Anda di halaman 1dari 28

Pulse oximetry adalah salah satu metode penggunaan alat untuk memonitor

keadaan saturasi O2 dalam darah (arteri) pasien, untuk membantu pengkajian


fisik pasien, tanpa harus melalui ABG/Analisa Gas Darah.

Pulse oximetry saat ini telah menjadi alat yang baku untuk memonitor keadaan pasien pre
operasi, menjadi indikator status sistem pernapasan dan kardiovaskular pasien. Selama ini
alat pulse oximetry sangat berguna di ruang ICU, ruang recovery post operasi, saat pasien
di anastesi, atau juga di ruang penyakit dalam/bedah untuk pasien dengan observasi
jantung dan parunya. Tehnik pulse oximetry sangat mudah dan dengan cepat dapat
diajarkan kepada perawat, pasien dan keluarga sekaligus.

Pulse oximetry mengukur saturasi oksigen dalam pembuluh darah arteri terutama dalam
Hb (hemoglobin). Tehnologi ini sebenarnya cukup rumit, namun secara umum terdiri dari
dua prinsip dasar. Pertama adalah absorpsi dari gelombang cahaya yang berbeda dari Hb
yang memiliki tingkat kadar oksigen yang berbeda. Dan yang kedua, transmisi pada
jaringan tubuh memilki komponen impuls yang menghasilkan satu gelombang cahaya, yang
terjadi akibat perbedaan volume darah yang menghasilkan denyut nadi.

Fungsi dari pulse oximeter sangat terpengaruh oleh berbagai macam


variable, seperti ambient light, nilai Hb (Hemoglobin), irama dan kekuatan denyut nadi,
vasokontriksi pembuluh darah arteri dan fungsi jantung. Alat pulse oxymetri tidak
mengindikasikan keadaan ventilasi pasien, tetapi lebih menggambarkan keadaan oksigenasi
dalam darah arteri (perfusi). Dan mungkin saja keadaan hipoksia dapat terdeteksi lebih
cepat saat alat ini mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen.

Tip penggunaan alat pulse oksimetri

Colok kabel pulse oksimetri ke soket listrik, untuk pengisian baterainya

Nyalakan pulse oksimetri tunggu beberapa saat untuk melakukan kalibrasi


dan mentest alat

Pilih tombol yang akan disesuaikan (pilihan parameter) dan angka


rendah/tingginya (umumnya dibawah 85% O2 saturasi ) alat ini di set untuk
berbunyi alarmnya, dan denyut nadi (dibawah 60 x/min atau diatas 100
x/min)

Berikan waktu beberapa saat untuk alat ini mendeteksi denyut nadi dan
menghitung saturasi oksigen

Lihat juga tampilan gelombang, sehingga tanpa adanya tampilan gelombang


pembacaan hasil tidak bermakna

Lihat pembacaan hasil jika semula 99% dan langsung drop 85% maka
saturasinya dianggap tidak bermakna

Sebagai perawat tentu saja alat ini membantu sekali untuk membuat rencana asuhan
keperawatan misalnya untuk menegakkan diagnosa keperawatan : Gangguan perfusi
jaringan atau Inadekuat bersihan jalan napas (Data objektif pendukungnya :
O2 saturasi kurang dari 85%)

family of building blocks for pulse oximeter systems includes:

Kalibrasi Pulse Oximeter


a. Pengukuran Saturasi Oksigen dalam darah (% SPO2)
i. Tentukan titik pengukuran 70 s.d.100 %SPO2.
ii. Tempatkan patient probe UUT pada output STANDARD.
iii. Operasikan STANDARD sesuai IK Alat pada titik pengukuran 70% SPO 2,baca hasil penunjukan %
SPO2 pada display UUT, catat pada lembar kerja.
iv. Lakukan langkah iii untuk titik pengukuran selanjutnya 80%, 90% 94%, 98% dan 100% SPO 2.
v. Ulangi langkah iii dan iv agar diperoleh minimal 6 set data pengujian.
b. Pengukuran Heart Rate (BPM)
vi. Tentukan titik pengukuran pada 60,90,120,180,240 BPM.
vii. Tempatkan patient probe UUT pada output STANDARD.
viii. Operasikan STANDARD pada titik pengukuran 60 BPM , baca hasil penunjukan heart rate pada display
UUT, catat pada lembar kerja.
ix. Lakukan langkah iii untuk titik pengukuran selanjutnya sampai dengan 240 BPM
x. Ulangi langkah iii dan iv agar diperoleh 6 set data pengujian.

Kalibrasi Blood Pressure Monitor


i. Sambungkan selang antara Standard dengan UUT dalam posisi single hose atau double hose.
ii. Set Standard dengan kondisi systole, mean, diastole pada rentang 30 200. misalkan untuk kondisi
dewasa (adult) sesuai tabel sebagai berikut :

Variasi setting Blood Pressure


Standard (mmHg) (MAP)
#1 120/80 ( 93 )
#2 150/100 (116 )
#3 200/150 (166 )
#5 60 /30 (40 )
#6 80/50 (60)
#7 100/65 (76)
Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM)
Pemeriksaan Monitoring Tekanan Darah Ambolatoir atau Ambulatory Blood
Pressure Monitoring (ABPM) adalah metode non-invasif untuk mengetahui tekanan Alat ABPM
darah rata-rata selama kurun waktu 24-jam saat pasien beraktivitas seperti
biasa. Banyak penelitian menemukan tekanan darah yang diukur selama periode 24
jam lebih unggul dibandingkan tekanan darah yang diperiksa sewaktu saat
berkunjung ke dokter/klinik dalam memprediksi kejadian kardiovaskular dan
kerusakan organ di masa depan.

KEGUNAAN ABPM

Mendeteksi white-coat hypertension atau tekanan darah yang tinggi hanya


saat kunjungan ke dokter.

Mendeteksi hipertensi tersamar yang tidak terdeteksi saat kunjungan ke


dokter.

Meninjau efektivitas / respon obat antihipertensi yang diberikan selama 24


jam sehari.

Mendeteksi hipertensi yang timbul dimalam hari pada pasien dengan


Obstructive Sleep Apnea

Mendeteksi hipotensi orthostatik atau penurunan tekanan darah berlebih yang


dapat menyebabkan pusing atau hilang kesadaran.

KAPAN ABPM TIDAK DIREKOMENDASIKAN?


Tidak ada kontraindikasi spesifik, perlu diingat bahwa pemeriksaan ABPM tidak boleh menunda terapi
pada pasien dengan hipertensi yang berat dengan tekanan darah sistolik >180 mmHg atau tekanan
darah diastolik >110. Pada kasus Hipertensi berat ABPM dapat digunakan untuk memonitor respon terapi
apakah cukup / tidak. Hasil ABPM bisa menjadi tidak akurat pada pasien dengan irama jantung yang
tidak teratur atau aritmia.

PA YANG PERLU DIKETAHUI?


Alat ABPM tidak boleh terkena air sehingga pasien sebaiknya memulai pemeriksaan setelah
mandi terlebih dahulu.

Selama pemeriksaan berlangsung pasien harus terus mengkonsumsi obat-obatan dan juga
beraktivitas seperti biasa. Karenanya pemeriksaan ini sebaiknya dikerjakan di hari kerja.

Untuk mendapatkan nilai tekanan darah yang akurat, harus digunakan manset yang sesuai
dengan ukuran lengan.

Pasien sebaiknya mengenakan atasan yang longgar dan ikat pinggang yang kuat untuk
membantu menopang alat ABPM.

Secara periodik (biasanya setiap 20 menit) alat akan bekerja untuk mengukur tekanan darah.

Ketika manset mulai berkembang, pasien sebaiknya bernafas normal, berhenti bergerak/bicara,
tangan diluruskan dan jangan kaku.

Aktivitas seperti olah raga berat yang mungkin mengganggu proses pemeriksaan sebaiknya
dihentikan dulu.

Anda akan mendapatkan booklet kecil untuk mencatat aktivitas, tidur, waktu makan obat, postur
dan gejala (misal: pusing) yang mungkin berhubungan dengan tekanan darah.

MAKALAH

KALIBRASI NIBP (Non-Invasive Blood Pressure)

diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kalibrasi


DI SUSUN OLEH :

Hadiyah Widad Pitaloka (P23138014013)

DOSEN :

Suharyati, ST, MSi

PRODI :

D III Teknik Elektromedik 2014 / A1

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III / Blok F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120Tahun
Akademik 2014

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,wr,wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,


karena atas limpahan Rahmat dan karunia Nya
lah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Peralatan Terapi Dasar ini sesuai waktunya.

Saya mencoba berusaha menyusun makalah ini dengan


sedemikian rupa dengan harapan dapat membantu pembaca dalam memahami mata
kuliah Peralatan Terapi Dasar mengenai Kalibrasi NIBP (Non-Invasive Blood Pressure) . Disamping itu,
saya berharap bahwa makalah
ini dapat dijadikan bekal pengetahuan untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
lagi.

Saya menyadari bahwa didalam pembuatan Makalah ini masih ada kekurangan sehingga
saya berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian khususnya dari Dosen mata kuliah Peralat
an Terapi Dasar agar dapat meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.

Wasalamualaikum.wr.wb

Jakarta, April 2016

Penyusun
i

Daftar Isi

Kata
Pengantar............................................................................................................................ i

Daftar
Isi....................................................................................................................................... ii

Bab I
Pendahuluan....................................................................................................................... 1

1. Latar Belakang
Masalah......................................................................................... 1
2. Rumusan
Masalah.................................................................................................. 1
3. Tujuan
Penelitian.................................................................................................... 1

Bab II
Isi........................................................................................................................................ 2

1. Pengertian
NIBP.................................................................................................... 4
2. Fungsi NIBP..........................................................................................................
.5

2.3 Cara kerja dari


NIBP........................................................................................................ 5
2.4 Prosedur pemakaian dari NIBP....................................................................................... 6

2.5 Kalibrasi dari NIBP.......................................................................................................... 6

Bab III
Penutup..............................................................................................................................7

1. Kesimpulan............................................................................................................
7
2. Kritik dan
Saran..................................................................................................... 7

Daftar
Pustaka............................................................................................................................. 8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tekanan darah adalah istilah yang mengacu kepada tekanan yang diberikan oleh cairan darah
kepada dinding pembuluh darah ketika sedang mengalir di dalamnya, atau dengan kata lain tekanan
yang dirasakan oleh dinding pembuluh darah akibat dari darah yang mengalir di dalamnya. Besarnya
tekanan ini bervariasi seiring dengan mengecilnya ukuran pembuluh darah. Tekanan paling besar dialami
oleh pembuluh arteri dan yang paling kecil dialami oleh pembuluh halus (vein). Nilai tekanan darah yang
diukur dalam dunia kedokteran adalah tekanan yang dialami oleh pembuluh arteri. Alat untuk mengukur
tekanan darah disebut dengan sphygmomanometer, dan satuan yang digunakan adalah mmHg
(milimeter of hydrargyrum).

Dari penjelasan di atas, kami menyusun makalah dengan judul . Harapan kami dengan adanya
makalah ini dapat memberikan penjelasan dalam materi Peralatan Terapi Dasar mengenai Kalibrasi
NIBP secara lebih dalam.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah:

1. Apa pengertian dari NIBP ?

2. Apakah fungsi NIBP ?

3. Bagaimana cara kerja dari NIBP ?

4. Bagaimana prosedur pemakaian NIBP ?

5. Bagaimana cara kalibrasi dari NIBP ?


1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas , terdapat beberapa tujuan yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian NIBP

2. Untuk mengetahui fungsi NIBP

3. Untuk mengetahui cara kerja dari NIBP

4. Untuk mengetahui prosedur pemakaian NIBP

5. Untuk mengetahui cara kalibrasi dari NIBP

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian NIBP

Tekanan darah adalah kekuatan tekanan darah yang menekan pembuluh darah secara vertikal
pada saat darah dipompakan dari jantung keseluruh anggota tubuh. Tekanan ditentukan oleh kekuatan
dan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan fleksibilitas dan ukurandari nadi.

SBP (Systole Blood Pressure)

Tekanan darah tertinggi pada setiap peredaran darah

DBP (Diastole Blood Pressure)


Tekanan darah terrendah pada setiap peredaran darah

MAP (Mean Arterial Pressure)

Nilai rata-rata tekanan darah

MAP = DBP+1/3 (SBP - DBP)

PP (Pulse pressure), jumlah pulsa didalam satu menit

PP = SBP DBP

Sistem Kerja Jantung :

Metode Pengukuran

1. Auscultatory / metode korotkoff, Korotkoff ( 1905 ) menemukan bahwa bunyi serasi yang diciptakan
oleh nadi/jalan utama darah pada saat manset terkembang dan menekan nadi pada lengan bisa
dihubungkan dengan tekanan systolic dan diastolic.

2. Oscillometric

Proses pengukuran perubahan tekanan udara yang berada didalam manset yang disebabkan oleh
tekanan dari nadi.

Unit melakukan pengukuran MAP terlebih dahulu baru kemudian melakukan penghitungan tekanan
Systolic dan Diastolic.

Hasil pengukuran biasanya ditampilkan pada display LED atau pada layar monitor.
Perbandingan Antara Korotkoff dan Oscillometric

Ketika mendeteksi tekanan darah dengan menggunakan metode Korotkof mendapatkan kesulitan karena
gejala hypotension, sedangkan metode Oscillometric tidak mengalami banyak masalah karena pada saat
pengukuran dengan menggunakan metode Oscillometric, tekanan udara yang berada dalam manset
tetap berubah-ubah sesuai dengan perubahan tekanan dari nadi yang diukur.

Pengukuran tekanan darah sulit untuk dilakukan bila :

Pasien menderita hypertensi yang serius

SBP>250mmHg, not available

Pasien menderita hypotension yang serius

SBP<50-60mmhg, proses pemompaan selalu berulang-ulang baru bisa mendapatkan hasil pengukuran
tekanan darah.

Precarious blood pressure

Pheochromocytoma
Heart operation

Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pengukuran Tekanan Darah / NIBP :

1. Sudahkah manset yang anda gunakan sesuai dengan pasien yang diperiksa Jika manset terlalu
besar maka pembacaan akan lebih rendah dari sebenarnya

Jika manset terlalu kecil maka pembacaan akan lebih tinggi dari sebenarnya

Ukuran manset:
Manset dewasa kecil 17-25cm
Manset dewasa standar 23-33cm
Manset dewasa besar 31-40cm
Manset untuk diletakkan pada paha 38-50cm

2. Kesiapan pasien pada saat pengukuran tekanan darah dilakukan

3. Jika pasien yang diukur setelah merokok atau minum-minuman yang beralkohol kurang
dari 15 menit sebelum pengukuran.
4
4. Jika pemasangan manset dilakukan diatas lengan baju yang tidak dilipat, maka hasil
pengukuran akan lebih tidak bisa dipercaya.

4. Jika pasien yang diukur tidak duduk tenang dalam waktu kurang dari 5 menit atau pada
saat diukur berbicara, maka hasil pembacaan akan tidak tepat.

2.2. Fungsi dari NIBP

Adapun fungsi dari alat kalibrasi NIBP adalah sebagai berikut :

Untuk menampilkan kondisi dari cardiovascular yang sangat penting


Untuk mencegah komplikasi seperti : hypotension, hypertensive encephalopaty, kematian
mendadak, dan lain-lain.
Untuk melihat efek dan monitoring efek dari obat antihypertensi
Untuk memantau kegagalan jantung
2.3. Cara kerja dari NIBP

Karena judul nya NIBP yang memiliki arti untuk mengukur tekanan darah non invasive maka
caranya adalah dengan memberikan suplai udara kedalam manset yang dipasang di tangan agar udara
yang disuplai ke dalam manset dapat memberikan tekanan pada bagian yang diukur dan darah dapat
dikur tekanannya.

2.4. Prosedur pemakaian NIBP

Cara menggunakan NIBP adalah sebagai berikut :

1. Pastikan pasien dalam keadaan duduk tenang selama 5 menit.

2. Pasang manset dibagian pergelangan tangan, pastika tidak terhalang oleh pakaian pasien .

3. Tekan tombol On.

4. Otomatis, manset akan mengembang dan memberika tekanan.

5. Setelah selesai tekan On/Off.

2.5. Kalibrasi NIBP

Prosedur umum kalibrasi NIBP :

a. Pendataan Administrasi
1. Lakukan pendataan administrasi meliputi data alat medik, no order, tanggal dan tempat kalibrasi.
2. Lakukan pengukuran kondisi lingkungan meliputi : suhu dan kelembapan lingkungan. Data
diambil pada ruang kalibrasi. Pada awal dan akhir pengukuran alat.
3. Lakuka pendataan alat ukur yang digunakan.

a. Pengukuran kebocoran tekanan

1. Lakukan instalasi
2. Berikan tekanan 200mmHg kemudian baca penunjukan penurunan tekanan setelah 60 detik,
catat pada lembar kerja.

a. Pengukuran tekanan

1. Tentukan titik pengukuran pada 0,60,80,100,120,150,200 mmHg.


2. Berika tekanan 60 mmHg pada NIBP.
3. Tunggubeberapa saat sampai posisi air raksa stabil.
4. Catat nilai penunjukan air raksa pada NIBOP dan nilai yang terukur pada display digital pressure
meter pada lembar kerja kalibras.
5. Lakukan langkah 1 dan 2, untuk titik 80 mmHg dan titik pengukuran berikutnya sampai tekanan
200mmHg.
6. Kurangi tekanan sampai pada 150 mmHg.

a. Perhitungan ketidakpastian hasil pengukuran


b. Kesimpulan hasil kalibrasi

Lakukan telaah teknis dan kesimpulan berdasarkan data pemngamatan pengukuran keselamatan
listrikdan hasil kalibrasi yang merujuk nilai ambang batas da penyimpangan yang diizinkan (sesuai
pedoman depkes RI tahun 2001), serta nilai perhitungan ketidakpastian.

Kesimpulan telaah berupa : Alat Layak Pakai atau Alat Tidak Layak Pakai. 6

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Berdasarkan Makalah dan teori yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik
pengukuran secara non-invasive lebih mudah dan praktis bila dibandingkan dengan pengukuran secara
invasive, karena itu teknik pengukuran ini lebih sering digunakan walaupun memiliki tingkat keakuratan
yang lebih rendah. Teknik pengukuran ini dibagi menjadi 2 metode, yaitu metode auscultatory dan
oscillometric.

Penundaan pengukuran tekanan darah dilakukan jika pasien telah merokok, berolahraga,
atau makan/minum produk berkafein atau stimulan lainnya sebelum pengukuran. Kalibrasi pada NIBP
dilakukan dengan melalui 5 tahapan.

3.2. Saran& Kritik

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Saya banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
saya demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan
berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi saya pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
Cabang Penggunaan USG Menurut Organ yang
Didiagnosa
Echocardiograph : untuk diagnosa jantung
Venous: untuk diagnosa vena
Abdomen: untuk diagnosa perut dari bagian thorax sampai pelvis (bisa juga untuk kehamilan)
Pelvic: untuk diagnosa sekitar pinggang (diagnosa batu ginjal, prostat)

Cara Dasar Penggunaan USG (User Manual USG)


1. Tekan tombol Power pada pesawat USG, biarkan beberapa waktu untuk boot up.
2. Untuk memulai penamaan data, tekan tombol Pasien, gunakan track ball dan keyboard untuk mengisi data pada
sheet pasien.
3. Sebelum menggunakan pastikan probe transduser terpasang dengan baik, pastikan knob tidak kendor.

4. Untuk memulai melakukan pemeriksaan pertama-tama pilih Probe Menu


- Tipe Linear baik untuk mendapatkan hasil resolusi yang tinggi.
- Tipe Konveks/Curve untuk pemeriksaan struktur yang lebih dalam.
5. Untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, oleskan gel pada pasien dan gunakan probe yang telah dipilih.
6. Jika ingin melakukan pengamatan 2Dimensi pilih tombol 2D, begitu pula dengan 3 Dimensi, tekan tombol 3D.
7. Pada awal pemeriksaan setting depth dan zoom, dengan menggunakan tombol depth &zoom.

8. Untuk mengatur TGC (Time Gain Compensation) geser knob-knob ke kanan atau kekiri, knob paling atas untuk titik
yang teratas (kurang dalam) semakin ke bawah, semakin dalam.
9. Jika sudah mendapatkan visualisasi hasil USG yang diinginkan kita dapat menekan tombol Freeze. Gunakan tombol
Store jika ingin menimpan gambar.
10. Pada hasil Scan yang sudah di freeze, kita dapat memberi label pada hasil scan dengan cara menekan tombol
penamaan (ABC button), lalu beri penamaan dengan keyboard.

11. Jika ingin melakukan pengukuran pada objek yang di scan, gunakan tombol Measure, gunakan Track Ball & tombol
Set untuk menentukan mark (titik/tanda) agar dapat dilakukan pengukuran, panjang atau lebar objek.
12. Untuk melakukan pengukuran volume (pada ginjal contohnya) lakukan pengukuran seperti diatas, hanya saja
diperlukan 3 tipe pengukuran, yaitu, panjang, lebar, dan tinggi (kedalaman)
13. Setelah selesai melakukan pengamatan, matikan alat dengan menekan OFF tombol Power

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik ( pencitraan diagnostik)


untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari
bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya.
Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita,
dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai
diagnostik yang tinggi. Tak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali
tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik
ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan
penting untuk meentukan kelainan berbagai organ tubuh
.
Sejarah USG

Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu
teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918), seorang
Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam musuh.
Kemudian digunakan dalam pelayaran untukmenentukan kedalaman laut. Menjelang
perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan
jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan.
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia keII,
USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh.
Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa
organ, misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang Usg merupakan alat praktis dengan
pemeriksaan klinis yang luas.

Prinsip USG

Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi daripada


kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya
sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekwensi antara 20
20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz).. Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini
menggunakan frekwensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).
Gelombang suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat
dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada
kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric,
yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan
berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang
melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan
gelombang suara frekwensi tingi.

Sumber Cahaya
Teknologi radiasi yang diyakini paling kecil bahayanya atau bahkan tidak ada sama
sekali adalah MRI. Pasalnya, diagnostic imaging berteknologi tinggi ini menggunakan
medan magnet, frekuensi radio, dan seperangkat komputer untuk menghasilkan
gambar berupa potongan-potongan penampang tubuh manusia. Gambar ini diperoleh
dari hasil interaksi antara molekul sel tubuh dan sinyal yang dipancarkan oleh frekuensi
radio. Data yang didapat kemudian diolah komputer gambar yang kemudian dicetak
dalam bentuk foto.
Citra yang dihasilkan dari USG adalah memanfaatkan hasil pantulan (echo) dari
gelombang ultrasonik apabila ditrasmisikan pada tissue atau organ tertentu. Echo
dari gelombang tersebut kemudian dideteksi dengan transduser, yang mengubah
gelombang akusitik ke sinyal elektronik untuk dioleh dan direkonstruksi menjadi suatu
citra. Perkembangan tranduser ultrasonik dengan kemampuan resolusi yang baik,
diikuti dengan makin majunya teknologi komputer digital serta perangkat lunak
pendukungnya, membuat pengolahan citra secara digital dimungkinkan dalam USG,
bahkan untuk membuat rekonstruksi bentuk janin bayi dalam 3 dimensi dan 4 dimensi
sudah mulai dikenal.

Peralatan Yang Digunakan


1. Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan
diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan
prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap
pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih
dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini
adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat
dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.Monitor yang digunakan dalam USG
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang
diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di
dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC

CARA USG MERUBAH GELOMBANG MENJADI GAMBAR

Proses Pengambilan Gambar


Prinsip kerjanya menggunakan Gelombang Ultrasonik yang dibangkitkan oleh kristal
yang diberikan gelombang listrik.Gelombang ultrasonik adalah gelombang suara yang
melampaui batas pendengaran manusia yaitu diatas 20 kHz atau 20.000 Hz atau
20.000 getaran perdetik.Kristal nya bisa terbuat dari berbagai macam, salah satunya
adalah Quartz. Sifat kristal semacam ini, akan memberikan getaran jika diberikan
gelombang listrik.Alat ultrasonik sendiri ada berbagai tipe. Ada Tipe Scan A, B dan C.
Yang biasa untuk mendeteksi crack pada baja adalah tipe A.
Prinsip kerjanya mudah sekali. Tinggal menggunakan sensor ultrasonik untuk
mengirimkan gelombang ultrasonik dan menangkapnya kembali.
Tipe B yaitu pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu titik dan garis
terang dan gelapnya bergantung pada intensitas echo yang dipantulkan dengan sistem
ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh.Yang
tipe C dapat menampilkan Citra 3 Dimensi dengan cara menangkap pantulan-pantulan
yang berbeda dari tebal tipisnya benda dalam suatu cairan. Karena ada berbagai
macam gelombang ultrasonik yang dipantulkan dalam waktu yang berbeda,
gelombang-gelombang ini lalu diterjemahkan oleh prosesor untuk dirubah menjadi
gambar.
Sensor yang digunakan pada alat Ultrasonografi yakni sensor pizoelektrik, yang
diletakkan pada komponen receiver yang menerima pantulan (refleksi) pola energi
akustik yang dinyatakan dalam frekuensi. Sensor ini akan mengubah pergeseran
frekuensi gelombang suara 1 3 MHz yang dipancarkan melalui transmitter pada
jaringan tubuh dan kemudian gelombang tersebut dipantulkan (direfleksikan) oleh
jaringan dan akan diterima oleh receiver dan selanjutnya diteruskan ke prosessor.
Sensor pizoelektrik terdiri dari bagian seperti housing, clip-type spring, crystal, dan
seismic mass. Prinsipnya yakni ketika frekuensi energi akustikyang dipantulkan
diterapkan, maka clip-type spring yang terhubung dengan seismic mass akan menekan
crystal, karena energi akustik tersebut disertai oleh gaya luar sehingga crystal akan
mengalami ekspansi dan kontraksi pada frekuensi tersebut. Ekspansi dan kontraksi
tersebut mengakibatkan lapisan tipis antara crystal dengan housing akan bergetar.
Getaran dari crystal tersebut akan menghasilkan sinyal berupa tegangan yang nantinya
akan diteruskan keprosesor.Jadi USG menampilkan citra dari suara yang ditangkap.Jadi
mungkin untuk saat ini hasil dari USG belum termasuk dalam karya fotografi. Berbeda
dengan Scanner dan kamera lubang jarum yang masih melukis dengan cahaya.

Cara Kerja alat Ultrasonografi

Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa
listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer,
yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari.
Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan
yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang
dulaluinya.
Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur
transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya
diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope. Dengan demikian bila
transducer digerakkan seolah0olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang
dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic tertentu. Dalam
jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, jaringan tersebut
dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali
tidak ada echo, disebut anecho atau echofree . Suatu rongga berisi cairan bersifat
anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial dan pleural
efusion.

Display Modes Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :

1. A- mode L : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada osiloskop.
Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang diterima transducer.

2. B- mode : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan garis
terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang dipantulkan dengan sistem
ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara
ini disebut B Scan.

3. M- mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung. Tranducer tidak
digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ yang memantulkan eko selalu
berubah, misalnya jantung dan katubnya.

Penyulit

Suatu penyulit yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak
mampu menembus bagian tertentu badan. Tujuh puluh persen gelombang suara yang
mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang
mengandung gas 99% dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan
tulang pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen
diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas dalam usus. Penderita gemuk agak
sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan gelombang suara yang sangat
kuat.

Persiapan pasien

Sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus. Walaupun demikian pada penderita


obstivasi, sebaiknya semalam sebelumnya diberikan laksansia. Untuk pemeriksaan alat-
alat rongga di perut bagian atas, sebaiknya dilakukan dalam keadaan puasa dan pagi
hari dilarang makan dan minum yang dapat menimbulkan gas dalam perut karena akan
mengaburkan gambar organ yang diperiksa. Untuk pemeriksaan kandung empedu
dianjurkan puasa sekurang-kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh
dilatasi pasif yang maksimal. Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli
harus penuh.

Pemakaian Klinis

USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ
tubuh.

USG digunakan antara lain :


1. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.
2. membedakan kista dengan massa yang solid.
3. mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan
janin dan jantungnya.
4. Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran aneurisma arterial,
fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi.
Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal,
kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).
5. Bioksi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat dimonitor
pada layar USG.
6. Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan
posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain itu setelah radioterapi,
besar dan posisi tumor dapat pula diikuti.

JENIS PEMERIKSAAN USG

1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang
baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal.
Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh
janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini
dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak
(live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4
Dimensi, gambar janinnya dapat bergerak. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan
membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali
pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian
kesejahteraan janin ini meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.
Pengolahan dan Analisis Gambar
Foto-foto tersebut menunjukkan, bayi yang belum lahir pun ternyata mampu
mengejapkan matanya, menguap, mengernyitkan dahi dan menangis. Sampai saat ini,
dokter dan orangtua percaya, janin dalam rahim ibu, tak dapat tersenyum sampai
beberapa minggu setelah lahir. Tetapi ahli kandungan terkenal asal Inggris, Prof Stuart
Campbell yang mempelopori teknik rekaman gambar ini, mengatakan, pendapat
tersebut tidaklah benar sepenuhnya. Para ahli berpendapat, bayi tidak tersenyum
sampai usia 6 minggu setelah lahir. Padahal, sebelum lahir pun bayi-bayi itu sering
sekali tersenyum. Gambar-gambar ini, dibuat menggunakan ultrasound 4D, yang
mencatat gema/gaung yang berasal dari rahim ibu, dan mencatatnya secara digital.
Pengamatan yang dilakukan selama berjam-jam, akan menghasilkan gambar yang
membuat orangtua seperti menonton video kehidupan bayinya.
Foto-foto tadi, juga akan membantu dokter mendapatkan peringatan dini bila bayi-bayi
dalam kandungan itu abnormal, seperti: langit-langit mulutnya terbelah, sindrom down
dan kelainan lain yang berkaitan dengan tungkai, lengan, serta anggota tubuh lainnya.
Prof Campbell, mengatakan, Dengan munculnya gambar-gambar tadi, sejumlah
pertanyaan mengenai janin dalam kandungan, bisa diselidiki. Misalnya, apakah janin
dengan problem genetik memiliki pola gerak yang sama seperti janin normal? Apakah
janin-janin itu tersenyum karena dia merasa bahagia? Atau menangis karena ada
suasana atau kejadian yang menganggunya..? Mengapa janin mengedip-ngedipkan
matanya? Padahal selama ini, kita berasumsi rahim ibu itu gelap gulita. Foto-foto janin
ini, bahkan bisa diambil ketika usia kandungan si ibu baru 12-20 minggu. Biaya
pengambilan gambar janin ini, kira-kira, 275 poundsterling (kurang lebih 4 juta rupiah).
Yvone Ntimoah (29) yang mengambil gambar bayi perempuannya baru berusia 31
minggu mengatakan, Ini sangat fantastik. Tangannya tadinya menutupi wajahnya,
tetapi tiba-tiba tangannya terbuka, dan kami bisa melihat dia tersenyum. Kate
Blackwell (29), yang hamil 27 minggu, menambahkan, Suamiku, Paul, dan aku dapat
menyaksikan setiap gerak-gerik bayi kami. Meski begitu, ahli kandungan lain, Maggie
Blott, memiliki pendapat berbeda. Ia masih tidak percaya bayi dapat tersenyum dalam
rahim ibunya. Memang, bayi-bayi itu seperti tersenyum.

Anda mungkin juga menyukai