MALARIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang ditentukan dengan judul Makalah Sistem Imun dan Hematologi .
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing dan teman
- teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Disamping itu kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan bahan
acuan dalam melakukan penelitian, baik bagi mahasiswa FIKES pada khususnya dan mahasiswa
keperawatan pada umumnya.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini malaria merupakan penyakit yang timbul kembali (reemerging disease)
dan menempati urutan ke-10 penyebab kesakitan. Malaria juga menduduki urutan ke-5
dari enam penyakit infeksi yang menjadi penyebab kematian di dunia1. Malaria
merupakan penyebab kematian utama penyakit tropik, setiap tahun sekitar 40%
penduduk di dunia berisiko menderita penyakit malaria atau sekitar 300-500 juta kasus.
Diperkirakan 1-3 juta penduduk dunia setiap tahunnya meninggal karena penyakit
malaria. Kasus kematian karena malaria berat di Indonesia masih cukup tinggi yaitu
antara 20,9-50%2.
Di Indonesia, diperkirakan 50% penduduk Indonesia masih tinggal `di daerah
endemis malaria. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO), tidak kurang
dari 30 juta kasus malaria terjadi setiap tahunnya di Indonesia, dengan 30.000
kematian. Survai kesehatan nasional tahun 2001 mendapati angka kematian akibat
malaria sekitar 8-11 per 100.000 orang per tahun. Berdasarkan Survei Kesehatan
Rumah Tangga 1995, diperkirakan 15 juta penduduk Indonesia menderita malaria, 30
ribu diantaranya meninggal dunia. Morbiditas (angka kesakitan) malaria sejak tiga
tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Di Jawa dan Bali terjadi peningkatan: dari 18 kasus
per 100 ribu penduduk (1998) menjadi 48 kasus per 100 ribu penduduk (2000).
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 memperkirakan angka kematian
spesifik akibat malaria di Indonesia adalah 11 per 100.000 untuk laki-laki dan 8 per
100.000 untuk perempuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Anatomi
2.1.2 Fisiologi
Trombosit (KEPING DARAH). Disebut pula sel darah pembeku. Jumlah sel
pada orang dewasa sekitar 200.000 500.000 sel/cc. Di dalam trombosit terdapat
banyak sekali faktor pembeku (Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti
Haemophilic Factor).
Plasma Darah. Terdiri dari air dan protein darah Albumin, Globulin dan
Fibrinogen. Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah.
Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda
asing (Antigen). Zat antibodi adalah senyawa Gama Globulin. Tiap antibodi bersifat
spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam.
Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen Presipitin.
Antibodi yang dapat menguraikan antigen Lisin.
Antibodi yang dapat menawarkan racun Antitoksin.
2.2.1 Etiologi
Pembelahan inti
Merozoit lepas
Malaria
Sumbatan kapiler Peningkatan
metabolisme
Eritrofagositosi
Penurunan Aliran
Peningkatan suhu
Darah
tubuh
Hb Menurun
MK : Hipertermi
Serebral Ginjal
Kadar O2 dalam darah
menurun
Hipoksia Darah keginjal
Jaringan mengalami penurunan
Siklus jaringan terganggu
2.4.1 Pengkajian
2.4.2 Diagnosa
1. Hipertermia b.d peningkatan metabolism,dehidrasi,efek langsung sirkulasi kuman pada
hipotalamus
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh asupan makanan b.d mual dan
muntah
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan b.d penurunan sirkulasi jaringan keotak
4. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d disfungsi endokrin
5. Nyeri akut b.d respon inflamsi sistemik,myalgia
2.4.3 Intervensi
3.1 Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan b.d penurunan sirkulasi jaringan keotak
1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas dan dingin
2. Gunakan sarung tangan untuk proteksi
3. Batasi gerakan leher, kepala ,dan punggung
4. Monitor kemampuan BAB
5. Kolaborasi pemberian analgetik
2.4.5 Evaluasi
Tidur memakai kelambu anti nyamuk yang tahan 2-5 tahun yang dapat dicuci
sampai 20 kali
(menggunakan baju lengan panjang atau memakai oabat anti nyamuk oles)
b. Membersihkan lingkungan
Membersihkan lingkungan
Membersihkan lumut
pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis. Materi utama edukasi adalah
mengajarkan tentang cara penularan malaria, risiko terkena malaria, dan yang terpenting
pengenalan tentang gejala dan tanda malaria, pengobatan malaria, pengetahuan tentang upaya
menggunakan pakaian lengkap, tidur menggunakan kelambu, memakai obat penolak nyamuk,
4. Modifikasi perilaku berupa mengurangi aktivitas di luar rumah mulai senja sampai subuh di
diagnosis (mikroskopis dan /atau RDT (Rapid Diagnosis Test)) dan secara pasif
b. Diagnosa dini
1. Gejala Klinis
tentang keluhan utama (demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot atau pegal-pegal), riwayat berkunjung
dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemis malaria, riwayat tinggal di
daerah endemis malaria, riwayat sakit malaria, riwayat minum obat malaria satu
Anemia
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan mikroskopis
3. Pemeriksaan Penunjang
trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan foto toraks,
Kematian pada malaria pada umumnya disebabkan oleh malaria berat karena infeksi
3. Tindakan suportif berupa pemberian cairan serta pemantauan tanda vital untuk