Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Kelompok 6
TP-D
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
Protein Analysis
Pada analisis ini, degradasi protein dilihat dengan metode Sodium
Dodecyl Sulfate Poluacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE).
Protein myofibrillar dan protein sarkoplasmik ditentukan menggunakan
metode Bradford. Bovine Serum Albumin (BSA) digunakan untuk
membuat kurva standar. Jumlah protein yang diinjeksikan kedalam gel
elektroforesis sebanyak 25 g pada setiap line.Kedua protein tersebut
kemudian dicampur dengan buffer Tris-HClph 8,0 yang mengandung 5%
SDS, 14,5% -mercaptoetanol, 31% gliseroldan 0,03% bromophenol biru.
Sampel dipanaskan pada suhu 100C selama 4 menit dengan metode
elektroforesis. Protein kemudian dipisahkan dengan SDS-PAGE
menggunakan separator.
Free Amino Acid Analysis
Sampel yang digunakan untuk pengujian ini diekstraksi dan dilakukan
tahap deproteinasi. Derivatisasi dilakukan menggunakan orto-
phthaldehyde (OPA) dan g-fluorenylmethyl chloroformate (FMOC).
Sampel derivate dianalisis menggunakan Reversed Phase HPLC yang
dilengkapidengan DAD detektor. Pemisahan dilakukan menggunakan
kolom asam amino 200 x 2,1 mm dan kolom guard 20 x 2,1 mm. panjang
gelombang yang digunakan untuk pendeteksian ini adalah 338 nm.
4. Hasil Analisis
a. Analisis Mikrobiologi
Berdasarkan hasil analisis mikrobiologi pada proses pembuatan sosis fermentasi
Thaniland dapat disimpulkan bahwa pada proses fermentasi secara kultur (tidak
terkontrol) lebih efektif dibandingkan dengan fermentasi yang terkontrol. Hal ini dapat
di lihat dari grafik-grafik diatas bahwa bakteri asam laktat yang dihasilkan oleh fermbtasi
kultur lebih banyak tumbuh, sehingga mengakibatkan mikroorganisme patogen ataupun
kapang dan khamir dapat terbunuh oleh adanya hasil metabolit yang dihasilkan bakteri
asam laktat, yang berfungsi sebagai antimikroba. Oleh karena itu, proses fermentasi
tidak terkontrol (kultur) lebih efektif dibandingkan yang terkontrol.
b. Analisis Kimia
Ekstraksi
a. Fraksi Myofibrillar
b. Fraksi Sarkoplasma
Degradasi Protein
Berdasarkan hasil analisis dari degradasi protein dapat diketahui bahwa
sosis fermentasi thailand yang diinokulasi BAL dan tanpa inokulasi(control)
menghasilkan degradasi protein yang meningkat di setiap rentang waktu
percobaan. Namun degradasi protein pada sosis yang diinokulasi
menunjukkan peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan sosis
feremntasi control.
Analisis Asam Amino Bebas
Berdasarkan hasil analisis untuk mengetahui adanya asam amino bebas
dapat diketahui bahwa total FAA meningkat di seluruh fermentasi. Pada akhir
fermentasi peningkatan yang lebih besar total FAA terdeteksi pada sosis yang
diinokulasi dengan BAL dibandingkan dengan control. Asam amino seperti
triptofan, penil, leusin, metionin, valin, isoleusin (asam amino essensial)
mengalami kenaikan tertinggi selama pengolahan fermentasi.
Bakteri asam laktat munggunakan asam amino untuk mensintesis protein,
selain itu untuk memanfaatkannya sebagai sumber energi. Selanjutnya, bakteri
asam laktat menggunakan asam amino untuk memperoleh internal yang tepat
pH dalam lingkungan asam dan menghasilkan co-substrat untuk biosintesis.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas proteolitik intens bakteri asam laktat.
Hidrolisis protein daging menghasilkan polipeptida yang bisa terdegradasi ke
peptida kecil dan asam amino bebas karena adanya enzim otot endogen dan
mikroba enzim.
6. Kesimpulan
Berdasarkan analisis mengenai sosis fermentasi yang diinokulasi oleh bakteri
asam laktat, dapat diketahui bahwa sosis fermentasi yang diinokulasi dengan bakteri
asam laktat menghasilkan sosis dengan kualitas lebih baik dan proses fermentasi berjalan
lebih efektif. Hal ini dapat dilihat dari adanya aktivitas proteolitik yang meningkat pada
sosis fermentasi dengan inokulasi bakteri asam laktat, dimana asam amino yang
dihasilkannya lebih banyak sehingga sosis fermentasi ini akan lebih mudah dicerna oleh
tubuh. Dengan demikian dapat diketahui bahwa degan adanya inokulasi bakteri asam
laktat pada sosis fermentasi memberikan keuntungan pada produk yang dihasilkan.
2. Apa yang dimaksud kultur eksternal? Dan kenapa harus daging babi? (133020026)
Jawab :
Kultur eksternal adalah kultur yang ditambahkan ke dalam fermentasi sosis
fermentasi seperti Pediococcus pentosaceous, Pediococcus acidilactici, Weisella cibari,
dan lainnya. Bahan yang digunakan pada fermentasi ini sebenarnya tidak harus
menggunakan dging babi, bisa menggunakan daging ayam, sapi atau lainnya teteapi
kultur eksternal yang digunakan juga pasti berbeda.
5. Kenapa menggunakan air steril dan apakan berpengaruh terhadap hasil sosis
fermentasi?
Jawab :
Air yang digunakan merupakan air steril karena air steril tidak mengganggu
mineral dan mikroba lainnya didalamnya sehingga air tersebut tidak akan menghambat
pertumbuhan mikroba control dan kultur starter pada saat proses fermentasi. Jadi dapat
disimpulkan, bahwa air berpengaruh pada saat proses pembuatan sosis fermentasi.