Processus condylus merupakan bagian dari mandibula dan lebih tebal dari
coronoid, terdiri dari dua bagian yaitu condylus dan bagian yang menyokong leher.
Gambar A.1
Tulang rawan dan tulang rangka mandibula terbentuk dari sel neural crest
embrionik yang muncul pada daerah midbrain dan hindbrain dari lipatan neural. Sel-
sel ini berpindah ke ventral, untuk membentuk tonjolan mandibula (dan maksila)
Struktur pertama yang terbentuk pada derah rahang bawah adalah cabang
1
neurotropik. Mandibula berasal dari membran osifikasi dan osteogenik yang
hasilnya, terletak di samping tulang rawan Meckel dari lengkung brankhial pertama
(mandibula). Pusat osifikasi tunggal untuk setiap setengah mandibula, muncul pada
minggu ke-6 itu pada daerah bifurkasi saraf alveolar inferior dan arteri ke cabang
mentalis dan incisivus. Membran osifikasi terletak di samping tulang rawan Meckel
Ossifikasi terjadi pada membran yang menutupi permukaan luar dari ujung
ventral tulang rawan Meckel, dan setiap setengah bagian tulang mandibula dibentuk
dari pusat tunggal yang muncul dekat foramen mentalis pada minggu keenam usia
janin. Pada minggu kesepuluh bagian tulang rawan Meckel yang terletak di bawah
dan di belakang gigi incisivus dikelilingi dan diinvasi oleh tulang membran. Saat
2
postnatal tulang mandibula terdiri dari dua bagian, yang disatukan oleh simfisis
Gambar A.3
sebagai struktur berbentuk konus pada daerah ramal. Tulang rawan condylar ini
merupakan primordium dari bakal condyle. Sel-sel tulang rawan berdiferensiasi dari
pusatnya, dan tulang rawan kepala condyle bertambah besar melalui pertumbuhan
intersisial dan aposisional. Pada minggu ke 14, tanda pertama dari tulang
pusat pertumbuhan penting untuk ramus dan tubuh mandibula. Sebagian besar tulang
rawan yang berbentuk konus akan digantikan dengan tulang pada pertengahan
kehidupan fetus; tetapi ujung atasnya tetap ada sampai dewasa, berfungsi sebagai
tulang rawan pertumbuhan dan tulang rawan artikular. Perubahan posisi mandibula
dan bentuknya berhubungan dengan arah dan besar pertumbuhan condyle. Kecepatan
tahun dan normalnya terhenti pada usia 20 tahun. Namun adanya tulang rawan yang
terus menerus akan bermanfaat untuk pertumbuhan yang dapat dilihat pada kelainan
3
B. Tumbuh Kembang Dagu
Dagu yang terbentuk sebagian dari osikel mentalis tulang rawan asesoris dan
ujung ventral tulang rawan Meckel, kurang berkembang dengan baik pada bayi.
Dagu terbentuk sebagai unit terpisah dari mandibula, dipengaruhi oleh jenis kelamin
serta faktor genetik khusus. Perbedaan jenis kelamin pada daerah simpiseal
mandibula tidak terlihat jelas, sampai tanda-tanda jenis kelamin sekunder yang lain,
terbentuk. Jadi, dagu baru jelas terlihat pada masa remaja, dari perkembangan
protuberan mentalis dan tuberkel. Bila dagu yang kecil terdapat pada orang dewasa
dari kedua jenis kelamin, dagu yang besar merupakan ciri khas kejantanan. Unit
skeletal dagu mungkin merupakan pencerminan dari gaya fungsional yang berasal
dari otot pterigoid lateral, yaitu dalam menarik mandibula ke depan, stress tidak
langsung pada daerah simpiseal mentalis, melalui tarikan ke dalam, Bantalan tulang
untuk menahan tekanan otot, yang lebih kuat pada pria, tercermin pada dagu pria
yang lebih menonjol. Dagu protrusive merupakan trait unik manusia, kurang terlihat
condilus, juga melalui satu pergerakan pertumbuhan (cortical drift) yang mengikuti
bagian posterior dan bagian lateral. Kombinasi dari pertumbuhan condylar dan ramus
menghasilkan (1) suatu perubahan posisi (mundur) dari seluruh ramus (perbatasan
body terjadi secara bersamaan; (2) displacement korpus mandibula ke arah anterior
4
(3) pemanjangan vertikal dari ramus dimana sebelumnya telah terjadi perubahan
ramus tumbuh, dan menetap kembali pada bagian posterior, tuberositas lingual
tumbuh dengan tepat dan pindah ke bagian posterior sehingga menyamai letak
tuberositas maxillaris.
Pada umumnya pergerakan pertumbuhan mandibula dilengkapi oleh
perubahan yang terdapat pada maxilla. Fungsi utama pada displacement corpus yaitu
anterior dan inferior, terjadi perpindahan mandibula secara bersamaan ke arah yang
sama.
Area muscle attachment pada ramus memainkan suatu peranan penting pada
mandibula ke bawah dan ke atas. Area muscle attachment pada prosessus coronoidea
dan daerah gonial tersebut menjadi sepenuhnya dibedakan sebagai respons atas
Melalui eksperimen, telah diperlihatkan bahwa daerah ini tidak berkembang dengan
baik jika otot-otot berpindah dengan sangat cepat atau jika saraf dan pembuluh yang
Mandibula terlihat "tumbuh" pada satu arah gaya ke atas dan ke bawah. Hal
pertumbuhan itu terjadi pada berbagai arah. Umumnya suatu pertumbuhan cenderung
ke arah superior dan posterior, tapi displacement secara bersamaan pada keseluruhan
5
mandibula terjadi secara berlawanan (anterior dan inferior), tanpa memperhatikan
Osifikasi meluas dari pusat primer di bawah dan sekitar saraf alveolar inferior
dan cabang incisivusnya, dan ke atas, untuk membentuk saluran bagi gigi sedang
terbentuk tubuh dan ramus mandibula. Tulang rawan Meckel menjadi dikelilingi dan
dikepung oleh tulang. Osifikasi berhenti di dorsal pada daerah yang akan menjadi
lingula mandibula, dari tempat ini tulang rawan Meckel terus berjalan ke telinga
Cabang brankhial yang pertama, inti dari tulang rawan Meckel, hampir
dorsal, berakhir pada ruang timpani dari telinga tengah, yang berasal dari kantung
faringeal pertama dan dikelilingi oleh bagian petrosal tulang temporal. Ujung dorsal
tulang rawan Meckel berosifikasi membentuk dasar dari dua osikel auditori yaitu
maleus dan inkus. Osikel ketiga, stapes, berasal terutama dari tulang rawan lengkung
asesoris yang bergabung ke daerah dagu mandibula. Tulang rawan Meckel di dorsal
6
trabekula tulang intramembranosis terbentuk tepat di samping tulang rawan yang
sedang beresorpsi.
Anyaman tulang yang semula ada di sepanjang tulang rawan Meckel akan
segera diganti dengan tulang lamelar, dan sistem Haversian yang sudah ada sejak
bulan ke-5 itu. Tulang ini dapat teremodeling dengan lebih mudah daripada tulang
lain, sebagai respon terhadap gerak mengisap dan menelan yang hebat, yang
Tulang rawan asesoris sekunder muncul antara minggu ke-10 dan 14 itu
untuk membentuk kepala condyle, bagian dari prosessus koronoid, dan protruberan
mentalis. Tulang rawan mandibula sekunder tidak berhubungan dengan tulang rawan
brankhial primer (Meckel) dan kondrokranial. Tulang rawan sekunder dari prosessus
koronoid asesoris akan bergabung dengan tulang intramembranosis dari ramus dan
hilang sebelum lahir. Pada daerah mentalis, pada kedua sisi simpisis, salah satu atau
dua tulang rawan kecil terlihat dan terosifikasi pada bulan ke-7 itu, untuk membentuk
berbagai osikel mentalis pada jaringan fibrosa simpisis. Osifikel akan bergabung
Tulang rawan condylar sekunder muncul selama minggu ke-10 itu sebagai
struktur berbentuk konus pada daerah ramal. Tulang rawan condylar ini merupakan
primordium dari bakal condyle. Sel-sel tulang rawan berdeferensiasi dari pusatnya,
dan tulang rawan kepala condyle bertambah besar melalui pertumbuhan intersisial
dan aposisional. Pada minggu ke-14, tanda pertama dari tulang endokondral muncul
di daerah condyle. Tulang rawan condyle berfungsi sebagai pusat pertumbuhan yang
7
penting untuk ramus dan tubuh mandibula. Sebagian tulang rawan yang berbentuk
konus akan digantikan dengan tulang pada pertengahan kehidupan fetus; tetapi ujung
atasnya tetap ada sampai dewasa, berfungsi sebagai tulang rawan pertumbuhan dan
1
condyle bertambah pada masa pubertas, puncaknya antara 12 2 - 14 tahun dan
normalnya, terhenti pada usia 20 tahun. Namun, adanya tulang rawan yang terus
menerus akan bermanfaat untuk pertumbuhan, yang dapat dilihat pada kelainan
Bentuk dan ukuran mandibula fetus yang kecil akan mengalami perubahan
dan lebar, prosesus koronoidnya cukup besar dan menonjol ke atas condyle;
mahkota gigi susu; kanalis mandibularis berjalan cukup rendah pada tubuh.
Pemisahan awal dari tubuh kiri dan kanan mandibula pada garis tengah simpisis
menti garis tengah, perlahan-lahan hilang antara bulan ke-4 12 postnata, ketika
tersebut.
8
Gambar D.1 Skema unit skeletal mandibula.
perkembangan dan fungsional, dapat dibagi menjadi beberapa unit skeletal. Tulang
basal dari tubuh membentuk satu unit, tempat melekatnya prosessus alveolar,
koronoid, angular dan condylar serta dagu. Masing-masing unit skeletal ini pola
pertumbuhannya dipengaruhi oleh matrik fungsional untuk unit alveolar; aksi otot
berpengaruh pada sudut dan ramus mandibula, dan pterigoid lateral mempengaruhi
prosessus condylar. Fungsi lidah dan otot perioral, serta perluasan rongga mulut dan
tulang rawan condylar, tepi belakang ramus dan ridge alveolar. Daerah-daerah
deposisi tulang ini berperan pada penambahan panjang, tinggi dan lebar mandibula.
9
remodeling regional, yang terkena pengaruh fungsional lokal yang mencakup
Tulang rawan condyle mandibula memiliki peran ganda dari tulang rawan
epipiseal pada tulang panjang, ditandai dengan lapisan tulang rawan hipertropi yang
lebih dalam. Proliferasi aposisional subartikular dari tulang rawan dalam kepala
Tulang rawan yang sedang bertumbuh dapat berfungsi sebagai matrik fungsional
10
belakang, menggeser seluruh mandibula ke arah bawah dan depan. Resorpsi tulang di
dekat kepala condyle berperan dalam penyempitan leher condyle. Perlekatan otot
pterigoid lateral pada leher dan pertumbuhan serta aksi otot lidah serta kunyah,
merupakan gaya fungsional yang berperan pada tahap pertumbuhan mendibula ini.
dan pergeseran normal ke bawah dan ke depan dari mandibula; baik bilateral maupun
penambahan tinggi. Karena divergensi posterior dari kedua bagian tubuh mandibula
(berbentuk V), pertumbuhan pada kepala condyle dari ramus yang sangat lebar serta
remodeling menyesuaikan diri dengan pelebran dasar kranial. Tidak mungkin terjadi
pelebaran intersisial dari mandibula pada simpisis menti yang sudah saling
Deposisi tulang terjadi pada tepi belakang ramus, disertai dengan resorpsi
resorpsi ini akan meluas sampai ke prosessus koronoid, mengenai mandibular notch
dan resorpsi yang semakin besar dari foramen mandibula ke posterior, akan ikut
berperan pada pembentukan bidang lingula yang lebih ke depan. Perlekatan otot
elevasi dari otot kunyah pada permukaan bukal dan lingual ramus, dan terhadap
11
sudut mandibula serta prosessus koronoid akan mempengaruhi ukuran dan proporsi
bagian belakang tubuh mandibula. Dengan cara ini, tubuh mandibula akan
memanjang, daerah posterior molar akan bergerak ke depan ke daerah premolar dan
kanainus. Hal ini berarti terbentuknya ruang tambahan untuk erupsi gigi-gigi molar,
yang ketiganya berasal dari pertemuan ramus tubuh. Pergeseran ke depan dan
merubah arah foramen mentalis selama masa bayi dan anak-anak. Bundel
neurovaskular mentalis keluar dari mandibula dengan sudut tegak lurus atau bahkan
dengan arah sedikit ke depan pada saat lahir. Pada masa dewasa, foramen mentalis
12
(dan kandungan neurovaskularnya) bergeser ke belakang. Perubahan ini dapat
neurovaskular yang ikut terseret. Faktor lain yang ikut berperan adalah kecepatan
pertumbuhan tulang dan periosteal yang berbeda-beda. Yang terakhir ini, melalui
perlekatannya yang kuat terhadap condyle dan perlekatannya yang longgar terhadap
tubuh mandibula, akan bertumbuh lebih lambat daripada tubuh, yang bergeser ke
depan di bawah periosteum. Perubahan arah foramen memiliki dampak klinis pada
penyuntikan anestesi lokal di saraf mentalis; pada masa bayi dan anak-anak, jarum
dapat diletakan tegak lurus terhadap tubuh mandibula agar masuk ke foramen
mentalis, sedang pada orang dewasa, jarum harus diletakan oblik dari belakang.
mandibula, dari masa bayi sampai lanjut usia. Bila ada gigi-gigi, foramen mentalis
terletak di pertengahan antara tepi atas dan bawah mandibula. Pada mandibula tidak
bergigi, kurang memiliki ridge alveolar, foramen mentalis terlihat didekat tepi atas
Prosessus alveolar terbentuk sebagai pelindung terhadap benih gigi dan akan
berbayang pada tulang basal tubuh mandibula, serta termanifestasi sebagai lereng
yang meluas ke lingual ke ramus untuk tempat molar ketiga. Tulang alveolar gagal
terbentuk bila gigi-gigi tidak ada dan akan teresorpsi sebagai respon terhadap
pencabutan gigi. Gerak ortodonti dari gigi-gigi terjadi pada tulang alveolar yang
labil, baik di rahang atas maupun bawah, dan tidak meluas ke tulang basal di
bawahnya.
13
Gambar D.4 Gambar lateral dari mandibula pada masa bayi, dewasa dan
tua, menunjukan pengaruh tulang alveolar pada kontur tubuh mandibula.
Perubahan obliksitas sudut mandibula. Letak foramen mentalis yang
bervariasi dalam hubungannya dengan tepi atas tubuh mandibula.
Dagu, yang terbentuk sebagian dari osikel mentalis tulang rawan asesoris dan
ujung ventral tulang rawan Meckel, kurang berkembang dengan baik pada bayi.
Dagu terbentuk sebagai unit terpisah dari mandibula, dipengaruhi oleh jenis kelamin
serta faktor genetik khusus. Perbedaan jenis kelamin pada daerah simpiseal
mendibula tidak terlihat jelas, sampai tanda-tanda jenis kelamin sekunder yang lain
terbentuk. Jadi, dagu baru terlihat jelas pada masa remaja, dari perkembangan
protuberan mentalis dan tuberkel. Bila dagu yang kecil terdapat pada orang dewasa
dari kedua jenis kelamin, dagu yang besar merupakan ciri khas kejantanan. Unit
skeletal dagu mungkin merupakan pencerminan dari gaya fungsional yang berasal
dari otot pterigoid lateral, yaitu dalam menarik mandibula ke depan, stress tidak
langsung pada daerah simpiseal mentalis, melalui tarikan ke dalam. Bantalan tulang
untuk menahan tekanan otot, yang lebih kuat pada pria, tercermin pada dagu pria
yang lebih menonjol. Dagu protrusif merupakan trait unik manusia, kurang terlihat
anak. Tonjolan lebih dipertegas melalui resorpsi tulang di daerah alveolar di atasnya,
Torus ini tidak berhubungan dengan perlekatan otot atau matrik fungsional manapun.
Selama masa kehidupan fetus, ukuran relatif dari maksila dan mandibula
sangat bervariasi. Pada mulanya, mandibula lebih besar dari maksila, suatu dominasi
akan berkurang nantiya melalui perkembangan maksila yang lebih besar; pada
lebih besaar pada minggu ke-11. Pertumbuhan mandibula berhenti pada minggu ke
13-20, karena berubahanya tulang rawan Meckel menjadi tulang rawan condyle
sekunder sebagai pertumbuhan terbesar dari rahang bawah. Pada waktu lahir, maksila
memiliki ukuran yang sama. Keadaan retrognati ini normalnya hilang pada masa
postnatal melalui pertumbuhan mandibula yang cepat dan pergeseran ke depan untuk
E. Kelainan Perkembangan
15
Mandibula dapat kecil atau tidak ada pada keadaan agnasia yang
mencerminkan kurangnya jaringan neural crest pada bagian bawah wajah. Aplasia
mandibula dan tulang hioid (sindrom lengkung pertama dan kedua) merupakan
keadaan letal yang jarang terjadi dengan berbagai cacat orbit dan maksila. Telinga
dan osikel auditori yang berkembang dengan baik, serta letaknya ke bawah pada
sindrom ini, menunjukan adanya nekrosis ischemia dari mandibula dan tulang hioid
termasuk sindrom Piere Robin dan cat cry (cri du chat), mandibula disostosis
terganggu, migrasi, atau kerusakan ikut beperan pada terjadi hipoplastik mandibula.
Jaringan neural crest yang terlalu sedikit atau tidak ada di sekitar cup optik, akan
telinga akan terletak di atas sudut mandibula. Derivat ektomesensim yang kurang
menunjukan perkembangan yang lebih baik pada masa anak; pada mandibula
agenesis ramus mandibula unilateral, kelainan akan bertambah berat bersama dengan
16
berjalannya usia. Mikrosomia hemifasial (sindrom Goldenhar) juga menjadi lebih
Variasi bentuk condyle juga dapat terjadi, diantaranya adalah bifid condyle
atau condyle ganda yang berasal dari tetap adanya septum yang memisahkan tulang
berjalannya usia. Hipertropi hemifasial kongenital, terlihat pada saat lahir, cenderung
lebih jelas terlihat pada masa remaja. Pembesaran unilateral dari mandibula, fosa
mandibula dan gigi-gigi, belum diketahui penyebabnya. Suatu keadaan yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
17
T.W. Sadler. 2009. Medical Embryology Langman. 10th ed. Jakarta: EGC
Avery, J.K. 2002; Oral Development and Histology, Thieme, New York
Moyers, R.E. et al., 2001; Handbook of Orthodontics., Medical Publishers Year Book
Inc., USA
18