Anda di halaman 1dari 1

membuat standarisasi industri dalam negaranya.

Beberapa macam standarisasi yang telah bahan, jumlah elemen, biaya, dan lain lain. Sebagai produks akhir dari kerja rancangan
-

banyak dikenal antara lain: adalah garnbar kerjo.


J1S (Japanese Industrial Standard) standar industri di negara Jepang.
J NNT (Nederland Normalisatie Instituut), standarisasi industri di negara 13elanda.
q DlN (Deutsche Industrie Normen), standarisasi industri di negara Jerman.
q ANSI (American National Standard Institute), standarisasi industri di negara
Amerika.'
Negara kita pun punya standar nasional. Dahulu namanya Standar Industri Indonesia
(SII). Tetapi sejak terbit peraturan pemerintah nomor 15 tahun 1991 tentang Standar
Nasional Indonesia, nama SII diganti dengan SNI (Standar Nasional Indonesia). SNI
dikelola oleh Dewan Standarisasi Nasional (DSN) yang sekarang berkedudukan di Jakarta
(Sasana Widya Sarwono Lt. 5, Jl. Gatot Subroto 10 Jakarta).

Standar Internasional ISO


Dengan makin meluasnya dunia usaha, di mana pembagian kerja secara intemasional
meningkat pesat, juga perlunya saling menimba teknologi asing, telah mengharuskan
perusahaan-perusahaan industri untuk menggunakan standar yang bersifat international.
Untuk keperluan ini telah dibentuk suatu badan standar industri yang diberi nama
International Organization for Standardization (ISO). Badan non pemerintah ini didirikan
pada tanggal 14 Oktober 1946, sebagai pengganti badan serupa yaitu International
Federation of National Standardizing Association (ISA) yang dibubarkan pada tahun 1942.
Tujuan dari ISO adalah untuk menyatukan pengertian teknik antarbangsa dengan
jalan membuat standar. Dalam badan ini terhimpun ahli-ahli teknik mewakili berbagai
negara, yang bertugas membahas persoalan-persoalan teknik yang timbul akibat
perbedaan pengertian antarmereka, guna mencapai suatu pengertian yang disetujui
bersama. Selain itu dalam hal pembuatan produk dibahas juga usaha-usaha untuk
memperbaiki kualitas, meningkatkan produksi, menurunkan harga, serta memperluas
perdagangan dan organisasi pemasaran.
Bidang kerja ISO yang menangani standar gambar teknik disebut ISO/TC 10
(gambar teknik), yang bertugas menstandarkan gambar-gambar teknik agar dapat diterima Perwu ang (deNigner) Juru gambar (dru(ter) 1-'enguna gambar (operator)
Gambar 1.3. Tugas perancang, juru gambar, dan pengguna gambar
oleh dunia internasional sebagai ballosu teknik interna,sional.
Indonesia juga merupakan anggota ISO, yang diwakili Dewan Standardisasi Nasional Dalam pembuatan gambar kerja, perancang biasanya dibantu oleh juru gambar
(DSN). Oleh karena itu standar gambar teknik di negara kita beberapa tahun terakhir ini (drafter). Seorang juru gambar bertugas menyajikan keterangan-keterangan pada gambar
telah beralih dari standar NNI (Belanda) ke standar ISO. Pada buku ganibar teknik secara ringkas tetapi mencakup seluruh gagasan perancang. Dengan kata lain, gambar
me.sin ini pun kita akan mempelajari aturan-aturan menggambar teknik menurut standar kerja itu harus tepat sesuai hasil rancangan dan tepat sesuai keperluan penggunanya.
ISO. Harus diperhatikan oleh juru gambar, gambar kerja yang akan dibuat apakah gambar
sistem satu-satu (individu) atau gambar sistem kelompok (grup atau gabungan) atau
E. TUGAS PERANCANG, JURU GANIBAR, DAN PENGGUNA G 1111tAR paduan kedua sistem itu. Untuk menentukan pilihan ini juru gambar dapat berkonsultasi
dengan perancang atau perencana proses.
Kerja seorang perancang dalam pembuatan elemen-elemen mesin diawali dengan Dalam sebuah pabrik, operator merupakan ujung tombak pengguna gambar.
pembuatan sketsa, yaitu gambaran kasar dari apa yang ada dalam pikirannya. Gambar Operator bertugas mewujudkan gambar menjadi benda nyata. Hal ini bisa tercapai apabila
kasar tersebut kemudian dianalisa dengan mempertimbangkan pengaruh sistem gerak operator mempunyai kemampuan menafsirkan penunjukan dimensi-dimensi benda dan
yang akan diderita oleh elemen. Kekuatan elemen dalam menerima bermacam-macam lambang-lambang yang digunakan pada gambar kerja. Dengan demikian seorang operator
tegangan diperhitungkan secara cermat untuk menentukan dari bahan apa elemen tersebut pun selain dituntut memiliki kemampuan mengoperasikan mesin, ia juga harus bisa
harus dibuat dan bagaimana metode pembuatannya. Desainer juga harus memberikan mentbaca gambor atau mengetahui aturan-aturan gambar menurut standarisasi gambar.
rincian banyaknya elemen yang harus dibuat dan cara perakitannya. Data dari hasil
analisa (termasuk sintesa dan evaluasi), digunakan untuk memperbaiki sketsa menjadi
gambar rancangan, yang memuat keterangan-keterangan meliputi konstruksi, ukuran,

14 15 -

Anda mungkin juga menyukai