Terapi oral rehidrasi (ORT) adalah pengobatan pilihan untuk kehilangan cairan dan
elektrolit yang disebabkan oleh diare pada anak-anak dengan dehidrasi ringan sampai sedang.
Jangan gunakan agen antimotilitas, karena tidak boleh diberikan untuk anak di bawah 6 tahun
(CDC, 2015).
Mengonsumsi cairan direkomendasikan untuk pasien diare untuk mencegah dehidrasi
dan hilangnya elektrolit. Cairan yang direkomendasikan adalah oralit atau cairan asin seperti
sup ayam. Pasien harus dinasehati bahwa dehidrasi dapat dicegah dan diobati dengan
menggunakan oralit.
Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat
diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung
garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam
tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan garam yang terkandung
dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare (Depkes RI, 2011)..
Kami mengindikasikan bahwa anak Sandra mengalami dehidrasi derajat
sedang/ringan berdasarkan informasi yang di dapat bahwa anak Sandra suka makan dan
minum. Perilaku pasien yang suka minum dan suka makan itu dapat disebabkan karena
pasien merasa haus. Informasi mengenai keadaan umum pasien, mata, dan turgor tidak
diketahui. Oleh karena itu untuk memastikan gejala lainnya, kita perlu
mengkonfirmasikannya kepada dokter. Ketika didapatkan informasi dari dokter bahwa tanda-
tanda dehidrasi pada pasien menunjukkan bahwa pasien mengalami derajat dehidrasi sedang
maka kami akan melakukan Rencana Terapi B. Aturan pemberian oralit dapat dilihat pada
atbel dibawah ini:
Keadaan diare Umur
< 1 tahun 1 4 5 12 Dewasa
tahun tahun
Tidak ada Setiap kali BAB berikan oralit
dehidrasi 100 mL 200 mL 300 mL 400 mL
(mencegah (0,5 gelas) (1 gelas) (1,5 gelas) (2 gelas)
dehidrasi)
Dengan 3 jam pertama berikan oralit
dehidrasi 300 mL 600 mL 1200 mL 2400 mL
(mengatasi (1,5 gelas) (3 gelas) (6 gelas) (12 gelas)
dehidrasi) Setiap kali BAB berikan oralit
100 mL 200 mL 300 mL 400 mL
(0,5 gelas) (1 gelas) (1,5 gelas) (2 gelas)
Tambahan di antibiotik:
Terapi antibiotik empiris tidak direkomendasikan dalam pengobatan diare akut
infeksi, kecuali pada kasus travelers diarrhea. Penggunaan antibiotik pada diare akut tidak
direkomendasikan karena berdasarkan epidemiologi diare akut infeksi paling banyak
disebabkan oleh virus sehingga tidak membutuhkan pemberian antibiotik (Riddle dkk.,
2016). Berdasarkan pertimbangan bahwa diare yang dialami pasien bukan merupakan diare
yang disebabkan oleh infeksi maka antibiotik sebaiknya tidak diberikan.
Antipiretik
Antipiretik, bekerja menghambat enzim Cox (cyclo-oxygenas e) sehingga
pembentukan prostaglandin terganggu. Akibat terganggunya produklsi prostaglandin maka
proses peningkatan suhu tubuh pun terganggu pula. Obat penurun panas sama sekali tidak
mengobati penyebab demanmya. Tujuan pemberian obat demam bukan untuk melenyapkan
demam melainkan agar anak merasa lebih nyaman dengan mengurangi suhu tubuh l-2 derajat
(Pujiarto, 2008). Obat demam dan kompres hangat hanya diberikan bila demam tinggi atau
anak merasa tidak nyaman. Upaya penting llainnya adalah mencegah komplikasi dehidrasi
dengan memberikan anak minum lebih banyak dari biasanya.
Dapus:
Djunarko, I. dan Hendrawati, D., 2011. Swamedikasi yang baik dan benar. Pt Citra Aji
Parama. Yogyakarta.
Riddle, M.S., DuPont, H.L., Connor, B.A., 2016, ACG Clinical Guideline: Diagnosis,
Treatment, and Prevention of Acute Diarreal Infections in Adults, The American
Journal of Gastroenterology, 111, 602-622
Pujiarto, P.S., 2008. Demam pada Anak. Maj Kedokt Indon, 58(9), pp. 346-352.