Anda di halaman 1dari 5

Teams Assisted Individualization (TAI)

Slavin menyatakan TAI merupakan salah satu tipe belajar kooperatif dengan
pemberian bantuan secara individual dari siswa yang pandai atau guru kepada
siswa yang lemah. Pada proses pembelajaran kooperatif tipe TAI melalui delapan
tahapan sebagai berikut.

a. Pembentukan kelompok
Kelompok dibentuk 4 atau 6 orang siswa. Kelompok tersebut merupakan
kelompok heterogen yang mewakili hasil-hasil akademis dalam kelas.
Fungsi kelompok adalah memastikan bahwa zemua anggota kelompok ikut
belajar dan lebih khusus adalah mempersiapkan anggotanya untuk
mengerjakan tes dengan baik.
b. Tes penempatan
Paras siswa diberi tes pada permulaan program. Soal yang diberikan
berkenaan dengan materi yang akan di ajarkan. Tujuannya untuk
mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu dan memudahkan
guru dalam memverikan bantuan jika diperlukan.
c. Meningkatkan kreatifitas
Strategi memecahkan masalah ditekankan pada seluruh materi. Masing-
masing unit terbagi dalam satu lembar petunjuk, berisi konsep-konsep
yang diperkenalkan oleh guru dalam pembelajaran kelompok. Beberapa
lembar praktek keterampilan memperkenalkan sebuah subketerampilan
yang membawa pada ketuntasan keseluruhan keterampilan, lalu tes
formatif ditambah tes unit.
d. Belajar dalam kelompok
Setelah tes penempatan, guru mengajarkan pelajaran pertama. Lalu para
siswa diberikan suatu unit perangkat pembelajaran secara individual. Para
siswa mengerjakan unit-unit tersebut dalam kelompok masing-masing
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Para siswa membentuk pasangan-pasangan atau bertiga dalam suatu
kelompok untuk pengecekan.
2. Para siswa membaca lembaran petunjuk dan meminta teman
sekelompok atau guru bila perlu. Kemudian mereka mulai dengan
keterampilan yang praktis dalam unit tersebut.
3. Masing-masing siswa mengerjakan misalnya 4 soal pertama, dengan
menggunakan praktek keterampilan sendiri dan kemudian meminta
seorang teman kelompok untuk memeriksa jawaban yang ada di
belakang lembar soal. Bila ke4 jawaban tersebut benar siswa tersebut
boleh meneruskan pada praktek keterampilan berikutnya. Bila ada
yang salah, siswa itu harus mencoba soal berikutnya, dan seterusnya,
sampai dia mendapat satu blok 4 jawaban yang benar. Jika siswa yang
mendapat kesulitan pada tingkat ini, disarankan untuk meminta
bantuan dalam kelompok mereka sebelum meminta pada gurunya.
4. Bila seseorang mendapat sebuah blok dengan 4 jawaban benar siswa
tersebut akan ikut tes formatif yang menyerupai praktik keterampilan
terakhir. Pada tes formatif yang menyerupai praktek keterampilan
terakhir. Pada tes formatif ini, siswa bekerja sendiri sampai selesai.
Seorang teman sekelompok memberi skor tersebut. Bila siswa tersebut
mendapat dua atau lebih jawaban yang benar, teman sekelompoknya
menandai tes tersebut untuk menunjukan bahwa siswa tersebut tealh
lulus dan berhak untuk ikut tes unit. Tetapi bila tidak mendapat dua
jawaban yang benar, guru di panggil untuk menanggapi soal-soal
tersebut. Guru mungkin menyuruh siswa tersebut mengerjakan item-
item praktek keterampilan tertentu. Lalu siswa tersebut diperbolehkan
ikut tes unit. Tidak ada siswa yang diperbolehkan ikut tes unit sampai
dia diluluskan oleh teman sekelomponya pada tes formatif.
5. Siswa menyelesaikan tes unit yang merupakan tes akhir untuk
menentukan kriteria kelompok.
e. Nilai kelompok dan penghargaan kelompok
Di akhir minggu guru menghitung skor kelompok. Skor ini didasarkan pada
jumlah rata-rata unit yang tercakup oleh anggota kelompok dan akurasi
dari tes-tes unit. Kriteria dianut untuk prestasi kelompok. Kriteria yang
tinggi dibuat untuk kelompok-kelompok super, kriteria menengah dengan
kelompok hebat dan kriteria minimum untuk kelompok baik.
f. Pengajaran materi-materi pokok oleh guru
Setiap hari guru mengajar selama 25 atau 30 menit kepada dua/tinga
kelompok kecil yang diambil dari kelompok heretogen yang bernilai sama
dan sesuai dengan kurikulum. Guru menggunakan pelajaran konsep
khusus yang disediakan dalam program. Tujuannya untuk
memperkenalkan konsep utama pada siswa. Guru menggunakan bentuk
manipulasi, diagram, serta demostrasi secara efektif.
Pelajaran dirancang untuk mambantu siswa memahami hubungan antara
bidang yang mereka pelajari dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari
yang mereka hadapi. Pada umumnya siswa menginginkan agar konsep
khusus diberikan pada mereka dalam pengajaran kelompok sebelum
mereka mengerjakan latihan unit secara individual.
Pada saat guru menyampaikan materi pada siswa tertentu, siswa yang lain
melanjutkan untuk bekerja secara kelompok mengenai unit individual.
Pengajaran langsung (tatao muka) pada pengajaran kelompok dapat
dilakukan dalam program pengajaran individual karena siswa harus
bertanggung jawab untuk memeriksa, memahami materi serta bekerja
sesuai dengan kecepatannya masing-masing dengan memperhatikan
kemajuan dari tiap anggota kelompok yang merupakan tanggung jawab
bersama menyelesaikan suatu tugas.
g. Tes fakta
Tes fakta ini merupakan tes yang dilakukan setelah subpokok bahasan
diajarkan. Lamanya tes tersebut sekitar 20 menit.
h. Pengajaran unit-unit secara klasikal
Setelah pembelajaran selesai, guru membahas materi yang dianggap sulit
oleh siswa.

Kelebihan metode ini adalah:

1. Siswa akan termotifasi belajar karena hasil belajar dinilai secara teliti dan
cepat.
2. Para siswa terbina kemampuan kominikasinya.
3. Prilaku yang menganggu dan konflik antara pribadi akan terkurangi
melalui penanaman prinsip kerja kooperatif.
4. Program ini sangat membantu siswa yang lemah dan sekaligus
meningkatkan prestasi belajar siswa secara keseluruhan.

Kelemahan metode ini adalah:

1. Diperlukan media pembelajaran yang lengkap dan memadai.


2. Waktu yang lama untuk pembiatan dan pengembangan prangkat
pembelajaran.
3. Diperlukan kinerja kritis evaluatif dari guru selama siswa belajar dalam
kelompok.

Team Games Tournament (TGT)

Salvin menyatakan bahwa metode TGT merupakan prosedur pembelajaran yang


memberikan kesempatan pada kelompok untuk berkompetisi dengan kelompok
lain sehingga siswa bergairah belajar. Secara garis besar tahap-tahap
pembelajaran kooperatif tipe TGT adala sebagai berikut.

1. Tahapan persiapan
Guru mempersiapkan materi berikut perangkat pembelajaran termasuk
LKS, dan perlengkapan turnamen. Selanjutnya guru membagi kelompok
berdasarkan skor awal (nilai rata-rata harian) siswa yang terdiri dari empat
orang siswa dengan kemampuan akademik yang bervariasi. Prosedur
pengelompokan heterogen yang dilakukan berdasarkan kemampuan
akademik.
2. Tahapan penyajian materi
Pada tahapan ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dan memotivasi siswa dengan mengaitkan materi pokok ini dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Tahap kegiatan kelompok
Siswa mengatur tempat duduknya berdasarkan kelompok yang telah
ditetapkan guru. Siswa berkelompok materi dan mengerjakan soal-soal
latihan turnamen yang diberikan guru berupa LKS. Peran guru dalam thap
ini adalah sebgai fasilitator dan motivator kegiatan setiap kelompok.
4. Tahap turnamen akademik
Guru mengelompokan siswa (yang memiliki kemampuan akademik
homogen dari kelompok yang heterogen) dalam satu meja turnamen.
Mereka berkompotisi guna mendapat nilai yang terbaik bagi kelompoknya.
Selanjutnya menyampaikan aturan permainan yang harus diikuti oleh
setiap siswa dalam pelaksanaan turnamen akademik.
5. Tahap perhitingan skor
Perhitungan skor dilakukan berdasarkan ketentuan dalam pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
6. Tahap penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok ditentukan berdasarkan rata-rata skor kelompok
yang diperolehmasing-masing aggotanya dengan kriteria penghargaan
yang telah ditetapkan dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT.
7. Penutup
Guru mengulas mengenai materi dan soal-soal turnamen yang telah
dipelajari.
Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif model jigsaw dikembangkan oleh Aronson.


Sebagai metode coopertive learning. Pembelajaran kooperatif jigsaw adalah
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang
maksimal. Bahwa aktifitas-aktifitas jigsaw meliputi hal sebagai berikut.

a. Membaca, siswa memperoleh topik-topik permasalahan untuk dibaca


sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut.
b. Diskusi kelompok ahali, siswa yang telah mendapatkan topik
permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok (kelompok ahli)
untuk mendiskusikan topik permasalahan tersebut.
c. Laporan kelompok, ahli kembali ke kelompok aslinya untuk menjelaskan
hasil diskusinya kepada anggota kelompoknya masing-masing.
d. Kuis, siswa memperoleh kuis indidual/ perorangan yang mencakup semua
topik permasalahan.
e. Perhitungan skor kelompok dan menentukan perhargaan kelompok.

Tahapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagaimana dikemukaan adalah


sebagai berikut.

Tahap pertama, guru mrngelompokan siswa dedalah kelompok-kelompok kecil


yang heterogen. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut dapat
dilakukan oleh guru berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti kemampuan
akademis siswa maupun karakteristik lainnya.

Tahap kedua, setelah siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, didalam


jigsaw ini setiap anggota kelompok diberi tugas untuk mempelajari suatu materi
tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan dari kelompoknya masing-
masing yang mempelajari suatu materi yang sama bertemu dengan anggota-
anggota dari kelompok lain dalam kelompok ahli. Materi tersebut didiskusikan
sehingga masing-masing perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai
materi tersebut.

Tahap ketiga, masing-masing perwakilan kelompok kembali kekelompok asalnya


untuk menjelaskan pada teman satu kelompoknya mengenai materi yang telah
didiskusikan pada kelompok ahli, sehingga semua anggota kelompomnya dapat
memahami materi yang ditugaskan oleh guru.

Tahap selanjutnya, siswa diberi tes/kuis oleh guru dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan yang telah dimiliki siswa dalam memahami suatu
meteri dengan metode balajar kooperatif tipe jigsaw. Setelah kuis selesai,
dilakukan perhitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok serta
menentukan tingkat penghargaan pada kelompok.

Kelebihan medel belajar kooperatif tipe jigsaw

a. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan berlatih


kominikasi.
b. Adanya interaksi sosial yang baik dalam kelompok.
c. Membuat siswa lebih aktif dan kreatif.
d. Dengan adanya penghargaan yang diberikan pada kelompok mencapai
prestasi yang baik.

Kelemahan model pembelajaran tipe jigsaw

a. Diperlukan kesadaran siswa untuk memaksimalkan kinerjanya.


b. Memerlukan waktu yang cukup lama dan persiapan yang matang dalam
pembuatan bahan ajar.
c. Membutuhkan biaya yang cukup besar.

Anda mungkin juga menyukai