Anda di halaman 1dari 105

PENGARUH PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (FE)

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA WANITA


PENSORTIR DAUN TEMBAKAU DI PT. X
KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Oleh

RIRIS OPPUSUNGGU
077010009/IKM

K O L A
E
H
S
PA

A
N

C
A S A R JA
S

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
PENGARUH PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (Fe)
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA WANITA
PENSORTIR DAUN TEMBAKAU DI PT. X
KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister


Kesehatan dalam Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan
Program Studi Kesehatan Kerja pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara

Oleh

RIRIS OPPUSUNGGU
077010009/IKM

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Judul Tesis : PENGARUH PEMBERIAN TABLET TAMBAH
DARAH (FE) TERHADAP PRODUKTIVITAS
KERJA WANITA PENSORTIR DAUN
TEMBAKAU DI PT. X KABUPATEN DELI
SERDANG
Nama Mahasiswa : Riris Oppusunggu
Nomor Pokok : 077010009
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kekhususan Kesehatan Kerja

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Evawany Aritonang, M. Si) (Urbanus Sihotang, SKM. M. Kes)


Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) (Prof. Dr. Ir. T Chairun Nisa B, M. Sc)

Tanggal lulus : 6 April 2009


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Telah diuji pada

Tanggal : 6 April 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Ir. Evawany Aritonang, MSi

Anggota : 1. Urbanus Sihotang, SKM, M. Kes

2. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK

3. Ernawati Nasution, SKM, M. Kes


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
PERNYATAAN

PENGARUH PEMBERIAN TABLETTAMBAH DARAH ( FE)


TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA WANITA
PENSORTIR DAUN TEMBAKAU DI PT.X.
KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, April 2009

RIRIS OPPUSUNGGU

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
ABSTRAK

Masalah anemia pada tenaga kerja wanita berperan besar terhadap rendahnya
produktivitas kerja. Sejalan dengan itu perlu perhatian terhadap masalah yang
berhubungan dengan kesehatan kerja seperti keadaan gizi golongan pekerja dan cara
untuk memperbaiki status gizi. Pada tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau di
PT. X ada sebanyak 48,5% yang memiliki kadar Hemoglobin darah <12 gr/dl atau
anemia.
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk eksperimen kuasi dengan desain
eksperimen pre-test and post-test control group design. Intervensi dilakukan selama 3
bulan yaitu pemberian obat cacing dosis tunggal dan pemberian tablet tambah darah.
Sesuai kriteria inklusi sampel sebanyak 66 orang. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui kadar Hemoglobin dan produktivitas kerja, untuk mengetahui konsumsi
makanan (Energi, Protein, Vitamin C, Zat Besi) dan mengetahui pengaruh pemberian
tablet tambah darah terhadap kenaikan kadar hemoglobin dan peningkatan
produktivitas kerja wanita pensortir daun tembakau di PT.X. Kabupaten Deli
Serdang.
Pengukuran Hemoglobin dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin dan
menggunakan alat Spektofotometer. Konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C,
Zat Besi) dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan metode food
recall 2 x 24 jam pada hari yang berbeda. Data dianalisa dengan uji t dependent.
Hasil penelitian menunjukkan dengan pemberian tablet tambah darah berhasil
meningkatkan kadar Hemoglobin sebesar 21,35% serta di ikuti peningkatan
produktivitas kerja sebesar 16,28%. Hubungan Peningkatan kadar Hemoglobin
dengan produktivitas kerja menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) dan nilai r =
0,635 berarti mempunyai hubungan yang erat artinya apabila Hemoglobin meningkat
maka produktivitas kerja juga akan meningkat.

Kata kunci : Tablet Tambah Darah, Hemoglobin, Produktivitas Kerja.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
ABSTRACT

Anaemia problem of female workers big sharing labour to lowering work


productivity. Pursuant to that matter need the attention to problem which deal with
health work like circumstance of nutrition of worker faction and way of to improve
repair the nutrition status. In PT. X there is as much 48,5% labour of female workers
pensortir of tobacco leaf own the <12 gr/dl Haemoglobin rate or anaemia
The type of this research is quasi experiment, design experiment of pre-test
and post-test control group. Interference during 3 month moon that is gift medicinize
the single dose worm and blood added tablets. Sixty six workers who met the
inclusion criteria were selected as samples for this study. The purpose of this study is
to know the rate of Haemoglobin and work productivity, to know the food
consumption of Energy, Protein, Vitamin C, Ferrum and know the influence of tablet
gift add the blood to increase of Haemoglobin rate and improvement of work
productivity of female workers pensortir of tobacco leaf in PT. X Deli Serdang.
Haemoglobin measurement by using method Cyanmethemoglobin and use the
appliance Spektofotometer. Food consumption Energy, Protein, Vitamin C, Ferrum
collected by interview by using method of food recall 2 x 24 clock on different. The
data obtained were analyzed using t- Test dependent.
The result of research shows with the provision of increase blood tablets
increases to improve the haemoglobin rate of using 21,35% and also following able
to boost up the work productivity of using 16,28%. Relation of Haemoglobin rate
with the work productivity show the result significance (p<0,05) and assess the r =
0,635 meaning to have the hand in glove or if Haemoglobin mount hence work
productivity also will mount.

Key words: Blood Added Tablets, Haemoglobine, Work Productivity.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat

kemurahan-NYA memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tesis ini dengan judul Pengaruh Pemberian Tablet Tambah darah

(Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau di PT.X.

Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi jenjang

pendidikan Strata-2 pada Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Kekhusussan Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga

kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Ir.T. Chairun Nisa B, M.Sc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Ketua Jurusan Program Magister

Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Pascasarjana USU.

3. Dr. Ir. Evawany Aritonang M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang

selalu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan pemikiran

dengan penuh kesabaran ditengah-tengah kesibukannya.

4. Urbanus Sihotang, SKM. M.Kes sebagai Pembimbing yang telah memberikan

saran-saran dan masukan serta dorongan dalam penyelesaian tesis ini.

5. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Komisi Pembanding yang banyak

memberikan masukan dan saran untuk penyempurnaan Tesis ini.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
6. Ernawati Nasution, SKM, M. Kes sebagai Komisi pembanding yang banyak

memberikan masukan dan saran untuk penyempurnaan penulisan Tesis ini.

7. Pimpinan PT. X Kabupaten Deli Serdang yang memberi izin penelitian atas

informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian penulisan.

8. Ir. Zuraidah Nasution, M. Kes. sebagai Direktur Poltekkes DepKes.RI Medan

9. Dra.Ida Nurhatiyati, M. Kes. sebagai Ketua Jurusan Gizi Poltekkes DepKes

Medan.

10. Seluruh Staf Dosen dan administrasi Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi pengajaran,

bimbingan dan arahan selama pendidikan.

11. Suami tercinta Drs. SP. Sihombing dan ananda tersayang Satrio Amos

Sihombing, Brian Nehemia Sihombing, Wahyu Raphael Sihombing yang

senantiasa memberi semangat belajar dan inspirasi serta mendoakan selama

penulis mengikuti perkuliahan hingga selesai pendidikan di Program Magister

Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Penulisan Tesis ini masih jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis

berharap tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Medan, April 2009

Penulis,

Riris Oppusunggu
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

1. Nama : Riris Oppusunggu

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Agama : Kristen Protestan

4. Tempat/Tgl lahir : Sidikalang / 23 Juni 1969

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri No.033912 Sidikalang tahun 1976 - 1982

2. SMP Negeri XV Medan tahun 1982 - 1985

3. SMA Negeri X Medan tahun 1985 - 1988

4. SPAG Dep.Kes.RI. Lubuk Pakam tahun 1988 - 1989

5. Fakultas MIFA Unimed tahun 1998 - 2002

6. Program Magister Kesehatan Kerja


Sekolah Pascasarjana USU tahun 2007 - 2009

C. RIWAYAT PEKERJAAN

1. Instalasi Gizi RSU Herna Medan tahun 1989 - 1990

2. Sekolah Pembantu Ahli Gizi DepKes L. Pakam tahun 1990 - 1991

3. Akademi Gizi DepKes RI L. Pakam tahun 1992 - 1999

4. Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Medan tahun 1999 - sekarang

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................ i
ABSTRACT............................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP...................................................................................................v
DAFTAR ISI............................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................x

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1


1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Permasalahan............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................7
1.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................9


2.1 Anemia ......................................................................................................9
2.2 Produktivitas ............................................................................................19
2.3 Hubungan Anemia dengan Produktivitas Kerja.......................................23
2.4 Karekteristik Pekerja................................................................................25
2.5 Konsumsi Makanan..................................................................................26
2.6 Kerangka Konsep .....................................................................................33

BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................34


3.1 Jenis Penelitian.........................................................................................34
3.2 Lokasi dan Waktu penelitian....................................................................35
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................35
3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................................37
3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional .........................................39
3.6 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................40
3.7 Metode Pengukuran... ..................................44
3.8 Metode Analisa Data ...............................................................................46

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................47
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................47
4.2 Karakteristik Sampel................................................................................53
4.3 Konsumsi Makanan..................................................................................56
4.4 Hemoglobin..................................................62
4.5 Produktivitas ...........................................................................................63
4.6 Hubungan Hemoglobin dengan Produktivitas Kerja ...............................65

BAB 5 PEMBAHASAN ........................................................................................66


5.1 Konsumsi Makanan...................................................................................66
5.2 Hemoglobin...............................................................................................72
5.3 Produktivitas .............................................................................................74
5.4 Hubungan Hemoglobin dengan Produktivitas Kerja ................................77
5.5 Keterbatasan Penelitian ............................................................................78

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................79


6.1 Kesimpulan ..............................................................................................79
6.2 Saran ........................................................................................................80

DAFTAR PUSTAKA .........81

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


2.1. Batas Kadar Hemoglobin ...............................................................10

2.2. Batas Hemoglobin untuk Anemia pada Wanita Dewasa ...............10

2.3. Rata-rata Kecukupan Zat Gizi Orang Dewasa Wanita Bekerja


Sedang Menurut Umur.....................................................................27

2.4. Nilai Besi Berbagai Bahan Makanan (per 100 gr BDD)..................29

3.1. Aspek Pengukuran .........................................................................45

4.3. Rata-rata Zat Gizi Tenaga Kerja pada Kelompok Perlakuan dan
Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi ........................................56

4.4. Rata-rata Kadar Hemoglobin Tenaga Kerja pada Kelompok


Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi .............62

4.5. Rata-rata Produktivitas Kerja pada Kelompok Perlakuan


dan Kontrol Sebelum dan sesudah Intervensi ................................63

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


2.1. Kerangka Konsep Penelitian ..........................................................33

3.1. Alur Penelitian ...............................................................................43

4.1. Proses Tembakau dari Pembibitan sampai Ekspor .........................52

4.2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur.........................................53

4.3. Karakteristik Sampel Berdasarkan Masa Kerja ...............................54

4.4. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pendidikan................................55

4.5. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Energi pada Kelompok


Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi ................58

4.6. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Protein pada Kelompok


Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi ................59

4.7. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Vitamin C pada


Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah
Intervensi..........................................................................................60

4.8. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Zat Besi (Fe) pada


Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah
Intervensi..........................................................................................61

4.9. Tingkat Produktivitas pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol


Sebelum dan Sesudah Intervensi......................................................64

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


1. Jadwal Penelitian ...............................................................................85

2. Kuesioner Penelitian .........................................................................86

3. Pernyataan Kesediaan Menjadi Sampel .............................................90

4. Surat Permohonan Izin Penelitian.......................................................91

5. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ...........................................92

6. Tabel Hasil Penelitian pada Tenaga Kerja Pensortir Daun


Tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.....................................93

7. Hasil Penelitian ...................................................................................95

8. Foto-foto Penelitian............................................................................106

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor penentu dalam

upaya meningkatkan produktivitas kerja. Dalam hubungan tersebut penduduk

Indonesia harus mempunyai derajat kesehatan dan gizi yang lebih baik (LIPI VI,

1998). Produktivitas yang tinggi dapat dicapai apabila terdapat keseimbangan antara

beban kerja, kapasitas tenaga kerja dan lingkungan kerja. Kapasitas tenaga kerja

sangat tergantung pada usia, ketrampilan, keserasian, keadaan gizi (Sumamur,

1989)

Produktivitas kerja mempunyai kaitan dengan gizi yaitu kurang gizi akan

menurunkan daya kerja. Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang

sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan

berkembangnya IPTEK dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan

mempunyai produktivitas tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan

daya saing di era globalisasi. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan

pekerjaan dengan produktifitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu

dengan status gizi baik (De maeyer, 1989).

Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang,

termasuk Indonesia adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada pekerja

wanita, masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
kerja. Apabila tenaga kerja menderita anemia, maka tenaga yang dihasilkan oleh

tubuh akan berkurang dan badan menjadi cepat lelah, lemah, lesu sehingga

produktivitas kerja juga rendah (Anonymous, 2007). Penelitian telah menunjukkan

bahwa salah satu penyebab rendahnya produktivitas kerja adalah karena anemia.

Hasil penelitian melaporkan 35% tenaga kerja wanita Indonesia menderita anemia zat

besi dan mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja sebanyak 20% (Sampoerna,

2004).

Prevalensi anemia masih tinggi di Indonesia, studi mengenai anemia pada

pekerja wanita yang dilakukan di Jakarta, Tangerang, Jambi, dan Kudus - Jawa

Tengah melaporkan anemia menurunkan produktivitas 5-10% dan kapasitas kerjanya

6,5 jam per minggu. Anemia menyebabkan turunnya daya tahan juga membuat

penderita rentan terhadap penyakit, sehingga frekuensi tidak masuk kerja meningkat.

Pada tenaga kerja penyadap getah yang tidak menderita anemia memiliki

produktivitas 20% lebih tinggi dari pada yang menderita anemia (Karyadi, 1984).

Menurut penelitian lain, produktivitas dapat ditingkatkan sampai 10-20% setelah

pekerja mendapat suplemen zat besi (Anonymous, 2008).

Penelitian Husaini (1989) pada tenaga kerja wanita 30-40% menderita

anemia, hasil studi di Tangerang (1999) menunjukan prevalensi anemia pada pekerja

wanita 69%. Pekerja yang menderita anemia produktivitasnya 20% lebih rendah dari

pekerja yang sehat. Penelitian oleh Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita

(1985) didapatkan 15% pekerja wanita kekurangan energi dan protein yang

menyebabkan pekerja menjadi lambat berpikir, lambat bertindak dan cepat lelah,
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
dengan meningkatkan kadar Hemoglobin tenaga kerja wanita dapat meningkatkan

produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan untuk mencapai produktivitas kerja yang

tinggi dibutuhkan kadar Hemoglobin darah yang normal (Muji Rahayu, 1999).

Survei Kesehatan Rumah Tangga (1995) menunjukkan bahwa secara nasional

prevalensi anemia masih tinggi pada wanita usia 15-45 tahun atau wanita pekerja

sebesar 39,5% juga survei pada delapan kabupaten /kota di Propinsi Sumatera Utara

(1997) prevalensi anemia sebesar 78,4% angka yang cukup tinggi (Latief, 2003).

Data Badan Pusat Statistik pekerja wanita di Indonesia setiap tahun makin

meningkat pada tahun 1980 jumlahnya 16.934.590 orang (32.65%), pada tahun 1987

meningkat menjadi 25.788.997 orang dan tahun 1995 meningkat 37.000.000 orang

kemudian tahun 2003 mencapai 37.468.028 orang (35,37%). Peningkatan ini dilihat

dari segi positip bertambahnya tenaga produktif, dan dari segi negatif status

kesehatan, gizi pekerja umumnya belum mendapat perhatian yang baik sehingga

berakibat akan menurunkan produktivitas kerja, ongkos produksi menjadi tidak

efisien. Pelayanan kesehatan, gizi yang belum memadai dapat dilihat pada pekerja

kelas menengah kebawah umumnya menderita kurang gizi seperti kurang energi

protein, anemia, penyakit infeksi. Sedangkan kelas menengah keatas, umumnya

terjadi kegemukan. Masalah gizi pada pekerja sebagai akibat langsung yakni

kurangnya asupan makanan tidak sesuai dengan beban kerja (Anonymous, 2008).

Penanggulangan anemia di Propinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan

dengan berbagai intervensi seperti kegiatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE)

yang diarahkan pada dukungan sosial dan membuka jalan dan mendukung kegiatan
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
penanggulangan yang bersifat langsung seperti suplementasi zat besi, fortifikasi dan

KIE juga diarahkan untuk peningkatan penggunaan menu seimbang, kenyataannya

prevalensi anemia di Indonesia maupun di Sumatera Utara masih tetap tinggi.

Berdasarkan hal tersebut program penanggulangan anemia gizi bagi pekerja wanita

tetap dikembangkan yang bertujuan menurunkan prevalensi anemia gizi agar pekerja

menjadi produktif (Binkes, 2007).

Suplementasi zat besi adalah salah satu cara untuk meningkatkan status gizi

dan kesehatan pada pekerja wanita, dan meningkatkan produktivitas kerja di dalam

mengembangkan sumber daya manusia yang tangguh dan mantap (Tigaraksa, 2008).

Tablet Tambah Darah adalah tablet suplementasi penanggulangan anemia gizi yang

setiap tablet mengandung Ferro sulfat 200 mg. Pemberian tablet tambah darah

dilakukan dengan dosis 1 tablet sehari minimal selama 3-4 bulan (Anonymous,

2007).

Zat besi mempunyai fungsi yaitu untuk pembentukan Hemoglobin, mineral

dan pembentukan enzim. Hemoglobin bertindak sebagai unit pembawa oksigen darah

yang membawa oksigen dari paru-paru ke sel-sel, serta membawa C02 kembali ke

paru-paru. Defesiensi besi dapat mengakibatkan cadangan zat besi dalam hati

menurun, sehingga pembentuakan sel darah merah terganggu akan mengakibatkan

pembentukan kadar hemoglobin rendah atau kadar Hemoglobin darah di bawah

normal (Silitonga, 2002).

Gerakan pekerja wanita sehat dan produktif merupakan upaya bersama yang

berkesinambungan baik dari pemerintah, pengusaha, pekerja dan masyarakat untuk


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
menggalang kesadaran, peran serta guna meningkatkan kepedulian dalam

memperbaiki derajat kesehatan dan produktivitas pekerja wanita (Dep.Kes, 1997).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di PT. X

pekerja wanita di bagian pensortiran daun tembakau seluruhnya berjumlah 260

orang, bekerja selama 8 jam/hari. Dengan kriteria inklusi didapat 136 orang yang

dapat diperiksa Hemoglobinnya kemudian dilakukan skrining Hemoglobin terdapat

66 orang (48,5%) yang mempunyai kadar Hemoglobin <12 g/dl. Setiap hari terpapar

dengan debu dan tembakau yang disortir hasil fermentasi debu dapat terhirup karena

tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau tidak menggunakan masker, berada di

lingkungan panas, tidak pernah mendapat makanan tambahan, pemeriksaan

Hemoglobin tidak pernah dilakukan, keluhan seperti lemah, lemas, gampang lelah,

kurang konsentrasi, pusing, pening, pegal-pegal diungkapkan oleh beberapa tenaga

kerja. Dampak kesehatan utama dari pemajanan debu yang masuk ke dalam tubuh

terjadi pada sistem saluran pernapasan yang meyebabkan penyakit asma, infeksi

saluran pernapasan, batuk-batuk (Fardiaz, 1992). Infeksi dapat menyebabkan

merosotnya makan akan menimbulkan kesulitan menelan dan mencernakan makanan.

Hal ini akan mempercepat terjadinya anemia dan kekurangan gizi (Suhardjo, 1989).

Untuk mencegah keluhan yang telah diungkapkan sebelumnya pada tenaga

kerja wanita pensortir daun tembakau maka perlu adanya suatu upaya pemberian

suplementasi tablet tambah darah satu tablet setiap hari selama 90 hari. Dengan

demikian diharapkan dapat meningkatkan ketahanan tubuh yang pada akhirnya akan

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
meningkatkan produktivitas kerja, maka berdasarkan hal diatas maka penelitian ini

dianggap perlu dilaksanakan.

1.2 Permasalahan

Tenaga kerja wanita dibagian pensortiran daun tembakau terpapar dengan

debu, panas, tidak pernah mendapat makanan tambahan maupun minuman. Keluhan

seperti lemah, lemas, gampang lelah, kurang konsentrasi, pusing, pening, pegal-pegal,

jenuh sehingga sering tidak dapat memenuhi sesuai target dari perusahaan. Hal ini

sering dialami oleh tenaga kerja juga penyakit batuk kering tanpa demam, demam

tanpa batuk, penyakit alergi, dan pemeriksaan Hemoglobin belum pernah dilakukan,

hasil skrining Hemoglobin dari 136 tenaga kerja terdapat 66 orang (48.5%) yang

mempunyai Hemoglobin <12 gr/dl. Berdasarkan hal ini peneliti ingin mengetahui

bagaimana pengaruh pemberian tablet tambah darah (Fe) terhadap produktivitas kerja

wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kadar Hemoglobin sebelum dan setelah pemberian tablet tambah

darah pada wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli

Serdang.

2. Mengetahui produktivitas sebelum dan setelah pemberian tablet tambah darah

pada wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
3. Mengetahui konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C, Zat Besi)

sebelum dan setelah pemberian tablet tambah darah pada wanita pensortir

daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.

4. Mengetahui pengaruh pemberian tablet tambah darah terhadap kenaikan kadar

Hemoglobin pada wanita pensortir daun tembakau di PT. X. Kabupaten Deli

Serdang

5. Mengetahui pengaruh pemberian tablet tambah darah terhadap Produktivitas

kerja pada wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli

Serdang.

1.4 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pemberian tablet tambah darah (Fe) terhadap kenaikan kadar

Hemoglobin darah wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli

Serdang.

2. Ada pengaruh kadar Hemoglobin terhadap produktivitas kerja wanita

pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan kepada pihak

manajemen PT.X tentang pentingnya pemberian suplementasi atau

memperhatikan asupan gizi agar produktivitas dapat meningkat .

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
2. Sebagai informasi pada tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau pada PT.

X untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizinya sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja .

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia

Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin,

hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih

sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah atau Hemoglobin di bawah nilai

normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah,

misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah

anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang

disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe)

untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah

hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin

menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan

cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau

tidak ada sama sekali (Wirakusumah, 1999).

Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat

besi (Fe) hingga disebut Anemia kekurangan zat besi atau Anemia gizi besi. Kadar

Hemoglobin yang dapat disebut normal untuk seseorang adalah sukar ditentukan

karena kadar Hemoglobin ini sangat bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun

WHO (1989) telah menetapkan patokan batas kadar anemia berdasarkan umur, jenis

kelamin sebagai berikut :

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Tabel 2.1 Batas Kadar Hemoglobin

Kelompok Batas nilai Hemoglobin ( gr/dl)

Anak 6 bulan 6 tahun 11,0

Anak 6 tahun 14 tahun 12,0

Pria Dewasa 13,0

Ibu hamil 11,0

Wanita Dewasa 12,0

Sumber : WHO, 1989.

Tabel 2.2 Batas Hemoglobin Untuk Anemia Pada Wanita Dewasa

Kelompok Batas nilai Hemoglobin ( gr/dl)

Normal 12 gr/dl

Anemia Ringan 10 11.9 gr/dl

Anemia Sedang 8 9.9 gr/dl

Anemia Berat < 8 gr/dl

Sumber : WHO, 1989.

Hemoglobin adalah senyawa protein terkonjugasi yang memberi warna merah

pada darah. Hemoglobin terdapat didalam eritrosit sedangkan umur eritrosit rata-rata

120 hari, maka dengan demikian apabila eritrositnya hancur hemoglobinnnya juga

ikut pecah. Konsentrasi normal hemoglobin pada orang dewasa adalah 14-16 gram

per dl darah yang semuanya terdapat didalam eritrosit. Diperkirakan terdapat 750

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
gram hemoglobin didalam seluruh darah yang beredar pada manusia dengan asumsi

berat badan 70 kg. Dan sekitar 6,25 gram akan dibentuk dan dipecah setiap harinya

(Setyohadi, 1997)

Zat gizi besi pertama kali diketahui sebagai salah satu konstituen jaringan

tubuh pada tahun 1713, dan terdistribusi dalam tubuh, seperti pada Hemoglobin,

mioglobin, cadangan besi (hati, limpa, sumsum tulang), besi transport (transperin),

cadangan besi (enzim), ferritin serum. Zat besi dalam tubuh terutama terdapat dalam

Hemoglobin, hanya sebagian kecil terdapat dalam enzim-enzim jaringan yaitu dalam

setiap sel hidup dan penting untuk pernafasan sel. Kandungan besi dalam badan

sangat kecil yaitu 35 mg per kg berat badan wanita atau 50 mg per kg berat badan

pria atau jumlah zat besi di dalam badan manusia yang mempunyai berat badan 70

kg adalah 3,5 g, 70% di antaranya dalam bentuk Hemoglobin. Senyawa zat besi

lainnya dalam persentase yang sangat kecil umumnya berada di dalam jaringan

badan. Zat besi besar peranannya dalam kegiatan oksidasi menghasilkan energi dan

transportasi oksigen, maka tidak diragukan lagi apabila kekurangan zat besi akan

terjadi perubahan tingkah laku dan penurunan kemampuan bekerja (Husaini, 1997)

Zat besi merupakan komponen Hemoglobin yang berfungsi mengangkut

oksigen di darah ke sel-sel yang membutuhkannya untuk metabolisme glukosa,

lemak, dan protein menjadi energi (ATP). Besi dalam tubuh sebagian terletak di sel-

sel darah merah sebagai heme, suatu pigman yang megandung sebuah inti atom besi.

Dalam sebuah molekul hemoglobin terdapat empat heme. Sel darah merah

mempunyai masa hidup yang terbatas yaitu hanya 120 hari. Di dalam tubuh terdapat
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
sebanyak 20.000 milyar sel darah merah. Jangkaun hidup tersebut memberi gambaran

bahwa sel darah merah di rusak dan di produksi pada kecepatan 115 juta butir per

menit. Perusakan darah merah terjadi di dalam limpa, dan besi yang telah lepas di

gunakan kembali pada metabolisme (Winarno, 1995).

Mioglobin adalah suatu kromoprotein yang terdapat dalam sel otot manusia,

terdapat dalam jumlah yang besar dalam otot jantung manusia, dalam otot rangka,

lebih-lebih pada otot manusia yang sering menyelam jauh dikedalaman laut.

Mioglobin merupakan protein globuler yang kecil dengan berat molekul 16.700 dan

mengandung 152 residu asam amino. Besi juga merupakan bagian dari mioglobin

yaitu molekul yang mirip Hemoglobin yang terdapat di sel-sel otot, yang juga

berfungsi mengangkut oksigen. Mioglobin yang berkaitan dengan oksigen inilah

membuat daging menjadi merah. Myoglobin jumlahnya kurang lebih 4% dalam

tubuh. Walaupun jumlahnya sangat kecil tetapi mempunyai peranan sangat penting.

Myoglobin ikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel membrane masuk ke

dalam sel-sel otot Cytochrome, flavoprotein, dan senyawa senyawa mitochondria

yang mengandung zat besi lainnya, memegang peranan penting dalam proses oksidasi

menghasilkan ATP (Ginsberg, 1997)

Jumlah zat besi di dalam tubuh bervariasi menurut umur, jenis kelamin, dan

kondisi fisiologis tubuh. Di dalam tubuh sebagian zat besi (sekitar 1.000 mg)

disimpan di hati berbentuk ferritin. Saat konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup,

zat besi dari ferritin dikerahkan untuk memproduksi Hemoglobin. Jumlah zat besi

yang harus diserap tubuh setiap hari hanya 1 mg atau setara dengan 10 - 20 mg zat
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
besi yang terkandung dalam makanan. Zat besi pada pangan hewani lebih tinggi

penyerapannya yaitu 20-30%, sedangkan dari sumber nabati hanya 1-6%.

Sebenarnya tubuh punya mekanisme menjaga keseimbangan zat besi dan mencegah

berkembangnya (Anonymous, 2005)

Hemoglobin diperlukan tubuh untuk melakukan transpor oksigen ke jaringan-

jaringan tubuh. Didalam jaringan-jaringan tersebut, oksigen berfungsi sebagai zat

pembakar bagi unsur-unsur gizi sumber zat tenaga, seperti karbohidrat menghasilkan

4 kalori/gram, protein menghasilkan 4 kalori/gram, dan lemak menghasilkan

sebanyak 9 kalori/gram. Tubuh orang dewasa kira-kira mengandung 4,5 gram zat

besi, dari jumlah tersebut 73 persen diantaranya terdapat didalam hemoglobin darah

serta dua persen didalam otot, enzim tubuh, sedangkan 25 persen sisanya disimpan

sebagai cadangan di dalam hati, sumsum tulang dan limpa. Di samping, sebagai

komponen Hemoglobin dan mioglobin, besi juga merupakan komponen dari enzim

oksidasi, yaitu sitokrom oksidasi, xanthine oksidase, suksinat dehidrogenase,

katalase, dan peroksidase (Sampoerna, 2004).

Unsur zat besi tersedia dalam tubuh bersumber dari sayur-sayuran, daging,

ikan yang dikonsumsi setiap harinya. Namun demikian mineral besinya tidaklah

mudah diserap ke dalam darah, karena peyerapannya dipengaruhi oleh HCL dalam

lambung. Besi dalam makanan yang dikonsumsi berada dalam bentuk ikatan ferri

(secara umum dalam bahan pangan nabati) dan ikatan ferro (dalam bahan pangan

hewani). Besi yang berbentuk ferri dengan peranan dari getah lambung (HCL)

direduksi menjadi bentuk ferro yang lebih mudah diserap oleh sel mukosa usus.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Adanya vitamin C dapat membantu proses reduksi tersebut. Besi yang berbentuk

ferro di dalam sel mukosa dioksidasi menjadi ferri, dengan demikian terjadinya

penyatuan diantara ferri dan ferro, yang selanjutnya bergabung dengan apoprotein

membentuk protein yang berkandungan besi, yaitu ferritin, yang selanjutnya melalui

beberapa proses lain dapat masuk dalam plasma darah (Kartasapoetra, 2005).

Riset menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih banyak mengalami anemia

dibanding dengan pria. Sekitar 20% wanita dewasa, 50% wanita hamil, 3% pria

mengalami anemia. Pada wanita perlu memberi perhatian khusus pada anemia. Tak

heran bila wanita cenderung menderita kekurangan zat besi karena hilangnya zat itu

pada waktu haid tiap bulan tanpa diimbangi asupan makanan yang cukup

mengandung zat besi. Kecenderungan wanita berdiet karena ingin mempertahankan

bentuk tubuh ideal, tanpa mempertimbangkan jumlah zat gizi penting yang masuk,

terutama zat besi. Selain menstruasi, kondisi rawan lain saat hamil dan menyusui

(Irianto, 2000).

Debu adalah salah satu partikel yang berbahaya bagi manusia karena

mempunyai kemampuan untuk merusak paru-paru. Polutan debu masuk ke dalam

tubuh manusia terutama melalui sistem pernapasan, oleh karena itu pengaruh yang

merugikan langsung terutama terjadi pada sistem saluran pernapasan. Dampak

kesehatan utama dari pemajanan debu adalah penyakit asma dan infeksi saluran

pernapasan, batuk dan naiknya mortalitas tergantung kepada konsentrasi dari sifat

fisik partikel itu sendiri (Fardiaz, 1992). Infeksi dan demam dapat menyebabkan

merosotnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencernakan


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
makanan. Keadaan demikian membantu terjadinya seseorang anemia dan kurang gizi

(Suhardjo, 1986).

Faktor penyebab anemia antara lain adalah :

1. Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah makanan yang berasal dari

hewani (seperti ikan, daging, hati, ayam). Makanan nabati (dari tumbuh-

tumbuhan) misalnya sayuran hijau tua, yang walaupun kaya akan zat besi, namun

hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus.

2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi. Pada masa pertumbuhan seperti

anak-anak dan remaja, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat tajam. Masa

hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi untuk pertumbuhan janin

serta untuk kebutuhan ibu sendiri. Pada penderita penyakit menahun seperti TBC.

3. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh. Perdarahan atau kehilangan

darah dapat menyebabkan anemia. Hal ini terjadi pada penderita kecacingan

(terutama cacing tambang). Infeksi cacing tambang menyebabkan perdarahan

pada dinding usus, meskipun sedikit tetapi terjadi terus menerus yang

mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi. Malaria pada penderita anemia gizi

besi, dapat memperberat keadaan anemianya. Kehilangan darah pada waktu haid

berarti mengeluarkan zat besi yang ada dalam darah.

4. Pola konsumsi makanan yang kurang beragam, seperti menu yang hanya terdiri

dari nasi, dan kacang-kacangan saja turut menunjang kurangnya asupan zat besi

bagi tubuh. Penyebab lain anemia gizi adalah kebutuhan yang meningkat akibat

pertumbuhan (Wirakusumah, 1999)


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Sedangkan jumlah zat besi yang hilang karena haid, pada 95% populasi

adalah 1,6 mg per hari. Sehingga jumlah zat besi yang hilang akibat haid ditambah

kehilangan basal menjadi sekitar 2,4 mg per hari. Satu diantara 3 wanita menderita

anemia. Tak heran bila para vegetarian cenderung mudah menderita anemia. Apalagi

disertai kebiasaan tidak sarapan atau frekuensi makan tidak teratur tanpa kualitas

makanan seimbang. Demikian pula pengidap gangguan penyerapan zat besi dalam

usus. Ini bisa terjadi karena gangguan pencernaan atau dikonsumsinya substansi

penghambat seperti kopi, teh, atau serat makanan tertentu tanpa asupan zat besi yang

cukup (Anonymous, 2003).

Kekurangan zat-zat gizi dalam makanan akan berdampak terjadinya gangguan

kesehatan dan penurunan produktivitas kerja. Tanda-tanda anemia adalah lesu, lemah,

letih, lelah, lalai (5 L), sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, gejala

lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

Pada wanita dewasa anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah

sakit, menurunkan produktivitas kerja, anemia dapat menurunkan sumber daya

manusia, menurunkan kebugaran. Bagi remaja putri dapat menurunkan kemampuan

dan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak

mencapai optimal, menurunkan kemampuan fisik olah raga, mengakibatkan muka

pucat. Ibu hamil dapat menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan,

meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah atau BBLR (<2,5 kg).

Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan/atau bayinya

(Sampoerna, 2004)
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Meningkatkan konsumsi makanan bergizi, mengkonsumsi makanan yang

banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati,

telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,

tempe). Asupan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C

(daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nenas) sangat

bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Menambah

pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet tambah darah. Mengobati

penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti kecacingan, malaria

dan penyakit TBC (Olivia, 2004)

Tujuan pemberian tablet tambah darah adalah untuk meningkatkan status gizi

kesehatan yang anemia, melihat efek suplementasi pada peningkatan kadar

hemoglobin dan zat besi, melihat efek suplementasi pada penurunan kejadian sakit,

melihat efek suplementasi pada peningkatan berat badan, tinggi badan. Hasil

pemberian tablet tambah darah akan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh

(Anonymous, 2008).

Tablet Tambah Darah (Besi-Folat) adalah tablet untuk suplementasi

penanggulangan anemia gizi yang setiap tablet mengandung fero sulfat 200 mg atau

setara 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah

merupakan obat bebas terbatas yang dapat dibeli di Apotik, Toko Obat,

Warung/Toko, koperasi/kantin sekolah dan pesantren, dokter/bidan praktek swasta

dan pondok bersalin.Tablet Tambah Darah diminum dengan air putih, jangan minum

dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. Kadang-kadang dapat terjadi gejala

ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah

buang air besar dan tinja berwarna hitam.Untuk mengurangi gejala sampingan, tablet

tambah darah diminum setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila

setelah minum tablet tambah darah disertai makan buah-buahan seperti pisang,

pepaya, jeruk, dll (Binkesmas, 2003)

Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau lama suplementasi 3 - 4

bulan untuk meningkatkan Hemoglobin, karena kehidupan sel darah merah biasanya

hanya sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung sekitar 120 hari,

maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari atau tubuh memerlukan sekitar 20 mg

zat besi per hari. Tubuh tidak dapat menyerap Fe dari makanan sebanyak itu per hari,

maka suplementasi tablet tambah darah sangat penting dilakukan. Penyimpanan tablet

tambah darah di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari langsung, jauhkan

dari jangkauan anak, dan setelah dibuka harus ditutup kembali dengan rapat. Tablet

tambah darah yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum (warna asli merah

darah). Tablet Tambah Darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau

kebanyakan darah (Anonymous, 2008)

Suplementasi dijalankan dengan memberikan zat gizi yang dapat menolong

untuk mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut hasil penelitian anemia gizi

di Indonesia sebagian besar disebabkan karena kekurangan zat besi, maka

suplementasi dapat dijalankan dengan memberikan pil besi yang banyak di produksi

dan mudah diserap ialah dalam bentuk sulfas ferro-sus. Contoh pil besi produksi
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
dalam negeri ialah sulfas ferro-sus dan neo-sulfas ferro-sus. Dalam neo-sulfas ferro-

sus selain sulfas ferro-sus ditambahkan asam folat dan vitamin B.

Suplementasi zat besi menjadi salah satu cara untk meningkatkan status gizi

dan meningkatkan produktivitas kerja didalam mengembangkan sumber daya

manusia yang tangguh dan mantap (Tigaraksa, 2008). Seorang tenaga kerja hanya

dapat bekerja selama ia memiliki energi yang diperoleh dari makanan. Gizi kerja

yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja sehingga angka sakit

yang disebabkan oleh penyakit akibat kerja maupun penyakit umum dapat ditekan,

angka mangkir kerja karena sakit juga akan turun dengan sendirinya, yang pada

akhirnya produktivitas akan meningkat (Joko, 1998)

2.2 Produktivitas

Menurut dewan produktivitas Nasioanal RI, secara umum produktivitas

mengandung pengertian perbandingan atau rasio antara hasil yang dicapai dengan

keseluruhan sumber daya yang digunakan. Produktivitas tenaga kerja selalu dikaitkan

dengan efektivitas dan efisiensi yang berkaitan dengan tenaga kerja diartikan sebagai

ukuran keberhasilan tenaga kerja yang menghasilkan suatu produk dalam waktu

tertentu. Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam

memajukan perusahaan karena dengan produktivitas yang tinggi maka perusahaan

akan memperoleh hasil yang besar.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Produktivitas kuantitatif digunakan untuk menentukan tingkat seberapa besar

elemen produksi (input) telah digunakan. Persamaan sederhana sebagai berikut :

Produktivitas = Keluaran

Masukan (Ravianto, 1990). Jumlah keluaran dapat berupa jumlah

produksi yang dihasilkan oleh seseorang secara utuh, satuannya adalah unit

barang. Sedangkan masukannya berupa jumlah jam perorang merupakan waktu

produktif dari seorang tenaga kerja umtuk menghasilkan keluaran tersebut. Waktu

produktivitas adalah waktu kerja yang sebenarnya dipakai yaitu jumlah jam kerja

sehari (Arsad, 1998).

Dengan mengetahui keluaran dan waktu produktif, maka produktivitas tenaga

kerja dapat dinyatakan sebagai berikut :

V (unit produk)
Produktivitas = ________________ = ..barang/orang/hari
T ( jam kerja)

Untuk jenis produk yang berbeda-beda dimana tenaga diharuskan mencapai

jumlah target produk tertentu selama jam kerja, maka produktivitas tenaga kerja dapat

dihitung dengan membandingkan jumlah produk (unit barang) yang dihasilkan

selama jam kerja, dengan jumlah target produk (unit barang) yang seharusnya

diperoleh selama jam kerja, seperti rumus berikut :

Jumlah hasil (unit Barang)


Produktivitas Tenaga Kerja = _________________________ X 100 %
Jumlah Target ( unit Barang)

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Secara umum peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk :

1. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumber daya manusia

2. Jumlah produksi yang sama atau meningkatkan dicapai dengan menggunakan

sumber daya manusia yang kurang

3. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber

daya yang relatif lebih kecil (Suripto, 1998).

Produktivitas tenaga kerja yang tinggi dapat dicapai apabila terdapat

keseimbangan antara beban kerja , kapasitas kerja dan lingkungan kerja (Sumamur,

1989). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas kerja

Soedirman (1986) dan Tarwaka (1991) merinci faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi produktivitas kerja secara umum.

a. Motivasi.

Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendporong kegiatan seseorang

kearah tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk

mencapainya

b. Kedisplinan.

Displin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku

perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan

terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku.

c. Etos Kerja.

Etos kerja merupakan salah satu factor penentu produktivitas, karena etos

kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatau
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
pekerjaaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap

pekerjaan yang kita lakukan.

d. Ketrampilan.

Faktor ketrampilan baik teknis maupun manejerial sangat menentukan tingkat

pencapaian produktivitas. Dengan demikian setiap individu selalu dituntut

untuk terampil dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK)

terutama dalam perubahan teknologi mutakhir.

e. Pendidikan.

Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik melalui jalur pendidikan

formal maupun informal.karena setiappenggunaan teknologi hanya akan dapat

kuasai dengan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang handal.

f. Tingkat upah minimal yang berlaku, dimana tingkat upah yang terlalu rendah

tidak memungkinkan tenaga kerja dapat memenuhi kebutuhan fisik minimal

atau tidak mungkin mampu bekerja produktif atau malas bekerja akibat

kekurangan gizi.

Disamping faktor tersebut diatas, Manuaba (1992) mengemukakan bahwa

faktor alat, cara dan lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap

produktivitas.Untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi, maka faktor tersebut

harus betul-betul serasi terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia

pekerja. Apabila tenaga kerja menderita kurang darah, maka tenaga yang dihasilkan

oleh tubuh akan berkurang dan badan menjadi cepat lelah sehingga produktvitas kerja

juga rendah (De Maeyer, 1989)


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Tercapainya prestasi dan produktivitas yang baik dari pekerja, akan dapat

meningkatkan pendapatan keluarga, pendapatan keluarga yang tinggi akan dapat

meningkatkan kaulitas/kuantitas dari makanan yang mereka konsumsi, sehingga

tenaga kerja berada dalam kesehatan yang optimal, sementara kesehatan seseorang

pada hakekatnya sangat dipengauhi oleh keadaan (status) gizinya (Sayogyo, 1996)

Berdasarkan hasil observasi tahun 1966-1967 bahwa banyak tenaga kerja yang

absensi karena sakit dimana 3%-8% tenaga kerja yang absen setiap harinya karena

sakit, hal ini dapat menurunkn produktivitas perusahaan (Sumamur, 1995).

2.3 Hubungan Anemia dengan Produktivitas Kerja

Salah satu faktor yang menentukan produktivitas adalah status gizi tenaga

pekerja yang baik yang salah satunya adalah ferum (zat besi) didalam tubuh

jumlahnya haruslah mencukupi. Ferum (zat besi) adalah salah satu unsur untuk

pembentukan hemoglobin, bila defesiensi zat besi ini maka pembentukan

Hemoglobin akan berkurang yang dapat menyebabkan anemia zat besi. Kadar

Hemoglobin yang rendah akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh. Untuk

mengatasi hal ini dianjurkan untuk memberikan kebutuhan akan ferum secukupnya

(Mahdin, 1989)

Pada wanita dewasa anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga

mudah sakit, menurunkan produktivitas kerja, anemia dapat menurunkan sumber

daya manusia, menurunkan kebugaran. Pekerja yang membutuhkan tenaga besar

merasa cepat lelah karena anemia menyebabkan tenaga berkurang. Dengan demikian
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
hasil kerjanya akan rendah sehingga produktivitas kerja menurun. Ketahanan dan

kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan produktivitas yang memadai

akan lebih dipunyai oleh individu dengan tidak anemia (Wirakusumah, 1999).

Prevalensi anemia (karena kurangan zat besi) masih tinggi di Indonesia. Studi

mengenai anemia pada pekerja wanita yang dilakukan di Jakarta, Tangerang, Jambi,

dan Kudus-Jawa Tengah membuktikan hal itu. Dilaporkan, anemia menurunkan

produktivitas 5-10% dan kapasitas kerjanya 6,5 jam per minggu. Anemia yang

menyebabkan turunnya daya tahan juga membuat penderita rentan terhadap penyakit,

sehingga frekuensi tidak masuk kerja meningkat. Maka benarlah bila disimpulkan,

anemia defisiensi zat besi sangat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang.

Namun, menurut penelitian lain, produktivitas dapat ditingkatkan sampai 10-20%

setelah pekerja mendapat suplemen zat besi (Fe) (Anonymous, 2004)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa para penyadap getah yang tidak

menderita anemia memiliki produktivitas 20% lebih tinggi dari pada yang menderita

anemia (Karyadi, 1984). Berdasarkan hasil observasi tahun 1966-1967 bahwa banyak

tenaga yang absensi karena sakit diamana 38% tenaga kerja yang absen setiap

harinya karena sakit, hal ini dapat menurunkan produktivitas perusahaan (Sumamur,

1995). Penelitian yang dilakukan oleh Ruowei, 1991 di Cina, Husaini dkk.1981,

Wasito, 1977 dan Untoro dkk.1998, di Indonesia ditemukan bahwa dengan

pemberian tablet tambah darah dapat meningkatkan hemoglobin sehingga pekerja

tidak anemia dan diikuti dengan menigkatnya produktivitas kerja yang lebih baik.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
2.4 Karakteristik Pekerja

a. Umur

Pekerja yang berusia muda mempunyai tingkat absensi tinggi hal ini

disebabkan bukan karena penyakit tetapi karena adanya kesukaran beradaptasi

terhadap lingkungan sehingga dapat menurunkan produktivitas. Sedangkan pada

pekerja usia tua sering terjadi penyakit syaraf seperti tremor. Dimana tremor pada

tenaga kerja dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja perusahaan yang

memerlukan produktivitas tenaga kerja perusahaan yang memerlukan ketrampilan

tangan (Oslida, 2001)

b. Lama Kerja

Lama kerja berkaitan dengan kepuasan kerja. Berdasarkan tenaga kerja

mempunyai kepuasaan kerja yang terus meningkat sampai lama kerja lima tahun dan

kemudian mulai terjadi penurunan sampai lama kerja delapan tahun. Tetapi kemudian

setelah tahun kedelapan kepuasaan kerja secara perlahan-lahan akan meningkat lagi.

Selain itu tenaga kerja yang telah lama bekerja mempunyai dorongan untuk hadir

lebih besar karena mempunyai harapan memperoleh keuntungan dari kesenioritasnya

(Budiono, 1990)

c. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi seseorang dalam sejarah berpikir dan bertindak

dalam menghadapi pekerja.Wanita Indonesia sebagian besar adalah tenaga pelaksana

yang berada dalam keadaan sosial ekonomi lemah, yang disebabkan antara lain

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan yang mereka miliki. Pekerja dengan

dasar pendidikan dan ketarmpilan yang sangat terbatas serta kondisi kesehatan yang

buruk cenderung akan menurunkan produktivitas (Budiono, 1990)

2.5 Konsumsi Makanan

Konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan

gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok

rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

konsumsi makanan tersebut (Supariasa, 2002). Konsumsi pangan merupakan

informasi tentang jenis, jumlah pangan yang dikonsumsi (dimakan) oleh seseorang

atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati, 2004).

Pola Konsumsi makanan merupakan berbagai informasi yang memberikan

gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh

setiap orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola

makan juga dikatakan sebagai suatu cara seseorang atau kelompok orang (keluarga)

memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis,

kebudayaan dan sosial (Suhardjo, 2005).

Manusia membutuhkan konsumsi makanan yang berguna untuk membantu

fungsi semua organ agar dapat berjalan dengan baik seperti karbohidrat, protein,

lemak, vitamin, mineral dan air. Tingkat kecukupan zat gizi berbeda pada setiap

orang dan perbedaan tergantung dari umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan ataupun

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
kegiatan yang dilakukan. Pembagian pekerjaan menurut lamanya bekerja adalah

bekerja delapan jam adalah termasuk pekerjaan sedang dan bila bekerja lebih dari

delapan jam adalah pekerjaan berat. Secara umum pengaruh gizi pada manusia

sangatlah kompleks antara lain dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental,

fisik, produktivitas dan kesanggupan kerja (Kartasapoetra, 2005).

Adapun rata-rata kecukupan zat gizi untuk wanita dewasa pekerja sedang

menurut umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3 Rata-rata Kecukupan Zat Gizi Orang Dewasa Wanita Bekerja
Sedang Menurut Umur
Rata-rata Kecukupan Zat Gizi Orang Dewasa Wanita Bekerja Sedang Menurut
Umur (20-45 Tahun)

Energi (kkal) 2200

Protein (gr) 50

Vitamin C (mg) 75

Zat besi (mg) 26

Sumber : Marsetyo, 2005

Faktor utama yang menyebabkan terjadinya anemia besi adalah kurangnya

komsumsi zat besi yang berasal dari makanan, atau rendahnya absorbsi zat besi yang

ada dalam makanan. Ketersediaan zat besi dari makanan yang tidak mencukupi

kebutuhan tubuh akan mengakibatkan tubuh mengalami anemia besi. Konsumsi

makanan yang cukup jumlah dan macamnya akan menjamin kesehatan. Sebaiknya

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
lauk pauk ada yang berasal dari hewani dan nabati. Demikian juga bahan makanan

merupakan sumber vitamin seperti buah-buahan dan sayur-sayuran harus tersedia

dalam hidangan sehari-hari (Wirakusumah, 1999).

Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang

berasal dari hewani. Disamping banyak mengandung zat besi, serapan zat besi dari

sumber makanan tersebut mempunyai angka sebesar 20-30%. Sebagian besar

penduduk di negara yang (belum) sedang berkembang belum mampu menghadirkan

bahan makanan tersebut. Ditambah dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang

dapat mengganggu penyerapan zat besi (seperti kopi dan teh) secara bersamaan pada

waktu makan menyebabkan serapan zat besi menjadi semakin rendah. Makanan kaya

vitamin C seperti air jeruk sangat dianjurkan untuk meningkatkan kemampuan tubuh

menyerap zat besi (Arisman, 2004).

Konsumsi pangan dipengaruhi oleh banyak faktor dan pemilihan jenis

maupun banyaknya pangan yang dimakan, dapat berlainan dari masyarakat ke

masyarakat dan dari Negara ke Negara (Suharjo,1986).

Faktor - faktor yang tampaknya sangat mempengaruhi pangan adalah :

1. Jenis dan banyaknya pangan yang diproduksi dan tersedia

2. Tingkat pendapatan

3. Pengetahuan gizi

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Kombinasi makanan sehari-hari harus diperhatikan , yang terdiri atas campuran

sumber besi yang berasal dari hewani dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain

yang dapat membantu absorpsi.

Daftar Komposisi Bahan Makanan dapat dijadikan Pedoman dalam memilih

bahan pangan yang kaya akan zat besi (Almatsier, 2002)

Tabel 2.4 Nilai Besi Berbagai Bahan Makanan (per 100 gr BDD)

No. Bahan Makanan Nilai Fe No. Bahan Makanan Nilai Fe

1 Beras Giling 1,8 15 Patin 1,6

2 Jagung Kuning 1,4 16 Tongkol 1,7

3 Gadung Kuning 2,2 17 Udang Galah 0,7

4 Kacang Ercis 2,3 18 2,5


Ikan Hiu Kering
5 Kacang Merah 6,8 19 5,2

6 Bayam Merah 7,0 20 Telur Ayam Kampung 4,9

7 Daun Singkong 1,7 21 5,4


Udang Kering
8 Bunga Pepaya 1,3 22 15,1
Telur Bebek
9 Mangga 1,0 23 1,5

10 Rambutan 1,2 24 Telur Ikan 6,6

11 Kacang Kedelei 8.0 25 2,7


Ayam
12 Belut 1,5 26 6,2

13 Kentang 0,7 27 Hati Sapi 2,7

14 Kacang Ercis 2,3 28 3,4


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Kangkung

Daun Kacang Panjang

Biskuit

Martabak Mesir

Sumber : Dinas Kesehatan, 2005

Menu makanan di Indonesia sebaiknya terdiri atas nasi, daging/ayam/ikan,

kacang-kacangan, serta sayur-sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin C.

Persentase zat besi yang dapat diserap dari makanan sangat rendah dan bervariasi. Zat

besi dari pangan hewani lebih mudah diserap antara 10-20%, sedangkan zat besi dari

pangan nabati hanya dapat diserap antara 1-5%. Misalnya zat besi dari beras dan

bayam hanya dapat diserap oleh usus sekitar 1%, sedangkan dari ikan diserap dalam

jumlah besar yaitu 11%. Semua zat besi yang ada didalam tubuh pada dasarnya

berasal dari bahan pangan nabati maupun hewani. Oleh karena tidak semua zat besi

yang berasal dari makanan dapat diserap tubuh maka jumlah zat besi yang dimakan

harus lebih besar jumlahnya dari angka kebutuhan yang sebenarnya sedangkan ada

faktor lain yang menghambat penyerapan zat besi adalah Asam fitat yang terdapat di

serat serialia, Asam folat terdapat didalam sayuran, Tanin terdapat di dalam teh,

kopi, dan beberapa sayuran dan buah (Sampoerna, 2004)

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Asam folat adalah bentuk dari vitamin B9 yang larut air. Asam folat bisa

didapat dari makanan dan mendapatkan namanya dari bahasa Latin folium yang

berarti daun. Dalam dunia medis biasa disebut folium atau folate. Sayuran berdaun

seperti bayam, dan juga kacang-kacangan dan biji bunga matahari adalah sumber-

sumber makanan yang kaya akan asam folat.

Ada beberapa fungsi asam folat :

1. Asam folat berfungsi sebagai antidepresi.

Jika seseorang kekurangan asam folat, ia cenderung mudah mengalami stres.

2. Mampu memperbaiki fungsi otak dan ingatan pada orang yang telah berusia

lebih dari 50 tahun. Selain itu, pemenuhan asam folat dapat menurunkan

risiko penyakit Alzheimer.

3. Berfungsi untuk memproduksi dan menjaga sel-sel baru. Ibu hamil yang

mengonsumsi asam folat tambahan dua sampai tiga bulan sebelum dan di

awal kehamilan, lebih besar kemungkinannya melahirkan anak tanpa cacat

otak. Selama masa kehamilan, asam folat juga berperan penting

memicu produksi sel darah merah dan pembentukan jaringan janin.

Tubuh kita memang sangat tergantung pada konsumsi makanan sebagai

sumber asam folat. Walaupun kita sudah memiliki bakteri yang mampu memproduksi

folat dalam sistem pencernaan, namun kontribusinya relatif kecil. Selain itu,

konsumsi asam folat dari makanan alami sehari-hari juga cukup kecil, bahkan hanya

50% dari total kebutuhan harian. Sementara itu, daya serap untuk asam folat dalam

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
bentuk sintetis bisa mencapai 85-100%. Cadangan asam folat akan di simpan dalam

hati. Bila mengkonsumsi asam folat secara berlebihan, maka tubuh akan

membuangnya melalui sistem urine. Karena keterbatasan serapan asam folat dari

makanan sehari-hari, maka disarankan untuk menambahkan folat dari sumber

makanan lainnya. Sumber dapat diperoleh dari makanan yang difortifikasi maupun

suplemen asam folat yang cukup banyak tersedia di pasaran. Menurut anjuran WHO,

orang dewasa membutuhkan 400 mg asam folat per hari (Anonymous, 2008).

Metode yang digunakan untuk pengukuran konsumsi makanan adalah metode

recall 24 jam dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi

pada periode 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak bangun pagi

kemarin sampai istirahat tidur malam harinya, atau dimulai dari waktu saat

wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Beberapa penelitian

menunjukkan minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan

gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar

tentang intake harian individu. Pengukuran konsumsi makanan dapat

mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi. Konsumsi makanan dalam

bentuk zat gizi diperoleh dari konsumsi bahan pangan yang dikonversi kedalam

bentuk zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)

(Supariasa, 2002).

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
2.6 Kerangka Konsep

Suplementasi - Kopi - Umur


Tablet Tambah - Teh - Pendidikan
Darah - Asam Fitat - Masa Kerja

Kons.Makanan Konsumsi Kadar Produktivitas


E, P,Vit.C, Fe Zat Besi (Fe) Hemoglobin Kerja

- Cacingan
- Infeksi
- Pendarahan

Jam kerja

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan : : Variabel Independen dan Dependen

: Variabel Pengganggu

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam bentuk eksperimen kuasi dengan desain

eksperimen pre-test and post-test control group design yaitu kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol (Arikunto, 2006). Pada kelompok perlakuan adalah pemberian

tablet tambah darah satu tablet setiap hari (selama 90 hari) sedangkan pada kelompok

kontrol adalah pemberian placebo (permen yang mirip warna, rasa dan bentuk dengan

tablet tambah darah). Pengukuran Hemoglobin, penghitungan produktivitas,

pengukuran konsumsi makanan dilakukan sebelum dan sesudah intervensi.

Pola jenis penelitian adalah:

E : P1 X1 P2

K : P3 X0 P4

Keterangan:

E adalah Eksperimen

K adalah Kontrol

P1 = Pengukuran yang dilakukan sebelum intervensi pada kelompok perlakuan

P2 = Pengukuran yang dilakukan setelah intervensi pada kelompok perlakuan

X1 = Intervensi dengan pemberian tablet tambah darah 1 tablet sehari selama 90 hari

X0 = Intervensi dengan pemberian placebo 1 tablet sehari selama 90 hari

P3 = Pengukuran yang dilakukan sebelum intervensi pada kelompok kontrol

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
P4 = Pengukuran yang dilakukan setelah intervensi pada kelompok kontrol

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di bagian pensortiran daun tembakau di PT. X

Kabupaten Deli Serdang. Alasan penelitian dilakukan di lokasi ini adalah:

1. Pada survei pendahuluan, beberapa tenaga kerja dibagian pensortiran

mengalami keluhan, lemas, gampang lelah, kurang konsentrasi, pegal-pegal,

alergi dan batuk-batuk.

2. PT. X memberikan izin penelitian karena sebelumnya belum pernah

dilakukan penelitian yang sama.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 9 bulan dari bulan Juli 2008 sampai April 2009.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja wanita yang bekerja

dibagian pensortiran daun tembakau yang berjumlah 260 orang.

3.3.2 Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian dibatasi dengan kriteria Inklusi dan Eksklusi

yang meliputi:

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
3.3.2.1 Kriteria Inklusi

1. Sehat saat penelitian

2. Wanita usia 15 45 tahun

3. Tidak hamil dan tidak menyusui

4. Kadar Hemoglobin < 12 gr /dl

5. Bersedia menjadi sampel selama penelitian

6. Tidak menggunakan obat tertentu yang dapat menaikkan Hemoglobin darah,

seperti Hemaviton, Neurobion, Sangoboin dan lain-lain yang sejenis.

3.3.2.2 Kriteria Eksklusi

Siklus haid yang berkepanjangan dapat mengakibatkan anemia kronis

sehingga tidak dipakai sebagai sampel dalam penelitian karena dapat mengakibatkan

bias.

Setelah dilakukan skrining dan kriteria Inklusi pada uji pendahuluan terhadap

260 orang populasi tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau maka diperoleh

sebanyak 136 orang yang dapat diukur Hemoglobinnya, kemudian diperoleh

sebanyak 66 orang (48,5%) yang mempunyai kadar Hemoglobin <12 gr/dl, dan

semua dijadikan sampel (total sampling = 66 orang). Cara penarikan sampel

dilakukan secara simple random sampling yaitu untuk mendapatkan sampel pada

kelompok perlakuan sebanyak 33 orang dan kelompok kontrol sebanyak 33 orang.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data

Data Primer, yaitu:

a. Pengukuran Hemoglobin

b. Penghitungan Produktivitas

c. Pengukuran Konsumsi Makanan

Data Sekunder, yaitu:

a. Gambaran umum lokasi penelitian

b. Data umur, masa kerja, jam kerja, pendidikan

3.4.2 Cara Pengumpulan Data

Data Primer:

a. Pemeriksaan Hemoglobin

1) Dengan metode Cyanmethemoglobin dan menggunakan alat Spektofotometer.

2) Isaplah darah dari ujung jari yang sudah ditusuk lanset steril sebanyak 0,02 ul

dengan menggunakan pipet Hemoglobin.

3) Darah tersebut diteteskan ke kertas Whotman, lalu darah yang melekat pada

kertas whatman dibiarkan mengering kemudian dimasukkan kedalam plastik

putih.

4) Darah yang menempel pada kertas digunting sampai sekecil mungkin,

dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah berisi 5 ml larutan drabkins

(NaHC03, KCN, K3Fe(CN)6, Aquadest) campur sampai homogen, biarkan

selama 24 jam lalu disaring.


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
5) Dituangkan kedalam kuvet, dibaca dengan alat spektofotometer pada panjang

gelombang 540 nm kadar Hemoglobin terlihat pada monitor Spektofotometer.

6) Satuan Hemoglobin dinyatakan dalam gr/dl (Bakara, 2007). Pengambilan

darah sampel dilakukan oleh seorang Dokter dan untuk analisis dilakukan

pada laboratorium RSU Lubuk Pakam Deli Serdang dan dilaksanakan oleh

seorang analis.

b. Data Pengukuran Produktivitas

1) Dengan cara menghitung jumlah ikatan daun tembakau yang telah disortir

yaitu satu ikat terdapat 100 helai daun tembakau (warna daun tembakau yang

sama, ukuran daun yang sama, tidak terdapat koyak, bolong, rapuh, bopeng,

pecah).

2) Kemudian dijumlahkan lalu dibandingkan dengan target dari perusahaan

sebesar 240 ikat/orang/minggu atau rata-rata 40 ikat/orang/hari.

3) Dilaksanakan setiap hari kerja selama satu minggu (6 hari kerja) setelah

selesai kerja atau jam 15.00 WIB di gudang pensortiran tembakau.

4) Penghitungan produktivitas dibantu oleh enumerator.

c. Data Konsumsi Makanan (Energi, Protein, Vitamin C, dan Zat Besi)

1) Dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan metode Food Recall

2 x 24 jam pada hari yang berbeda.

2) Dengan menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman

yang dikonsumsi dalam ukuran rumah tangga selama kurun waktu 24 jam

yang lalu.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
3) Dilakukan selama dua hari tanpa berturut-turut, hari pertama melakukan

recall pada waktu tenaga kerja sehari setelah gajian (awal bulan) dan recall

yang kedua pada waktu akhir bulan.

4) Tempat pelaksanaan recall adalah di gudang pensortiran daun tembakau pada

jam 13.00 WIB (jam istirahat) dibantu oleh enumerator yaitu 2 orang

mahasiswa semester 5 Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan.

5) Pada data konsumsi makanan yang dihitung adalah Energi, Protein, Vitamin

C, dan Zat Besi (Fe) karena zat gizi ini adalah faktor utama untuk membantu

meningkatkan pembentukan Hemoglobin.

6) Kemudian zat gizi ini dianalisa dengan menggunakan Daftar Komposisi

Bahan Makanan (DKBM) lalu membandingkan dengan Angka Kecukupan

Gizi (AKG) untuk Indonesia.

Data Sekunder

a. Gambaran umum Perusahaan diperoleh dari bagian administrasi, pihak

manajemen perusahaan dan kepala ruangan bagian pensortiran.

b. Data umur, masa kerja, jam kerja, pendidikan diperoleh dari tenaga kerja

dengan wawancara.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

a. Variabel Independen adalah Pemberian Tablet Tambah Darah.

b. Variabel Dependen adalah Produktivitas Tenaga Kerja Wanita.


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
3.5.2 Definisi Operasional

a. Tablet Tambah Darah adalah: tablet suplementasi penanggulangan anemia

gizi yang setiap tablet mengandung Fero sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi

elemental dan 0,25 mg asam folat.

b. Produktivitas Kerja adalah jumlah daun tembakau yang disortir atau yang

dihasilkan oleh tenaga kerja wanita selama satu minggu berturut-turut.

c. Kadar Hemoglobin adalah jumlah Hemoglobin yang terdapat dalam tubuh

pekerja wanita pensortir daun tembakau.

d. Konsumsi Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi adalah jumlah Energi,

Protein, Vitamin C dan Zat Besi yang dikonsumsi pekerja pensortir tembakau

dalam sehari.

3.6 Pelaksanaan Penelitian

3.6.1 Pre Intervensi

a. Meminta kesediaan dan kerelaan seluruh populasi untuk dijadikan sampel

penelitian di mana terlebih dahulu diberitahu manfaat dan tujuan penelitian

yang akan dilaksanakan.

b. Seluruh populasi disesuaikan dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan.

c. Untuk memperoleh sampel sesuai kriteria inklusi maka dilakukan

pemeriksaan Hemoglobin darah, tetapi untuk sampel yang sedang menstruasi

diperiksa Hemoglobinnya setelah selesai masa menstruasinya.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
d. Melakukan penghitungan produktivitas kerja selama satu minggu berturut-

turut di gudang pensortiran daun tembakau.

e. Melakukan pengukuran konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C, Zat

besi) dengan metode Food Recall selama 2 hari tanpa berturut-turut

3.6.2 Intervensi

a. Sebelum dilakukan pemberian Tablet Tambah darah terlebih dahulu semua

sampel diberikan obat cacing yaitu obat cacing Pirantel Pamoat yang dipesan

dari Apotik, obat cacing ini mampu membasmi cacing seperti: Oksiuriasis,

Askariasis, Ankilostomiasis, dan Nekatoriasis.

b. Pemberian obat cacing dosis tunggal dilaksanakan setelah habis makan siang

atau pada jam istirahat (jam 13.00 WIB).

c. Dua hari sesudah pemberian obat cacing lalu pemberian suplementasi untuk

kelompok perlakuan berupa Tablet Tambah Darah yang mengandung Fero

sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.

Sedangkan pada kelompok kontrol adalah pemberian placebo yaitu permen

yang sangat mirip bentuk, warna dan rasa dengan tablet tambah darah.

d. Tablet Tambah Darah di pesan dari Apotik dan Placebo dibeli dari swalayan.

e. Pemberian suplementasi dan placebo diberikan setiap hari kerja satu tablet

setiap orang setelah habis makan siang (jam 13.00 WIB). Hal ini dilakukan

untuk mengurangi efek samping dari tablet tambah darah seperti gejala ringan

yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah

buang air besar dan tinja berwarna hitam.


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
f. Pemberian suplementasi dan placebo dilakukan selama 90 hari, dan

dilaksanakan di gudang pensortiran daun tembakau pada PT. X Kabupaten

Deli Serdang.

g. Pengawasan dilakukan dengan ketat dan dibantu seorang enumerator yaitu

asisten kepala pada bagian pensortiran daun tembakau PT. X Kabupaten Deli

Serdang.

3.6.3 Post-Intervensi

Setelah pemberian suplementasi tablet tambah darah selama 90 hari lalu

dilakukan tahap post-intervensi, yaitu:

a. Pemeriksaan Hemoglobin dilakukan pada jam 9.30 WIB (istirahat pendek),

Apabila sampel sedang menstruasi maka pemeriksaan Hemoglobinnya akan

dilakukan setelah sampel tersebut selesai masa menstruasinya.

b. Penghitungan produktivitas kerja wanita pensortir daun tembakau dilakukan

pada jam 15.00 WIB setiap hari setelah pekerjaan selesai selama satu minggu

berturut-turut.

c. Pengukuran konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C, Zat Besi) dengan

menggunakan metode Food Recall dilakukan pada jam 13.00 WIB (Jam

istirahat) selama 2 hari tanpa berturut-turut.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Alur penelitian seperti pada gambar di bawah ini:

Populasi
Pekerja wanita pensortir
Daun tembakau (260 orang)

Kriteria Inklusi

Pekerja Wanita Pensortir


Daun Tembakau (136 orang)

Skrining Hemoglobin
Sampel
Pekerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau (66 orang)

Secara random

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol


(33 Org Pekerja) (33 Org Pekerja)

Data awal
- Konsumsi E, P,Vit.C, Fe - Konsumsi E, P,Vit.C, Fe
- Hemoglobin - Hemoglobin
- Produktivitas - Produktivitas

Intervensi 90 hari
Kel. Perlakuan (33 Org) Kel. Kontrol (33 Org)
Pemberian Tablet Pemberian Placebo
Tambah Darah

- Konsumsi E, P,Vit.C, Fe - Konsumsi E, P,Vit.C, Fe


Data akhir - Hemoglobin - Hemoglobin
- Produktivitas - Produktivitas

Gambar 3.1. Alur Penelitian


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
3.7 Metode Pengukuran

a. Pemeriksaan Hemoglobin

Berdasarkan standart dari WHO (1989) batas Hemoglobin untuk anemia pada

wanita dewasa dibagi atas empat dengan cut of points seperti :

Normal : Hb 12 gr/dl

Anemia ringan : 10-11,9 gr/dl

Anemia sedang : 8-9,9 gr/dl

Anemia berat : < 8 gr/dl

b. Produktivitas Kerja

Berdasarkan target dari PT. X untuk produktivitas wanita pensortir daun

tembakau adalah sebanyak 240 ikat selama satu minggu.

Baik : sesuai target : 240 ikat/minggu

Kurang : tidak sesuai target : < 240 ikat/minggu

c. Konsumsi Makanan

Berdasarkan Buku Pedoman Petugas PusKesMas. DepKes.(1990) klasifikasi

tingkat konsumsi dibagi menjadi empat dengan cut points sebagai berikut :

Baik : 100% AKG

Cukup : 80 99,9% AKG

Kurang : 70 79,9% AKG

Defisit : < 70% AKG

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Tabel.3.1 Aspek Pengukuran

Variabel Defenisi Operasional Kategori Alat Ukur Skala

Ukur

Hemo Jumlah Hemoglobin 12 gr/dl = Normal Spekto Ordinal


fotometer
globin yang terdapat pada 10-11gr/dl = Anemia Ringan
tubuh pekerja wanita 8-9,9 gr/dl = Anemia Sedang
pensortir daun < 8 gr/dl = Anemia Berat
tembakau

Produk Jumlah daun 240 ikat / minggu = Baik Kalkulator Ordinal

tivitas tembakau yang < 240 ikat / minggu


= Kurang
disortir tenaga kerja

wanita.

Kon Jumlah Energi, 100% AKG = Baik Wawancara Ordinal


sumsi dengan
Protein, Vitamin C metode
80 99,9% AKG = Cukup
- Energi dan Zat Besi (Fe) Food recall
2 x 24 jam
70 79,8% AKG = Kurang
- Protein dalam sehari
- Vit.C <70 % AKG = Defisit
- Fe

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
3.8 Metode Analisa Data

Data yang telah diperoleh dianalisa melalui proses pengolahan data yang

mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau

kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.

b. Coding, pemberian kode dan scoring pada tiap jawaban untuk memudahkan

proses entry data.

c. Entry Data, setelah proses codng dilakukan pemasukan data kekomputer.

d. Cleaning, sebelum analisa data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap

data yang sudah masuk.

e. Analisa data diperoleh dengan menggunakan perhitungan uji statistik

memakai bantuan program komputer.

f. Analisa data Univariat, untuk melihat gambaran dan karekteristik setiap

variabel independent (bebas) serta variabel dependen (terikat)

g. Analisa data Bivariat, untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dan

variabel terikat, yaitu pengaruh pemberian tablet tambah darah terhadap

produktivitas kerja wanita pensortir daun tembakau digunakan uji t dependet

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pemerintahan Belanda tahun 1869 mengelola PT.X. dengan nama perusahaan

Deli Maatschappij. Masa sebelum Kemerdekaan Indonesia perusahaan ini menjadi

kekuasaan belanda sepenuhnya, dan merupakan salah satu dari 22 unit perusahaan

milik PT. Perusahaan Nusantara II.

Pada tahun 1910 perusahaan ini berganti nama menjadi NV.VDM (Verenidg

Deli Maatschappijen). Sejak kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda, maka

semua usaha yang dikelola oleh Belanda dialihkan menjadi milik pemerintahan

Indonesia termasuk diantaranya adalah Perusahaan Perkebunanan. Kemudian pada

tahun 1958 Pemerintahan Republik Indonesi mengambil alih NV.VDM dan diberi

nama PPN.BARU (Pusat Perkebunan Negara Baru). Perusahaan ini menyebar di

berbagai wilayah nusantara, maka tahun 1960 PPN.BARU berubah nama menjadi

PPN Cabang Sumatera Utara Unit Sumut-1, hanya berselang setahun yaitu pada

tahun 1961. PPN Cabang Unit Sumut -1 berubah menjadi PPN Sumut -1 yang

dikhususkan memproduksi tembakau. Akibat dari meningkatnya penjualan tembakau

di pasar lokal maupun luar negeri serta daun tembakau yang dihasilkan berkualitas,

pada tahun 1963 PPN Sumut-1 berubah nama lagi menjadi PPN Tembakau Deli-II.

Lima tahun kemudian PPN Tembakau Deli-II berubah nama menjadi PNP IX.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri RI Nomor

5/KTP/UM/1974/PNP/IX tahun 1971 yang isinya adalah perubahan nama dari PNP

IX berubah menjadi PT.Perkebunan Nusantara II. Nama inilah yang dipakai sampai

sekarang. PTPN II Kebun Klambir Lima memiliki 3 jenis komoditi yaitu : Tembakau,

Tebu, dan Kelapa Sawit. Pengolahan daun tembakau dilakukan di gudang

pengolahan yaitu dari proses pengeringan, permentasi dan pensortiran daun

tembakau.

Produk PTP. Nusantara II Kebun Klambir Lima diekspor ke luar negeri yaitu

Jerman dan Amerika Serikat (AS). Luas HGU (Hak Guna Usaha) PTPN II Kebun

Klambir Lima adalah : 2.050.47 Ha. PTP. Nusantara II Kebun Klambir Lima

mempunyai struktur oganisasi garis, mempunyai tenaga kerja sebanyak 788 orang

dimana pada bagian pensortiran berjumlah 260 orang selebihnya sebagai tenaga

administrasi, manager, kepala dinas tanaman, kepala dinas pengolahan, asisten,

mandor, dll.

Jadwal kerja tenaga kerja pensortir daun tembakau adalah masuk pada pukul

07.00-09.00 WIB, istirahat pendek 09.0009.30 WIB, kerja kembali 09.30-12.30

WIB, istirahat panjang 12.3014.00 WIB, kerja kembali 14.00-17.00 WIB, Pulang

Kerja pukul 17.00 WIB maka total jam kerja adalah 8 jam per hari.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Proses produksi tembakau dari mulai pembibitan sampai menjadi daun

tembakau kering melewati beberapa tahap. Adapun tahapan tersebut adalah :

1. Proses Penanaman

Proses penanaman di mulai dari penyemaian benih selama 25 hari, kemudian

di siapkan media tanaman yang terdiri dari campuran tanah, pupuk, kompos,

pasir dan baha-bahan lainnya. Kemudian campuran tersebut dipanaskan pada

suhu 100 derajat celcius. Setelah itu media tanam dimasukkan kedalam plat-

plat pembibitan. Setelah 40 hari tanaman tembakau siap dipindahkan ke

kebun tembakau.

2. Proses Pemeliharaan Tanaman

Pada tahapan ini tembakau membutuhkan perawatan berupa pupuk supaya

tanaman tembakaunya dapat tumbuh subur dan perawatan kimia yang

gunanya untuk memberantas hama atau gulma yang dapat merusak daun

tembakau tersebut. Pupuk yang digunakan adalah guano bibit, dolomit,

indostik, nemisphore,mixed,spontan dan lainnya. Pada proses pemeliharaan

tanaman ini dilakukan penyiraman sebanyak tiga kali sehari serta pencabutan

gulma dan pencarian hama yang sering ditemukan pada daun tembakau. Jika

ditemukan tanaman tembakau yang rusak dan mati, maka tanaman tersebut

dimusnahkan. Seluruh proses pemeliharaan tanaman ini hingga pengutipan

daun tembakau menghabiskan waktu 40 hari. Biasanya kondisi cuaca juga

mempengaruhi pertumbuhan tembakau. Jika curah hujan sedikit, maka rata-

rata umur tembakau yang bisa di panen kurang lebih 50 hari.


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
3. Proses Panen dan Pengangkutan

Setelah umur tembakau cukup untuk dipanen maka dilakukan pemetikan daun

tembakau. Daun yang telah dipanen diangkut ke bangsal pengeringan. Pada

saat panen, tidak semuanya daun tembakau yang dipetik. Ada dua tingkatan

daun yang dipetik, biasanya daun bagian bawah lebih dahulu setelah beberapa

hari kemudian daun bagian atas. Tujuh daun ke atas di sebut dengan daun kaki

, sedangkan lima daun ke bawah di sebut dengan daun pasir.

4. Proses Pengeringan

Setelah daun tembakau di angkut ke bangsal pengeringan, daun tersebut

dikeringkan.Untuk daun pasir (Z), waktu yang dibutuhkan dalam pengeringan

adalah 19-22 hari. Sedangkan untuk daun kaki adalah 20-22 hari. Dalam

proses pengeringan, daun hijau tembakau tidak dikeringkan di bawah sinar

matahari langsung tetapi di dalam ruangan tertutup dengan menggunakan asap

hasil pembakaran batu bara.

5. Proses Penyortiran

Daun tembakau yang telah kering, diangkut dari bangsal pengeringan ke

gudang pensortiran. Selama tembakau berada digudang pensortiran suhu atau

temperatur ruangan sangat dijaga, sebab suhu yang tidak stabil mengakibatkan

kerusakan pada daun tembakau tersebut. Juga dilakukan pegelompokan yang

terdiri dari daun tembakau lelang breman, non lelang breman, dan daun gruis.

Pengelompokan tembakau ini sangat membutuhkan ketelitian. Setelah daun

tembakau di kelompokkan, kemudian dilakukan proses permentasi agar daun


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
tembakau tersebut layu dan tahan lama. Suhu yang dibutuhkan pada proses ini

antara 45-50 derajat celcius. Di dalam gudang ini juga dilakukan pensortiran

daun tembakau sesuai dengan jenis, warna, juga tidak terdapat lagi daun yang

koyak atau bolong. Kemudian daun tembakau di ikat dimana setiap ikatan

terdiri dari 40 lembar. Setelah itu baru dilakukan pengepakan dan setelah

berjumlah 150 pak kemudian dilakukan pengebalan dan mencap setiap satu

bal tembakau. Kemudian tembakau siap untuk diekspor. Perbedaan ketiga

jenis produk terdapat pada tekstur daun tembakau. Untuk menilai tembakau

yang berkualitas dilihat dari sisi ketebalan, kelenturan dan warna tembakau.

Produksi tembakau kebun klambir lima sebagian besar di ekspor ke Jerman,

oleh karenanya sebutan tembakau hasil jadi kebun ini adalah Lelang Breman.

Tembakau produksi kebun klambir lima merupakan salah satu produk

Indonesia yang sudah dikenal di pasar Internasional karena kualitasnya yang

baik.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Tahap-tahap proses Tembakau mulai dari Pembibitan sampai Ekspor dapat

dilihat pada Gambar 4.1 berikut :

Pembibitan 40 Hari

Penanaman 70 Hari

Pemetikan

Pengeringan 22 Hari

Saring Ikat Kasar

Stapel A = 8 Hari

Stapel B = 12 Hari

Stapel C = 21 Hari

Stapel D = 30 Hari

Sortasi

Saring dan Uji Lab.

Packing Ekspor

Gambar 4.1 Proses Tembakau dari Pembibitan sampai Ekspor

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
4.2 Karakteristik Sampel
4.2.1 Umur

Distribusi sampel pensortir daun tembakau di PT.X. berdasarkan umur

disajikan pada gambar berikut ini:

60

50

40

30 Perlakuan
Kontrol
20

10

0
<30 tahun 30-40 tahun >40 tahun

Gambar 4.2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa tenaga kerja pada kelompok perlakuan

sebanyak 57,6% berusia 30-40 tahun dan untuk kelompok kontrol sebanyak 51,5%.

Hal ini menyatakan bahwa umur sampel pada bagian pensortiran daun tembakau

di PT. X masih tergolong usia produktif.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
4.2.2 Masa Kerja

Distribusi sampel pensortir daun tembakau di PT. X berdasarkan masa kerja

disajikan pada gambar berikut ini:

70
60
50
40
Perlakuan
30
Kontrol
20
10
0
<10 tahun 10-20 tahun >20 tahun

Gambar 4.3. Karakteristik Sampel Berdasarkan Masa kerja

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa masa kerja 10-20 tahun pada kelompok

perlakuan sebanyak 60,6% dan kelompok kontrol sebanyak 48,5%. Hal ini

menyatakan bahwa masa kerja sampel pada bagian pensortiran daun tembakau di PT.

X sudah tergolong lama.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
4.2.3 Pendidikan

Distribusi sampel pensortir daun tembakau di PT.X berdasarkan Pendidikan

disajikan pada gambar berikut ini:

80
70
60
50
40 Perlakuan
30 Kontrol
20
10
0
SD SMP SMA

Gambar 4.4. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan sampel lebih dominan berpendidikan SD, untuk

kelompok perlakuan sebanyak 63,6% dan kelompok kontrol sebanyak 78,8%. Hal ini

menyatakan bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja pensortiran daun tembakau adalah

sangat rendah.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
4.3 Konsumsi Makanan

4.3.1 Konsumsi Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi (Fe)

Sebelum pemberian Tablet Tambah Darah dilakukan Food Recall 2x24 jam

dengan cara wawancara dan mencacat jenis, jumlah bahan makanan yang dikonsumsi

pada periode 24 jam yang lalu pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh hasil konsumsi zat gizi (Energi,

Protein, Vitamin C dan Zat Besi). Kemudian setelah pemberian Tablet Tambah Darah

selama 3 bulan dilakukan kembali Food Recall 2x24 jam. Hasil Food Recall

konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi) dapat dilihat pada

tabel 4.3. berikut ini :

Tabel 4.3 Rata-rata Zat Gizi Tenaga Kerja pada Kelompok Perlakuan dan
Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi

Zat Gizi Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol P.Value

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Energi (kkal) 1707,09 1741,06 1820,83 1843,41 0,47

Protein(gr) 55,90 56,36 64,24 57,44 0,80

Vitamin C (mg) 43,12 43,34 47,33 43,82 0,64

Zat besi (mg) 6,48 66,53 6,88 6,61 0,001

Sebelum intervensi jumlah energi pada kelompok perlakuan sebanyak

1707,09 kkal dan kelompok kontrol sebanyak 1820,83 kkal dimana perbedaan antara

kedua kelompok adalah 113,74 kkal. Protein pada kelompok perlakuan 55,90 gr dan

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
kelompok kontrol 64,24 gr maka perbedaan kedua kelompok sebanyak 8,34 gr.

Vitamin C pada kelompok perlakuan sebanyak 43,12 mg dan kelompok kontrol

sebanyak 47,33 mg perbedaan antara kedua kelompok adalah 4,21 mg, dan jumlah

zat besi pada kelompok perlakuan sebanyak 6,48 mg dan pada kelompok kontrol

sebanyak 6,88 mg. Hasil pengukuran jumlah Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi

sebelum intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol jumlah yang hampir sama.

Tabel 4.3 menunjukkan sesudah intervensi jumlah energi pada kelompok

perlakuan sebanyak 1741,06 kkal dan kelompok kontrol sebanyak 1843,41 kkal

dimana perbedaan antara kedua kelompok adalah 102,35 kkal. Protein pada

kelompok perlakuan sebanyak 56,36 gr dan kelompok kontrol 57,44 gr maka

perbedaan kedua kelompok sebanyak 1,08 gr. Vitamin C pada kelompok perlakuan

sebanyak 43,34 mg dan kelompok kontrol sebanyak 43,82 mg perbedaan antara

kedua kelompok adalah 0,48 mg. Jumlah zat besi pada kelompok perlakuan sebanyak

66,53 mg dan kontrol sebanyak 6,61 mg perbedaan antara kedua kelompok adalah

59.92 mg, terjadi peningkatan yang cukup tinggi hal ini dapat terjadi karena asupan

makanan sudah ditambahkan Tablet Tambah Darah yang mengandung zat besi

sebesar 60 mg.

Hasil uji t konsumsi Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi sebelum

intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol menunjukkan (p>0,05) hal ini berarti

konsumsi Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi sebelum intervensi tidak dijumpai

perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol,

sedangkan sesudah intervensi konsumsi Energi, Protein, Vitamin C tidak dijumpai


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, tetapi

pada konsumsi Zat Besi menunjukkan hasil yang signifikan atau (p<0,05).

4.3.2 Tingkat Asupan Makanan

Hasil pengukuran asupan makanan dapat dipakai untuk menentukan angka

kecukupan gizi tenaga kerja pensortir daun tembakau setelah dibandingkan dengan

AKG (Angka Kecukupan Gizi) Indonesia yang dianjurkan.

4.3.2.1 Tingkat Asupan Energi

Tingkat asupan energi tenaga kerja pensortir daun tembakau disajikan pada

gambar berikut ini.

80
70
60
50
40
Baik
30
Cukup
20
Kurang
10
Defisit
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Perlakuan Kontrol

Gambar 4.5. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Energi pada Kelompok


Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa tingkat asupan energi sebelum intervensi

pada kelompok perlakuan pada tingkat asupan cukup adalah sebesar 69,7% dan

setelah intervensi naik menjadi 75,8%. Pada kelompok kontrol sebelum intervensi

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
tingkat asupan energi berada pada kategori baik sebanyak 48,5% sedangkan sesudah

intervensi naik menjadi 57,6%, kemudian pada tingkat asupan defisit sebelum

intervensi ada sebesar 3% tetapi setelah intervensi tingkat asupan defisit menjadi

tidak ada (0%).

4.3.2.2 Tingkat Asupan Protein

Tingkat asupan protein tenaga kerja pensortir daun tembakau disajikan pada

gambar berikut ini.

90
80
70
60
50
Baik
40
Cukup
30
20 Kurang
10
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Perlakuan Kontrol

Gambar 4.6. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Protein pada Kelompok


Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa tingkat asupan protein sebelum intervensi

pada kelompok perlakuan termasuk tingkat asupan baik sebesar 60,6% dan sesudah

intervensi naik menjadi 75,8%. Pada kelompok kontrol sebelum intervensi sebagian

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
besar berada pada tingkat asupan baik sebesar 87,9% sedangkan sesudah intervensi

sebanyak 72,7%.

4.3.2.3 Tingkat Asupan Vitamin C

Tingkat asupan Vitamin C tenaga kerja pensortir daun tembakau disajikan

pada gambar berikut ini.

100
90
80
70
60
50
Baik
40
Cukup
30 Kurang
20 Defisit
10
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Perlakuan Kontrol

Gambar 4.7. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Vitamin C pada


Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah
Intervensi

Gambar 4.7 menunjukkan bahwa tingkat asupan Vitamin C sebelum

intervensi kelompok perlakuan termasuk tingkat asupan defisit sebesar 78,8% dan

sesudah intervensi turun menjadi 75,8%, sedangkan pada tingkat asupan cukup

sebelum intervensi 6,1% kemudian sesudah intervensi meningkat menjadi 12,1%.


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Pada kelompok kontrol sebelum intervensi termasuk pada tingkat asupan defisit

sebesar 72,7% sedangkan sesudah intervensi naik menjadi 90,9%.

4.3.2.4 Tingkat Asupan Zat Besi (Fe)

100
90
80
70
60
Baik
50
Cukup
40
Kurang
30
Defisit
20
10
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Perlakuan Kontrol

Gambar 4.8. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Zat Besi (Fe) pada
Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah
Intervensi

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa tingkat asupan Zat Besi (Fe) sebelum

intervensi pada kelompok perlakuan konsumsi baik tidak ada (0%) tetapi sesudah

pemberian tablet tambah darah meningkat menjadi konsumsi baik sebesar 100%, hal

ini karena tablet tambah darah mengandung sebanyak 60 mg zat besi dan

ditambahkan kedalam penghitungan asupan zat besi. Pada kelompok kontrol sebelum

dan sesudah intervensi semua pada tingkat konsumsi defisit atau sebesar 100%.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
4.4 Hemoglobin

Hasil pengukuran Hemoglobin pada tenaga kerja pensortiran daun tembakau

dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut :

Tabel 4.4. Rata-rata Kadar Hemoglobin Tenaga Kerja pada Kelompok


Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi

Variabel Perlakuan Kontrol P.Value

Hemoglobin Sebelum Intervensi 10,02 10,57 0,18


(gr/dl)

Hemoglobin Sesudah Intervensi 12,16 10,75 0,0001


( gr/dl)

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata kadar Hemoglobin

sebelum intervensi pada kelompok perlakuan adalah 10,02 gr/dl dan sesudah

intervensi 12,16 gr/dl. Terlihat bahwa sesudah intervensi selama 3 bulan terjadi

kenaikan kadar hemoglobin dengan perbedaan sebesar 2,14 gr/dl. Sedangkan pada

kelompok kontrol sebelum intervensi sebesar 10,57 gr/dl dan sesudah intervensi

sebesar 10,75 gr/dl. Dari hasil uji t sebelum intervensi pada kelompok perlakuan dan

kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan atau (p>0,05), sedangkan sesudah

intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol ada perbedaan yang signifikan

dengan nilai p = 0,0001 atau (p<0,05), berarti dengan pemberian tablet tambah darah

selama 3 bulan dapat meningkatkan kadar hemoglobin darah tenaga kerja pensortir

daun tembakau.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
4.5 Produktivitas

Hasil pengukuran rata-rata produktivitas pada tenaga kerja pensortiran daun

tembakau dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut :

Tabel 4.5 Rata-rata Produktivitas Kerja pada Kelompok Perlakuan dan


Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi

Variabel Perlakuan Kontrol P.Value

Produktivitas sebelum Intervensi 204 203,03 0,75


(ikt/mgg)

Produktivitas setelah Intervensi 237,21 203,79 0,0001


(ikt/mgg)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas sebelum intervensi pada

kelompok perlakuan adalah 204 ikat/mgg, dan sesudah intervensi naik menjadi

237,21 ikat/mgg. Terlihat bahwa sesudah intervensi selama 3 bulan terjadi kenaikan

produktivitas dengan pebedaan sebesar 33,21 ikat/mgg (16,28%). Dari hasil uji t

sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan menunjukkan adanya

perbedaan produktivitas kerja yang signifikan dengan nilai p = 0,0001 atau (p<0,05)

hal ini berarti dengan pemberian tablet tambah darah selama 3 bulan dapat

meningkatkan produktivitas kerja, sedangkan pada kelompok kontrol sebelum

intervensi adalah sebesar 203,03 ikat/mgg dan sesudah intervensi adalah sebesar

203,79 ikat/mgg. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa sebelum dan sesudah intervensi

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
pada kelompok kontrol tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan

nilai p = 0,75 atau (p>0,05).

4.5.1 Tingkat Produktivitas

Hasil pengukuran tingkat produktivitas tenaga kerja pada kelompok perlakuan

dan kontrol sebelum dan sesudah intervensi dapat dilihat pada gambar berikut:

100
90
80
70
60
50
Baik
40
30 Kurang
20
10
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Perlakuan Kontrol

Gambar 4.9. Tingkat Produktivitas pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol


Sebelum dan Sesudah Intervensi

Gambar 4.9 menunjukkan bahwa tingkat produktivitas sebelum intervensi

pada kelompok perlakuan hanya 9,1% berada pada kategori baik atau sesuai target

perusahaan yaitu dapat mensortir daun tembakau >240 ikt/mgg, setelah intervensi

meningkat menjadi 39,4%. Terlihat terjadi peningkatan produktivitas sebesar 30,3%

yang berarti tenaga kerja yang dapat memenuhi target perusahaan adalah sebesar

39,4%, sedangkan pada kategori kurang atau tidak sesuai target perusahaan yaitu

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
dapat mensortir daun tembakau <240 ikt/mgg sebelum intervensi sebesar 90,9%,

kemudian setelah intervensi menjadi 60,6%.

Kelompok kontrol sebelum intervensi pada kategori baik atau dapat

memenuhi target perusahaan sebanyak 12,1%, sedangkan sesudah intervensi sebesar

12,7%. Pada kategori kurang sebelum intervensi sebesar 87,9% tetapi sesudah

intervensi sebesar 87,1%, berarti ada sebanyak 87,1% tenaga kerja tidak dapat

memenuhi target perusahaan.

4.6 Hubungan Hemoglobin dengan Produktivitas Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Hemoglobin sangat

mempengaruhi produktivitas kerja, hal ini terlihat dengan meningkatnya kadar

Hemoglobin darah kemudian diikuti dengan peningkatan produktivitas kerja.

Hubungan Peningkatan kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja menunjukkan

hasil yang signifikan (p<0,05) dan nilai r = 0,635 berarti mempunyai hubungan yang

erat artinya apabila hemoglobin meningkat maka produktivitas kerja juga akan

meningkat

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Konsumsi Makanan

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang

konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Hal ini dapat

mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. Jenis dan jumlah bahan

makanan yang dikonsumsi tenaga kerja pensortir daun tembakau masih tergolong

sangat kurang.

Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam

jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai

penyakit defisiensi yang nyata, tetapi apabila kekurangan itu berat maka akan timbul

defesiensi yang berat dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena

faktor gizi (Agung, 2002).

5.1.1 Konsumsi Energi

Hasil Food Recall menunjukkan bahwa rata-rata jumlah energi sebelum

intervensi pada kelompok perlakuan sebanyak 1707,09 kkal dan kelompok kontrol

sebanyak 1820,83 kkal dimana perbedaan antara kedua kelompok adalah 113,74 kkal,

setelah intervensi jumlah energi pada kelompok perlakuan sebanyak 1741,06 kkal

dan kelompok kontrol sebanyak 1843,41 kkal dimana perbedaan antara kedua

kelompok adalah 102,35 kkal.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Rata-rata konsumsi energi pada tenaga kerja pensortir daun tembakau masih

tergolong rendah karena belum sesuai dengan rata-rata kecukupan zat gizi orang

dewasa wanita bekerja sedang menurut umur (20-45 tahun) tingkat asupan energi

adalah sebesar 2200 kkal per hari. Maka kekurangan rata-rata energi adalah sebesar

493 kkal per hari atau 500 kkal/hari. Kekurangan energi dapat terjadi karena rata-rata

tenaga kerja hanya makan dua kali sehari yaitu waktu siang dan malam hari,

sedangkan pagi hari hanya mengkonsumsi sepotong roti dan secangkir teh manis

kemudian untuk snack siang hanya sepotong bakwan atau pisang goreng. Secara

umum jumlah asupan energi setiap hari adalah sangat kurang.

Menurut Almatsier (2004) menyatakan bahwa konsumsi makanan oleh

masyarakat atau keluarga bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli,

pemasakan, distribusi dalam keluarga dan kebiasan makan secara perorangan. Hal ini

bergantung pada pendapatan, agama, adat kebiasaan, dan pendidikan masyarakat

yang bersangkutan. Berbagai penelitian baik yang dilakukan di luar negeri maupun di

Indonesia menunjukkan bahwa keadaan energi yang kurang dapat menghambat

aktivitas kerja yang akan menurunkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena

kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia,

dimana energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari dan bilamana jumlah

makanan sehari-hari tak memenuhi kebutuhan tubuh, maka energi didapat dari

cadangan tubuh (Soegih, 1987).

Bagi orang dewasa yang bekerja keras akan membutuhkan energi yang

banyak umumnya menggunakan cadangan energi dalam tubuhnya, akibat penggunaan


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
tersebut dan tidak adanya penggantian energi, sehubungan dengan kurangnya

pemasukan zat makanan maka tenaga kerja tidak dapat diharapkan adanya

produktivitas kerja yang optimal atau bila seseorang bekerja keras tanpa diimbangi

dengan makanan yang bergizi dan cukup setiap hari maka dalam waktu dekat akan

menderita kekurangan tenaga, lemas, lemah, lesu dan tidak bergairah melakukan

pekerjaan dengan baik. Dengan demikian persedian energi selama bekerja adalah

sangat diperlukan (Kartasapoetra, 2005).

5.1.2 Konsumsi Protein

Konsumsi protein untuk kelompok perlakuan sebelum intervensi sebanyak

55,90 gr dan kelompok kontrol 64,24 gr maka perbedaan kedua kelompok sebanyak

8,34 gr, sedangkan setelah intervensi pada kelompok perlakuan sebanyak 56,36 gr

dan kelompok kontrol 57,44 gr maka perbedaan kedua kelompok sebanyak 1,08 gr.

Dari hasil penelitian bahwa nilai rata-rata protein sudah melewati angka kecukupan

protein bagi wanita dewasa bekerja sedang umur 20 45 tahun sebesar 50 gr

(Supariasa, 2002). Hasil Recall menunjukkan bahwa tenaga kerja banyak

mengkonsumsi ikan asin, tempe, tahu dan sangat sedikit ikan segar dan daging.

Memperhatikan pemberian berbagai bahan makanan yang tinggi kandungan

proteinnya sudah seyogianya diutamakan, karena protein tugasnya sangat penting

bagi semua tingkat kehidupan dari sejak anak-anak (bahkan semasa dikandungan),

remaja, dewasa, sampai tua. Protein selain digunakan bagi pembangunan struktur

tubuh (pembentukan berbagai jaringan) juga akan disimpan untuk digunakan dalam

keadaan darurat, sehingga kehidupan dapat terus terjamin dan wajar, bila tidak
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
mencukupi keperluan tubuh dengan sendirinya akan terjadi gejala kekurangan protein

seperti pertumbuhan kurang baik, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap

penyakit, daya kreativitas menurun, daya kerja merosot, juga mental lemah

(Marsetyo, 2005). Protein dapat diubah menjadi glukosa melalui proses

glukoneogenesis (sintesa glukosa dari rantai karbon non karbohidrat). Sebagai sumber

energi, protein ekivalen dengan karbohidrat, karena menghasilkan 4 kkal/gr protein

(Almatsier, 2004)

Kekurangan zat gizi khususnya protein, pada tahap awal menimbulkan rasa

lapar dalam jangka waktu tertentu berat badan menurun yang disertai dengan

kemampuan (produktivitas) kerja. Kekurangan yang berlanjut akan mengakibatkan

keadaan gizi kurang dan gizi buruk. Bila tidak ada perbaikan konsumsi protein yang

mencukupi akhirnya akan mudah terserang infeksi (Martianto, 1992).

5.1.3 Konsumsi Vitamin C

Konsumsi Vitamin C untuk kelompok perlakuan sebelum intervensi adalah

sebesar 43,12 mg dan kelompok kontrol sebesar 47,33 mg perbedaan antara kedua

kelompok adalah 4,21 mg, sedangkan setelah intervensi pada kelompok perlakuan

sebesar 43,34 mg dan kelompok kontrol sebesar 43,82 mg perbedaan antara kedua

kelompok adalah 0,48 mg,

Rata-rata konsumsi Vitamin C pada tenaga kerja pensortir daun tembakau

adalah sangat rendah karena nilai angka kecukupan pada wanita dewasa bekerja

sedang adalah sekitar 75 mg per hari (Santoso, 2004). Maka kekurangan Vitamin C

sebesar 32 mg per hari. Kekurangan Vitamin C dapat terjadi karena dalam menu
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
sehari-hari sampel jarang mengkonsumsi buah-buahan, sumber Vitamin C lebih besar

adalah dari buah-buahan. Dalam hal ini untuk penyerapan zat besi akan sangat

mempengaruhi karena jika terdapat sekitar 25-30 mg Vitamin C dalam menu

makanan akan dapat meningkatkan absorpsi zat besi sebesar 85%.

Banyak proses metabolisme dipengaruhi oleh Vitamin C, seperti mereduksi

besi feri menjadi fero dalam usus sehingga mudah diabsorpsi. Absorpsi besi dalam

bentuk non hem meningkat empat kali lipat bila ada Vitamin C juga berperan dalam

memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati. Bila dalam menu

sehari-hari kekurangan vitamin c dan berlangsung lama maka akibatnya dapat terjadi

seperti lelah, lemah, napas pendek, kejang otot, kejang tulang, persendian sakit,

kurang nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar dan gatal, perdarahan gusi, mulut

kering, depresi, timbul gangguan saraf dan bahkan dapat mengakibatkan anemia

(Almatsier, 2002).

5.1.4 Konsumsi Zat Besi (Fe)

Konsumsi zat besi pada kelompok perlakuan sebelum intervensi sebesar 6,48

mg dan pada kelompok kontrol sebesar 6,88 mg, sedangkan setelah pemberian tablet

tambah darah selama 3 bulan pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan menjadi

sebesar 66,53 mg dan kontrol sebanyak 6,61 mg, perbedaan antara kedua kelompok

adalah 59,92 mg. Terlihat terjadi peningkatan yang cukup tinggi hal ini karena

asupan makanan sudah ditambahkan Tablet Tambah Darah yang mengandung zat

besi sebesar 60 mg.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Rata-rata konsumsi zat besi pada tenaga kerja pensortir daun tembakau

sebelum intervensi adalah sangat rendah (6,48 mg) tidak sesuai dengan rata-rata

kecukupan gizi wanita dewasa bekerja sedang yaitu sebanyak 26 mg per hari, tetapi

setelah pemberian tablet tambah darah selama 3 bulan terjadi peningkatan yang cukup

baik yaitu peningkatan sebesar 59,92 mg, asupan zat besi ini dapat meningkat dengan

baik adalah karena sudah ditambahkan zat besi dari tablet tambah darah yaitu sebesar

60 mg. Rendahnya asupan zat besi sebelum intervensi adalah karena menu pada

tenaga kerja ini umumnya menu rendah zat besi karena hanya terdiri dari nasi, umbi-

umbian dengan kacang-kacangan, ikan asin dan sangat sedikit (jarang sekali) daging,

ayam, ikan segar. Unsur zat besi tersedia dalam tubuh bersumber dari sayur-sayuran,

daging, ikan, susu, telur yang dikonsumsi setiap hari.

De Maeyer (1989) menyebutkan akibat defisiensi zat gizi besi pada orang

dewasa pria dan wanita dapat mengakibatkan penurunan kerja fisik dan daya

pendapatan, penurunan daya tahan terhadap keletihan. Khomsan (2004)

penanggulangan anemia terutama wanita pekerja, sudah dilakukan secara nasional

dengan pemberian suplementasi pil zat besi selama tiga bulan yang diminum setiap

hari. Menurut Muchtadi (2001) zat besi merupakan komponen hemoglobin yang

berfungsi mengangkut oksigen di darah ke sel-sel yang membutuhkannya untuk

metabolisme glukosa, lemak, dan protein menjadi energi (ATP).

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
5.2 Hemoglobin

Rata-rata kadar Hemoglobin sebelum intervensi pada kelompok perlakuan

adalah 10,02 gr/dl dan setelah intervensi 12,16 gr/dl. Terlihat bahwa setelah

intervensi selama 3 bulan terjadi kenaikan kadar hemoglobin dengan perbedaan

sebesar 2,14 gr/dl (21,35%) Sedangkan pada kelompok kontrol sebelum intervensi

sebesar 10,57 gr/dl dan setelah intervensi sebesar 10,75 gr/dl. Dari hasil uji t sebelum

intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan

atau (p>0,05), sedangkan setelah intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol ada

perbedaan yang signifikan dengan nilai p = 0,0001 atau (p<0,05), berarti dengan

pemberian tablet tambah darah selama 3 bulan dapat meningkatkan kadar hemoglobin

darah tenaga kerja pensortir daun tembakau.

Berdasarkan WHO tahun 1989 kadar Hemoglobin normal untuk wanita dewasa

adalah 12 gr/dl berarti bahwa kadar Hemoglobin setelah intervensi pada kelompok

perlakuan sudah mencapai normal yaitu 12,16 gr/dl. Pemberian tablet tambah darah

berhasil meningkatkan kadar Hemoglobin darah sebesar 2,14 gr/dl (21,35%).

Peningkatan Hemoglobin terlihat sangat baik karena pada tablet tambah darah yang

dikonsumsi mengandung zat besi sebanyak 60 mg, sehingga asupan zat besi

meningkat maka pembentukan Hemoglobin didalam tubuh juga akan meningkat

karena pembentukan Hemoglobin adalah tergantung dari banyaknya jumlah zat besi

yang ada didalam tubuh manusia. Hal ini dapat terlaksana dengan baik karena

dengan pengawasan yang ketat yaitu pada waktu pemberian tablet tambah darah

setiap hari kerja langsung diberikan kepada sampel lalu di konsumsi pada saat itu
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
juga, hal ini dilakukan menjaga agar jangan sampai tablet tambah darah tersebut

tidak dikonsumsi oleh sampel dengan baik dan teratur. Pemberian tablet tambah

darah dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh asisten kepala perusahaan juga

diawasi oleh manager distrik PT. X selama 3 bulan pada jam 13.30 Wib (setelah

makan siang), dilakukan setelah makan siang agar mengurangi rasa mual.

Hasil penelitian Karyadi, dkk (1997) kelompok penderita Hemoglobin rendah

diberi suplementasi zat besi menunjukkan perbaikan yang bermakna terhadap

peningkatan kadar Hemoglobin dan produktivitas kerja. Suplementasi zat besi

menjadi salah satu cara untuk meningkatkan Hemoglobin darah dan kesehatan pada

pekerja wanita. Hasil penelitian Jayatson (1999) bahwa dengan pemberian tablet

tambah darah dalam jangka 12 minggu dapat meningkatkan kadar Hemoglobin darah.

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan

prevalensi anemia. Pemeriksaan Hemoglobin dalam penilaian status gizi memberikan

hasil yang lebih tepat dan objktif (Supariasa, 2002). Orang yang berada dalam

keadaan normal Hemoglobinnya dapat menyerap zat besi 5-10% sedangkan orang

yang anemia (kekurangan zat besi) dapat menyerap 1020% (Winarno, 2000)

Kekurangan zat besi menyebabkan kadar hemoglobin di dalam darah lebih

rendah dari normalnya, keadaan ini disebut anemia, 99% dari anemia disebabkan oleh

kekurangan zat besi. Selain itu akan menurunkan kekebalan tubuh sehingga sangat

peka terhadap serangan bibit penyakit (Muchtadi, 2001)

Hasil kerja tenaga kerja/buruh dipengaruhi berbagai hal, antara lain kekuatan

otot, kekuatan jantung, banyaknya Hemoglobin yang beredar dalam tubuh. Salah satu
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
faktor yang mempengaruhi hasil kerja tersebut adalah kadar Hemoglobin dalam

darah. Pekerja yang kadar Hemoglobinnya rendah hasil kerjanya (work output) lebih

rendah, dibandingkan Hemoglobinnya normal, rendahnya Hemoglobin dalam darah

akan mempengaruhi banyaknya oksigen yang dapat diangkut ke otot-otot yang sangat

membutuhkan oksigen tersebut untuk perubahan energi waktu bekerja keras

(Anonymous, 2006)

Rendahnya Hemoglobin pada tenaga kerja di Indonesia sebagian besar

disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan zat besi (Fe)

untuk eritropoesis tidak cukup. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya

kekurangan Hemoglobin antara lain kurangnya asupan zat besi, protein, vitamin C

dari makanan, adanya gangguan absorbsi di usus, perdarahan akut maupun kronis,

dan meningkatnya kebutuhan zat besi pada masa penyembuhan dari penyakit

(Anonymous, 2004)

5.3 Produktivitas

Rata-rata produktivitas untuk kelompok perlakuan sebelum intervensi adalah

sebesar 204 ikat/mgg. Setelah dilakukan pemberian tablet tambah darah (Fe) selama

3 bulan pada kelompok perlakuan maka produktivits meningkat menjadi sebesar

237,21 ikt/mgg peningkatan adalah sebesar 33,21 ikat/mgg (16,28%). Hasil uji t

sebelum dan setelah intervensi pada kelompok perlakuan menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0,05), berarti ada pengaruh pemberian tablet tambah

darah terhadap peningkatan produktivitas pekerja pensortir daun tembakau,


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
sedangkan pada kelompok kontrol sebelum intervensi adalah sebesar 203,03 ikat/mgg

dan setelah intervensi menjadi 203,79 ikat/mgg. Dari hasil uji t sebelum dan setelah

intervensi pada kelompok kontrol tidak menunjukkan adanya perbedaan rata-rata

yang signifikan (p>0,05).

Rata-rata produktivitas tenaga kerja pensortir daun tembakau sebelum

intervensi masih tergolong rendah, karena tidak sesuai dengan target dari PT. X

yaitu 240 ikt/mgg/orang. Rendahnya produktivitas sebelum intervensi adalah karena

jumlah dan jenis bahan makanan yang di konsumsi tenaga kerja pensortir daun

tembakau masih sangat kurang dan tidak sesuai dengan rata-rata kecukupan gizi

wanita bekerja sedang menurut umur, yang menyebabkan cepat merasa lelah, lemah,

bahkan tidak dapat masuk kerja karena sakit, sehingga sangat mempengaruhi

ketahanan fisik yang tidak stabil dan produktivitas kerja akan berkurang, tetapi

setelah pemberian tablet tambah darah selama 3 bulan ada peningkatan produktivitas

sehingga rata-rata produktivitas kerja hampir memenuhi target perusahaan. Hal ini

karena setelah mengkonsumsi tablet tambah darah yang mengandung 60 mg zat besi

dapat meningkatkan kadar Hemoglobin, sehingga rata-rata kadar hemoglobin sampel

adalah mencapai normal (12,06gr/dl) dan peningkatan Hemoglobin langsung diikuti

oleh peningkatan produktivitas kerja sampel yaitu sebesar 16,28 %.

Pada penelitian ini terlihat dengan peningkatan kadar Hemoglobin maka

langsung diikuti dengan peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas tidak

terjadi terus-menerus walaupun pekerjaan tersebut dilakukan terus menerus,

melainkan mempunyai batas-batas tertentu, karena di dalam melakukan pekerjaan


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
untuk meningkatkan produktivitas banyak faktor yang mempengaruhi seperti usia,

lama kerja, pendidikan, beban kerja, alat yang digunakan, ketrampilan, lingkungan

kerja, keadaan gizi. Secara fisiologis menunjukkan bahwa bekerja adalah

bertambahnya aktivitas persyarafan, menegangnya otot-otot, meningkatnya peredaran

darah ke dalam organ-organ, meningkatnya kebutuhan asupan kalori untuk tenaga

dan kesemuanya ini mempunyai batasan-batasan tertentu. Dalam banyak kasus

bekerja melebihi 8 jam mengakibatkan penurunan total prestasi, menurunnya

kecepatan kerja diakibatkan karena kelelahan sehingga sering terjadi kecelakaan kerja

(Manuaba, 1992).

Tingkat pendapatan dari tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau

adalah tergantung produktivitas, apabila produktivitas meningkat maka pendapatan

juga akan lebih besar. Tercapainya prestasi dan produktivitas yang baik dari pekerja,

akan dapat meningkatkan pendapatan keluarga, pendapatan keluarga yang tinggi akan

dapat meningkatkan kualitas/kuantitas dari makanan yang mereka konsumsi,

sehingga tenaga kerja berada dalam kesehatan yang optimal, sementara kesehatan

seseorang pada hakekatnya sangat dipengauhi oleh keadaan (status) gizinya

(Sayogyo, 1996)

Pada usia dewasa, faktor gizi berperan untuk meningkatkan ketahanan fisik

dan produktivitas kerja. Tanpa mengabaikan arti penting dari faktor lain, gizi

merupakan faktor kualitas sumber daya manusia yang pokok, karena unsur gizi tidak

hanya sekedar mempengaruhi derajat kesehatan dan ketahanan fisik, tetapi juga

menentukan kualitas daya pikir atau kecerdasan intelektual yang sangat esensial bagi
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
kehidupan manusia. Dengan status gizi yang rendah akan sulit untuk hidup secara

sehat, aktif, dan produktif yang secara berkelanjutan (Hidayat, 1997)

Hasil penelitian melaporkan 35% tenaga kerja wanita Indonesia menderita

anemia zat besi dan mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja sebanyak 20%

(Sampoerna, 2004). Berdasarkan hasil observasi tahun 1966-1967 banyak tenaga

yang absensi karena sakit dimana 38% tenaga kerja yang absen setiap harinya

karena sakit, hal ini dapat menurunkan produktivitas perusahaan (Sumamur, 1995).

5.4 Hubungan Hemoglobin dengan Produktivitas Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Hemoglobin sangat

mempengaruhi produktivitas kerja, hal ini terlihat dengan meningkatnya kadar

Hemoglobin darah maka di ikuti dengan peningkatan produktivitas kerja. Hubungan

Peningkatan kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja menunjukkan hasil yang

signifikan (p<0,05) dan nilai r = 0,635 berarti mempunyai hubungan yang erat

artinya apabila hemoglobin darah meningkat maka produktivitas kerja juga akan

meningkat.

Menurut Rahayu (1999) dengan meningkatnya kadar Hemoglobin tenaga

kerja wanita dapat meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan untuk

mencapai produktivitas kerja yang tinggi dibutuhkan kadar Hemoglobin darah yang

normal. Di Indonesia terdapat 40% pekerja yang anemia, hal ini membawa akibat

yang tidak baik terhadap individu maupun masyarakat, karena menurunkan kualitas

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
manusia, sosial ekonomi, serta menghambat pembangunan bangsa, erat hubungannya

dengan konsekuensi fungsional anemia gizi tersebut, yaitu menurunkan produktifitas

kerja (Husaini, 1997).

Menurut Mihardja (1994) dilaporkan tentang rendahnya hemoglobin dapat

menimbulkan gangguan pada fungsi ketahanan Immunologis, menurunkan kapasitas

kerja. Hasil penelitian Karyadi (1984) menunjukkan bahwa para penyadap getah

yang tidak anemia memiliki produktivitas 20% lebih tinggi dari pada yang menderita

anemia. Penelitian yang dilakukan oleh Ruowei (1991) di Cina, Husaini, (1981),

Wasito (1977) dan Untoro (1998) di Indonesia ditemukan dengan pemberian tablet

tambah darah dapat meningkatkan hemoglobin sehingga pekerja tidak anemia dan

diikuti dengan menigkatnya produktivitas dan konsentarsai bekerja yang lebih baik.

5.5. Keterbatasan penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini ditemukan kendala yaitu pada waktu

pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar Hemoglobin, sebagian tenaga kerja

merasa enggan diambil darahnya karena mereka beranggapan dapat mengakibatkan

kekurangan darah, walaupun sebelum pengambilan darah sudah diberi penjelasan

bahwa darahnya diambil hanya 2 ml dan tidak mengakibatkan efek pada tubuh,

sehingga pada pengambilan darah sebagian tenaga kerja merasa ketakutan dan sangat

tegang, akibatnya kadang-kadang volume darah yang diambil kurang tepat yang

dapat mengakibatkan bias pada pemeriksaan Hemoglobin.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tenaga kerja pensortir daun tembakau pada PT. X sebanyak 48,5% memiliki

kadar Hemoglobin <12 gr/dl

2. Rendahnya Produktivitas Kerja disebabkan karena asupan makanan (Energi,

Vitamin C, Zat Besi) masih sangat kurang karena belum sesuai dengan angka

kecukupan gizi wanita bekerja sedang menurut umur.

3. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) selama 3 bulan berhasil meningkatkan

kadar Hemoglobin sebesar 2,14 gr/dl (21,35%) dan di ikuti peningkatan

Produktivitas Kerja sebesar 33,21 ikt/mgg (16,28%).

4. Hubungan Peningkatan kadar Hemoglobin dengan Produktivitas Kerja

menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05)

6.2 Saran

1. Sebaiknya pihak manajemen memberi makan siang pada tenaga kerja wanita

pensortir daun tembakau yang mengandung sekitar 500 kalori per hari.

2. Pemeriksaan kadar hemoglobin kepada tenaga kerja khususnya wanita

pensortir daun tembakau sebaiknya dilakukan secara berkala (6 bulan sekali)

dan bila terdapat kadar Hemoglobin dibawah normal maka dianjurkan kepada

pihak manajemen memberikan tablet tambah darah.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pendorong bagi tenaga kerja wanita

pensortir daun tembakau untuk mempertahankan dan meningkatkan status

gizinya sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dalam rangka

meningkatkan pendapatan keluarga.

4. Perlu adanya penelitian terhadap faktor-faktor lain yang berhubungan dengan

produktivitas kerja pada pensortiran daun tembakau.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA

Arsad, 1998. Program Peningkatan Produk Tenaga Kerja Wanita Melalui


Kesejahteraan Terpadu, Jakarta : Hiperkes .

Arisman MB, 2004. Gizi dalam Daur kehidupan, Jakarta : Buku kedokteran EGC.

Agung Ari, I Gusti Ayu, 2002. Kacang Ijo Meningkatkan Produktivitas Kerja,
Surabaya : Patria Untag.

Almatsier Sunita, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka
Utama.

Anonymous, 2008. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur, file : //C:/Anemia/l/Anem Gizi, Diakses 2 Juni 2008.

Anonymous, 2004. Suplementaasi Iron,zinc antisipasi Anemia, Swara Tigaraksa


No.80/Th.V/Pekan 1-2 hal 14.

Anonymous, 2007. Tujuh dari sepuluh wanita terkena Anemia, diakses 5 Februari
2008.

Anonymous, 2008. Kesehatan bagi pekerja wanita, Artikel Pusat Kesehatan Kerja,
diakses 8 Juli 2008.

Bakara Tiar Lince, 2007. Penuntun Biokimia Gizi. Lubuk Pakam : Politeknik
Kesehatan Jurusan Gizi

Budiono, dkk .,1990. Panduan Pelayanan Hiperkes dan Kesehatan Kerja,Semarang:


Tri Tunggal Tata Pajar.

De Maeyer, EM. 1989 .Preventing and Controlling Iron Deficiency AnaemiaThrough


Primary Health Care, A Guide for Health Administrator and Programme
Managers : WHO.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2003. Program Penanggulangan
Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur Jakarta : Departemen Kesehatan.

Dinas Kesehatan Propinsi, 2005. Komposisi Zat Gizi Makanan Indonsia, Sumatera
Utara.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1997. Petunjuk Teknis Gerakan


Pekerja Wanita Sehat dan Produktif (GPWSP) bagi Petugas Perusahaan,
Jakarta.

Hadi Hamam, 2005. Prinsip-prinsip Epidemologi, Jogjakarta : Program Studi Ilmu


Kesehatan Masyarakat Sekolah Pascasarjana UGM.

Handajani Sri, 1996. Pangan, Gizi dan Masyarakat, Solo : Sebelas Maret University
Press.

Husaini, M.A., 1997. Gizi, Perkembangan Intelektual dan Produktivitas Kerja,


Jakarta : Bappenas.

Junadi, Purnawan, 1995.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Toko


Gunung Agung.

Joko, P.,1998. Perbaikan Gizi Kerja Dalam Upaya Peningkatan Produktivitas


Perusahaan Konveksi, Jakarta : Majalah Hyperkes dan kesehatan kerja.

Karyadi Darwin, Susanto Djoko, Siagian.L.Uhum,1990. Kesadaran Gizi Nasional


Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Bandung.

Kartasapoetra G. Drs ,Drs.Med., 2005. Ilmu Gizi Korelasi Gizi, Kesehatan, dan
Produktivitas, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Kus Irianto, Kusnowaluyo, 2002. Gizi dan Pola Hidup Sehat, Bandung : Irama
Widya.

Mahdin Anwar Husaini, Dkk.,1989. Study Nutritional Anemia Assesment of


Information Compilation For Supporting and Formulsting National Policy
and Program, Jakarta : Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Puslitbang Gizi
Dep.Kes.

Manuaba, A.,1992. Penerapan Ergonomi untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya


manusia dan produktivitas. Bandung : IPTN.

Manuaba, A.,1998. Bunga Rampai Ergonomi Vol.1 Denpasar : Udayana.


Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Muchtadi Deddy, 2001. Pangan dan Gizi, Jakarta :UT.

Martony Oslida, 2001. Hubungan status Gizi dan karekteristik Tenaga Kerja Wanita
Pencetak Batu Bata dengan produktivitas di kabupaten Deli Serdang, Medan :
Program Magister Kesehatan Kerja Universitas Sumatera Utara.

Marsetyo, 1991. Ilmu Gizi, Jakarta : Rineka Cipta.

Martianto Drajat, 1992. Gizi Terapan, Bogor : PAU Pangan dan Gizi IPB.

Mihardja Laurentia, 1994. Defisiensi Fe dan Dampaknya terhadap Absorpsi Zat Gizi
pada Anak, Jakarta : Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia Tahun XXII
Nomor 10.

Notoatmodjo S., 2003. Metode Penelitian , Jakarta : Ghalia Indonesia

Olivia, dkk., 2004. Seluk beluk food supplement, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka
Utama.

Ravianto, J., 1990. Produktivitas dan Mutu Kehidupan, Jakarta : LSIUP.

Rahayu Muji dkk.,1999. Konsumsi Pangan status gizi dan Produktivitas tenaga
kerjawanita suku Arfak diperkebunan coklat, P.T.Cokran Manokwari-Irja :
Media Gizi dan keluarga , XXII.

Sabri Luknis, 2006. Statistik Kesehatan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Syarief Hidayat, 1997. Membangun SDM Berkualitas. Suatu Telaahan Gizi


Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Bogor : IPB.

Suhardjo, dkk.,1986. Pangan, Gizi dan Pertanian cetakan kedua, Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia .

Setyohadi, 1997. Darah. Laboratotium Biokimia Universitas Brawijaya Malang.

Soekirman, 2003. Fortifikasi dalam Program Gizi Apa dan Mengapa, Jakarta Koalisi
Fortifikasi Indonesia.

Soekirman and Latham, Michael C.,1993. Sustainable Improvements in Nutrition


in Indonesia. Gizi Indonesia, 18(1/2):29-44.

Soegih Rachmad, Savitri Sayogo, Erina, 1987. Perbandingan Effek Makan Siang dari

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
Kantin dan makan Siang Kemasan Khusus pada Pekerja Pabrik, Jakarta :
Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia Tahun XVI No.12.

Sumamur, 1989. Ergonomi Untuk Produktivitas, Jakarta : CV. Haji Masagung

________, 1987. Keselamatan Kerja dan Pencegahan kecelakaan, Jakarta :


CV Haji Masagung MCML.XXXVII

Tarwaka, Solichul, dkk., 2004. Ergonomi. Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja


dan Produktivitas. Surakarta : Kesehatan Kerja

Tika Sampoerna, 2004. Kiat Mengenal Penyakit dan Obatnya , Jakarta : Progres.

Wahyuti Sri, 1991. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta: Proyek


Pengembangan Pendidikan Tenaga kerja Pusat.

Wirakusumah, Emma S.,1999. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi, Jakarta


: Trubus Agriwidaya.

Winarno, F.G., 1995.Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
UMURCODEKASUS

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid 30-40 tahun 19 57,6 57,6 57,6
>40 tahun 14 42,4 42,4 100,2
Total 33 100,2 100,2

MSKERCODEKASUS

Frequenscy Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid <10 tahun 12 36,4 36,4 36,4
10-20 tahun 20 60,6 60,6 97,0
>20 tahun 1 3,0 3,0 100,0
Total 33 100,0 100,0

PDDKNCODEKASUS

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid SD 21 63,6 63,6 63,6
SMP 11 33,3 33,3 97,0
SMA 1 3,0 3,0 100,0
Total 33 100,0 100,0

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
UMURCODEKONTROL

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid <30 tahun 1 3,0 3,0 3,0
30-40 tahun 17 51,5 51,5 97,0
>40 tahun 15 45,5 45,5 100,0
Total 33 100,0 100,0

MSKERCODEKONTROL

Frequenscy Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid <10 tahun 17 51,5 51,5 51,5
10-20 tahun 16 48,5 48,5 100,0
Total 33 100,0 100,0

PDDKANCODEKONTROL

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid SD 26 78,8 78,8 78,8
SMP 4 12,1 12,1 90,9
SMA 3 9,1 9,1 100,0
Total 33 100,0 100,0

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
ENERGICODEPREINKASUS

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid BAIK 9 27,3 27,3 27,3
CUKUP 23 69,7 69,7 97,0
KURANG 1 3 3 100,0
Total 33 100,0 100,0

ENERGICODEINTERKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 7 21,2 21,2 21,2
CUKUP 25 75,8 75,8 76,1
KURANG 1 3 3 100,0
Total 33 100,0 100,0

ENERGICODEPREINKONTROL

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid BAIK 16 48,5 48,5 48,5
CUKUP 15 45,5 45,5 93,9
KURANG 1 3,0 3,0 97,0
DEFISIT 1 3,0 3,0 100,0
Total 33 100,0 100,0

ENERGICODEINTERKONTROL
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 19 57,6 57,6 57,6
CUKUP 14 42,4 42,4 100,0
Total 33 100,0 100,0

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
PROTEINCODEPREINKASUS

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid BAIK 20 60,6 60,6 60,6
CUKUP 10 30,3 30,3 90,9
KURANG 3 9,1 9,1 100,0
Total 33 100,0 100,0

PROTEINCODEINTERKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 25 75,8 75,8 75,8
CUKUP 7 21,2 21,2 97,0
KURANG 1 3 3 100,0
Total 33 100,0 100,0

PROTEINCODEPREINKONTROL

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid BAIK 29 87,9 87,9 87,9
CUKUP 4 12,1 12,1 100,0
Total 33 100,0 100,0

PROTEINCODEINTERKONTROL
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 24 72,7 72,7 72,7
CUKUP 7 21,2 21,2 93,4
KURANG 2 6 6 100,0
Total 100,0 100,0

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
VITACODEPREINKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 2 6,1 6,1 6,1
CUKUP 4 12,1 12,1 12,1
KURANG 2 6,1 6,1 18,2
DEFISIT 25 75,8 75,8 100,0
Total 33 100,0 100,0

VITACODEINTERKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 2 6,1 6,1 6,1
CUKUP 4 12,1 12,1 12,1
KURANG 2 6,1 6,1 18,2
DEFISIT 25 75,8 75,8 100,0
Total 33 100,0 100,0

VITACODEPREINKONTROL

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid BAIK 5 15,2 15,2 15,2
CUKUP 2 6,1 6,1 21,3
DEFISIT 26 78,8 78,8 100,0
Total 33 100,0 100,0

VITACODEINTERKONTROL
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 2 6,1 6,1 6,1
CUKUP 1 3 3 9,1
DEFISIT 30 90,0 90,0 100,0
Total 33 100,0 100,0

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008
BESICODEPREINKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid DEFISIT 33 100,0 100,0 100,0

BESICODEINTERKASUS
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid BAIK 33 100,0

BESICODEPREINKONTROL

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid DEFISIT 33 100,0 100,0 100,0

BESICODEINTERKONTROL
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid DEFISIT 33 100,0 100,0 100,0

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir
Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository 2008

Anda mungkin juga menyukai