Anda di halaman 1dari 20

Subyek : Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Manajemen Strategi


Waktu Penyerahan : 2 Juni 2012
Dosen : Setiadi Djohar, DBA

ANALISA FAKTOR EKSTERNAL DAN ANALISA INDUSTRI MINUMAN TERBESAR DUNIA


COCA COLA

DISUSUN OLEH

ARIE WIBOWO IRAWAN (P056110763.40E)


BASUKI RAHMANTO (P056110803.40E)
MOCHAMAD MULJANA (P056110883.40E)
RENDIKA APRIZKIAJI (P056110933.40E)
YUNIASTUTI W (P056111003.40E)

MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA


MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
ANALISA FAKTOR EKSTERNAL DAN ANALISA INDUSTRI MINUMAN TERBESAR DUNIA COCA
COLA MS

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................................1

1. LATAR BELAKANG........................................................................................................................................2

2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................................3

2.1. LINGKUNGAN UMUM .............................................................................................................................3


2.2. LINGKUNGAN INDUSTRI .......................................................................................................................4
2.3. CARA MENGIDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PERUSAHAAN
....................................................5
2.4. TUJUAN ANALISIS EKSTERNAL
PERUSAHAAN..................................................................................6
3. PEMBAHASAN (STUDY KASUS COCA-COLA COMPANY)
........................................................................7

3.1. ANALISIS LINGKUNGAN UMUM............................................................................................................7


3.2. ANALISIS LINGKUNGAN INDUSTRI
......................................................................................................8
3.3. PELUANG COCA COLA COMPANY ....................................................................................................12
3.4. ANCAMAN BAGI COCA COLA COMPANY
..........................................................................................12
4. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................................................13

5. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................14


1 Kelompok 2 MB IPB E40
ANALISA FAKTOR EKSTERNAL DAN ANALISA INDUSTRI MINUMAN TERBESAR DUNIA COCA COLA MS

1. LATAR
BELAKANG

Di dalam perkembangan organisasi sebuah perusahaan pastinya tidak lepas dari pengaruh
internal dan eksternal dari perusahaan. Secara umum kebijakan manajemen dalam menentukan arah
perusahaan juga akan sangat ditentukan oleh lingkungan perusahaan. Kondisi lingkungan perusahaan ini akan
secara tidak langsung membantu manajemen untuk mengindentifikasi langkah apa yang akan ditempuh untuk
menjalankan strategi perusahaan. Secara garis besar sebuah perusahaan akan dipengaruhi oleh lingkungan
perusahaan dimana lingkungan tersebut dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan eksternal
dan lingkungan internal perusahaan.
Coca-cola merupakan perusahaan minuman terbesar di dunia, menjual empat dari lima top minuman
non alkohol ke seluruh dunia, di antaranya: Coca-cola, Diet coke, Sprite, dan Fanta. Saat ini Coca-Cola
Company mempekerjakan 71.000 orang di lebih dari 200 negara dan memproduksi sekitar 400 merek yang
terdiri lebih dari 2.600 produk minuman. Produk-produk coca-cola didistribusikan melalui supermarket,
swalayan, restoran, dan toko makanan hingga warung-warung kecil. Ibarat sebuah pepatah, makin tinggi
pohon maka makin kencang angin bertiup, maka perusahaan raksasa seperti coca-cola company harus
selalu waspada dan memperhatikan faktor-faktor eksternal di sekelilingnya.

2 Kelompok 2 MB IPB E40


2. TINJAUAN
PUSTAKA

Lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar lagi yakni
lingkungan yang sifatnya umum dan lingkungan industri. Berikut uraian mengenai kedua hal tersebut:

2.1. Lingkungan Umum


Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun
faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya berada di luar dan
terlepas dari operasi perusahaan. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit dampak implikasi langsung
bagi pengaturan suatu organisasi. Namun tetap mampu mempengaruhi kebijakan strategi dari organisasi
perusahaan. Faktor-faktor lingkungan umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi ini meliputi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi
secara makro seperti inflasi, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Namun pada kenyataannya faktor ini
akan berkembang dan berimbas kepada ekonomi mikro yang lebih spesifik. Melihat uraian tersebut, maka
faktor ekonomi suatu negara secara global juga akan mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam menentukan
arah dan langkah perusahaan.

b. Faktor Sosial dan Politik

Perkembangan strata sosial kemasyarakatan disuatu daerah akan mempengaruhi organisasi perusahaan.
Perkembangan politik negara yang secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan ekonomi
merupakan faktor yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Organisasi perusahaan akan cenderung
mengikuti perkembangan sosial politik yang terjadi guna antisipasi terhadap berlangsungnya stabilitas dan
kebijakan di dalam organisasi perusahaan.

c. Faktor Peraturan dan Undang-undang (Faktor Hukum)

Kepastian hukum di dalam suatu negara merupakan momen yang sangat mempengaruhi pelaku pasar.
Kebijakan negara yang dituangkan dalam Peraturan Perundang-Undangan secara tidak langsung akan
menentukan arah strategi perusahaan. Kepastian hukum merupakan faktor yang tidak bisa ditawar dan
pasti akan sangat mempengaruhi sebuah perusahaan.

d. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan memberikan perubahan terhadap kebijakan
perusahaan. Efisiensi pada saat melakukan produksi dan distribusi juga sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin berkembangannya hal ini maka secara tidak
langsung akan menuntut manajemen perusahaan untuk memilih yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.

e. Faktor Demografi

Faktor tempat dan situasi alam juga tentunya tidak bisa dipisahkan. Kondisi alam dan tata letak perusahaan
yang berkaitan dengan alam akan membutuhkan kebijakan yang harus sesuai guna menanggulangi ancaman
yang berasal dari lingkungan dan alam.

Dapat disimpulkan bahwa lingkungan umum tersebut adalah sekumpulan elemen dalam masyarakat yang
lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan di dalamnya.

2.2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah serangkaian faktor-faktor yang merupakan ancaman dari pelaku bisnis
baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing yang secara
langsung mempengaruhi perusahaan. Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa lingkungan industri adalah
tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal
memiliki dampak yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Kekuatan-
kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri sebagai berikut:

a. Pendatang Baru (New Comers)

Jika hambatan untuk masuk pasar tinggi, akan sangat mudah bagi perusahaan untuk menjaga keuntungan
monopoli. Hambatan utama biasanya adalah aturan legal dan paten, skala ekonomi, kebutuhan capital
yang tinggi untuk masuk pasar, merek yang kuat, ancaman balas dendam, dan akses ke saluran distribusi.

b. Pesaing (Competitors)

Jika competitor lebih agresif dalam meningkatkan penjualan, keuntungan dan harga akan berkurang. Intensitas
kompetisi yang terjadi di pasar memiliki karakteristik, yaitu kelebihan kapasitas produksi, produk dan jasa
yang distandardisasi, banyaknya kompetitor, dan pertumbuhan pasar yang rendah.

c. Produk Substitusi

Produk substitusi merupakan competitor tidak langsung yang dapat menurunkan permintaan dan harga.
Ada beberapa tipe substitusi, yaitu produk alternatif, produk baru, eliminasi kebutuhan, substitusi generic, dan
keingingan untuk tidak membeli.
d. Kekuatan tawar menawar pembeli (Buyers)

Kemmapuan pembeli dalam mengurangi harga juga memiliki efek yang sangat besar terhadap kemampuan
industri secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan. Tekanan pembelian merefleksikan dua hal, yaitu
sensitivitas harga dan kekuatan negosiasi konsumen. Kekuatan negosiasi konsumen akan semakin tinggi jika
hanya ada sedikit konsumen, banyak supplier, sedikit diferensiasi, dan rendahnya switching cost.

e. Kekuatan tawar menawar pemasok (Supplier)

Penyuplai dapat membatasi keuntungan pasar jika mereka dapat mengendalikan biaya input lebih cepat
daripada pelanggan pasar. Kekuatan penyuplai akan lebih tinggi jika hanya ada sedikit penyuplai, memiliki
produk yang unik dan merek yang kuat, biaya switching tinggi, penyuplai dapat mengancam integrasi dan
banyaknya konsumen dalam skala kecil dengan kekuatan negosiasi yang lemah.

2.3. Cara Mengidentifikasi Faktor Eksternal Perusahaan

a. Pemindaian (scanning)

Melalui pemindaian perusahaan mengidentifikasi tanda-tanda awal dari perubahan potensial dalam
lingkungan umum, dan mendeteksi perubahan-perubahan yang sedang terjadi. Pemindaian lingkungan
merupakan hal penting dan menentukan bagi perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam lingkungan
yang sangat tidak stabil. Dengan cara ini maka perusahaan dapat meramalkan potensi pasar kedepannya,
kaitannya terhadap penetapan target perusahaan terhadap penjualan sebuah produk.
b. Pengawasan (monitoring)

Melalui pengawasan perusahaan mendeteksi perubahan dan trend-trend lingkungan melalui pengawasan yang
berkelanjutan. Kritikal bagi pengawasan yang berhasil adalah kemampuan untuk mendeteksi makna dalam
peristiwa lingkungan yang berbeda.

c. Peramalan (forecasting)

Pada peramalan, analis mengembangkan proyek-proyek yang layak tentang apa yang mungkin terjadi, dan
seberapa cepat, perubahan-perubahan dan trend-trend itu dideteksi melalui pemindaian dan pengawasan.

d. Penilaian (assessing)

Tujuan penilaian adalah untuk menentukan waktu dan signifikansi efek-efek dari perubahan-perubahan dan
trend-trend lingkungan terhadap manajemen strategis suatu perusahaan. Selangkah lebih maju tujuan
penilaian adalah untuk menspesifikasi implikasi pemahaman tersebut pada organisasi. Tanpa penilaian
perusahaan dibiarkan dengan data-data yang menarik, tapi tidak diketahui relevansi kompetitiifnya.

2.4. Tujuan Analisis Eksternal Perusahaan

Adapun tujuan dari analisis lingkungan eksternal perusahaan itu sendiri adalah untuk mengetahui
ancaman dan peluang.Ancaman (Threats) adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat
menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Sedangkan peluang
(Opportunity) adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya
saing strategis.
3. PEMBAHASAN (STUDY KASUS COCA-COLA COMPANY)

3.1. Analisis Lingkungan Umum

a) Faktor Ekonomi
Coca-Cola lebih dari tiga perempat dari keuntungan dan 71% pertumbuhannya diperoleh di luar
Amerika Serikat. Namun, krisis global berdampak pada penurunan kinerja, penjualan dan
keuntungan Coke di luar negeri. Di Brazil dan Jepang, dua dari pasar Coke terbesar luar negeri, rata-
rata konsumen hampir tidak memiliki daya beli, karena rendahnya pertumbuhan ekonomi pada
tahun 1998. Di Rusia, di mana Coke telah menginvestasikan lebih dari $700 juta selama delapan
tahun, runtuhnya perekonomian mengakibatkan kapasitas operasi Coke anjlok sebesar
50%. Krisis global sangat mempengaruhi penjualan coca-cola di Asia, Rusia dan Amerika Latin
karena penurunan daya beli. Di Brazil, yang merupakan pasar terbesar ketiga, Coke telah kehilangan
lebih dari sepersepuluh dari 54% pangsa pasarnya karena beralih ke minuman lokal dengan harga
lebih murah.

b) Faktor Sosial dan Politik


Faktor Politik yang terjadi di Amerika dan di negara-negara lainnya berpengaruh pada
perkembangan Coca-Cola. Sebagai contoh, ketika Amerika menginvasi Irak, tumbuh budaya anti
Amerika di negara-negara muslim atau yang bersimpati dengan Irak. Kondisi ini mengakibatkan
penjualan Coca Cola sempat terganggu.
c) Faktor Peraturan dan Undang-undang (Faktor Hukum)
Coca-Cola juga sempat terhalang oleh kebijakan pemerintah India yang melarang penjualan produk
Coca-Cola di negaranya karena pada tahun 2004, petani di india melakukan protes terhadap pabrik
Coke Bottling di India yang menyebabkan air sumur kering.
d) Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Issue lingkungan yang sempat menyeruak di beberapa negara bahwa produk Coca-Cola
menggunakan air terlalu berlebihan, karena dibutuhkan 2 liter air untuk memproduksi 1 liter Coca
Cola. Mengenai issue kesehatan, pernah terjadi pemboikotan di kalangan masyarakat terkait dengan
kandungan zat yang ada di minuman tersebut juga berpengaruh terhadap kinerja pemasaran Coca
Cola.

e) Faktor Demografi
Pembeli (konsumen) dari produk Coca-Cola mencakup segala usia dari anak kecil, remaja, dan orang
dewasa di seluruh dunia, sehingga dapat dikatakan produk coca-cola company relatif aman terhadap
issue demografi. Beberapa negara di Amerika memiliki struktur demografi yang didominasi usia
dewasa dan tua, sedangkan beberapa negara di Asia Tenggara mayoritas adalah usia anak-anak dan
remaja.
3.2. Analisis Lingkungan Industri

a. Pendatang Baru (New Comers)

Ancaman masuknya pendatang barupada minuman Coca - Cola antara lain Mizone, Pocari
Sweet, dan lain sebagainya. Coca-cola company harus meyakinkan kepada pelanggan melalui
brand bahwa produk Coca-Cola merupakan minuman bersoda No.1 di dunia.

b. Pesaing (Competitors)

Pesaing utama dari Coca-cola adalah perusahaan PepsiCo. PepsiCo merupakan pesaing yang sangat
sengit di dalam dua pertumbuhan tercepat dalam kategori industri minuman. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1965. PepsiCo memperoleh 60 persen pendapatannya dari snack division.
PepsiCo di peringkat 19 diantara perusahaan yang paling dikagumi di Amerika. PepsiCo terdiri dari
sekitar 168.000 karyawan dan pada tahun 2006 memiliki pendapatan lebih dari $35 billion. PepsiCo
mendirikan bisnisnya di Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, the Middle East, Africa dan Asia
Pasifik. Volume minuman PepsiCo naik sebesar 7 persen di timur tengah, Argentina, China dan
Brazil pada tahun 2006. Meksiko dan Rusia adalah dua pasar kontribusi yang kuat untuk PepsiCo.
Schweppes Cadbury adalah perusahaan penjualan gula terbesar sedunia.Mempekerjakan sekitar
60.000 asosiasi. Perusahaan ini adalah pemenang Britains most admired award company pada
tahun 2004.
Pepsi-Cola Company yang berdiri sejak 1898, sudah melakukan ekspansi bisnis ke beberapa produk
makanan. Merger dengan Frito-Lay pada 1965 menandai lahirnya nama PepsiCo, sebagai
payung perusahaan. Kemudian PepsiCo mengakuisisi Tropicana pada 1998, dan 2001 melakukan
merger dengan The Quaker Oats Company, termasuk Gatorade. Hingga sekarang, PepsiCo sudah
mempunyai lima merek besar yaitu Frito-Lay, Pepsi-Cola, Quaker, Gatorade, dan Tropicana.
Merek-merek ini membawahi produk-produk PepsiCo yang variatif, sesuai kebutuhan dan pilihan
konsumen, dari produk yang fun hingga produk ala hidup sehat. Mekanisme pemasaran produk
PepsiCo dilakukan melalui empat departemennya, yaitu Frito-Lay North America, PepsiCo
Beverages North America (PBNA), PepsiCo International, dan Quaker Foods North Amerika.

Pesaing tentu berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Bila disikapi secara positif,
keberadaan pesaing dapat menjadi sparing partner, dan dapat dijadikan sebagai branchmark
bagi perusahaan. Perusahaan akan belajar dari setiap kesalahan, dan terus berupaya untuk
memperbaiki diri, agar dapat memenangkan persaingan. Dengan demikian, perusahaan akan
semakin bertambah maju dan kuat

c. Produk Substitusi
Tekanan dari produk pengganti (subsitusi), seperti: Pepsi, RC Cola, 7Up dan lain-lain. Oleh
karenanya strategi yang dapat diterapkan antara lain : berupa penerapan harga yang terjangkau
serta kualitas produk (maintain or even better). Selain itu, inovasi produk tetap difokuskan pada
produk-produk minuman berkarbonasi agar Coca-Cola tidak kehilangan identitasnya market leader
produk minuman berkarbonasi.

d. Kekuatan tawar menawar pembeli (Buyers)

Wilayah operasi dan penjualan produk Coca-cola company mencakup:

Afrika
Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik

Kesuksesan pada tahun 2006 berasal dari Coca-Cola Zero pada penjualan di Australia dan
Thailand.

Uni Eropa

Mengalami peningkatan pertumbuhan senilai 6% dari tahun 2005 ke tahun 2006.Faktor-faktor


keberhasilan wilayah ini diraih dari kombinasi dari produk-produk baru, pengemasan yang
inovatif, dan kolaborasi dengan para konsumen.

Amerika Latin

Tiga pasar terbesar Coke diantaranya ialah United States, Mexico, dan Brazil.Portofolio minuman
mendapatkan poin 7% pada tahun 2006 dimana perusahaan melihat pada pengembangan garis
produk.Fokus Coke di Amerika Latin ialah pada penambahan air, jus, dan minuman olahraga.

Amerika Utara

Perusahaan telah mencapai keberhasilan dalam pengimplementasian produk MyCoke Rewards


yang melibatkan sekitar 3,5 juta subjek yang berpastisipasi, dimana lebih baik dari 1,5 juta
penghargaan yang dinyatakan. Coke menerapkan uji pemasaran kopi/teh dimana Coke
menyalurkan via teknologi Far Coast Brand dimana merupakan konsep toko yang pertama kali
dibuka di Toronto, Kanada pada tahun 2006.
Asia Utara, Eurasia, dan Timur Tengah

Coke adalah penjual terbaik minuman non-alkohol di Rusia dengan 22% pertumbuhan volum kasus
pada tahun 2006.

Memberikan pelayanan yang prima untuk mempertahankan pelanggan serta menarik pelanggan
baru merupakan salah satu cara yang harus dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, perusahaan juga
dapat melakukan promosi dengan memberikan hadiah untuk pembelian produk tertentu (pada
nilai penjualan tertentu) atau dapat dilakukan dengan mengadakan event yang menarik.

e. Kekuatan tawar menawar pemasok (Supplier)

Setiap proses produksi sebuah perusahaan memerlukan sebuah input yang berupa bahan baku, atau
bahkan tenaga kerja yang disalurkan oleh para suppliers. Oleh karena itu perusahaan harus selalu
menjaga hubungan yang baik dengan para suppliers, salah satunya dengan cara pembayaran tepat
waktu agar bahan baku dapat terpenuhi

Salah satu cara perusahaan meminimalisasi posisi tawar supplier adalah dengan melakukanbottling
investment pada suatu wilayah penjualan yang menunjukkan kinerja yang baik pada tahun
terakhir. Sebagai contoh, coca-cola telah memfokuskan pada desain road to market dan
optimisasi pada infrastruktur operasi bottling di India.

Menurut Porter jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang ketat
perusahaan harus memilih prinsip bisnis, harga yang tinggi atau produk dengan biaya yang rendah,
dan bukan kedua-duanya. Berdasarkan prinsip tersebut maka Porter menyatakan ada tiga
Strategi Generik yaitu : Differentiation, Overall Cost Leadership dan Fokus. Menurut Porter
strategi perusahaan untuk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda-beda dan dalam
berbagai dimensi, Porter mengemukakan tiga belas dimensi yang biasanya digunakan oleh
perusahaan dalam bersaing, yaitu : spesialisasi, identifikasi merek, dorongan vs tarikan, seleksi
saluran, mutu produk, kepeloporan teknologis, integrasi vertikal, posisi biaya, layanan, kebijakan
harga, leverage, hubungan dengan perusahaan induk, hubungan dengan pemerintah.
3.3. Peluang Coca Cola Company

Meningkatnya gaya hidup beberapa konsumen akan softdrink.

Pendistribusian produk yang mudah ke berbagai negara sampai ke daerah-daerah karena


luasnya jaringan yang telah dimiliki Coca-Cola
Brand image yang sudah sangat kuat dapat mempermudah dalam menjalin kerjasama dengan
berbagai pihak di berbagai negara
Pengembangan produk baru jenis makanan ringan yang dapat disajikan bersamaan dengan
produk Coca-Cola.

3.4. Ancaman Bagi Coca Cola Company

Banyak konsumen yang mulai meninggalkan minuman berkarbonasi.


Di beberapa negara seperti India melarang penjualan coca-cola.
Invasi AS ke Irak yang mempengaruhi penjualan coca-cola.
Tingginya harga bahan mentah.
Kesulitan mengatur seluruh anak perusahaan yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
Minuman ringan berkarbonat bukanlah merupakan kebutuhan substansial masyarakat karena
merupakan produk substitusi.

Kesadaran masyarakat konsumen yang semakin mengerti dan peduli terhadap isu kesehatan.
4. KESIMPULAN DAN SARAN

Definisi yang populer mengidentifikasi lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada di luar batas
organisasi. Secara garis besar sebuah perusahaan akan dipengaruhi oleh lingkungan perusahaan dimana
lingkungan tersebut dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan
internal.Lingkungan eksternal itu kemudian dapat dibagi juga kepada dua bagian besar yaitu lingkungan
eksternal umum dan lingkungan eksternal khusus (industri).Pembagian ini terletak dari jauh dekatnya
pengaruh yang ditimbulkan kepada organisasi perusahaan. Pada lingkungan eksternal umum mencakup
beberapa aspek seperti: ekonomi, sosial, politik, hukum dan demografi. Seluruhnya merupakan kebijakan
ekonomi makro yang nantinya akan mengerucut menjadi ekonomi mikro.

Pengaruh hal-hal tersebut terhadap organisasi perusahaan akan sangat signifikan terutama dalam
menjalankan arah perusahaan guna mengatasi masalah yang mungkin timbul dari faktor eksternal
tersebut. Sementara faktor lingkungan eksternal industri, lebih ditekankan pada aspek yang lahir dari
hubungan antara perusahaan dengan kompetitor yang mengakibatkan perkembangan pasar akan terus
bergerak dinamis dan pergerakan ini akan mau tak mau diikuti perusahaan dalam rangka menguasai dan
mempertahankan pasar yang dimilikinya. Faktor eksternal industri ini akan melahirkan kebijakan perusahaan
dalam menyiasati perkembangan pasar dan keinginan konsumen.
5. DAFTAR
PUSTAKA

Hitt, Michael A, R. Duane Ireland, and Robert E.Hoskisson (2005). Strategic Management-
Competitiveness and Globalization. Thomson International Student Edition USA (Hitt et al).

Pearce II, John.A and Richard B. Robinson (2003). Strategic Management-Formulation,


Implementation and Control. Mc Graw-Hill International edition. USA (P and R).

Ansoff, H. Igor and McDonnell, Edward J (1990). Implenting Strategic Management. Prentice
Hall Second Edition.

Anda mungkin juga menyukai