Anda di halaman 1dari 18

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 KONSEP ASI

2.1.1 Defenisi ASI

ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu jenis makanan yang mencukupi semua

seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual

(Sripurwanti, 2004).

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose da garam

organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan utama

bagi bayi (Ambarwati, 2009).

ASI dan kolostrum adalah makanan terbaik bagi bayi. Kolostrum

merupakan cairan kental kekuning- kuningan yang dihasilkan oleh alveoli

payudara ibu pada periode akhir atau trimester ketiga

kehamilan.(Kristiyansari,2009)

2.1.2 Manfaat Pemberian ASI

2.1.2.1 Manfaat untuk bayi

ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis,

ekonomis,dan psikologis yang mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi. ASI

mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi, kadar

selenium yang melindungi gigi dari kerusakan (Anik, 2009).

Universitas Sumatera Utara


7

ASI juga dapat meningkatkan perkembangan psikomotorik, kognitif,

penglihatan, emosi yang hangat, dan kepribadian yang percaya diri. ASI dapat

memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak (Sitti, 2009).

Menurut penelitian Riva tahun 1977, kepandaian anak yang minum ASI

pada usia 9 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang

minum susu formula (Danuatmaja, 2003).

2.1.2.2 Manfaat untuk ibu

Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan pada pasca

bersalin berkurang. Naiknya kadar oksitosin selama menyusui akan menyebabkan

semua otot polos akan mengalami kontraksi. Kondisi inilah yang menyebabkan

uterus mengecil sekaligus menghentikan perdarahan (Anik, 2009).

Pemberian ASI secara Ekskluisif dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi

sampai 6 bulan setelah kelahiran karena isapan bayi meransang hormon prolaktin

yang menghambat terjadinya ovulasi sehingga menunda kesuburan. ASI juga

dapat mencengah kanker payudara, kanker ovarium, dan anemia defisiensi zat

besi (Sitti, 2009).

2.1.3 Komposisi Dalam ASI

Komposisi yang terkandung dalam ASI menurut Sulistyawati, 2009 antara

lain:

1. Protein

Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukup untuk

pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah

Universitas Sumatera Utara


8

larut yang sesuai dengan ukuran ginjal bayi yang belum matang (Christine,2006).

Dibandingakan dengan komposisi protein ASI paling rendah, berkisar 1,3g/ml

pada bulan pertama dengan rata- rata 1,15g/ 100ml di hitung berdasarkan nitrogen

x 6,25. ASI mengandung whey protein dan casein. Casein adalah protein yang

sukar dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu menyebabkan isi

pencernaan bayi menjadi lebih lebut atau mudah dicerna oleh usus bayi. Meskipun

kedua susu tersebut sama- sama mengandung whey protein yang baik untuk

pencernaan.

2. Lemak

Keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial,

docosahexaenoic acid (DHA) dan arachnoic acid (AA) yang berperan penting

dalam pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai usia 1 tahun usia

anak. Lemak ASI terdiri dari trigliserid (98-99%) yang dengan enzim lipase akan

terurai menjadi trigliserol dan asam lemak. Enzim lipase tidak hanya terdapat

pada sitem pencernaan bayi, tapi juga dalam ASI. Lemak ASI mudah dicerna

karna sudah dalam bentuk emulsi.

Yang merupakan asam lemak esensial sebenarnya adalah kelompok

Omega- 3 yang dapat di ubah menjadi DHA dan Omega- 6 yang dapat menjadi

AA. Kelebihan ASI dapat terjadi karena ASI selain mengandung n-3 dan n-6, dan

juga mengandung DHA dan AA. Konsentrasi lemak meningkat dari 2.0 g/100ml

pada kolostrum menjadi sekitar 4 -4,5g/ 100ml pada hari 14 setelah persalinan.

Kadar lemak juga bervariasi pada saat menyusui (fore milk) menjadi 2- 3 kali

lebih tinggi pada akhir menyusui (hind milk). Dibandingkan dengan lemak yang

Universitas Sumatera Utara


9

bervariasi kosentrasinya, asam lemak lebih stabil. Dalam ASI, asam lemak terdiri

dari 42% asam lemak jenuh dan 57% asam lemak tak jenuh, termasuk DHA dan

AA yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi dan anak kecil.

3. Vitamin dan Mineral

a. Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin A adalah salah satu vitamin penting yang tinggi kadarnya dalam

kolostrum dan menurun pada ASI biasa. ASI adalah sumber vitamin A yang baik

dengan konsentrasi sekitar 200 IU/ dl. Vitamin yang larut dalam lemak lainnya

adalah vitamin D, E, dan K. Konsentrasi vitamin D dan K sedikit dalam ASI.

Untuk negara tropis yang terdapat cukup sinar matahari, vitamin D tidak jadi

masalah. Vitamin K akan terbentuk oleh bakteri di dalam usus bayi beberapa

waktu kemudian.

b. Vitamin yang larut dalam air

Vitamin C, asam nicotinic, B12, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B6

(pirodoksin) sangat dipengaruhi oleh makanan ibu, namun untuk ibu dengan

status gizi normal, tidak perlu diberi suplemen. Fluoride adalah mineral yang

memperkuat email gigi, melindungi gigi dari karies (lubang). Hanya sejumlah

kecil fluride yang ada dalam air susu ibu.

4. Zat Besi

Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0,5 1,0 mg/ liter), namun

bayi yang menyusui jarang terkena anemia. Bayi lahir dengan cadangan zat besi

Universitas Sumatera Utara


10

dan zat besi dari ASI diserap dengan baik (>70%) di bandingkan dengan

penyerapan 30% dari susu sapi dan 10% dari susu formula.

5. Zat Anti Infeksi

ASI mengandung anti infeksi terhadap berbagai macam penyakit, seperti

penyakit saluran pernapasan atas diare, dan penyakit saluran pencernaan. ASI juga

disebut sebagai darah putih yang mengadung enzim, imunoglobin, dan leukosit.

Lekosit terdiri dari fagosit 90% dan limfosit 10%, yang meskipun sedikit tetap

akan memberikan protektif yang signifikan terhadap bayi.

Immunoglobin merupakan protein yang di hasilkan sel plasma sebagai

respon adanya imunogen atau antigen (zat yang menstimulasi tubuh untuk

memproduksi anti bodi). Ada 5 macam Immunoglobin : IgA, IgM, IgE, IgD, dan

IgG. Dari kelimanya secretory IgA (sIgA) disekresi oleh makrofag (disintesa dan

di simpan dalam payudara), yang berperan dalam fungsi antibodi ASI melalui alur

limposit. Bayi baru lahir mempuyai cadangan IgA sedikit dan karna itulah ia

sangart memerlukan tambahan proteksi sIgA dalam ASI terhadap penyakit

infeksi.

6. Laktoferin

Laktoferin banyak dalam ASI (1-6mg/ml), tapi tidak terdapat dalam susu

sapi. Laktoferin bekerja sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari

pencernaan sehingga menyebabkan terhindarnya suplai zat besi yang di butuhakan

organisme patogenik, seperti Eschericia coli (E. Coli) dan Candida albikans. Oleh

Universitas Sumatera Utara


11

karena itu, pemberian suplemen zat besi kepda bayi menyusui harus lebih

dipertimbangkan.

7. Faktor bifidus

Faktor bifidus dalam ASI meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam

usus bayi (lactobacillus Bifidus ) yang melawan pertumbuahan bakteri patogen

(seperti Shigela, Salmonela, dan E. Coli) yang di tandai PH rendah (5-6) bersifat

asam dari tinja bayi.

8. Lisozim

Lisozim termasuk whey protein yang bersifat bakteriosidal, antiinflamasi,

dan mempunyai kekuatan beberapa ribu kali lebih tinggi dari pada susu sapi.

Lisozim dapat melawan serangan E.Coli dan Salmonela serta lebih unik

dibandingkan antibodi lain karena jika yang lain menurun maka kadar lisoszim

akan meningkat di ASI setelah bayi berumur di atas 6 bulan saat bayi sudah di

berikan makana pendamping ASI (MP -ASI ). Oleh karena itu kemungkinan

terkena infeksi akan lebih tinggi.

9. Taurin

Taurin adalah asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua dan tidak

terdapat dalam susu sapi. Berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting

dalam maturasi otak bayi. Karena itu, susu formula bayi kebanyakan berusaha

menambah taurin di dalam formulanya.

Universitas Sumatera Utara


12

2.1.4 Pemberian ASI

Perawatan payudara menurut Ari, 2009 sangat penting dalam pemberian

ASI dalam hal menjaga payudara agar tetap kering dan bersih, terutama bagian

puting susu. Menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila puting susu

lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar disekitar puting setiap kali selesai

menyusui. Menyusui tetap di lakukan di mulai dari puting susu yang tidak lecet.

Apabila lecet sangat berat, dapat di istirahatkan selama 24 jam ASI di keluarkan

dan diminumkan menggunakan sendok. Bila hari pertama, ASI belum keluar bayi

cukup di susukan selama 4- 5 menit untuk merangsang produksi ASI. Setelah

produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 10- 15 menit. Bayi dapat di

susukan sambil duduk atau berdiri dengan posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi.

Menyusui bayi pada kedua payudara secar bergantian. Bayi yang sehat dapat

mengosongkan payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan

kosong kembali setelah 2 jam.

Sebaiknya menyusui bayi tanpa di jadwalkan, karena bayiakan

menentukan sendiri kebutuhannya. Menyusui yang di jadwalkan akan berakibat

kurang baik, karena isapan bayi yang sangat berpengaruh pada ransangan

produksi ASI selanjutnya. Setiap menyusui di mulai dengan payudara yang

terakhir disusukan (Silalahi, 2005).

Menurut penelitian Mortensen, 2002 dari 3253 orang menunjukkan

orang dewasa yang disusui kurang dari 1 bulan scare 5 points lebih rendah dari

yang disusui setidaknya 7-9 bulan. Terdapat korelasi antara antara lama menyusui

dengan peningkatan IQ (Anik, 2009).

Universitas Sumatera Utara


13

Pada ibu yang bekerja dapat juga memberikan ASI Eksklusif pada bayi,

tanpa ada cuti tambahan. Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu

merasa kesulitan untuk memberikan ASI secara Eksklusif. Banyak diantaranya

karena ketidaktahuan dan kurangnya minat untuk menyusui bayinya. Kucinya

dengan memberikan ASI perah selama ibu bekerja (Danuatmaja, 2007).

Dari hasil penelitian Aurbech dkk (1984) terhadap 567 ibu bekerja juga

menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASImempunyai prestasi kerja yang

meningkat (Ambarwati, 2009).

2.1.5 Manajement laktasi

Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang

keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa

kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.

Menurut (Arifin, 2004), adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

1. Pada masa Kehamilan (antenatal)

Memberikan penerangaan dan penyuluhan tentang manfaat keunggulan

ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya

pemberian susu botol. Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara / keadaan

putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau

kenaikan berat badan ibu hamil. Lakukan perawatan payudara mulai kehamilan

umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang

cukup. Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester

Universitas Sumatera Utara


14

kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil. Menciptakan

suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga

terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan

membesarkan hatinya.

2. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)

Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara

menysui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada

payudara ibu. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24

jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal. Ibu nifas dapat diberikan

kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah

melahirkan.

3. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)

Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi,

yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya. Perhatikan

gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 kali lebih banyak dari biasa dan

minum minimal 8 gelas sehari. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga

ketenangan pikiran dan keberhasilan menyusui. Menghindarkan kelelahan yang

berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat. Pengertian dan dukungan keluarga

terutama suami penting untuk menunjang.

Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada

permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam. Menghubungi

kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain

Universitas Sumatera Utara


15

yang sukses menyusui bagi mereka. Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama

mulai bayi 6 bulan, berikan MP ASI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas

2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

a) Makanan Ibu

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan

makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika

pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan

makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan.

Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup.

Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan

kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk

menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.

Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan

bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak

mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar

pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna,

dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI (Hapsari,2009).

b) Ketentraman jiwa dan pikiran

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang

selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai

bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya

(Hapsari, 2009).

Universitas Sumatera Utara


16

Pada seorang ibu yang hamil dikenal dua refleks yang masing- masing

berperan dalam pembentukan dan pengeluaran air susu. Refleks prolaktin

memegang peranan penting dalam proses pembuatan kolostrum, namun jumlah

kolostrumnya masih terbatas, karena aktivitas prolaktin di hambat oleh estrogen

dan progesterone yang kadarnya memang tinggi. Hormone ini meransang sel- sel

alveoli yang fungsinya untuk memebuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang

menyusui akan normal kembali setelah tiga bulan melahirkan sampai penyapihan

anak.setelah anak di sapih maka tidak akan ada peningkatan prolaktin.(Sitti, 2009)

Ejeksi susu dari alveoli dan duktus susu terjadi akibat refleks let-down.

Akibat stimulus isapan, hipotalamus melepaskan oksitosin dari hipofisis posterior.

Refleks let- down dapat terjadi selama aktifitas seksual karena oksitosin dilepas

selama orgasme (Bobak, 2005).

Menurut Sitti, 2009 faktor- factor yang meningkatkan refleks let-down

adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk

menyusui bayi.

c) Pengaruh Persalinan di Klinik Bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap

kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau

klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung

dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah

pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang

diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak

Universitas Sumatera Utara


17

mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI.

Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang

gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.

d) Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan

progesteron.

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan

kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat

mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI

secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan

adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena

AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat

meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang

produksi ASI (Arifin, 2004).

2.1.7 Cara Pengeluaran ASI

a) Memerah dengan menggunakan tangan

Memerah ASI biasanya dilakukan oleh ibu yang bekerja, ibu sakit dan

tidak dapat langsung menyusui bayinya, ASI keluar berlebihan sampai keluar

memancar, dan bayi yang mempunyai masalah menghisap (missal: Bayi Berat

Lahir Rendah/ BBLR) (Anik, 2009).

Menurut sulistywati, 2009 cara- cara mengeluarkan dengan menggunakn tangan

ASI:

Universitas Sumatera Utara


18

1. Pemijatan (massage)

Pijatlah sel- sel produksi ASI dan saluran ASI mulai dari bagian atas payudara

dengan gerakan memutar, dan pijatan payudara dengan menekannya kearah dada.

2. Penekanan (stroke)

Tekanlah daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar puting dan tekan

dengan lembut, dengan jari seperti mengelitik.

3. Menggunjang (shake)

Gunjanglah payudara dengan arah memutar, gerakan graputasi ini akan

membantu mengeluarkan ASI.

Catatan:

Jika suplai ASI terjaga gunakan waktu semaksimal mungkin. Waktu

terebut hanya sebagai patokan saja. Perhatikan aliran ASI dan ganti payudara

lainnya jika aliran ASI pada payudara tersebut sudah mulai menurun. Bila ASI

tidak keluar atau hanya sedikit ASI yang keluar, ikuti periode waktu lebih sering

dan singkat dan sering.

b) Memerah dengan pompa

Dengan pompa ASI, Ibu bisa memerah dengan lebih cepat dan mudah

dibanding menggunakan tangan. Kendurkan otot dan saluran ASI di payudara Ibu

dengan menaruh handuk hangat di atas payudara atau urut-urut sebelumnya dan

pastikan pompa sudah disterilkan sebelum dipakai. Lamanya memompa ASI

sangat bergantung pada pompa yang digunakan. Pemerahan ASI bisa perlu waktu

15 - 45 menit dan tidak menyebabkan rasa sakit.

Universitas Sumatera Utara


19

2.1.8 Penyimpanan ASI Perahan

Penyimpanan ASI sangat diperlukan karna berbagai alasan, misalnya: pada

ibu yang bekerja yang tidak memungkinkan ibu membwa bayinya ketempat kerja,

bayi tidak mampu menghisap puting bayi, dan ibu sakit dan tidak mampu

memberi ASIsecara mandiri (Sulistiwaty, 2009).

Tempat penyimpanan ASI yang sudah di perah dalam kantung plastik

polietilen (misal plastik gula); atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa

dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik. Jangan

masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik styrofoam. Beri

tanggal dan jam pada masing-masing wadah. Dinginkan dalam refrigerator

(kulkas). (Dewi Yamina, 2011) Sumber: Tabloid Ibu & Anak

Lamanya hasil pompa/peras disimpan tergantung dari tempat. ASI pompa

atau peras pada suhu ruangan, jika ruangan tidak ber-AC, disarankan tidak lebih

dari 4 jam. Jika ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam. Dalam 4 jam ke depan ASI

hasil pompa/ peras tidak akan diberikan pada bayi, maka segeralah simpan di

lemari es ASI ini bisa bertahan sampai 8 (delapan) hari dalam suhu lemari es, jika

ditempatkan dalam compartment yang terpisah dari bahan makanan lain yg ada di

lemari es tsb.

ASI hasil pompa/perasan dapat juga disimpan dalam freezer biasa sampai

3(bulan) lamanya. Namun Ibu jangan menyimpan ASI ini di bagian pintu freezer,

karena bagian ini yang mengalami perubahan dan variasi suhu udara terbesar. ASI

Universitas Sumatera Utara


20

hasil pompa/perasan bahkan dapat disimpan sampai dengan 6 (enam) bulan di

dalamnya. (Kompas, 2011)

2. 9 Pemberian ASI perahan

Pemberian ASI perah dapat juga menggunakan sendok, jangan botol susu

karena bisa mengakibatkan bayi bigung puting. Jika terdapat sisa ASI perah,

jangan disimpan karena sudah tercemar. Agar ASI tidak terbuang, simpan ASI

perah dalam wadah ukuran sekali minum (Danuatmaja, 2007).

Setelah disimpan, saat akan diberikan kepada anak pun perlu penanganan

khusus, yakni: mengambil ASI yang disimpan berdasarkan waktu pemerahan ASI

(yang pertama diperah harus diberikan lebih dulu). Untuk ASI yang disimpan di

lemari pendingin cukup dihangatkan dengan cara meletakkan botol di wadah

berisi air hangat selama 15 menit, sambil dikocok secara perlahan.

Untuk ASI beku, keluarkan botol susu yang berisi ASI beku. Setengah

jam sebelum waktu menyusui, rendamlah di dalam wadah berisi air hangat. Atau

pindahkan ASI beku ke lemari pendingin bagian bawah semalam sebelumnya.

Saat akan digunakan esok hari, susu akan mencair, kemudian hangatkan. ASI

beku yang dicairkan dapat tahan 24 jam dalam lemari pendingin. Ingat, jangan

membekukan kembali ASI yang sudah di pindahaka kelemari pendingin (Kompas,

2011).

Universitas Sumatera Utara


21

2.2 KONSEP ASI Eksklusif

2.2.1 Defenisi ASI eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman

pendamping (termasuk air jeruk madu dan airgula) (Ari,2009).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja, termasuk kolostrum tanpa

tambahan apapun sejak lahir, dengan kata lain pemberian susu formula, air

matang, air gula, dan madu untuk bayi baru lahir tidak dibenarkan (Sitti, 2009).

ASI eksklusif merupakan pemberian ASI sedini mungkinsetelah lahir

sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. (Sri Purwanti, 2004)

2.2.2 Keuntungan Pemberian ASI Eksklusif

1) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak yaitu faktor genetik dan

faktor lingkungan. Faktor genetik atau faktor bawaan yang di turunkan oleh orang

tuan yang tidak dapat di manipulasi ataupun di rekayasa. Sedangkan faktor

lingkungan merupakan faktor yang menentukan apakah faktor genetik akan

tercapai secara optimal. Faktor ini mempunyai banyak aspek dan dapat di

manipulasi atau direkayasa.

Secara garis besar terdapat tiga jenis kebutuhan untuk faktor lingkungan, yaitu:

Kebutuhan untuk pertumbuhan fisik- otak (ASUH),

Kebutuhan untuk perkembangan emosional dan spiritul (ASIH), serta

Universitas Sumatera Utara


22

Kebutuhan untuk perkembangan intelektual dan sosialisasi (ASAH).

2) ASI eksklusif dapat meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berda dalam dekapan ibu karena menyusu akan

merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram, terutama

karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang sudah ia kenal sejak

dalam kandungan. Perasaan terlindunga dan di sayangi inilah yang menjadi dasar

perkembangan kemosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan

dasar spiritual yang baik.

2. 3 Faktor faktor dalam Pelaksanan ASI Esklusif

2.3.1 Persiapan fsikologi Ibu

Persiapan psikologis ibu sangat penting untuk menyusui sangat penting

karena keputusan atau sikap ibu yang positif tentang menyusui harus sudah ada

pada saat kehamilan. Atau bahkan jauh sebelumnya. Langkah langkah yang

dapat di lakukan dalam mempersiapkan ibu secara psikologis/ kejiwaan untuk

menyusui.(Anik, 2009)

2.3.2 Upaya meningkatkan produksi ASI

Pada masa hamil dapat di anjurkan meningkatkan gizi dan kesehatan ibu.

Menggunakan BH yang bentuknya menyokong dan ukuran sesuai dengan

payudra. Memeriksa payudara dan puting susu.( Anik, 2009)

Sesudah melahirkan ibu dapat langsung menyusui banyinya 1jam pertama

segera setelah melahirkan. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari

dengan lama menyusui 10- 15 menit di setiap payudara.( Sulistywati, 2009).

Universitas Sumatera Utara


23

2.3.3 Perawatan puting payudara

Demi keberhasilan menyusui, putting susu dan payudara memerlukan

perawatan sejak dini secara teratur. Perawatan payudara selama kehamilan

bertujuan agar selama menyusui kelak, produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan

pada payudara dan agar bentuk payudara tetap baik setelah menyusui (Annik,

2009).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai