Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Dukungan Ayah Terhadap

Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif


November 15, 2012 by Febrina

Siapa bilang jika ayah tidak memiliki peran penting dalam keberhasilan pemberian ASI
Eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan?
Dukungan suami terhadap istri bahwa sang istri mampu memberikan ASI Eksklusif bagi
bayinya merupakan salah satu kunci keberhasilan ibu dalam menyusui. Kondisi fisik dan mental
ibu yang lelah pasca persalinan membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang tulus dari suami.
Ibu yang merasa diperhatikan, didukung dan dicintai akan memiliki emosi positif yang mampu
meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga produksi ASI menjadi lancar.

Sebenarnya, peran ayah dimulai sejak masa kehamilan hingga pasca persalinan. Diawali
dengan pemilihan tempat untuk pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan pemeriksaan kesehatan
pasca persalinan yang tepat, mencari informasi mengenai pemberian ASI bagi bayi sejak lahir
hingga usia 2 tahun, hingga keterlibatan ayah dalam berbagai kegiatan perawatan anak.
Breastfeeding father atau ayah menyusui (istilah yang diberikan untuk para ayah yang
memberi dukungan penuh bagi istrinya untuk menyusui) dapat mendukung keberhasilan ibu
menyusui melalui beragam bentuk dukungan diantaranya: terlibat dalam beragam aktifitas bayi
malam hari seperti menemani istri bangun untuk menyusui, mengganti popok bayi, memijat
pundak istri untuk membantu melancarkan produksi ASI, membantu menjaga kakak-kakak si
bayi, menyediakan waktu istirahat yang cukup untuk istri, dan yang terpenting adalah memberi
perhatian penuh pada istri agar emosinya selalu terjaga.

Di Indonesia, partisipasi para suami dalam menyukseskan pemberian ASI


Eksklusif masih rendah. Dalam sambutannya pada kegiatan puncak Pekan ASI Sedunia Tahun
2012 di Jakarta baru-baru ini, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyatakan bahwa salah satu
penyebab rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan adalah karena
kekurangtahuan para suami akan pentingnya manfaat ASI Eksklusif bagi kesehatan bayi. Mereka
menyangka pemberian ASI hanya masalah perempuan saja karena perempuanlah yang menyusui.
Padahal, kerja tim antara ayah dan ibu sangat dibutuhkan dalam pemberian ASI Eksklusif.
Oleh karena itu, masihkah meragukan pentingnya dukungan ayah terhadap keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif?
Kunci Sukses menyusui: Peran Suami dan Rasa Bahagia

Seringkali, Ibu merasa frustasi ketika timbul kesulitan-kesulitan saat menyusui. Padahal menurut
dr Ameta, konselor lakstasi Rumah Sakit Bersalin Asih, kebahagiaan dan rasa percaya diri adalah
kunci menyusui dengan sukses dan lancar.

Sewaktu masih di rumah sakit, ibu biasanya mendapat banyak bantuan baik dari suster, bidan,
maupun konselor laktasi yang mendapingi ibu dalam hari-hari pertama kehidupan ibu baru.
Namun ujian sesungguhnya adalah ketika ibu dan bayi sudah tiba di rumah. Di saat-saat inilah
menurut dr. Ameta, peran aktif suami sebagai ayah ASI sangat dibutuhkan.

Beberapa hal yang bisa ibu dan ayah lakukan ketika membawa bayi pulang ke rumah:

1. Menyusui sembari tidur

Untuk mengatasi rasa lelah karena begadang menyusui, dr. Ameta mengatakan bahwa
sebenarnya menyusui bayi sembari tidur tidak menjadi masalah asal posisi peletakan tubuh bayi
dan pelekatan mulut bayi pada payudara benar.

2. Ayah memberikan hasil perahan ASI

Berbagi tugas dengan dalam memberikan ASI, merupakah salah satu hal yang bisa dilakuakan
agar Ibu bisa beristirahat dengan baik di malam hari untuk mengembalikan stamina setelah
melahirkan. Hasil perahan ASI bisa diberikan pada bayi oleh para ayah dengan pipet ataupun
sendok. Dengan demikian, sang ibu bisa mendapatkan istirahat dan sang ayah juga menjalin
kedekatan fisik dan psikologis dengan bayinya.

3. Pijat Oksitosin

Pijat oksitosi adalah pijat punggung pada ibu, pijat ini sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh
suami selama 15-30 menit ketika bayi tidur. Pijat ini mampu merangsang hormon oksitosin yang
melancarkan keluarnya ASI.

Menurut dr. Ameta, memberikan ASI bukan semata-mata urusan kaum ibu, namun peran suami
juga sangat besar. Suami diharapkan menjadi penyemangat, mau berbagi tugas dengan ibu, dan
membuat ibu merasa senang dan bahagia. Kebahagiaan yang dirasakan oleh ibu akan membuat
hormon prolaktin dan oksitosin yang diperlukan untuk produksi ASI bekerja dengan baik. Apa
saja yang bisa dilakukan oleh para suami, selain berbagi tugas dalam memberikan asi? Berikut
tips dari dr. Ameta:

1. Memberikan perhatian.
Dalam kondisi pemulihan tubuh setelah melahirkan, suami bisa memberikan berbagai perhatian
kecil untuk istri, misalnya mengirimkan pesan singkat berupa kata penyemangat, menanyakan
kabar istri, bukan hanya kabar bayi, membuatkan minuman hangat, memberikan pijat oksitosin,
membawakan makanan kesukaan, berbagi tugas menggantikan popok maupun memandikan bayi
tanpa disuruh dan lain-lain.

2. Menjadi motivator

Ketika fisik istri lelah, suami diharapkan menjadi motivator, dan pendengar yang baik bila istri
mengeluhkan beberapa hal seputar menjalani peran sebagai ibu baru. Menjadi motivator berarti
juga tidak memaksa istri untuk menyusui atau melakukan peran ibu lainnya, melainkan dengan
memberikan waktu berdua dengan istri dan terus menyemangati untuk menyusui.

3. Mengatur ASIP

Suami bisa menjadi manajer ASI dengan mengatur simpanan ASI, mengatur stok botol dan label
penyimpanan ASIP.

4. Menjadi sumber informasi

Bukan hanya ibu yang wajib tahu manfaat dan informasi seputar ASI, tetapi Ayah juga wajib
mencari tahu. Kantongi berbagai informasi, tips dan trik mengatasi keluhan seutar menyusui,
print dan tempelkan di kamar atau dimanapun yang bisa dibaca ibu dengan mudah.

Anda mungkin juga menyukai