MAKALAH
Disusun oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran di sekolah saat ini mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan teknologi dan informasi. Perubahan tersebut diupayakan dengan
tujuan agar peserta didik lebih mudah menerima setiap informasi dan pengetahuan
yang disampaikan oleh guru. Namun yang terjadi pada umumnya, waktu belajar
peserta didik di sekolah hanya dihabiskan untuk mendengarkan guru memberikan
penjelasan, mengisi tugas ataupun menyelesaikan latihan-latihan yang
membosankan, sehingga peserta didik tidak mendapatkan pemahaman makna dari
pembelajaran yang dialaminya. Kondisi ini pada akhirnya akan menuntut guru
untuk lebih mampu memahami model-model pembelajaran, sehingga dapat
dengan tepat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, informasi, serta teknologi.
Model pembelajaran diartikan sebagai langkah-langkah yang disusun secara
sistematis dalam kegiatan pembelajaran, serta mengolah pengalam belajar guna
mencapai tujuan pembelajaran. Kurniasih (Kurniasih, 2015:18) menyebutkan
bahwa model pembelajaran yang baik memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya :
- Model tersebut harus rasional, teoritik, serta logis.
- Memiliki landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik
belajar.
- Adanya tingkah laku dalam mengajar
- Adanya lingkungan belajar agar tujuan pembelajaran tercapai.
Pada dasarnya, guru merupakan fasilitator bagi peserta didik, sehingga harus
mampu menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan. Belajar akan lebih
bermakna jika peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajarinya dalam
kehidupan sehari-hari, bukan hanya sekedar mengetahuinya. Model pembelajaran
yang membantu guru untuk menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata peserta didik adalah model pembelajaran kontekstual.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pembelajaran Kontekstual?
2. Bagaimana Pemikiran tentang Belajar dalam Pembelajaran Kontekstual?
3. Bagaimana hakikat Pembelajaran Kontekstual?
4. Bagaimana perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran
lain?
5. Bagaimana penerapan Pembelajaran Kontekstual di Kelas?
6. Apa Asas-asas Pembelajaran Kontekstual?
7. Apa karakteristik Pembelajaran Kontekstual?
C. Tujuan Penyusunan
Secara umum, makalah ini dibuat dengan tujuan untuk lebih mengetahui
konsep dari model pembelajaran kontekstual dan penerapannya di dalam proses
belajar mengajar, sehingga dapat mempermudah seorang pengajar untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan.
Tujuan khusus penyusunan makalah :
1. Dapat mengetahui pengertian pembelajaran kontekstual.
2. Dapat mengetahui pemikiran tentang belajar dalam pembelajaran
kontekstual.
3. Mengetahui hakikat pembelajaran kontekstual.
4. Dapat mengetahui perbedaan pembelajaran kontekstual dengan
pembelajaran lain.
5. Mengetahui penerapan pembelajaran kontekstual di kelas
6. Mengetahui asas pembelajaran kontekstual.
7. Mengetahui karakteristik pembelajaran kontekstual.
D. Manfaat
Manfaat yang dimiliki dalam penyusunan makalah ini ini mencakup manfaat
teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Yang menjadi manfaat teoritis dalam penyusunan makalah yaitu
menambah wawasan mengenai pembelajaran kontekstual.
4
2. Manfaat Praktis
manfaat praktis yang diharapkan dalam penyusunan makalah ini adalah
bagi guru maupun mahasiswa pendidikan agar dapat menerapkan
pembelajaran kontekstual dalam bidang profesinya.
E. Metode Penyusunan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka
dan penulusuran melalui internet untuk menunjang kelengkapan materi makalah
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
kepada peserta didik untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan
menyadarkan peserta didik untuk menerapkan strategi mereka sendiri.
Pengajaran yang dilakukan guru harus berpusat pada bagaimana cara peserta
didik menggunakan pengetahuan baru mereka. Dalam hal ini, strategi belajar lebih
dipentingkan dibandingkan hasilnya. Guru harus mampu menggunakan strategi
belajar dan proses belajar yang dapat memfasilitasi peserta didik dalam
menemukan pemahamannya.
2. Inquiry (Menemukan)
Proses pembelajaran kontekstual mempresentasikan pengetahuan peserta didik
bukan sebagai hasil mengingat, akan tetapi sebagai hasil dari proses menemukan
pemahaman sendiri. Dalam hal ini, peserta didik dilatih untuk menggunakan
keterampilan berpikir kritis.
3. Questioning (Bertanya)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya
dapat diartikan sebagai refleksi dari keingintahuan. Sedangkan menjawab
pertanyaan mencerminkan kemampuan berpikir. Dalam proses pembelajaran
kontekstual, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi, akan tetapi
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik dengan
cara memancing keingintahuan peserta didik serta membimbing peserta didik
untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.
4. Learning Community (Masyarakat Belajar)
Pembelajaran kontekstual menerapkan asas masyarakat belajar dengan cara
mengelompokkan peserta didik dalam kegiatan belajar. Hal ini didasari oleh
pemahaman bahwa belajar bersama lebih baik daripada belajar sendiri. Dengan
berkelompok, peserta didik akan saling membelajarkan, bertukar pengalaman,
serta berbagi pemikiran.
5. Modelling (Pemodelan)
Asas Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memeragakan sesuatu
sebagai suatu contoh agar peserta didik berpikir, bekerja, dan belajar. Pemodelan
merupakan asas yang cukup penting. Melalui pemodelan ini, peserta didik akan
terhindar dari pembelajaran yang bersifat teoritis abstrak yang memungkinkan
terjadinya verbalisme. Proses pemodelan tidak hanya dilakukan oleh guru saja,
tetapi guru dapat memanfaatkan peserta didik yang memiliki kemampuan untuk
dijadikan model.
6. Reflection ( Refleksi)
Dalam proses pembelajaran kontekstual, diakhir proses pembelajaran, guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merenung atau mengingat
10
kembali apa yang telah dipelajarinya. Kegiatan ini biasa disebut dengan refleksi.
Refleksi merupakan proses meruntutkan kembali pengalaman belajar peserta
didik. Pengetahuan yang didapat oleh peserta didik merupakan hasil penyimpulan
berdasarkan penemuannya, sehingga pengetahuan tersebut akan tersimpan dalam
struktur kognitif yang akan terus diingatnya.
7. Authentic Assessment (Penilaian Yang Sebenarnya)
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengukur
pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Penilaian nyata diperlukan untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan belajar yang dilakukan peserta didik,
serta pengaruh pengalaman belajar peserta didik terhadap perkembangan
intelektualnya. Penilaian nyata dapat berupa Penilaian produk (kinerja) maupun
tugas-tugas yang relevan.
9. Laporan hasil pembelajaran kontekstual kepada orang tua bukan hanya rapor
tetapi hasil karya peserta didik, laporan hasil pratikum, karangan peserta didik
dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi pustaka melalui makalah ini, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual adalah proses pembelajaran yang
menyeluruh dengan tujuan membantu peserta didik untuk memahami
makna materi ajar yang diberikan dengan mengaitkannya terhadap
kehidupan nyata mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural)
2. Pemikiran tentang pembelajaran kontekstual adalah bahwa belajar yang
dilakukan peserta didik tidak hanya sekedar menghafal materi
pembelajaran, tapi membangun pengetahuan dalam benak mereka dengan
cara mengalami sendiri melalui pembiasaan memecahkan masalah,
12
DAFTAR PUSTAKA