Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan
pemikiran (qaidah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi
Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi
standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya,
wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir
dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari.
Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar
manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini
mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-
haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah
dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan
oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia
menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban
barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan
iptek modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban
barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.

-1-
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana Pandangan Islam tentang IPTEK?
2. Bagaimana dampak positif dan negatif tentang perkembangan IPTEK?
3. Bagaimana alternatif IPTEK yang Islami?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk memahami pandangan islam tentang IPTEK.
2. Untuk memahami dampak positif dan negatif tentang perkembangan IPTEK.
3. Untuk memahami alternatif IPTEK yang Islami.

-2-
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pandangan Islam Tentang IPTEK


Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa alat untuk mencapai
dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah (1) indera, untuk menangkap
kebenaran fisik, (2) naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup
manusia secara pribadi maupun sosial, (3) pikiran dan atau kemampuan rasional yang
mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa,
ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran tertinggi,
(4) imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan
pengetahuannya, (5) hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap
kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.
Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan
IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai
dan norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani
(1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok; (1) Kelompok yang menganggap IPTEK modern
bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari
ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen,
tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring
elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan
berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi
yang mengintrodusir istilah islamisasi ilmu pengetahuan. Dalam konsep Islam pada
dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama.
Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan
jalan untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam
haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-
bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas,
martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan
membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari uraian di atas hakekat penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari
yang islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat
manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah swt. Kebenaran IPTEK
menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK
-3-
akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan
menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik),
(3) dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat.
Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia
mengandung manfaat dalam arti luas.
Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek:
a. Berseberangan atau bertentangan.
b. Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai
c. Tidak bertentangan satu sama lain
d. Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek
mendasari penghayatan agama.

Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa
yang dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan
iptek akan menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran agama dan pendalaman
agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran ilmu pengetahuan.
Orang yang ingin menekuni ajaran agama akan cenderung untuk menjauhi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia. Pola hubungan pertama
ini pernah terjadi di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat bahwa bumi
mengitari matahari sedangkan gereja berpendapat bahwa matahari lah yang mengitari
bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia dihukum karena dianggap
menyesatkan masyarakat.
Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama.
Ketika kebenaran iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat
disangkal sementara keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satu-
satunya adalah menerima kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing
mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran agama dipisahkan sama sekali
dari kebenaran ilmu pengetahuan. Konflik antara agama dan ilmu, apabila terjadi, akan
diselesaikan dengan menganggapnya berada pada wilayah yang berbeda. Dalam pola
hubungan seperti ini, pengembangan iptek tidak dikaitkan dengan penghayatan dan
pengamalan agama seseorang karena keduanya berada pada wilayah yang berbeda. Baik
secara individu maupun komunal, pengembangan yang satu tidak mempengaruhi
pengembangan yang lain. Pola hubungan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat

-4-
sekuler yang sudah terbiasa untuk memisahkan urusan agama dari urusan
negara/masyarakat.
Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran
ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak
saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek, ajaran
agama tidak dikaitkan dengan iptek sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola
hubungan seperti ini terjadi, penghayatan agama tidak mendorong orang untuk
mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak mendorong orang untuk
mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam
masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan agama dan
negara/masyarakat, maka. ketika agama bersinggungan dengan ilmu, persinggungan itu
tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh kalau dikaitkan. Mungkin
secara individu dampak itu ada, tetapi secara komunal pola hubungan ini cenderung
untuk tidak menimbulkan dampak apa-apa.
Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola
hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama dan
ilmu pengetahuan serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola
hubungan ini dapat terjadi dalam tiga wujud: ajaran agama mendukung pengembangan
iptek tapi pengembangan iptek tidak mendukung ajaran agama, pengembangan iptek
mendukung ajaran agama tapi ajaran agama tidak mendukung pengembangan iptek, dan
ajaran agama mendukung pengembangan iptek dan demikian pula sebaliknya.
Dalam wujud pertama, pendalaman dan penghayatan ajaran agama akan
mendukung pengembangan iptek walau pengembangan iptek tidak akan mendorong
orang untuk mendalami ajaran agama. Sebaliknya, dalam wujud ke dua, pengembangan
iptek akan mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran agama walaupun
tidak sebaliknya terjadi. Pada wujud ke tiga, pengembangan iptek akan mendorong
orang untuk lebih mendalami dan menghayati ajaran agama dan pendalaman serta
penghayatan ajaran agama akan mendorong orang untuk mengembangkan iptek.
Adapun alasan mengapa kita harus menguasai IPTEK, terdapat tiga alasan
pokok, yakni:
1. Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara
barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.
2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di
negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.

-5-
3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan
IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat
Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.

B. Dampak Positif dan Negatif Tentang Perkembangan IPTEK


Hampir menjadi pengetahuan umum (common sense) bahwa dasar dari peradaban
modern adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek merupakan dasar dan
pondasi yang menjadi penyangga bangunan peradaban modern barat sekarang ini. Masa
depan suatu bangsa akan banyak ditentukan oleh tingkat penguasaan bangsa itu
terhadap Iptek. Suatu masyarakat atau bangsa tidak akan memiliki keunggulan dan
kemampuan daya saing yang tinggi, bila ia tidak mengambil dan mengembangkan
Iptek. Bisa dimengerti bila setiap bangsa di muka bumi sekarang ini, berlomba-lomba
serta bersaing secara ketat dalam penguasaan dan pengembangan iptek.
Diakui bahwa iptek, disatu sisi telah memberikan berkah dan anugrah yang luar
biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain, iptek telah mendatangkan
petaka yang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam
bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan uamt
manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas.
Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan
ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat
manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.
1. Bidang Sosial dan Budaya
Dampak Positif
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat
a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa
kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik
dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan
perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin
menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation
to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993)
menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar.
Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota
parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
b. Meningkatnya rasa percaya diri Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia
melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi
-6-
telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa
akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-
bangsa Asia.
c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai
konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan
pekerja keras.
Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek
budaya

Dampak Negatif
a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan
remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan
pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan
sebagian warga masyarakat menjadi kaya dalam materi tetapi miskin dalam
rohani.
b. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat
semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti
gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan
sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat
lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan
remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti
perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
c. Pola interaksi antar manusia yang berubah Kehadiran komputer pada
kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola
interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah
membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar.
Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang
asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung
internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak
memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan
orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan
waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting
(IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan
saja.
2. Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
-7-
Dampak Positif
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan
pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya
sumber ilmu pengetahuan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah
metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi
yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat
abstrak.
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan
teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru,
tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain

Dampak Negatif
Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:
a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes
Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk..
Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah
sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan
pembocoran melalui internet tersebut.
b. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan
tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga
mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang
rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tinggi maka orang akan berusaha
menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.

C. Alternatif IPTEK yang Islami


Di negara ini, gagasan tentang perlunya integrasi pendidikan imtak dan iptek ini
sudah lama digulirkan. Profesor B.J. Habibie, adalah orang pertama yang menggagas
integrasi imtak dan iptek ini. Hal ini, selain karena adanya problem dikotomi antara apa
yang dinamakan ilmu-ilmu umum (sains) dan ilmu-ilmu agama (Islam), juga
-8-
disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam sistem
pendidikan kita tampaknya berjalan sendiri, tanpa dukungan asas iman dan takwa yang
kuat, sehingga pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak
memberikan manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan
bangsa dalam arti yang seluas-luasnya.
Kekhwatiran ini, cukup beralasan, karena sejauh ini sistem pendidikan kita tidak
cukup mampu menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Allah swt sebagaimana diharapkan. Berbagai tindak kejahatan sering terjadi dan banyak
dilakukan justru oleh orang-orang yang secara akademik sangat terpelajar, bahkan
mumpuni. Ini berarti, aspek pendidikan turut menyumbang dan memberikan saham bagi
kebangkrutan bangsa yang kita rasakan sekarang. Kenyataan ini menjadi salah satu
catatan mengenai raport merah pendidikan nasional kita. Secara lebih spesifik, integrasi
pendidikan imtak dan iptek ini diperlukan karena empat alasan.
Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan memberikan berkah dan
manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai
oleh asas iman dan takwa kepada Allah swt. Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa
disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam
nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi
batil dan miskin secara maknawi.
Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah
menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan
hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut
oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan
jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual).
Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan
menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang
telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan
akhirat.
Keempat, imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar
manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi,
seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar
manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya
mencari ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan
apa-apa selain bayangan palsu (Q.S. An-Nur:39).
-9-
Maka integrasi imtak dan iptek harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga
keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan
dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti doa
yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan (Q.S. Al-Baqarah :201).

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita sanggup
atau tidak menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi masing-masing.
-10-
Diantara penyikapan terhadap kemajuan IPTEK masa terdapat tiga kelompok, yaitu: (1)
Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi
hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2)
Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari
sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3)
Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2
(dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek. Jadi,
syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya
dijadikan tolak ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.
Adapun dampak negatif maupun positif dalam perkembangan iptek, Kemajuan
dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat
manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas.
Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan
ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat
manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.

DAFTAR PUSTAKA

Munawar, Said Aqil, 2002. Al-Quran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Jakarta :
Ciputat Press.
Shihab, Quraish, 1999. Mukjizat Al-Quran. Bandung: Mizan.

-11-
Aditya warman, irfan. 2011. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
http://baroedakunibba.blogspot.com/. 26 Januari 2011.
Saaduddin, Nadri. Proletar: Masa Kejayaan Islam Pertama. http://www.mail-
archive.com/.
Samantho, Y. Ahmad. IPTEK dari Sudut Pandang Islam.
http://ahmadsamantho.wordpress.com/.
Hafidz. Kegemilangan IPTEK di Masa Khilafah Abbasiyah.
http://sobatmuda.multiply.com
Solihin, O. Sejarah Kejayaan Islam. http://gaulislam.com.
Yahya, Harun. Islam: Agama yang Berkembang Paling Pesat di Eropa.
www.harunyahya.com

-12-

Anda mungkin juga menyukai