Anda di halaman 1dari 2

Drop Out Harus Dicegah

Agus Purwanto
Kepala Bimbingan Konseling SMKN 1 Blitar

Hai ars mania sering kali kita mendengar kata dropout. Apa sih sebenarnya arti dropout?
Menurut pak Agus Purwanto, kepala BK SMKN 1 Blitar drop out berasal dari dua kata, yaitu :
drop yang artinya jatuh dan out yang artinya keluar. Secara istilah drop out adalah keluar
dari sekolah sebelum waktunya, atau sebelum lulus. Drop out demikian ini perlu dicegah,
oleh karena hal demikian dipandang sebagai pemborosan bagi biaya yang sudah terlanjur
dikeluarkan untuknya.

Banyaknya peserta didik yang drop out adalah indikasi rendahnya produktivitas pendidikan.
Tinginya angka drop out juga bisa mengganggu angka partisipasi pendidikan atau sekolah.
Tidak berbeda dengan SMKN 1 tahun ini kurang lebih 20 siswa telah drop out dikarenakan
berbagai macam faktor.

Jika dibedakan melalui beberapa sumber ketidak hadiran yang juga akan menyebabkan
terjadinya sebuah drop out dapat dilihat dari berbagai sumber, yaitu sebagai berikut:
pertama, dilihat dari tanggung jawab siswa sendiri, Seperti: siswa malas, ajakan teman
untuk bolos, dan sebagainya. Kedua, dari segi rumah tangganya. Seperti halnya kurang
kasih sayang orang tua, ekonomi keluarga yang pas-pasan. Ketiga, dilihat dari kondisi
sekolah. Kadang sekolah yang sangat mengekang siswa akan menimbulkan siswa tidak
krasan untuk terus melanjutkannya.

Mayoritas siswa SMKN 1 memilih untuk drop out karena mereka merasa tidak cocok
dengan jurusan yang mereka pilih. Ujar pak Agus pada kami. Tapi tidak hanya faktor itu,
latar belakang ekonomi pun bisa menjadi masalah. Banyak siswa yang memilih drop out
hanya untuk bekerja demi membantu keadaan ekonomi keluarganya.

Pria 52 tahun ini menerangkan bahwa orang tua juga harus berperan aktif dalam
membantu anak menciptakan suasana yang mendukung bagi kepribadiannya. Orang tua
juga harus meluangkan sedikit waktunya untuk memberi kasih sayang kepada anaknya.
Karena hal sepele seperti inilah yang bisa membuat anak lebih semangat dan lebih
termotivasi untuk belajar.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya drop out, jika seseorang
mau melakukannya khususnya seorang guru dalam pengaturan peserta didik.

Jika sumber penyebab drop out berasal dari diri peserta didik sendiri, maka langkah
preventif yang harus dilakukan adalah memberikan semacam jaminan kepada siswa, bahwa
kalau dapat menyelesaikan studi di sekolah tersebut, siswa nantinya akan mempunyai
prospek tertentu sebagaimana lulusan-lulusan lain dari sekolah tersebut, agar mereka yakin
benar dengan kebaikan sekolahnya.

siswa juga perlu mendapatkan bimbingan yang baik di sekolah tersebut, agar dapat
menyesuaikan dirinya dengan baik, dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Penyesuaian diri yang baik dan belajar dengan baik, ia tidak ketinggalan dengan teman-
temannya yang lain.

Disamping itu, siswa perlu bimbingan dengan baik agar merencanakan belajarnya, dan
diupayakan konsisten dengan rencana tujuan belajar yang sudah disusun sebelumnya oleh
siswa tersebut. Oleh karena itu, dorongan dan atau motivasi yang terus menerus dari
sekolah, akan membantu peserta didik untuk giat belajar dan tidak malas.
Diakhir wawancara dengan tim Ars ini bapak agus berpesan Mari kita berkompetisi untuk
memenuhi kompetensi, apalagi pada tahun 2015 ini MEA sudah dibuka. Sikap pantang
menyerah, rajin, terampil, serta etos kerja haruslah baik. Ingatlah masa depan ada
ditangan anda sendiri bukan orang lain, bahkan bukan orang tua
kalian.[marsia_5418241E]

Anda mungkin juga menyukai