Carbonsteel
CARBON STEEL
Disusun oleh:
TINJAUAN PUSTAKA
Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah besi, dengan
karbon sebagai material pengaloy utama. Baja mengandung elemen utama Fe dan
C.
Fasa-fasa padat yang ada didalam baja :
a. Ferit (alpha) : merupakan sel satuan (susunan atom-atom yang paling kecil dan
teratur) berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus pusat badan), Ferit ini
mempunyai sifat : magnetis, agak ulet, agak kuat, dll.
b. Autenit : merupakan sel satuan yang berupa Face Centered Cubic (FCC =kubus
pusat muka), Austenit ini mempunyai sifat : Non magnetis, ulet, dll.
c. Sementid (besi karbida) : merupakan sel satuan yang berupa orthorombik,
Semented ini mempunyai sifat : keras dan getas.
d. Perlit : merupakan campuran fasa ferit dan sementid sehingga mempunyai sifat
Kuat.
e. Delta : merupakan sel satuan yang berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus
pusat badan).
2
CARA PEMBUATAN BAJA
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat
maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa
proses pembuatan baja antara lain :
1. Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap
kesamping.
Sistem kerja
Dipanaskan dengan kokas sampai 1500 0C,
Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. ( 1/8 dari volume
konvertor)
Kembali ditegakkan.
Udara dengan tekanan 1,5 2 atm dihembuskan dari kompresor.
Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
2
2. Proses Siemens Martin
Menggunakan sistem regenerator ( 3000 0C.). Fungsi dari regenerator adalah:
2
Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga
kualitasnya baik
Kerugian akibat penguapan sangat kecil
Proses
CO2 C 2CO
2
kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan
dan muatan dalam cawan akan mencair.
baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan
menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan.
Proses pembuatan baja dimulai dengan proses ekstraksi bijih besi. Proses
reduksi umumnya terjadi di dalam tanur tiup (blast furnace) di mana di
dalamnya bijih besi (iron ore) dan batu gamping (limestone) yang telah
mengalami pemanggangan (sintering) diproses bersama-sama dengan kokas
(cokes) yang berasal dari batubara. Serangkaian reaksi terjadi di dalam tanur pada
waktu dan lokasi yang berbeda-beda, tetapi reaksi penting yang mereduksi bijih
besi menjadi logam besi adalah sebagai berikut:
Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
Luaran utama dari proses ini adalah lelehan besi mentah (molten pig
iron) dengan kandungan karbon yang cukup tinggi (4%C) beserta pengotor-
pengotor lain seperti silkon, mangan, sulfur, dan fosfor . Besi mentah ini belum
dapat dimanfaatkan secara langsung untuk aplikasi rekayasa karena sifat-sifat
(mekanis)-nya belum sesuai dengan yang dibutuhkan karena pengotorpengotor
2
tersebut. Besi mentah berupa lelehan atau coran selanjutnya dikirim menuju
converter yang akan mengkonversinya menjadi baja.
Proses pembuatan baja umumnya berlangsung di tungku oksigen-basa
(basic-oxygen furnace). Di dalam tungku ini besi mentah cair dicampur dengan
hingga 30% besi tua (scrap) yang terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tanur.
Selanjutnya, oksigen murni ditiupkan dari bagian atas ke dalam leburan, bereaksi
dengan Fe membentuk oksida besi FeO. Beberapa saat sebelum reaksi dengan
oksigen mulai berlangsung, fluks pembentuk slag dimasukkan dalam jumlah
tertentu.
Oksida besi atau FeO selanjutnya akan bereaksi dengan karbon di dalam
besi mentah sehingga diperoleh Fe dengan kadar karbon lebih rendah dan gas
karbon monoksida. Reaksi penting yang terjadi di dalam tungku adalah sebagai
berikut:
FeO + C Fe + CO
Selama proses berlangsung (sekitar 22 menit), terjadi penurunan kadar karbon dan
unsur-unsur pengotor lain seperti P, S, Mn, dalam jumlah yang signifikan.
2
- 0,40 % - 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.
- 0,50 % - 0,60 % C : hammers dan sledges.
2
teknis setelah mendapat persetujuan dari Dewan Standardisasi Nasional, dan
berlaku secara nasional di Indonesia. Struktur penomoran SNI terdiri atas
serangkaian kode dengan arti tertentu yaitu berupa kode SNI, nomor unik, nomor
bagian dan nomor seksi, serta tahun penetapan. Kode SNI menyatakan bahwa
dokumen tersebut adalah Standar Nasional Indonesia. Sedangkan nomor unik
adalah identifikasi dari suatu standar tertentu yang jumlah digitnya sesuai
kebutuhan, minimal 4 digit dan diawali dengan angka 0. Nomor bagian
merupakan identifikasi yang menunjukan nomor urutbagian dari suatu standar
yang mempunyai bagian. Nomor seksi merupakan identifikasi yang menunjukan
nomor urut seksi dari suatu standar bagian tertentu.
Selain standarisasi nasional ada pula standarisasi dari Jepang yang biasa di
singkat dengan JIS( Japan Industrial Standart ) dan dari Amerika seperti ASTM
( American Society for Testing Materials ), AISI (Americal Iron and Steel
Institute) dan dari berbagai Negara lain.
2
Contoh standarisasi Baja karbon dengan AISI-SAE :
SAE 1045, berarti :
Angka 1 : Baja Karbon
Angka 0 : Persentase bahan alloy (tidak ada)
Angka 45 : Kadar karbon (0.45% Karbon)
2
PENUTUP
Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah besi, dengan
karbon sebagai material pengaloy utama. Baja mengandung elemen utama Fe dan
C. Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat
maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa
proses pembuatan baja antara lain proses Konvertor, Proses Siemens Martin,
Proses Basic Oxygen Furnace, Proses dapur listrik, Proses dapur kopel, Proses
dapur Cawan. Klasifikasi baja carbon dibagi menjadi tiga yaitu baja carbon
rendah, baja carbon menengah, dan baja carbon tinggi.
2
DAFTAR PUSTAKA
Surdia, Tata & Shindroku Saito. 1999. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta :
PT. Pradnya Paramita.