau suhu secara mendadak Benar 43 47 0 1 5 0
dapat menyebabkan serangan asma. (89,6%) (97,9%) (0%) (2,1%) (10,4 %) (0%)

Respon mereka mengenai bahan pencetus asma mengurangi resiko serangan asma (43,8%). Setelah
cukup baik secara keseluruhan sebelum diberikan diberikan edukasi, pengetahuan guru terhadap bahan
edukasi, kecuali mengenai bahwa allergi terhadap pencetus asma meningkat sehingga mencapai 70%-
makanan dapat menyebabkan serangan asma (52,1%) 100%. Tabel 1 menunjukkan secara detail mengenai
dan penggunaan lantai kayu atau plastik dapat pengetahuan guru terhadap penyebab asma. Hal

139-144_Khairunnisa_Asma.indd 4 4/29/2014 10:54:57 AM


Vol 12, 2014 Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 143

Tabel 2. Pengetahuan guru terhadap gejala-gejala dan tanda-tanda asma sebelum dan setelah pemberian edukasi.

Pertanyaan Jawaban Jumlah (%) guru yang Jumlah (%) guru yang Jumlah (%) guru yang
yang betul memberi jawaban yang memberi jawaban yang menjawab
betul salah tidak tahu
Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest

Nafas berdesir atau berbunyi merupakan Benar 43 48 0 0 5 0


tanda serangan asma (89,6%) (100%) (0%) (0%) (10,4%) (0%)
Sakit kepala yang parah merupakan tanda Salah 16 22 9 17 23 9
serangan asma. (33,3%) (45,8%) (18,8%) (35,4%) (47,9%) (18,8%)
Sesak atau dada terasa ketat merupakan Benar 42 45 1 1 5 2
tanda serangan asma. (87,5%) (93,8%) (2,1%) (2,1%) (10,4%) (4,2%)
Hidung tersumbat merupakan tanda Salah 18 21 16 24 14 3
serangan asma. (37,5%) (43,8%) (33,3%) (50,0%) (29,2%) (6,3%)
Demam merupakan tanda terjadinya Salah 20 27 11 18 17 3
serangan asma. (41,7%) (56,3%) (22,9%) (37,5%) (35,4%) (6,3%)
Asma lebih sering menyerang pada waktu Benar 35 30 1 13 12 5
malam berbanding waktu siang. (72,9%) (62,5%) (2,1%) (27,1%) (25,0%) (10,4%)
Batuk parah pada waktu malam atau Benar 34 38 2 7 12 3
diawal pagi merupakan tanda serangan (70,8%) (79,2%) (4,2%) (14,6%) (25,0%) (6,3%)
asma.
Tes pernafasan (fungsi paru-paru) hanya Salah 22 17 17 27 9 4
dapat dilakukan di rumah sakit saja (45,8 %) (35,4%) (35,4%) (56,3%) (18,8%) (8,3%)
Sulit berbicara dan konsentrasi merupakan Benar 29 41 6 4 13 3
tanda serangan asma yang (60,4%) (85,4%) (12,5%) (8,3%) (27,1%) (6,3%)
membahayakan.
Murid yang menunjukan tanda-tanda Benar 43 47 1 0 4 1
serangan asma parah atau tidak terkontrol (89,6%) (97,9%) (2,1%) (0%) (8,3 %) (2,1%)
perlu dibawa ke rumah sakit.

ini juga ditunjukkan oleh penelitian sebelumnya di gejala dan tanda penyakit asma seperti sesak
Malaysia bahwa guru-guru sekolah dasar di sana juga dada, nafas berbunyi dan batuk pada pagi hari (4).
mempunyai pengetahuan yang cukup baik mengenai Pengetahuan Guru tentang Perawatan Asma.
bahan-bahan pencetus asma(4). Guru sekolah dasar Pengetahuan guru terhadap perawatan asma cukup
harus mempunyai pengetahuan yang baik mengenai rendah karena kurang dari 40% tidak mengetahui
bahan pencetus asma, hal ini dianggap perlu karena mengenai obat-obatan asma, tetapi meningkat setelah
dengan mengetahui bahan pencetus asma maka diberikan edukasi. Sebagian mereka menyadari bahwa
serangan asma dapat dikontrol. penderita asma dapat menjalani kehidupan secara
Pengetahuan Guru terhadap Gejala-Gejala normal jika dia dapat mengontrol asmanya dengan
dan Tanda-Tanda Asma. Tabel 2 menunjukkan baik dan mengambil obat-obatan secara teratur.
jumlah guru yang mengetahui gejala dan tanda Terjadi pendapat yang salah dimana mayoritas guru
serangan asma. Sebanyak lebih 60 % guru memberikan berpendapat bahwa penderita asma memerlukan
jawaban yang benar terhadap 6 dari 10 pertanyaan antibiotik dalam rawatannya. Tabel 3 menunjukkan
mengenai gelaja dan tanda serangan asma. Hanya dengan lengkap data pengetahuan guru tentang
sekitar 30% guru mengetahui bahwa sakit kepala dan perawatan asma.
hidung bukan merupakan salah satu gejala atau tanda Secara keseluruhan hasil penelitian mengenai
serangan asma dan sebanyak 41,7 % yang mengetahui pengetahuan guru tentang perawatan asma ini adalah
bahwa demam juga bukan merupakan gejala atau lebih rendah dibandingkan penelitian sebelumnya.
tanda serangan asma. Bagaimanapun, hampir semua Penelitian yang dilakukan di Malaysia menunjukkan
guru mengalami peningkatan pengetahuan setelah kesadaran yang sama pada guru-guru ini bahwa
diberikan edukasi berupa buku mengenai asma. pemberian obat asma bergantung pada tingkat
Penelitian sebelumnya di Malaysia memberikan keparahan dan pengontrolan asma dan penderita asma
hasil yang tidak jauh berbeda dimana lebih dari 75% dapat menjalankan kehidupan normal jika mereka
guru sekolah dasar di sana mengetahui mengenai dapat mengontrol asma dengan baik(4).

139-144_Khairunnisa_Asma.indd 5 4/29/2014 10:54:57 AM


144 KHAIRUNNISA ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia

Tabel 3. Pengetahuan guru tentang perawatan asma sebelum dan setelah pemberian edukasi.

Pertanyaan Jawaban Jumlah (%) guru yang Jumlah (%) guru yang Jumlah (%) guru yang
yang betul memberi jawaban yang memberi jawaban yang menjawab
betul salah tidak tahu
Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest

Jenis obat-obatan yang digunakan oleh Benar 44 45 0 1 4 2


pelajar penderita asma tergantung (91,7%) (93,8%) (0%) (2,1%) (8,3%) (4,2%)
kepada tahap keparahan dan
pengontrolan asma.
Murid yang mendapat serangan asma Salah 32 35 5 9 11 4
boleh diberikan obat hirup apa saja. (66,7%) (72,9%) (10,4%) (18,8 %) (22,9%) (8,3%)
Obat hirup jenis serbuk biasanya Salah 10 8 7 24 31 16
digunakan untuk menghentikan serangan (20,8%) (16,7%) (14,6%) (50,0%) (64,6%) (33,3%)
asma.
Setiap murid penderita asma Salah 4 0 32 42 12 6
memerlukan rawatan antibiotik . (8,3%) (0%) (66,7%) (87,5%) (25,0%) (12,5%)
Penderita asma dapat menjalani Benar 42 43 0 4 6 1
kehidupan secara normal jikad ia dapat (87,5%) (89,6%) (0%) (8,3%) (12,5%) (2,1%)
mengontrol asmanya dengan baik dan
mengambil obat dengan teratur.
Obat-obatan hanya dapat membantu Benar 35 39 4 6 9 3
mencegah serangan asma tapi tidak (72,9%) (81,3%) (8,3%) (12,5%) (18,8%) (6,3%)
dapat menyembuhkan penyakit asma.

Obat hirup yang berwarna biru atau hijau Benar 16 26 3 8 29 14


(Ventolin atau Bricanyl) merupakan (33,3%) (54,2%) (6,3%) (16,7%) (60,4%) (29,2%)
obat hirup yang biasa digunakan untuk
menghilangkan tanda-tanda serangan
asma.
Obat hirup yang berwarna biru Benar 15 26 1 9 32 13
merupakan obat yang biasa digunakan (31,3%) (54,2%) (2,1%) (18,8%) (66,7%) (27,1%)
sebelum berolahraga.
Obat hirup selain warna biru atau hijau Benar 4 18 5 14 39 16
(Becotide dan Intal) merupakan obat (8,3%) (37,5%) (10,4%) (29,2%) (81,3%) (33,3%0
hirup yang perlu digunakan setiap hari.
Obat asma tablet atau sirup dapat Salah 7 4 20 (41,7%) 34 21 10
digunakan untuk menghilangkan tanda- (14,6%) (8,3%) (70,8%) (43,8%) (20,8%)
tanda serangan asma dengan cepat.

SIMPULAN 3. Abdel Gawwad ES and El-Herishi S. Asthma


education for school staff in Riyard city: Effectiveness
Buku edukasi Asma: Peranan Guru dalam Pengobatan of Pamphlets as an educational Tools. J Egypt Public
Asma di Sekolah memberi pengaruh terhadap Health Assoc. 2007. 82(1-2):147-71.
4. Khairunnisa. Development and evaluation of
peningkatan pengetahuan guru sekolah dasar
intervention tools to improve primary school teachers
mengenai penyakit asma dan penanganannya. knowledge on asthma and its management in Penang,
Malaysia [dissertation]. Penang: Universiti Sains
DAFTAR PUSTAKA Malaysia; 2012.
5. NAEPP. Asthma and physical activity in the school.
1. NAEPP. Expert panel report 3: Guidelines for the Bethesda: NIH Publication; 2012.
diagnosis and management of asthma. Bethesda: US 6. Ones U, Akcay A, Tamay Z, Guler N, Dogru M.
Departement of Health and Human Services; 2007. Asthma knowledge level of primary school teachers
2. ISAAC. The global asthma report 2011. Paris: The in Istambul, Turkey. Asian Pacific Journal of Allergy
International Union Against Tuberculosis and Lung and Immunology. 2006. 24:9-15.
Disease; 2011.

139-144_Khairunnisa_Asma.indd 6 4/29/2014 10:54:57 AM

Anda mungkin juga menyukai