Anda di halaman 1dari 3

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan panas pembakaran dengan menggunakan

bom kalorimeter, dimana prinsip daripada bom kalorimeter adalah bekerja pada
sistem terisolasi yang tidak ada perpindahan, baik energi maupun massa. Hal yang
pertama dilakukan pada percobaan ini adalah mengisi tabung bom kalorimeter dengan
sampel batu bara sebanyak 1,09 gram dan kawat spanjang 10 kal/cm. dimana kawat
ini membentuk huruf V dan hanya menyentuh sampel batu bara tanpa menyentuh
wadah dari sampel maupun dari dinding tabung bom kalorimeter.

Kemudian mengisi jaket bom kalorimeter dengan 2 liter aquadest, tujuan penggunaan
aquadest yang diletakkan di dalam jaket bom kalorimeter adalah untuk menstabilkan
suhu dalam sistem sehingga panas dalam sistem tertutup ini merata pada semua sisi
dari bom kalorimeter, disamping itu pula aqudest merupakan cairan penghantar listrik
yang baik. Setelah itu tabung bom kalorimeter yang berisi sampel tersebut ditutup
rapat lalu diberi gas oksigen pada tekanan 26-30 atm. Setelah itu dimasukkan ke
dalam jaket bom kalorimeter dengan posisi yang sesuai lalu menyalakan bom
kalorimeter tersebut.

Mengamati waktu pembakaran selama 5 menit dan mencatat perubahan suhunya pada
menit ke-6 sampai menit ke -10 untuk bagian pertama, setelah itu mencatat kembali
suhunya pada menit ke-18 sampai ke-23 untuk bagian kedua. Setelah selsesai maka
bom kalorimeter tersebut dimatikan dan melepaskan gas oksigen yang ada pada
tabung bom kalorimeter serta mengeluarkan sisa pembakaran sampel batu bara dan
kawat. Sisa sampel batu bara tersebut kemudian dmasukkan ke dalam erlenmeyer lalu
dititrasi dengan natrium karboanat dan ditambahkan dengan indikator metil orange,
fungsi dari titrasi ini adalah untuk mengoreksi kandungan nitrogen dan sulfur yang
ada pada sampel tersebut sedangkan sisa pembakaran dari kawat tersebut dihitung
untuk mengetahui selisih dari kawat yang habis terbakar.

Dari analisa data maka didapatkan sisa panjang kawat sebesar 17,02 kalori dan energi
panas pembakaran dari sampel batu bara sebesar 9052,22 kalori/gram. Hal ini berarti
dalam 1 gram sampel batu bara terdapat 9052,22 kalori setiap gramnya yang ada
dalam sampel tersebut sedangkan menurut teori batas antara batu bara muda dan batu
bara tua terletak pada nilai kalori sebesar 5700 Kcal/Kg, hal ini berarti nilai kaori
yang didapatkan pada percobaan sangat jauh berbeda nilai kalori secara teori. Hal ini
dapat disebabkan batu bara yang digunakan pada percobaan sudah tersimpan lama di
laboratorium sehingga mengakibatkan perbedaan nilai kalori yang sangat signifikan.

Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama
kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.
Kalorimetri adalah pengukuran kalor yang menggunakan alat kalorimeter. Kalorimetri
adalah pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai contoh, jika energi dari reaksi
kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah panas
yang ditambahkan.
Prinsip dari kalorimeter adalah memanfaatkan perubahan fase dari sifat fisik
suatu zat untuk membandingkan kapasitas penerimaan kalor dari zat-zat yang
berbeda.
Prinsip pengukuran pada percobaan ini disebut kalorimetri. Alat pengukur
kalor jenis zat berdasarkan prinsip kalorimetri disebut kalorimeter. Pengukuran kalor
jenis dengan kalorimeter didasarkan pada asas Black.
Teori yang dikemukakan oleh Joseph Black atau lebih dikenal dengan azas
Balck. Yaitu, apabila dua benda yang suhunya berbeda dan dicampur, maka benda
yang lebih panas melepas kalor kepada benda yang lebih dingin sampai suhu
keduanya sama. Banyaknya kalor yang dilepas benda yang lebih panas sama dengan
banyaknya kalor yang diterima benda yang lebih dingin. Sebuah benda untuk
menurunkan T akan melepaskan kalor yang sama besarnya dengan banyaknya kalor
yang dibutuhkan benda itu untuk menaikkan suhunya sebesar T juga. Teorinya
adalah Qlepas=Qterima, m1 c1 (T1-Ta)= m2 c2 (Ta-T2)
Ada beberapa jenis kalorimeter. Pertama adalah kalorimeter bom. Merupakan
kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi
pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom (tempat berlangsungnya reaksi
pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada
tekanan tinggi) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas.
Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap
oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka:
Qreaksi= (-Qair+ Qbom)
Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus Qair= m.Cp.T.
jumlah kalor yang diserap oelh bom dapat dihitung dengan rumus Qbom= Cbom.T.
reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume tetap
(V=nol). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem= perubahan
energi dalamnya. Fungsi dari kalorimeter bom adalah untuk menentukan kalor dari
reaksi-reaksi pembakaran.
Jenis kedua adalah kalorimeter sederhana. Pengukuran kalor reaksi, selain
kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter sederhana
yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur
kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan (misalnya reaksi
netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan pengendapan). Pada kalorimeter ini,
kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap/dilepaskan larutan sedangkan kalor yang
diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan. Qreaksi= -( Qlarutan+ Qkalorimeter).
Qkalorimeter.Ckalorimeter.T. dengan: Ckalorimeter= kapasitas kalor kalorimeter
(J/oC) atau (J/K). jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil, maka dapat
diabaikan sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan
suhu larutan dalam kalorimeter. Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekana
tetap (p=nol) sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam sistem=perubahan
entalpinya. Fungsi dari kalorimeter sederhana adalah dalam pengukuran kalor reaksi.
Pada percobaan tetapan kalorimeter dengan Tap=44oC. setelah dihitung
didapatkan Tad=28,875oC dan Tt=35,5oC. massa air yang dihitung didapatkan hasil
50 gram. Jumlah kalor yang diserap air dingin didapatkan hasil 1383,63 J. Jumlah
kalor yang dilepas air panas 1776,5 J. Jumlah kalor yang diserap kalorimeter 391,87 J.
Dan tetapan kalorimeter didapatkan hasil 59,2 J/oC. Pada tabel pengamatan hasil
percobaan dapat dilihat bahwa suhu dari menit ke menit yang dicatat setiap 30 detik
itu tidak berubah suhunya, ini membuktikan sifat kalorimeter yaitu menjaga suhu, dan
tidak ada pengaruh dari lingkungan.
Sifat-sifat kalorimeter adalah menjaga suhu suatu zat dan tidak terpengaruh
oleh lingkungan, sifatnya dalam proses adalah secara adiabatic yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter. Berdasarkan azas Black yaitu
kalor yang diterima oleh kalorimeter sama dengan kalor yang diberikan oleh zat yang
dicari kalor jenisnya.
Terdapat beberapa fungsi perlakuan yaitu pengadukan secara terus-menerus,
bukan untuk menaikkan suhu zat dalam kalorimeter, melainkan agar penyebaran kalor
dapat merata pada kalorimeter. Pemanasan H2O berfungsi untuk membandingkan
suhu air panas dan suhu air dingin di dalam kalorimeter. Pencampuran dan
pengukuran berfungsi untuk membuktikan fungsi kalorimeter yaitu dapat
menjaga/mempertahankan kalor.
Energi yang diterima air dingin tidak sam dengan yang dilepas oleh air panas.
Ini dikarenakan sifat dari kalorimeter yang dapat menyerap kalor sehingga tidak
semuanya kalor dapat diterima oleh air dingin.
Menghitung kapasitas panas kalorimeter yaitu dengan menggunakan azas
Black, yaitu Qlepas=Qterima, Qair panas=Qair dingin+ Qkalorimeter
m1.C.(Tp-Tc)= m2.C.(Tc-Td)+C.(Tc-Td)
Dengan menggunakan rumus ini maka akan dapat dihitung kapasitas panasnya.
Dapat dilihat dari grafik tetapan kalorimeter yaitu pada suhu 29oC yaitu pada
waktu 0,5 sampai 3,5. Kemudian pada suhu 36oC pada waktu 4,5 sampai 6,0 menurun
menjadi 35oC pada waktu 6,5 sampai 8,0.

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan nilai kalori dengan menggunakan bom
kalorimeter, dimana prinsip daripada bom kalorimeter adalah bekerja pada sistem
terisolasi yang tidak ada perpindahan, baik energi maupun massa. Hal yang pertama
dilakukan adalah mengisi tabung bom kalorimeter dengan sampel batu bara sebanyak
1 gram dan kawat sepanjang 10 cm, dimana kawat ini membentuk huruf V dan hanya
menyentuh sampel batu bara tanpa menyentuh cawan dari sampel maupun dari
dinding tabung bom kalorimeter.

Kemudian mengisi badan bom kalorimeter dengan 10 ml aquades. Tujuan


penggunaan aquades yang diletakkan di dalam badan bom kalorimeter adalah untuk
menstabilkan suhu dalam sistem sehingga panas dalam sistem tertutup ini merata pada
semua sisi dari bom kalorimeter, disamping itu pula aquades merupakan cairan
penghantar listrik yang baik. Setelah itu tabung bom kalorimeter yang berisi sampel
tersebut ditutup rapat lalu diberi gas oksigen pada tekanan yang telah ditentukan
sebesar 25 atm. Lalu dimasukkan ke dalam alat bom kalorimeter dengan posisi yang
sesuai dan dinyalakan bom kalorimeter tersebut.

Selanjutnya yaitu mengamati perubahan yang terjadi setiap 2 menit yang ditampilkan
pada monitor yang terhubung dengan bom kalorimeter. Setelah selesai maka bom
kalorimeter tersebut dimatikan dan melepaskan gas oksigen yang ada pada tabung
bom kalorimeter serta mengeluarkan sisa pembakaran sampel batu bara dan kawat.
Sisa air pada tabung bom kalorimeter tersebut kemudian dimasukkan ke dalam gelas
kimia untuk bahan dalam penentuan nilai sulfur. Data yang tercatat pada monitor
dapat digunakan untuk menghitung nilai kalori rata-rata dari sampel batubara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai