Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hutan merupakan aset pemerintah yang sangat penting maka sudah
seharusnya pemerintah tentang kelestarian hutan beserta semua yang ada di
dalamnya. Pelestarian hutan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
flora dan fauna, selain itu juga sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah
di sekitarnya.

Hingga sekarang masih masyarakat yang belum mengetahui dan mengerti


akan kepentingan hutan sehingga mereka hanya dapat memanfaatkah hasil
hutan tetapi tidak mampu menjaga kelestariannya. Maka dari itu terdapat suatu
hutan yang di dalamnya terdapat berbagai floran dan fauna yang dilindungi.
Hutan ini disebut hutan lindung.

Hutan lindung merupakan hutan yang dikelola oleh pemerintah, baik


pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, seperti halnya yang telah kita
ketahui yakni hutan lindung di kawasan cagar alam Pangandaran. Di kawasan
itu masih terdapat berbagai jenis flora dan fauna. Keanekaragaman ini akan
berpengeruh terhadap keadaan di sekitarnya termasuk keadaan tanah yang
ditempatinya. Hal ini akan terus berlangsung sehingga menimbulkan
hubungan yang tak dapat dipisahkan.

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penulis dalam pembuatan karya ilmiah ini adalah :
1. Penulis mencoba menjelaskan peranan keanekaragaman flora dan fauna
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Penyebaran Flora Dan Fauna Di Indonesia.
3. Untuk memberikan pengertian kepada masyarakat luas tentang pentingnya
peranan hutan bagi kehidupan.

1.3 Rumusan Masalah


Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis mencoba merumuskan berbagai
permasalahan yang akan dibahas mengenai pengaruh keanekaragaman flora
dan fauna terhadap kesuburan tanah adalah sebagai berikut :
1) Apa Saja Keanekaragaman Flora Dan Fauna Itu ?
2) Bagaimana Hubungan Konsep Keanekaragaman Hayati!
3) Penyebaran Flora Dan Fauna Di Indonesia ?

1
4) Bagaiamana Flora & Fauna Sebagai Identitas Indonesia?
5) Sebutkan jenis-jenis flora dan fauna Indonesia yang dilindungi ?

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Keanekaragaman Flora Dan Fauna


Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan
kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang
beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang
hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah
melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra.
Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa
faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik
(abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian,
dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-
tumbuhan.

a. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan
angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia.
Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan
fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk
proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan
fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor
iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan
maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya,
subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang
tinggi dan cukup sinar matahari.

b. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi
pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara
di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan
baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air.
Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam
tanah.

3
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%),
bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan
betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis
tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang
dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya
adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur.

c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena
dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari
dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat
tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah
sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di
daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang
dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya.

d. Tinggi rendahnya permukaan bumi


Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari
permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat
tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu
daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila
lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100
meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin
rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin
tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian
permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan.
Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih
subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.

e. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan


Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau
perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan.
Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu

4
tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini
menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan
fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap
penyebaran tumbuhan flora.

Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai


membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan
adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi
perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi
kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan
mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat
menyuburkkan tanah.

2.2 Konsep Keanekaragaman Hayati


Apabila Anda mendengar kata Keanekaragaman, dalam pikiran anda
mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik
ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut
memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk
menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat
terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun
jumlah.

Sedangkan kata Hayati menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi


keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup
(organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga
Biodiversitas. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup
dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk,
jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.

Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan


adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep
keseragaman dan keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke halaman
sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai bermacam-
macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan
itu, maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang
tinggi, misalnya: palem, mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang

5
rendah, misalnya: cabe, tomat, melati, mawar dan lain-lainnya. Ada
tumbuhan yang berbatang keras, dan berbatang lunak. Ada yang berdaun
lebar, tetapi ada pula yang berdaun kecil, serta bunga yang berwarna-
warni. Begitu pula Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang
memiliki kesamaan ciri seperti: tulang daun menyirip atau sejajar, sistem
perakaran tunggang atau serabut, berbiji tertutup atau terbuka, mahkota
bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain. Begitu pula pada hewan-hewan
yang Anda temukan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti
kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut serta kupu-
kupu. Ada hewan berkaki empat, seperti kucing. Berkaki dua seperti ayam.
Berkaki banyak seperti lipan dan luwing. Juga akan tampak burung yang
memiliki bulu dan bersayap. Di samping itu, Anda juga akan menemukan
hewan yang hidupnya di air seperti: ikan mas, lele, ikan gurame. Dan
hewan-hewan yang hidup di darat seperti kucing, burung dan lain-lain.
Ada hewan yang tubuhnya ditutupi bulu seperti burung, ayam. Ada yang
bersisik seperti ikan gurame, ikan mas, dan ada pula yang berambut seperti
kucing, kelinci dan lain-lain.

Dari hasil pengamatan atau observasi di halaman sekolah, Anda telah


menemukan adanya keseragaman dan keberagaman pada makhluk hidup.
Untuk lebih memahami uraian diatas, cobalah Anda kerjakan kegiatan
praktikum berikut:
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati tingkat gen? Untuk
menemukan jawaban ini, cobalah amati tanaman bunga mawar.
Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna
merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga,
keanekaragaman dapat Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya,
rasa, dan warnanya.

Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam


kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat
keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna
bulu dan bentuk pial (jengger).

Gambar 1. Keanekaragaman gen pada ayam

6
Keanekaragaman warna bunga pada
tanaman mawar. Bentuk,
rasa, warna pada buah mangga,
serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada
ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat
yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu
spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen
merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu
organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada
keturunannya.

Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya


sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing
induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau
sifat suatu individu dalam satu spesies. Apa yang menyebabkan
terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu
makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan
dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal
dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari
dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam
satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami
atau secara buatan.

Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau


penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada
rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang
tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor
genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi
antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada
berbagai jenis mangga.
Perbedaan sifat pada jenis mangga dapat Anda amati pada tabel
berikut:

No Mangga Bentuk Buah Rasa arima

7
.
golek lonjong panjang manis tidak wangi
1.
kuini bulat telur, besar manis wangi
2.
gedong bulat, kecil lebih manis tidak wangi
3.

Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan


sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang);
warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru,
hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting). Cobalah
perhatikan diri Anda sendiri! Ciri atau sifat apa yang Anda miliki?
Sesuaikan dengan uraian di atas?

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis

Dapatkah Anda membedakan antara tumbuhan kelapa aren, nipah


dan pinang? Atau membedakan jenis kacang-kacangan, seperti
kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau? Atau
Anda dapat membedakan kelompok hewan antara kucing,harimau,
singa dan citah? Jika hal ini dapat Anda bedakan dengan benar,
maka paling tidak sedikitnya anda telah mengetahui tentang
keanekaragaman jenis.

Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada


tumbuhan atau hewan, anda dapat mengamati, antara lain ciri-ciri
fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan
hidup dan lain-lain.

Contoh, dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang


tanah, kacang kapri, kacang hijau dan kacang buncis. Di antara

8
jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat dengan mudah
membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang
berbeda antara ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran
tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek); kebiasaan hidup
(tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna
biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda.

Gambar
2. Keanekaragaman jenis pada
kacang-kacangan

Contoh lain, keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun


binatang, Anda dapat mengamati hewan harimau, singa, citah dan
kucing.

Gambar
2.
Keanek
ragaman jenis pada hewan (a)
harimau,
(b)
singan,
(c)
kucing dan (d) citah.

9
Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku
Felidae, tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat
yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya,
ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.

Cobalah Anda perhatikan perbedaan sifat dari hewan berikut ini :

No. Ciri-ciri Kucing Harimau Singa Citah


1. Ukuran Kecil Besar Besar Sedang
tubuh
2. Warna bulu Hitam, putih, Hitam, putih, Hitam, putih, Hitam/
kuning kuning kuning putih
3. Tempat Hutan, rumah Hutan Hutan Pohon
hidup

Demikian pula pada kelompok tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi


dan dataran rendah akan memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat pada
tinggi batang, daun dan bunga. Contohnya kelapa, aren, pinang, dan
lontar, seperti tampak pada tabel pengamatan berikut ini.

No Ciri-ciri Kelapa Aren Pinang Lontar


1. Tinggi >30m 25m 25 15-30m
Batang
2. Daun -Panjang -Panjang tangkai Tangkai -Panjang
tangkai daun daun 150cm daun tangkai daun
75-150cm pendek 100cm
-Helaian daun -Helaian
5m, daun bulat,

10
ujungruncing tepi daun
dan keras bercangap
menjari
3. Bunga Tongkol Tongkol Tongkol Bulir

Gambar 2.
Keanekaragaman pada
suku Palmae

Dari contoh-contoh di atas, Anda dapat mengetahui ada perbedaan


atau variasi sifat pada kucing, harimau, singa dan citah yang
termasuk dalam familia/suku Felidae. Variasi pada suku Felidae ini
menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis.

Hal yang sama terdapat juga pada tanaman kelapa, aren, pinang, dan
lontar yang termasuk suku Palmae atau Arecaceae.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Di lingkungan manapun Anda di muka bumi ini, maka Anda akan


menemukan makhluk hidup lain selain Anda. Semua makhluk hidup
berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan tempat
hidupnya.

Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik.


Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang
bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi
seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik
meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini
semua disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia,

11
seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan
mineral.

Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam


atau bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan
interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik pun
bervariasi pula.

Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di


dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar
makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau
komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan
keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan
terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak
geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai
bentuk ekosistem.

Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b)


padang tundra (c) gurun pasir

Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan


iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan,
intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini
akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan) yang menempati suatu daerah.

Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada


pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup,
antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang
terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk

12
daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain
anjing hutan, dan rusa kutub.

Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis
memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan
beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang
menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda.
Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.

Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat


pelbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat
lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan keanekaragaman
hayati.

Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat


gen, keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat
ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena
didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah
perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman
hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-
komponennya yang mengalami gangguan.

Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem


tersebut dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya.
Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat merubah
wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula.
Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon
di hutan-hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara
perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi
keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau
letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu
juga akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem.
Demikian halnya dengan bencana tsunami.

13
2.3 Penyebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Indonesia merupakan salah


satu dari tiga Negara yang
memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi? Dua negara lainnya
adalah Brazil dan Zaire.
Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan
tersendiri. Keunikannya adalah disamping memiliki keanekragaman hayati
yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe
Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat banyak
hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran
terbatas).

Untuk lebih memahami materi tersebut, silakan Anda simak uraian mengenai
keaneragaman hayati yang terdapat di Indonesia berikut ini!

Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati


yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub
(iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari
berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti: ekosistem pantai,
ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan
tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-
lain. Masing-masing ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri.

Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan


Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India,
Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di

14
Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok flora
Malesiana.

Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 species


tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu
pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae merupakan
tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk
famili Dipterocarpaceae misalnya Keruing ( Dipterocarpus sp), Meranti
(Shorea sp), Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan Kayu kapur (Drybalanops
aromatica).

Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah,
dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan
yang memanjat), seperti rotan. Tumbuhan khas Indonesia seperti durian
(Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan Sukun (Artocarpus sp) di
Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.

Sebagai negara yang memiliki flora Malesiana apakah di Malaysia dan


Filipina juga memiliki jenis tumbuhan seperti yang dimiliki oleh Indonesia?
Ya, di Malaysia dan Filipina juga terdapat tumbuhan durian, mangga, dan
sukun. Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan endemik
Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat
sejenis anggur liar, yaitu Tetrastigma.

Bagaimana dengan wilayah Indonesia bagian timur? Apakah jenis


tumbuhannya sama? Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak berbeda.
Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua) terdapat hutan non?
Dipterocarpaceae. Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya
beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan
tumbuhan endemik di Irian.

15
Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di
Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia
(Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat
Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:

1. Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah,


banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit,
bahkan hampir tidak ada.
2. Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang
utan.
3. Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong
(Aretictis binturang), monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius
bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
4. Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi
dapat berkicau. Burung-burung yang endemik, misalnya: jalak bali
(Leucopsar nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus
melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
Berdasarkan pendekatan biogeografi, kekayaan hayati Indonesia dibagi atas dua
kelompok, yaitu Indo Malayan dan Indo Australian. Daerah peralihannya ditandai
dengan garis Wallace dan garis Lydekker. Kelompok Indo Malayan meliputi
tanaman yang ada di Indonesia Barat, yaitu Sumatera, jawa, Kalimantan, dan Bali.
Sedangkan kelompok Indo Australia meliputi tanaman yang ada di kawasan
Indonesia Timur, yaitu Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Karakteristik flora di Indonesia Bagian Timur dan Flora di Indonesia Bagian Barat
juga memiliki perbedaan. Berikut ini adalah perbedaan karakteristik flora di
Indonesia bagian Barat dan Indonesia bagian Timur :
# Flora di Indonesia bagian Barat :
banyak terdapat jenis meranti-merantian
terdapat berbagai jenis rotan
tidak memiliki gutan kayu putih
memiliki jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) yangsedikit

16
memiliki jenis tumbuhan sagu yang sedikit
memiliki berbagai jenis nangka

# Flora di Indonesia bagian Timur :


memiliki jenis meranti-merantian yang sedikit
tidak memiliki rotan
terdapat hutan kayu putih
memiliki berbagai jenis tumbuhan matoa (khususnya di Papua)
memiliki banyak tumbuhan sagu
tidak terdapat jenis nangka.

Penyebaran Fauna Di Indonesia

Berdasarkan tinjauan zoologi, Indonesia mempunyai perbedaan jenis fauna antara


bagian barat, tengah, dan timur. Wallace membagi fauna di Indonesia menjadi 3 type,
yaitu :
1) Fauna tipe Asiatis (Asiatic)
fauna tipe asiatis ini meliputi fauna yang berada wilayah Sumatera,
kalimantan, Jawa, dan Bali. Di wilayah ini terdapat banyak jenis fauna yang
menyusui dan berukuran besar. terdapat banyak jenis kera dan ikan air tawar
serta tidak banyak memiliki jenis burung berwarna.

17
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain : orang utan,
monyet proboscis, badak, harimau, rusa, burung heron, dan burung merak
2) Fauna tipe Peralihan (Austral Asiatic)
meliputi fauna yang berada di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa
Tenggara bagian Tengah. Di wilayah ini banyak terdapat hewan endemis.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain babi, rusa, kuda,
kuskus, anoa, dan komodo
3) Fauna tipe Australis (Australic)
meliputi fauna yang terdapat di kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah
ini banyak ditemukan binatang menyusui yang berukuran kecil dan binatang
berkantung.
jenis Fauna yang banyak ditemui di wilayah ini antara lain kanguru, burung
cendrawasih, kakatua, nuri, kasuari, dan walabi.

2.4 Flora & Fauna Identitas Indonesia


Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam hayati yang tinggi
dan tersebar di seluruh pelosok tanah air. Kekayaan sumberdaya alam hayati
menjadi tumpuan baru bagi pembangunan nasional selain penggunaan
sumberdaya alam takterbarukan seperti minyak bumi dan gas alam.
Kemajuan pembangunan nasional terus berlanjut menuju era industrialisasi,
sementara itu pemantauan mutu lingkungan memerlukan perhatian khusus sebagai
dampak dari sisi lain pembangunan nasional, meskipun Indonesia telah menganut
azas pemanfaatan secara lestari namun kerusakan lingkungan akibat pembangunan
tidak dapat dihindarkan.

Upaya pemanfaatan kekayaan sumberdaya alam hayati tidak dapat terlepas dari
UUD 1945, khususnya Pasal 33 Ayat (3) yang berbunyi "Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran Rakyat". Pengertian dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat tidak
berarti pemanfaatannya dilakukan dengan semena-mena namun juga harus
memperhatikan aspek-aspek keserasian, keselarasan, keseimbangan, keadilan
yang merata dan berkelanjutan, baik bagi generasi masa kini maupun yang akan
datang.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk tetap menjaga keutuhan dan
keberlanjutan dari sumberdaya alam hayati yang dapat terperbarukan sebagai
tumpuan pembangunan saat ini, sehingga daya dukung lingkungan tetap

18
seimbang. Ditetapkannya Undang-undang No.4 Tahun 1982 mengenai Ketentuan-
ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-undang No. 5
Tahun 1990 mengenai Konservasi Sumberdaya Alam. Hayati dan Ekosistemnya
serta Undang-undang No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations
Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengenai Keanekaragam Hayati), mencerminkan bahwa Pemerintah tidak
mengabaikan keberadaan lingkungan yang tetap utuh dan seimbang sehingga
tidak mengkhawatirkan bagi generasi penerusnya.

Sumberdaya alam hayati yang meliputi keanekaragaman flora dan fauna


mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup
yang kehadirannya tidak dapat diganti. Mengingat sifatnya yang tidak dapat
diganti dan memiliki kedudukan serta berperan penting bagi kehidupan
manusia, maka upaya konservasi sumberdaya alam hayati flora dan fauna
menjadi kewajiban mutlak bagi setiap generasi.

Upaya-upaya konservasi tidak akan mendapatkan hasil seperti yang


diharapkan tanpa dukungan dan peran serta aktif dari segenap lapisan
masyarakat. Oleh karena itu salah satu upaya yang dianggap strategis dan
efektif oleh Pemerintah adalah dengan menetapkan berbagai macam kekayaan
sumberdaya alam hayati tersebut ke dalam bentuk Identitas Flora dan Fauna
Daerah. Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah merupakan upaya nyata
yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun
1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional. Dengan ditetapkannya Flora dan
Fauna Identitas Daerah Tingkat I ini dapat dilanjutkan pula dengan pemilihan
Flora dan Fauna di Tingkat II, Kecamatan dan Desa. Diharapkan dengan
demikian akan dapat mendorong upaya-upaya perlindungan, pengawetan,
serta pemanfaatan secara berkelanjutan sumberdaya alam hayati flora dan
fauna baik oleh aparat Pemerintah di Daerah maupun masyarakat secara
keseluruhan sampai dengan ke Tingkat II bahkan Kecamatan dan Pedesaan.

19
2.5 Macam/Jenis Perlindungan Flora Dan Fauna / Hewan Dan Tumbuhan -
Metode Pelestarian Alam
Flora dan fauna adalah kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan sangat
berguna bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya di bumi. Untuk
melindungi binatang dan tanaman yang dirasa perlu dilindungi dari kerusakan
maupun kepunahan, dapat dilakukan beberapa macam upaya manusia dengan
Undang-Undang, yaitu seperti :

1. Suaka Margasatwa

Suaka margasatwa adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada


hewan/binatang yang hampir punah. Contoh : harimau, komodo, tapir,
orangutan, dan lain sebagainya.

2. Cagar AlamPengertian/definisi

cagar alam adalah suatu tempat yang dilindungi baik dari segi tanaman
maupun binatang yang hidup di dalamnya yang nantinya dapat dipergunakan
untuk berbagai keperluan di masa kini dan masa mendatang. Contoh : cagar
alam ujung kulon, cagar alam way kambas, dsb.

3. Perlindungan Hutan

Perlindungan hutan adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hutan


agar tetap terjaga dari kerusakan. Contoh : hutan lindung, hutan wisata, hutan
buru, dan lain sebagainya.

4. Taman Nasional

Taman nasional adalah perlindungan yang diberikan kepada suatu daerah yang
luas yang meliputi sarana dan prasarana pariwisata di dalamnya. Taman
nasional lorentz, taman nasional komodo, taman nasional gunung leuser, dll.

20
5. Taman Laut

Taman laut adalah suatu laut yang dilindungi oleh undang-undang sebagai
teknik upaya untuk melindungi kelestariannya dengan bentuk cagar alam,
suaka margasatwa, taman wisata, dsb. Contoh : Taman laut bunaken, taman
laut taka bonerate, taman laut selat pantar, taman laut togean, dan banyak lagi
contoh lainnya.

6. Kebun Binatang / Kebun Raya

Kebun raya atau kebun binatang yaitu adalah suatu perlindungan lokasi yang
dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau objek wisata yang memiliki
koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup.

2.6 Flora dan fauna yang dilindungi di Indonesia


Sangat penting bagi semua warga negara Indonesia untuk mengetahui flora dan
fauna yang dilindungi di Indonesia. Sangat penting, karena dengan mengetahuinya
diharapkan masyarakat menjaga dan melestarikan flora dan fauna tersebut jika
terdapat di daerahnya. Penduduk diharapkan akan melestarikan mereka. Berikut
flora dan fauna yang dilindungi yang tercantum dalam lampiran PP Nomor 7
tahun 1999.

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3803

Lampiran
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 1999
Tanggal 27 Januari 1999

Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia


SATWA
I. MAMALIA (Menyusui)
1. Anoa depressicornis Anoa dataran rendah, Kerbau pendek

21
2. Anoa quarlesi Anoa pegunungan
3. Arctictis binturong Binturung
4. Arctonyx collaris Pulusan
5. Babyrousa babyrussa Babirusa
6. Balaenoptera musculus Paus biru
7. Balaenoptera physalus Paus bersirip
8. Bos sondaicus Banteng
9. Capricornis sumatrensis Kambing Sumatera
10. Cervus kuhli; Axis kuhli Rusa Bawean
Menjangan, Rusa sambar (semua jenis dari
11. Cervus spp.
genus Cervus)
12. Cetacea Paus (semua jenis dari famili Cetacea)
13. Cuon alpinus Ajag
14. Cynocephalus variegatus Kubung, Tando, Walangkekes
15. Cynogale bennetti Musang air
16. Cynopithecus niger Monyet hitam Sulawesi
Kanguru pohon (semua jenis dari genus
17. Dendrolagus spp.
Dendrolagus)
18. Dicerorhinus sumatrensis Badak Sumatera
Lumba-lumba air laut (semua jenis dari
19. Dolphinidae
famili Dolphinidae)
20. Dugong dugon Duyung
21. Elephas indicus Gajah
22. Felis badia Kucing merah
23. Felis bengalensis Kucing hutan, Meong congkok
24. Felis marmorota Kuwuk
25. Felis planiceps Kucing dampak
26. Felis temmincki Kucing emas
27. Felis viverrinus Kucing bakau
28. Helarctos malayanus Beruang madu
Owa, Kera tak berbuntut (semua jenis dari
29. Hylobatidae
famili Hylobatidae)
30. Hystrix brachyura Landak
31. Iomys horsfieldi Bajing terbang ekor merah
32. Lariscus hosei Bajing tanah bergaris
33. Lariscus insignis Bajing tanah, Tupai tanah
34. Lutra lutra Lutra
35. Lutra sumatrana Lutra Sumatera
36. Macaca brunnescens Monyet Sulawesi
37. Macaca maura Monyet Sulawesi
38. Macaca pagensis Bokoi, Beruk Mentawai
39. Macaca tonkeana Monyet jambul

22
40. Macrogalidea musschenbroeki Musang Sulawesi
41. Manis javanica Trenggiling, Peusing
42. Megaptera novaeangliae Paus bongkok
43. Muntiacus muntjak Kidang, Muncak
44. Mydaus javanensis Sigung
45. Nasalis larvatus Kahau, Bekantan
46. Neofelis nebulusa Harimau dahan
47. Nesolagus netscheri Kelinci Sumatera
48. Nycticebus coucang Malu-malu
49. Orcaella brevirostris Lumba-lumba air tawar, Pesut
50. Panthera pardus Macan kumbang, Macan tutul
51. Panthera tigris sondaica Harimau Jawa
52. Panthera tigris sumatrae Harimau Sumatera
53. Petaurista elegans Cukbo, Bajing terbang
54. Phalanger spp. Kuskus (semua jenis dari genus Phalanger)
55. Pongo pygmaeus Orang utan, Mawas
56. Presbitys frontata Lutung dahi putih
57. Presbitys rubicunda Lutung merah, Kelasi
58. Presbitys aygula Surili
59. Presbitys potenziani Joja, Lutung Mentawai
60. Presbitys thomasi Rungka
61. Prionodon linsang Musang congkok
62. Prochidna bruijni Landak Irian, Landak semut
63. Ratufa bicolor Jelarang
64. Rhinoceros sondaicus Badak Jawa
65. Simias concolor Simpei Mentawai
66. Tapirus indicus Tapir, Cipan, Tenuk
Binatang hantu, Singapuar (semua jenis dari
67. Tarsius spp.
genus Tarsius)
Kanguru tanah (semua jenis dari genus
68. Thylogale spp.
Thylogale)
Kancil, Pelanduk, Napu (semua jenis dari
69. Tragulus spp.
genus Tragulus)
Lumba-lumba air laut (semua jenis dari
70. Ziphiidae
famili Ziphiidae)
II. AVES (Burung)
Burung alap-alap, Elang (semua jenis dari
71. Accipitridae
famili Accipitridae)
72. Aethopyga exima Jantingan gunung
73. Aethopyga duyvenbodei Burung madu Sangihe
Burung udang, Raja udang (semua jenis dari
74. Alcedinidae
famili Alcedinidae)

23
75. Alcippe pyrrhoptera Brencet wergan
76. Anhinga melanogaster Pecuk ular
77. Aramidopsis plateni Mandar Sulawesi
78. Argusianus argus Kuau
79. Bubulcus ibis Kuntul, Bangau putih
Julang, Enggang, Rangkong, Kangkareng
80. Bucerotidae
(semua jenis dari famili Bucerotidae)
81. Cacatua galerita Kakatua putih besar jambul kuning
82. Cacatua goffini Kakatua gofin
83. Cacatua moluccensis Kakatua Seram
84. Cacatua sulphurea Kakatua kecil jambul kuning
85. Cairina scutulata Itik liar
86. Caloenas nicobarica Junai, Burung mas, Minata
87. Casuarius bennetti Kasuari kecil
88. Casuarius casuarius Kasuari
89. Casuarius unappenddiculatus Kasuari gelambir satu, Kasuari leher kuning
90. Ciconia episcopus Bangau hitam, Sandanglawe
91. Colluricincla megarhyncha Burung sohabe coklat
92. Crocias albonotatus Burung matahari
93. Ducula whartoni Pergam raja
94. Egretta sacra Kuntul karang
Kuntul, Bangau putih (semua jenis dari
95. Egretta spp.
genus Egretta)
96. Elanus caerulleus Alap-alap putih, Alap-alap tikus
97. Elanus hypoleucus Alap-alap putih, Alap-alap tikus
98. Eos histrio Nuri Sangir
99. Esacus magnirostris Wili-wili, Uar, Bebek laut
100. Eutrichomyias rowleyi Seriwang Sangihe
Burung alap-alap, Elang (semua jenis dari
101. Falconidae
famili Falconidae)
102. Fregeta andrewsi Burung gunting, Bintayung
103. Garrulax rufifrons Burung kuda
Burung dara mahkota, Burung titi,
104. Goura spp.
Mambruk (semua jenis dari genus Goura)
105. Gracula religiosa mertensi Beo Flores
106. Gracula religiosa robusta Beo Nias
107. Gracula religiosa venerata Beo Sumbawa
108. Grus spp. Jenjang (semua jenis dari genus Grus)
109. Himantopus himantopus Trulek lidi, Lilimo
110. Ibis cinereus Bluwok, Walangkadak
111. Ibis leucocephala Bluwok berwarna
112. Lorius roratus Bayan

24
113. Leptoptilos javanicus Marabu, Bangau tongtong
114. Leucopsar rothschildi Jalak Bali
115. Limnodromus semipalmatus Blekek Asia
116. Lophozosterops javanica Burung kacamata leher abu-abu
117. Lophura bulweri Beleang ekor putih
118. Loriculus catamene Serindit Sangihe
119. Loriculus exilis Serindit Sulawesi
120. Lorius domicellus Nori merah kepala hitam
121. Macrocephalon maleo Burung maleo
122. Megalaima armillaris Cangcarang
123. Megalaima corvina Haruku, Ketuk-ketuk
124. Megalaima javensis Tulung tumpuk, Bultok Jawa
Maleo, Burung gosong (semua jenis dari
125. Megapoddidae
famili Megapododae)
126. Megapodius reintwardtii Burung gosong
Burung sesap, Pengisap madu (semua jenis
127. Meliphagidae
dari famili Meliphagidae)
128. Musciscapa ruecki Burung kipas biru
129. Mycteria cinerea Bangau putih susu, Bluwok
Burung madu, Jantingan, Klaces (semua
130. Nectariniidae
jenis dari famili Nectariniidae)
Gagajahan (semua jenis dari genus
131. Numenius spp.
Numenius)
132. Nycticorax caledonicus Kowak merah
133. Otus migicus beccarii Burung hantu Biak
Burung alap-alap, Elang (semua jenis dari
134. Pandionidae
famili Pandionidae)
Burung cendrawasih (semua jenis dari
135. Paradiseidae
famili Paradiseidae)
136. Pavo muticus Burung merak
Gangsa laut (semua jenis dari famili
137. Pelecanidae
Pelecanidae)
Burung paok, Burung cacing (semua jenis
138. Pittidae
dari famili Pittidae)
139. Plegadis falcinellus Ibis hitam, Roko-roko
140. Polyplectron malacense Merak kerdil
III. REPTILIA (Melata)
164. Batagur baska Tuntong
165. Caretta caretta Penyu tempayan
166. Carettochelys insculpta Kura-kura Irian
167. Chelodina novaeguineae Kura Irian leher panjang
168. Chelonia mydas Penyu hijau

25
169. Chitra indica Labi-labi besar
170. Chlamydosaurus kingii Soa payung
171. Chondropython viridis Sanca hijau
172. Crocodylus novaeguineae Buaya air tawar Irian
173. Crocodylus porosus Buaya muara
174. Crocodylus siamensis Buaya siam
175. Dermochelys coriacea Penyu belimbing
176. Elseya novaeguineae Kura Irian leher pendek
177. Eretmochelys imbricata Penyu sisik
178. Gonychephalus dilophus Bunglon sisir
179. Hydrasaurus amboinensis Soa-soa, Biawak Ambon, Biawak pohon
180. Lepidochelys olivacea Penyu ridel
181. Natator depressa Penyu pipih
182. Orlitia borneensis Kura-kura gading
183. Python molurus Sanca bodo
184. Phyton timorensis Sanca Timor
185. Tiliqua gigas Kadal Panan
186. Tomistoma schlegelii Senyulong, Buaya sapit
187. Varanus borneensis Biawak Kalimantan
188. Varanus gouldi Biawak coklat
189. Varanus indicus Biawak Maluku
190. Varanus komodoensis Biawak komodo, Ora
191. Varanus nebulosus Biawak abu-abu
192. Varanus prasinus Biawak hijau
193. Varanus timorensis Biawak Timor
194. Varanus togianus Biawak Togian
IV. INSECTA (Serangga)
195. Cethosia myrina Kupu bidadari
196. Ornithoptera chimaera Kupu sayap burung peri
197. Ornithoptera goliath Kupu sayap burung goliat
198. Ornithoptera paradisea Kupu sayap burung surga
199. Ornithoptera priamus Kupu sayap priamus
200. Ornithoptera rotschldi Kupu burung rotsil
201. Ornithoptera tithonus Kupu burung titon
202. Trogonotera brookiana Kupu trogon
203. Troides amphrysus Kupu raja
204. Troides andromanche Kupu raja
205. Troides criton Kupu raja
206. Troides haliphron Kupu raja
207. Troides helena Kupu raja
208. Troides hypolitus Kupu raja

26
209. Troides meoris Kupu raja
210. Troides miranda Kupu raja
211. Troides plato Kupu raja
212. Troides rhadamantus Kupu raja
213. Troides riedeli Kupu raja
214. Troides vandepolli Kupu raja
V. PISCES (Ikan)
215. Homaloptera gymnogaster Selusur Maninjau
216. Latimeria chalumnae Ikan raja laut
Belida Jawa, Lopis Jawa (semua jenis dari
217. Notopterus spp.
genus Notopterus)
Pari Sentani, Hiu Sentani (semua jenis dari
218. Pritis spp.
genus Pritis)
219. Puntius microps Wader goa
220. Scleropages formasus Peyang malaya, Tangkelasa
221. Scleropages jardini Arowana Irian, Peyang Irian, Kaloso
VI. ANTHOZOA
Akar bahar, Koral hitam (semua jenis dari
222. Anthiphates spp
genus Anthiphates)
VII. BIVALVIA
223. Birgus latro Ketam kelapa
224. Cassis cornuta Kepala kambing
225. Charonia tritonis Triton terompet
226. Hippopus hippopus Kima tapak kuda, Kima kuku beruang
227. Hippopus porcellanus Kima Cina
228. Nautilus popillius Nautilus berongga
229. Tachipleus gigas Ketam tapak kuda
230. Tridacna crocea Kima kunia, Lubang
231. Tridacna derasa Kima selatan
232. Tridacna gigas Kima raksasa
233. Tridacna maxima Kima kecil
234. Tridacna squamosa Kima sisik, Kima seruling
235. Trochus niloticus Troka, Susur bundar
236. Turbo marmoratus Batu laga, Siput hijau
TUMBUHAN
I. PALMAE
237. Amorphophallus decussilvae Bunga bangkai jangkung
238. Amorphophallus titanum Bunga bangkai raksasa
239. Borrassodendron borneensis Bindang, Budang
240. Caryota no Palem raja/Indonesia
241. Ceratolobus glaucescens Palem Jawa

27
242. Cystostachys lakka Pinang merah Kalimantan
243. Cystostachys ronda Pinang merah Bangka
244. Eugeissona utilis Bertan
245. Johanneste ijsmaria altifrons Daun payung
Palem kipas Sumatera (semua jenis dari
246. Livistona spp.
genus Livistona)
247. Nenga gajah Palem Sumatera
248. Phoenix paludosa Korma rawa
249. Pigafatta filaris Manga
250. Pinanga javana Pinang Jawa
II. RAFFLESSIACEA
Rafflesia, Bunga padma (semua jenis dari
251. Rafflesia spp.
genus Rafflesia)
III. ORCHIDACEAE
252. Ascocentrum miniatum Anggrek kebutan
253. Coelogyne pandurata Anggrek hitan
254. Corybas fornicatus Anggrek koribas
255. Cymbidium hartinahianum Anggrek hartinah
256. Dendrobium catinecloesum Anggrek karawai
257. Dendrobium dalbertisii Anggrek albert
258. Dendrobium lasianthera Anggrek stuberi
259. Dendrobium macrophyllum Anggrek jamrud
260. Dendrobium ostrinoglossum Anggrek karawai
261. Dendrobium phalaenopsis Anggrek larat
262. Grammatophyllum papuanum Anggrek raksasa Irian
263. Grammatophyllum speciosum Anggrek tebu
264. Macodes petola Anggrek ki aksara
Paphiopedilum
265. Anggrek kasut kumis
chamberlainianum
266. Paphiopedilum glaucophyllum Anggrek kasut berbulu
267. Paphiopedilum praestans Anggrek kasut pita
268. Paraphalaenopsis denevei Anggrek bulan bintang
269. Paraphalaenopsis laycockii Anggrek bulan Kaliman Tengah
270. Paraphalaenopsis serpentilingua Anggrek bulan Kaliman Barat
271. Phalaenopsis amboinensis Anggrek bulan Ambon
272. Phalaenopsis gigantea Anggrek bulan raksasa
273. Phalaenopsis sumatrana Anggrek bulan Sumatera
274. Phalaenopsis violacose Anggrek kelip
275. Renanthera matutina Anggrek jingga
276. Spathoglottis zurea Anggrek sendok
277. Vanda celebica Vanda mungil Minahasa

28
278. Vanda hookeriana Vanda pensil
279. Vanda pumila Vanda mini
280. Vanda sumatrana Vanda Sumatera
IV. NEPHENTACEAE
Kantong semar (semua jenis dari genus
281. Nephentes spp.
Nephentes)
V. DIPTEROCARPACEAE
282. Shorea stenopten Tengkawang
283. Shorea stenoptera Tengkawang
284. Shorea gysberstiana Tengkawang
285. Shorea pinanga Tengkawang
286. Shorea compressa Tengkawang
287. Shorea semiris Tengkawang
288. Shorea martiana Tengkawang
289. Shorea mexistopteryx Tengkawang
290. Shorea beccariana Tengkawang
291. Shorea micrantha Tengkawang
292. Shorea palembanica Tengkawang
293. Shorea lepidota Tengkawang
294. Shorea singkawang Tengkawang

29
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Flora dan fauna adalah tanaman dan satwa liar, yang asli liar di wilayah geografis
yang sering disebut sebagai wilayah flora dan fauna. Kedua-duanya adalah istilah
kolektif, merujuk pada kelompok tanaman atau satwa liar tertentu ke suatu daerah
atau suatu periode waktu. Misalnya, flora dan fauna yang hangat dapat terdiri dari
daerah tropis ke sedang hangat-tumbuhan dan jenis burung eksotis.

Definisi, flora berasal dari bahasa Latin yaitu Flora, dewi yang bunga. Flora
dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah penyelidikan dari kelompok
tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata bunga, yang berarti menyangkut
bunga. Fauna dapat merujuk pada kehidupan hewan atau binatang klasifikasi dari
daerah tertentu, jangka waktu, atau lingkungan. Fauna juga berasal dari bahasa
Latin. Dalam Mitologi Romawi Fauna adalah kakak dari Faunus, roh yang baik
dari hutan dan dataran.

Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang


luas dan berbentuk kepulauan tropis[1]. Keanekaragaman yang tinggi ini
disebabkan oleh Garis Wallace, membagi Indonesia menjadi dua area; zona
zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi
Australasia, dipengaruhi oleh fauna Australia[2]. Pencampuran fauna di Indonesia
juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam di antaranya: pantai, bukit pasir,
muara, hutan bakau, dan terumbu karang.

Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan


pertumbuhan populasi yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan
lingkungan menjadi terpinggirkan[3]. Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat
aktivitas pembalakan liar, yang menyebabkan berkurangnya area hutan;
sedangkan masalah lain, termasuk tingginya urbanisasi, polusi udara, manajemen
sampah dan sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan.

DAFTAR PUSTAKA

30
Referensi

http://ekookdamezs.blogspot.com/2010/05/makalah-flora-dan-
fauna.html
http://carapedia.com/penyebaran_flora_fauna_indonesia_info234.h
tml
http://florafaunaindonesia.blogspot.com/
http://uripsantoso.wordpress.com/2008/08/03/flora-dan-fauna-
yang-dilindungi-di-indonesia/
http://bk.menlh.go.id/florafauna/home.htm
http://organisasi.org/macam-jenis-perlindungan-flora-dan-fauna-
hewan-dan-tumbuhan-metode-pelestarian-alam

31

Anda mungkin juga menyukai