PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit. Makanan dan minuman yang kita konsumsi harus memenuhi gizi
bukan makanan asing lagi, olahan kedelai seperti susu kedelai merupakan
sumber utama penghasil susu berbahan nabati yang mempunyai nilai gizi
tinggi. Susu kedelai juga mampu menggantikan peran produk susu sapi
Kandungan protein yang tinggi ini sangat cocok dikonsumsi untuk masa
pertumbuhan, terutama untuk sel otak serta pembentukan tulang. Selain itu
1
masih banyak pedagang susu kedelai yang tidak memperhatikan hygiene
Ulina Sirait,2007).
Keberadaan E.coli pada air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi
sekitar wadah pengolahan dan dapat juga berasal dari proses perebusan
yang dibawah 100oC serta debu atau faktor lain yang menyebabkan
Air merupakan salah satu bahan baku yang akan diolah dalam
pembuatan susu kedelai. Air yang digunakan dapat bersumber dari air
sumur, air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan sebagainya. Jika air
yang digunakan sebagai bahan baku susu kedelai tidak memenuhi syarat-
pencemaran.
kedelai kurang dari 1.000 bakteri tiap ml dan selama produksi akan diperoleh
2
Kontaminasi tersebut menyebabkan kerusakan pada kualitas susu
2009).
Lembang Bandung mengandung bakteri total pada susu kedelai adalah 3,70
pedagang kaki lima diperoleh jumlah bakteri total 3,45 X 106 CFU/ml. Hal ini
menunjukkan bahwa bakteri total pada susu kedelai ternyata melebihi batas
CFU/ml baik dari pengolahan rakyat skala industri rumah tangga maupun
dan total Coliform sebesar 0 / 100 ml sampel (Suprihatin dan Adriyani, 2008).
3
Kejadian diare di Propinsi Jawa Tengah, menduduki posisi ke 10,
dari sepuluh besar penyakit sebanyak 18,8 % pada tahun 2000. (Profil
Karang Lewas kasus diare dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2009
terdapat 507 kasus, tahun 2010 bertambah menjadi 878 kasus, pada tahun
kasus. Akan tetapi pada tahun selanjutnya meningkat menjadi 841 kasus,
tahun 2013 menjadi 912 kasus dan tahun 2014 meningkat menjadi 1273
Lewas dapat ditemukan pada penjual makanan pinggir jalan dan pasar
tradisional. Sama seperti produk olahan pangan dan minuman lainnya, susu
kedelai harus melalui uji keamanan dan kualitas dari pihak yang terkait jika
Namun ternyata tidak semua dari produsen susu kedelai tersebut telah
melalui uji keamanan dan kualitas. Akan tetapi harga yang lebih murah dan
untuk membeli susu kedelai tanpa peduli produk tersebut sudah layak
suatu penyakit, baik penyakit yang disebabkan oleh air, udara, vektor
maupun makanan.
4
Pasar Karang Lewas merupakan salah satu pasar yang berada di
dan andong. Pasar Karang Lewas memiliki luas 3.075 m2, terdiri dari 24
buah kios dan 400 buah los pasar. (Data Pasar Karang Lewas).
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
Karang Lewas.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi masyarakat
3. Bagi peneliti
5
Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang
4. Bagi institusi
E. Ruang lingkup
F. Keaslian Penelitian
6
memenuhi syarat sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
Nomor 01-3839-1995, maupun
Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor
HK.00.06.1.52.4011. Namun,
berdasarkan hasil pemeriksaan
terhadap bakteri coliform pada
sampel tersebut, satu dari lima
sampel minuman susu kedelai
bermerek yang positif
mengandung bakteri coliform
melebihi ambang batas, dan dua
dari lima sampel minuman susu
kedelai tanpa merek yang positif
mengandung bakteri coliform
melebihi ambang batas. Jika
merujuk pada standar yang telah
ditetapkan, maka sampel yang
positif mengandung bakteri
coliform yang melebihi batas
tersebut tidak layak konsumsi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian-pengertian
1. Makanan
Menurut Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul chayatin (2009,h.321)
Makanan adalah semua subtansi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak
pengobatan.
2. Makanan jajanan
Menurut Permenkes RI no.236/Menkes/per/IV/1997 :
Makanan jajanan adalah makanan atau minuman yang diolah
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa
dinikmati konsumen.
3. Pengertian hygiene sanitasi makanan dan minuman
Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman (Anwar,dkk, 1989: 22) adalah :
Semua usaha atau tindakan pencegahan ditujukan menjamin dan
stabil.
4. Pengertian susu
8
mereka. Susu diyakini dan telah terbukti memiliki kandungan nilai gizi
dikonsumsi, mulai dari bayi hingga orang tua. Dari berbagai macam susu
kebutuhan.Perbedaan itu tergantung untuk apa dan siapa produk susu itu
ditujukan. Misalnya susu yang ditujukan untuk bayi, maka kandungan gizi
perkembangannya.
nabati yang mempunyai nilai gizi tinggi. Susu kedelai juga mampu
6. Pengertian kedelai
dan berbulu halus, biasa ditanam disawah; buah (biji) kedelai (biasa
(https://kbbi.web.id/kedelai)
7. Pasteurisasi
9
Pasteurisasi adalah memanaskan susu pada suhu dan waktu
dan nilai gizi. Selama perlakuan ini, suhu produk tidak lebih dari 100oC.
berasal dari kuman pathogen dari susu dan memperpanjang masa pakai
8. Pengertian air
B. Escherichia coli
sebagai salah satu bentuk dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram
jam pada suhu 35C (MJ. Pelezar Jr 1988 h. 873 dalam kukuh 2007).
E.coli adalah salah satu bakteri yang tergolong coliform dan hidup
secara normal di dalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu
disebut juga coliform fekal. Bakteri coliform lainya berasal dari hewan dan
10
sangat sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada suhu
Pelekatan pada sel epithelial pada usus kecil atau usus besar sifatnya
dipengaruhi oleh gen dalam plasmid. Sama hanya dengan toksin yang
2013).
umum diare pada wisatawan dan merupakan penyebab yang sangat penting
dari diare pada bayi, Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan
sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap
air, makanan, susu dan produk-produk susu. Kelompok bakteri ini dicirikan
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35C
11
Golongan kedua disebut Entero Invasif Escherichia Coli
menimbulkan kolitus (radang usus besar) atau gejala seperti disentri, waktu
inkubasi 8-44 jam (rata-rata 26 jam) dengan gejala demam, sakit kepala,
(Anwar,et,al,1998.45-47)
faktor luar.
12
Cara penyimpanan bahan makanan dan minuman yang harus
berikut :
cm.
c. Pengolahan makanan
1) Tempat pengolahan
a) Bersih
syarat
2) Tenaga pengolah
13
Tenaga pengolah atau penjamah makanan merupakan
penyakit)
3) Cara pengolahan
memasak.
14
b) Tidak terjadinya pengotoran /kontaminasi makanan
4) Pengangkutan makanan
15
5) Penyimpanan makanan
6) Penyajian makananan
makanan lainnya.
a. Lingkungan tercemar
16
melalui jalur fekal oral, seperti bakteri Vibrio cholera,Salmonella typhi,
berasal dari selokan, tempat sampah dan sumber lain melalui kulitnya
yang berbulu urin, tinja dan selivanya. Lalat, semut, kecoa, dan hama
c. Penjamah makanan
yang terinfeksi.
17
atau siap santap. Kedua proses tersebut baik melalui perantara
h.7 10).
18
a. Penanganan makanan tidak dilakukan dengan mengindahkan
syarat-syarat kebersihan.
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : E.coli
baik dari pengolahan rakyat skala industry rumah tangga maupun dari
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, yaitu kandungan E. coli dan total
lain :
19
a. Pembimbingan melalui arah dan petunjuk pedoman pengolahan baik
b. Supervisi yang dilakukan baik oleh pihak DepKes maupun oleh Aparat
J. Perundang-undangan
20
K. Kerangka teori
Bahan baku:
Biji kedelai
Gula
Perasa 6 prinsip Hygiene Sanitasi makanan:
air Pengadaan bahan makanan
Penyimpanan bahan makanan
Pengolahan makanan
Pengangkutan makanan
Penyimpanan makanan
Penyajian makanan
Pengolahan:
Perendaman
Perebusan
Penggilingan
Pemerasan
Pemasakan
pengemasan
Keterangan gambar
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka pikir
1. Komponen penyusun
a. Input
a) Perendaman
b) Perebusan
c) Penggilingan
d) Pemerasan
e) Pemasakan
f) Pengemasan
b. Proses
c. Output
Lewas.
Input
Pemeriksaan bakteri Escherichia coli di laboratorium kesehata
2. Kerangka pikir
Pemilihan bahan baku pembuatan susu kedelai
Proses pembuatan susu kedelai
Perendaman
Perebusan
Penggilingan
Pemerasan
Pemasakan 22
Kandungan E.coli pada susu kedelai yang dijual di pasar Karang Le
Pengemasan
Gambar kerangka pikir
3. Definisi operasional
Tabel 1.1 definisi operasional
B. Jenis penelitian
Jenis yang digunakan untuk penelitian adalah jenis penelitian
deskriptif, guna untuk melihat ada tidaknya bakteri E.coli pada susu
C. Ruang lingkup
1. Waktu
a. Tahap persiapan : November 2015 februari 2016
b. Tahap pelaksanaan : Maret 2016
c. Tahap penyelesaian : April 2016
2. Lokasi
Penelitian dilakukan di pasar Karang Lewas.
3. Materi
Pemeriksaan bakteri E.coli pada susu kedelai di pasar Karang Lewas.
23
D. Populasi dan sampel
a. Populasi
Semua susu kedelai yang dijajakan oleh pedagang jajanan di pasar
Lewas
2. Sumber data
a. Data primer
Data yang diperoleh dari pemeriksaan bakteri E.coli di
laboratorium.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari kantor pasar Karang Lewas untuk
24
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
2. Coding
Coding adalah suatu proses pengkodean pada setiap data yang
hasil lapangan dengan teori yang dijabarkan pada tinjauan pustaka dan
Jasaboga.
I. Etika penelitian
Dalam penelitian ini penulis selalu berpedoman pada norma dan etika
sampel.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
25
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh
DAFTAR PUSTAKA
26
Anwar, Soedarso, dkk, 1987, Sanitasi Makanan dan Minuman pada Istitusi
Pendidikan Tenaga Sanitasi, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Arisman,. 2009, Keracunan Makanan:Buku Ajar Ilmu Gizi, Jakarta:EGC
Depkes RI. 2002. Kepmenkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002, Tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Jakarta: Depkes RI
Fathonah Siti. 2005. Hygiene dan Sanitasi Makanan. Semarang : Unnes Press.
Kukuh. 2007. Studi kandungan bakteri coliform dan sanitasi peralatan es
campur pada Pedagang Kaki Lima Sekolah Dasar di Kecamatan Kembaran
tahun 2007. KTI. Jurusan Kesehatan Lingkungan. Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang.
Michael J. Pelczar, & E.C.S Chan, 2008, Dasar-dasar Mikrobiologi revisi
kedua, Jakarta: Universitas Indonesia
Mukono, 2008, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Edisi ke dua, Surabaya:
Airlangga University Press
Nurwanto dan Abas siregar, 1997, Mikrobiologi Pangan hewan dan nabati,
Yogyakarta:Kanisus
Purbowarsito. 2011. Uji Bakteriologis Air Sumur di Kecamatan Semampir
Surabaya. Skripsi Sains Bidang Biologi, FakultasSains dan Teknologi,
Universitas Airlangga
Srikandi Fardiaz. 1992. Analisis Mikroba Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta : Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta : Rineka Cipta Surat Keputusan Dir Jen POM No.
HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang penetapan batas maksimum
cemaran mikroba dan kimia dalam makanan adalah negative (nol).
Tri Cahyono, 2012, Pedoman Penulisan Proposal Penelitian Dan Karya Tulis
Ilmiah/Skripsi Edisi Revisi Kedua, Purwoketo: Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan
Purwokerto .
Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, 2009, Ilmu Kesehatan
Masyarakat:Teori dan Apilikasi, Jakarta:Salemba Medika
Lampiran 1
A. Alat
1. Mortar
2. Timbangan
3. Tabung reaksi
4. Tabung durham
27
5. Pipet ukur
6. Jarum ose
7. Erlenmeyer 100 ml
8. Lampu spirtus
9. Inkubator
B. Bahan
1. Larutan pengencer
2. Alkohol 70 %
3. Lactose Broth DS & SS
4. Larutan pengencer
5. Label
6. Alat tulis
7. 94
C. Cara Pembuatan Media
beacker glass.
b. Tambahkan aquades sampai 1 liter
c. Panaskan diatas kompor sampai larut
d. Masukkan media kedalam tabung reaksi yang telah berisi durham
beacker glass.
b. Tambahkan aquades sampai 1 liter
c. Panaskan diatas kompor sampai larut
d. Masukkan media kedalam tabung reaksi yang telah berisi durham
beacker glass.
b. Tambahkan aquades sampai 1 liter
c. Panaskan diatas kompor sampai larut
28
d. Masukkan media kedalam tabung reaksi yang telah berisi durham
D. Cara Kerja
1. Uji Duga :
(kombinasi 5 5 5)
e. Masukkan sampel sebanyak 10 ml ke dalam masing-masing tabung
kelompok ke I
f. Masukkan sampel sebanyak 1 ml ke dalam masing-masing tabung
kelompok ke II
g. Masukkan sampel sebanyak 0,1 ml ke dalam masing-masing tabung
kelompok ke III
h. Homogenkan dengan cara digoyang/dikocok sampai merata
i. Beri label dan simpan dalam inkubator selama 2 X 24 jam, pada suhu
40o C
j. Pengamatan dilakukan setiap 1 X 24 jam, dari piaraan yang positif
2. Uji Penegasan
a. Ambil dengan jarum ose piaraan yang positif pada uji duga, selanjutnya
29
c. Pegamatan, mencatat jumlah tabung dari piaraan yang positif (yaitu
tabel MPN
Lampiran 2
Kuesioner
A. Data Umum
1. Nama Pasar :
3. Tahun Berdiri :
4. Alamat :
5. Jumlah Petugas :
6. Nama Responden :
B. Data Khusus
30
Beri tanda silang (x) apabila menjadi pilihan anda, pilih salah satu dari
pedagang?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
2. Apakah pedagang jajanan menjual dagangannya setiap hari?
yang menetap?
b. Ya (1) b. Tidak (0)
4. Jika tidak, apakah jumlah pedagang jajanan yang tidak menetap
diketahui jumlahnya?
a.Ya (1) b. Tidak (0)
5. Apakah jajanan yang dijual terdaftar oleh dinas terkait (punya izin)?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
6. Jika tidak, apakah setiap jajanan yang dijual memiliki merek atau
dinas terkait?
a.Ya (1) b. Tidak (0)
8. Apakah ada persyaratan bagi produk makanan yang akan di jual oleh
pedagang?
a.Ya (1) b. Tidak (0)
9. Apakah pengelola pasar pernah mengadakan penyuluhan tentang 6
KETERANGAN PENILAIAN :
Ya =1
Tidak =0
31
Jumlah jawaban YA X 100%
32