Anda di halaman 1dari 2

Summary

Lenovo Goes Global

Lenovo, sebuah perusahaan computer asal Tiongkok, mengirimkan sebuah tim ke New
York pada tahun 20014 untuk mengakusisi disivi personal computer milik IBM. Hanya ada satu
anggota dari Lenova yang bisa bahasa Inggris. Saat itu Lenovo adalah institusi research miliki
pemerintah Tiongkok, dan tidak satupun tim leadership yang pernah beroperasi diluar Chinese-
speaking Asia. Ketika Lenovo mengakusisi divisi PC yang besar namun tidak bisa memberikan
untuk pada 1 Mei 2005, seharga US$1.75 triliun, kedua belah pihak menemukan bahawa mereka
tidak memahami satu sama lain. Eksekutif Lenovo memutuskan untuk belajar bahasa Inggris dan
membuat bahasa Inggris menjadi pengantar perusahaan baru. Gina Qiao menyebutkan bahwa
penggunaan bahasa tidak bisa membuat mereka saling memahami asumsi-asumsi yang ada.

Masalah utama yang dirasakan adalah perbedaan kultur Tiongkok dan kultur barat. Salah
satu contoh dari masalah ini adalah kultur Tiongkok sangat sopan termasuk dalam
mengekspresikan ketidaksetujuan. Selain itu, manajer barat menginginkan agar karyawan bisa
secara langsung memberikan report dan memberikan pendapat kepada atasan, dimana hal ini
sangat berbeda dengan kultur Tiongkok yang melakukan apa yang diinginkan atasan. Akhirnya
Lenovo memutuskan untuk menempatkan seorang eksekutif dari barat pada posisi Chief
Executive Officer dan CEO Yang Yuanqing mundur dari posisi CEO dan menduduki posisi non-
chairman.

Steve Ward, seorang veteran IBM, menjadi chief executive barat pertama. Posisi tersebut
kemudian digantikan oleh William J. Amelio, mantan petinggi Dell, pada tahun 2005 dan
membawa beberapa karyawan Dell ke dalam Lenovo. Amelio berusaha melakukan beberapa
perubahan dengan membuat sebuah dokumen stratejik yang berjumlah 15 halaman dan memiliki
isi yang kompleks. Amelio berhasil menaikkan penjualan tahunan dari US$13 triliun ke US$15
triliun. Namun setelah ada krisis keuangan global, perusahaan harus kehilangan penghasilan dan
Amelio memutuskan untuk mundur. Amelio sempat komplain mengenai kultur perusahaan yes,
yes, yes.

Yang kembali menduduki posisi CEO pada Februari 2009. Pada tahun 2010, kedua
perusahaan ini mulai bisa saling memahami. Perbedaan kultur mulai bisa ditangani dan pihak
Tiongkok juga menghabiskan banyak waktu dengan belajar agar bisa menjadi sebuah perusahaan
multinational. Saat ini, Lenovo menjadi perusahaan Tiongkok pertama yang berhasil menjadi
perusahaan multinational pembuat PC terbesar, melewati Hewlett-Packard dan Dell. Pengalaman
Lenovo ini mengindikasikan masa depan perekonomian Tiongkok yang akan berkembang.
Apabila Lenovo bisa sukses dalam hal ini dan perusahaan-perusahaan Tiongkok lainnya bisa
mencontoh Lenovo, maka perusahaan multinasional akan bertarung sengit dimasa yang akan
datang.

The Networked Enterprise

Lenovo adalah sebuah perusahaan listed di Hong Kong. Lenovo memiliki representatif
internasional di dalam manajemennya dan beroperasi berdasarkan ketentuan manajemen global.
Selain itu, Lenovo juga menyiapkan 100 high potential eksekutif yang berasal dari 17 negara.
Sistem pembayaran Lenovo juga telah distandarisasikan; hanya terdapat sedikit perbedaan di
Tiongkok, Switzerland, dan Amerika Serikat. Lenovo juga telah mengembangkan proses
decision-making. Pendekatan yang saat ini digunakan adalah menggabungkan fokus jangka
panjang Tiongkok dengan target yang harus tercapai milik barat. Lenovo juga berhasil membuat
sebuah naba brand yang dapat dikenal di seluruh pasar dunia. Tujuan utama perusahaan saat ini
adalah untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan inovatif di era Interner saat ini. Lenovo
juga menerapkan strategi protect and attack yang merumuskan bagaimana membangun sebuah
base yang kuat di pangsa pasar PC Tiongkok dan sektor corporate dan edukasi di Amerika
Serikat. Yang juga membuat tiga kapabilitas kritikal di tiga area yang harus dikuasi di pasar
multinasional: supply chain management, pengembangan teknologi, dan marketing.

Supply Chain: The Best of All Worlds

Anda mungkin juga menyukai