Anda di halaman 1dari 6

A. Definisi Persalinan. 5.

Partus post matures / serotinus


Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
(Sulaiman Sastrawinata, 1983). C. Sebab sebab yang menimbulkan persalinan.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin turi) yang dapat hidup
didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998). 1. Teori penurunan hormon progesterone.

B. Jenis Persalinan Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone
1. Menurut cara persalinan. dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun
sehingga menimbulkan his.
Persalinan spontan.
2. Teori oxytocin.
Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat, serta tidak melukai ibu
dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam. Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot
otot rahim.
Persalinan buatan.
3. Teori placenta menjadi tua.
Persalinan pervaginam dengan bantuan alat alat atau melalui dinding perut dengan
operasi secio caesaria. Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.
Persalinan anjuran
4. Teori prostaglandin.
Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan
seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan ketuban. Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium pada
setiap umur kehamilan.
2. Menurut usia (tua kehamilan)
5. Pengaruh janin.
1. Abortus.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus,
Pengeluarana buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan berat badan
kehamilan sering lama dari biasanya
kurang dari 500 g.
6. Teori distensi rahim.
2. Partus imaturus.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot otot rahim
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi dengan berat badan antara
sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
500 g dan 999 g.
7. Teori iritasi mekanik
3. Partus prematurus.
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan berat badan 1000 g dan
misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.
2499 g.

4. Partus matures / aterm

Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi dengan BB 2500 g atau
lebih
D. Gejala Persalinan. 2/5

1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur H III + bagian terbesar kepala sudah masuk panggul

2. Keluarnya lendir bercampur darah lebih banyak. Hal ini terjadi karena robekan 1/5
robekan kecil yang terjadi pada serviks
H III IV kepala didasar panggul
3. Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
0/5
4. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan terdapat pembukaan.
H V diperineum
E. Tanda tanda permulaan persalinan.
Ket :
Kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada primigravida kepala anak
: kepala janin
pada bulan terakhir berangsur angsur turun kedalam rongga panggul. Pada multigravida,
dinding rahim dan perut sudah kendor kekenyalannya sudah berkurang sehingga kekuatan : PAP
mendesak kebawah tidak seberapa, biasanya kepala bru turun pada permulaan persalinan.
H I : sama dengan atas pintu panggul / PAP
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
H II : sejajara dengan H I melalui pinggir bawah simpisis
Perasaan sering atau susah BAB karena vesika urinaria karena tertekan oleh bagian
terbawah janin. H III : sejajar dengan H I melalui spina iskhiadika

Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya his. H V : sejajar dengan H I melalui ujung os coxigius

Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah, kadang kadang bercampur G. Proses Persalinan
darah. 1. Kala I.
F. Penurunan kepala janin. Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm)
PERIKSA LUAR PERIKSA DALAM KETERANGAN
Terbagi menjadi 2 fase :
5/5
fase laten : serviks berdilatasi kurang dari 4 cm
kepala diatas PAP
fase aktif : serviks berdilatasi 4 9 cm, kecepatan pembukaan 1cm atau lebih perjam,
mudah digerakkan penurunan kepala dimulai.

4/5 Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya 10 15 menit dan tidak seberapa
mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat berjalan
H I II sakit digerakkan
Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi lebih kuat dan
bagian terbesar PAP belum masuk panggul
lebih lama, lendir darah bertambah banyak.
3/5
Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam.
H II III bagian terbesar kepala belum masuk panggul
2. Kala II H. Diagnosa keperawatan tujuan dan intervensi.

1. Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Kala I :

2. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 100 detik, datangnya tiap 2 3 menit. 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi dan intensitas
Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai dengan keluarnya cairan yang kontraksi uterus.
kekuningan secara tiba-tiba dan banyak.
Tujuan :
3. Pasien mulai mengejan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam pasien dapat beradaptasi
4. Pada akhir kala 2 sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai didasar panggul, perineum terhadap nyeri dengan KH :
menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka.
Tampak rileks diantara kontraksi
5. Dipuncak his, bagian terkecil dri kepala nampak dalam vulva, tetapi hilang lagi waktu
Dapat mengontrol penyebab nyeri
his berhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang nampak lebih besar lagi, tetapi surut
kembali kalau his terhenti. Kejadian ini disebut kepala membuka pintu. Intervensi :
6. Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran terbesar dari kepala Kaji derajat ketidak nyamanan malalui isyarat verbal dan non verbal.
terpegang oleh vulva sehingga tidak dapat mundur lagi. Pada saat ini tonjolan tulang ubun
ubun saat ini telah lahir dan sub oksiput ada dibawah simpisis. Pada saat ini disebut Jelaskan penyebab nyeri.
kepala keluar pintu. Karena pada his berikutnya dengan ekstensi lahirlah ubun ubun ajarkan klien cara mengontrol nyeri dengan menggunakan tehnik pernapasan / relaksasi
besar, dahi dn mulut pad komisura posterior. yang tepat dan masses pinggang
7. Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dn kemudian terjadi putaran paksi luar, sehingga Bantu tindakan kenyamanan mis : gosokan pada kaki, punggung, tekanan sakral,
kepala melintang. Sekarang vulva menekan pad leher dan dada tertekan oleh jalan lahir perubahan posisi.
sehingga dari hidung anak keluar lendir dan cairan.
Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1- 2 jam, palpasi diatas simpisis untuk menentukan
8. Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian baru depan disusul oleh ada tidaknya distensi setelah blok syaraf.
seluruh badan anak dengan fleksi lateral sesuai dengan paksi jalan lahir.
Hitung waktu dan catat frekuensi, intensitas dan pola kontraksi uterus setiap 30 menit.
9. Lamanya kala 2 pada primi kurang lebih 50 menit dan pada multi kurang lebih 20 menit.
Monitor vital sign.
3. Kala III
2. Resti cedera / distress terhadap janin behubungan dengan hipoksia jaringan.
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
Tujuan :
Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya memakan waktu 2
3 menit. Setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih selama 1 x 3 jam tidak terjadi cedera
pada janin dengan KH :
4. Kala IV
DJJ dalam batas normal
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
Intervensi : Bayi tidak mengalami hipoksia selama persalinan.

Lakukan palpasi (leopold) untuk menentukan posisi janin, berbaring dan presentasi. Intervensi :

Hitung DJJ dan perhatikan perubahan periodik pada respon terhadap kontraksi uterus. Kaji faktor faktor maternal atau kondisi yang menurunkan sirkulasi uteroplasental.

Catat kemajuan persalinan. Pantau DJJ setiap 15 30 menit.

3. Resti cedera terhadap maternal berhubungan dengan perlambatan mortilitas gastric, Pantau DJJ dengan segera bila ketuban pecah.
dorongan fisiologis.
Pantau besarnya janin pada jalan lahir melalui pemerikasaan vagina .
Tujuan :
Kaji perubahan DJJ selama kontraksi.
setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih 1 x 2 jam tidak terjadi cedera pada
5. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan dilatasi atau regangan dan
maternal dengan KH :
hipoksia jaringan, tekanan mekanik dari bagian presentasi.
Klien mengatakan resiko dan alasan dan intervensi khusus sudah dimengerti.
Tujuan :
Klien kooperatif untuk melindungi diri sendiri / janin dari dari cedera.
Pasien dapat bertoleransi terhadap nyeri dengan KH :
Klien bebas dari cedera / komplikasi
Klien menyatakan rasa nyeri berkurang.
Intervensi :
Klien mampu menggunakan tehnikm yang tepat untuk mempertahankan kontrol, istirahat
Pantau aktivitas uterus , catat frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi. diantara kontraksi.

Lakukan tirah baring saat persalinan menjadi lebih intensif. Hindari meninggalkan klien Intervensi :
tanpa perhatian.
Kaji derajat ketidakmampuan melalui isyarat verbal dan non verbal.
Tempatkan klien pada posisi agak tegak miring kiri
Kaji perubahan klien terhadap sentuhan fisik selama kontraksi.
Berikan perawatan perineal setiap 4 jam.
Pantau frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi uterus.
Pantau suhu dan nadi.
Bantu klien dan ajarkan mengubah bernapas menjadi lebih cepat mis : tiupan napas
Berikan es batu atau cairan jernih pada klien bila memungkinkan, hindari makanan padat. pendek dan cepat.

Anjurkan klien untuk bernapas pendek dan cepat atau meniup bila ada dorongan untuk Berikan lingkungan yang tenang dengan ventilasi adekuat.
mengejan.
Lakukan gosokan sakral / punggung, pengubahan posisi.
4. Resti gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan perubahan suplai O2
Pantau dilatasi serviks.
atau aliran darah : anemia dan pendarahan sekunder
Catat penonjolan perineal.
Tujuan :
Anjurkan klien untuk berkemih (fase laten)
Tidak terjadi gangguan pertukaran gas pada janin dengan KH :
Berikan dorongan dan informasi tentang kemajuan persalinan dan berikan reinforcement
DJJ dalam batas normal (120 160 x / menit).
untuk upaya klien / pasangan.
Pantau tanda vital ibu dan janin. Tujuan :

Kolaborasi pemberian analgesik. Tidak terjadi kekurangan volume cairan dalam tubuh dengan KH :

6. Resti terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan aliran balik Tanda tanda vital dalam batas normal.
vena, hipovolemia, perubahan tahanan vaskuler sistemik.
Keluaran urine adekuat.
Tujuan :
Membran mukosa kental.
Tidak terjadi penurunan curah jantung dengan KH :
Bebas dari rasa haus.
Tanda tanda vital sesuai terhadap tahap persalinan.
Intervensi :
Tidak ada edema, DJJ dalam batas normal (120 160 x / menit).
Ukur masukan dan keluaran.
Intervensi :
Kaji turgor kulit, beri cairan peroral.
Kaji tekanan darah dan nadi diantara kontraksi, sesuai indikasi
Pantau tanda tanda vital sesuai indikasi.
Perhatikan ada dan luasnya edema.
Kaji DJJ dan perhatikan perubahan periodek.
Pantau DJJ selama dan diantara kontraksi.
Atur posisi klien tegak atau lateral.
Infus balance cairan.
Kolaborasi pemberian cairan parenteral
7. Kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan kurangnya
2. Resti infeki terhadap maternal berhubungan dengan prosedur infasif berulang. Trauma
sumber sumber informasi.
jaringan, persalinan lama.
Tujuan :
Tujuan :
Klien dan keluarga mengetahui tentang proses persalinan dengan KH :
Klien tidak terjadi infeksi dengan KH :
Klien memahami respon fisiologis setelah melahirkan.
Bebas dari tanda tanda infeksi (rubor, tumor, dolor, calor, dan fungsilaesa)
Secara aktif klien ikut dalam upaya mendorong untuk meningkatkan pengeluaran
Intervensi :
plasenta.
Lakukan perawatan perineal setiap 4 jam menggunakan tehnik aseptik.
Intervensi :
Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.
Diskusikan proses normal persalinan kala III.
Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu dengan menggunakan tehnik
Jelaskan alasan untuk respon perilaku seperti menggigit, tremor.
aseptik.
Diskusikan ritinitas periode pemulihan selama 4 jam pertama setelah melahirkan.
Pantau tanda tanda vital dan laborat leukosit.
Kala II :
Gunakan aseptik bedah pada persiapan peralatan.
1. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan aktif, penurunan
Batasi jumlah orang yang ada pada saat persalinan.
masukan
Kala III : Bantu dengan penggunaan tehnik pernapasan selama perbaikan luka.

1. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran pervaginam akibat Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.
atonia.
Lakukan perawatan luka episiotomi dengan tehnik aseptik dan oleskan salep topikal.
Tujuan :
Ganti pakaian dan klien yang basah, berikan selimut yang hangat.
Tidak terjadi kekurangan volume cairan akibat HPP. Dengan KH :
Jelaskan pada klien perubahan fisiologis setelah melahirkan.
Kontraksi uterus adekuat.
Kala IV :
Kehilangan darah dalam batas normal (<500 ml).
1. Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau peningkatan
Tanda tanda vital dalam batas normal. perkembangan anggota keluarga.

Intervensi : Tujuan :

Anjurkan klien untuk masase fundus. Klien mampu beradaptasi dengan perubahan setelah melahirkan dengan KH

Pantau tanda tanda vital dan pengeluaran pervaginam. Klien menggendong bayinya.

Palpasi uterus dan masase uterus perlahan setelah pengeluaran plasenta. Klien mampu mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan yang tepat.

Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta. Intervensi :

Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan yang berlebihan. Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh dan memeriksa bayi.

Inspeksi permukaan plasenta maternal dan janin, perhatikan ukuran, insersi tali pusat dan Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi serta membantu dalam
ketuban. perawatan bayi, sesuai kondisinya.

Berikan cairan peroral. Observasi dan catat interaksi bayi keluarga, perhatikan perilaku untuk menunjukkan
ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus.
Hindari menarik tali pusat secara berlebihan.
Catat perilaku / pengungkapan yang menunjukkan kekecewaan / kurang minat /
2. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan, respon
kedekatan.
fisiologis setelah melahirkan.
Anjurkan dan bantu pemberian ASI.
Tujuan :
DAFTAR PUSTAKA
Pasien dapat beradaptasi terhadap rasa nyeri dengan KH :
Doengoes M. E. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi, Edisi 2. Jakarta: EGC
Klien menyatakan nyeri berkurang atau klien beradaptasi dengan nyerinya.
Moechtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jilid I,
Ekspresi wajah rileks tak gelisah.
Edisi 2. Jakarta: EGC
Perut tidak mules, luka bersih dan tidak bengkak.
Saifudin A.B dkk. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal, Edisi I,
Intervensi : Catatan I. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sasworo Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai