Anda di halaman 1dari 17

RESEPSI TERHADAP TINDAK TUTUR ASERTIF DALAM PIDATO BARRACK

OBAMA PADA KUNJUNGAN KE KUBA TANGGAL 22 MARET 2016:


KAJIAN PRAGMATIS

RECEPTION TO ASSERTIVE SPEECH ACTS IN BARRACK OBAMAS SPEECH


ON THE VISIT TO CUBA MARCH 22, 2016: PRAGMATIC STUDIES

Syahrul Rohid*, Eva Tuckyta Sari Sujatna **, Bima Bayusena**


Universitas Padjadjaran

*Alumni Fakultas Ilmu Budaya Unpad Tahun 2016


**Staf Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Unpad
e-mail : syahrulrohid@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Resepsi Terhadap Tindak Tutur Asertif dalam Pidato Barrack Obama
pada Kunjungan ke Kuba Tanggal 22 Maret 2016: Kajian Pragmatis. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan jenis jenis tindak tutur asertif dan resepsi yang muncul
terhadapnya. Data dalam penelitian ini adalah tuturan asertif Barrack Obama pada pidato
tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif.
Teori-teori yang penulis gunakan adalah teori klasifikasi tindak tutur asertif Searle dan
Vanderveken (1985) dan teori resepsi Stuart Hall (1980). Berdasarkan hasil penelitian,
penulis menemukan bahwa argue merupakan fungsi tindak tutur asertif yang paling sering
digunakan dan jenis resepsi yang paling sering muncul adalah the oppositional position.

Kata kunci: Resepsi, Tindak Tutur Asertif, Barrack Obama, Pidato


ABSTRACT
This thesis is entitled Resepsi Terhadap Tindak Tutur Asertif dalam Pidato Barrack Obama
pada Kunjungan ke Kuba Tanggal 22 Maret 2016. The purposes of this thesis are to
describe the assertive speech and the reception towards it. The data was taken from Barrack
Obamas utterances of assertive speech acts. This thesis applies qualitative research and
descriptive analysis method as methodology. This thesis applies Searle and Vandervekens
assertive speech act classification (1985) and Stuart Halls reception theory (1980). Based
on this research, the writer found that argue is the most frequently used for the assertive
function and the type of reception that mostly used by the audience is oppositional position.

PENDAHULUAN

Pragmatik menurut Yule (1996) adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh
penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca). Sebagai akibatnya,
studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan orang
dengan tuturan-tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang
digunakan dalam tuturan itu sendiri. Dalam kata lain pragmatik adalah studi tentang maksud
penutur. Maksud penutur tentunya bisa disampaikan dalam bentuk teks maupun ujaran, salah
satu diantaranya adalah dalam penyampaian pidato.
Pidato sebagai salah satu media dalam penyampaian maksud penutur memiliki peran
yang cukup vital. Dengan penyampaian pidato yang baik tentunya akan dapat mempersuasi
pendengarnya untuk menarik perhatian dan mengubah cara pandang seseorang. Dalam
penyampaian pidato, pendengar tentunya memiliki hak dan pola pikir tersendiri dalam
menyerap informasi yang terkandung didalam pidato tersebut. Pendengar bisa saja
menyetujui, menolak, atau bahkan memiliki pandangan yang berbeda terhadap sebuah pidato
yang disampaikan. Pidato yang menarik tentunya akan menjadi sebuah tolak ukur terhadap
yang menyampaikannya. Dalam penyampaian maksud penutur dalam sebuah pidato terdapat
jenis tindak tutur yang digunakan, khususnya tindak tutur asertif.
Tindak tutur asertif sebagai salah satu aspek penyampaian maksud dalam sebuah
pidato merupakan elemen yang memiliki peran dalam sebuah pidato, mengingat isi pidato
yang sebagian besar berbentuk pernyataan, laporan,maupun usulan. Ujaran ujaran dalam
bentuk tindak tutur asertif penggunaannya dikhususkan untuk menyatakan sesuatu hal yang
diyakini oleh yang menyampaikan pidato. Sehingga bisa disimpulkan bahwa tindak tutur
asertif merupakan tindak tutur yang terikat akan kebenaran proposisi yang dituturkan. Pidato
yang akan menjadi kajian penulis adalah pidato yang disampaikan Presiden Barrack Obama
pada tanggal 22 Maret silam.
Dalam upaya untuk memperbaiki hubungan antara Amerika Serikat dan Kuba, maka
pada 22 Maret 2016 silam Presiden Barrack Obama menyampaikan maksud kunjungannya ke
Kuba di dalam sebuah pidato yang disampaikan didepan rakyat Kuba dan Presiden Raul
Castro. Kunjungan yang dilakukan ini merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh Presiden
Obama untuk memperbaiki hubungan bilateral antara kedua negara ini mengingat perang
dingin yang terjadi selama hampir lebih dari 50 tahun. Presiden Obama menjadi presiden
Amerika Serikat pertama yang melakukan kunjungan ke Kuba semenjak terjadinya
pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan 50 tahun silam. Dalam pidato yang
disampaikannya Presiden Obama menggunakan verba verba yang bermaksud untuk
menyatakan sesuatu. Hal ini lah yang kemudian menarik penulis untuk membahas mengenai
ujaran yang digunakan dalam pidatonya khususnya tindak tutur asertif yang terdapat
didalamnya, serta penulis juga akan membahas mengenai respon yang kemudian muncul
terhadap pidato yang disampaikan Obama tersebut.

METODE

Dalam menentukan objek penelitian, penulis mengumpulkan ujaran ujaran Presiden


Barrack Obama dalam pidato yang disampaikannya di Kuba pada tanggal 22 Maret 2016.
Kemudian penulis menyeleksi dan menentukan ujaran ujaran mana yang yang termasuk
kedalam jenis tindak tutur asertif. Kemudian penulis akan menganalisis ujaran ujaran yang
ada didalam pidato dan resepsi yang muncul terhadap ujaran tersebut lalu mengklasifikasikan
posisi dari resepsi tersebut.
Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode deskriptif kualitatif,
yakni mengacu kepada data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka angka. Maka
dalam melakukan penelitian, penulis nantinya akan menggunakan data yang dideskripsikan
oleh kata kata dalam analisisnya.
Penulis mengumpulkan data berupa ujaran ujaran Presiden Barrack Obama dalam
pidato yang disampaikannya pada saat kunjungan ke Kuba yakni pada tanggal 22 Maret 2016.
Transkrip pidato didapat situs online pemerintah Amerika Serikat yaitu www.whitehouse.gov,
tanggapan tanggapan yang muncul di channel youtube resmi pemerintah Amerika Serikat, dan
transkrip respon terhadap isi pidato yang disampaikan oleh Presiden Obama di Kuba.
Tuturan turan yang ada dalam pidato akan dikelompokkan dan dianalisis berdasarkan
tindak tutur asertif yang dikemukakan oleh Searle dan Vanderveken (1985). Kemudian
tuturan tuturan asertif yang ada didalam pidato dan resepsi yang muncul terhadap ujaran
tersebut akan dianalisis untuk menentukan posisi resepsi tersebut berdasarkan teori resepsi
dari Stuart Hall (1980).
Dalam penelitian ini, penulis melakukan dua tahapan dalam menganalisis data
berdasarkan pada identifikasi masalah penelitian ini. Untuk menjawab pertanyaan pada
identifikasi masalah yang pertama, penulis akan menganalisis ujaran ujaran yang digunakan
sebagai data penelitian ke dalam jenis tindak tutur asertif seperti yang dikemukakan oleh
Searle dan Vanderveken (1985). Kemudian penulis akan menjelaskanfungsi tuturan tuturan
asertif tersebut berdasarkan konteksnya. Penulis menentukan ujaran tersebut melalui verba
performatif yang terdapat didalamnya baik yang terlihat secara eksplisit maupun implisit.
Selanjutnya untuk menjawab identifikasi masalah yang kedua penulis menganalisis resepsi
yang muncul terhadaptuturan tuturan asertif tersebut dengan menggunakan teori analisis
resepsi melalui proses decoding yang dikemukakan oleh Stuart Hall untuk mengetahui posisi
pendengar terhadap tuturan tuturan asertif tersebut, yaitu dominant-hegemonic position,
negotiated position, dan oppositional position.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tindak Tutur Asertif State dengan Resepsi The Dominant-Hegemonic Position

Data 1

Cultivo una rosa blanca. In his most famous poem, Jose Marti made this offering of
friendship and peace to both his friend and his enemy. Today, as the President of the United
States of America, I offer the Cuban people el saludo de paz.

Konteks:
Dalam ujarannya Obama menawarkan sambutan perdamaian kepada rakyat dengan
mengutip salah satu isi puisi yang dibuat oleh Jose Marti tentang perdamaian dan
persahabatan baik itu kepada teman maupun musuhnya. Hal ini tentunya didasari oleh
hubungan kedua negara tersebut.
Analisis:
Yang menjadi fokus pembahasan penulis adalah ujaran Today, as the President of the
United States of America, I offer the Cuban people el saludo de paz.Ujaran tersebut jika
diterjemahkan menjadi Hari ini, sebagai Presiden Amerika Serikat, saya menawarkan kepada
rakyat Kuba sambutan perdamaian.
Ujaran tersebut merupakan tindak tutur asertif state atau penegasan. Hal tersebut
terlihat dari verba performatif offer. Sehingga ujaran tersebut memiliki pola I+VERB+YOU
that X.
Resepsi yang kemudian muncul atas tindak tutur asertif dalam ujaran tersebut seperti
dalam salah satu komentar di channel Youtube resmi pemerintah Amerika yaitu The White
House :

Thanks Obama. His speech was very precise. When you delivered symbolically white rose,
you gave joy to the people and poked the government with their thorns. I am a Cuban who is
moved by the wind of freedom.
(Casimiro Taco Cuba)

Resepsi yang muncul diatas merupakan respon audiens terhadap ujaran yang
disampaikan oleh Obama. Dalam resepsi teresebut penulis membahas bagaimana ujaran
Obama ditanggapi dengan komentar yang muncul yaitu ujaran When you delivered
symbolically white rose, you gave joy to the people and poked the government with their
thorns. I am a Cuban who is moved by the wind of freedom. Ujaran yang disampaikan oleh
Taco ini merujuk kepada ujaran yang disampaikan oleh Obama yaitu Cultivo una rosa
blanca. In his most famous poem, Jose Marti made this offering of friendship and peace to
both his friend and his enemy.White rose yang ada dalam ujaran yang disampaikan oleh
Taco ini mengacu kepada ujaran yang disampaikan dalam tuturan pidato Obama yaitu
Cultivo una rosa blanca.Penulis melihat bahwa resepsi yang ditimbulkan oleh Taco
terhadap ujaran Obama dalam data ini tidak memiliki kontradiksi, sebaliknya Taco
menyetujui apa yang disampaikan oleh Obama yang kemudian dilanjutkan oleh ujaran Taco
yang menyatakan bahwa I am a Cuban who is moved by the wind of freedom yang
menyetujui ujaran Obama dalam bahasa Spanyol el saludo de paz yang berarti sambutan
perdamaian. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa posisi resepsi yang muncul dalam data
ini merupakan dominant-hegemonic position karena audiens melakukan decoding terhadap
ujaran asertif yang disampaikan oleh penutur tanpa melakukan kontradiksi terhadap pesan
yang disampaikan.

2. Tindak Tutur Asertif State dengan Resepsi The Negotiated Position

Data 2

But we cannot, and should not, ignore the very real differences that we have -- about how
we organize our governments, our economies, and our societies. Cuba has a one-party
system; the United States is a multi-party democracy. Cuba has a socialist economic model;
the United States is an open market. Cuba has emphasized the role and rights of the state; the
United States is founded upon the rights of the individual.

Konteks:
Dalam ujarannya Obama menjelaskan untuk tidak mengabaikan perbedaan yang ada
diantara Amerika dan Kuba, baik itu dalam sistem perpolitikan yang mana Kuba menganut
sistem satu partai, sedangkan Amerika menganut sistem multi partai. Kemudian juga
perbedaan di bidang ekonomi dan ideologi.

Analisis:
Yang menjadi fokus pembahasan penulis adalah ujaran But we cannot, and should
not, ignore the very real differences that we have about how we organize our governments,
our economies, and our societiesUjaran tersebut jika diterjemahkan menjadi Tapi kita tidak
bisa dan tidak seharusnya mengabaikan adanya perbedaan yang sangat jelas mengenai
bagaimana kita mengatur pemerintahan, ekonomi, dan masyarakat kita.
Ujaran tersebut merupakan tindak tutur asertif state atau penegasan. Hal tersebut
terlihat dari verba performatif implisit state
I state that we cannot, and should not, ignore the very real differences that we have
about how we organize our governments, our economies, and our societies.
Sehingga ujaran tersebut memiliki pola I+VERB+YOU that X.
Resepsi yang kemudian muncul atas tindak tutur asertif dalam ujaran tersebut seperti
dalam salah satu komentar di channel Youtube resmi pemerintah Amerika yaitu The White
House :
Great speech . But US needs to respect the differences between the two system of
governance rather than I insisting on US values and ways.Peace and prosperity can be
achieved through mutual respect for each other and not bullying the other side.
(Roubik A Cuba)

Resepsi yang muncul diatas merupakan respon audiens terhadap ujaran yang
disampaikan oleh Obama. Dalam resepsi teresebut penulis membahas bagaimana ujaran
Obama ditanggapi dengan komentar yang muncul yaitu ujaran Great speech. But US needs
to respect the differences between the two system of governance rather than I insisting on US
values and ways. Ujaran yang disampaikan oleh Roubik ini merujuk kepada ujaran yang
disampaikan oleh Obama yaitu But we cannot, and should not, ignore the very real
differences that we have about how we organize our governments, our economies, and our
societies. Dalam ujaran yang disampaikan oleh Roubik ini muncul pendapat yang adaptif
dan selektif terlihat dari penyetujuan Roubik terhadap Obama dalam hal perbedaan sistem
antara Kuba dan Amerika, tetapi Roubik kemudian menambahkan pendapat pribadinya bahwa
ia lebih menyukai cara cara dan nilai nilai yang diterapkan oleh Amerika Serikat seperti
dalam ujaran Roubik rather than I insisting on US values and ways. Roubik secara umum
menyetujui apa yang disampaikan dalam tuturan Obama, tetapi Roubik lebih lanjut
memberikan tanggapan lain terhadap tuturan Obama. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa
resepsi yang muncul diatas merupakan negotiated position karena adanya kompromi terhadap
ujaran asertif yang disampaikan penutur.

3. Tindak Tutur Asertif State dengan Resepsi The Oppositional Position

Data 3

There is one simple answer: What the United States was doing was not working. We have to
have the courage to acknowledge that truth. A policy of isolation designed for the Cold War
made little sense in the 21st century. The embargo was only hurting the Cuban people
instead of helping them. And I've always believed in what Martin Luther King, Jr. called the
fierce urgency of now -- we should not fear change, we should embrace it.
Konteks:
Dalam ujarannya Obama menjelaskan mengapa sistem embargo di Kuba dihapuskan.
Menurut Obama, embargo terhadap Kuba hanya memberikan dampak buruk terhadap rakyat
Kuba. Obama juga menjelaskan bahwa perubahan itu bukanlah sesuatu yang harus ditakuti
melainkan sesuatu yang harus di upayakan bersama.

Analisis:
Yang menjadi fokus pembahasan penulis adalah ujaran The embargo was only
hurting the Cuban people instead of helping them Ujaran tersebut jika diterjemahkan
menjadi Embargo hanya menyakiti rakyat Kuba, bukannya menolong mereka.
Ujaran tersebut merupakan tindak tutur asertif state atau penegasan. Hal tersebut
terlihat dari verba performatif implisit state
I state that The embargo was only hurting the Cuban people instead of helping them
Sehingga ujaran tersebut memiliki pola I+VERB+YOU that X.
Resepsi yang kemudian muncul atas tindak tutur asertif diatas seperti dalam salah satu
respon di sebuah blog yaitu powerlineblog.com :

As to the claim that the embargo hurt the Cuban people, nothing could be further from the
truth. What really impoverished the Cuban people and made them destitute was the insane
economic policies of the Castro regime. Cuba has been trading with every other country in
the world while the embargo has been in place, and for the past decade and a half the island
has been visited by tens of millions of non-American tourists. Yet, despite the opportunities
made possible by such exchanges, poverty, deprivation, and repression continued to be the lot
of all Cubans.
(Carlos Eire)

Resepsi yang muncul diatas merupakan respon audiens terhadap ujaran yang
disampaikan oleh Obama. Dalam resepsi tersebut penulis membahas bagaimana ujaran
Obama ditanggapi dengan respon yang muncul yaitu What really impoverished the Cuban
people and made them destitute was the insane economic policies of the Castro regime.
Ujaran yang disampaikan Eire ini merujuk kepada ujaran yang disampaikan oleh Obama yaitu
The embargo was only hurting the Cuban people instead of helping them. Dalam ujaran
yang disampaikan oleh Eire ini merupan respon yang bertolak belakang terhadap apa yang
disampaikan oleh Obama.Obama berpendapat bahwa selama ini embargo yang terjadi
merupakan satu satunya hal yang menyebabkan rakyat Kuba menderita. Hal ini dibantah oleh
Eire, karena menurut Eire apa yang membuat rakyat Kuba benar benar menderita adalah
kebijakan ekonomi yang diterapkan selama ini di Kuba oleh Castro.Sehingga penulis
menyimpulkan bahwa resepsi yang muncul terhadap tuturan Obama ini merupakan the
oppositional position karena audiens melakukan pembantahan atau penolakan terhadap ujaran
asertif yang disampaikan oleh penutur.

4. Tindak Tutur Asertif Assure dengan Resepsi The Negotiated Position

Data 4

Ive made it clear that the United States has neither the capacity, nor the intention to impose
change on Cuba. What changes come will depend upon the Cuban people. We will not
impose our political or economic system on you. We recognize that every country, every
people, must chart its own course and shape its own model. But having removed the shadow
of history from our relationship, I must speak honestly about the things that I believe -- the
things that we, as Americans, believe. As Marti said, Liberty is the right of every man to be
honest, to think and to speak without hypocrisy.

Konteks:
Dalam ujarannya Obama menjelaskan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki
kekuasaan untuk menentukan perubahan di Kuba. Menurut Obama perubahan itu bergantung
kepada rakyat Kuba sendiri. Bahwasanya setiap negara memiliki cara masing masing untuk
membentuk negara mereka sendiri. Tetapi Obama menjelaskan bahwa kebebasan merupakan
hak bagi setiap warga negara. Hak untuk jujur, berpikir dan berbicara tanpa kebohongan.

Analisis:
Yang menjadi fokus pembahasan penulis adalah ujaran We will not impose our
political or economic system on you. Ujaran tersebut jika diterjemahkan menjadi Kami
tidak akan memaksakan sistem politik atau ekonomi kami terhadap rakyat Kuba.
Ujaran tersebut merupakan tindak tutur asertif assure atau meyakinkan. Hal tersebut
terlihat dari verba performatif implisit assure:
I assure that We will not impose our political or economic system on you.
Sehingga ujaran tersebut memiliki pola I+VERB+YOU that X.
Resepsi yang kemudian muncul atas tindak tutur asertif dalam ujaran tersebut seperti
dalam salah satu respon di sebuah blog yaitu dwkcommentaries.com :

Any change is good, because it couldnt get worse than what it was before. Trying is better
than nothing. But it takes time for people to change. They dont want to change. They have to
be forced to change.
(Carlos Sanchez Cuba)

Resepsi yang muncul diatas merupakan respon audiens terhadap ujaran yang
disampaikan oleh Obama. Dalam resepsi teresebut penulis membahas bagaimana ujaran
Obama ditanggapi dengan komentar yang muncul yaitu ujaran But it takes time for people to
change. They dont want to change. They have to be forced to change. Ujaran yang
disampaikan oleh Sanchez ini merujuk kepada ujaran Obama yaitu Ive made it clear that
the United States has neither the capacity, nor the intention to impose change on Cuba. What
changes come will depend upon the Cuban people. Dalam ujaran yang disampaikan oleh
Sanchez ini muncul pendapat yang adaptif dan selektif terlihat dari penyetujuan Sanchez
terhadap ujaran Obama mengenai perubahan yang harus terjadi di rakyat Kuba, tetapi Sanchez
kemudian menambahkan pendapat bahwa jika rakyat Kuba ingin berubah maka mereka harus
dipaksa agar perubahan tersebut terjadi seperti dalam ujaran Sanchez They have to be forced
to change. Sanchez secara umum menyetujui apa yang disampaikan dalam tuturan Obama,
tetapi Sanchez lebih lanjut memberikan tanggapan lain terhadap tuturan Obama. Sehingga
penulis menyimpulkan bahwa resepsi yang muncul diatas merupakan negotiated position
karena adanya kompromi terhadap ujaran asertif yang disampaikan penutur.

5. Tindak Tutur Asertif Argue dengan Resepsi The Dominant Hegemonic Position

Data 5

So let me tell you what I believe. I can't force you to agree, but you should know what I think.
I believe that every person should be equal under the law. Every child deserves the dignity
that comes with education, and health care and food on the table and a roof over their
heads. I believe citizens should be free to speak their mind without fear to organize, and to
criticize their government, and to protest peacefully, and that the rule of law should not
include arbitrary detentions of people who exercise those rights. I believe that every person
should have the freedom to practice their faith peacefully and publicly. And, yes, I believe
voters should be able to choose their governments in free and democratic elections.

Konteks:
Dalam ujarannya Obama menjelaskan bahwa semua orang harus sama di mata hukum.
Setiap anak yang ada di dunia harus mendapatkan pendidikan, layanan kesehatan, dan asupan
makanan yang teratur. Obama juga menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kebebasan
untuk berbicara dan mengutarakan apa yang ada dipikiran mereka. Terlebih kebebasan untuk
berorganisasi dan mengkritik kinerja pemerintah. Kemudian setiap rakyat di sebuah negara
memiliki hak untuk memilih kepala pemerintahan secara bebas dan demokratis

Analisis:
Yang menjadi fokus pembahasan penulis adalah ujaran Every child deserves the
dignity that comes with education, and health care and food on the table and a roof over their
heads. Ujaran tersebut jika diterjemahkan menjadi Setiap anak berhak atas pendidikan
yang layak, layanan kesehatan, asupan makanan dan memiliki tempat tinggal yang layak.
Ujaran tersebut merupakan tindak tutur asertif argue atau pendapat. Hal tersebut
terlihat dari verba performatif deserve. Sehingga ujaran tersebut memiliki pola
I+VERB+YOU that X.
Resepsi yang kemudian muncul atas tindak tutur asertif dalam ujaran tersebut seperti
dalam salah satu komentar di channel Youtube resmi pemerintah Amerika yaitu The White
House :

Thank you president Obama for delivering a great and diplomatic speech. It was about time
for someone like you to show the Cubans how you can be good neighbours. Much love
andlight andpeace of heart andmind to youall. Being kind and understanding helps us all over
the world to unite on human values, like equality and liberty and the pursuit of happiness and
not having to be afraid to speak ones truth in all circumstances. It all depends on a fair and
just system which is not ruled by a few elite families.We need to secure the rights of every
human being to sustainable energy, housing, good education and natural healthcare. Thats
what makes for freedom and true democracy.

(Anne Westenbrink- Netherland)


Resepsi yang muncul diatas merupakan respon audiens terhadap ujaran yang
disampaikan oleh Obama. Dalam resepsi teresebut penulis membahas bagaimana ujaran
Obama ditanggapi dengan komentar yang muncul yaitu ujaran We need to secure the rights
of every human being to sustainable energy, housing, good education and natural healthcare.
Thats what makes for freedom and true democracy. Ujaran yang disampaikan oleh
Westenbrink ini merujuk kepada ujaran yang disampaikan oleh Obama yaitu Every child
deserves the dignity that comes with education, and health care and food on the table and a
roof over their heads. Dalam ujaran yang disampaikan oleh Westenbrink ini terlihat bahwa
dia menyetujui ujaran yang disampaikan oleh Obama mengenai hak setiap manusia untuk
mendapatkan kehidupan yang layak, pendidikan, dan kesempatan hidup yang baik. Penulis
melihat bahwa resepsi yang ditimbulkan oleh Westenbrink terhadap ujaran Obama dalam data
ini tidak memiliki kontradiksi, sebaliknya Westenbrink menyetujui apa yang disampaikan
oleh Obama. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa posisi resepsi yang muncul dalam data
ini merupakan dominant-hegemonic position karena audiens melakukan decoding terhadap
ujaran asertif yang disampaikan oleh penutur tanpa melakukan kontradiksi terhadap pesan
yang disampaikan.

6. Tindak Tutur Asertif Argue dengan Resepsi The Negotiated Position

Data 6

Theres already an evolution taking place inside of Cuba, a generational change. Many
suggested that I come here and ask the people of Cuba to tear something down but Im
appealing to the young people of Cuba who will lift something up, build something new. El
future de Cuba tiene que estaren las manosdel pueblo Cubano.

Konteks:
Dalam ujarannya Obama menjelaskan sedang terjadi evolusi di dalam Kuba sendiri.
Banyak orang yang menyangka kedatangan Obama ke Kuba adalah untuk mengajak rakyat
Kuba untuk menghancurkan sesuatu. Tetapi Obama mengajak kaum muda Kuba untuk
membuat sesuatu yang baru karena masa depan Kuba ditentukan oleh orang Kuba itu sendiri.
Analisis:
Yang menjadi fokus pembahasan penulis adalah ujaran Im appealing to the young
people of Cuba who will lift something up, build something new.Ujaran tersebut jika
diterjemahkan menjadi Saya menyeru kaum muda Kuba yang akan mengangkat diri mereka,
buat sesuatu yang baru.

Ujaran tersebut merupakan tindak tutur asertif argue. Hal tersebut terlihat dari verba
performatif implisit argue:
I argue that Im appealing to the young people of Cuba who will lift something up,
build something new.
Sehingga ujaran tersebut memiliki pola I+VERB+YOU that X.
Resepsi yang kemudian muncul atas tindak tutur asertif dalam ujaran tersebut seperti
dalam salah satu respon di sebuah blog yaitu cubanow.us :

We shouldnt expect major change overnight. But opening things up will give hope to a
talented, hardworking and industrious people particularly a generation of highly educated
younger Cubans who grow increasingly frustrated for change. These are the same young
Cubans who hold Obama in such high regard and are pinning their hopes for the future on
his efforts to persuade a reluctant Congress. There are no guarantees that lifting the embargo
will bring about the change our leaders seek. But after 50 years, dont the Cuban people
deserve a shot at it?

(Palm Beach Post Editorial - US)

Resepsi yang muncul diatas merupakan respon audiens terhadap ujaran yang
disampaikan oleh Obama. Dalam resepsi teresebut penulis membahas bagaimana ujaran
Obama ditanggapi dengan komentar yang muncul yaitu ujaran We shouldnt expect major
change overnight. But opening things up will give hope to a talented, hardworking and
industrious people particularly a generation of highly educated younger Cubans who grow
increasingly frustrated for change.Ujaran yang disampaikan oleh Palm Beach Post Editorial
ini merujuk kepada ujaran yang disampaikan oleh Obama yaitu Many suggested that I come
here and ask the people of Cuba to tear something down but Im appealing to the young
people of Cuba who will lift something up, build something new.Dalam ujaran yang
disampaikan oleh Palm Beach Post Editorial ini muncul pendapat yang adaptif dan selektif
terlihat dari penyetujuan Palm Beach Post Editorial dalam hal generasi muda Kuba sendiri
yang harus melakukan perubahan terhadap Kuba, tetapi Palm Beach Post Editorial lebih
lanjut memberikan tanggapan lain yaitu mengenai kunjungan Obama ke Kuba tidak akan
mengubah Kuba dalam waktu singkat, tetapi kunjungan ini akan memacu semangat rakyat
Kuba khususnya generasi muda Kuba untuk melakukan perubahan.Palm Beach Post Editorial
secara umum menyetujui apa yang disampaikan dalam tuturan Obama, tetapi Palm Beach
Post Editorial lebih lanjut memberikan tanggapan lain terhadap tuturan Obama. Sehingga
penulis menyimpulkan bahwa resepsi yang muncul diatas merupakan negotiated position
karena adanya kompromi terhadap ujaran asertif yang disampaikan penutur.

7. Tindak Tutur Asertif Argue dengan Resepsi The Oppositional Position

Data 7

I want to be clear: The differences between our governments over these many years are real
and they are important. Im sure President Castro would say the same thing -- I know,
because Ive heard him address those differences at length. But before I discuss those issues,
we also need to recognize how much we share. Because in many ways, the United States and
Cuba are like two brothers whove been estranged for many years, even as we share the
same blood.

Konteks:
Dalam ujarannya Obama menjelaskan perbedaan yang ada diantara Kuba selama ini
terasa sangat nyata dan perbedaan tersebut merupakan hal yang penting. Obama pun
meyakini bahwa tidak hanya dirinya saja yang memikirkan mengenai perbedaan antara kedua
negara ini tetapi Presiden Castro pun memiliki pemikiran yang sama. Obama menjelaskan
lebih lanjut bahwa Kuba dan Amerika layaknya seperti saudara yang menjadi orang asing
dalam 50 tahun ini.

Analisis:
Yang menjadi fokus pembahasan penulis adalah ujaran Because in many ways, the
United States and Cuba are like two brothers whove been estranged for many years, even as
we share the same blood.Ujaran tersebut jika diterjemahkan menjadi Karena dalam banyak
hal, Amerika Serikat dan Kuba seperti dua saudara yang menjadi asing selama bertahun
tahun, bahkan kita ini berbagi darah yang sama.
Ujaran tersebut merupakan tindak tutur asertif argue. Hal tersebut terlihat dari verba
performatif implisit argue
I argue that the United States and Cuba are like two brothers whove been estranged
for many years, even as we share the same blood.
Sehingga ujaran tersebut memiliki pola I+VERB+YOU that X.
Resepsi yang kemudian muncul atas tindak tutur asertif diatas seperti dalam salah satu
respon di sebuah blog yaitu powerlineblog.com :

What blood? As it turns out, the closest Obama came to identifying that blood was to babble
on about superficial similarities between Cuban and American culture, especially in the
realms of music and sports.

(Carlos Eire)

Resepsi yang muncul diatas merupakan respon audiens terhadap ujaran yang
disampaikan oleh Obama. Dalam resepsi tersebut penulis membahas bagaimana ujaran
Obama ditanggapi dengan respon yang muncul yaitu What blood? As it turns out, the closest
Obama came to identifying that blood was to babble on about superficial similarities between
Cuban and American culture.Ujaran yang disampaikan Eire ini merujuk kepada ujaran yang
disampaikan oleh Obama yaitu Because in many ways, the United States and Cuba are like
two brothers whove been estranged for many years, even as we share the same blood.
Dalam ujaran yang disampaikan oleh Eire ini merupakan respon yang bertolak belakang
terhadap apa yang disampaikan oleh Obama. Obama berpendapat bahwa Amerika Serikat
dan Kuba seperti layaknya dua saudara yang selama ini bermusuhan bahkan Amerika Serikat
dan Kuba berbagi darah yang sama yang menunjukkan bahwa Amerika Serikat dan Kuba
sangatlah dekat. Hal ini dibantah oleh Eire, karena menurut Eire hal yang dianggap
kedekatan itu sebenarnya hanyalah sebatas musik dan olahraga saja.Sehingga penulis
menyimpulkan bahwa resepsi yang muncul terhadap tuturan Obama ini merupakan the
oppositional position karena audiens melakukan pembantahan atau penolakan terhadap ujaran
asertif yang disampaikan oleh penutur

SIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil analisis terhadap 17 data yang penulis peroleh mengenai Resepsi terhadap
Tindak Tutur Asertif dalam Pidato Barrack Obama pada Kunjungan ke Kuba tanggal 22
Maret 2016, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Dari 32 tindak tutur asertif berdasarkan klasifikasi Searle dan Vanderveken (1985),
penulis hanya menemukan tujuh fungsi tindak tutur asertif, diantaranya: menyatakan
(state), meyakinkan (assure), memperdebatkan (argue), menginformasikan (inform),
mengingatkan (remind), melaporkan (report), dan menganjurkan (suggest). Diantara
ketujuh tindak tutur asertif tersebut, terdapat 3 data dalam tindak tutur asertif yang
berfungsi untuk menyatakan (state), 1 data dalam tindak tutur asertif yang berfungsi untuk
meyakinkan (assure), 5 data dalam tindak tutur asertif yang berfungsi untuk
memperdebatkan (argue), 1 data dalam tindak tutur asertif yang berfungsi untuk
menginformasikan (inform), 1 data dalam tindak tutur asertif yang berfungsi untuk
mengingatkan (remind), 4 data dalam tindak tutur asertif yang berfungsi untuk
melaporkan (report), dan 2 data dalam tindak tutur asertif yang berfungsi untuk
menganjurkan (suggest). Maka, fungsi tindak tutur asertif yang paling banyak muncul
adalah fungsi memperdebatkan (argue).

2. Dari tiga jenis resepsi berdasarkan klasifikasi Stuart Hall (1980), penulis menemukan
dalam tindak tutur asertif state, terdapat satu data jenis resepsi dominant-hegemonic
position, satu data jenis resepsi negotiated position, dan satu data jenis resepsi
oppositional position.Dalam tindak tutur asertif assure, hanya ditemukan satu data jenis
resepsi negotiated position. Dalam tindak tutur asertif argue, terdapat dua data jenis
resepsi dominant-hegemonic position, satu data jenis resepsi negotiated position, dan dua
data jenis resepsi oppositional position. Dalam tindak tutur asertif inform, hanya
ditemukan satu data jenis resepsi dominant-hegemonic position. Dalam tindak tutur
asertif remind, hanya ditemukan satu data jenis resepsi oppositional position. Dalam
tindak tutur asertif report, terdapat satu data jenis resepsi dominant-hegemonic position,
satu data jenis resepsi negotiated position, dan dua data jenis resepsi oppositional
position. Sedangkan dalam tindak tutur asertif suggest, hanya ditemukan dua data jenis
resepsi oppositional position. Sehingga penulis menyimpulkan dalam penelitian ini
berdasarkan data yang didapat, bahwa resepsi yang muncul terhadap pidato yang
disampaikan Obama pada saat kunjungan ke Kuba adalah resepsi yang bertolak belakang
(oppositional) terhadap apa yang disampaikan oleh Obama.
DAFTAR RUJUKAN

Pustaka
Austin, J.L. 1962. How do things with words. Great Britain: Oxford

Cutting, Joan. 2002. Pragmatics and Discourse A resource book for student. London and

New York: Routledge

Hall. S. 1980. Encoding/Decoding. In D. H. Stuart Hall (Ed.), Culture, Media, Language.

New York. Routledge, hal. 128-138

Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Pragmatics. London: Longman

_____________. 1993. PrinsipprinsipPragmatik. Jakarta: UI Press

Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. Great Britain: Cambridge University Press

Searle, J.R. 1969. Speech Act an Essay in The Philosophy of Language. New York:

Cambridge University Press

Searle, J.R. 1976. A Classification of Illocutionary Act. Cambridge University Press

Searle, J.R. and Vanderveken, D. 1985. Foundations of Illocutionary Logic. Cambridge

University Press

Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press

__________. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai